Anda di halaman 1dari 50

STUDI KOMPARASI KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM

PERDATA DAN KOMPILASI HUKUM EKONOMI


SYARIAH TERHADAP PRAKTIK TAKE OVER
KREDIT MOTOR DIBAWAH TANGAN

SKRIPSI

OLEH :

MUHAMMAD
NIM. 12004072

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH


(MUAMALAH)
FAKULTAS SYARIAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
PONTIANAK
1444 H/2024 M
STUDI KOMPARASI KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM
PERDATA DAN KOMPILASI HUKUM EKONOMI
SYARIAH TERHADAP PRAKTIK TAKE OVER
KREDIT MOTOR DIBAWAH TANGAN

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Syariah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak
untuk Memperoleh Gelar Sarjana Hukum

OLEH :

MUHAMMAD
NIM. 12004072

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH


(MUAMALAH)
FAKULTAS SYARIAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
PONTIANAK
1444 H/2024 M
SURAT ORISINALITAS
SURAT KETERANGAN BEBAS PLAGIASI
MOTTO
PERSETUJUAN PEMBIMBING

MUHAMMAD
NIM. 12004072

STUDI KOMPARASI KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM


PERDATA DAN KOMPILASI HUKUM EKONOMI
SYARIAH TERHADAP PRAKTIK TAKE OVER
KREDIT MOTOR DIBAWAH TANGAN

Disetujui oleh:

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Abu Bakar, S.Hum.,M.S.I Nur Hakimah., S.H., M.H.


NIP. 19781029 2015031001 NIP. 199208262019032010

Menyetujui,
An. Dekan.
Ketua Prodi Hukum Ekonomi Syariah (Mu’amalah)
Fakultas Syariah
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak

Moh. Fadhil, M. H
NIP. 199111072018011005
ABSTRAK
ABSTRACT
KATA PENGANTAR

‫الر ِحيم‬
‫الرحْ َم ِن ه‬
‫َّللا ه‬
ِ ‫س ِم ه‬
ْ ِ‫ب‬

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Alhamdulillahirabbil’alamin, puji syukur kehadirat Allah Swt yang telah

memberikan dan melimpahkan Rahmat, Hidayah, dan karunia-Nya berupa

kemudahan, kesehatan, kelapangan waktu, ide-ide, serta nikmat Iman dan Islam

yang Allah berikan kepada kita. Tidak lupa shalawat serta salam senantiasa

tercurahkan kepada junjungan kita baginda Nabi Muhammad Saw sebagai

inspirator pribadi dan akhlak mulia, serta suri teladan bagi kita. Semoga

keselamatan selalu tercurahkan padanya dan para pengikutnya hingga akhir zaman.

Tak henti-hentinya peneliti memanjatkan puji dan syukur kepada Allah Swt, karena

berkat-Nya lah peneliti dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan tidak di

waktu yang cepat serta tepat. Penulisan skripsi ini peneliti buat sebagai tugas akhir

peneliti dan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Strata-1 (S-1) pada Fakultas

Syariah Prodi Hukum Ekonomi Syariah Institut Agama Islam Negeri (IAIN)

Pontianak dengan judul “Studi Komparasi Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

Dan Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah Terhadap Praktik Take Over Kredit

Motor Dibawah Tangan”, atas keterbatasan pengetahuan dan kemampuan, peneliti

menyadari bahwa dalam skripsi ini masih terdapat kekurangan dan jauh dari

kesempurnaan.
Dalam penyelesaian skripsi ini peneliti menyadari bahwa semua tidak lepas

dari dorongan, bantuan, dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam

kesempatan ini peneliti ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan

tak terhingga kepada:

1. Orang tua peneliti yaitu Bapak Samuri dan Ibu Suna, serta saudara dan saudari

peneliti yakni marhatif, kasim, marnidi, Syaifuddin dan salimah yang selalu

memberikan dorongan, semangat, nasihat, dan motivasi baik secara moral

maupun moril kepada peneliti dalam penyusunan skripsi ini. Jasa dan budi beliau

tak terhingga kepada peneliti sehingga penyusunan skripsi ini dapat selesai,

2. Bapak Dr. H. Syarif, MA, selaku Rektor IAIN Pontianak, beserta jajarannya.

3. Bapak Dr. Firdaus Achmad, M. Hum, selaku Dekan Fakultas Syariah IAIN

Pontianak, beserta jajarannya.

4. Bapak Moh. Fadhil, M. H, selaku Ketua Program Studi Hukum Ekonomi

Syariah (HES) IAIN Pontianak dan Bapak Suhardiman, M.SI, selaku Sekretaris

Program Studi Hukum Ekonomi Syariah (HES) IAIN Pontianak.

5. Bapak Rahmat, S.H. M.H selaku Dosen PA (Pembimbing Akademik) peneliti.

6. Bapak Abu Bakar, S.Hum.,M.S.I selaku dosen pembimbing skirpsi utama yang

telah berkenan memberikan tambahan ilmu dan solusi pada setiap permasalahan

atas kesulitan dalam penulisan skirpsi ini.

7. Ibu Nur Hakimah, S.H. M.H.selaku dosen pembimbing skripsi pendamping

yang telah bersedia membimbing dam mengarahkan peneliti selama menyusun

skripsi dan memberikan banyak ilmu serta solusi pada setiap permasalahan atas

kesulitan.
8. Seluruh dosen di lingkungan Fakultas Syariah Prodi Hukum Ekonomi Syariah

Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak yang telah berkenan memberi

dan membagi ilmu pengetahuan, wawasan, dan pengalamannya kepada peneliti.

9. Teman-teman seperjuangan Prodi Hukum Ekonomi Syariah kelas C Tahun

2020 yang selalu memberikan keceriaan, semangat, dan motivasi dalam

penyusunan skripsi ini. Semoga kita tetap dapat saling menyemangati satu sama

lain dan bersahabat sampai kapanpun.

10. Teman-teman seperjuangan angkatan 2016 Institut Agama Islam Negeri (IAIN)

Pontianak.

11. Serta semua pihak yang terlibat langsung atau tidak langsung yang membantu

dalam memberikan informasi terkait skripsi yang peneliti angkat dan mungkin

tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu.

