Anda di halaman 1dari 91

PRODUK QURBAN ONLINE FINTECH SYARIAH AMMANA

ANALISIS FATWA DSN NO 117/DSN-MUI/II/2018 LAYANAN


PEMBIAYAAN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI
BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH

SKRIPSI

Oleh:
MELLINDA MONICA DEWIE
NPM : 16500013

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS STUDI ISLAM
UNIVERSITAS ISLAAM KALIMANTAN (UNISKA)
MUHAMMAD ARSYAD AL BANJARI
BANJARMASIN
2020
PRODUK QURBAN ONLINE FINTECH SYARIAH AMMANA
ANALISIS FATWA DSN NO 117/DSN-MUI/II/2018 LAYANAN
PEMBIAYAAN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI
BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH

SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Studi Islam Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Hukum Ekonomi Syariah (SH)

Oleh:
MELLINDA MONICA DEWIE
NPM : 16500013

Dosen Pembimbing :
I. Parman Komarudin, S.HI., M.HI.
II. Umi Hani, S.Ag.,M.Pd

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS STUDI ISLAM
UNIVERSITAS ISLAAM KALIMANTAN (UNISKA)
MUHAMMAD ARSYAD AL BANJARI
BANJARMASIN
2020

ii
iii
iv
v
vi
vii
viii
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrohiim

Segala puji syukur penulis panjatkan kepda Allah SWT atas segala rahmat

dan karunia-Nya telah mengizinkan penulis menyelesaikan skripsi yang berjudul

Produk Qurban Online Fintech Syariah Ammana Analisis Fatwa DSN No

117/DSN-MUI/II/2018 Layanan Pembiayaan Berbasis Teknologi Informasi

Berdasarkan Prinsip Syariah.

Tidak lupa penulis memanjatkan sholawat serta salam kepada junjungan


kita Nabi Besar Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat dan pengikutnya
yang senantiasa setia sampai akhir masa.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini terselesaikan dengan baik berkat
dukungan dari berbagai pihak yang selama ini telah memberikan banyak
kontribusi. Oleh karena itu dengan ketulusan hati perkenankanlah penulis
mengucapkan penghargaan yang setinggi-tingginya serta ucapan terimakasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Abd Malik, SPt., M.Si., Ph.D selaku Rektor Universitas Islam
Kalimantan MAB Banjarmasin.
2. Ibu Dr. Galuh Nasrullah KMR, S.Ag., M.Ag. selaku Dekan Fakultas Studi
Islam Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al-Banjari
Banjarmasin.
3. Ibu Umi Hani, S.Ag, M.Pd. selaku Ketua Program Studi Hukum Ekonomi
Syari’ah, Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al-Banjari
Banjarmasin.
4. Bapak Parman Komarudin, S.HI., M.HI. dan Ibu Umi Hani, S.Ag.,M.Pd
selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan sebagian waktu serta
sumbangsih pemikiran yang inovatif dan konstruktif hingga skripsi ini dapat
diselesaikan dengan baik.

ix
5. Seluruh dosen Program Studi Hukum Ekonomi Syariah dan Universitas Islam
Kalimantan MAB Banjarmasin yang telah mengarahkan dan wawasan
keilmuan serta inspirasi dan motivasinya, dari semester satu sampai selesainya
penulisan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
6. Semua Staf Perpustakaan Administrasi, Keuangan dan Tata Usaha Universitas
Islam Kalimantan MAB Banjarmasin yang telah memberikan pelayanan
terbaik kepada penulis sehingga dapat memperlancar dan mempermudah
penulis dalam proses administrasi.
7. Teman-teman mahasiswa yang senantiasa saling mendukung dan memberikan
semangat selama dalam menjalani perkuliahan.
8. Ibu dan Bapak tercinta beserta saudara dan keluarga besar yang senantiasa
penuh keikhlasan selalu mendo’akan, membimbing, menyayangi, membiayai
dan memberikan semangat demi keberhasilan penulis.
Meskipun dalam penulisan skripsi ini penulis telah mencurahkan segala
kemampuan, namun kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam skripsi ini tidak
luput dari kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun sangat diharapkan dari pembaca sekalian, yang dapat dijadikan
perbaikan di masa yang akan datang.
Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan
bagi pembaca pada umumnya. Aamiin.

Banjarmasin, Agustus 2020

Penulis

x
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL LUAR....................................................................... i

HALAMAN SAMPUL DALAM................................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN............................................................................ iii

KATA PENGANTAR.................................................................................... ix

DAFTAR ISI................................................................................................... xi

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI....................................................... v

ABSTRAK....................................................................................................... xviii

ABSTRACT...................................................................................................... xix

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah.....................................................................1

B. Batasan Masalah.................................................................................6

C. Rumusan Masalah...............................................................................7

D. Tujuan Penelitian................................................................................7

E. Devinisi Operasional...........................................................................7

F. Manfaat Penelitian..............................................................................9

G. Hasil Penelitian Yang Relevan...........................................................10

H. Sistematika Penulisan.........................................................................16

BAB II KERANGKA TEORI

A. Qurban................................................................................................17

B. Qurban Online....................................................................................30

C. Financial Technology.........................................................................37

xi
D. Peer To Peer Lending.........................................................................40

E. Istilah-Istilah Penting Dalam Transaksi..............................................41

F. Akad Wakalah Bil Ujroh.....................................................................42

G. Fintech Syariah Ammana...................................................................43

H. fatwa DSN..........................................................................................44

BAB III METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian...............................................................................46

B. Desain Penelitian................................................................................46

C. Jenis Penelitian...................................................................................47

D. teknik Pengumpulan Data..................................................................47

E. sumber data.........................................................................................48

F. Analisis data........................................................................................49

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Produk Qurban Online Fintech Syariah Ammana Analisis


Fatwa DSN No 117/DSN-MUI/II/2018 Layanan Pembiayaan
Berbasis Teknologi Informasi Berdasarkan Prinsip Syariah..............51
B. Analisis Fatwa DSN NO 117/DSN-MUI/II/2018 Mengenai
Produk Qurban Online Fintech Syariah Ammana..............................56

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan.........................................................................................60

B. Saran...................................................................................................61

DAFTAR RUJUKAN……………………………………………………….62
LAMPIRAN

xii
Motto
Rahasia kesuksesan adalah mengetahui yang orang
lain tidak ketahui

xiii
PERSEMBAHAN

Terimakasih do’a dan puji syukur saya kehadirat Allah swt yang telah

melimpahkan rahmat dan karunianya, Sehingga saya dapat menyelesaikan

penyusunan skripsi yang berjudul “Produk Qurban Online Fintech Syariah

Ammana Analisis Fatwa DSN No 117/DSN-MUI/II/2018 Layanan Pembiayaan

Berbasis Teknologi Informasi Berdasarkan Prinsip Syariah’. Saya penulis

mempersembahkan Skripsi ini sebagai bukti tanda dan cinta kasih sayang.

 Bapak saya Tikno sangat saya cintai , Ibu saya Norsimah sangat saya

cintai, Adik saya Muhammad Adit Setiawan sangat saya cintai yang

selama ini telah membimbing saya ke arah yang benar, senantiasa

mendoakan saya, menyayangi saya, menasehati saya, memotivasi saya,

memberi dukungan tak henti2 nya kepada saya, menyemangati saya, serta

membiaayai saya dengan bantuan moril serta meteri selama saya

melaksanakan perkuliahan.

 Keluarga yang sangat saya cintai Nenek, Kakek, Paman, Tante, Mertua

saya, dan seluruh keluarga saya.

 Ahmad Rapianor suami yang sangat saya cintai selalu memberikan

semangat, doa, dukungan, nasehat, membantu saya, membiayai saya, dan

 Teman-teman yang mmberikan dukungan, doa, membantu,dan memberi

semangat kepada saya.

xiv
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB – LATIN

Sesuai dengan SKB Menteri Agama RI,


Menteri Pendidikan dan Menteri Kebudayaan RI
No. 158/1987 dan No. 0543 b/U/1987 Tertanggal 22 Januari 1998
A. Konsonan Tunggal.

Huruf
Nama Huruf Latin Nama
Arab

‫ا‬ Alif Tidak dilambangkan Tidak dilambangkan

‫ب‬ Ba B -

‫ت‬ Ta T -

‫ث‬ Śa Ś s (dengan titik di atas)

‫ج‬ Jim J -

h (dengan titik di
‫ح‬ ha’ H
bawah)

‫خ‬ Kha Kh -

‫د‬ Dal D -

Z (dengan titik di
‫ذ‬ Żal Ż
atas)

‫ر‬ Ra R -

‫ز‬ Za Z -

‫س‬ Sin S -

‫ش‬ Syin Sy -

s (dengan titik di
‫ص‬ Şad Ş
bawah)

d (dengan titik di
‫ض‬ Dad D
bawah)

t (dengan titik di
‫ط‬ Ţa Ţ
bawah)

‫ظ‬ Za Z z (dengan titik di

xv
bawah)

‫ع‬ ̀ ain ` Koma terbalik ke atas

‫غ‬ Gain G -

‫ف‬ Fa F -

‫ق‬ Qaf Q -

‫ك‬ Kaf K -

‫ل‬ Lam L -

‫م‬ Mim M -

‫ن‬ Nun N -

‫و‬ Wawu W -

‫ه‬ Ha H -

‫ء‬ Hamzah ` Apostrof

‫ي‬ yā` Y -

B. Konsonan Rangkap.
Konsonan rangkap, termasuk tanda syaddah, ditulis rangkap, contoh :
‫أَ ْح َم ِديَّه‬ : ditulis Ahmadiyyah.

C. Ta`Marbutah di Akhir Kata.


1. Bila dimatikan ditulis h, kecuali untuk kata-kata Arab yang sudah terserap
menjadi Bahasa Indonesia, seperti salat, zakat dan sebagainya.
‫َج َماعَة‬ : ditulis jamaāh
2. Bila dihidupkan ditulis t, contoh :
‫َك َرا َمةُ األَ ْولِيَا ِء‬ : ditulis karāmatul-auliyā’

D. Vokal Pendek.
Fathah ditulis a, kasrah ditulis i, dan dammah ditulis u.

E. Vokal Panjang.
a panjang ditulis ā, i panjang ditulis ī dan u panjang ū ditulis, masing-masing
dengan tanda hubung (-) di atasnya.

xvi
F. Vokal Rangkap.
1. Fathah + ya’ mati ditulis ai, contoh :
‫بَ ْينَ ُكم‬ : ditulis bainakum,

2. fathah + wāwu mati ditulis au, contoh :


‫قَ ْول‬ : ditulis qaul

G. Vokal-vokal pendek yang berurutan dalam satu kata dipisahkan dengan


apostrof (’).
‫أَأَ ْنتُ ْم‬ : ditulis a’antum

‫ُمؤَ نَّ ْث‬ : ditulis mu`annaś

H. Kata Sandang Alif+Lam.


1. Bila diikuti huruf Qamariyyah, contoh :
‫القُ ْرأَن‬ : ditulis al-Qurān

‫اس‬
ْ َ‫القِي‬ : ditulis al-Qiyās

2. Bila diikuti huruf Syamsiyyah ditulis dengan menggunakan huruf Syamsiyyah


yang mengikuti, serta menghilangkan huruf l (el)-nya.
‫السماء‬ : ditulis as-Samā

‫الشمس‬ : ditulis asy-Syams

I. Huruf Besar.
Penulisan huruf besar disesuaikan dengan EYD.

J. Kata dalam rangkaian Frasa dan Kalimat.


1. Ditulis kata per kata, contoh :
‫ َذ ِوى ا ْلفُ ُر ْوض‬: ditulis żawi al-furūd

2. Ditulis menurut bunyi atau pengucapannya dalam rangkaian tersebut, contoh :


‫سنًّة‬
ُ ‫أَ ْه َل ال‬ : di tulis ahl as-Sunnāh

ْ ‫ش ْي ُخ ا ِأل‬
‫سالَم‬ َ : ditulis Syaikh al-Islam atau Syaikhul- Islām.

xvii
ABSTRAK

Mellinda Monica Dewie, 2020, Produk Qurban Online Fintech Syariah


Ammana Analisis Fatwa DSN No 117/DSN-MUI/II/2018 Layanan
Pembiayaan Berbasis Teknologi Informasi Berdasarkan Prinsip
Syariah. Pembimbing I: Parman Komarudin, S.HI., M.HI. Pembimbing
II Umi Hani, S.Ag., M.Pd.

Fenomena perkembangan praktik Ibadah qurban dari tahun ke tahun mengalami


peningkatan dan kemudahan dalam pelaksanaannya. Hasil dari perkembangan
IPTEK yang sangat berperan dalam pelaksanaan ibadah qurban adalah internet.
Keberadaan internet sangat diperlukan karena kebutuhan masyarakat dalam
kemudahan akses pelayanan selalu ingin terpenuhi, maka kemudian
menyebabkan adanya praktik ibadah qurban yang berbasis internet saat ini
dikenal dengan sebutan qurban online. Kemudian muncul lah praktik qurban
online melalui internet yaitu produk qurban online Fintech Syariah Ammana
untuk mempermudah orang untuk berqurban secara online. Hal tersebut
menimbulkan pertanyaan Bagaimana Produk Qurban Online Di Fintech Syariah
Ammana dan Analisis Fatwa DSN 117/DSN-MUI/II/2018 Mengenai Produk
Qurban Online Fintech Syariah Ammana. Penelitian ini melakukan Metode
kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif kualitatif
berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang yang perilakunya diamati.
Penelitian deskriftip kualitatif yaitu menggunakan penelitian Library Research
yaitu meneliti bahan pustaka atau sekunder sebagai bahan yang di teliti dengan
cara mengadakan penelusuran, suatu metode pengumpulan data dengan cara
membaca atau merangkai buku-buku dan peraturan kepustakan yang lainnya.
Hasil dari penelitian ini, munculah perusahaan di Fintech Syariah Ammana yang
memudahkan masyarakat untuk melakukan qurban secara online, Ammana
menerapkan berdasarkan prinsip-prinsip syariah. qurban online dalam Fintech
Syariah Ammana mempermudah masyarakat untuk berqurban online dan
transaksinya juga cukup mudah dan tidak perlu keluar rumah , Fatwa DSN MUI
No 117/DSN-MUI/II/2018 tentang layanan pembiayan berbasis teknologi
informasi berdasarkan prinsip syariah. Menjelaskan bahwa layanan prinsip
syariah merupakan layanan jasa keuangan yang didasarkan atas prinsip syariah
menghubungkan antara pemberi pembiayaan melalui sistem elektronik dengan
bantuan jaringan internet.

Kata Kunci : Qurban online, Fatwa DSN, Fintech Syariah.

xviii
ABSTRACT

Mellinda Monica Dewie, 2020, Ammana Sharia Fintech Online Qurban Products
Analysis of DSN Fatwa No. 117 / DSN-MUI / II / 2018 Information
Technology-Based Financing Services Based on Sharia Principles.
Advisor I: Parman Komarudin, S.HI., M.HI. Advisor II Umi Hani, S.Ag.,
M.Pd.

The phenomenon of the development of qurban practices from year to year has
increased and the implementation is easy. The result of the development of
science and technology that plays a very important role in the implementation of
qurban is the internet. The existence of the internet is very necessary because the
needs of the community in easy access to services always want to be fulfilled, then
this has led to the practice of qurban worship based on the internet which is now
known as online qurban. Then came the online qurban practice via the internet,
namely the Ammana Sharia Fintech online qurban product to make it easier for
people to qurban online. This raises the question of How to Online Qurban
Products in Ammana Sharia Fintech and Fatwa Analysis of DSN 117 / DSN-
MUI / II / 2018 Regarding Qurbani Products Online Fintech Syariah Ammana.
This study conducted a qualitative method is a research procedure that produces
qualitative descriptive data in the form of written or spoken words from people
whose behavior is observed. Qualitative descriptive research is using Library
Research research, which is examining library or secondary materials as
researched materials by conducting searches, a method of collecting data by
reading or compiling books and other librarian regulations. The result of this
research shows that a company in Fintech Syariah Ammana that makes it easier
for people to perform qurban online, Ammana applies based on sharia principles.
Online qurban in Fintech Syariah Ammana makes it easier for people to qurban
online and the transaction is also quite easy and does not need to leave the house,
Fatwa DSN MUI No. 117 / DSN-MUI / II / 2018 concerning information
technology-based financing services based on sharia principles. Explaining that
sharia principle services are financial services based on sharia principles that
connect financing providers through an electronic system with the help of an
internet network.

