Oleh :
ADIB HAZMI
1910113017
Pembimbing :
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2023
No.Reg : 13/PK-I/I/2023
i
ii
iii
KATA PENGANTAR
berikan hanya kepada Allah SWT, Tuhan semesta alam yang telah melimpahkan
Selanjutnya, shalawat beriring salam tidak lupa penulis tuturkan kepada junjungan
dan tauladan Rasulullah Muhammad SAW. Skripsi ini merupakan salah satu
syarat dalam memperoleh gelar sarjana progam studi Ilmu Hukum Fakultas
Produk Halal (BPJPH) Terhadap Pelaku Usaha Coffee Shop Di Kota Padang Yang
2014 Tentang Jaminan Produk Halal. Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat
Andalas. Selama proses penyusunan skripsi dari awal hingga akhir tidak lepas dari
peranan dan dukungan berbagai pihak, untuk itu penulis ingin menyampaikan
M.A. selaku Pembimbing I dan Ibu Dr. Yasniwati, S.H.,M.H. selaku Pembimbing
II yang telah membimbing penulis, memberikan ide, kritik, saran dan waktu yang
S.H.,M.H. dan Ibu Shafira Hijriya, S.H.,M.H. selaku tim penguji yang telah
memberikan saran serta arahan kepada penulis agar skripsi ini semakin baik.
1. Bapak Prof Dr. Yuliandri, S.H, M.H. selaku Rektor Universitas Andalas.
iv
2. Bapak Dr. Ferdi, S.H., M.H. selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas
Andalas, Ibu Dr. Nani Mulyati, S.H., MCL. selaku Wakil Dekan I Fakultas
3. Ibu Dr. Devianty Fitri, S.H., M.Hum. selaku Ketua Bagian Hukum Perdata,
dan Bapak Almaududi, S.H., M.H. selaku Sekretaris Bagian Hukum Perdata
Fakultas Hukum Universitas Andalas, serta kak Aprina Wardhani, S.H. yang
Andalas atas bantuan yang telah diberikan selama penulis menjadi mahasiswa
8. Kepada Kepala Kantor Dinas Penanaman Modal Dan Pelayanan Terpadu Satu
Pintu Kota Padang karena telah mengeluarkan surat izin penelitian penulis
v
Indonesia (LPPOM-MUI) Sumatera Barat dan Kepala Dinas Kesehatan Kota
wawancara dan memperoleh semua data dan informasi yang penulis butuhkan.
10. Kepada orang tua tercinta yang selalu memberikan dukungan baik moril
maupun materil serta doa yang tiada henti-hentinya kepada penulis, Papa dan
Mama tercinta Indra Yulhasmi dan Noriza, serta adik tersayang Faiz Hazmi,
11. Kepada keluarga besar dari Papa dan Mama, Nenek, Kakek, Ibu Reni, Ibu
Rita, Pak Rudi, Pak Epi, Tante Dhany, Kak Ziah, Kak Nafah, Bang Radhi,
Luthfi, Hanni, Dzaka, Hanif, Alesha, Sheza, Shanum, Syafiq, Mak Uwo, Ma
Cii, Om Jek, Teta, Om Wen, Om Peh, Meme, Metek On, Mas Danu, Bagas,
Hana, Bang Arya, Bang Rafi, Uni, Abel, David, Humaira, Febri, Syifa, Farel,
Aurel, Noah, El, Dicka, Dicki, Lea dan Azel tersayang yang telah memberi
12. Kepada teman-teman Yoga, Nanda, Muthia, Angga, Alan, Dion, Triananda,
Figo, Rian, Zen, Tosu, Teo, Ferdian, Ibra, Fauzan, Tengku yang telah
skripsi ini.
13. Kepada Sanak Inau Aan, Rafiq, Rara dan Afi yang telah menemani proses
14. Kepada Fahe Family Fadli, Arif, Alfy, Ica, Dina, Ezi, Devy yang telah
vi
pengetahuan khususnya dalam Hukum Perdata. Semoga Allah SWT membalas
amal baik semua pihak yang telah memberikan bantuan selama penyusunan
Penulis
Adib Hazmi
vii
DAFTAR ISI
ABSTRAK ...................................................................................................... i
BAB I: PENDAHULUAN.............................................................................. 1
D. Manfaat Penelitian................................................................................. 9
1. Konsumen......................................................................................... 16
3. Pangan .............................................................................................. 30
viii
B. Upaya Dari Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) Dalam
A. Kesimpulan............................................................................................ 64
B. Saran ...................................................................................................... 65
DAFTAR KEPUSTAKAAN
LAMPIRAN
ix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
penyajian makanan yang dirasa dapat menghemat waktu itulah yang dipilih.