Akhirnya peneliti berharap semoga semua kebaikan dan budi mereka dinilai

sebagai amal shaleh dan mendapat balasan Allah Swt. Oleh karena peneliti

menyadari bahwa karya ini masih jauh dari kata sempurna, maka peneliti

menyampaikan permohonan maaf serta sangat diharapkan saran dan kritik yang

membangun untuk penyempurnaan di masa yang akan datang. Demikian semoga

skripsi ini dapat berguna bagi peneliti secara pribadi dan kepada pembaca serta

kepada perkembangan ilmu pengetahuan pada umumnya.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Pontianak, 12 Januari 202
Peneliti,

MUHAMMAD
NIM. 12004072
DAFTAR ISI

HALAMAN COVER ......................................................................................... i

SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS.................................................... ii

SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI ............................................... iii

MOTTO ............................................................................................................... iv

PERSETUJUAN PEMBIMBING.................................................................... v

PENGESAHAN .................................................................................................. vi

ABSTRAK ........................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ........................................................................................ viii

DAFTAR ISI ....................................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xii

DAFTAR TABEL ............................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN................................................................................... 1

A. Latar Belakang .................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................... 5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................................... 5

BAB II TINJAUAN UMUM PENELITIAN .................................................. 8

A. Kajian Pustaka ..................................................................................... 8

B. Kajian Teori ......................................................................................... 13

1. Pengertian Take Over ..................................................................... 13

2. Pengertian Lembaga Keuangan Bukan Bank ............................ 13


3. Fungsi Lembaga Keuangan Bank ............................................. 14

4. Faktor-Faktor Pendukung Peran Lembaga Keuangan Bukan Bank

...................................................................................................... 15

5. Pengertian Kredit ......................................................................... 17

6. Jenis-Jenis Kredit ....................................................................... 18

7. Driver Go-Jek .............................................................................. 20

8. Pengertian Pondok Pesantrem .................................................... 20

9. Pengertian Ulama ........................................................................ 21

BAB III METODE PENELITIAN .................................................................. 22

A. Jenis Penelitian .................................................................................... 22

B. Lokasi dan Waktu Penelitian .............................................................. 25

C. Setting Penelitian ................................................................................. 25

D. Sumber Data Penelitian ...................................................................... 25

E. Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 27

F. Alat Pengumpulan Data ...................................................................... 28

G. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data................................................ 29

H. Teknik Analisis Data........................................................................... 30

BAB IV PAPARAN DAN ANALISIS DATA ................................................

A. Gambaran Umum ................................................................................

B. Paparan Data ........................................................................................

C. Pembahasan Penelitian...........................................................................

BAB V PENUTUP ..............................................................................................

A. Kesimpulan ..........................................................................................
B. Saran ....................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................

LAMPIRAN ........................................................................................................
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada zaman modern sekarang banyak sekali aktivitas dalam bidang

perekonomian baik yang dilakukan secara perorangan ataupun dengan

perusahaan. kegiatan ekonomi ialah suatu aktivitas atau sebuah usaha yang

dilakukan oleh manusia untuk mampu mewujudkan atau memenuhi

kebutuhan hidupnya. Setiap sikap dan tindakan yang melibatkan produksi,

distribusi, dan konsumsi atau layanan. Aktivitas ekonomi saling bekerjasama

antara satu serta yang lainnya, tetapi bila salah satu prosesnya terdapat

persoalan maka kegiatan tadi akan berpengaruh dan tidak lancar. kegiatan

ekonomi ada pada semua kalangan masyarakat, Setiap aktivitas yang

melibatkan uang atau suatu pertukaran produk atau layanan pula dianggap

sebagai aktivitas ekonomi.

Dalam perjanjian leasing juga mengatur tentang mekanisme over kredit

(pengalihan hutang) apabila ingin mengalihkan hutang kendaraannya kepada

lessee yang baru. Over kredit adalah mengambil alih hutang atau dapat juga

dikatakan pengambilalihan, dalam lingkup suatu perusahaan take over adalah

perubahan kepentingan pengendalian suatu perusahaan (Antoni, 2003, p.

331).
Take over terdiri dari dua suku kata yang berasal dari bahasa Inggris

take dan over. Take mempunyai arti mengambil sedangkan over diartikan

dengan mengalihkan, jadi dapat diartikan pengertian take over yaitu

pengambil alihan (Purnamasari dan suswirnarno, 2011, p. 122).

Salah satu bentuk upaya seseorang untuk bisa mendapatkan sepeda

motor yaitu dengan melakukan perkreditan. Perjanjian kredit adalah

perjanjian pokok yang bersifat riil, yang diikuti dengan perjanjian jaminan

sebagai perjanjian tambahan atau ikutan (Hariyani dan Serfianto, 2010, p.

105).

Kegiatan perkreditan membantu mengatasi setiap permasalahan

kebutuhan ekonomi akan tetapi dalam praktiknya juga memiliki beberapa

kendala atau permasalahan yang dapat menyebabkan kasus kreditnya

bermasalah. Sehingga pada kenyataannya di masyarakat banyak yang

melakukan over kredit di bawah tangan atau tanpa sepengetahuan dari

pihak leasing, yang mana hal tersebut dilakukan atas dasar saling percaya

terhadap satu dan yang lainnya dan tidak harus mengikuti semua aturan

yang telah ditetapkan oleh pihak leasing.

Tindakan yang sering dilakukan adalah dalam membeli sebuah

kendaraan motor. Karena untuk mempersingkat waktu dan biaya orang

cenderung mengambil kredit motor dengan model melanjutkan setoran

kredit atau oper alih kredit (Take Over). Oper alih kredit ini ada diakibatkan

karena pihak debitur tidak dapat melunasi kredit yang mereka ambil. Untuk

mengatasi masalah agar tidak terjadi wanprestasi dan objek dari perjanjian
tersebut disita oleh pihak kreditur (bank), maka pihak debitur akan mencari

jalan keluar dengan cara menjual kembali atau mengalihkan objek dalam

perjanjian kredit. Dalam hal ini debitur mengalihkan hak kreditnya atau

oper kredit atas kendaraan motor tersebut.

Kegiatan over kredit di bawah tangan tidak hanya merugikan pihak

lembaga pembiayaan sebagai penyedia dana akan tetapi juga merugikan

pihak lessee lama dan lessee baru. Untuk lessee lama dimana apabilaterjadi

kemacetan pembayaran oleh pihak lessee baru maka pihak lembaga

pembiayaan akan menghubungi pihak lessee lama dikarenakan benda

tersebut masih atas nama lessee yang lama. Untuk lessee baru jika selama

kredit tidak ada kemacetan dalam pembiayaan dan apabila telah lunas

maka surat-surat yang terkait dengan benda tersebut akan diserahkan

kepada debitur pertama karena masih atas nama pembeli yang terdahulu,

dan pastinya ini sangat merugikan bagi pihak pembeli atau penerima over

kredit.

Berawal dari akar masalah di atas, terjadi banyak penyimpangan

penyimpangan praktek pada transaksi ini, salah satunya yaitu pengalihan

kredit (Take Over) di bawah tangan yang objek atau barangnya yaitu motor

yang sedang dalam proses kredit belum sampai lunas tetapi telah dijual ke

pihak lain atau pembeli kedua dengan dilanjutkannya pembayaran kredit

motor tersebut. Dari fakta dan masalah di atas, dapat ditemukan

kesenjangan antara teori dan prakteknya di lapangan yaitu antara lain:

Pertama, permasalahan muncul ketika objek/barang yang diperjual belikan


itu adalah barang yang belum menjadi kepemilikan penuh oleh penjual.