Keywords: Qurban online, DSN Fatwa, Fintech Syariah.

xix
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Islam mengajarkan berbagai sifat yang harus dimiliki oleh setiap

manusia. Salah satunya adalah rasa syukur, dan apabila kita perhatikan bahwa

Islam mendorong umatnya untuk selalu bersyukur dalam suatu kegiatan, yang

diantaranya yaitu berqurban.1

Qurban merupakan salah satu upaya manusia untuk mendekatkan diri

kepada Allah dengan cara menyembelih hewan tertentu pada hari raya Haji

(‘idul adha) dan tiga hari tasyrik sesuai dengan ketentuan syara’.2

Berqurban merupakan salah satu bentuk ibadah yang sunah bagi mereka

yang mampu untuk melaksanakannya. Adapun ukuran yang menjadi mampu

berqurban, Hakikatnya sama dengan ukuran kemampuan shadaqah, yaitu

mempunyai harta lebih setelah terpenuhinya kebutuhan pokok yang lazim bagi

seseorang. Jika seseorang masih membutuhkan uang untuk kebutuhan-

kebutuhan tersebut, maka dia terbebas dari melaksanakan sunnah qurban. Akan

tetapi menurut al-Jabari bahwa hukum melaksanakan qurban adalah wajib bagi

orang yang memiliki nishab zakat menurut pendapat Ulama Hanafiah.

sudah disyariatkan dalam Islam, ajaran ini merupakan ibadah yang pernah di

jalankan Nabi Ibrahim ‘alahis salam saat akan menyembelih anaknya Nabi Ismail

sebelum di ganti dengan seekor kibas (domba) oleh Allah SWT, ibadah berqurban

1
Sayyid Sabiq, Fiqh Al-Sunnah, (Beirut: Dar al-Fikr, 1983), cet. ke-3, h. 275
2
H. E. Hassan Saleh, Kajian Fiqh Nabawi & Fiqh Kontemporer, (Jakarta: RajaGrafindo
Persada, 2008), 250.

xx
merupakan bentuk kepasrahan seorang hamba kepada Allah untuk mendekatkan

diri pada-nya.3

Syariat berqurban yang merupakan salah satu dari syiar agama Allah

(Agama Islam) mempunyai sejarah yang panjang sejak Nabi Adam AS, sebab itu

syariat berqurban di golongkan salah satu ibadah klasik sejarah yang tidak perlu di

raguka lagi kebenaran nya dalam kitab suci Al-Qur’an.4 Seperti yang dijelaskan

dalam firman Allah SWT tentang qurban pada zaman Nabi Ibrahim A.S:

َّ &ُ‫ َفلَ َّما َبلَ َغ َم َعه‬-١٠١- ‫ َفبَش َّْرنَاهُ بِغُاَل ٍم َحلِي ٍم‬-١٠٠- ‫ني‬
‫الس ْع َي قَ َال‬ ِ‫ب هب يِل ِمن َّ حِل‬
َ ‫الصا‬ َ ْ َ ِّ ‫َر‬
‫ت ا ْف َع ْل َما ُت ْؤ َمُر َستَ ِج ُديِن إِن‬
ِ ‫ك فَانظُر ما َذا َترى قَ َال يا أَب‬
َ َ
ِ ‫يِف‬ ِ
َ َ ْ َ ُ‫يَا بُيَنَّ إيِّن أ ََرى الْ َمنَام أَيِّن أَ ْذحَب‬
ِ َّ ‫َشاء اللَّهُ ِمن‬
١٠٢- ‫ين‬ َ ‫الصاب ِر‬ َ
Artinya: “Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk
orang-orang   yang saleh. Maka Kami beri Dia khabar gembira
dengan seorang anak yang amat sabar. Maka tatkala anak itu sampai
(pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim
berkata: "Hai anakku Sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa
aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!" ia
menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan
kepadamu, insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang
yang sabar".(Q.S. As-Saffat:100-102).
Menyelenggarakan qurban dimaksudkan agar kegembiraan dirasakan

semua kalangan sehingga merasakan suasana kegembiraan hari raya itu. Oleh

karena itu, dengan memberikan daging qurban tersebut, diharapkan mencapai

makna dan hikmah dari berqurban.5

Dengan berqurban seseorang dapat membangun mentalitas kepedulian

sosial tinggi terhadap sesama terutama dengan memberi kelapangan kepada

3
Syahruddin El-Fikri, sejarah ibadah, (jakarta:republika, 2014), hml.119
4
A.Latief Rosyidiy, Qurban dan Aqiqah Menurut Sunah Rasulallah SAW, (Medan
:Firma Rimbow, 1996), hml. 1
5
Ali Ghufron, Tuntunan Berkurban & Menyembelih Hewan, (Jakarta: Amzah,
2011).,hlm. 26

xxi
fakir miskin, memberi manfaat kepada keluarga, menyambung silaturahmi,

berbuat baik kepada para tetangga, serta menebar kebahagiaan pada hari raya.6

Qurban merupakan salah satu ibadah yang Allah SWT cintai, yang

dilakukan pada satu fadhilahnya adalah hewan qurban akan mendatangi orang

yang mengurbankannya di hari kiamat dan akan menjadi kendaraannya. Allah

SWT telah menyebutkan dengan jelas perintah dan keutamaan berqurban

dalam firmanNya:

ِ َ‫﴾ ف‬١﴿ ‫اك الْ َكو َثر‬


َ َ‫﴾ إِ َّن َشانِئ‬٢﴿ ‫ك َواحْنَْر‬
٣﴿ ‫ك ُه َو اأْل َْبَتُر‬ َ ِّ‫ص ِّل لَرب‬
َ ِ
َ ْ َ َ‫﴾أإنَّا أ َْعطَْين‬
Artinya: “Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak.
Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu, dan berkorbanlah.
Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu Dialah yang
terputus” (QS. Al-Kautsar: 1-3).7

Allah SWT, telah menjanjikan surga bagi mereka yang telah menyisihkan

sebagian dari harta mereka untuk berqurban dengan niat yang ikhlas. Hewan yang

telah kita qurban kan diyakini di kemudian hari dapat membawa kita menuju

surga.8

Berbagai macam cara yang dapat ditempuh masyarakat agar dapat berqurban, baik

secara mandiri maupun secara kolektif. Pelaksanaan secara mandiri biasanya kita

membeli dan langsung disembelih di sekitar rumah lalu menyewa jasa

penyembelihan qurban. Sedangkan pelaksanaan secara koletif dapat kita temui

pada lembaga pendidikan (sekolah), lembaga keungan yang menyediakan

simpanan qurban, organisasi keagamaan, elemen masyarakat, yayasan atau masjid

Ibid.,hlm. 23
6

Noviati, Reni. 2017. Praktik Kurban Online Dalam Perspektif Islam Tebar Hewan
7

Kurban Di Dompet Dhuafa . Jurnal Syarikah 3 (1): hml. 344.


8
Ammi Nur Baits ( Dewan Dembina Konsultasi Syariah), Hukum Qurban Online, Artikel
www.Konsultasi Syariah.com, https://konsultasisyariah.com/8044-Hukum-Qurban-Online.html,
(Hukum Qurban Online, Konsultasi syariah.com/Artikel/2011/10/14).

xxii
yang menawarkan jasa untuk penyaluran qurban bagi masyarakat muslim yang

berniat untuk melaksanakan ibadah qurban.9

Fenomena perkembangan praktik Ibadah qurban dari tahun ke tahun

mengalami peningkatan dan kemudahan dalam pelaksanaannya, disebabkan

dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang semakin

canggih. Salah satu hasil dari perkembangan IPTEK yang sangat berperan dalam

pelaksanaan ibadah qurban adalah internet.10

Keberadaan internet sangat diperlukan karena kebutuhan masyarakat

dalam kemudahan akses dan pelayanan selalu ingin terpenuhi, maka dari itu

kemudian menyebabkan adanya praktik ibadah qurban yang berbasis internet yang

saat ini dikenal dengan sebutan qurban online.11

Keberadaan qurban online yang ada saat ini belum begitu dikenal

masyarakat luas, karena dari beberapa responden atau partisipan (pendapat para

ahli) pun terkait tentang qurban online ini ada yang mengatakan belum tahu sama

sekali tentang praktik qurban online, kemudian ada juga yang mengatakan sudah

pernah mendengar istilah (qurban online) dan hanya sekedar tahu tetapi tidak

mengetahui dengan pasti apa yang dimaksud dengan istilah tersebut.12

Jika qurban melalui media online Sahibul qurban tidak mengetahui kapan

hewannya disembelih, karena prinsip dasar dalam Islam, seorang muslim wajib

9
Jayusman.Tinjauan Hukum Islam Terhadap Ibadah Kurban Kolektif. Jurnal Imu
Keagamaan, Jilid 5. (http://www.ejournal.iainradenintan.ac.id), diakses tanggal 30 julie 2020.
10
Reni Noviati. Praktik Kurban Online Dalam Perspektif Islam Tebar Hewan Kurban Di
Dompet Dhuafa.......,hlm.344.
11
Noviati, Reni. 2017. Praktik Kurban Online Dalam Perspektif Islam Tebar Hewan
Kurban Di Dompet Dhuafa . Jurnal Syarikah 3 (1): hml 334
12
Reni Noviati. “Praktik Kurban Online Dalam Perspektif Islam Tebar Hewan Kurban Di
Dompet Dhuafa” . Jurnal Syarikah, Vol 3 Nomor 1, 2017.

xxiii
mengikatkan dengan hukum syara sebagai konsekuensi keimanannya pada islam.
13

Oleh karena itu sudah seharusnya dan sewajarnya seorang muslim

mengetahui halal-haramnya perbuatan yang dilakukannya agar tidak salah dalam

melakukan perbuatannya dan mengaggap ringan perbuatannya. 14

Melihat kehidupan umat Islam sekarang ini sudah sangat berbeda dengan

kehidupan umat Islam di zaman Rasulullah masih hidup. Zaman sekarang ini,

khususnya di negara-negara maju atau di kota-kota besar umat Islam dituntut

untuk hidup serba praktis dan efesien. Hal ini berbeda dengan kehidupan di zaman

Nabi dahulu, yang masih serba seadanya, baik dalam memenuhi kepentingan

hidup, maupun dalam kehidupan sehari-hari.15

Praktik ibadah qurban online yang telah dilaksanakan selama ini ternyata

masih banyak masyarakat yang belum mengetahui bagaimana mekanismenya dan

masih terdapat kendala-kendala terhadap proses transaksinya misalnya dalam hal

pengiriman daging qurban yang lama, dan hal tersebut belum diketahui pula

bagaimana hukumnya apakah sah atau tidak dan telah memenuhi ketentuan

Hukum Islam atau tidak.

Ammana merupakan alternatif masyarakat untuk melakukan qurban secara

online, ammana menerapkan berdasarkan prinsip-prinsip syariah adapun alasan

nya dalam fintech syariah ammana, karena qurban di Fintech Syariah Ammana

memudahkan kita tidak perlu keluar rumah.

13
Huzaimah Tahido Yanggo,MA, Masail Fiqhiyah kajian Islam Kontemporer,(Bandung:
Angkasa, 2005), cet.I, hml.30-31
14
ibid
15
ibid

xxiv
Selain itu juga mengapa penulis memilih fintech syariah ammana karena

pembiayaan Fintech Syariah Amanna didukung adanya fatwa dsn no 117/DSN-

MUI/II/2018 tentang Layanan Pembiayaan Berbasis Teknologi Informasi

Berdasarkan Prinsip Syariah.

Maka dari itu penulis mengangkat judul berikut berdasarkan beberapa hal

di atas merupakan yang melatar belakang penulis dalam melakukan penelitian ini

maka penulis ingin meganalisis lebih jauh mengenai skripsi saya yang berjudul

Produk Qurban Online Fintech Syariah Ammana Analisis Fatwa DSN No

117/DSN-MUI/II/2018 Layanan Pembiayaan Berbasis Teknologi Informasi

Berdasarkan Prinsip Syariah.

B. Batasan Masalah

Untuk mempermudah peneliti dalam melakukan penelitian dan agar lebih

terarahnya penulisan ini, maka sebagai pedoman dalam memahami dan

memudahkan penelitian ini maka peneliti memberikan pembatasan masalah yang

hanya berfokus pada Praktik Qurban Online Dalam Persfektif Pandangan Hukum

Islam (Studi Kasus Di Fintech Syariah Ammana).

C. Rumusan Masalah

Agar mempermudah peneliti dalam melakukan penulisan maka perlu

kiranya peneliti untuk merumuskan beberapa masalah yang berhubungan dengan

penelitian, rumusan masalah tersebut antara lain adalah:

1. Bagaimana Produk Qurban Online Di Fintech Syariah Ammana?

xxv
2. Bagaimana Analisis Fatwa DSN 117/DSN-MUI/II/2018 Mengenai Produk

Qurban Online Fintech Syariah Ammana?

D. Tujuan Penelitian

Dalam penelitian ini ada beberapa tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti

dalam tulisannya antara lain:

1. Untuk Mendeskrifsikan Produk Qurban Online Di Fintech Syariah Ammana.

2. Untuk Mendeskripsikan Analisis Fatwa DSN 117/DSN-MUI/II/2018 Mengenai

Produk Qurban Online Fintech Syariah Ammana .

E. Definisi Operasional

Untuk memudahkan dalam memahami judul skripsi “Praktik Qurban

Online Dalam Persfektif Pandangan Hukum Islam (Studi Kasus Di Fintech

Syariah Ammana)”. Maka dirasa perlu menjelaskan devinisi operasional agar

tidak terjadi kesalahpahaman skripsi ini:

1. Praktik Qurban Online

praktik qurban online berarti membeli hewan qurban untuk disembelih di

luar daerah sahibul kurban itu sendiri. Oleh karena itu, ada

beberapa sunah yang hilang seperti turut menyaksikan penyembelihan hewan

qurbannya, menyembelih sendiri hewan qurban, dan menyebut nama Allah

ketika menyembelihnya.

2. Hukum Qurban dalam Islam

Imam maliki berpendapat bahwa hukum berqurban itu bukan wajib,

tetapi sunnat muakkad/sunat yang sangat penting dan diutamakan. Sedangkan

di kalangan pengikut mazhab syafi’I mengatakan bahwa hukumnya sunnat

xxvi
kifayah untuk tiap-tiap rumah. Dikatakan sunnat kifayah, karena jika seorang

suami menggunakan uang/hartanya untuk membeli hewan qurban maka telah

mencakup untuk qurban semua orang dalam keluarganya.

3. Fintech syariah

Pengertian Fintech Syariah menurut Mukhlisin (2017) adalah

kombinasi, inovasi yang ada dalam bidang keuangan dan teknologi yang

memudahkan proses transaksi dan investasi berdasarkan nilai-nilai syariah.16

Kesesuaian transaksi dalam fintech syariah harus mematuhi aturan-aturan

syariah.17 Ia berpendapat, walaupun fintech ini merupakan terobosan baru

tetapi mengalami perkembangan yang pesat. Islam merupakan agama yang

komprehensif sehingga dalam bidang keuangan ini harus memiliki aturan yang

sesuai dengan prinsipnya sesuai syariah.18

4. Fatwa DSN fintech syariah

Fintech syariah juga mengacu Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis

Ulama Indonesia (DSN MUI) Nomor 117/2018 tentang Layanan Pembiayaan

Berbasis Teknologi Informasi Berdasarkan Prinsip Syariah.

