Anda di halaman 1dari 93

ANALISIS MANAJEMEN PENGELOLAAN PASAR TRADISIONAL

SEBAGAI SUMBER PENDAPATAN DAERAH DI PASAR JELOJOK DESA


KOPANG KEC. KOPANG KAB. LOMBOK TENGAH DALAM PERSPEKTIF
MANAJEMEN SYARIAH

Oleh :
IRAWAN
NIM. 152.14.5.013

JURUSAN EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM
2018

i
ANALISIS MANAJEMEN PENGELOLAAN PASAR TRADISIONAL
SEBAGAI SUMBER PENDAPATAN DAERAH DI PASAR JELOJOK DESA
KOPANG KEC. KOPANG KAB. LOMBOK TENGAH DALAM PERSPEKTIF
MANAJEMEN SYARIAH

Skripsi

Diajukan kepada Universitas Islam Negeri Mataram untuk melengkapi


persyaratan kencapai Sarjana Ekonomi

Oleh :
IRAWAN
NIM. 152.14.5.013

JURUSAN EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM
2018

ii
iii
iv
vi
MOTTO:

KEBENARAN YANG TIDAK TERORGANISIR

DENGAN RAPI DAPAT DIKALAHKAN OLEH KEBATILAN

YANG DIORGANISIR DENGAN BAIK ”

(ALI BIN ABI THALIB)1

Muhammad Asrori Ardiansyah, Manajemen Dalam Perspektif Al-Quran, www.


1

Asrori.web.ac.id.dikutib Tanggal 15 Januari 2019.

vii
PERSEMBAHAN

Dengan Menyebut Nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi


Maha Penyayang. Atas Perjuangan Dalam Mengarungi
Samudra Ilahi Yang Tak Terbatas. Dengan Do’a, Air Mata
Serta Atas Nama Cinta Dan Kasih Sayang Yang Terukir Dijiwa.
Karya Sederhana Ini Penulis Persembahkan Teruntuk:
Ayahanda Setirah Serta Ibunda Musnim Tercinta Yang Selalu
Menorehkan Kasih Sayang Sepanjang Masa Buat Ananda. Adek
saya Ari Andika, kakek saya H. Syafi’i, nenek saya Sahni, dan
Seluruh Keluarga Saya. Terimakasih Untuk Kalian Semua,
Karena Kalian Kepingan-Kepingan Mutiara Yang Selalu Saya
Banggakan. Dan Untuk Sahabat-Sahabat Yang Saya Cintai
Yang Tidak Bisa Saya Sebutkan Satu Persatu Terimakasih
Do’a- Do’a Kalian, Hanya Ini Yang Dapat SayaPersembahkan
Sekian Wallahul Muwafiq Ilaa Aqwamitthariq
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh…

viii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Segala puji bagi sAllah SWT, Tuhan semesta alam atas izin dan

rahmat-Nya berupa kesehatan dan kesempatan berfikir keapada manusia, sehingga

mampu melangsungkan hidup di atas muka bumi dan mampu berfikir rasional, kritis,

kreatif dan ulet dalam bertindak. Shalawat dan salam atas kehadirat Rasulullah SAW

atas akhlak dan contoh tauladan yang dimiliki menjadikannya sebagai panutan bagi

ummat manusia sebagai Rahmatanlil alamin.

Atas segala kerendahan hati, penulis menghadirkan karya ilmiah tentu masih

jauh dari kesempurnaan dengan segala kekurangan dan keterbatasannya, penulis

berharap semoga tulisan dapat bermanfaat dan memberikan kontribusi bagi yang

berminat pada tema kajian ini, yang berjudul Analisis Manajemen Pengelolaan

Pasar Tradisional Sebagai Sumber Pendapatan Daerah Di Pasar Jelojok Desa

Kopang Kec. Kopang Kab. Lombok Tengah dalam Perspektif Manajemen

Syariah Penulis menyadari dengan sepenuh hati, selama mengikuti program

perkuliahan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Mataram

sampai selesainya skripsi ini telah memperoleh banyak pelajaran dalam dunia proses

dan arti kebersamaan yang sesungguhnya,motivasi, semangat hidup untuk tetap

melangkah menggapai cita-cita bantuan dari berbagai pihak yang menjadi motivator

tersendiri bagi penulis. Ucapan terimaksih penulis persembahkan kepada:

ix
1. Bapak Dr. H. Mutawalli, M. Ag, selaku Rektor UIN Mataram dan Dr.

H.Ahmad Amir Aziz, M.Ag selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam

Universitas Islam Negeri ( UIN) Mataram

2. Bapak Dr. Muhamad Saleh Ending, MA selaku pembiimbing I dan Ibu Yunia

Ulfa Variana, M,Sc, selaku pembimbing II yang senantiasa telah membimbing

dan mengarahkan penulis selama proses pembimbingan sehingga skripsi ini

dapat terselesaikan.

3. Bapak H. Bahrur Rosyid M.M, selaku ketua jurusan Ekonomi Syari’ah

Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram beserta Bapak/Ibu Dosen Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Mataram yang senantiasa telah memberikan

ilmu pengetahuan kepada penulis sehingga penulis tidak banyak mendapatkan

kesulitan dalam melaksanakan proses penenlitian sampai melaksanakan

penelitian.

4. Bapak/Ibu Staf Tata Usaha Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas

Islam yang senantiasa melayani serta menyiapkan kebutuhan-kebutuhan

penulis untuk penelitian.

5. Bapak Pimpinan Pasar Jelojok Desa Kopang Lombok Tengah yang telah

bersedia mengizinkan penulis serta melayani dan memberikan keperluan-

keperluan dalam bentuk informasi dan data-data yang diperlukan dalam

penyusunan skripsi ini.

x
6. Sahabatku-sahabat (Elni, Fitri, Jaswadi, Apnia, Hendi) yang selalu

mendampingiku dan memberikan motivasi untuk terus berusaha dan berdo’a

sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

7. Kepada semua pihak khususnya warga masyarakat Pasar Jelojok Desa Kopang

yang telah berjasa kepada penulis yang hanya keterbatasan ruang hingga tidak

dapat penulis sebutkan satu per satu.

Semoga Allah SWT berkenan membalas dengan pahala yang setimpal atas

segala budi baik dan amal bantuan dari pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu

persatu.

Penulis menyadari sepenuhnya dalam menyusun skripsi ini masih terdapat

banyak kekurangan. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang

membangun untuk menyempurnakan penyusunan skripsi ini. Akhi kata, mudah-

mudahan skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin Ya Rabbal ‘Alamin.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarkatuh

Mataram, 03 Januari 2019

Penulis

xi
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ................................................................................... i

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN....................................................................... iii

NOTA DINAS ................................................................................................. iv

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ....................................................... v

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ vi

HALAMAN MOTTO .................................................................................... vii

HALAMAN PERSEMBAHAN..................................................................... viii

KATA PENGANTAR ................................................................................... ix

DAFTAR ISI ................................................................................................... xii

DAFTAR TABEL........................................................................................... xiv

ABSTRAK ...................................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah...................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ............................................................................... 5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................................... 5
D. Ruang Lingkup Penelitian dan Setting Penelitian .............................. 6
E. Telaah Pustaka .................................................................................... 7
F. Kerangka Berfikir .............................................................................. 9
1. Manajemen Syariah....................................................................... 9
2. Manajemen pengelolaan ............................................................... 11
3. Pasar .............................................................................................. 14
4. Pendapatan ....................................................................................... 19
5. Pendapatan Daerah........................................................................ 20
G. Metode Penelitian ............................................................................... 21
1. Pendekatan Penelitian ................................................................... 21
2. Kehadiran peneliti ......................................................................... 22

xii
3. Lokasi Penelitian ........................................................................... 22
4. Sumber dan Jenis Data .................................................................. 23
5. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 24
6. Metode Analisis Data .................................................................... 25
7. Uji Keabsahan Data ...................................................................... 26
H. Sistematika Pembahasan ..................................................................... 28

BAB II PAPARAN DAN TEMUAN DATA

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ..................................................... 30


B. Manajemen Pengelolaan Pasar Sebagai Sumber Pendapatan Daerah
Di Pasar Jelojok Desa Kopang Lombok Tengah ................................... 37
C. Respon Pedagang Terhadap Pengelolaan Pasar Tradisional
di Pasar Jolojok Desa Kopang ............................................................... 40

BAB III PEMBAHASAN

A. Analisis Manajemen Pengelolaan Pasar Tradisional Sebagai Sumber


Pendapatan Daerah Di Pasar Jelojok Desa Kopang Lombok Tengah . 49
B. Analisis Respon Pedagang Terhadap Pengelolaan Pasar Sebagai
Sumber Pendapatan Daerah Di Pasar Jelojok Desa Kopang. ............ 57

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................................ 62
B. Saran .................................................................................................. 63

Daftar Pustaka .............................................................................................. 65

LAMPIRAN-LAMPIRAN

xiii
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Tabel Struktur Kepengurusan Pasar Tradisional

Jelojok Desa Kopang.................................................... 32

Tabel 4.2 Tabel Sarana Dan Prasarana Pasar Tradisional

Jelojok Desa Kopang.................................................... 33

Tabel 4.3 Tabel Jumlah Los Yang Disewakan

Dan Harga Pertahun ..................................................... 34

Tablel 4.4 Tabel Pendapatan Pedagang Pasar

Jelojok Desa Kopang.................................................... 56

xiv
ANALISIS MANAJEMEN PENGELOLAAN PASAR TRADISIONAL
SEBAGAI SUMBER PENDAPATAN DAERAH DI PASAR JELOJOK DESA
KOPANG KEC. KOPANG KAB. LOMBOK TENGAH DALAM PERSPEKTIF
MANAJEMEN SYARIAH