Dilihat dari perkembangan zaman dan teknologi sekarang ini, banyak pelaku
Minuman berasal dari air baik itu diolah maupun tidak, yang
bisnis yang sehat. Dalam kegiatan bisnis yang baik terdapat keseimbangan
konsumen tidak akan pernah habis dan akan selalu menjadi bahan
sekarang, telah menghasilkan berbagai bentuk barang dan jasa yang dapat
kebutuhan konsumen akan barang dan jasa yang diinginkan dapat dipenuhi,
1
serta semakin lebar kebebasan konsumen untuk memilih aneka jenis, kualitas
barag dan jasa sesuai dengan kemampuan konsumen. Di lain pihak, kondisi
suatu barang dan jasa. Ketika mendapati masalah, biasanya pembeli hanya
diam. Sementara itu pelaku usaha lebih tau secara pasti keadaan, kondisi dan
dikonsumsi dan digunakan oleh masyarakat, dan karena produk yang tersebar
merupakan pilihan atau gaya hidup, melaikan sudah menjadi bagian dari
proses bisnis.2
tentang Jaminan Produk Halal, kini tiap pelaku usaha khususnya pelaku usaha
1
N.H.T. Siahaan, 2005, Perlindungan Konsumen dan Tanggung Jawab Produk, Pantai
Rei, Jakarta, hlm.36-37.
2
“Artikel Wawasan Bisnis”, http://www.ukmindonesia.id, dikunjungi pada tanggal 18
Maret 2022 Jam 20:00.
2
pada bidang pangan diwajibkan memiliki label halal pada produk pangan yang
tentang Jaminan Produk Halal berbunyi, “Produk yang masuk, beredar, dan
Halal.
Isi pasal tersebut secara jelas ditujukan pada seluruh pelaku usaha
khususnya pelaku usaha pada bidang pangan untuk wajib memiliki label halal,
namun bagi para pelaku usaha yang menjual produk tidak halal dikecualikan
untuk mengurus kepemilikan sertifikat halal seperti yang tercantum pada Pasal
Halal yaitu “Pelaku Usaha yang memproduksi Produk dari Bahan yang berasal
dari Bahan yang diharamkan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 dan Pasal
Halal berbunyi, “Pelaku Usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib
agar konsumen muslim tidak ragu dan merasa khawatir atas jaminan kehalalan
yang menyatakan bahwa suatu produk sudah menggunakan bahan baku serta
3
Suhrawardi, 2012, Hukum Ekonomi Islam, Sinar Grafika Offset, Jakarta Timur, hlm.4.
3
Berdasarkan Peraturan Pemerintahan Nomor 69 Tahun 1999 tentang
Label Halal dan Iklan Pangan menyebutkan label adalah setiap keterangan
(gambar dan tulisan), atau bentuk lain yang disertakan pada pangan,
pangan.
Pencantuman label tidak mudah lepas dari kemasan, tidak luntur atau
rusak, serta terletak pada bagian kemasan pangan yang mudah untuk dilihat
dan dibaca. Serta dibuat dengan semenarik mungkin dari bentuk tulisan serta
atas kanan kemasan maupun kiri atas kemasan. Untuk pernyataan halal
Pencantuman Tulisan Halal pada Label makanan pada Pasal 2 “Produsen yang
Islam”.
4
http://disperindag.sumbarprov.go.id/details/news/4699, dikunjungi pada tanggal 19
Maret 2022 Jam 14:00.
4
Ulama Indonesia (MUI) yang resmi diterbitkan oleh BPJPH pada produk
dikonsumsi dan mana yang tidak dapat dikonsumsi. Pasal 8 ayat (1) huruf h
barang dan/atau jasa yang tidak mengikuti ketentuan berproduksi secara halal,
2014 tentang Jaminan Produk Halal yang berbunyi, “Sertifikat Halal berlaku
perubahan komposisi Bahan”, serta pada Pasal 48 angka 19 dan Pasal 42 ayat
mengonsumsi barang dan/atau jasa; serta hak atas informasi yang benar, jelas,
dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa”. Dalam hal ini
5
sangat ditekankan hak atas kenyamanan yang perlu diperhatikan bagi
perlindungan konsumen.