DSN MUI tersebut menjelaskan fintech syariah merupakan

penyelenggaraan layanan jasa keuangan berdasarkan prinsip syariah yang

mempertemukan atau menghubungkan pemberi pembiayaan (investor) dengan


16
Dodi Yarli, Analisis Akad Tijarah Pada Transaksi Fintech Syariah Dengan
Pendekatan Maqhasid, Jurnal Pemikiran Hukun Dan Hukum Islam, 9 No. 2, Juli-Desember 2018,
hlm. 248
17
Agus Wismanto, Muhammad Fahri Farid, Abdurrahman wisno BP, Arijulmanan,
Achmad Syarif K Abu Fahmi, HRD Syariah Teori Dan Implementasi Manajemen Sumber Daya
Manusia Berbasis Syariah, (Jakarta: Penerbit Gremedia Pusaka Umum, 2020), hml. 199.
18
Dodi Yarli, Analisis Akad Tijarah Pada Transaksi Fintech Syariah Dengan
Pendekatan Maqhasid, Jurnal Pemikiran Hukun Dan Hukum Islam, 9 No. 2, Juli-Desember 2018,
hlm. 248.

xxvii
penerima pembiayaan (peminjam) dalam rangka melakukan akad pembiayaan

melalui sistem elektronik dengan menggunakan jaringan internet.

Kemudian fatwa MUI tersebut menyatakan kegiatan bisnis fintech

syariah tidak boleh bertentangan dengan prinsip Syariah, yaitu antara lain

terhindar dari riba, gharar (ketidak jelasa akad), maysir (ketidak jelasan

tujuan/spekulasi), tadlis (tidak transparan), dharar (bahaya), zhulm (kerugian

salah satu pihak), dan haram.

F. Manfaat Penelitian

1. Aspek teoritis.

a. Bagi penulis sendiri, manfaat dari penulisan skripsi ini adalah

untuk menambah wawasan dan pengetahuan Analisis Hukum

Ekonomi Syariah tentang Praktik Qurban Online Dalam Persfektif

Pandangan Hukum Islam (Studi Kasus Di Fintech Syariah

Ammana).

b. Hasil penelitian ini untuk mengetahui Praktik Qurban Online

Dalam Persfektif Pandangan Hukum Islam (Studi Kasus Di Fintech

Syariah Ammana) tersebut.

2. Aspek Praktis

Aspek Praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan

sebagai masukan dan pengetahuan bagi masyarakat yang masih belum

tau qurban online, serta memudahkan dan membagikan kepada

mereka yang paling membutuhkan, dan komitmen lembaga

xxviii
(mengajak untuk berqurban untuk berbagi kepada mereka yang

membutuhkan).

G. Hasil Penelitian Yang Relevan

1. Penelitian yang pertama dilakukan oleh Fitria Istina Dewi mahasiswa

Fakultas Syariah Institut Agama Islam Negeri Surakarta yang berjudul

Hukum qurban dan Pembagian Dagingnya Menurut Madzhab Hanafi

dan Mazhab Hanbali. Hasil dari penelitian ini berisikan tentang

bagaimana hukum berqurban menurut Madzhab Hanafi dan Madzhab

Hanbali dan pembagian hewan qurban menurut Madzhab Hanafi dan

Madzhab Hanbali, bahwa hukum penyembelihan hewan kurban

dengan istinbath Madzhab Hanafi dan Madzhab Hanbali yang sudah di

katakan di dalam Al-Qur‘an dan Hadits, maka penyembelihan hewan

kurban di sunahkan untuk mengerjakan, jadi tidak di hukum wajib,

oleh karena itu hukum berkurban adalah Sunah Muakkad. 19

2. Penelitian yang kedua dilakukan oleh Kartini Nim 1110043100032

dalam skripsinya yang berjudul “Praktik Qurban di Desa Kundur

Dalam Persfektif Hukum Islam Studi Kasus didesa kundur, kecamatan,

Kundur Barat kababupaten. Karimun Kepulauan Riau “.

Kesimpulannya ada beberapa praktik qurban di desa kundur kepulauan

riau yang tidak sesuai dengan syariat Islam. Praktik qurban yang tidak

dibenarkan dalam agama islam yakni pemanfaatan hewan qurban dan

19
Fitria Istina Dewi. “Hukum Kurban dan Pembagian Dagingnya Menurut Mazhab Hanafi
dan Mazhab Hanbali”. Skripsi tidak diterbitkan, jurusan syariah Institut Agama Islam Negeri
Surakarta, 2013.

xxix
penguburan kerangka hewan qurban. Baik kepala, kulit maupun

tulangnya.

Boleh saja tulang-belulang hewan qurban dikubur (dipendam) itu lebih

baik akan tetapi setelah dimanfaatkan. Jika kerangka hewan qurban

dikubur sebelum dimanfaatkan, itu merupakan perbuatan yang menyia-

nyiakan atau mubazir. Karena baik kulit, kepala, maupun tulang-

belulang hewan qurban dapat di gunakan sebagai konsumsi.

Sedangkan praktek penguburan tulang hewan qurban seperti

dibungkus menggunakan kain putih dan kerangka hewan tersebut

dikubur layaknya jenazah, ini tidak di benarkan dalam agama Islam.

Segala sesuatu ada tempatnya, manusia memang diperlakukan seperti

itu. Tetapi tidak dengan hewan pada hakikatnya semua yang ada

dimuka bumi ini adalah ditundukkan untuk kemaslahatan manusia

lain.20

3. Penelitian yang ketiga di lakukan oleh R. Noviati dalam Jurnal Syarikah

Volume 3 Nomor 1 yang berjudul Praktik qurban Online dalam

perspektif Islam Tebar Hewan Kurban THK (Tebar Hewan Qurban) di

Dompet Dhuafa. penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

mekanisme praktik qurban online yang ada di THK (Tebar Hewan

Qurban) Dompet Dhuafa dan Kesesuaiannya dengan aturan Fiqh

Islam. Pelaksanaan THK (Tebar Hewan Qurban) Dompet Dhuafa di

THK (Tebar Hewan Qurban) Dompet Dhuafa tersebut menggunakan


20
Kartini, Praktek Kurban di Desa Kundur Dalam Persfektif Hukum Islam Studi Kasus
Didesa Kundur, Kec.Kundur Barat Kab.Karimun kepulauan Riau, Perbandingan mazhapFiqh,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas syariah dan Hukum. 2015

xxx
akad wakalah dan salam, dan praktik qurban online tersebut telah

sesuai dengan fiqh Islam, karena rukun dan syaratnya sudah

terpenuhi.21

4. Penelitian yang ke empat di lakukan oleh iwansah yang berjudul

Efektivitas Promosi jual Beli Hewan Qurban Melalui Online (Studi

Pada Situs Olx.co.id) . penelitian ini bertujuan unutk mengetahui

bagaimana Efektivitas Promosi jual Beli Hewan Qurban Melalui

Online (Studi Pada Situs Olx.co.id) . kesimpulannya sistem promosi

jual beli hewan qurban melalui online yang terdaftar di situs olx.co.id

ini snagat praktis, cepat dan mudah sesuai dengan etika promosi

menurut hukum Islam. Yaitu jangan mudah mengobrol sumpah. Harus

jujur, tidak menipu, tidak membingungkan, dengan kreteria tersebut

jelas bahwa jual beli ini boleh dilakukan (asbah) sesuai dengan

tuntunan hukum Islam.

Efektivitas promosi juak beli ini sangat efektif, cepat dan mudah

dengan alasan penjual hanya menggunakan jasa olx.co.id sebagai

wadah mempromosikan barang dagangannya pada situs olx.co.id,

adapun cara pelaksanaan transakrinya adalah dengan cara penjual

memberikan alamat jelas serta nomor handphone yang bisa dihubungi

oleh pembeli dimana pembeli menelpon atau datang langsung kerumah

penjual dan bisa juga order. Penjual dan pembeli,setelah melihat

21
Reni Noviati. “Praktik Kurban Online Dalam Perspektif Islam Tebar Hewan Kurban
Di Dompet Dhuafa” . Jurnal Syarikah, Vol 3 Nomor 1, 2017.

xxxi
kemudian langsung membayar tunai pihak penjuak hewan

mengirimkan hewan qurban tersebut pada H-1 kepada pembeli.

5. Penelitian yang kelima dilakukan oleh Ida Ummu Sakhiyah Nim :

082311010 yang berjudul Tinjauan Hukum Islam Terhadap

pelaksanaan Arisan Qurban Jamaah Yasinan Dusun Karang Jati

Selatan Desa Karangpule Kecamatan Srueng Kabupaten kebumen.

Kesimpuannya yaitu Pelaksanaan akad arisan kurban jamaah yasinan

Dusun Karangjati Selatan sebagian telah menerapkan asas-asas

muamalat yaitu mubah asas kerelaan (antarodin) serta asas

mendatangkan manfaat.

Dalam praktik arisan qurban jamaah yasinan Dusun Karangjati

Selatan ini tidak ada jaminannya, tetapi adanya asas kerelaan (ar-

Ridha) yang ditandai dengan kesanggupan kedua belah pihak yaitu

pengurus dengan anggota tentang hasil undian arisan yang tidak sama

disetiap tahunnya karena disesuaikan dengan harga seekor kambin atau

sapi. Selain itu juga tampak adanya kesepakatan bersama atas

permasalahan yang timbul.

Karena pada hakekatnya arisan ini terjadi karena dikehendaki

kedua belah pihak yang merupakan cerminan dari adanya kerelaan.

Penelitian arisan qurban ini secara hukum Islam adalah mubah atau

dibolehkan. Dalam arisan ini lebih banyak mendatangkan manfaat bagi

pererta yang mayoritas penduduk ekonomi menengah kebawah, yang

xxxii
mempunyai keinginan kuat untuk biasa melaksanakan ibadah kurban

namun terhambat oleh biaya atau harga hewan yang tinggi.

Namun dalam pelaksanaannya arisan kurban ini kurang

menerapkan asas-asas keadilan bagi peserta, karena hampir di setiap

tahun masih ada peserta yang meminta arisan dalam bentuk uang

karena akan dipakai untuk keperluan lain. Dan penguruspun

memberikannya dalm bentuk uang. Sehingga, dari sinilah terlihat

adanya ketidak adilan bagi para peserta arisan. Karena peserta yang

memperoleh arisan qurban sendiri tidak boleh mengambil undian

dalam bentuk uang.22

6. Penelitian yang ke enam di lakukan oleh Anisa Fadilah Zustika yang

berjudul Financial technology (Fintech) Berbasis Sistem Peer To Peer

Lending (P2PL) Dalam Persfektif Hifdzu Mal (Studi Kasus

Perusahaan Investree). Kesimpiulan Finacial technology (fintech)

berbasis sistem Peer to Peer lending Merupakan metode bisnis baru

yang berbasis technology. Metode terkait transaksi tersebut bisa

dilakukan transaksi pinjam meminjam online dan investasi. Yang

mana kegiatan transaksi dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja

melalui gudget ( smartphone, tablet, laptop, komputer) transaksi

dilakukan 100% online dengan mengunakan bantuan internet. P2PL

menguhubungkan orang yang mempunyai kelebihan dana (lender)

dengan orang yang membutuhkan dana (borrower). Terdapat 3 produk


22
Ida Ummu Sakhiyah. (2015). Tinjauan Hukum Islam Terhadap pelaksanaan Arisan
Qurban Jamaah Yasinan Dusun Karang Jati Selatan Desa Karangpule Kecamatan Srueng
Kabupaten kebumen. Walisongo: Skripsi Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang.

xxxiii
P2PL syariah di Investree yaitu pendanaan syariah, pembiayaan usaha

syariah, dan online seller financing syariah. pembiayaan uasha syariah

dan pendanaan syariah dikhususkan untuk perusahaan dengan sistem

dijamin oleh invoice (tagihan), sedangan online seller financing

syariah merupakan pembiayaan yang diberikan kepada UMKM yang

telah bergabung di e- commerce (Lazada, Tokopedia, Bukalapak,

Matahari.com) selama minimal 2 tahun dengan omset minimal Rp 2

Juta/bulan. Teradapat 2 akad dalam P2PL syariah yaitu akad Al- Qard

dan akad Wakalah Bil Ujroh. Akad Al – Qard dilakukan oleh lender

dan borrower yang mana lender memberikan bantuan dana kepada

borrower.

Akad Wakalah Bil Ujroh yang dilakukan oleh lender dan borrower

dengan penyelenggara sebagai perantara dalam transaksi. Berdasarkan

hasil analasis menyatakan bahwa transaksi P2PL pada perusahaan

Investree menerapkan akad Mudharabah Mutlaqah yang pengelola

modal diberi keleluasaan dalam mengelola dan menjalankan modal.

Keleluasaan menentukan jenis usaha, termasuk lokasi, dan tujuan

usaha. pemilik modal tidak menentukan jenis usaha yang harus

dijalankan oleh pengelola modal.

H. Sistematika Penulisan

Oleh peneliti, penulisan ini dibagi menjadi 5 bab yang terbagi ke dalam

beberapa sub bab, adapun sistematikanya adalah sebagai berikut:

xxxiv
Bab I merupakan pendahuluan yang memuat uraian tentang latar belakang

masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat

penelitian, hasil penelitian yang relevan, dan sistematika penulisan.

Bab II merupakan kerangka teoritis atau kerangka konsepsional yang akan

mengulas tentang landasan teori tentang Qurban Online Hal ini

dimaksudkan untuk memberikan pengetahuan tentang Qurban online agar

mempermudah orang-orang yang masa kini.

Bab III merupakan metodelogi penelitian yang memuat tentang deskripsi data

yang berkenaan dengan Qurban online. Data yang didapat berupa kajian

pustaka serta dokumen, setelah mengetahui tentang gambaran umum objek

penelitian tersebut maka hal tersebut dapat membantu dalam proses

penelitian khususnya.

Bab IV merupakan pemaparan data dan pembahasan tentang produk qurban

online Fintech Syariah Ammana Analisis Fatwa DSN NO 117/DSN-

MUI/II.2018 layanan pembiayaan berbasis teknologi informasi berdasarkan

prinsip syariah.

Bab V, yaitu penutup berisi tentang kesimpulan dan saran.

xxxv
BAB II

KERANGKA TEORI

A. Qurban
1. Pengertian Qurban
Al-Adhahi merupakan jama’ (plural) dari kata udhhiyyah dengan

hamzah di dhammah dan boleh di kasroh (idhahiyyah), dan juga hamzah boleh

di buang dan dhad di fathah (dhahiyyah), seakan kata itu berasal dari kata yang

menunjukan waktu disyariatkannya penyembelihan qurban. Dan dengan kata

itu, hari penyembelihan di namakan yaumul adhha (hari penyembelihan).23

Secara bahasa, kata qurban berasar dari bahasa arab dari kata dasar

qarraba-yuqarribu-qurba-nan, yang artinya mendekat. Dengan demikian makna

qurban dalam islam berarti mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dan berusaha

menyingkirkan hal-hal yang dapat membatasi kedekatan kita kepada Allah

SWT.