Oleh

IRAWAN
152.145.013

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh keterangan terkait dengan beberapa


hal yang menjadi fokus kajian dalam penelitian ini yaitu: pertama, Bagaimana
Manajemen Pengelolaan Pasar Tradisional Sebagai Sumber Pendapatan Daerah Di
Pasar Jelojok Desa Kopang Kab. Lombok Tengah dalam Perspektif Manajemen
Syariah. Kedua,Bagaimana Respon Pedagang Terhadap Pengelolaan Pasar Sebagai
Sumber Pendapatan Daerah Di Pasar Jelojok Desa Kopang.
Metode penlitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
deskriptif-kualitatif, dengan menggunakan tekhnik pengumpulan data melalui
observasi, wawancara dan dokumentasi. Adapun tempat penelitian ini adalah Di
Pasar Jelojok Desa Kopang Kecamatan Kopang Kabupaten Lombok Tengah. Hasil
penelitian yang berhasil penulis analisa melalui beberapa tehnik pengumpulan data
dan analisa data yaitu Manajemen Pengelolaan Pasar Sebagai Sumber Pendapatan
Daerah Di Pasar Jelojok Desa Kopang diantaranya kurang disiplinnya para pedagang
dalam menerapkan peraturan-peraturan pasar, sehingga itu yang membuat Pasar
Jelojok Desa Kopang belum layak dikatakan pasar sebagai sumber pendapatan
daerah. Dan untuk menanggulanginya agar Pasar Jelojok Desa Kopang bisa dikatakan
pasar sebagai sumber pendapatan daerah adalah Sosialisai Peraturan Bupati mengenai
karcis/pajak pedagang setiap harinya. Adapun Respon Pedagang Terhadap
Pengelolaan Pasar Sebagai Sumber Pendapatan Daerah Di Pasar Jelojok Desa
Kopang diantaranya para pedagang kebanyakan mengklaim atau mengeluh tentang
pengelolaan pasar saat ini, karena menurut mereka (pedagang) pengelolaannya masih
kurang efektif dari segi tata kelola, kebersihan, keamanan, dan kenyamanan.

xv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Upaya manusia untuk memenuhi kebutuhannya sudah berlangsung sejak

manusia itu ada. Salah satu kegiatan manusia dalam usaha memenuhi kebutuhan

tersebut adalah memerlukan adanya pasar sebagai sarana pendukungnya. 1

Aktivitas usaha yang dilakukan di pasar pada dasarnya akan melibatkan dua

subyek pokok, yaitu produsen dan konsumen. Kedua subyek tersebut masing-

masing mempunyai peranan yang sangat besar terhadap pembentukan harga

barang yang ada di pasar.2 Hal ini didasari atau didorong oleh faktor

perkembangan ekonomi yang awalnya hanya bersumber pada problem untuk

memenuhi kebutuhan hidup (kebutuhan pokok). Manusia sebagai makhluk sosial

dalam perkembangannya juga menghadapi kebutuhan sosial untuk mencapai

kepuasan atas kekuasaan, kekayaan dan martabat.

Agar pasar dapat berperan secara normal (alamiah) dan terjamin

keberlangsungannya, di mana struktur dan mekanismenya dapat terhindar dari

perilaku-perilaku negatif para pelaku pasar. Jadi dalam hal ini beberapa ekonom

percaya bahwa ekonomi dalam pasar bekerja dengan efisien dan mereka juga

percaya bahwa pasar dapat melaksanakan fungsinya dengan memuaskan, tetapi

1
Philip Kotler & A.B Susanto, Manajemen Pemasaran di Indonesia Analisis, Perencanaan,
Implementasi dan Pengendalian (Jakarta: Salemba Empat, 2000), buku 1, h. 11.
2
Nur Faeni Ulyati, Strategi Pemasaran Pedagang Pasar Tradisional dalam Perspektif Ekonomi
Islam (Semarang: Universitas Islam Negeri Walisongo, 2015), h. 15.

1
2

terkadang pasar juga masih membutuhkan adanya campur tangan pemerintah

dalam mekanisme pasar, karena dengan adanya campur tangan pemerintah maka

kesejahteraan masyarakat akan terpenuhi.3 Agar pasar berjalan dengan seimbang

maka diperlukan sebuah manajemen pengelolaan didalamnya. Manajemen

pengelolaan dimaksudkan agar terciptanya pasar yang dapat mensejahterakan

pedagangnya tanpa ada kecurangankecurangan didalamnya.4 Pasar tradisional

yang berjalan sendiri tanpa ada yang mengontrol, ternyata telah menyebabkan

banyak permasalahan. Manajemen melibatkan aktivitas-aktivitas koordinasi dan

pengawasan terhadap pekerjaan orang lain, sehingga perkerjaan tersebut dapat

diselesaikan secara efisien dan efektif. Fungsi-fungsi manajemen antara lain

perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), penggerakan (actating),

pengendalian (controlling).5

Berdasarkan manajemen pengelolaan, pasar dibagi menjadi dua yaitu

pasar tradisional dan pasar modern.6 Pasar tradisional sebagai pasar yang

dibangun dan dikelola oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, Swasta, Badan

Usaha Milik Negara, dan Badan Usaha Milik Daerah termasuk kerjasama

dengan swasta dengan tempat usaha berupa toko, kios, los, dan tenda yang

dimilki/ dikelola oleh pedagang kecil, menengah, swadaya masyarakat, atau

koperasi dengan usaha skala kecil, menegah, dengan usaha skala kecil, modal

Sadono Sukirno, Mikro Ekonomi (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2013) Edisi Ketiga, h.132.
3

Ain Rahmi, Mekanisme Pasar Dalam Islam (Pontianak: IAIN Pontianak, 2015), h. 182.
4

Edwin B.Flippo, Manajemen,www. Hestanto.web.id. dikutib Tanggal 17 Oktober 2018.


5

Stephen P. Robbins, Mary Colter, Manajemen Pengelolaan, www. Hestanto.web.id. dikutib


6

Tanggal 17 Oktober 2018.


3

kecil dan dengan proses jual beli barang dagangan melalui tawar menawar.

Keberadaan pasar khususnya pasar tradisional, merupakan salah satu indikator

paling nyata kegiatan ekonomi masyarakat disuatu wilayah. 7

Kegiatan pasar tradisional digambarkan dengan kesibukan yang padat

dengan kegiatan tawar menawar di sana-sini. Kegiatan tawar menawar yang

ramai ini menjadi salah satu ciri khas pasar tradisional. Pasar tradisional yang

ditemui sekarang pada umumnya dapat hidup berdampingan dengan

perdagangan yang dikelola dengan lebih modern, seperti kios dan toko.

Adapun susunannya biasanya di tengah pasar terdiri dari los yang memanjang

tempat pedagang meletakkan dagangannya. Di antara los terdapat gang tempat

orang-orang berjalan melihat-lihat dan mencari berbagai barang-barang

kebutuhan yang diinginkan. Biasanya sisi tepinya juga dipenuhi oleh para

pedagang yang menggelar dagangannya di atas tampah yang ditaruh di atas

tenggok (bakul), sehingga jumlah dan jenis dagangannya relatif sedikit

(misalnya penjual tahu, tempe, bandeng, telur asin dan sayur-mayur).

Sedangkan mereka yang mampu menyewa los mempunyai jumlah dagangan

lebih banyak. Sebagai pembatas sekaligus pagar pasar dengan luar pasar,

7
Nahdliyul Izza, Pengaruh Pasar Modern terhadap Perdagangan Pasar Tradisional
(Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2011), h. 40.
4

dibangun kios-kios mengitari pasar, yang dikelola secara lebih modern dan

umumnya mereka datang belakangan.8

Berdasarkan hasil observasi awal tanggal 15 Oktober 2018

permasalahan terkait pengelolaan pasar tradisional khususnya di pasar Jelojok

Desa Kopang yaitu kurang disiplinnya para pedagang yang ada di pasar

tersebut sehingga terjadi prosedur yang kurang sesuai dengan pengelolaan

pasar pada umumnya.9 Masyarakat (pedagang) yang ada di pasar Jelojok Desa

Kopang dengan bebasnya pedagang selalu menghiraukan peraturan-peraturan

atau awek-awek yang sudah diterapkan oleh pemerintah pasar sehingga

menimbulkan ketidaksesuaian pada pengelolaan pasar tersebut.10

Kurangnya penegasan dari pemerintah pasar Jelojok Desa Kopang

tentang aturan-aturan yang harus di patuhi para pedagang agar terciptanya

pasar yang disiplin sehingga para pembeli dengan nyaman, aman dan tentram

untuk berbelanja. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian

tentang manajemen pengelolaan pasar tradisional sebagai sumber pendapatan

daerah dengan judul “Analisis Manajemen Pengelolaan Pasar Tradisional

Sebagai Sumber Pendapatan Daerah di pasar jelojok Desa Kopang

kecamatan Kopang Kabupaten Lombok Tengah”.

8
Yusuf Pratama, Penerapan Manajemen Resiko Penggunaan Ruko Terhadap Dampak Revitalisasi
(Pembangunan) Pasar Tradisional Ditinjau dalam Perspektif Ekonomi Islam, IAIN Raden Intan
Lampung: 2016) h.70.
9
Hasil observasi. Tanggal 15 Oktober 2018.
10
Hasil Observasi, Tanggal 15 Oktober 2018.
5

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, adapun rumusan masalahnya sebagai

berikut:

1. Bagaimana manajemen pengelolaan pasar tradisional sebagai sumber

pendapatan daerah di Pasar Jelojok Desa Kopang, Kec. Kopang Kab.

Lombok Tengah dalam perspektif manajemen syariah?

2. Bagaimana respon pedagang terhadap pengelolaan pasar tradisional di

Pasar Jelojok Desa Kopang?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah dan latar belakang yang telah diuraikan,

maka tujuan penelitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui manajemen pengelolaan pasar tradisional Jelojok

Desa Kopang Kecamatan Kopang Sebagai Sumber Pendapatan Daerah

dalam perspektif manajemen syariah.

b. Untuk mengetahui respon pedagang terhadap pengelola pasar tradisional

di pasar Jelojok Desa Kopang.

c. Manfaat Penelitian

2. Adapun manfaat dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Secara akademik, penelitian ini merupakan salah satu syarat untuk

mencapai kebulatan study program strata satu (S1) pada jurusan Ilmu

Ekonomi Islam Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam.