Agama menetapkan label halal yang berlaku secara nasional. Penetapan label
Maret 2022. Dengan berlakunya aturan ini, ada perpindahan otoritas lembaga
tentang Jaminan Produk Halal (JPH). Penetapan ini juga bagian dari
Penyelenggara Bidang JPH. Pada masa transisi penerapan logo halal ini, logo
halal MUI masih bisa digunakan hingga masa berlaku sertifikat halal pada
sebuah produknya habis. Untuk logo halal MUI hanya berlaku hingga tahun
2026, selama masih terdapat stok produk lama yang menggunakannya. Sama
seperti sertifikat halal yang dikeluarkan MUI, sertifikat halal yang dikeluarkan
BPJPH berlaku selama 4 tahun sejak diterbitkan oleh BPJPH. Jika masa
berlaku sertifikat halal telah habis maka wajib diperpanjang oleh Pelaku
6
sebelum masa berlaku sertifikat halal berakhir. Selanjutnya di waktu yang
akan datang, secara bertahap label halal yang diterbitkan oleh Majelis Ulama
Tabel 1
Logo Halal
Logo Halal MUI Logo Halal Kemenag
Banyaknya usaha coffee shop yang muncul pada kurun waktu lebih
kurang satu atau dua tahun terakhir di Kota Padang menjadikannya salah satu
tersebut mempunyai desain dan konsep tempat yang bagus dan menarik untuk
wi-fi gratis, sumber daya listrik gratis yang digunakan untuk melakukan
pengisian daya pada ponsel maupun perangkat elektronik lainnya serta hiburan
berupa live music berupa acoustic maupun disk jockey yang membuat
7
konsumen coffee shop tersebut ramai dan betah berlama-lama untuk
olahan dari kopi, bahkan ada menu dari coffee shop tersebut yang
menggunakan rum (rhum). Salah satu coffee shop tersebut mengklaim secara
sepihak bahwa rum(rhum) yang mereka gunakan tersebut halal dan tidak
berwenang. Dari beberapa coffee shop yang telah penulis kunjungi, semua
coffee shop tersebut tidak memiliki sertifikat halal dan tidak adanya
ragu dan tidak nyaman dalam mengonsumsi minuman tersebut. Hal tersebut
dan keselamatan dalam mengonsumsi barang dan/atau jasa serta hak atas
informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang
dan/atau jasa.
B. Rumusan Masalah
8
A. Tujuan Penelitian
B. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Produk Halal.
2. Manfaat Praktis
9
label halal pada produk pangan, adapun manfaat secara rinci
sebagai berikut:
a. Bagi Masyarakat
b. Bagi Pemerintah
produk pangan.
akan datang.
C. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
10
merupakan penelitian dengan mengumpulkan data-data lapangan sebagai
sumber data utama, seperti hasil wawancara dan juga observasi. Penelitian
2. Sifat Penelitian
dibedakan, menjadi:
a. Data Primer
11
b. Data Sekunder
topik penelitian.
tentang Kesehatan.
tentang Pangan.
Halal.
12
2) Bahan Hukum Sekunder
penelitian ini.
a. Pengolahan Data
Data primer dan sekunder dalam hal ini yang diperoleh dan
13
b. Analisis Data
a. Populasi
yang dimaksud bukan hanya orang atau manusia saja, akan tetapi dapat
b. Sampel
Sampel yang diperoleh ialah 10 coffee shop di Kota Padang yang tidak
14
penelitian skripsi ini. Coffee shop tersebut di antaranya ialah Parewa
Koffie, Sideway Coffee, Takana Kopi, Heyya Coffee dan Show Koffie.
15
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
1. Konsumen
a. Pengertian Konsumen
9
Janus Sidabalok, 2014, Hukum Perlindungan Konsumen di Indonesia, Citra Aditya
Bakti, Medan, hlm.14.
10
Shidarta Gautama, 2003, Hukum Perlindungan Konsumen Indonesia, PT. Grasindo,
Jakarta, hlm.2.
16
keluarga, orang lain maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk
diperdagangkan.
11
Janus Sidabalok., 2014, Op. cit., hlm.14-15.
17
5) Barang dan/atau jasa digunakan digunakan untuk
hidup
sendiri.
1) Hak Konsumen
18
dipenuhi. Sehingga dapat dikatakan bahwa hak adalah suatu
untuk hidup dan hak untuk bernafas. Hak ini tidak boleh
negara/warga masyarakat.
12
Sudikno Mertokusumo, 2005, Mengenal Hukum: Suatu Pengantar, Liberty,
Yogyakarta, hlm.40.
13
Janus Sidabalok., 2014, Op. cit., hlm.30.
19
Menurut Pasal 4 Undang-Undang Republik Indonesia
konsumen adalah:
yang dijanjikan;
20
Hak atas informasi yang jelas dan benar
penggunaan produk.
21
e) Hak untuk mendapat advokasi, perlindungan dan upaya
patut;
konsumen;
anak-anak.