Qurban dalam bahasa arab disebut “udhiyyah”, yang berarti

menyembelih hewan pada pagi hari. Udhiyyah pada aslnya bermakna “waktu

dhuha”, yaitu antara ja 07.00 hingga menjelang istiwa, kira-kira jam 12.00,

kemudian dijadikan nama sebagai nama bagi sembelihan qurban yang

pelaksanaannya dilakukan dan dianjurkan pada waktu dhuha, yang dilakukan

dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah. Qurban artinya dekat, dalam

istilah syara artinya mendekatkan diri kepada Allah dengan jalan menyembelih

binatang dengan niat tertentu untuk memberikan kenikmatan atas harta


23
Muhammad bin Ismail Al-Amir Ash-shan’ani. Subulus Salam Syarah Bulughul Maram
(Jakarta: Darus Sunah, 2017).,hlm. 251.

17
bendanya kepada orang yang berhak menerima qurban tersebut dengan tujuan

mencari keridhoan Allah semata dan dalam waktu yang tertentu, 24 pada hari

raya Idul Adha dan pada hari tasyrik (tanggal 11,12, dan 13 zulhijah).25

Sesuai dengan tujuan ibadah qurban yaitu mendekatkan diri kepada

Allah SWT. Qurban secara etiomologi yaitu hewan yang diqurbankan atau

hewan yang di sembelih pada hari raya idul adha karena pada waktu itulah

biasanya ibadah qurban dilaksanakan.26 Allah SWT berfirman dalam QS Al-

Hajj (36-37):

‫اف ۖ فَِإذَا‬ ِ ِ ِ ِ ِ
َّ ‫ص َو‬ َ ‫اس َم اللَّه َعلَْي َها‬ ْ ‫اها لَ ُك ْم م ْن َش َعائ ِر اللَّه لَ ُك ْم ف َيها َخْيٌر ۖ فَاذْ ُكُروا‬ َ َ‫َوالْبُ ْد َن َج َع ْلن‬
ِ
‫اها لَ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَ ْش ُكُرونلَ ْن‬
َ َ‫ك َس َّخ ْرن‬ َ ‫ت ُجنُوبُ َها فَ ُكلُوا ِمْن َها َوأَطْعِ ُموا الْ َقانِ َع َوالْ ُم ْعَتَّر ۚ َك َٰذل‬ ْ َ‫َو َجب‬
‫ك َس َّخَر َها لَ ُك ْم لِتُ َكِّبُروا اللَّهَ َعلَ ٰى‬ ِ َّ ُ‫وم َها َواَل ِد َم ُاؤ َها َوٰلَ ِك ْن َينَالُه‬
َ ‫الت ْق َو ٰى ِمْن ُك ْم ۚ َك َٰذل‬ ُ ُ‫َينَ َال اللَّهَ حُل‬
‫َما َه َدا ُك ْم ۗ َوبَ ِّش ِر الْ ُم ْح ِسنِني‬

Artinya: Dan telah Kami jadikan untuk kamu unta-unta itu sebahagian dari
syi'ar Allah, kamu memperoleh kebaikan yang banyak padanya, maka
sebutlah olehmu nama Allah ketika kamu menyembelihnya dalam
keadaan berdiri (dan telah terikat). Kemudian apabila telah roboh
(mati), maka makanlah sebahagiannya dan beri makanlah orang yang
rela dengan apa yang ada padanya (yang tidak meminta-minta) dan
orang yang meminta. Demikianlah Kami telah menundukkan unta-
unta itu kepada kamu, mudah-mudahan kamu bersyukur (36) Daging-
daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai
(keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat
mencapainya. Demikianlah Allah telah menundukkannya untuk kamu
supaya kamu mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya kepada
kamu. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat
baik (37).27
24
Ibnu Masu‟ ud dan Zainal abidin, Fiqih Mazhab Syafi‟I, (Bandung: Pustaka Setia,
2005), h. 682
25
Zaenal Abidin, Fikih Ibadah, (sleman: CV Budi Utama, 2020), hml. 124.
26
Jayusman. Tinjauan Hukum Islam Terhadap Ibadah Kurban Kolektif, Al- ‘Adalah
(Lampung) Vol X Nomor 4, 4 Juli 2012., hlm. 436.

Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya (Bandung: CV Penerbit


27

Diponegoro, 2010), hlm. 336.

18
2. Dasar Hukum Qurban

1. wajib Bagi Yang Mampu

Qurban wajib bagi yang mampu, Dijelaskan oleh firman Allah QS.

Al-Kautsar Ayat 1-3:

ِ َ‫ ف‬. ‫اك الْ َكو َثر‬


َ َ‫ إِ َّن َشانِئ‬. ‫ك َواحْنَْر‬
‫ك ُه َو اأْل َْبَتُر‬ َ َ ْ َ َ‫إِنَّا أ َْعطَْين‬
َ ِّ‫ص ِّل لَرب‬
Artinya: “Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat

yang banyak. Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu, dan berkorbanlah.

Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu Dialah yang terputus”.28

Berqurban pada hakikatnya mensyukuri atas segala nikmat yang

Allah berikan kepada manusia, karena nikmat tersebut sangat banyak, sudah

seharusnya manusia melakukan pengorbanan dalam bentuk apapun kepada

Allah SWT. Mengorbankan jiwa, harta, tenaga dan waktu hanya untuk

mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dalam hal ini syariat yang dianjurkan

adalah melakukan penyembelihan hewan, kemudian daging hewan tersebut

di bagikan kepada orang-orang yang membutuhkan (fakir-miskin).29

2. Sunnah

28
Zaenal Abidin, Fikih Ibadah, (sleman: CV Budi Utama, 2020), hml. 125.

29
Hasbiyallah, Fikih, (Bandung: Grafindo Media Pratama, 2008), hml. 8.

19
Qurban memang disunnahkan, terutama bagi orang yang mampu

secara ekonomi.30

3. Sunah Muakkad

Berdasarkan hadits riwayat Daruqutni menjelaskan:

ٍ ‫َّحر و لَْيس بِو ِاج‬


‫ب َعلَْي ُك ْم‬ ِ
َ َ َ ُ ْ ‫ب َعلَ َّي الن‬
َ ‫ُكت‬

Artinya: “Diwajibkan melaksanakan qurban bagiku dan tidak wajib

atas kamu”. (HR. Daruqutni).31

Imam maliki berpendapat bahwa hukum berqurban itu bukan wajib,

tetapi sunnat muakkad/sunat yang sangat penting dan diutamakan.

Sedangkan di kalangan pengikut mazhab syafi’I mengatakan bahwa

hukumnya sunnat kifayah untuk tiap-tiap rumah. Dikatakan sunnat kifayah,

karena jika seorang suami menggunakan uang/hartanya untuk membeli

hewan qurban maka telah mencakup untuk qurban semua orang dalam

keluarganya.

Hal ini di dasarkan kepada hadist dari atha’ bin yasar, ia berkata:

ِ ِ ِ َّ ‫صا ِر‬
‫صلَّى‬
َ ‫َّحايَا َعلَى َع ْهد َر ُسول اللَّه‬ َ ‫ت الض‬ ْ َ‫ف َكان‬ َ ‫ي َكْي‬ َ ُّ‫ت أَبَا أَي‬
َ ْ‫وب اأْل َن‬ ُ ْ‫قَال َعطَاءُ بْ ُن يَ َسا ٍر َسأَل‬
ِ ِِ ِ َّ َ‫اللَّهُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم َف َق َال َكان‬
َ َ‫ض ِّحي بِالشَّاة َعْنهُ َو َع ْن أ َْه ِل َبْيته َفيَأْ ُكلُو َن َويُطْع ُمو َن َحىَّت َتب‬
‫اهى‬ َ ُ‫الر ُج ُل ي‬
‫ت َك َما َتَرى‬ ْ ‫ص َار‬ َ َ‫َّاس ف‬ ُ ‫الن‬
Artinya: “saya bertanya kepada abu ayum al-anshary tentang bagaimana

cara kalian berqurban pada masa rasulullah saw? Abu ayub

30
Kiki Sakinah, Ibadah Qurban Hukumnya Sunnah Atau Wajib,
https://republika.co.id/berita/puqmi7458/ibadah-kurban-hukumnya-sunah-atau-wajib, Dikutip
Pada Tanggal 02 juli 2020
31
Zaenal Abidin, Fikih Ibadah, (sleman: CV Budi Utama, 2020), hml. 125.

20
menjawab: pada masa nabi saw seseorang berqurban satu ekor

kambing adalah untuk dirinya dan untuk keluarganya. Mereka

memakannya dan mereka memberinya kepada orang lain,

sehingga orang lain mengetahui qurban rasulullah saw”. (HR.

Ibnu Majah dan Tarmidzi), dan mereka mengatakan hadist ini

shahih.32

3. Syarat Bagi Orang Yang Berqurban

a. Berasama Islam.

b. Bebas atau merdeka (bukan hamba sahaya).

c. Akil baligh.

d. Berakal.

e. Mampu untuk berkurban.

4. Waktu Berqurban

Seperti halnya ibadah lain, Islam menentukan batasan waktu dalam

berqurban. Pembatasan waktu tersebut bertujuan agar umat Islam mau

menghargai waktu dan memiliki disiplin tinggi. Tidak boleh menyembelih

hewan qurban setelah matahari terbit pada hari raya qurban, penyembelihan

hendaknya dilakukan setelah shalat Idul Adha dan tiga hari sesudahnya

(hari-hari Tasyrik).33

Disyariatkan pada hewan qurban untuk tidak disembelih kecuali

setelah matahari terbit pada hari raya Idul Adha. dan setelah melewati waktu

32
Hasbiyallah, Fikih, (Bandung: Grafindo Media Pratama, 2008), hml. 215.
33
Adul Mutaalal-Jabari, Al-Adhiyyah: ahkamuhawa Falsafatu haal-Tarbiyah,
diterjemah oleh Ainul Haris, Cara Berkurban, (Jakarta : Gema Insani Perss, 1996), hml. 59

21
dengan durasi yang cukup untuk mengerjakan shalat hari raya Sesudah itu

boleh menyembelihnya di hari mana saja yang termasuk hari- hari Tasyrik,

baik malam ataupun siang. Setelah tiga hari tersebut tidak ada lagi waktu

penyembelihannya.

5. Syariat Qurban

Berqurban adalah menyembelih hewan ternak untuk mendekatkan

diri kepada Allah SWT pada hari nahar. Perintah berqurban mulai

disyariatkan pada tahun kedua hijriah, seperti halnya disyariatkannya ibadah

zakat dan shalat ied. Berqurban disyariatkan berdasarkan nash al-Qur’an dan

sunnah rasulullah SAW. Dasar nash al-Qur’an dijumpai dalam Surat al-

Kautsar (108) : 2.

‫ك َواحْنَْر‬ ِ َ‫ف‬... ...


َ ِّ‫ص ِّل لَرب‬
َ
artinya: “ …Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu, dan

berqurbanlah…”.

Yang dimaksud shalat di sini adalah shalat Idul Adha, dan di maksud

berqurban di sini ialah penyembelihan hewan qurban dan mensyukuri

nikmat Allah pada hari nahar. sebagian ulama ahli tafsir, yakni Qatadah,

Atha, dan ikrimah mengatakan: yang dimaksud dengan menyembelih hewan

adalah menyembelih hewan qurban setelah shalat Ied, dalam rangka

mendekatkan diri kepada Allah karena datangnya hari raya tersebut.34

6. Rukun Menyembelih

34
H.M.Anshary, Fiqih Konversi Beribadah Antara Sunah dan Bid’ah, (Bandung:
Humaniora, 2013), hml. 213.

22
a. Penyembelih hendaklah orang Islam atau ahli kitab (yang berpegang

dengan kitab allah selain dari Al-Qur‟an) dan melakukannya dengan

sengaja.

b. Yang disembelih adalah binatang halal, binatang yang dapat

disembelih di lehernya hendaklah di sembelih di lehernya.

c. Alat (pekakas) menyembelih, yaitu semua barang tajam, melukakan,

besi, bambu, atau lain-lainnya kecuali gigi dan kuku, begitu juga

segala macam tulang.35

7. Syarat Waktu Penyembelihan

Waktu penyembelihan hewan qurban yakni disunahkan

menyembelih hewan qurban pada hari nahr (hari ke-10 Dzulhijjah)

setelah melempar jumrah aqobah, sebelum mencukur dan thawaf

ifadhah.

Adapun waktu penyembelihan yang di bolehkan, para ulama

berbeda pendapat mengenai hal ini menjadi beberapa pendapat:36

a. Boleh menyembelihnya pada hari (nahr) dan tiga hari setelahnya, ini

adalah pendapat dari Ali bin Abi Thalib, Al- Hasan Al- Bashri, Atha’,

Al-Auza’i, Syifa’i dan di pilih oleh Ibnu Al Mundzir, Ibnu Taimiyah

serta Ibnu Qoyyim. Dalil mereka adalah Hadits, “semua hari-hari tasyriq

adalah hari penyembelihan. “ Tiga hari ini dikhususkan karena

eksistensinya pada hari-hari mina, hari-hari melempar jumrah, hari-hari

35
Sulaiman Rasjid, Fiqh Islam, Hukum Fiqh Lengkap, Cetakan ke 27, Bandung, 1994,
Sinar Baru Algensindo , hlm. 470.
36
Abdul Malik Kamal bin As-Sayyid Salim. Shahih Fikih Sunnah wanita akarta : Qisthi
Press, 2013.hlm.432.

23
tasyriq, dan diharamkan berpuasa. Hari-hari tersebut memiliki kedudukan

yang sama dalam hukum, maka bolehnya melakukan penyembelihan

tanpa nash dan Ijma’ tidak di bedakan.

b. Waktunya adalah hari nahr dan dua hari setelahnya. Ini adalah pendapat

Ahmad Malik dan Abu Hanifah. Ini juga pendapat yang di riwayatkan

dari Ibnu Umar, Ibnu Abbas, dan lebih dari satu sahabat. Argumentasi

mereka adalah bahwa dilarangnya menyimpan daging qurban lebih dari

tiga hari merupakan bukti bahwa hari-hari penyembelihan hanya tiga hari

saja. Namun perlu di teliti, karena larangan menyimpan daging kurban

lebih dari tiga hari bukan berarti melarang mlakukan penyembelihan

setelah tiga hari tersebut.

c. Waktu penyembelihan adalah satu hari. Ini pendapat Ibnu Sirin, karena

satu hari ini dikhususkan dengan nama ini, maka hal itu menunjukan

pengkhususan hukumnya.

d. Waktu penyembelihan adalah satu hari (hari nahr) untuk beberapa kota,

dan tiga hari untuk di Mina. Ini pendapat Sa’id bin Zubair dan Jabir bin

Zaid, karena Mina ada hari-hari untuk manasik haji berupa melempar

jumrah, thawaf, mencukur, maka hukum di Mina berbeda dengan hukum

di beberapa kota.

e. Waktunya adalah dari hari nahr sampai akhir bulan Dzulhijjah. Pendapat

ini di nukil dari Abu Salamah bin Abdur Rahman dan AnNakha’i.

f. Waktunya tidak di tentukan secara khusus. Ini adalah pendapat dari

kalangan Syafi’i, sementara An-Nawawi menilainya lemah. Dan

24
beberapa pendapat menurut imam hanafiyah, malikiyah, syafi’iyah, dan

hanabilah yaitu sebagai berikut:

1) Hanafiyah

Sejak terbit fajar hingga akhir hari ke-3 tasyriq (tanggal 13).

Untuk di kota (pen : ada sholat Ied) sah bila dilakukan setelah selesai

sholat, meski imam belum khutbah. Untuk di pelosok (yang tidak ada

sholat Ied) boleh langsung setelah thulu’ fajr.

2) Malikiyah

Setelah Imam (pemimpin negara/kota dan lain-lain) selesai

memotong yang itu dilakukan setelah selesai khutbah. Tidak

mendapatkan pahala bagi mereka yang memotong mendahului

pemotongan. Penyembelihan boleh dilakukan hingga hari ketiga

sebelum masuknya maghrib.37

3) Syafi’iyah

dilakukan setelah selesai sholat Id dua rokaat dan khubtab dua kali

hingga hari ke-tiga (tanggal 13 Dzulhijjah). Bagi yang tidak ada sholat

Id maka diperkirakan sesuai diatas.