6

b. Secara praktis, penelitian ini diharapkan mampu memberikan literature

serta referensi yang dapat dijadikan informasi bagi mahasiswa yang

akan meneliti permasalahan serupa.

c. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan mampu memberikan referensi

serta sumber informasi yang berkaitan dengan meanajemen

pengelolaan pasar tradisional sebagai sumber pendapatan daerah.

D. Ruang Lingkup Penelitian dan Setting Penelitian

1. Ruang Lingkup Penelitian

Untuk memperjelas masalah yang akan diteliti agar tidak terjadi

pembahasan yang meluas atau menyimpang pada penelitian ini, peneliti

memandang perlu memberikan batasan-batasan sesuai dengan fokus peneliti

sehingga pembahasan yang dipaparkan lebih jelas.

Adapun yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah pasar jelojok di

Desa Kopang Kecamatan Kopang Kabupaten Lombok Tengah Sebagai

Sumber Pendapatan Daerah.

2. Setting Penelitian

Lokasi penelitian ini akan dilakukan di Pasar Jelojok Desa Kopang

Kecamatan Kopang Kabupaten Lombok Tengah. Dipilihnya lokasi

penelitian pada Pasar Jelojok Desa Kopang ini berdasarkan pertimbangan

bahwa Pasar Jelojok Desa Kopang merupakan salah-satunya pasar

tradisional di Desa Kopang Sebagai Sumber Pendapatan Daerah.


7

E. Telaah Pustaka

Berdasarkan pengetahuan dan pengamatan peneliti bahwa penelitian yang

dianggap terkait dengan penelitian yang dilakukan peneliti saat ini adalah sebagai

berikut:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Victor M. Manek Kiik (Tesis 2006)

membahas tentang faktor-faktor yang mempengaruhi fungsi pasar tradisional.

Judul yang dipilih adalah “Kajian Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tidak

Optimalnya Fungsi Pasar Tradisional Lolowa Dan Pasar Tradisional

Fatubenao Kecamatan Kota Atambua”. Penelitian ini dilakukan pada Pasar

Tradisional Kabupaten Belu.11 Menggunakan gabungan metode penelitian

kualitatif dan metode penelitian kuantitatif, dan sumber data diperoleh dari

data primer dan data sekunder.

Persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian yang akan dilakukan

sekarang sama-sama membahas tentang pasar. Adapun perbedaan pada

penelitian sebelumnya dengan penelitian yang akan dilakukan sekarang

yakni Penelitian terdahulu menggunakan metode penelitan gabungan yaitu

metode kualitatif dan metode kuantitatif, sedangkan penelitian sekarang

menggunakan jenis penelitian kualitatif.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Zunaidi (Skripsi Sosiologi Islam,

April 2013) yang berjudul “Kehidupan sosial ekonomi pedagang di pasar

11
Victor M. Manek Kiik, Kajian Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tidak Optimalnya Fungsi
Pasar Tradisional Lolowa Dan Pasar Tradisional Fatubenao Kecamatan Kota Atambua, (Universitas
Diponegoro, Tesis 2006).
8

tradisional pasca relokasi dan pembangunan pasar Modern” Penelitian ini

dilakukan pada pasar tradisional Babat.12 Pada penelitian terdahulu peneliti

menggunakan metode deskripsi kualitatif pengumpulan data berupa

wawancara. Adanya pro dan kontra berakibat pada kehidupan sosial ekonomi

pedagang dimana pedagang yang berada di luar area pasar Babat mengalami

penurunan berbeda pada waktu berdagang di pasar tradisional. Selanjutnya

pedagang tradisional yang berada di pasar modern terlihat relatif stabil dan

yang terakhir kehidupan social ekonomi pedagang yang berada di wilayah

pasar agrobis mengalami peningkatan terutama bagi pedagang yang melayani

grosir.

Persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian yang akan dilakukan

sekarang adalah sama-sama membahas tentang pasar tradisional. Adapun

perbedaan pada penelitian sebelumnya dengan penelitian yang akan

dilakukan sekarang yakni penelitian terdahulu fokus pada Kehidupan sosial

ekonomi pedagang di pasar tradisional pasca relokasi dan pembangunan

pasar Modern. Sedangkan penelitian yang akan dilakukan sekarang fokus

pada manajemen pengelolaan pasar tradisional sebagai sumber pendapatan

daerah.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Yusuf (Skripsi 2016) membahas

tentang pengaruh pengelolaan pasar tradisional terhadap pembangunan

12
Muhammad Zunaidi, Kehidupan Sosial Ekonomi Pedagang Di Pasar Tradisional Pasca Relokasi
Dan Pembangunan Pasar Modern, (Skripsi: IAIN Sunan Ampel Surabaya, Sosiologi Islam, April
2013).
9

daerah. Judul yang dipilih adalah “Analisis pengaruh pengelolaan pasar

tradisional terhadap pembangunan daerah dalam perspektif ekonomi Islam”.

Penelitian ini dilakukan pada pasar sayur desa Jatimulyo Kecamatan Jati

Agung Kabupaten Lampung Selatan.13

Persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian yang akan dilakukan

sekarang adalah sama-sama membahas tentang pasar tradisional dan

menggunakan jenis penelitian kualitatif. Adapun perbedaan pada penelitian

sebelumnya dengan penelitian yang akan dilakukan sekarang yakni

penelitian terdahulu fokus pada pengaruh pengelolaan pasar tradisional

terhadap pembangunan daerah. Sedangkan penelitian yang akan dilakukan

sekarang fokus pada manajemen pengelolaan pasar tradisional sebagai

sumber pendapatan daerah.

F. Kerangka Teori

1. Manajemen Syariah

Manajemen syariah adalah suatu pengelolaan untuk memperoleh

hasil optimal yang bermuara pada pencarian keridhaan Allah. Oleh karena

itu, maka segala sesuatu langkah yang diambil dalam menjalankan

manajemen tersebut harus berdasarkan aturan-aturan Allah. Aturan-aturan itu

tertuang dalam Al-Quran, hadis dan beberapa contoh yang dilakukan oleh

para sahabat. Sehubungan dengan itu, maka isi dari manajemen syari’ah

13
Muhammad Yusuf, Analisis Pengaruh Pengelolaan Pasar Tradisional terhadap Pembangunan
Daerah dalam Perspektif Ekonomi Islam (Skripsi: IAIN Raden Intan Lampung, 2016 ).
10

adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan ilmu manajemen

konvensional yang diwarnai dengan aturan Al-Quran, hadis dan beberapa

contoh yang dilakukan oleh para sahabat.14

Dari definisi tersebut diatas, maka lingkup manajemen syariah sangatlah

luas, antara lingkup mencakup tentang pemasaran, produksi, mutu keungan,

sumber daya alam, sumber daya manusia, dan masih banyak hal lagi yang

belum tersebutkan. ada dua pandangan islam dalam melihat harta, sebagai

suatu hak atau kepemilikan sesama manusia, islam sangat menghargainya

sedang dalam hubungan manusia terhadap Tuhannya, manusia tidak

mempunyai hak sesama hak sama manusia. bertolak dari dasar-dasar

tersebutdiatas maka semua yang dilakukan dalam manajemen syariah yang

dititik beratkan pada bidang ekonomi tidak akan lepas dari kehati-hatian

dalam menyingkapi harta.15

Secara etimologi, kata manajemen berasal dari bahasa inggris,

management, yang berarti ketatalaksanaan, tata pimpinan dan pengelolaan.

Artinya, manajemen adalah sebagai suatu proses yang ditetapkan oleh

individu atau kelompok dalam upaya-upaya koordinasi untuk mencapai suatu

tujuan tertentu.16

Khoril Arief, Manajemen Syari’ah. www.Khoril.co.id. dikutib Tanggal 17 Oktober 2018.


14
15
ibid.
16
Muhammad Munir, Manajemen Dakwah, (Jakarta: Prenada Media Group, Cetakan Ke-2, 2009),
h. 9.
11

Manajemen menurut Parker (Stoner & Freeman) yang ditulis oleh

Husaini Usman adalah seni melaksanakan pekerjaan melalui orang-orang (the

art of getting things done throgh people). Manajemen dalam arti luas adalah

perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan (P3) sumber daya organisasi

untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Manajemen dalam arti

sempit adalah manajemen sekolah/madrasah, yang meliputi manajemen

perencanaan program sekolah/madrasah.17 Manajemen yang mengatur

jalannya suatu proses dalam mencapai suatu tujuan tentulah memiliki fungsi-

fungsi yang bertujuan supaya sistematika urutan pembahasannya lebih

teratur, lebih mudah dan lebih mendalam.18

Fungsi-fungsi manajemen antara lain :

1. Perencanaan(Planning) adalah menentukan tujuan-tujuan yang hendak

dicapai selama masa yang akan datang dan apa yang harus diperbuat

agar dapat mencapai tujuan-tujuan itu.

2. Pengorganisasian(Organizing) adalah pengelompokan dan

menentukan berbagai kegiatan penting dan memberikan kekuasaan

untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan itu.

3. Pergerakan(Actuating) adalah peran manajer untuk mengarahkan

pekerjaan yang sesuai dengan tujuan organisasi.