Karena transaksi jual beli ini terjadi ketika objeknya masih dalam proses

kredit dan masih belum lunas.

Salah satu contoh praktek transaksi ini terjadi di Kota Pontianak

khususnya di Jl. Dharma Putra, Gang Dharma Putra 02 RT 003 RW 025,

Kecamatan Pontianak Utara, Kelurahan Siantan Hilir yaitu penjualan atau

pengalihan pembayaran motor yang masih dalam proses kredit dari pembeli

pertama atas nama Syaifullah kepada Bapak Sumarto yang beralamat di

Jalan Budi Karya, Gg. Budi Karya RT 004 RW 023 Kecamatan Pontianak

Selatan Kelurahan Benua Melayu Darat. Kedua, di sini juga terjadi juga

transaksi tanpa ada perjanjian tertulis. Yaitu praktek ini biasanya terjadi

dengan sistem kepercayaan antara penjual dan pembeli. Dari hal tersebut,

tidak menutup kemungkinan dan sangat berpotensi terjadinya wanprestasi

di kemudian hari oleh salah satu pihak. Sebagai salah satu contohnya

pembeli pertama mengalihkan atau menjual motor kreditnya kepada

pembeli lain dan kemudian pembeli lain tersebut melakukan wanprestasi

dengan keterlambatan pembayaran bahkan objek motor kredit tersebut juga

digadaikan.

Berdasarkan uraian di atas maka menarik bagi peneliti untuk

meneliti lebih lanjut dalam rangka memberikan kontribusi terhadap ilmu

pengetahuan. peneliti tertarik untuk melakukan penelitian terhadap Studi

Komparasi Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Dan Kompilasi Hukum

Ekonomi Syariah Terhadap Praktik Take Over Kredit Motor Dibawah


Tangan, perlu adanya penelitian lebih lanjut dan peneliti tertarik untuk

meneliti “Studi Komparasi Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Dan

Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah Terhadap Praktik Take Over Kredit

Motor Dibawah Tangan”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti bermaksud untuk

meneliti lebih dalam lagi tentang permasalahan “Studi Komparasi Kitab

Undang-Undang Hukum Perdata Dan Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah

Terhadap Praktik Take Over Kredit Motor Dibawah Tangan”. Agar lebih

fokus dan terarah peneliti membatasi pokok permasalahan, sebagai berikut:

1. Bagaimana praktik take over credit motor dibawah tangan?

2. Bagaimana pandangan Kitab Undanag-Undang Hukum Perdata dan

Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah terkait Take Over Kredit Motor

Dibawah tersebut?

C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan yaitu merupakan alasan bagi seseorang untuk melakukan

sesuatu. Secara umum tujuan penulis melakukan penelitian ini ialah

untuk menambah wawasan penulis ataupun untuk memperdalam lagi.

Sesuai dengan fokus masalah yang telah penulis paparkan di atas,

maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan pengetahuan


dan gambaran sebagai berikut:

a) Untuk mengetahui praktik take over credit motor dibawah tangan.

b) Untuk mengetahui pandangan Kitab Undanag-Undang Hukum

Perdata dan Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah terkait Take Over

Kredit Motor Dibawah tersebut

2. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini saya harapkan dapat memberikan hal-hal baik

dan manfaat yang bersifat teoritis maupun bersifat praktis. Adapun

manfaat tersebut sebagai berikut:

a) Secara akademis adalah untuk menambah wawasan dan khasanah

keilmuan bagi para akademisi, khususnya terkait dengan Studi

Komparasi Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Dan Kompilasi

Hukum Ekonomi Syariah Terhadap Praktik Take Over Kredit Motor

Dibawah Tangan.

b) Secara teoritis, penelitian ini ditujukan sebagai sarana untuk

mengembangkan pengetahuan dan teori yang diperoleh di perguruan

tinggi guna disajikan sebagai bahan studi ilmiah dalam rangka

penelitian lebih lanjut terutama yang berkaitan dengan Studi

Komparasi Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Dan Kompilasi

Hukum Ekonomi Syariah Terhadap Praktik Take Over Kredit Motor

Dibawah Tangan.

c) Secara praktis, dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan

manfaat bagi penyusun sendiri dan bagi masyarakat umum hasil dari
penelitian ini sebagai informasi dalam mengetahui Studi Komparasi

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Dan Kompilasi Hukum

Ekonomi Syariah Terhadap Praktik Take Over Kredit Motor Dibawah

Tangan.
BAB II
TINJAUAN UMUM PENELITIAN

A. Kajian Pustaka

1. Penelitian Terdahulu

Dalam penyusunan proposal ini, penulis mengadakan penelitian

lebih lanjut kemudian menyusunnya menjadi karya ilmiah. Maka

Langkah awal yang peneliti lakukan adalah mengkaji, menelaah terlebih

dahulu dan melihat beberapa literatur yang berkaitan akan peneliti

paparkan sebagai berikut:

a. Anggun Oktavia Sari “Praktik Pengalihan Jual Beli Kredit Motor Di

Bawah Tangan Menurut Hukum Ekonomi Syariah (Studi Di Fif Group

Kota Bengkulu)” (2021).

Dalam pemaparan penelitiannya memfokuskan pada Pengalihan

Jual Beli Kredit Motor Di Bawah Tangan Menurut Hukum

Ekonomi Syariah (Studi Di Fif Group Kota Bengkulu), Rukun jual beli

yang berupa adanya ‘aqidayn (subjek jual beli), sighat (akad atau

kesepakatan) dan ma’qud ‘alaih (objek jual beli) telah terpenuhi.

Namun di poin rukun ma’qud ‘alaih (objek jual beli) memang telah

terpenuhi sebagian syarat-syarat sesuai hukum Islam, akan tetapi

terdapat suatu hal yang tidak sesuai syarat yaitu objek jual belinya

bukan atau belum menjadi milik penuh pihak penjual. Maka dari itu

pengalihan kredit di bawah tangan tersebut dianggap tidak sah

menurut hukum Islam jika pengalihan kredit yang dilaksanakan tanpa


sepengetahuan dari pihak lembaga pembiayaan leasing yang disini

masih sebagai pemilik resmi objek se peda motor kredit yang

diperjualbelikan. Adapun upaya hukum yang dapat dilakukan jika

terjadi wanprestasi dalam transaksi pengalihan kredit di bawah tangan

di kelurahan Kandang Mas Kecamatan Kampung Melayu Kota

Bengkulu adalah Kafalah (pengalihan utang), khususnya adalah

kafalah bi al-mal yaitu jaminan pembayaran barang atau pelunasan

hutang, restructuring yaitu menambah tahun lamanya jangka waktu

pembayaran angsuran yang telah berjalan namun dengan biaya

angsurannya dikurangi lebih rendah sehingga menjadi lebih ringan

bagi seorang yang memiliki kewajiban membayar angsuran kreditnya.