4) Hanabilah

37
Abdur-Rahman Al-Jazairy (2008), Fiqh ‘ala Madzhabil Arbaah – Juz 1. Darul Fikr Dwi
Nugroho, Balikpapan 18 Agustus 2018.

25
dilakukan setelah selesai sholat Ied sebelum khutbah. Bagi

yang di tempat tidak diadakan Ied maka diperkirakan waktu setelah

selesai sholat Ied. Batas hari penyembelihan adalah hari kedua tasyriq

(tanggal 12 Dzulhijjah).38

8. Syarat Sah Berqurban dan Pembagian daging Qurban

a. Syarat Sah Berqurban

Berqurban dianggap sah bila memenuhi syarat-syarat :

1). Berqurban pada waktunya, yaitu berlangsung setelah shalat hari raya

idul adha hingga tenggelamnya matahari pada hari tasyrik yang hari

raya ke tiga.

2). Berqurban dengan hewan ternak yang sesuai tuntunan, hewan ternak

yang dijadikan qurban adalah hewan ternak berupa unta, sapi,

kambing, dan domba. Berdasarkan ijma’ para ulama bahwa unta

mencakup semua hewan yang sejenis dengannya, sapi mencakup

kerbau, begitu juga dengan kambing dan domba.39

3). Hewan yang digunakan berqurban tidak boleh cacat, seperti salah

satu matanya buta, pincang, sakit dan yang kurus tidak mempunyai

lemak. Maka apabila ada hewan qurban yang menyandang salah satu

dari keempat penyakit di atas maka qurbannya tidak sah.

ibid
38

39
Mar’atus Sholichah, Administrasi Keuangan KJKS Daarul Qur’an Wisatahati Surabaya,
Wawancara, Surabaya, 12 Oktober 2013.

26
4). Hewan yang digunakan qurban cukup umur. Sebagian besar ulama’

menyatakan bahwa batas minimal usia domba adalah enam bulan,

kambing minimal satu tahun, sapi minimal dua tahun, dan unta

minimal lima tahun.40

b. Pembagian Hewan Qurban

Disunnahkan untuk membagi daging menjadi tiga bagian:

1). 1/3 disedekahkan

2).1/3 dihadiahkan

3). 1/3 dimakan

Dan lebih utama lagi jika menyedekahkan semuanya kecuali

beberapa suap untuk dirinya, karena disunnahkan untuk makan dari

hewan qurbannya.

Yang tidak boleh dilakukan berkaitan dengan daging dan bagian dari

hewan qurban:

1) Tidak boleh menjual bagian dari hewan qurban, entah itu kulit, kepala,

kaki.

2) Tidak boleh memberi upah penyembelihan dengan bagian dari hewan

qurban.

3) Tidak memakan semua daging qurban, jika dilakukan maka ia

berkewajiban mengganti kadar minimal untuk disedekahkan kepada

faqir miskin.

4) Sedekah kepada faqir miskin harus dalam keadaan mentah.

40
ibid

27
5) Tidak boleh memberikannya kepada orang kafir.

6) Tidak boleh memindahkan kadar wajib yang harus di sedekahkan ke

faqir miskin ke daerah lain.

7) Khusus untuk ibadah qurban yang wajib dan atas orang yang sudah

meninggal, tidak boleh makan dari hewan sembelihan tersebut, tapi

harus disedekahkan semuanya.41

9. Ketentuan Qurban

a. Jenis dan Syarat Hewan Qurban

Hewan untuk di jadikan qurban adalah hewan yang tidak cacat,

seperti pincang, buta, terpotong telinga, dan telah memenuhi syarat.

Hewan yang dapat di jadikan sebagai hewan qurban adalah kambing,

sapi, kerbau, dan unta. Hewan-hewan qurban tersebut harus memenuhi

syarat-syarat tertentu,42 antara lain sebagai berikut.

1). Domba (gibas) telah berumur satu tahun atau telah berganti giginya

(musinnah).

2). Kambing telah berumur dua tahun atau lebih.

3). Sapi atau kerbau, telah berumur dua tahun atau lebih.

4). Unta, telah berumur lima tahun atau lebih.43

Kategori binatang yang telah di sepakati bersama, hendaknya tidak

boleh kurang dari itu. Hendaknya hewan kurban terbebas dari berbagai

macam cacat.44

41
Wahyu Dwi Prastyo, Panduan Ringkas Ibadah Qurban, hml. 15-16
42
Zaenal Abidin, Fikih Ibadah, (sleman: CV Budi Utama, 2020), hml. 126.
43
ibid
44
Abdul Malik Kamal bin As-Sayyid Salim. Shahih Fikih Sunnah wanita, (Jakarta: qhisthi
press 2013) hlm.426.

28
b. Syarat Sahibul Qurban

Bagi sahibul qurban atau orang yang melakukan qurban juga ada

syarat-syaratnya yaitu, orang yang melaksanakan qurban hendaklah

orang Islam, merdeka, akil balig dan dapat menyediakan hewan

qurbannya tanpa berhutang.45

10. Pelaksanaan Qurban

Cara menyembelih hewan qurban sama dengan penyembelihan

yang disyaratkan islam, yaitu:

a). Alat untuk menyembelih harus benda tajam, tidak boleh menggunakan

gigi, kuku, dan tulang.

b). Memotong 2 urat yang ada di kiri kanan leher agar lekas matinya,

tetapi jangan sampai putus lehernya (makruh).

c). Binatang yang di sembelih hendaklah digulingkan ke sebelah kiri

tulang rusuknya agar mudah saat penyembelihan.

d). Hewan yang disembelih disunahkan dihadapkan kearah kiblat.

e). Orang yang menyembelih disunatkan membaca basmalah, shalawat,

takbir dan doa.

f). Jagal (yang menyembelih) hendaknya mengucapkan ikrar jika pemilik

hewan menyembelih sendiri, dia bisa ucapkan:

‫ض ِّح ِم ْن أ َُّميِت‬ ِ
َ ُ‫ َو َع َّم ْن مَلْ ي‬، ‫ َه َذا َعيِّن‬،‫ َواللَّهُ أَ ْكَبُر‬،‫بِ ْس ِم اللَّه‬
Artinya: Bismillah, wallahu akbar, ini qurban dariku dan dari
umatku yang tidak berqurban. (HR. Ahmad 14837, Abu
Daud 2810

45
Ibid.hml.426.

29
dan dishahihkan Al-Albani).

B. Qurban Online

1. Pengertian

Qurban online dalam artian yang dimaksud adalah melakukan qurban

dengan cara membeli hewan kemudian disembelih ditempat tertentu, kemudian

daging sembelihannya disalurkan di daerah tertentu oleh panitia qurban.

Kerana informasi dan transaksi dengan media online, seperti yang dilakukan

beberapa lembaga qurban di Indonesia.

Menurut para ulama (Ibnu Qudamah dan Ahmad Fauzi Qosnim) umat

ini sepakat atas kebolehan wakalah secara umum atas hajat yang perlu adanya

perwakilan, Melaksanakan qurban secara online diperbolehkan sebab tidak ada

dalil jelas hingga saat ini yang melarang hal tersebut. Konsekuensi dari

berqurban online adalah orang yang berqurban tidak akan tahu keberadaan

secara nyata hewan qurban tersebut karena mereka tidak menyaksikan

sekaligus tidak melakukan proses penyembelihan secara mandiri.46

Hal inilah yang mendasari Global Qurban untuk mencetuskan qurban

online dengan tujuan: memudahkan dan membagikan kepada mereka yang

paling membutuhkan. Lembaga yang menentukan daerah-daerah pelaksanaan

qurban serta penyaluran yang paling tepat sasaran. Selain itu juga menyediakan

hewan qurban terbaik, kambing berbobot lebih dari 25 Kg dan Sapi lebih dari

46
Cemati.com, qurban online dan hukumnya secara agama,
https://www.cermati.com/artikel/qurban-online-dan-hukumnya-secara-agama, dikutip pada tanggal
27 juli 2020.

30
220 Kg memenuhi syarat hewan Qurban, ini adalah komitmen lembaga

(mengajak untuk berqurban untuk berbagi kepada mereka yang membutuhkan).

2. Penyembelihan Binatang Qurban Online

Jika berbicara penyembelihan maka yang pertama dibahas ialah perihal

orang yang akan menyembelih, orang yang melakukan penyembelihan dapat

dibedakan menjadi tiga golongan: yang haram sembelihannya berdasarkan

kesepakatan ulama, dan yang boleh sembelihannya berdasarkan kesepakatan

ulama, serta golongan yang sembelihannya masih diperdebatkan.

Golongan yang seluruh ulama sepakat haram sembelihannya tidak

boleh dimakan dan hukumnya haram adalah sembelihan orang-orang kafir

selain ahlul kitab

‫َّم َوحَلْ ُم ٱخْلِن ِزي ِر َو َمآ أ ُِه َّل لِغَرْيِ ٱللَّ ِه بِِه‬
ُ ‫ت َعلَْي ُك ُم ٱلْ َمْيتَةُ َوٱلد‬
ْ ‫ُحِّر َم‬

Artinya: Diharamkan bagimu (memakan bangkai), darah,daging babi


(daging hewan) yang disembelih bukan atas nama selain Allah.(Q.S
Al-Maidah /5:3).

Alasannya, memakan hewan yang penyembelihannya dimaksudkan

bagi selain Allah SWT hukumnya haram. Sementara itu seorang yang murtad

dari Islam tidak kokoh berada diatas agama baru yang dianutnya.

Sementara itu, sembelihan yang disepakati oleh seluruh ulama

kehalalan memakannya adalah sembelihan seorang muslim laki-laki yang

balig dan berakal serta tidak meninggalkan shalat. Hal ini didasarkan pada

firman Allah SWT.

ُ ‫إِاَّل َما ذَ َّكْيتُ ْم َو َما ذُبِ َح َعلَى ٱلن‬.... ….


ِ ‫ُّص‬
‫ب‬

31
Artinya:”....kecuali yang sempat kamu sembelih…”. (Q.S.al-
Maidah/5:3)

Redaksinya ditunjukan kepada orang-orang Muslim. Adapun

sembelihan yang paling populer diperselisihkan para ulama tentang

kebolehan memakanannya adalah, sembelihan yang dilakukan ahlul kitab,

majusi, dan penganut shabi‟in. serta sembelihan yang dilakukan oleh

perempuan,anak-anak, orang gila, orang mabuk, orang yang mencuri hewan

sembelihan itu, dan orang yang merampas hewan tersebut.

Syarat-syarat orang yang menyembelih, yang harus dipenuhi seseorang

yang akan menyembelih, yaitu mumayyiz dan berakal, muslim atau dari

golongan ahlul kitab (baik dzimmi atau harbi yang memerangi kaum

muslimin) atau dari golongan nasrani bani taghlib). Hal ini dikarenakan

redaksi yang disebutkan dalam berbagai dalil yang berkaitan dengan masalah

ini bersifat umum dan tidak ada pembatasan tertentu.

Sebaliknya tidak sah sembelihan seseorang yang belum mumayyiz, gila

maupun dalam kondisi mabuk menurut jumhur ulama berbeda dengan

pendapat imam Syafi‟i sebagaimana tidak dibolehkan memakan sembelihan

orang musyrik, majusi, penyembah berhala, dan orang yang murtad. Dalam

pandangan Syafi‟i Hukumnya makruh memakan sembelihan seorang yang

buta, belum mumayyiz, gila, dan mabuk. Selain itu, makruh pula hukumnya

menurut pendapat seluruh mazhab memakan sembelihan seorang Nasrani,

Yahudi, fasik, dan orang yang melalaikan shalat.47

47
Wahbah Az-Zuhaili, al-Fiqh al-Islami Wa Adillatuhu, (Jakarta: Gema Insani,
2011), cet.I, Jilid 5, h. 41

32
Berbicara mengenai penyembelihan binatang qurban ialah orang yang

menyembelih binatang qurban pada intinya jika orang yang menyembelih

seseorang yang belum mumayyiz, gila maupun dalam kondisi mabuk tidak

sah sembelihannya, dan bila yang meyembelih hewan qurbannya seorang

Nasrani, Yahudi, dan orang yang melalaikan shalat memakan dagingnya

makruh hukumnya menurut pendapat seluruh mazhab.

3. Pendistribusian Daging Qurban Online

Secara umum Islam mengarahkan mekanisme berbasis moral dalam

pemeliharaan keadilan sosial dalam bidang ekonomi, sebagai dasar

pengambilan keputusan dalam bidang distribusi, sebagaimana telah diketahui

bahwasanya Nabi Muhamad SAW terlahir dari keluarga pedagang dan

beristrikan seorang pedagang (siti khadijah) dan beliau berdagang sampai

negeri Syiria.

Saat beliau belum menikah dengan Khadijah, beliau merupakan salah

satu bawahan Siti Khadijah yang paling dikagumi oleh Siti Khadijah pada

masa itu karena teknik pemasaran beliau. Pada saat itu Nabi Muhamad SAW

telah mengajarkan dasar-dasar nilai pendistribusian yang benar yaitu dengan

kejujuran dan ketekunan.

Adapun landasan-landasan dalam hal distribusi dalam Islam antara lain

sebagai berikut:

1. Tauhid Yaitu konsep ketuhanan yang maha esa, yang tidak ada yang wajib

di sembah kecuali Allah dan tidak ada pula yang menyekutukannya. Konsep

33
ini menjadi dasar segala sesuatu karena dari konsep inilah manusia

menjalankan fungsinya sebagai hamba yang melakukan apa yang

diperintahkannya dan menjauhi larangannya. Hal ini ditegaskan dalam

firman Allah SWT.

‫ض لََي ُقولُ َّن اللَّهُ ۚ قُ ْل أََفَرأ َْيتُ ْم َما تَ ْدعُو َن‬ ِ َّ ‫ولَئِن سأَلَْتهم من خلَق‬
َ ‫الس َم َاوات َواأْل َْر‬ َ َ َْ ُْ َ ْ َ
‫ضِّر ِه أ َْو أ ََر َاديِن بَِرمْح ٍَة َه ْل‬
ُ ‫ات‬
ِ ِ ِ ‫ِمن د‬
ُ ِ‫ون اللَّه إِ ْن أ ََر َاديِن َ اللَّهُ ب‬
ُ ‫ضٍّر َه ْل ُه َّن َكاش َف‬ ُ ْ
‫ات َرمْح َتِ ِه ۚ قُ ْل َح ْسيِب َ اللَّهُ ۖ َعلَْي ِه َيَت َو َّك ُل الْ ُمَت َو ِّكلُو َن‬ ِ
ُ ‫ُه َّن مُمْس َك‬

Artinya:“dan sesungguhnya jika kamu bertanya kepada mereka:


”siapakah yang menciptakan langit dan bumi?”niscaya mereka
akan menjawab, “Allah”. Katakanlah :”maka terangkanlah
kepadaku tentang apa yang kamu seru selain Allah, jika Allah
hendak mendatangkan kemadharatan kepadaku, apakah berhala-
berhala itu akan menghilangkan kemadharatan itu, atau jika Allah
akan memberikan rahmat kepadaku, apakah mereka dapat
menahan rahmatnya?”, katakanlah: “cukuplah Allah bagiku.”
(QS. az-Zumar/39: 38).

2. Adil, Menurut bahasa adalah “wadh‟usyaiin „ala mahalih” yaitu meletakan

sesuatu pada tempatnya, konsep keadilan haruslah diterapkan dalam

mekanisme pasar untuk menghindari kecurangan yang dapat mengakibatkan

kezhaliman bagi satu pihak. Fiman Allah yang berbunyi.