17
Husaini Usman, Manajemen: Teori, Praktik dan Riset Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara,
2014), h. 5.
George R. Terry, Dasar-Dasar Manajemen, (Jakarta:PT Bumi Aksara, 2013), h. 11.
18
12

4. Controling Yaitu mengukur pelaksanaan dengan tujuan-tujuan,

menentukan sebab-sebab, penyimpangan-penyimpangan dan

mengambil tindakan-tindakan korelatif.19

Dari beberapa fungsi fundamental itu masih banyak fungsi-

fungsi manajemen yang lainnya, tetapi yang terpenting dan perlu

kita ketahui pengertian fungsi-fungsi dan aktifitas-aktifitas yang

harus dilakukakan pada setiap fungsi fundamental itu. Dalam

praktiknya pembagian fungsi fundamental ini tidak dapat dibedakan

secara tajam dan tegas, karena setiap manajer dalam usaha atau

aktifitas-aktifitas untuk mencapai tujuan harus melaksanakan fungsi

tersebut, hanya skop dan penekanannya yang berbeda-beda, setiap

manajer dalam pelaksanaannya, aktivitasnya dan

kepemimpinannya, untuk mencapai tujuan harus melaksanakan

“perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian”

dengan baik.20

2. Manajemen Pengelolaan

Manajemen pengelolaan adalah hal yang dilakukan oleh para

manajer. Manajemen melibatkan aktivitas-aktivitas koordinasi dan

pengawasan terhadap pekerjaan orang lain, sehingga perkerjaan tersebut

dapat diselesaikan secara efisien dan efektif. Berdasarkan manajemen

19
Siswanto, Pengantar Akuntansi, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2012), h. 42.
Ibid., h. 50.
20
13

pengelolaan, pasar dibagi menjadi dua yaitu pasar tradisional dan pasar

modern.21

Prinsip-Prinsip Manajemen Pengelolaan

1. Prinsip efisiensi dan efektifitas

Efisiensi dan efektifitas merupakan bagian dari prinsip-

prinsip manajemen. Titik tolak pelaksanaan manajemen dalam

organisasi semaksimal mungkin memanfaatkan semua sumber,

tenaga, dana dan fasilitas yang ada secara efisien. Fungsi-fungsi

manajemen dioprasionalisasikan dengan mempertimbangkan

sarana dan prasarana yang seirama dengan keadaan dan

kemampuan organisasi, artinya dengan menghemat biaya dan

memperpendek waktu pelaksanaan kegiatan, tetapi memperoleh

hasil yang optimal. Agar prinsip efisiensi terlaksana, semua objek

organisasi harus dikelola dengan baik sehingga penerapan prinsip

efisiensi benar-benar relevan dengan tujuan yang hendak dicapai.

Hubungan kerja yang fungsional dan berjalan dengan baik akan

mempermudah pelaksanaan efisiensi yang menjadi prinsip

manajemen.

21
Stephen, Mary Colter, Manajemen (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2010), h. 7.
14

2. Prinsip pengelolaan

Prinsip pengelolaan didasarkan pada langkah-langkah

manajemen yang fungsional, yaitu merencanakan,

mengorganisasikan, mengarahkan dan mengkontrol. Dengan

demikian target yang dituju dengan mudah dapat dicapai dengan

baik. Perencanaan yang dilakukan berpijak pada visi dan misi yang

jelas sehingga program-program yang dijadwalkan dibuat secara

sistematis dan mendahulukan skala prioritas sebagaimana

mengatur dan menjadwalkan program jangka panjang, jangka

menengah dan jangka pendek.

3. Prinsip pengutamaan tugas pengelolaan

Prinsip pengutamaan tugas pengelolaan (manajer) adalah

orang yang bertanggung jawab penuh dalam pelaksanaan

organisasi, baik secara internal maupun eksternal. Internal artinya

melaksanakan proses pengadministrasian semua aktifitas

organisasi yang merupakan tugas utama manajer, sedangkan

eksternal adalah pelayanan manajerial terhadap semua kepentingan

publik yang berkaitan dengan aktifitas manajeman di luar

kelembagaan.

4. Prinsip kepemimpinan yang efektif

Prinsip pemimpinan yang efektif harus memiliki

kebijaksanaan dalam mengambil keputusan, tidak bertele-tele dan


15

menghemat waktu, artinya tegas, lugas, tuntas dan berkualitas. Ia

wajib mengembangkan hubungan baik dengan semua bawahannya,

cerdas merealisasikan human relationship. Manajer yang baik

adalah manajer yang tidak menyalahkan bawahan, tetapi

mengingatkan dan menyarankan.

5. Prinsip kerja sama

Prinsip kerja sama didasarkan pada pengorganisasian dalam

manajemen. Semua tugas dan kewajban manajer tidak diborong

oleh satu orang, tetapi dikerjakan menurut keahlian dan tugasnya

masingmasing, sehingga beban kerjanya tidak menumpuk di satu

tempat, sedangkan ditempat lain tidak ada yang dikerjakan.

Pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab seharusnya

diatur berdasarkan prinsip profesionalitas sehingga kerja sama

yang dibangun tidak berbelit-belit.

3. Pasar

Pasar adalah suatu tempat atau proses interaksi antara permintaan

(pembeli) dan penawaran (penjual) dari suatu barang/jasa tertentu, sehingga

akhirnya dapat menetapkan harga keseimbanagan (harga pasar) dan jumlah

yang diperdagangkan. Jadi setiap proses yang mempertemukan antara


16

pembeli dan penjual, maka akan membentuk harga yang disepakati antara

pembeli dan penjual.22

Secara sederhana pasar dapat dikelompokkan menjadi :

a. Menurut segi fisiknya, pasar dapat dibedakan menjadi beberapa

macam, di antaranya pasar tradisional, pasar raya, pasar abstrak, pasar

konkrit, toko swalayan, toko serba ada, dll.

b. Berdasarkan jenis barang yang dijual, pasar dibedakan menjadi

beberapa macam diantaranya pasar ikan, pasar sayuran, pasar buah-

buahan, pasar barang elektronik, pasar barang perhiasan, pasar bahan

bangnan, bursa efek dan saham, dll.

Dari definisi diatas terdapat 3 unsur penting didalam pasar yaitu orang

dengan segala keinginannya, daya beli mereka, dan kemampuan untuk

membelanjakannya. Pada umumnya suatu transaksi jual beli melibatkan

produk/barang atau jasa dengan uang sebagai alat transaksi pembayaran yang

sah dan disetujui oleh kedua belah pihak yang bertransaksi. Pasar secara

umum mempunyai pengertian sebagai tempat pertemuan antara penjual dan

pembeli. Bagi produsen, posisi pasar mempunyai arti yang luas, sebagai

sumber memperoleh uang dari hasil transaksi di pasar-pasar, sementara bagi

konsumen, pasar dianggap sebagai sumber memenuhi kebutuhan hidupnya

sehari-hari. Seiring perkembangan zaman saat ini dikenal dengan istilah pasar

tradisional dan pasar modern.

Satria, Pasar Modern dan Pasar Tradisional (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h. 3.
22
17

Jenis-jenis pasar sebagai berikut:

1. Pasar Modern

Pasar modern adalah pasar yang dibangung oleh

pemerintah, swasta atau koperasi yang bentuknya berupa mall,

supermarket, department store, dan shopping center yang

pengelolaannya dilaksanakan secara modern dan mengutamakan

pelayanan dan kenyamanan berbelanja dengan manajemen berada

pada satu tangan bermodal kuat dan dilengkapi label harga yang

pasti. Pasar modern tidak banyak berbeda dengan pasar tradisional,

namun pasar jenis ini penjual dan pembeli tidak bertransaksi

secara langsung melainkan pembeli melihat label harga yang

tercantum dalam barang, berada dalam bangunan dan

pelayanannya dilalukan secara mandiri atau dilayani oleh

pramuniaga.barang-barang yang dijual selain bahan makanan,

seperti buah, sayuran, daging dan sebagian besar barang lainnya

yang dijual adalah barang yang dapat bertahan lama.23

2. Pasar Tradisional

Pasar tradisional adalah tempat bertemunya penjual dan

pembeli serta ditandai dengan adanya transaksi penjual pembeli

secara langsung dan biasanya ada proses tawar menawar,

bangunan biasanya terdiri dari kios-kios ata gerai, los dan dasaran

Ibid., h. 9.
23
18

terbuka yang dibuka oleh penjual maupun suatu pengelola pasar.

kebayakan menjual kebutuhan sehari-hari, seperti bahan-bahan

makanan berupa ikan, buah, sayur-sayuran, telur, daging, kain,

pakaian, barang elektronik, ada, dll. Selain itu, ada pula yang

menjual kue-kue dan barang-barang lainnya.24 Pasar seperti ini

masih bayak ditemukan di Indonesia, dan umumnya terletak dekat

kawasan perumahan agar memudahkan pembeli untuk mencapai

pasar.

Pasar tradisional dapat dikatakan sebagai salah satu

komponen utama pembentukan komunitas masyarakat baik di desa

maupun di kota sebagai lembaga distribusi berbagai macam

kebutuhan manusia. Pasar tradional berperan pula sebagai

penghubung antara desa dan kota. Perkembangan penduduk dan

kebudayaan selalu diikuti oleh perkembangan pasar sebagai salah

satu pendukung penting bagi kehidupan manusia sehari-hari

terutama dikawasan perkotaan. Pasar tradisional biasanya berdiri

dititik tengah suatu wilayah sehingga akan memudahkan

masyarakat dari segala penjuru pada wilayah layanan pasar itu

untuk datang. Sehingga suasana persaingan antara satu pasar

tradisional dengan pasar tradisional lainnya sangat minim. Ciri-

Ciri Pasar Tradisional

Ibid., h. 18.
24
19

Menurut Lilananda pasar tradional memiliki ciri-ciri sebagai

berikut :

a. Terdiri dari kios-kios atau gerai oleh penjual.

b. Kebanyakan menjual kebutuhan sehari-hari seperti bahan-

bahan makanan berupa sayur, buah, ikan, telur, daging,

pakaian, dan barang dagangan lainnya.

c. Umumnya teletak dekat kawasan pemukiman masyarakat, agar

memudahkan pembeli mencapai pasar.

d. Sistem pembelian barang akan dilakukan dengan tawar-

menawar.

e. Pasar tradisional beroperasi mulai subuh.

f. Hubungan ekonomis antara sesama pedagang pasar tradisional

dengan saling meminjam uang atau memberikan hutang barang

dagangannya dengan pedagang pasar lainnya yang cukup

mereka kenal.

g. Para pedagang pasar tradisional saling berebut dan menarik

perhatian para langganannya untuk mencari keuntungan

sebanyak mungkin akan tetapi para pedagang masih bersahabat

antar pedagang.