22
pelayanan yang sama kepada semua konsumennya,
perundang-undangan lainnya.
perkembangan zaman.
23
2) Kewajiban Konsumen
konsumen adalah:
kepadanya.
24
terjadinya kerugian bagi konsumen dimulai sejak barang
dan
14
Ahmad di Miru, 2015, Hukum Perlindungan Konsumen, Grafindo Persada, Jakarta,
hlm.50.
25
2. Pelaku Usaha
adalah setiap orang perorangan atau badan usaha, baik yang berbentuk
ekonomi.
15
Janus Sidabalok., 2014, Op. cit., hlm.13.
16
Ibid.
26
b. Hak dan Kewajiban Pelaku Usaha
yang diperdagangkan;
undangan lainnya.
pemeliharaan;
27
c) Memperlakukan atau melayani konsumen secara benar
usaha adalah:
undangan;
28
c) Tidak sesuai dengan ukuran, takaran, timbangan, dan
sebenarnya;
barang tertentu;
label;
29
keterangan lain untuk penggunaan yang menurut
benar; dan
3. Pangan
a. Pengertian Pangan
yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang diolah maupun tidak
Pangan (BTP), bahan baku pangan, dan bahan lain yang digunakan
30
atau minuman. Sedangkan pangan olahan adalah makanan atau
pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati produk
dikonsumsi.
diminum.
17
Tejasari, 2005, Nilai Gizi dan Pangan, Graha Ilmu, Jember, hlm.1.
31
B. Tinjauan Umum Tentang Jaminan Produk Halal
69 Tahun 1999 tentang Label dan Iklan Pangan, Instruksi Presiden (Inpres)
Halal.18
18
Musataklima, 2021, “Self Declare Produk Halal Usaha Kecil Mikro: Antara
Kemudahan Berusaha dan Jaminan Hak Spiritual Konsumen”, Jurnal Hukum dan Syariah Vol.
13, No. 1, 2021, hlm.32-52.
32
Lahirnya Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2014 tentang Jaminan
Halal adalah Produk yang telah dinyatakan halal sesuai dengan syariat
Islam”.
undang ini mencakup berbagai aspek tidak hanya obat, makanan, dan
kosmetik akan tetapi lebih luas dari itu menjangkau produk kimiawi,
2. Definisi Halal
Kata halal (halāl, halaal) adalah istilah bahasa Arab dalam agama
Islam yang berarti “diizinkan” atau “boleh”. Secara etimologi, halal berarti
hal-hal yang boleh dan dapat dilakukan karena bebas atau tidak terikat
33
dengan ketentuan-ketentuan yang melarangnya.19 Istilah halal dalam
dalam konteks luas istilah halal merujuk kepada segala sesuatu baik itu
tingkah laku, aktivitas, maupun cara berpakaian dan lain sebagainya yang
Kata halal berasal dari akar kata yang berarti lepas atau tidak
terikat. Sesuatu yang halal artinya sesuatu yang terlepas dari ikatan bahaya
duniawi dan ukhrawi. Dalam bahasa hukum, kata halal juga berarti boleh.
Kata thayyib dari segi bahasa berarti lezat, baik, sehat, menentramkan dan
19
Yusuf Qardhawi, 2007, Halal dan Haram Dalam Islam, Era Intermedia, Surakarta,
hlm.5.
20
Muhammad Yusuf Qardhawi, 1993, Halal dan Haram Dalam Islam, Bina Ilmu,
Semarang, hlm.53.
34
yang tidak kotor dari segi dzatnya atau kedaluarsa (rusak) atau dicampuri
benda najis.21
makanan yang sehat, proporsional dan aman (halal). Untuk dapat menilai
suatu makanan itu thayyib (bergizi) atau tidak harus terlebih dahulu
harus terlebih dahulu memenuhi syarat halal, karena bahan makanan yang
yang halal.22
babi;
sebagainya;
Islam; dan
khamar.
yang berasal dari hewan, tumbuhan, mikroba, dan bahan yang dihasilkan
21
Ahsin W, 2007, Fiqih Kesehatan, Amzah, Jakarta, hlm.165.
22
Ibid., hlm.166.
35
melalui proses kimiawi, proses biologi, atau proses rekayasa genetik dalam
penolong harus halal menurut syariat agama. Jika bahan tersebut berasal
Pasal 16, Pasal 21 ayat (3), Pasal 44 ayat (3), Pasal 46 ayat (3),
Pasal 47 ayat (4), Pasal 52, dan Pasal 67 ayat (3) Undang-
36
dipimpin oleh kepala badan JPH atau kepala BPJPH pada 02
memiliki laboratorium.