ِ َّ ِ ِ
‫وه ْم‬ ُ ُ‫) َوإِذَا َكال‬2( ‫َّاس يَ ْسَت ْوفُو َن‬
ُ ُ‫وه ْم أ َْو َو َزن‬ ِ ‫ين إِذَا ا ْكتَالُوا َعلَى الن‬ َ ‫) الذ‬1( ‫ني‬ َ ‫َويْ ٌل ل ْل ُمطَفِّف‬
َ ِ‫) أَاَل يَظُ ُّن أُولَئ‬3( ‫خُيْ ِسُرو َن‬
‫ك أَن َُّه ْم َمْبعُوثُو َن‬

34
Artinya:“kecelakaan besarlah bagi orang-orang curang, yang apabila
menerima takaran dari orang lain mereka meminta
dipenuhi,apabila mereka menakar untuk orang lain mereka
kurangi”(QS.al-Muthafifin/83:1-3)

3. Kejujuran dalam bertransaksi, Syariat islam sangat konsen terhadap

anjuran dalam berpegang teguh terhadap nilai-nilai kejujuran dalam

bertransaksi. Firman Allah yang berbunyi:

‫صلِ ْح لَ ُك ْم أ َْع َمالَ ُك ْم َو َي ْغ ِف ْر لَ ُك ْم‬ ً ‫ين َآمنُوا َّات ُقوا اللَّهَ َوقُولُوا َق ْوال َس ِد‬
ْ ُ‫) ي‬70( ‫يدا‬
ِ َّ
َ ‫يَا أَيُّ َها الذ‬
ِ ِ
ً ‫ذُنُوبَ ُك ْم َو َم ْن يُط ِع اللَّهَ َو َر ُسولَهُ َف َق ْد فَ َاز َف ْو ًزا َعظ‬
)71( ‫يما‬

Artinya:"Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah,


dan katakanlah perkataan yang tepat – benar (dalam segala
perkara). Niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu
dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. dan Barangsiapa mentaati
Allah dan Rasul-Nya, Maka Sesungguhnya ia telah mendapat
kemenangan yang besar.” (QS. al-Ahzab/33: 70-71)

4. Dasar Hukum Qurban Online

Berqurban secara online hukumnya sunnah, jika hanya dilakukan

sebagai perwakilan maka tidak menjadi masalah. Pada umumnya, jika

masyarakat melakukan ibadah sembelih, maka 1/3 bagian daging qurban

tersebut disunnahkan untuk dimiliki sendiri oleh pemiliknya, dan dibagikan

kepada orang lain sebagai sedekah dan hadiah. Namun, hal tersebut tidak

berlaku untuk qurban online maka orang yang berqurban tidak dapat

merasakan daging qurban tersebut.

Selain itu, hukum yang selama ini dilaksanakan adalah kita bisa

menyaksikan sendiri proses penyembelihan tersebut namun hal ini juga

35
dapat diwakilkan oleh orang lain. Akan tetapi, proses utama ini tidak akan

dirasakan oleh umat yang melakukan qurban online. Kekurangan tersebut

juga diperkuat dengan ketidaktahuan umat terhadap kapan waktu

penyembelihannya.48

Pada tanggal 1 Dzulhijjah pemotong qurban disunnahkan untuk

tidak memotong kuku dan rambut hingga hewan disembelih. Manakala

seseorang melakukan qurban online maka tidak akan mengetahui kapan

waktu disembelihnya qurban tersebut, sehingga umat tidak akan t batasan

akhir memotong rambut maupun kuku.49

5. Mekanisme Qurban Online

Pada dasarnya, praktik qurban online berarti membeli hewan

qurban untuk disembelih di luar daerah sahibul qurban itu sendiri. Oleh

karena itu, ada beberapa sunah yang hilang seperti turut menyaksikan

penyembelihan hewan qurbannya, menyembelih sendiri hewan qurban, dan

menyebut nama Allah ketika menyembelihnya.50

Apabila hal-hal tersebut diwakilkan kepada orang lain,

maka sahibul qurban tidak akan mendapatkan keutamaan ini. Sahibul

qurban juga tidak mengetahui kapan hewan kurbannya disembelih.


48
Ibid
49
Ibid
50
Khansa Mutia, Fenomena QurbanOnline Di Indonesia, https://www.ibec-
febui.com/fenomena-kurban-online-di-indonesia/, Dikutip pada Tanggal 30 juli 2020.

36
Sementara sahibul qurban sendiri disyariatkan untuk tidak

memotong kuku maupun rambut, sampai hewan qurbannya disembelih.

Selain itu, dianjurkan pula bagi sahibul qurban untuk memakan sebagian

dari hewan qurbannya.51

C. Financial Technology
Financial technology (fintech) adalah penggunaan teknologi dalam sistem

keuangan yang menghasilkan produk, layanan, teknologi, dan/atau model bisnis

baru serta dapat berdampak pada stabilitas moneter, stabilitas sistem keuangan,

dan/atau efisiensi, kelancaran, keamanan, dan keandalan sistem pembayaran.

Perkembangan teknologi terbukti membawa manfaat bagi konsumen, pelaku

usaha, maupun perekonomian nasional, namun disisi lain memiliki potensi risiko

yang apabila tidak dimitigasi secara baik dapat mengganggu sistem keuangan.52

Adapun regulasi dan sumber hukum yang mengatur jalannya fintech

sebagai berikut :

A. UU No 11 tahun 2008 tentang informasi dan transaksi elektronik Dalam UU ini

menjelaskan bahwa transaksi elektronik adalah perbuatan hukum yang

dilakukan dengan menggunakan komputer, jaringan komputer, dan/atau media

elektronik lainnya.53

B. UU No 8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen Dalam UU ini

menjelaskan bahwa perlindungan konsumen adalah segala upaya yang

menjamin adanya kepastian hukum untuk memberi perlindungan kepada


51
Ibid.
52
Andi Matalata Disahkan di Jakarta Pada Tanggal 21 April 2018. Undang – Undang No
11Ttahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik Pasal 1 ayat 2.
53
Ibid..

37
konsumen. Konsumen adalah setiap orang memakai barang dan/atau jasa yang

tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang

lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan.54

C. PP Nomor 82 tahun 2012 tentang penyelenggaraan sistem dan transaksi

elektronik PP ini ditetapkan untuk melaksanakan ketentuan undang – undang

Nomor 11 tahun 2008 tentang informasi dan transaksi elektronik. 55 Disini

dijelaskan bagaimana penyelenggaraan sistem dan transaksi elektronik sesuai

dengan hukum.

D. PBI No.19/12/PBI/2017 tentang penyelanggaraan teknologi finansial

Bank Indonesia mengatur mengenai kewajiban pendaftaran di Bank

Indonesia bagi penyelenggara teknologi finansial yang melakukan kegiatan

sistem pembayaran. Kewajiban pendaftaran tersebut dikecualikan bagi

penyelenggara jasa sistem pembayaran yang telah memperoleh izin dari Bank

Indonesia dan bagi penyelenggara Teknologi Finansial yang berada dibawah

kewenangan otoritas lain.56 Menjelaskan bahwa pendaftaran hanya dilakukan

oleh lembaga yang belum mendaftar di BI dan di Otoritas lain.

E. POJK Nomor 77/ POJK.01/2016 tentang layanan pinjam meminjam uang

berbasis teknologi informasi.

54
Paperback 25 Agustus 2015 Undang – Undang No 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan
Konsumen.
55
Republik Indonesia PP No 82 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Sistem dan
Transaksi Elektronik.
56
Departemen Komunikasi Tanggal Berlaku Ringkasan 30 November 2017 PBI No
19/12/PBI?2017 tentang penyelenggaraan teknologi financial.

38
Menjelaskan bahwa layanan pinjam meminjam uang berbasis

teknologi informasi adalah penyelengaraan layanan jasa keuangan untuk

mempertemukan pemberi pinjaman dengan penerima pinjaman dalam rangka

melakukan perjanjian pinjam meminjam dalam mata uang rupiah secara

langsung melalui sistem elektronik dengan menggunakan jaringan internet.57

1) POJK Nomor 1/ POJK.07/2013 tentang perlindungan konsumen sektor

jasa keuangan.

Menjelaskan bahwa perlindungan konsumen adalah perlindungan

dengan cakupan Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan (PUJK).58

2) Fatwa DSN MUI No 117/DSN-MUI/II/2018 tentang layanan pembiayan

berbasis teknologi informasi berdasarkan prinsip syariah.

Menjelaskan bahwa layanan prinsip syariah merupakan

penyelenggaraan layanan jasa keuangan yang didasarkan atas prinsip

syariah yang menghubungkan antara pemberi pembiayaan melalui sistem

elektronik dengan bantuan jaringan internet.59

National Digital Research Centre (NDRC) menyatakan bahwa

fintech merupakan sebuah inovasi di bidang finansial yang terdiri dari

57
Muliaman D. Hadad (2016). POJK No 77/POJK.01/ 2016 tentang Layanan Pinjam
Meminjam Uang Berbasi Teknologi Informasi pasal 1 ayat 3. Jakarta .hml. 02.
58
POJK No 1/POJK.07/2013 Tentang Perlindungan Konsumen Sektor Jasa Keuangan
pasal 1 ayat 3.hlm. 02.
59
Dewan Syariah Nasional MUI Fatwa DSN MUI No 117/DSN-MUI/II/2018 tentang
Layanan Pembiayaan Berbasis Teknologi Informasi Berdasarkan Prinsip Syariah. Pegangsaan:
Jakarta Pusat. hml. 06.

39
kata “financial” dan “technology” yang mengacu pada inovasi di bidang

finansial dengan sentuhan teknologi modern.60

D. Peer To Peer Lending

A. Pengertian

Peer to peer lending (P2PL) merupakan salah satu bentuk fintech

yang mana pengertian P2PL merupakan skema layanan keuangan yang

mempertemukan pemberi pinjaman dan penerima pinjaman secara online.61

P2PL diatur dalam POJK Nomor 77/ POJK.01/2016 Tentang

Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi Informasi yang

menjelasakna bahwa layanan pinjam meminjam Uang Berbasis Teknologi

Informasi adalah penyelenggaraan layanan jasa keuangan untuk

mempertemukan pemberi pinjaman dengan penerima pinjaman dalam

rangka melakukan perjanjian pinjam meminjam dalam mata uang rupiah

secara langsung melalui sistem elektronik dengan menggunakan jaringan

internet.62

Adapun pengertian P2PL menurut OJK yakni Peer To Peer

Lending merupakan praktik meminjam dan memberikan pinjaman secara

online melalui sebuah wadah yang disebut platform. Platform sendiri

merupakan wadah yang mempertemukan banyak orang yang membutuhkan

60
D. Sukma, “FintechFest, Mempopulerkan Teknologi Finansial di Indonesia” Arena LTE,
2016.
61
https://sikapiuangmu.ojk.go.id/FrontEnd/CMS/Article/10462 diakses pada 27 juni 2020
pukul 10.04
62
POJK No 77/ POJK.01/2016 Tentang Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi
Informasi pasal 1 ayat 3

40
pinjaman dengan banyak orang lainnya yang bersedia memberikan

pinjaman. Yang mana dapat disimpulkan bahwa P2PL (pinjaman online)

merupakan tansaksi pinjam meminjam yang dilakukan melalui platform

yang mempertemukan antara orang yang mempunyai kelebihan dana

(lender) dengan orang yang kekurangan dana (borrower) yang dilakukan

menggunakan teknologi informasi berbasis internet (smartphone, tablet,

komputer, laptop, notebook) yang dapat dilakukan dimana saja dan kapan

saja.63

E. Istilah – Istilah Penting Dalam Transaksi

Berdasarkan pengertian diatas terdapat beberapa istilah penting dalam transaksi

P2PL yaitu :

1. Penyelenggara (Platform) Penyelengaraa Layanan Pinjam Meminjam Uang

Berbasi Teknologi Informasi senjutnya disebut penyelenggara adalah badan

hukum Indonesia yang menyediakan, mengelola, dan mengoperasikan

layanan pinjam meminjam uang berbasis teknologi informasi.64 Di

Indonesia terdapat 113 Penyelenggara yang sudah terdaftar di OJK

berdasarkan data per 31 Mei 2019. Penjelasan mengenai perusahaan P2PL

akan disajaikan dalam (lampiran) .

63
4 Pasal 1 angka 6 POJK Nomor 77/POJK.01/2016 Tentang Layanan Pinjam Meminjam
Uang Berbasis Teknologi Informasi
64
Pasal 1 angka 6 POJK Nomor 77/POJK.01/2016 Tentang Layanan Pinjam Meminjam
Uang Berbasis Teknologi Informasi.

41
2. Pemberi Pinjaman (Lender) Pemberi pinjamana adalah orang, badan hukum

dan/atau badan usaha yang mempunyai piutang karena perjanjian layanan

pinjam meminjam uang berbasis teknologi Informasi.65

3. Penerima Pinjaman (Borrower) Penerima Pinjaman adalah orang dan atau

badan hukum yang mempunyai utang karena perjanjian layanan pinjam

meminjam uang berbasis teknologi infromasi.66

F. Akad Wakalah Bil Ujroh

Secara etimologi wakalah mempunyai arti al-hifz, al-kifayah,adhdhaman,

dan al-tafwidh (penyerahan, pendelegasian, dan pemberian mandat). Menurut

fatwa DSN, wakalah adalah pelimpahan suatu kekuasaan oleh satu pihak

kepada pihak lain untuk mengerjakan sesuatu. Adapun beberapa rukun wakalah

yaitu wakil (yang mewakilkan), muwakkil (yang mewakilkan) dan akad.67

Akad wakalah yang terjadi dalam transaksi P2PL adalah market place

sebagai wakil yang mempertemukan antara lender dengan borrower sehingga

market place berhak menerima ujroh (upah) atas jasanya.

Menanggapi istilah tersebut, Sekjen Majelis Ulama Indonesia (MUI),

Anwar Abbas menegaskan, qurban secara online itu tidak ada, yang

ada qurban yang diwakilkan sah secara akad.

G. Fintech Syariah Ammana


65
Pasal 1 angka 8 POJK Nomor 77/POJK.01/2016 tentang layanan Pinjam Meminjam
uang Berbasis Teknologi Informasi.
66
Pasal 1 angka 7 POJK Nomor 77/POJK.01/2016 Tentang Layanan Pinjam Meminjam
Uang Berbasis Teknologi Informasi.
67
Mardani, Hukum Bisnis Syariah, (Yogyakarta: kencana 2017). hlm 235.

42
Ammana adalah Fintech Syariah Pertama di Indonesia yang berijin dan

diawasi oleh OJK yang hadir untuk mendukung kemajuan para pelaku usaha

(UMKM) melalui cara menjembatani para pendana dengan para peminjam.

Dalam hal ini para pelaku UMKM yang membutuhkan modal usaha yang

halal melalui program pendanaan bersama atau halal crowdfunding. Kami

hadir sebagai perusahaan P2P (Peer-to-Peer) lending syariah dengan sistem

non direct funding yaitu para pelaku UMKM diwajibkan untuk menjadi

anggota dari mitra keuangan syariah mikro yang telah terdaftar di Ammana

yang berfungsi sebagai lembaga kurasi kelayakan usaha UMKM.

Menerapkan dengan sistem Pembagian Keuntungan dari hasil pendanaan

produktif dengan Sistem Murni Bagi Hasil antara pendana dengan mitra

lembaga keuangan mikro syariah mitra Ammana

(BMT/KSPPS/BPRS/Lembaga Ventura Syariah/Lembaga Keuangan Syariah

lainnya). Dasar penentuan bagi hasil dilandaskan pada perbandingan antara

proyeksi atau estimasi dengan realisasi dari hasil pendapatan usaha yang

diperoleh dari mitra-mitra nasabah (UMKM) yang mendapat pendanaan dari

Mitra Lender/Mitra BMT/KSPPS, tentunya setiap pendapatan hasil usaha

antar masing-masing sektor usaha memiliki return usaha yang berbeda-beda

pula dengan resiko yang juga berbeda.