Kemudian dengan cara rescheduling atau penjadwalan kredit

kembali. Dan take over kredit, pindah sistem kredit, serta over

kredit dengan pembiayaan atau perseorangan kepada orang atau pihak

lain.

Adapun persamaan dan perbedaanya antara penelitian terdahalu

diatas dengan penelitian sekarang yang sedang peneliti teliti yaitu:

persamaannya sama-sama memfokuskan pada kredit motor dibawah

tangan, sedangkan perbedaanya yaitu: penelitian terdahulu lebih

mendalam pada pengalihan jual beli Kredit Motor Di Bawah Tangan

Menurut Hukum Ekonomi Syariah (Studi Di Fif Group Kota

Bengkulu). Kemudian perbedaan penelitian sekarang yakni lebih

mengacu pada Studi Komparasi Kitab Undang-Undang Hukum


Perdata Dan Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah Terhadap Praktik

Take Over Kredit Motor Dibawah Tangan.

b. Asmahul Fitri “Praktik Over Kredit Sepeda Motor Di Bawah Tangan

Studi Kasus PT. FIF group Palangka Raya” (2021).

Pelaksanaan praktik over kredit sepeda motor di bawah tangan

yaitu pertama pihak debitur mencari terlebih dahulu orang yang akan

menerima over kredit, kemudian setelah itu debitur menjual barang

kredit kepada pihak baru yang akan melanjutkan pembayaran

angsurannya. Pada pelaksanaan praktiknya kedua belah pihak tidak

melakukan perjanjian hitam di atas putih, yang nantinya akan

merugikan keduanya. Kemudian Faktor terjadinya praktik over kredit

sepeda motor di bawah tangan ini disebabkan adanya suatu keadaan

yang membuat mereka melakukan hal tersebut, selanjutnya Ditinjau

dari hukum ekonomi Islam upaya penyelesaian permasalahan terhadap

praktik over kredit sepeda motor di bawah tangan dapat diselesaikan

dengan menggunakan akad kafalah. Akad kafalah sejatinya adalah

akad tabarru’ (tolong menolong).

Adapun persamaan dan perbedaanya antara penelitianterdahalu

diatas dengan penelitian sekarang yang sedang peneliti teliti yaitu:

persamaannya sama-sama memfokuskan pada take over kredit motor

dibawah tangan, sedangkan perbedaanya yaitu: penelitian terdahulu

lebih mendalam pada Praktik Over Kredit Sepeda Motor Di Bawah

Tangan Studi Kasus PT. FIF group Palangka Raya. Kemudian


penelitian sekarang lebih mengacu pada Studi Komparasi Kitab

Undang-Undang Hukum Perdata Dan Kompilasi Hukum Ekonomi

Syariah Terhadap Praktik Take Over Kredit Motor Dibawah Tangan.

c. Indriani “Pelaksanaan Over Kredit Kendaraan Bermotor Roda Dua

tanpa Diketahui Pihak Perusahaan Pembiayaan Konsumen PT.

Indomobil Finance Indonesia Berdasarkan Undang-Undang Nomor42

Tahun 1999 Tentang Jaminan Fidusia” (2020).

Pelaksanaan over kredit kendaraan bermotor roda dua tanpa

diketahui pihak perusahan pembiayaan konsumen PT. Indomobil

Fnance berdasarkan Undang-UndangNomor 42 Tahun 1999 tentang

Jaminan Fidusia, sering terjadi di semua Lembaga pembiayaan

bukan hanya diperusahan PT. Indomobil Finance namun tindakan

over kredit tanpa diketahui oleh pihak perusahan merupakan suatu

tidakan yang melanggar peraturan perundang-undangan yakni tidak

dibenarkan karena melanggar Pasal 23 ayat (2), Pasal 36 Undang-

Undang jaminan fidusia dan melanggar Pasal 1365 Kitab Undang-

Undang Hukum Perdata mengenai perbuatan melawan hukum serta

Pasal 372 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana tentang penggelapan,

terjadi over kreditnya ini umumnya terjadipada debitur yang

mengalami kredit macet dan tidak mau kendaraan disita oleh pihak

lembaga pembiayaan karena takut mengalami kerugian yang besar,

sehingga kendaraan tersebut dialihkan kepada pihak lainuntuk

diteruskan pembayaran. Kemudian Akibat Hukum yang timbul dari


tindakan over kredit tanpa diketahui oleh pihak perusahan yaitu

melanggar peraturan perundang-undangan yakni Pasal 23 ayat (2),

Pasal 36 Undang- Undang jaminan fidusia dipidana dengan pidana

penjara paling lama (2) dua tahun dan denda paling banyak Rp.

50.000.000 (lima puluh juta rupiah). dan melanggar Pasal 1365 Kitab

63 Undang- Undang Hukum Perdata mengenai perbuatan melawan

hukum serta Pasal 372 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana tentang

penggelapan, terjadi oer kreditnya ini umumnya terjadi pada debitur

yang mengalami kredit macet dan tidak mau kendaraan di sita oleh

pihak lembaga pembiayaan karena takut mengalami kerugian yang

besar, sehingga kendaraan tersebut dialihkan kepada pihak lain untuk

diteruskan pembayaran.

Adapun persamaan dan perbedaanya antara penelitianterdahalu

diatas dengan penelitian sekarang yang sedang peneliti teliti yaitu:

persamaannya sama-sama memfokuskan pada over kredit motor

dibawah tangan, sedangkan perbedaanya yaitu: penelitian terdahulu

lebih mendalam pada Over Kredit Kendaraan Bermotor Roda Dua

tanpa Diketahui Pihak Perusahaan Pembiayaan Konsumen PT.

Indomobil Finance Indonesia Berdasarkan Undang-Undang Nomor 42

Tahun 1999 Tentang Jaminan Fidusia. Kemudian penelitian sekarang

lebih mengacu pada Studi Komparasi Kitab Undang-Undang Hukum

Perdata Dan Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah Terhadap Praktik

Take Over Kredit Motor Dibawah Tangan.


B. Kajian Teori

a. Pengertian Take Over

Take over terdiri dari dua suku kata yang berasal dari bahasa Inggris

take dan over. Take mempunyai arti mengambil sedangkan over diartikan

dengan mengalihkan, jadi dapat diartikan pengertian take over yaitu

pengambil alihan (Purnamasari dan suswirnarno, 2011, p. 122). Take over

merupakan suatu istilah yang dipakai dalam dunia perbankan dalam hal

pihak ketiga memberi kredit kepada debitur yang bertujuan untuk

melunasi hutang/ kreditur kepada kreditur awal dan memberikan kredit

baru kepada debitur sehingga kedudukan pihak ketiga ini menggantikan

kedudukan kreditur awal.

b. Pengertian Kredit

Menurut (Suryatno, 1990, p. 15) Kredit adalah hak untuk menerima

pembayaran atau kewajiban untuk melakukan pembayaran pada waktu

diminta atau pada waktu yang akan datang karena penyerahan barang-

barang sekarang.