37
penyimpanan, dan memeriksa pendistribusian dan penyajian
38
pakar, instansi terkait, dan perwakilan kementerian atau
23
Mutiara Fajrin Maulidya Mohammad, 2021, “Pengaturan Sertifikasi Jaminan Produk
Halal Di Indonesia”, Kertha Wicaksana, Vol. 15, No. 2, 2021, hlm.153.
24
Hayyun Durrotul Faridah, 2019, “Sertifikasi Halal di Indonesia Sejarah,
Perkembangan dan Implementasi”, Journal of Halal Product and Research, Vol. 2, No. 2, 2019,
hlm.74.
25
Ibid., hlm.75.
39
BPJPH memiliki beberapa tugas diantaranya mengawasi kehalalan
sertifikat halal, pemisahan antara produksi bahan halal dan tidak halal,
1996 yang menunjuk LPPOM MUI sebagai lembaga yang berhak untuk
26
Ibid., hlm.16.
40
otoritas lembaga yang mengeluarkan sertifikasi halal dari LPPOM MUI
Nomor 33 Tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal (JPH). Penetapan ini
distribusi; dan
41
b. Melakukan pendaftaran
42
BAB III
satu amar dan amanat regulasi Jaminan Produk Halal yang wajib
keterjaminan produk halal melalui sertifikasi halal bagi produk yang masuk,
halal, serta pencantuman keterangan tidak halal, pemisahan lokasi, tempat, dan
penjualan, serta penyajian antara produk halal dan tidak halal. Pengawasan
43
Jika dikelompokkan, maka objek pengawasan dapat terbagi menjadi
tiga, yaitu produk, pelaku usaha, dan LPH. Pengawasan pada produk
penggunaan bahan dan proses produk halal (PPH) yang di dalamnya terdapat
dan produk tidak halal. Sedangkan pada LPH, pengawasan JPH difokuskan
pada sistem manajemen halal, auditor halal dan mekanisme audit halal, serta
laboratorium.
Tahun 2019 pasal 75, tugas pengawasan JPH dilakukan oleh Badan
daerah tersebut dilaksanakan oleh pengawas JPH. Tak hanya pengawas JPH,
pengawasan JPH dapat juga diperankan oleh masyarakat. Hal ini diatur oleh
44
Pasal 53 Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2014 Tentang JPH yang
JPH. Peran ini dapat berupa melakukan sosialisasi mengenai JPH dan
mengawasi produk dan produk halal yang beredar. aksanakan oleh pengawas
JPH. Peran serta masyarakat berupa pengawasan Produk dan Produk Halal
produk halal yang optimal. Terlebih, lanjutnya, hal ini akan ikut mendorong
pembangunan nasional.
secara baik, cukup, aman, bermutu, dan bergizi. Dari aspek harga, produk
kebutuhan juga harus terjangkau oleh daya beli masyarakat. Selain itu produk-
budaya masyarakat. Untuk memenuhi semua hal tersebut perlu adanya suatu
Di sisi lain, para pelaku usaha di bidang produk kebutuhan hidup juga
27
Celina Tri Siwi Kristanti, 2008, Hukum Perlindungan Konsumen, Sinar Grafika, Jakarta,
hlm.57.
45
mengenai setiap komposisi produk yang disajikan sebelum membeli dan
kebutuhan hidup telah menggunakan berbagai bahan, baik yang berasal dari
bahan halal maupun haram, baik disengaja maupun tidak disengaja. Adanya
bahan tambahan produk dari berbagai bahan dasar terutama berupa ekstrasi
dari bahan hewani telah mengakibatkan percampuran antara bahan halal dan
meskipun pelaku usaha sudah menyatakan halal pada produk yang dipasarkan.
Hal ini karena untuk mengetahui kehalalan dan kesucian suatu produk olahan
28
Ibid., hlm.64.
46
di bidang pangan, kimia, biokimia, teknik industri, biologi, farmasi, dan
dunia yang tentu saja berkepentingan dengan peredaran produk yang aman
dan berstandar halal. Sebab secara otomatis kaum muslim menjadi konsumen
terbesar di negeri ini di samping menjadi incaran dan target impor negara-
yang beredar.