Pola bagi hasil dilakukan secara murni Syariah, karena menghitung hak

bagi hasil secara adil dan transparan antara para pelaku UMKM, pendana dan

mitra keuangan mikro syariah yang menjadi mitra Amamana

43
(BMT/KSPPS/BPRS/Lembaga Ventura Syariah/Lembaga Keuangan Syariah

lainnya).68

H. Fatwa DSN

Dewan Syariah Nasional (DSN) menurut ketentuan Pasal 1 Ayat (9) PBI

adalah dewan yang dibentuk oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang

bertugas dan memiliki kewenangan untuk menetapkan fatwa tentang produk

dan jasa dalam kegiatan usaha bank yang melaksanakan kegiatan usaha

berdasarkan prinsip Syariah.69

Dewan syariah nasional pada prinsipnya, didirikan sebagai lembaga

syariah yang bertugas mengayongi dan mengawasi operasional aktivitas

perekonomian lembaga keuangan syariah (LKS). Selain itu, juga untuk

menampung berbagai masalah/kasus yang memerlukan fatwa agar di peroleh

kesamaan dalam penangananya oleh masing masing dewan pengawas syariah

(DPS) yang ada di masing-masing lembaga keuangan syariah (LKS).

Dalam melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan fatwa yang

dikeluarkan tersebut, dewan syariah nasional tidak melakukan pengawasan

lansung terhadap setiap lembaga keuangan syariah karena keterbatasan jumlah

anggotanya. Pengawasan yang di lakukan oleh dewan syariah nasional

terhadap pelaksanaan syariah tersebut dilakukan melalui dewan pengawas

68
PT. Ammana Fintech Syariah https://ammana.id/about (2020)
69
Cik Basir, Sengketa Perbankan Syariah. (Jakarta: Kencana Prenada Media Grup, 2005),
Hal. 60.

44
syariah yang secara khusus intensif dan terprogram melakukan pengawasan

terhadap perbankan syariah.70

70
Dewan Syariah Nasional (DSN), Situs Resmi DSN. https://dsnmui.or.id/kami/sekilas/(26 Maret
2019).

45
BAB III

METODOLOGI PENELITIEN

A. Metode Penelitian

Secara umum pengertian metode penelitian memaparkan “metode

penelitian sebagai suatu kegiatan ilmiah yang terencana, terstruktur,

sistematis, dan memiliki tujuan tertentu baik praktis maupun teoritis.

Dikatakan sebagai ‘kegiatan ilmiah’ karena penelitian dengan aspek ilmu

pengetahuan dan teori. ‘Terencana’ karena penelitian harus direncanakan

dengan memperhatikan waktu, dan aksebilitas terhadap tempat dan data”.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian deskriptif.71

Metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat.

Penelitian deskriptif mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat, serta

tata cara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu,

termasuk tentang hubungan, kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-

pandangan, serta proses-proses yang sedang berlangsung dan mempengaruhi

suatu fenomena.72

B. Desain Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif

melalui metode penelitian deskriptif. Metode dan pendekatan tersebut

ditentukan agar peneliti lebih mudah memperoleh informasi secara luas dan

mendeskripsikan hasil temuan lapangan terkait pelaksanaan, penerapan,

71
Semiawan, Conny. (2012). Metode Penelitian Kualitatif (jenis, karakteristik dan
keunggulannya). Jakarta: Grasindo.
72
Tarjo, Metode penelitian.Yogyakarta: CV Budi Utama, (2019), hml. 26.

46
47

hingga pada kegiatan pendampingan usaha program pendidikan kecakapan

hidup. Adapun penjelasan selanjutnya secara rinci mengenai metode penelitian

dan pendekatan yang digunakan oleh peneliti adalah sebagai berikut.

C. Jenis Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini peneliti menggunakan literatur metode

penelitian kualitatif. Metode kualitatif adalah prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif kualitatif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari

orang-orang yang perilakunya diamati.73

Penelitian deskriptif adalah salah satu jenis penelitian yang tujuannya

untuk menyajikan gambaran lengkap mengenai setting sosial atau

dimaksudkan untuk eksplorasi dan klarifikasi mengenai suatu fenomena atau

kenyataan sosial, dengan jalan mendeskripsikan sejumlah variabel yang

berkenaan dengan masalah dan unit yang diteliti antara fenomena yang diuji.74

penelitian/metode deskriptif adalah metode dalam pencarian fakta status

sekelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran

ataupun suatu peristiwa pada masa sekarang dengan interpretasi yang tepat.75

D. Teknik Pengumpulan Data

Menurut Soerjono Soekanto pendekatan yuridis normatif yaitu pendekatan

dengan menggunakan perundang-undangan penelitian hukum yang dilakukan

dengan cara meneliti bahan pustaka atau data sekunder. Metode pendekatan

73
Andi Prastowo, Metode Penelitian Kualitatif dalam Prespektif Rancangan Penelitian,
(Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2016), hlm. 22.
74
Wikipedia Indonesia diakses tanggal 27 juli 2020 pukul 20.22
75
Sedarmayanti dan Syarifudin (2002), Metedologi Penelitian.(Bandung:Mandar Maju).
48

ini digunakan karena permasalahan yang di teliti yaitu mencari, sebagai bahan

dasar untuk diteliti dengan cara mengadakan penelusuran terhadap peraturan-

peraturan dan literatur-literatur yang berkaitan dengan permasalahan yang

diteliti.76

Metode yang digunakan dalam menyelesaikan penelitian ini adalah dengan

menggunakan cara penelitian kepustakaan (library research), yaitu suatu

metode pengumpulan data dengan cara membaca atau merangkai buku-buku,

peraturan perundang-undangan dan sumber kepustakaan lainnya dengan objek

penelitian.77

E. Sumber Data

Dalam penelitian pada umumnya dibedakan antara data yang diperoleh

secara langsung dari masyarakat dan dari bahan-bahan pustaka. Yang

diperoleh langsung dari masyarakat dinamakan data primer (atau data dasar),

sedangkan yang diperoleh dari bahan-bahan pustaka lazimnya dinamakan data

sekunder.

Data dalam penulisan ini adalah data sekunder, yaitu bahan pustaka yang

mencakup dokumen-dokumen resmi, buku-buku perpustakaan, Fatwa DSN,

karya ilmiah, artikel-artikel, serta dokumen yang berkaitan dengan materi

penelitian. Dari bahan hukum sekunder tersebut mencakup tiga bagian, yaitu :
78

76
Soerjono Soekanto & Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif (Suatu Tinjauan
Singkat). Jakarta: Rajawali Pers, (2001). hlm. 13-14
77
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, 2011, Penelitian Hukum Normatif, SuatuTinjauan
Singkat, Jakarta: Raja Grafindo Persada, hlm. 12
78
Ibid., hlm. 13
49

a). Bahan Hukum Primer

1). Fatwa DSN MUI No 117/DSN-MUI/II/2018 tentang layanan

pembiayan berbasis teknologi informasi berdasarkan prinsip syariah.

2). POJK Nomor 77/ POJK.01/2016 tentang layanan pinjam meminjam

uang berbasis teknologi informasi.

3). POJK Nomor 1/ POJK.07/2013 tentang perlindungan konsumen sektor

jasa keuangan.

4). 1) UU No 11 tahun 2008 tentang informasi dan transaksi elektronik,

UU No 8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen

b). Bahan Hukum Sekunder

Yaitu bahan yang memberikan penjelasan dari bahan hukum

primer yang terdiri dari buku literatur pendukung, bahan-bahan yang

diperoleh dari internet, dan artikel-artikel para ahli hukum yang berkaitan

dengan Qurban Online menurut fatwa DSN NO 117/DSN-MUI/II/2018 di

Ammana fintech syariah.

c). Bahan Hukum Tersier

Yaitu bahan hukum yang mendukung bahan hukum primer dan

bahan hukum sekunder dengan memberikan pengalaman dan pengertian

serta penjelasan atas bahan hukum lainnya. Bahan-bahan hukum tersier


50

yang digunakan peneliti adalah web, buku-buku, tinjauan pustaka dan

sebagainya.

F. Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

teknik analisis deskriptif kualitatif, yaitu dengan menganalisis ketentuan

dalam perundang-undangan serta buku-buku yang berkaitan secara

komprehensif. Hasil dari analisis bahan hukum ini akan disimpulkan

secara deduktif, yaitu cara berpikir yang menarik suatu kesimpulan dari

suatu pertanyaan yang bersifat umum menjadi suatu pertanyaan yang

bersifat khusus kemudian dari kesimpulan dapat diajukan beberapa saran

terhadap permasalahan.
BAB IV

PEMBAHASAN

A. Produk Qurban Online Fintech Syariah Ammana Analisis Fatwa DSN

No 117/DSN-MUI/II/2018 Layanan Pembiayaan Berbasis Teknologi

Informasi berdasarkan Prinsip Syariah.

1. Fintech Syariah Ammana

Ammana adalah Fintek Syariah Pertama di Indonesia yang berijin

dan diawasi oleh OJK yang hadir untuk mendukung kemajuan para pelaku

usaha (UMKM) melalui cara menjembatani para pendana dengan para

peminjam. Dalam hal ini para pelaku UMKM yang membutuhkan modal

usaha yang halal melalui program pendanaan bersama atau halal

crowdfunding. Kami hadir sebagai perusahaan P2P (Peer-to-Peer) lending

syariah dengan sistem non direct funding yaitu para pelaku UMKM

diwajibkan untuk menjadi anggota dari mitra keuangan syariah mikro yang

telah terdaftar di Ammana yang berfungsi sebagai lembaga kurasi

kelayakan usaha UMKM.79

Menerapkan dengan sistem Pembagian Keuntungan dari hasil

pendanaan produktif dengan Sistem Murni Bagi Hasil antara pendana

dengan mitra lembaga keuangan mikro syariah mitra Ammana

(BMT/KSPPS/BPRS/Lembaga Ventura Syariah/Lembaga Keuangan

79
PT. Ammana Fintech Syariah https://ammana.id/about (2020).

51
52

Syariah lainnya). Dasar penentuan bagi hasil dilandaskan pada

perbandingan antara proyeksi atau estimasi dengan realisasi dari hasil

pendapatan usaha yang diperoleh dari mitra-mitra nasabah (UMKM) yang

mendapat pendanaan dari Mitra Lender/Mitra BMT/KSPPS, tentunya setiap

pendapatan hasil usaha antar masing-masing sektor usaha memiliki return

usaha yang berbeda-beda pula dengan resiko yang juga berbeda

Pola bagi hasil dilakukan secara murni Syariah, karena menghitung

hak bagi hasil secara adil dan transparan antara para pelaku UMKM,

pendana dan mitra keuangan mikro syariah yang menjadi mitra Amamana

(BMT/KSPPS/BPRS/Lembaga Ventura Syariah/Lembaga Keuangan

Syariah lainnya).80

2. Produk-Produk Syariah Ammana

a. Pendanaan

Pendanaan bergerak untuk membantu mensejahterakan pelaku

usaha dan mikro dengan melakukan pendanaan bersama Ammana dan

untuk mendapatkan imbal hasil yang halal.

b. Pembiayaan

Pembiayaan bantu wujudkan impian para pelaku usaha dan mikro

menjadi kenyataan. Pemberi Pembiayaan dan Ammana, terlebih dahulu

menerangkan bahwa:

80
PT. Ammana Fintech Syariah https://ammana.id/about (2020).
53

1) Ammana memiliki bidang usaha yang bergerak di bidang Informasi

Teknologi yang menyediakan Platform melalui media internet dan

akan bertindak sebagai pihak perantara dalam mempertemukan

pemberi Pembiayaan  dan Mitra untuk dapat berkolaborasi

memanfaatkan kelebihan harta secara Syariah dan produktif

sekaligus membantu banyak masyarakat terbebas dari riba dengan

skema Pembiayaan Peer-to-Peer Syariah (P2P).

Pemberian pembiayaan bermaksud untuk menempatkan dananya

sebagai bentuk penyertaan modal (ra'sul mal) untuk pembiayaan

objek usaha bersama mitra yang tersedia di platform milik ammana,

dan pemberi pembiayaan memberikan kuasa kepada ammana untuk

mewakili dan bertindak atas nama pemberi pembiayaan sesua dengan

ketentuan akad ini.

3).Pemberi pembiayaan menyatakan telah membaca dan menyetujui

Syarat dan Ketentuan sebagaimana tercantum di halaman ini.

4).pemberian pembiayaan setuju bahwa dana modal pemberi

pembiayaan akan ditempatkan di Virtual Account atas nama pemberi

pembiayaan di rekening bank mitra ammana.

c. Qurban online

Qurban online dalam artian yang dimaksud adalah melakukan

qurban dengan cara membeli hewan kemudian disembelih ditempat

tertentu, kemudian daging sembelihannya disalurkan di daerah tertentu oleh


54

panitia qurban. Kerana informasi dan transaksi dengan media online,

seperti yang dilakukan beberapa lembaga qurban di Indonesia.81

Menurut para ulama, melaksanakan qurban secara online

diperbolehkan sebab tidak ada dalil jelas hingga saat ini yang melarang hal

tersebut. Konsekuensi dari berqurban online adalah orang yang berqurban

tidak akan tahu keberadaan secara nyata hewan qurban tersebut karena

mereka tidak menyaksikan sekaligus tidak melakukan proses

penyembelihan secara mandiri.82

Hal inilah yang mendasari Global Qurban untuk mencetuskan

qurban online dengan tujuan: memudahkan dan membagikan kepada

mereka yang paling membutuhkan. Lembaga yang menentukan daerah-

daerah pelaksanaan qurban serta penyaluran yang paling tepat sasaran.

Selain itu juga menyediakan hewan qurban terbaik, kambing berbobot lebih

dari 25 Kg dan Sapi lebih dari 220 Kg memenuhi syarat hewan Qurban, ini

adalah komitmen lembaga (mengajak untuk berqurban untuk berbagi

kepada mereka yang membutuhkan).83 Adapun dasar hukum qurban online

yaitu:

Berqurban secara online hukumnya sunnah, jika hanya dilakukan

sebagai perwakilan maka tidak menjadi masalah. Pada umumnya, jika

masyarakat melakukan ibadah sembelih, maka 1/3 bagian daging qurban

81
Cemati.com, qurban online dan hukumnya secara agama, https://www.cermati.com/
artikel/qurban-online-dan-hukumnya-secara-agama, dikutip pada tanggal 27 juli 2020.
82
Ibid.
83
PT. Ammana Fintech Syariah https://ammana.id/about (2020).
55

tersebut disunnahkan untuk dimiliki sendiri oleh pemiliknya, dan dibagikan

kepada orang lain sebagai sedekah dan hadiah. Namun, hal tersebut tidak

berlaku untuk qurban online maka orang yang berqurban tidak dapat

merasakan daging qurban tersebut.

Selain itu, hukum yang selama ini dilaksanakan adalah kita bisa

menyaksikan sendiri proses penyembelihan tersebut namun hal ini juga

dapat diwakilkan oleh orang lain. Akan tetapi, proses utama ini tidak akan

dirasakan oleh umat yang melakukan qurban online. Kekurangan tersebut

juga diperkuat dengan ketidaktahuan umat terhadap kapan waktu

penyembelihannya.84

3. Produk qurban online syariah ammana

Ammana merupakan alternatif masyarakat untuk melakukan qurban

secara online, ammana menerapkan berdasarkan prinsip-prinsip syariah

adapun alasan nya dalam fintech syariah ammana, karena qurban di fintech

syariah ammana memudahkan kita tidak perlu keluar rumah.

Benefit Qurban online di aplikasi ammana pertama kamu bisa

mendapat harga spesial, kedua hewan qurban yang kamu pilih sdah

terjamin dan teruji keamanannya, ketiga gampang di akses hanya dengan

sekali klik kamu sudah bisa berqurban, keempat menghindari dan

mengurangi kontak langsung dengan pihak yang lain dan hewan.