Yang menjadi perbedaan antara Kredit berdasarkan konvensional

dengan kredit berdasarkan prinsip Syariah adalahterletak pada keuntungan

yang diharapkan. Kalau yang berdasarkan konvensional keuntungan yang

diperoleh melalui bunga, sedangkan yang berdaasarkan prinsip Syariah

berupa imbalan atau bagi hasil. Perbedaan lainnya terdiri dari analisis

pemberian Kredit beserta persyaratannya.


c. Jenis-jenis Kredit

Pada teorinya kredit itu terdiri dari beberapa jenis, yaitu:

1) Dilihat dari segi kegunaan

Jenis kredit dilihat dari segi kegunaannya adalah untuk melihat

penggunaan uang tersebut apakah digunakan dalamkegiatan utama atau

kegiatan tambahan. Jika ditinjau dari segi kegunaan terdapat dua jenis

kredit yaitu:

a) Kredit Investasi

Kredit ini biasanya digunakan untuk keperluan perluasan

usaha atau membangun proyek atau pabrik baru dimana masa

pemakaiannya untuk suatu priode yang relati lebih lama dan biasanya

kegunaan kredit ini adalah untuk kegiatan utama suatu perusahaan.

b) Kredit Modal Kerja

Kredit ini digunakan untuk keperluan meningkatkan produksi

dan operasionalnya.

2) Dilihat dari segi tujuan kredit

a) Kredit produktif

Kredit ini digunakan untuk peningkatan usaha atau produksi

atau investasi, kredit ini diberikan untuk menghasilkan barang atau

jasa.

b) Kredit konsumtif

Kredit yang digunakan untuk dikonsumsi atau dipakai secara

pribadi. Kredit ini diberikan kenasabahnya dipergunakan untuk


membiayai barang-barang konsumtif. Beberapa kredit yang

termasuk dalam jenis kredit konsumtif antara lain:

 Kartu Kredit

 Kredit Perumahan

 Kredit mobil

 Kredit Multiguna

3) Kredit perdagangan

Kredit perdagangan merupakan kredit yang digunakan untuk

kegiatan perdagangan dan biasanya untuk membeli barang dagangan

yang pembayarannya diharapkan dari hasil penjualan barang dagangan

tersebut. Kredit ini sering diberikan kepada suplier atau agen-agen

perdagangan yang akan membeli barang dalam jumlah tertentu.

4) Dilihat dari segi jangka waktu

a) Kredit jangka pendek.

b) Kredit jangka menengah.

5) Kredit dilihat dari segi jaminan/agunannya.

a) Kredit dengan jaminan.

b) Kredit tidak memakai

d. Unsur-Unsur kredit

Kredit yang diberikan oleh suatu lembaga perbankan didasarkan

kepercayaan, sehingga pemberian kredit merupakan pemberian

kepercayaan (Thamrin Abdullah dan Francis Tantri 2012, p. 165). Hal ini
berarti bahwa suatu lembaga perbankan, akan memberikan kredit kalau

betul-betul yakin bahwa penerima kredit akan mengembalikan pinjaman

yang diterimanya sesuai dengan jangka waktu dan syarat-syarat yang telah

disetujui oleh kedua belah pihak. Adapun unsur-unsur yang terkandung

dalam pemberian suatu fasilitas kredit adalah sebagai berikut:

1) Kepercayaan, yaitu suatu keyakinan pemberian kredit bahwa kredit

yang diberikan (berupa uang, barang, atau jasa) akan benar-benar

diterima kembali di masa yang akan datang.

2) Kesepakatan, kesepakatan ini meliputi kesepakatan antara pemberi

kredit dengan penerima kredit. Kesepakatan ini dituangkan dalam suatu

perjanjian di mana masing-masing pihak menandatangani hak dan

kewajibannya.

3) Jangka waktu, setiap kredit yang diberikan memiliki jangka waktu

tertentu, jangka waktu ini mencakup pengembalian kredit yang telah

disepakati. Jangka waktu tersebut bisa berbentuk jangka pendek, jangka

menengah, atau jangka panjang.

4) Resiko, adanya suatu tenggang waktu pengembalian akan menyebbkan

suatu resiko tidak tertagihnya/macet pemberian kredit. Semakin

panjang suatu kredit semakin besar resikonya.

5) Balas jasa, merupakan keuntungan atas pemberian kredit atau fase

tersebut yang kita kenal dengan nama bunga.


BAB III
METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan

metode penelitian hukum. Penelitian hukum merupakan kajian dengan objek

hukum yang tidak hanya hukum, tetapi juga dogmatis atau hukum yang

berkaitan dengan perilaku dan kehidupan masyarakat (Efendi & Ibrahim,

2016).

Penelitian hukum pada dasarnya adalah kegiatan ilmiah yang

didasarkan pada metode, sistematika, dan gagasan tertentu yang bertujuan

mempelajari satu atau lebih fenomena hukum tertentu melalui analisis. Selain

itu, kajian fakta hukum secara mendalam juga dilakukan untuk mencari solusi

atas permasalahan yang muncul pada gejala yang terkait (Efendi & Ibrahim,

2016).

A. Jenis Penelitian

Didalam buku nya muhaimin (2020, p. 122). Jenis penelitian yang

dilakukan peneliti yakni hukum normatif empiris merupakan modifikasi

pendekatan yang digunakan dalam dalam penelitian hukum normatif

dengan penelitian hukum empiris. Dalam penelitian hukum normatif-

empiris yang menjadi fokus kajiannya norma hukum dan penerapan

hukum dalam masyarakat. Pendekatan dalam penelitian hukum normatif

meliputi; pendekatan konseptual, pendekatan perundang-undangan;

pendekatan sejarah hukum, pendekatan perbandingan hukum, pendekatan


kasus tetap digunakan sesuai dengan permasalahan penelitian. Kemudian

digabungkan dengan pendekatan yang sering digunakan dalam penelitian

hukum empiris, meliputi: pendekatan sosiologis, pendekatan antropologis,

dan pendekatan psikologi hukum.

Oleh karena itu, pendekatan yang dapat digunakan dalam penelitian

hukum normatif-empiris, meliputi:

1. Pendekatan konseptual.

2. Pendekatan perundang-undangan.

3. Pendekatan sejarah hukum.

4. Pendekatan perbandingan hukum.

5. Pendekatan kasus.

6. pendekatan sosiologi hukum.

7. pendekatan antropologi hukum dan

8. pendekatan psikologi hukum.