memang sangat lemah. Konsumen menjadi objek dari aktivitas bisnis para
pelaku usaha melalui promosi, iklan dan cara penjualan serta penerapan
pebisnis memiliki ruang gerak yang bebas dalam memberikan produk yang
muslim. Hal ini bukan saja berhubungan dengan keyakinan beragama, tetapi
47
mendasar warganya. Selaras dengan itu pelaku usaha (produsen) juga sudah
tersebut, maka dituntut peran yang lebih aktif negara dalam pengaturan sistem
mengundang pelanggan loyal yang bukan saja diminati oleh muslim tetapi
sehingga merugikan pelaku usaha sendiri. Pangan halal bagi muslim itu
terbukti berkualitas dan sangat baik untuk kesehatan tubuh manusia. Adanya
pada umat Islam tetapi juga ketenangan berproduksi bagi pelaku usaha.
halal ini memiliki peluang besar untuk ikut bersanding dalam memberikan
pangan yang aman, bermutu, bergizi, dan sehat. Industri halal pun sudah
banyak diterapkan di negara islam lainnya, dan ada beberapa negara non islam
yang telah melaksanakan industri halal ini. Karena industri halal tak hanya
29
Ali Mustafa Yaqub, 2009, Kriteria Halal-Haram Untuk Pangan, Obat dan Kosmetik Menurut
Al-Quran dan Hadist, Pustaka Firdaus, Jakarta, hlm.76.
30
Ibid., hlm.88.
48
Coffee shop pada mulanya hanya menyediakan dan menjual kopi dan
dengan cepat. Para konsumennya juga berasal dari segelintir orang yang
berjalanannya waktu, kini coffee shop tidak hanya menjual atau mengandalkan
rasa yang enak dan nikmat, melainkan coffee shop pada era sekarang mulai
bangunan dan juga hiburan. Sebagai contoh mulai dari tahun 2018-2022 ini
banyak coffee shop yang membuat bangunannya atau tokonya berkonsep semi
industrial, selain itu banyak coffee shop yang mulai menjual hiburan seperti
live music di coffee shopnya. Dengan beberapa inovasi dari coffee shop ini
para konsumen yang datang bukan lagi berasal dari orang-orang yang
mengerti tentang kopi, melainkan para remajapun mulai berdatangan dan juga
ada di Kota Padang. Apalagi adanya fasilitas wi-fi yang membuat para remaja
ini untuk datang dan mengonsumsi menu yang ada di coffee shop.
Tidak hanya menikmati kopi yang ada di coffee shop, para remaja ini
juga bisa memesan menu-menu lain selain kopi, misalnya green tea, coklat
dan berbagai macam minuman lain. Selain itu coffee shop sekarang juga
menjual makanan, mulai dari cemilan hingga makanan berat seperti ayam
geprek, mi goreng dan masih banyak lagi. Inilah yang membuat coffee shop
49
melalui kuesioner yang diberikan kepada owner atau manager coffee shop
Tabel 2
Data Coffee Shop Yang Tidak Memiliki Sertifikat Halal di Kota Padang
Jiwani - Belum
Jaminan Produk Halal disebutkan, produk yang wajib memiliki sertifikat halal
adalah barang dan/atau jasa yang terkait dengan makanan, minuman, obat,
50
kosmetik, produk kimiawi, produk biologi, produk rekayasa genetik, serta
selanjutnya adalah untuk produk selain makanan dan minuman, serta jasa.
Sertifikat halal ini harus dimiliki setiap produk yang masuk, beredar
Barat, sertifikat halal tidak hanya untuk bahan bakunya saja. Memang, ada
Bahan bakunya saja pada dasarnya sudah halal. Begitu pula dengan proses
itu tidak terbatas pada bahan bakunya saja. Proses pengolahannya juga harus
31
Wawancara dengan Bapak Syaifullah, Direktur LPPOM-MUI Sumatera Barat, Tanggal
18 Oktober 2022.
51
Menurut Pasal 21 Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2014 tentang
tidak halal.
2. Lokasi, tempat, dan alat PPH sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
wajib:
Pemerintah.
halal pada produk kopi bubuk, yakni terletak pada Proses Produk Halal-nya.
Bahan baku kopi bubuk itu zatnya memang sudah halal, tapi belum ada
penjualan, dan penyajiannya juga halal. Inilah yang sering tidak diperhatikan
Selama ini, pelaku UMKM makanan dan minuman sudah cukup puas
dengan sertifikat P-IRT (Produk Industri Rumah Tangga) dan sertifikat LHS
52
(Laik Higiene Sanitasi) yang dikeluarkan Dinas Kesehatan setempat.32 Namun
sertifikat halal juga mutlak diperlukan. Hal ini karena dalam proses
sertifikasinya lebih ketat dari proses sertifikasi P-IRT. Jika sertifikat P-IRT
Jaminan Produk Halal lebih kompleks. Selain bersih dan aman bagi kesehatan
konsumen, setiap bahan dan proses produksi dari makanan dan minuman
juga harus memiliki sertifikat halal. Sekarang ini sedang populer minuman
bahan tambahan. Salah satunya adalah dengan menambahkan krim atau yang
disebut kopi susu. Dalam hal ini, konsumen harus tahu apakah krim yang
halal sudah tentu dengan memiliki sertifikat halal yang dikeluarkan BPJPH.
baku, bahan olahan, bahan tambahan, dan bahan penolong saja. Melainkan
juga seluruh rangkaian proses produksi mulai dari lokasi, tempat dan alatnya.