4. Pendapatan

Menurut Winardi pengertian pendapatan adalah sebagai salurann

penerimaan baik berupa uang maupun barang baik dari pihak lain maupun
20

dari hasil sendiri yang dimulai dengan sejumlah uang atau jasa atas dasar

harga yang berlaku pada saat itu.25

Kondisi seseorang dapat diukur dengan menggunakan konsep

pendapatan yang menunjukkan jumlah seluruh uang yang diterima oleh

seseorang atau rumah tangga selama jangka waktu tertentu. Definisi lain

dari pendapatan adalah jumlah penghasilan yang diperoleh dari hasil

pekerjaan dan biasanya pendapatan seseorang dihitung setiap tahun atau

setiap bulan, dengan demikian pendapatan merupakan gambaran terhadap

posisi ekonomi keluarga dalam masyarakat.26

Sebagaimana pendapat di atas, bahwa pendapatan merupakan

gambaran terhadap posisi ekonomi keluarga dalam masyarakat, oleh

karenanya setiap orang yang bergelut dalam suatu jenis pekerjaan tertentu

termasuk pekerjaan di sektor informal atau perdagangan, berupaya untuk

selalu meningkatkan pendapatan dari hasil usahanya yang digunakan

untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya dan sedapat mungkin

pendapatan yang diperoleh dapat meningkatkan taraf hidup keluarganya. 27

5. Pendapatan Daerah

Sebagaimana tertuang dalam penjelasan Undang-Undang Nomor

25 tahun 1999, yang dimaksud dengan Pendapatan daerah adalah

penerimaan yang diperoleh daerah dari sumber-sumber dalam wilayahnya

Hestanto, Pendapatan, www. Hestanto.web.id. dikutib Tanggal 17 Oktober 2018.


25
26
Ibid.
27
Ibid.
21

sendiri yang dipungut berdasarkan Peraturan Daerah sesuai dengan

peraturan perundangan yang berlaku. Selanjutnya sumber-sumber

pendapatan daerah sebagaimana telah dikemukakan pada bab terdahulu,

terdiri dari beberapa unsur yaitu; pajak daerah, retribusi daerah,

perusahaan daerah, dan lain-lain pendapatan yang sah.28

Pajak daerah berdasarkan Undang-Undang No. 34 Tahun 2000 adalah

iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada daerah

tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang dapat dipaksakan

berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang dapat

digunakan untuk pembiayaan penyelenggaraan pemerintahan daerah dan

pembangunan daerah. Adapun jenis-jenis pajak yang dapat diterapkan di

kabupaten/kota terdiri dari pajak hotel, restoran, hiburan, reklame,

penerangan jalan, dan pajak parkir.29

G. Metode Penelitian

Metode penelitian ini merupakan cara dan prosedur yang sistematis dan

terorganisasi untuk menyelidiki suatu masalah tertentu dengan maksud

mendapatkan informasi untuk digunakan sebagai solusi atau jawaban atas

masalah yang sedang diteliti. Pendekatan yang peneliti gunakan adalah

pendekatan kualitatif deskriptif.

Syahrial dan Sutoyo, |Peranan PAD dalam Pelaksanaan Otonomi Daerah di Kota Lhokseumawe
28

(Jurnal Kebangsaan, Vol.3 No.5. Januari 2014), h. 22.


29
Ibid.
22

Tinjauan dari penelitian deskriptif adalah untuk membuat deskripsi,

gambaran atau lukisan secara sistematis, factual dan akurat mengenai fakta-fakta,

sifat-sifat, serta hubungan antara fenomena yang diselidiki. 30

1. Pendekatan Penelitian

Penelitian yang peneliti gunakan adalah deskriptif kualitatif.

Deskriftif kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk

memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian

misalnya, perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain secara

holistik, dan dengan cara deskriptif data bentuk kata-kata dan bahasa,

pada suatu konteks khusus yang dengan memanfaatkan berbagai

metode ilmiah.31

Pendekatan penelitian yang peneliti gunakan adalah

pendekatan deskriptif kualitatif, dengan menggunakan penelitian ini

peneliti diharapkan mampu mendeskripsikan dan menggambarkan

secara akurat tentang bagaimana Manajemen Pengelolaan Pasar

Tradisional Jelojok Desa Kopang Sebagai Sumber Pendapatan Daerah.

2. Kehadiran Peneliti

Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrument atau alat

penelitian adalah peneliti itu sendiri. Oleh karena itu, peneliti sebagai

instrument juga harus “divalidasi” seberapa jauh peneliti kualitatif siap

30
Muhammad Nazir, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2005), hlm. 54.
31
Lexi J, Meloeng, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2000),
hlm.6.
23

melakukan penelitian yang selanjutnya terjun kelapangan.32 Sebagai

instrument penelitian, peneliti menyiapkan segala sesuatu yang

dibutuhkan dalam penelitian ini seperti mendapatkan rekomendasi

surat izin penelitian dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN

mataram maupun lembaga terkait lainnya dan mempersiapkan

pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan pada informan serta

menentukan siapa-siapa yang akan dijadikan informan.

3. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini akan dilakukan di pasar jelojok Desa

Kopang Kecamatan Kopang Kabupaten Lombok Tengah. Dipilihnya

lokasi penelitian pada pasar Jelojok Desa Kopang Kecamatan Kopang

berdasarkan pertimbangan bahwa Desa Kopang merupakan salah satu

pusat perdagangan paling besar di Desa Kopang sehingga dapat

meningkatkan sumber pendapatan daerah akan teapi keadaan pasar

masih belum terorganisir.

4. Sumber dan Jenis Data

Adapun jenis data yang dijadikan sumber data dalam

penelitian ini adalah:

32
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,(Bandung: Alfabeta, 2016),
hlm.222.
24

a. Data primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung dari objek

penelitian perorangan, kelompok dan organisasi. 33Dalam penelitian

ini, peneliti memilih menggunakan data primer sebagai data utama

karena langsung terjun ke lapangan mencari informasi serta hal-hal

yang berkaitan dengan keperluan penelitian. Adapun sumber data

utama dalam penelitian ini adalah masyarakat yang berprofesi sebagai

Kepala pasar dan Pedagang.

b. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dan digali melalui hasil

pengolahan hasil kedua dari hasil penelitian lapangannya, baik berupa

data kualitatif maupun kuantitatif.34 Dalam penelitian ini data

sekunder berupa data rekap pengumpulan dan Manajemen

Pengelolaan Pasar Tradisional yang diperoleh dari Pasar Jelojok

Kopang Lombok Tengah dan profil Pasar Desa Kopang. Peneliti

menggunakan data sekunder ini untuk memperkuat penemuan dan

melengkapi informasi yang telah dikumpulkan melalui wawancara

langsung dengan masyarakat (pedagang).

5. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data merupakan suatu cara yang

digunakan dalam upaya memperoleh dan mengumpulkan data yang

33
Rosdi Ruslan, Metode Penelitian Public Relation dan Komonikasi, (Jakarta: PT. Raja Grpindo
Persada, 2006), hlm.29.
34
Muhammad Teguh, Metode Penelitian Ekonomi, Teori dan Aplikasi, (Jakarta: Grapindo Persada,
2005), hlm.121.
25

diperlukan dalam suatu penelitian. Adapun metode pengumpulan

data yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah metode

observasi, wawancara dan dokumentasi.

a. Metode Observasi

Observasi lapangan dilakukan dengan pengamatan langsung di

lokasi penelitian. Bersamaan observasi ini dilakukan guna

memperdalam hasil pengamatan atau telaah dokumen.

b. Metode Wawancara

Wawancara merupakan percakapan antara dua orang atau

lebih, yang pertanyaannya diajukan oleh peneliti kepada subjek atau

sekelompok subjek penelitin untuk dijawab.35

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan wawancara

terstruktur. Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik

pengumpulan data, bila peneliti atau pengumpul data telah

mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan

diperoleh.36

Dalam penelitian ini peneliti akan mewawancarai

masyarakat yang ada di Pasar Jelojok Desa Kopang khusunya yang

berprofesi sebagai pedagang, serta peneliti mewawancarai pihak

dari Kepala Pasar Jelojok Kopang untuk mengetahui manajemen

35
Sudarwan Denim, Menjadi peeliti Kualitatif, (Bandung: CV Pustaka Setia) h.130.
36
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfhabeta, 2013),
h.138.
26

pengelolaan Pasar Tradisional serta respon pedagang pada

pengelolaan Pasar Tradisional Sebagai Sumber Pendapatan Daerah.

c. Dokumentasi

Sejumlah fakta dan data tersimpan dalam bahan yang berbentuk

dokumentasi sebagian besar data yang tersedia yaitu berbentuk

surat, catatan harian, cendra mata, laporan, dan poto. Sifat utama

data ini tidak terbatas pada ruang dan waktu, sehingga memberi

peluang pada peneliti untuk mengetahui hal-hal yang pernah

terjadi.37Metode dokumentasi ini peneliti gunakan untuk

mengumpulkan data yang terkait dengan profil Pasar Jelojok

Kopang serta data rekap pengumpulan dan manajemen pengelolaan

pasar tradisional, serta data yang diperoleh dari Kepala Pasar dan

Pedagang.