Berdasarkan uraian di atas, muhaimin (2020, p. 122) berpendapat

selain pendekatan dalam penelitian hukum normatif, maka digunakan

pendekatan dalam penelitian hukum empiris. Sehingga peneliti dapat

memilih satu atau lebih dari pendekatan dalam penelitian hukum tersebut

baik pendekatan dalam penelitian hukum normatif maupun dalam

penelitian hukum empiris tergantung permasalahan yang akan dikaji atau

diteliti dan pendekatan minimal yang harus ada dalam penelitian hukum

normatif-empiris adalah pendekatan konseptual, pendekatan perundang-

undangan, karena tidak ada penelitian yang tidak bertitik tolak dari konsep-
konsep dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, kemudian

ditambah dengan salah satu atau lebih pendekatan dalam penelitian hukum

empiris.

Dalam pendekatan penelitian hukum normatif empiris, peneliti

mengikuti prosedur yang terdiri dari langkah-langkah sebagai berikut:

1. Identifikasi pokok bahasan dan sub pokok bahasan bedasarkan rumusan

masalah.

2. Identifikasi ketentuan hukum normatif yang menjadi tolok ukur

penerapan yang bersumber dari dan lebih sesuai dengan sub pokok

bahasan.

3. Penerapan ketentuan hukum normatif tolok ukur terapan pada peristiwa

hukum dalam masyarakat yang sesuai dengan permasalahan hukum

yang dibahas.

Dalam kaitannya dengan penelitian hukum normatif-empiris, ada

beberapa tipe pendekatan yang digunakan dalam penelitian hukum

normatif-empiris, yaitu:

1. Pendekatan dengan mengkaji norma hukum secara komprehensif sesuai

dengan peristiwa hukum atau objek penelitian yang dilakukan.

2. Pendekatan studi kasus hukum tanpa konflik, diselesaikan oleh pihak-

para pihak secara damai, tanpa campur tangan pengadilan (non-litigasi).

Fokus pada penerapan hukum normatif pada peristiwa hukum tertentu.

3. Pendekatan studi kasus hukum karena konflik yang diselesaikan

melalui putusan pengadilan (litigasi). Fokus pada penerapan hukum


normatif pada peristiwa hukum tertentu yang tidak dapat diselesaikan

oleh para pihak, tetapi penyelesaian melalui pengadilan.

4. pendekatan studi kasus pada peristiwa hukum dalam keadaan

berlangsung atau belum berakhir. Fokusnya pada penerapan hukum

normatif pada peristiwa hukum tertentu yang masih berlangsung atau

belum selesai. Pada tipe pendekatan ini, peneliti melakukan

pengamatan langsung terhadap proses berlakunya hukum normatif pada

peristiwa hukum tertentu di masyarakat atau lembaga hukum tertentu

yang menerapkan aturan hukum.

B. Lokasi Dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di Kota Pontianak. Pemilihan lokasi ini

berdasarkan pada latar belakang masaah yang terjadi pada kebanyakan

masyarakat mengambil alih (Over kredit). Alasan lain yang dapat peneliti

sampaikan disini adalah bahwa Peneliti menemukan adanya Praktik Take.

Sehingga dapat peneliti rampungkan selama 3 bulan dari bulan Juni 2023

hingga Agustus 2023.

C. Setting Penelitian

Setting penelitian dilakukan di Kota Pontianak. Pemilihan lokasi ini

berdasarkan pada latar belakang masaah yang terjadi pada kebanyakan

masyarakat mengambil alih (Over kredit). Alasan lain yang dapat peneliti

sampaikan disini adalah bahwa Peneliti menemukan adanya Praktik Take


Over Kredit Motor Dibawah Tangan. kemudian peneliti akan mengumpulkan

data yaitu Take Over Kredit Motor Dibawah Tangan di Kota Pontianak

menurut Kitab Undang-Undang Hukum Perdata dan Kopilasi Hukum

Ekonomi Syariah, sehingga peneliti menemukan permasalahan tersebut dan

dapat pula kasus yang akan diteliti oleh peneliti yang sesuai dengan judul

yang peneliti angkat.

D. Sumber Data Penelitian

Muhaimin (2020, p. 124) Sumber data yang digunakan untuk mengkaji

penelitian hukum normatif-empiris, yaitu: data sekunder dan data primer.

Adapun sebagai berikut:

1. Data primer

Data primer merupakan data yang berasal dari data lapangan yang

diperoleh dari responden dan informan. Sumber data primer merupakan

data yang diperoleh dari sumber utama. Sumber data primer dimaksud bisa

diperoleh dari: responden dan informan serta nara sember. Oleh karena itu

menurut muhaimin (2020, p. 124), sumber data dalam penelitian hukum

normatif-empiris adalah data sekunder (data kepustakaan dan dokumen

hukum) yang lebih dikenal dengan bahan hukum meliputi; bahan hukum

primer, bahan hukum sekunder, bahan hukum tersier dan bahan non

hukum) serta data primer yang langsung diperoleh dari masyarakat,

subyek yang diteliti pada lembaga, atau kelompok masyarakat, pelaku

langsung yang dapat memberikan informasi kepada peneliti yang dikenal


dengan responden dan informan.

2. Data sekunder

Sumber data sekunder diperoleh melalui studi kepustakaan dan studi

dokumen. Studi kepustakaan meliputi; buku, jurnal, proseding seminar,

makalah, kamus hukum, ensikolepdia hukum, kamus literatur hukum atau

bahan hukum tertulis lainnya. Di samping studi pustaka, juga studi

dokumen yang meliputi; dokumen hukum peraturan perundang-undangan

secara hirarkis atau berjenjang, yurisprudensi, perjanjian/kontrak dan

dokumen lainnya (Muhaimin, 2020, p. 124).

E. Teknik Pengumpulan Data

Dalam bukunya Muhaimin (2020, p. 1245) penelitian hukum normatif-

empiris ada dua macam yaitu data primer dan data sekunder. Oleh karena itu,

teknik pengumpulan data dalam penelitian hukum normatif-empiris, dapat

digunakan secara terpisah maupun secara bersama-sama. Teknik

pengumpulan data tersebut meliputi; pengumpulan data sekunder

(kepustakaan dan dokumen tertulis) melalui studi pustaka dan studi dokumen

dan pengumpulan data primer (data pada obyek penelitian dilakukan) melalui

wawancara dengan responden dan informan serta narasumber, angket

(kuisioner) atau daftar pertanyaan dan observasi terhadap lokasi penelitian

yang akan dilakukan.


F. Alat Pengumpulan Data

Alat pengumpulan data adalah alat bantu yang bertujuan untuk

memudahkan peneliti dengan mengumpulkan data yang diperlukan

(Khairawati dan Wadihah, 2018, p. 55). Alat pengumpulan data yang peneliti

gunakan seperi salinan Kitab Undang-Undnag Hukum Perdata dan salinan

Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah yang berkaitan dengan Take over Kredit

dan peralatan yang didukung oleh Handphone, buku, dan pulpen.