Oleh karena itu perlu dilakukan pengawasan terhadap para pelaku usaha coffee
32
Wawancara dengan Ibu Guswenny, Fungsional Sanitarian Muda Dinas Kesehatan Kota
Padang, Tanggal 01 November 2022.
53
B. Upaya Dari Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH)
membedakan antara produk yang halal dan haram. Selain itu pengaturan
produknya masih sangat terbatas hanya soal pangan belum mencakup obat-
obatan, kosmetik, produk kimia biologis dan rekayasa genetik. Kedua, tidak
ada kepastian hukum kepada institusi mana keterlibatan negara secara jelas di
dalam jaminan produk halal. Sistem yang ada belum secara jelas memberikan
33
Sofyan Hasan, 2014, Sertifikasi Halal dalam Hukum Positif, Regulasi dan Implementasinya di
Indonesia, Aswaja Pressindo, Yogyakarta, hlm.351.
54
teknologi, bioteknologi dan proses kimia biologis. Keempat, produk halal
Indonesia belum memiliki standar dan tanda halal resmi (standar halal
Amerika Serikat, dan Malaysia. Kelima, sistem informasi produk halal belum
(UUJPH) memperkuat dan mengatur berbagai regulasi halal yang selama ini
disebut sebagai payung hukum bagi pengaturan produk halal. Jaminan Produk
Halal (JPH) dalam undang-undang ini mencakup berbagai aspek tidak hanya
obat, makanan dan kosmetik akan tetapi lebih luas dari itu menjangkau produk
kimiawi, produk biologi, produk rekayasa genetik, serta barang gunaan yang
menjangkau kehalalan produk dari hulu sampai hilir. Proses Produk Halal
34
Ibid., hlm.356
55
penyelenggaraan sistem produk halal bertujuan memberikan kenyamanan,
halal. Hal inilah yang menjadi pembeda utama dengan produk perundang-
JPH; menerbitkan dan mencabut Sertifikat Halal dan Label Halal pada
Auditor Halal; dan melakukan kerja sama dengan lembaga dalam dan luar
35
Wawancara dengan Bapak Ikrar Abdi, Satgas Halal Kementerian Agama Sumatera Barat,
Tanggal 27 Oktober 2022.
56
Dalam melaksanakan wewenangnya BPJPH bekerja sama dengan
Majelis Ulama Indonesia (MUI). Kerja sama BPJPH dengan LPH dilakukan
Produk Halal dan tidak halal; memiliki Penyelia Halal; dan melaporkan
Bagi pelaku usaha yang telah memperoleh sertifikat halal ada beberapa
Produk yang telah mendapat Sertifikat Halal; menjaga kehalalan Produk yang
penjualan, dan penyajian antara Produk Halal dan tidak halal; memperbarui
Sertifikat Halal jika masa berlaku Sertifikat Halal berakhir; dan melaporkan
57
Terhadap pelaku usaha yang memproduksi produk dari bahan yang
keterangan tidak halal pada produk. Pengaturan semacam itu sangat penting
kepercayaan, agama dan keyakinan yang begitu plural. Oleh karena itu,
terhadap produk atau makanan yang berasal dari daging babi, anjing dan
tertentu tidak adanya label maupun sertifikat halal pun tidak menghalangi
atau pengujian kehalalan Produk dilakukan oleh LPH. LPH tersebut harus
memperoleh akreditasi dari BPJH yang berkerja sama dengan MUI. Penetapan
kehalalan Produk dilakukan oleh MUI melalui sidang fatwa halal MUI dalam
Produk dari MUI tersebut. Sertifikat Halal berlaku selama 4 (empat) tahun
pembaruan Sertifikat Halal paling lambat 3 (tiga) bulan sebelum masa berlaku
58
Terkait biaya, sertifikasi halal dibebankan kepada pelaku usaha yang
bagi pihak lain seperti pemerintah melalui anggaran pendapatan dan belanja
untuk memfasilitasi biaya sertifikasi halal bagi pelaku usaha mikro dan kecil.