6. Metode Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara

sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan,

dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam

kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit melakukan sintesa,

menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan

37
Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Prenada Media Group, 2011), hlm.141.
27

dipelajari, dan membuakesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri

sendiri maupun orang lain.38

Analisis data secara sistematis dilakukan dengan tiga langkah secara

bersamaan, yaitu:

a. Data Reduction (Reduksi Data)

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal

yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting pokoknya

dan membuang yang tidak perlu.

b. Data Display (Penyajian Data)

Penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian

singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchat dan sejenisnya.

untuk menyajikan data dalam penelitian ini dengan teks yang

bersifat naratif.

c. Conclusion Drawing (verifikasi) Langkah ketiga dalam analisis

data dan verifikasi.39

7. Uji Keabsahan Data

Keabsahan data merupakan usaha yang dilakukan peneliti

untuk membuktikan apa yang telah diamati dalam penelitian sesuai

dengan keadaan yang sesungguhnya. Sehingga untuk memperoleh

data yang valid perlu diadakannya pemeriksaan secara seksama untuk

38
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif. Dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2016),
hlm.244.
39
Ibid hlm.219-220.
28

mendapatkan keabsahan data atau temuan diperlukan teknik

pemeriksaan keabsahan data. Hal ini dilakukan agar data informasi

yang dikumpulkan mengandung nilai keaslian. Teknik pemeriksaan

keabsahan data dilakukan dengan teknik triangulasi, yaitu teknik

pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di

luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding

terhadap data itu.40 Dalam penelitian ini teknik yang digunakan sesuai

dengan kebutuhan penelitian adalah dua teknik triangulasi yaitu

triangulasi sumber dan triangulasi metode.

a. Triangulasi Sumber

Triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dan

mengecek balik derajat kepercayaan atau informasi yang diperoleh

melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif.41

Maka dari sini peneliti akan mengetahui alasan-alasan terjadinya

perbedaan-perbedaan tersebut, dan informannya adalah masyarakat

yang diberikan hasil jualan oleh pedagang.

b. Triangulasi Metode

Pada triangulasi dengan metode, terdapat dua strategi,

yaitu: 1). Pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil

Lexi J, Meleong, Metode Penellitian Kualitatif, (Bandung:PT Remaja Rosdakarya 2012)


40

hlm.330.
41
Djam’an Satori dan Komariah, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2013)
hlm.170.
29

penelitian beberapa teknik pengumpulan data, dan 2). Pengecekan

derajat kepercayaan beberapa sumber data dengan metode yang

sama, yaitu dengan melalui wawancara mendalam.42

H. Sistematika Pembahasan

Bab I: Pendahuluan. Dalam bab ini merupakan pendahuluan yang

memuat permasalahan yang ada untuk diteliti sehingga melahirkan judul

penelitian. Termasuk di dalamnya latar belakang masalah, rumusan masalah yang

dituangkan ke dalam bentuk pertanyaan, tujuan dan manfaat penelitian, telaah

pustaka, kerangka teori, ruang lingkup dan setting penelitian, metode penelitian,

kemudian diakhiri dengan sistematika penulisan.

Bab II: Paparan Data dan Temuan. Dalam bab ini diuraikan tentang

paparan data dan temuan penelitian yang ditemukan di lapangan. Adapun temuan

dan data tersebut antara lain tentang gambaran umum lokasi penelitian, Selain itu

memuat tentang Manajemen Pengelolaan Pasar Tradisional Sebagai Sumber

Pendapatan Daerah Di Pasar Jelojok Desa Kopang Kecamatan Kopang Kabupaten

Lombok Tengah.

Bab III: Pembahasan. Dalam hal ini berisi tentang pembahasan yang

merupakan inti dari penelitian ini yaitu manajemen syariah dan respon pedagang.

Peneliti menguraikan tentang pembahasan hasil jawaban atas pertanyaan-

pertanyaan yang disebut dengan fokus penelitian yaitu Manajemen Pengelolaan

42
Ibid, hlm.171.
30

Pasar Tradisional Jelojok di Desa Kopang, Kecamatan Kopang Sebagai Sumber

Pendapatan Daerah dalam perspektif manajemen syariah.

Bab IV: Penutup. Dalam bab ini menguraikan tentang penutup yang di

dalamnya memaparkan kesimpulan penelitian yang bersumber dari pembahasan

yang menjawab pertanyan-pertanyaan yang telah diuraikan di fokus penelitian ada

bagian penutup, dan saran dari hasil analisis data yang berkaitan dengan

penelitian.
BAB II

PAPARAN DAN TEMUAN DATA

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitia

1. Sejarah Berdirinya Pasar Tradisional Jelojok Desa Kopang

Sejarah Singkat Berdirinya Pasar Jelojok Desa Kopang Kecamatan

Kopang Kabupaten Lombok Tengah. Pasar Jelojok merupakan tanah dari

pemerintah diberikan kepada pihak kedua (kepala kampung) tahun 1998 yang

terletak di Dusun II RW. 05, RT. 02 dan mulai dibangun sebagai pasar desa

pada tanggal 04 Februari 1986 dari biaya swadaya masyarakat dengan luas

tanah 7.476 m2, luas bangunan 1.602 m2 yang terdiri dari jumlah kios 1.237

buah, los 1.299 buah, tempat terbuka 3.338 m2. Batas-batas Pasar Jelojok

Desa Kopang, sebelah utara berbatasan dengan lapangan Banteng, sedangkan

sebelah timur berbatasan dengan Tempat Pemakaman Umum (TPU) Desa

Kopang, sebelah selatan berbatasan dengan Jalan Raya dan sebelah barat

berbatasan dengan Terminal. Saat ini los berjumlah 1.299 buah dan masih

kosong 546 buah. Penyewaan los dengan ketua dan sekertaris pasar yaitu

Bapak Safruddin dan Bapak Lalu Kariawan hingga saat ini pasar masih

beroperasi dan semakin besar.

Lokasi Penelitian ini dilakukan di pasar tradisional Jelojok, Desa

Kopang Kecamatan Kopang Kabupaten Lombok Tengah berdasarkan

pertimbangan bahwa dipasar jelojok merupakan pusat perdagangan terbersar

31
32

yang ada di kecamatan kopang selain itu pasar jelojok merupakan pasar yang

masih kurang kondusif.

Pasar Jelojok merupakan salah satu pasar tradisional yang menjadi

pusat perdagangan paling besar diantara pasar tradisional lainnya yang ada di

kecamatan kopang, pasar Jelojok sangat dekat dari pusat pemerintahan

kecamatan Kopang.

Secara geografis pasar tradisional Jelojok Desa Kopang Kecamatan

Kopang terletak di tengah kota Kecamatan Kopang dengan batasan-batasan

wilayah sebagai berikut:43

a. Sebelah utara : Desa Bebuak

b. Sebelah selatan : Desa Dasan Baru

c. Sebelah Barat : Desa Bujak

d. Sebelah Timur : Desa Montong Gamang

43
Profil Pasar Jelojok Desa Kopang, dikutip tanggal 12 Desembar 2018.
33

2. Struktur Kepengurusan Pasar Tradisional Jelojok Desa Kopang

Secara umum kepengurusan pasar tradisional jelojok desa kopang

sebabagai berikut :

Gambar 4.1

Struktur kepengurusan pasar tradisional Jelojok Desa Kopang

KETUA
SAFRUDDIN

SEKERTARIS
L. KARYAWAN

BENDAHARA
SABIRIN

Petuga Penga Retribus Retribu Retrib

s w i si usi

Ke as sekunder :Dokumentasi
Sumber data Kend Sampasar
pengelola Sa
34

3. Sarana dan prasarana pasar tradisional Jelojok Desa Kopang

Tabel 4.2
Sarana dan Prasarana Pasar Tradisional Jelojok Desa Kopang
NO. Sarana Dan Jumlah Keterangan

Prasarana

1. Kantor Pengelola 1 Ada

2. Kamar Mandi/WC 2 Ada

Umum

3. Air Bersih - Ada

4. Penerangan Umum - Ada

5. Lahan Parkir 1 Ada

Motor/Mobil

Sumber data sekunder : Data pasar Jelojok

Berdasarkan dari tabel diatas Memperlihatkan bahwa Pasar Jelojok

Desa Kopang Memilki sarana dan Prasarana yang cukup lengkap Seperti

adanya kantor pengelola, kamar mandi/WC Umum, Air bersih, Penerangan

umum, dan parker motor/mobil.


35

4. Jumlah Los yang disewakan dan Harga Pertahun

Tabel 4.3
Jumlah Los yang disewakan dan Harga Pertahun
NO. Los yang Jumlah Harga
disewakan Pertahu
n
1. Los Tertutup 185 buah Rp.
6.000.00
0
2. Los Terbuka Kain 180 buah Rp.
4.200.00
0
3. Los Ikan 205 buah Rp.
4.500.00
0
4. Los Bah/Klontong 170 buah Rp.
4.500.00
0
5. Los Sayuran 195 buah Rp.
4.500.00
0
6. Los Sate 175 buah Rp.
5.000.00
0
7. Los Terbuka Baru 189 buah Rp.
3.700.00
0
Jumlah 1.299 buah Rp.
32.400.0
00
Sumber data sekunder : Data pasar Jelojok

Berdasarkan dari tabel di atas dari total 1.299 buah los yang

disewakan, terdapat 546 buah los yang kosong atau belum tersewakan yang

terdiri dari los terbuka baru, los sate dan los ikan.
36

5. Visi dan Misi

Visi

“Terwujudnya pasar yang tertib, bersih, indah, dan nyaman dalam memajukan

ekonomi kerakyatan guna menuju kemandirian perusahaan daerah” .

Misi

1. Mengembangkan potensi dan fasilitas sarana dan prasaran pasar.

2. Menerapkan pengelolaan manajemen pasar yang baik melalui Standard

Operation Procedure (SOP) guna mengukur kinerja manajemen.

3. Meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat pengguna pasar.

4. Menertibkan baik pedagang, administrasi dan pungutan retribusi serta

system pelaporan yang akurat.

5. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas sumber daya yang ada serta

meningkatkan pengawasan.

6. Paparan dan Temuan Data

Berdasarkan Fokus penilitian yang telah disebutkan sebelumnya, maka

data yang hendak diperoleh adalah mengenai Manajemen Pengelolaan Pasar

Tradisional Sebagai Sumber Pendapatan Daerah dan Respon Pedagang

Terhadap pengelola pasar tradisional di Pasar Jelojok Desa Kopang, Kec.

Kopang Lombok Tengah teknik pengambilan data yang digunakan adalah

dokumentasi dan wawancara. Wawancara dilakukan untuk memperoleh data

tentang mengenai Manajemen Pengelolaan Pasar Tradisional Sebagai Sumber

Pendapatan Daerah dan Respon Pedagang Terhadap pengelola pasar


37

tradisional di Pasar Jelojok Desa Kopang, Kec. Kopang Lombok Tengah.

Selain menggunakan teknik wawancara dan observasi, penelitian ini juga

menggunakan dokumentasi untuk mendapatkan data mengenai profil Pasar

Jelojok. Misalnya tentang sejarah berdirinya, keadaan Pasar Jelojok, Struktur

Pasar Jelojok yang menjadi tempat lokasi penelitian, sarana prasarana Pasar

Jelojok yang menjadi tempat lokasi penelitian.