Alat Pengumpulan Data Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan

alat pengumpulan data yaitu: studi kepustakaan, Abdul kadir Muhammad

menyatakan bahwa studi pustaka adalah pengkajian informasi tertulis

mengenai hukum yang berasal dari berbagai sumber dan dipublikasikan

secara luas serta dibutuhkan dalam penelitian hukum normatif. Didalam

bukunya (Abdul kadir Muhammad, 2004, p 81) atau studi dokumen

(documentary study) untuk mengumpulkan data sekunder yang terkait dengan

permasalahan yang diajukan, dengan cara mempelajari buku-buku, jurnal

hukum, hasil-hasil penelitian dan dokumen-dokumen peraturan perundang-

undangan seperti: Kitab UndangUndang Hukum Pidana (KUHP), Kitab

Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP), Kitab Undang-Undang

Hukum Perdata (KUH Perdata) dan Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah

(KHES) dalam kaitannya dengan Take Over kredit motor bawah tangan di

Kota Pontianak.
G. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data

Menurut Soerjono (2008, p. 137) Analisis ini dapat dirumuskan sebagai

suatu proses penguraian secara sistematis dan konsisten terhadap gejala-

gejala tertentu. Analisis bahan hukum adalah bagaimana memanfaatkan

sumber-sumber bahan hukum yang telah terkumpul untuk digunakan dalam

memecahkan permasalahan dalam penelitian ini. Dasar dari penggunaan

analisis secara normatif, dikarenakan bahan-bahan hukum dalam penelitian

ini mengarah pada kajian-kajian yang bersifat teoritis dalam bentuk asas-asas

hukum, konsep-konsep hukum, serta kaidah-kaidah hukum.

Bahan-bahan hukum yang telah berhasil dikumpulkan dilakukan

analisis yakni interpretasi, evaluasi dan sistematisasi.

1. Teknik Interpretasi

Teknik interpretasi atau penafsiran menggunakan jenis-jenis

penafsiran dalam ilmu hukum terhadap proposisi-proposisi yang dijumpai

guna disistematisasikan sesuai dengan pembahasan atas pokok

permasalahan penelitian ini.

2. Teknik Evaluasi

Menurut Sumandi Suryabrata (1992, p. 85). Teknik Evaluasi adalah

penilaian berupa tepat atau tidak tepat, setuju atau tidak setuju, benar atau

salah, sah atau tidak sah, oleh peneliti terhadap suatu pandangan,

proposisi, pernyataan rumusan norma, baik yang tertera dalam bahan

hukum primer maupun dalam bahan hukum sekunder.


2. Teknik Sistematisasi

Teknik Sitematisasi adalah berupaya untuk mencari kaitan rumusan

suatu konsep atau proposisi hukum antara peraturan perundang-undangan

yang sederajat maupun yang tidak sederajat. Hasil dari empat teknik

analisis tersebut kemudian dilakukan analisis menurut isinya (content

analysis), yang merupakan analisis isi dengan upaya untuk memilah-milah

dan memilih data dari berbagai bahan pustaka yang ada serta searah

dengan objek penelitian yang dimaksud.

H. Teknik Analisis Data

Didalam buikunya Muhaimin (2020, p. 125-126) Setelah data primer dan

data sekunder (bahan hukum) dikumpulkan, tahap selanjutnya adalah

melakukan pengolahan data, yaitu mengolah data sedemikian rupa sehingga

data dan bahan hukum tersebut diolah secara runtut, sistematis, sehingga akan

memudahan peneliti melakukan analisis. Data yang telah terkumpul melalui

kegiatan pengumpulan data belum memberikan makna apapun bagi tujuan

penelitian. Oleh karena itu, setelah pengumpulan data, peneliti kemudian

melakukan pengolahan data. Pengolahan data dalam penelitian hukum

normatifempiris umumnya dilakukan melalui tahap-tahap sebagai berikut:

1. Pemeriksaan data.

2. Penandaan data.

3. Klasifikasi, melakukan klasifikasi terhadap data dan bahan hukum yang

telah terkumpul ke dalam permasalahan yang diteliti.


4. Penyusunan/sistematisasi data.

5. Validasi data

6. Analisis data.

Analisis data dalam penelitian hukum normatif empiris dilakukan

secara kualitatif, komprehensif, dan lengkap sehingga menghasilkan hasil

penelitian hukum normatif-empiris yang lebih sempurna. Analisis data yakni

melakukan kajian atau telaahan terhadap hasil pengolahan data dengan

menggunakan teori-teori yang telah dipilih sebelumnya dalam kerangka

teori/studi pustaka.

Analisis data, yaitu menguraikan data dalam bentuk rumusan norma,

angka-angka, sehingga mudah dibaca dan diberi arti bila data itu kuantitatif;

dan menguraikan data dalam bentuk kalimat yang baik dan benar, sehingga

mudah dibaca dan diberi arti (diinterpretasikan) apabila data itu kualitatif.

Menurut Mukti Fajar ND dan Yulianto Achmad yang dikutip oleh Muhaimin

ditulis dalam bukunya (2020, p. 126) “Analisis data merupakan kegiatan

memberikan telaahan, yang dapat berarti menentang, mengkritik,

mendukung, menambah, atau memberikan komentar dan kemudian membuat

suatu kesimpulan terhadap hasil penelitian dengan pikiran sendiri dengan

bantuan teori yang telah dikuasainya”. Salah satu tahap yang paling penting

dalam penelitian adalah menganalisis data yang telah diperoleh dari hasil

wawancara dengan para responden dan informan. Analisis data diartikan

sebagai proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola,

kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat
dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data. Analisis data

dapat digolongkan menjadi dua macam, yaitu analisis kuantitatif dan

kualitati.

Analisis kualitatif adalah analisis data yang didasarkan atas perhitungan

atau angka atau kuantitas (jumlah), misalnya menggunakan angka statistik.

Sedangkan analisis kualitatif merupakan analisis data yang tidak

menggunakan angka melainkan memberikan gambaran-gambaran (deskripsi)

dengan kata-kata atas temuan dan karenanya ia lebih mengutamakan mutu

(kualitas) dari data, dan bukan kuantitas. Dan kedua analisis data ini, dapat

digunakan dalam penelitian hukum normatif-empiris.

Penggunaan analisis kualitatif dalam penelitian hukum, karena alasan

sebagai berikut (Muhaimin, 2020, p. 127):

1. Data yang terkumpul berupa kalimat-kalimat pernyataan.

2. Data yang terkumpul umumnya berupa informasi.

3. Hubungan antar variable tidak dapat diukur dengan angka.

4. Sampel lebih bersifat non probabilitas atau ditentukan secara purposif.

5. Pengumpulan data menggunakan pedoman wawancara dan observasi.

6. Peneliti tidak selalu menggunakan teori yang relevan.

Analisis kuantitatif baru digunakan apabila data yang diperoleh

menunjukkan hal-hal seperti berikut (Muhaimin, 2020, p. 128):

1. Data berupa gejala yang terdiri dari angka-angka.

2. Sampel diambil dengan metode yang cermat dan teliti.

3. Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner tertutup.