Halal juga menjadi isu yang paling sensitif di Indonesia. Oleh karena itu,
sertifikasi halal ini penting dilakukan oleh pelaku usaha. Selain halal menurut
“Thayyib” yakni aman, baik, bersih, dan tidak berbahaya bagi kesehatan.36
Sertifikasi halal terdapat dua jenis, yakni bisa berupa Self Declare dan
Sertifikasi Halal Resmi oleh MUI. Self Declare juga sebenarnya juga
36
Wawancara dengan Bapak Syaifullah, Direktur LPPOM-MUI Sumatera Barat, Tanggal
18 Oktober 2022.
59
Sebagai lembaga yang diberi amanah Undang-Undang Nomor 33
Produk Halal (BPJPH) menandai era baru jaminan produk halal di Indonesia.
tentang Jaminan Produk Halal, tugas JPH beralih dan menjadi tanggung jawab
dan Peraturan Menteri Agama (PMA) Nomor 20 Tahun 2021 mengatur secara
khusus mekanisme Sertifikasi Halal bagi Pelaku UMK. Hal itu sejalan dengan
usahanya.
37
Wawancara dengan Bapak Ikrar Abdi, Satgas Halal Kementerian Agama Sumatera
Barat, Tanggal 27 Oktober 2022.
60
meliputi penyediaan bahan, pengolahan, penyimpanan, pengemasan,
declare artinya mereka cukup membuat pernyataan dari mereka sendiri yang
dengan tahun sebelumnya, Sehati 2023 akan dibuka sepanjang tahun. Pada
program ini terdapat 1 juta kuota sertifikasi halal gratis dengan mekanisme
pernyataan pelaku usaha (self declare). Untuk mendaftar Sehati 2023 pelaku
pendaftaran nikah, sertifikasi halal, dan lain-lain. Aplikasi ini sudah dapat
61
iOS. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran pelaku usaha,
internasional.38
berikut:
dipastikan kehalalannya;
5. Memiliki lokasi, tempat, dan alat Proses Produk Halal (PPH) yang
terpisah dengan lokasi, tempat dan alat proses produk tidak halal;
kurang dari 7 (tujuh) hari, atau izin industri lainnya atas produk
38
Wawancara dengan Bapak Ikrar Abdi, Satgas Halal Kementerian Agama Sumatera
Barat, Tanggal 27 Oktober 2022.
62
9. Tidak menggunakan bahan berbahaya;
halal;
minuman kepada pelaku usaha tersebut, sehingga apa yang diamanatkan oleh
63
produsen makanan dan minuman, yang memang menjadi fokus BPJPH.
Pembinaan ini bertujuan agar para produsen dan UMK menyadari pentingnya
sangat rendah.
64
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
disimpulkan:
kritis halal pada produk kopi bubuk, yakni terletak pada proses
produk halalnya. Bahan baku kopi bubuk itu zatnya memang sudah
halal. Inilah yang sering tidak diperhatikan oleh para pelaku usaha
sertifikasi halal gratis yang diberi nama program Sehati pada tahun
2023 ini. Kuota yang diberikan pada program ini berjumlah 1 juta
65
sertifikasi halal yang akan diberikan secara gratis kepada para
B. Saran
penulis jabarkan diatas, maka pada akhir dari kepenulisan ini akan penulis
minuman tersebut.
66
DAFTAR KEPUSTAKAAN
A. BUKU
Hasan, Sofyan, 2014, Sertifikasi Halal dalam Hukum Positif, Regulasi dan
Implementasinya di Indonesia, Yogyakarta, Aswaja Pressindo.
Qardhawi, Yusuf, 2007, Halal dan Haram Dalam Islam, Surakarta, Era
Intermedia.
Suhrawardi, 2012, Hukum Ekonomi Islam, Jakarta Timur, Sinar Grafika Offset.
Syawali, Husni dan Neni Sri Imaniyati, 2000, Hukum Perlindungan Konsumen,
Bandung, Mandar Maju.
Tejasari, 2005, Nilai Gizi dan Pangan, Jember, Graha Ilmu.
Yaqub, Ali Mustafa, 2009, Kriteria Halal-Haram Untuk Pangan, Obat dan
Kosmetik Menurut Al-Quran dan Hadist, Jakarta, Pustaka Firdaus.
B. PERUNDANG-UNDANGAN
Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1999 tentang Label Halal dan Iklan
Pangan.
C. JURNAL
Musataklima, 2021, “Self Declare Produk Halal Usaha Kecil Mikro: Antara
Kemudahan Berusaha dan Jaminan Hak Spiritual Konsumen”, Jurnal
Hukum dan Syariah Vol. 13, No. 1, 2021.
D. INTERNET