Data Responden Pasar Jelojok Desa Kopang

Nama Alamat Usia Pekerjaan


No
1 Safruddin Montong Gamang 45 Tahun Kepala Pasar
2 L. Karyawan Presak 47 Tahun Sekretaris Pasar
3 Sabirin Dasan Baru 39 Tahun Bendahara Pasar

4 Roni Azzahra Bantun 27 tahun Pedagang


Pakaian
5 Novi Bantun 23 tahun Pedagang Sandal

6 Sumiati Gunung Amuk 44 Tahun Sayur Mayur


Batukliang

7 Adit Jelojok 49 Tahun Peadagang


Daging
8 H. Montong Gamang 50 Tahun Pedagang Sepatu
Saufi

9 Luis Janapria 45 Tahun Pedagang Sayur


Mayur

10 Rahman Bajur 52 Tahun Pedagang


Perabotan
Adapun data yang di paparkan adalah sebagai berikut :
38

B. Hasil Wawancara Dengan Pemerintah Pasar

Berdasarkan wawancara dengan Bapak Safruddin, yang dalam hal ini

adalah sebagai Kepala Pasar, beliau mengatakan tentang sarana dan prasarana

dan manajemen pengelolaan pasar Jelojok :

“ Pasar Jelojok desa Kopang memiliki sarana dan prsarana cukup baik,
dan memberikan sumbangsih terhadap pembangunan pasar, serta
kegiatan-kegiatan yang ada di Desa Kopang, bahwa yang diterapkan
dalam manajemen pengelolaan pasar jelojok sebagai sumber
pendapatan daerah adalah sosialiasasi peraturan Bupati mengenai
karcis/pajak untuk para pedagang karena di peraturan di peraturan
Bupati tahun 2017 yang kemarin target tertinggi karcis untuk
pedagang itu mulai dari Rp.500 sampai Rp.1000 tapi di peraturan
karcis tahun 2017 ini ternyata tidak bisa meningkatkan pendapatan
Daerah dan juga berkurangnya masyarakat yang keluar berdagang
karena ada relokasi pasar. akhirnya dirubah lagi di tahun 2018
peraturan karcis ini mulai dari Rp.1000 sampai Rp.2000 agar pasar
Jelojok desa Kopang bisa sebagai sumber pendapatan daerah.”44

Selanjutnya Wawanca dengan Bapak L. Karyawan dalam hal ini sebagai

sekretaris pasar, mengatakan hal yang sama tentang sarana dan prasarana pasar

jelojok :

“Pasar Jelojok Desa Kopang memiliki sarana dan prasarana yang cukup
baik, pasar juga memberikan sumbangsih bukan untuk pembangunan
Desa melainkan untuk kelembagaan, BPK, MPK, dan
olahraga.Manajemen pengelolaan diserahkan seluruhnya kepada
kepala pasar, sedangkan kepala Desa hanya membentuk, mengawasi,
dan menjalankan seperlunya. Sementara itu juga pernah diadakan rapat
pertemuan antara aparatur desa dengan pengurus pasar mengenai
manajemen pengelolaan pasar Jelojok Desa Kopang, karena banyak
pedagang yang complain dengan tidak puasnya para pedagang dengan
manajemen pengelolaan pasar yang begitu masih amburadul,

44
Wawancara, Dengan Kepala Pasar, Bapak Safruddin, Pada 12 Desember 2018.
39

rencananya aparatur desa akan memusyawarahkan hal tersebut dengan


para pedagang, pengelola pasar, dan satpol PP.” 45

Berdasarkan hasil wawancara dengan Bendahara pasar Jelojok Desa

Kopang Bapak Sabirin, ia mengatakan:

“semenjak didirikannya pasar Jelojok Desa Kopang, pihak pasar


memberikan sumbangsih tetapi bukan untuk pembangunan desa,
melainkan untuk pembangunan pasar itu sendiri, seperti renovasi,
pemasangan lampu, perbaikan jalan disekitar pasar, dan untuk
kelembagaan-kelembagaan, serta olahraga. Manajemen pasar
Jelojok Desa Kopang juga seluruhnya berada ditangan pengelola
pasar yang bertanggung jawab dengan masalah-masalah yang terjadi
dipasar, setelah itu baru dikoordinasikan dengan aparatur desa”.46

C. Wawancara dengan para pedagang

a. Wawancara dengan pedagang los tertutup

Berdasarkan hasil wawancara dengan para beberapa pedagang yang

menyewa los tertutup, bahwasanya pernah diadakan koordinasi para pengelola

pasar dengan para pedagang mengenai manajemen pengelolaan pasar Jelojok

Desa Kopang, terkait masalah penataan ruang dan jenis dagangan yang dijual

oleh pedagang masih kurang efektif di antara pedagang seperti yang terjadi

sampai saat ini yaitu mulai dari pedagang pakaian, sayur mayur,daging dan

lainnya masih ditempatkan dalam satu titik, sehingga itu salah satu faktor

yang menyebabkan menurunnya selera pembeli sehingga berdampak pada

menurunnya sumber pendapatan Daerah yang diakibatkan oleh tata kelola

45
wawancara, Dengan Sekretaris pasar, Bapak L.Karyawan, pada 12 desember 2018.
46
Wawancara dengan Bendahara Pasar Jelojok Desa Kopang, Bapak Sabirin, Pada 12 Desember
2018.
40

pasar yang kurang kondusif. Maka dari itu, pihak pemerintah baik dari Desa

sampai pemerintah Kabupaten harus memberikan perhatian serius terkait

masalah yang ada untuk mewujudkan pasar yang lebih maju dan produktif

kedepannya.47

b. Wawancara dengan pedagang los terbuka (los sayuran dan los ikan)

Berdasarkan hasil wawancara dengan para pedagang sayuran di los

sayuran, sama halnya dengan yang disampaikan oleh para pedagang di los

tertutup, bahwa pernah dilakukan koordinasi antara pengelola pasar dengan

para pedagang, dan belum ada pengaruhnya untuk para pedagang, karena

masalah terkait yang di keluhkan pedagang los tertutup, sehingga mereka

meresahkan para penjual yang penyewa los di dalam pasar karena sangat

berpengaruh pada pendapatan yang didapat oleh para penyewa, yang

biasanya perhari mereka mendapatkan Rp. 100.000, dengan penataan yang

masih kurang efektif, pendapatan mereka berkurang hingga 50% karena para

pembeli cenderung enggan masuk kedalam pasar karena penataan masih

amburadul antara penjual ini dan penjual itu ditaruh di satu titik. Para

pedagang los sayuran dikenakan pungutan perhari sebesar Rp. 2000 dan

menurut mereka dengan pungutan sebesar itu tetapi fasilitas yang diberikan

sangat kurang memadai, seperti kamar mandi/WC umum yang tidak terawat,

rusaknya jalanan di dalam pasar, dan atap yang bocor ketika hujan

47
Wawancara Dengan Pedagang Penyewa Los Tertutup Bapak Supar, Dan Ibu Ana, Pada 12
Desember 2018.
41

mengakibatkan kurang kondusifnya perdagangan di pasar Jelojok desa

Kopang.48

Selanjutnya wawancara dengan Bapak Roni Azzahra salah satu

pedagang pakaian mengungkapkan:.

“Secara manajemen pengelolaannya memang bagus dan lokasi


pasarnya juga setrategis karena berada ditepi jalan raya, akan tetapi
yang menjadi permasalahan adalah kebersihan, itu yang membuat saya
pribadi merasa tidak nyaman dan juga penataannya belum maksimal
sejak pergantian kepala pasar beberapa tahun lalu, itu yang
menyebabkan tata pengelolaannya belum tertata rapi. Contohnya:
pedagang pakaian dan pedagang sayur-mayur seharusnya terpisah
tidak disatu tempat agar pembeli merasa nyaman berbelanja.” 49

Ibuk Novi selaku penjual sandal juga mengungkapkan hal yang

sama bahwa:

“Manajmen pengelolaan pasar jelojok Kopang belum terlalu maksimal


dan tertata rapi, ini yang menjadi keresahan kami sebagai
pedagang sendal akan kenyamanan dalam transaksi jual beli,
Untuk itu saya pribadi berharap penuh kepada pengelola pasar
jelojok kopang ini agar betul-betul meperhatikan pasar ini akan
kekurangan tata ruang yang harus di realisasikan.”50

Informan berikutnya dari Ibuk Sumiati sebagai pedagang sayur

mayur, Juga mengungkapkan:.

“Bahwa seharusnya pedagang-pedagang selain sayur mayur


seharusnya mempunyai tempat husus artinya terpisah agar
kenyamanan pembeli betul-betul merasakan arti kenyamanan
tersebut, dan jika seterusnya seperti ini akan mengancam pendapan

48
Wawancara Dengan Pedagang Penyewa Los Sayuran Ibu Sumiati, Ibu Diana, Pada 12 Desember
2018.
49
Roni Azzahra, Wawancara, Pasar Jelojok Desa Kopang, Pada 12 Desember 2018.
50
Novi, Wawancara, Pasar Jelojok Desa Kopang, Pada 12 Desember 2018.
42

pasar Jelojok Kopang karna dinilai tidak efektif dalam


pengelolaan,tata ruang tersebut”51

Informan berikutnya Inaq Adit selaku pedagang daging juga

mengungkapkan dia mengatakan:

“Aku ke laek wah elek te bedagang sak sik taok sak bun terapan isik
kepale pasar Jelojok Kopang ne tebaitang pajak pade-pade seribu
sampai due ribu setiap jelo, lamun masalah sak sikm ketuanan tie
manajemen pengelolaan pasar menurutk jak cukup baik laguk sak
paling aku keluhan masalah pengelolaan ne masihne ore, ore dalem
tata ruang artine selapuk pedagang sayur, pakean, daging, kance
pedagang sak lainan iye campur aduk te taokn besopok.”