4. Hubungan antar variable sangat jelas.

5. Peneliti harus menguasai teori yang relevan.

Analisis data dalam penelitian hukum memiliki sifat seperti; deskriptif,

evaluatif dan preskriptif. Oleh karena itu, menurut penulis sifat analisis

penelitian hukum normatif-empiris diantaranya, sebagai berikut (Muhaimin,

2020, p. 128):

1. Deskriptif

Sifat analisis deskriptif maksudnya adalah memberikan gambaran

atau pemaparan atas subyek dan obyek penelitian sebagaimana hasil

penelitian yang dilakukan apa adanya tanpa melakukan justifikasi terhadap

hasil penelitian.

2. Evaluatif

Dalam analisis yang bersifat evaluatif, yaitu memberikan justifikasi

atas hasil penelitian. Peneliti akan memberikan penilaian dari hasil

penelitian, apakah hipotesis, dari teori hukum yang diajukan diterima atau

ditolak.

3. Preskriptif

Sifat analisis ini dimaksudkan untuk memberikan argumentasi atas

hasil penelitian yang telah dilakukannya. Argumentasi dilakukan oleh

peneliti untuk memberikan preskripsi atau penilaian mengenai benar atau

salah atau apa yang seyogianya menurut hukum terhadap fakta atau

peristiwa hukum dari hasil penelitian.


Kemudian pendekatan yang digunakan dalam melakukan analisis

penelitian hukum normatif-empiris yaitu:

1. Pendekatan normatif, diantaranya pendekatan konseptual dan peraturan

perundang-undangan sebagai sayarat minimal dalam memahami

penelitian hukum normatif.

2. Pendekatan kualitatif adalah suatu cara analisis penelitian yang

menghasilkan data deskriptif analitis, yaitu data yang dinyatakan oleh

responden secara tertulis atau lisan serta juga tingkah laku yang nyata,

yang diteliti dan dipelajari sebagai sesuatu yang utuh. Oleh karena itu,

peneliti harus dapat menentukan data mana atau bahan hukum mana yang

memiliki kualitas sebagai data atau bahan hukum yang diharapkan atau

diperlukan dan data atau bahan hukum mana yang tidak relevan dan tidak

ada hubungannya dengan materi penelitian. Sehingga yang dipentingkan

dalam menggunakan analisis kualitatif adalah kualitas data dan bahan

hukum, artinya peneliti melakukan analisis terhadap data atau bahan

hukum yang berkualitas saja. Oleh karenanya, yang dipentingkan dalam

analisis kualitatif adalah tidak semata-mata bertujuan mengungkapkan

kebanaran saja, tetapi juga memahami kebenaran aturan hukum.

3. Pendekatan kuantitatif adalah melakukan analisis terhadap data

berdasarkan jumlah data yang terkumpul. Biasanya analisis dengan

pendekatan kuantitatif dilakukan dengan menggunakan angkaangka

seperti rumus statistik. Karena dalam proses pengumpulan data biasanya

menggunakan kuisioner yang masing-masing item jawaban telah


diberikan jawaban yang berbeda-beda. Analisis dengan pendekatan

kuantitatif dan kuantitatif akan sangat diperlukan apabila peneliti mencari

korelasi dari dua variable atau lebih.

Oleh karena itu, analisis data dan bahan hukum dalam penelitian

hukum normatif-empiris dilakukan sebagai berikut, yakni: analisis yuridis

normative dimulai dengan analisis bahan hukum primer, bahan hukum

sekunder dan tersier secara normatif berdasarkan pendekatan konseptual

dan peraturan perundangundangan atau pendekatan lain yang sesuai

dengan rumusan masalah. Kemudian menggunakan analisis secara

kualitatif atau kuantitatif sesuai dengan data primer yang diperoleh dari

hasil penelitian melalui; observasi, angket (daftar pertanyaan), maupun

hasil wawancara langsung kepada responden maupun informan

berdasarkan pendekatan empiris seperti pendekatan sosiologis atau

pendekatan lain yang sesuai dengan rumusan masalah. Untuk kemudian

dilakukan interpretasi untuk membangun suatu argumentasi hukum dan

penarikan kesimpulan terhadap hasil penelitian (Muhaimin, 2020, p. 130).


DAFTAR PUSTAKA

Aini. Khairotul. Nining. (2021) Model Kepemimpinan Transformasional

Pondok Pesantren. Surabaya. CV Jakad Media.

Amiruddin & Zainal. (2012). Pengantar Metode Penelitian Hukum. Jakarta:

Raja Grafindo Persada.

Antonio Syafi’i, M. (2008). Bank Syariah Dari Teori Ke Praktek. Gema Insani.

Efendi & Ibrahim, J. (2016). Metode Penelitian Hukum: Normatif dan Empiris.

Ghony, Djunaid. (2015). Metode Penelitian Kualitatif, Jogjakarta, Ar-Ruzz.

Herman. (2013). Sejarah Pesanatren di Indonesia. Tadrib Vol. VI No. 2.

Iswi Hariyani, dan Ir. R. Serfianto D.P, 2010, Bebas Jeratan Utang Piutang,

Yogyakarta: Pustaka Yustisia

Kadir Abdul, M. (2004). Hukum dan Penelitian Hukum. Citra Aditya Bakti.

Malayu S.P. Hasibuan. (2005). Dasar-Dasar Perbankan. Jakarta. bumi aksara.

Kasmir. (2002). Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: PT.

RajaGrafindo Persada, Cet. Ke-6.

Mahmud Yunus. (1973). Kamus Arab Indonesia. Jakarta: Yayasan Penyelenggara

6Penterjemah Pentafsir Al Our-An. Cet. I.

Muhaimin. (2020). Metode Penelitian Hukum. Mataram University Press.

Purnamasari, I.D. & Suswinarno. (2011). Panduan Lengkap Hukum Praktis

Muhtarom. (2005). Reproduksi Ulama Di Era Globalisasi. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.
Populer Kiat-Kiat Cerdas, Mudah, dan bijak Memahami Masalah Akad Syariah

pertama. Bandung. Kaifa. cet. Ke-1.

Sholihin, A., Ilham. (2010). Pedoman Umum Lembaga Keuangan Syariah. PT.

Gramedia Pustaka.

Sjahdeini Remi, S. (2014). Perbankan Syariah Produk-Produk dan Aspek-

Aspek Hukumnya. Kencana.

Soerjono, S. (2003). Penelitian Hukum Normatif, Suatu Tinjauan Singkat. Raja

Grafindo.

Soerjono, S. (2008). Pengantar Penelitian Hukum. UI Press.

Sumadi Suryabrata. (1992). Metode penelitian edisi 1. Jakarta: PT Rajawali.

Anda mungkin juga menyukai