Adapun harga-harga sapi yang terdaftar di amanana yaitu:

84
Wahbah Az-Zuhaili, al-Fiqh al-Islami Wa Adillatuhu, (Jakarta: Gema Insani,
2011), cet.I, Jilid 5, hml. 41.
56

Sapi jantan bobot 250-300kg Rp. 13.250.000, 1/7 sapi qurban

bobot 250-300kg Rp. 1.895.000, dan kambing jantan standar

Rp.1.620.000.85

Dalam qurban online di ammana fintech syariah Pemberi

pembiayaan bermaksud untuk menempatkan dananya sebagai bentuk

penyertaan modal (ra’sul mal) untuk pembiayaan Objek

Usaha bersama Mitra yang tersedia di Platform milik Ammana,

dan Pemberi pembiayaan memberikan kuasa kepada Ammana untuk

mewakili dan bertindak atas nama pemberi pembiayaan sesuai dengan

ketentuan Akad ini.86

B. Analisis Fatwa DSN 117/DSN-MUI/II/2018 Mengenai Produk Qurban

Online Fintech Syariah Ammana .

1. Fatwa DSN 117/DSN-MUI/II/2018 Tentang Pembiayaan

Fatwa DSN MUI No 117/DSN-MUI/II/2018 tentang layanan pembiayan

berbasis teknologi informasi berdasarkan prinsip syariah.

Menjelaskan bahwa layanan prinsip syariah merupakan penyelenggaraan

layanan jasa keuangan yang didasarkan atas prinsip syariah yang

menghubungkan antara pemberi pembiayaan melalui sistem elektronik dengan

bantuan jaringan internet.87

Pertama, ketentuan umum dalam Fatwa ini yang dimaksud dengan:

85
PT. Ammana Fintech Syariah, https://web.facebook.com/ammanafinteksyariah/ , di akses
pada tanggal 29 juli 2020.
86
PT. Ammana Fintech Syariah https://ammana.id/about (2020).
87
Fatwa DSN MUI No 117/DSN-MUI/II/2018 tentang Layanan Pembiayaan Berbasis
Teknologi Informasi Berdasarkan Prinsip Syariah.
57

l. Layanan Pembiayaan Berbasis Teknologi Informasi Berdasarkan Prinsip

Syariah adalah penyelenggaraan layanan jasa keuangan berdasarkan prinsip

syariah yang mempertemukan atau menghubungkan Pemberi Pembiayaan

dengan Penerima Pembiayaan dalam rangka melakukan akad pembiayaan

melalui sistem elektronik dengan menggunakan jaringan internet.

2. Penyelenggara adalah badan hukum Indonesia yang menyediakan,

mengelola, dan mengoperasikan Layanan Pembiayaan Berbasis Teknologi

Informasi.

3. Pengguna adalah Pemberi Pembiayaan dan Penerima Pembiayaan yang

menggunakan Layanan Pembiayaan Berbasis Teknologi Informasi.

4. Pengguna adalah Pemberi Pembiayaan dan Penerima Pembiayaan yang

menggunakan Layanan Pembiayaan Berbasis Teknologi Informasi.

5. Penerima Pembiayaan adalah pihak yang menggunakan dana yang

bersumber dari Pemberi Pembiayaan.

6. Akad Jual Beli adalah akad antara penjual dan pembeli yang mengakibatkan

berpindahnya kepemilikan obyek yang dipertukarkan (barang dan harga).

7. Akad Ijarah adalah akad pemindahan hak guna (manfaat) atas suatu barang

atau jasa dalam waktu tertentu dengan pembayaran ujrah atau upah.

Kedua, ketentuan hukum dalam Fatwa ini yang dimaksud dengan:

1. Layanan Pembiayaan Berbasis Teknologi Informasi dibolehkan dengan

syarat sesuai dengan prinsip syariah.


58

2. Pelaksanaan layanan Pembiayaan Berbasis Teknologi Informasi

berdasarkan prinsip syariah wajib mengikuti ketentuan yang terdapat

dalam Fatwa ini.

Ketiga, Subjek hukum dalam fatwa ini yang dimaksud dengan:

Subyek hukum dalam kegiatan layanan pembiayaan berbasis teknologi

informasi yaitu:

l. Penyelenggara;

2. Penerima Pembiayaan; dan

3. Pemberi Pembiayaan.

Keempat, ketentuan Terkait Pedoman Umum Layanan Pembiayaan Berbasis

Teknologi Dalam layanan Informasi yaitu:

Pembiayaan berbasis teknologi informasi berdasarkan prinsip syariah, para

pihak wajib mematuhi pedoman umum sebagai berikut:

1. Penyelenggaraan Layanan Pembiayaan berbasis teknologi informasi tidak

boleh bertentangan dengan prinsip Syariah, yaitu antara lain terhindar dari

riba, gharar, maysir, tadlis, dharar, zhulm, dan haram.

2. Akad yang digunakan oleh para pihak dalam penyelenggaraan Layanan

Pembiayaan berbasis teknologi informasi dapat berupa akad-akad yang

selaras dengan karakteristik layanan pembiayaan, antara lain akad al-bai',

ijarah, mudharabah, musyarakah, wakalah bi al ujrah, dan qardh.

3. Jika informasi pembiayaan atau jasa yang ditawarkan melalui media

elektronik atau diungkapkan dalam dokumen elektronik berbeda dengan


59

kenyataannya, maka pihak yang dirugikan memiliki hak untuk tidak

melanjutkan transaksi.88

88
Fatwa DSN MUI No 117/DSN-MUI/II/2018 tentang Layanan Pembiayaan Berbasis
Teknologi Informasi Berdasarkan Prinsip Syariah.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah dilakukan kajian, analisis, serta pembahasan pada bab-bab

sebelumnya terhadap permasalahan yang telah penulis teliti, maka dapat

diambil kesimpulan beberapa hal sebagai berikut :

1. Qurban berasar dari bahasa arab dari kata dasar qarraba-yuqarribu-qurba-

nan, yang artinya mendekat. Dengan demikian makna qurbandalam islam

berarti mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dan seiring perkembangan

nya zaman Fenomena perkembangan praktik Ibadah qurban dari tahun ke

tahun mengalami peningkatan dan kemudahan dalam pelaksanaannya,

disebabkan dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi

(IPTEK) yang semakin canggih. Salah satu hasil dari perkembangan IPTEK

yang sangat berperan dalam pelaksanaan ibadah qurban adalah internet.

Dan muculah Qurban online memudahkan kita untuk berqurban secara

online. Dan munculah perusahaan di fintech syariah ammana yang

memudahkan masyarakat untuk melakukan qurban secara online, ammana

menerapkan berdasarkan prinsip-prinsip syariah .adapun alasan nya dalam

Fintech Syariah Ammana, karena memudahkan kita tidak perlu keluar

rumah. Benefit Qurban online di aplikasi ammana pertama kamu bisa

mendapat harga spesial, kedua hewan qurban yang kamu pilih sdah

terjamin dan teruji keamanannya, ketiga gampang di akses hanya dengan

60
61

sekali klik kamu sudah bisa berqurban, keempat menghindari dan

mengurangi kontak langsung dengan pihak yang lain dan hewan.

2. Fatwa DSN MUI No 117/DSN-MUI/II/2018 tentang layanan pembiayan

berbasis teknologi informasi berdasarkan prinsip syariah. Menjelaskan

bahwa layanan prinsip syariah merupakan penyelenggaraan layanan jasa

keuangan yang didasarkan atas prinsip syariah yang menghubungkan

antara pemberi pembiayaan melalui sistem elektronik dengan bantuan

jaringan internet.

B. Saran

1. Berdasarkan hasil penelitian saya di Fintech syariah ammana tentang

qurban online harus mampu menyediakan hewan sembelihan dengan cara

halal tanpa hutang, ternak hendaknya binatang ternak seperti unta, sapi,

kambing. Dan binatang yang akan disembelih tidak memiliki cacat, tidak

buta, tidak pincang, tidak sakit, semua harus utuh tanpa ada pengurangan

2. Supaya lebih di kenalkan oleh masyarakat luas bagi yang belum tau

berqurban secara online itu bagaimana , agar memudahkan masyarakat di

era modern ini.


62

DAFTAR RUJUKAN

Abdul Malik Kamal bin As-Sayyid Salim. (2013). Shahih Fikih Sunnah. Jakarta:
Qhisthi Press.

Abidin Zaenal, (2020). Fikih Ibadah, sleman: CV Budi Utama.

Adul Mutaalal-Jabari, Al-Adhiyyah: ahkamuhawa Falsafatu haal-Tarbiyah,


diterjemah oleh Ainul Haris, Cara Berkurban, (Jakarta : Gema Insani
Perss, (1996).

Al-Jazairy Abdur-Rahman (2008), Fiqh ‘ala Madzhabil Arbaah – Juz 1. Darul


Fikr Dwi Nugroho, Balikpapan 18 Agustus 2018.

Anshary H.M. (2013). Fiqih Konversi Beribadah Antara Sunah dan Bid’ah, Jl.
Wartawan: Humaniora.

Az-Zuhaili Wahbah, (2011). al-Fiqh al-Islami Wa Adillatuhu, Jakarta: Gema


Insani Baits Ammi Nur (14 oktober 2011) ( Dewan Dembina Konsultasi
Syariah), Hukum Qurban Online, Artikel www.Konsultasi Syariah.com,
https://konsultasisyariah.com/8044-Hukum-Qurban-Online.html,
(Hukum Qurban Online.

Cemati.com, qurban online dan hukumnya secara agama,


https://www.cermati.com/artikel/qurban-online-dan-hukumnya-secara-
agama, dikutip pada tanggal 27 juli 2020.

Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya (Bandung: CV Penerbit


Diponegoro, 2010).

Departemen Komunikasi Tanggal Berlaku Ringkasan 30 November 2017 PBI No


19/12/PBI?2017 tentang penyelenggaraan teknologi financial.

Dewan Syariah Nasional MUI Fatwa DSN MUI No 117/DSN-MUI/II/2018


tentang Layanan Pembiayaan Berbasis Teknologi Informasi Berdasarkan
Prinsip Syariah. Pegangsaan: Jakarta Pusat.
63

Dewi Fitria Istina. “Hukum Kurban dan Pembagian Dagingnya Menurut Mazhab
Hanafi dan Mazhab Hanbali”. Skripsi tidak diterbitkan, jurusan syariah
Institut Agama Islam Negeri Surakarta, 2013.

Dodi Yarli, Analisis Akad Tijarah Pada Transaksi Fintech Syariah Dengan
Pendekatan Maqhasid, Jurnal Pemikiran Hukun Dan Hukum Islam, 9
No. 2, Juli-Desember 2018.

El-Fikri Syahruddin (2014). sejarah ibadah, jakarta:republika.

Fatwa DSN MUI No 117/DSN-MUI/II/2018 tentang Layanan Pembiayaan


Berbasis Teknologi Informasi Berdasarkan Prinsip Syariah.

Ghufron Ali (2011). Tuntunan Berkurban & Menyembelih Hewan, Jakarta:


Amzah.

Hasbiyallah, (2008). Fikih, Bandung: Grafindo Media Pratama.

https://sikapiuangmu.ojk.go.id/FrontEnd/CMS/Article/10462 diakses pada 27 juni


2020 pukul 10.04.

Huzaimah Tahido Yanggo (2005). MA, Masail Fiqhiyah kajian Islam


Kontemporer,Bandung: Angkasa.

Ida Ummu Sakhiyah. (2015). Tinjauan Hukum Islam Terhadap pelaksanaan


Arisan Qurban Jamaah Yasinan Dusun Karang Jati Selatan Desa
Karangpule Kecamatan Srueng Kabupaten kebumen. Walisongo: Skripsi
Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang.

Jayusman. Tinjauan Hukum Islam Terhadap Ibadah Kurban Kolektif, Al- ‘Adalah
(Lampung) Vol X Nomor 4, 4 Juli 2012.

Kartini, Praktek Kurban di Desa Kundur Dalam Persfektif Hukum Islam Studi
Kasus Didesa Kundur, Kec.Kundur Barat Kab.Karimun kepulauan Riau,
Perbandingan mazhapFiqh, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta, Fakultas syariah dan Hukum. 2015.
64

Khansa Mutia, Fenomena QurbanOnline Di Indonesia, https://www.ibec-


febui.com/fenomena-kurban-online-di-indonesia/, Dikutip pada Tanggal
30 juli 2020.

Masu‟ ud Ibnu dan Abidin Zainal. (2005). Fiqih Mazhab Syafi‟I, Bandung:
Pustaka Setia.

Muhammad bin Ismail Al-Amir Ash-shan’ani. (2017). Subulus Salam Syarah


Bulughul Maram Jakarta: Darus Sunah.

Muliaman D. Hadad (2016). POJK No 77/POJK.01/ 2016 tentang Layanan


Pinjam Meminjam Uang Berbasi Teknologi Informasi pasal 1 ayat 3.
Jakarta.

Noviati, Reni. (2017). Praktik Kurban Online Dalam Perspektif Islam Tebar
Hewan Kurban Di Dompet Dhuafa . Jurnal Syarikah 3 (1)

Paperback 25 Agustus 2015 Undang – Undang No 8 Tahun 1999 tentang


Perlindungan Konsumen.

PBI No 19/12/PBI?2017 tentang penyelenggaraan teknologi financial.

POJK No 1/POJK.07/2013 Tentang Perlindungan Konsumen Sektor Jasa


Keuangan pasal 1 ayat 3.

POJK No 77/ POJK.01/2016 Tentang Pinjam Meminjam Uang Berbasis


Teknologi Informasi pasal 1 ayat 3

PP No 82 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi Elektronik.


Prastyo Dwi Wahyu, Panduan Ringkas Ibadah Qurban.

Rasjid Sulaiman (1994) Fiqh Islam, Hukum Fiqh Lengkap, Cetakan ke 27,
Bandung: Sinar Baru Algensindo

Republik Indonesia PP No 82 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Sistem dan


Transaksi Elektronik.
65

Rosyidiy A.Latief (1996). Qurban dan Aqiqah Menurut Sunah Rasulallah SAW,
Medan :Firma Rimbow.

Sabiq sayyid. (1983). Fiqh Al-Sunnah, Beirut: Dar al-Fikr.

Sakinah Kiki, Ibadah Qurban Hukumnya Sunnah Atau Wajib,


https://republika.co.id/berita/puqmi7458/ibadah-kurban-hukumnya-sunah-atau-
wajib, Dikutip Pada Tanggal 02 juli 2020

Saleh H. E. Hassan (2018). Kajian Fiqh Nabawi & Fiqh Kontemporer, Jakarta:
RajaGrafindo Persada.

Sholichah Mar’atus, Administrasi Keuangan KJKS Daarul Qur’an Wisatahati


Surabaya, Wawancara, Surabaya, 12 Oktober 2013.

Sukma D, “FintechFest, Mempopulerkan Teknologi Finansial di Indonesia” Arena


LTE, 2016.

Tarjo, (2019) Metode penelitian.Yogyakarta: CV Budi Utama.


Undang – Undang No 11Ttahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik
Pasal 1 ayat 2.

Undang – Undang No 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.

Wismanto Agus Muhammad Fahri Farid, Abdurrahman wisno BP, Arijulmanan,


Achmad Syarif K Abu Fahmi, HRD Syariah Teori Dan Implementasi
Manajemen Sumber Daya Manusia Berbasis Syariah, (Jakarta: Penerbit
Gremedia Pusaka Umum, 2020)

Yarli Dodi Analisis Akad Tijarah Pada Transaksi Fintech Syariah Dengan
Pendekatan Maqhasid, Jurnal Pemikiran Hukun Dan Hukum Islam, 9
No. 2.

Zaenal Abidin, (2020) Fikih Ibadah, (sleman: CV Budi Utama.


66

LAMPIRAN
67
68
69
70
71
72

Anda mungkin juga menyukai