“Saya udah lama jualan di pasar ini dan yang saya tau kepala pasar
menerapkan kepada kami selaku pedagang memungut pajak setiap
hari sama-sama seribu sampai dua ribu, kalau masalah yang kamu
tanyakan ini tentang manajemen pengelolaan pasar menurut saya di
sini cukup baik tapi yang menjadi keluhan saya dalam pengelolaan
ini masih amburadul dalam artian semua pedagang sayur,pakaian,
daging dan pedagang lainnya di taruh di satu titik atau campur.”52

Dan seperti yang diungkapkan oleh Bapak H. Saupi selaku pedagang

sepatu yang ada di Pasar Jelojok Desa kopang dia mengatakan:

“Terkait masalah manajemen pengelolaan pasar yang ada di pasar


jelojok ini menurut saya pribadi pemerintah pasar dalam
menerapkan pengelolaan pasar tersebut agak kurang efektif
terutama dari sisi kebersihan, keamanan dan kenyamanan sangat-
sangat jauh berbeda sekali dengan pasar-pasar lainnya kenapa saya
bilang seperti ini karena mungkin pemerintah pasar yang kurang
memperhatikan atau jarang mengurus dan mengontrol dalam
mengelola agar pasar Jelojok Desa Kopang ini bisa dikatakan pasar
sebagai sumber pendapatan daerah.”53

51
Sumiati, Wawancara, Pasar Jelojok Desa Kopang, Pada 12 Desember 2018.
52
Inaq Adit, Wawancara, Pasar Jelojok Desa Kopang, Pada 12 Desember 2018.
53
H. Saupi , Wawancara, Pasar Jelojok Desa Kopang, Pada 12 Desember 2018.
43

Dari hasil wawancara bersama H. Saupi selaku pedagang sepatu di

Pasar Jelojok Desa Kopang, bahwa manajemen pengelolaan pasar sebagai

sumber pendapatan daerah menurutnya manajemen pengelolaan yang ada di

pasar Jelojok Desa Kopang ini masih kurang efektif dari segi kebersihan,

keamanan,dan kenyamanan. Dan dia juga mengklaim bahwasannya

pemerintah Pasar Jelojok Desa Kopang tersebut tidak terlalu memperhatikan

keadaan pasar dan kurang mengontrol, dan juga H. Saupi mengatakan

manajemen pengelolaan pasar Jelojok Desa Kopang ini berbeda dari pasar-

pasar lainnya yang mana pasar-pasar lain sangat baik sekali.

Berikutnya Inaq Luis selaku pedagang sayur mayur yang ada di Pasar Jelojok

Desa Kopang Kecamatan Kopang dia mengatakan:

“Terkait masalah manajemen pengelolaan pasar yang ada di pasar


jelojok ini menurut saya pengelolaanya masih kurang tegas dalam
mengontrol keamanan dan amburadul pedagang- pedagangnya
masih seenaknya jualan dimana-mana, seharusnya kan pemerintah
pasar lebih tegas lagi dalam mensosialisasikan tentang pengelolaan
yang lebih enak dan terstruktur biar tertata rapi karena bagaimana
mungkin penerapan pengelolaan seperti ini pasar jelojok ini di
katakana sebagai sumber pendapatan daerah kalau dari segi tata
kelolanya masih kurang terstruktur kayak gini amburadul.”54

Dari penjelasan Inaq Luis selaku pedagang sayur mayur pasar Jelojok

Desa Kopang dia merasa masih kurang puas dengan pemerintah pasar dalam

pengelolaan karena pengelolaannya masih kurang tegas dalam

mensosialisasikan aturan- aturan yang ada di pasar jelojok biar para

54
Inaq Luis, Wawancara, Pasar Jelojok Desa Kopang, Pada 12 Desember 2018.
44

pedagang-pedagang tidak seenaknya berjualan ambil tempat yang mereka

mau.

Kemudian informan berikutnya yaitu Inak Rahman selaku pedagang

perabotan yang ada di pasar Jelojok Desa Kopang dia mengatakan:

“Mengenai manajemen pengelolaan yang ada di pasar ini saya rasa


sudah bagus dan baik tapi yang saya keluhkan disini selama saya
berdagang adalah masalah kebersihan, disini terlalu kotor sehingga
itu yang membuat dagangan saya tidak terlalu laku kebanyakan
para pembeli jarang ke toko saya karena mungkin gara-gara
sampah yang ada di belakang toko saya ini sangat bau sekali itu
yang menjadi rujukan dagangan saya kurang laris, jadi saya
harapkan kepada pemerintah pasar segera membersihkan sampah-
sampah yang ada di belakang toko saya ini biar para pembeli tidak
enggan kesini dan dagangan saya tambah laris.”55

Sebagaimana yang telah dipaparkan Di atas bahwa pasar merupakan

sebuah organisasi yang seharusnya di dalamnya terdapat kepengurusan pasar

yang mampu mengelola dan mengurus perputaran aktivitas perdagangan serta

menyediakan kebutuhan pedagang dan memberikan kenyamanan bagi

konsumen atau pembeli.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Pasar Tradisional Jelojok

Desa Kopang Kecamatan Kopang, secara kasat mata belum menunjukkan

adanya pengelolaan yang baik, hal tersebut dapat dilihat dari penyediaan

sarana dan prasarana untuk para pedagang serta belum mampu menciptakan

suasana nyaman bagi para konsumen dan pembeli, misalnya WC umum yang

tidak terawat, kondisi tempat berjualan yang belum memadai, seperti los, kios,

55
Inaq Rahman, Wawancara, Pasar Jelojok Desa Kopang, Pada 12 Desember 2018.
45

dan pedagang yang berhamburan di tepi jalan. Tidak rapinya pengelolaan

Pasar Tradisional Jelojok Desa Kopang Kecamatan Kopang,memang sangat

jelas terlihat dari sisi infrastruktur penyedia tempat berjualan bagi pedagang,

seperti pedagang yang menghamparkan barang dagangannya terutama

pedagang sayuran, mereka berjualan ditepi jalan utama, padahal jalan tersebut

terbilang padat pengguna karena juga merupakan lahan parkir Pasar Jelojok

Desa Kopang Kecamatan Kopang.

Di lihat dari prinsip-prinsip manajemen pengelolaan pasar tradisonal

Jelojok Desa Kopang, adalah sebagai berikut :

1. Prinsip efisiensi dan efektifitas

Efisiensi dan efektifitas merupakan bagian dari prinsip-

prinsip manajemen. Titik tolak pelaksanaan manajemen dalam

organisasi semaksimal mungkin memanfaatkan semua sumber,

tenaga, dana dan fasilitas yang ada secara efisien. Fungsi-fungsi

manajemen dioprasionalisasikan dengan mempertimbangkan sarana

dan prasarana yang seirama dengan keadaan dan kemampuan

organisasi, artinya dengan menghemat biaya dan memperpendek

waktu pelaksanaan kegiatan, tetapi memperoleh hasil yang optimal.

Agar prinsip efisiensi terlaksana, semua objek organisasi harus

dikelola dengan baik sehingga penerapan prinsip efisiensi benar-

benar relevan dengan tujuan yang hendak dicapai. Hubungan kerja

yang fungsional dan berjalan dengan baik akan mempermudah


46

pelaksanaan efisiensi yang menjadi prinsip manajemen. Dari hasil

penelitian yang di dapat di Pasar Tradisional Jelojok Desa Kopang

prinsip efisiensi dan efektifitas belum berjalan dengan baik, karena

pengelola belum mampu memanfaatkan fasilitas yang ada di Pasar

TradisionalJelojok Desa Kopang sehingga tujuan yang diinginkan

belum tercapai.

2. Prinsip pengelolaan

Prinsip pengelolaan didasarkan pada langkah-langkah

manajemen yang fungsional, yaitu merencanakan,

mengorganisasikan, mengarahkan/mengawasi dan mengkontrol.

Dengan demikian target yang dituju dengan mudah dapat dicapai

dengan baik. Perencanaan yang dilakukan berpijak pada visi dan

misi yang jelas sehingga program-program yang dijadwalkan dibuat

secara sistematis dan mendahulukan skala prioritas sebagaimana

mengatur dan menjadwalkan program jangka panjang, jangka

menengah dan jangka pendek. Proses Manajemen Pengelolaan

Pasar Tradisional Jelojok Desa Kopang :

c. Tahap perencanaan Pasar Tradisional Jelojok Desa Kopang

Pada tahap perencanaan pasar, Kepala pengelola Pasar tradisional

Jelojok Desa Kopang menyusun suatu perencanaan mengenai Pasar

Tradisional Jelojok Desa Kopang. Keduanya membahas mengenai


47

perencanaan pasar yang meliputi fisik maupun perencanaan non fisik pasar.

Perencanaan pasar yang dimaksud diantaranya adalah sebagai berikut :

1) Menetapkan tarif retribusi yang dipungut dari para pedagang

2) Melaksanakan program penataan kembali terhadap bangunan pasar

3) Menyediakan sarana pendukung untuk pasar seperti berikut ini :

a) Areal parker

b) Tempat pembuangan sampah sementara/sarana pengelolaan sampah c)

Air bersih

d) Tempat ibadah

e) Toilet umum

f) Pos keamanan

g) Penataan kembali terhadap pedagang

d. Tahap pelaksanaan/pemanfaatan Pasar Tradisional Jelojok Desa Kopang

Pelaksanaan/pemanfaatan terhadap Pasar Tradisional Jelojok Desa

Kopangterdiri atas beberapa macam yaitu sebagai berikut :

1) Sebagai tempat bagi masyarakat Desa Kopanguntuk menjual barang

hasil usahanya seperti sayur-sayuran, buah-buahan, ikan dan

sebagainya.

2) Sebagai tempat terjadinya proses transaksi jual beli antara penjual dan

pembeli Pemanfaatan Pasar Tradisional Jelojok Desa Kopangtidak

hanya dirasakan oleh masyarakat sekitar saja, melainkan juga

dirasakan oleh masyarakat yang berada di wilayah Kecamatan


48

Kopang. Karena hanya di Pasar Tradisional Jelojok Desa

Kopangproses transaksi jual beli dilakukan setiap hari, kebanyakan

pasar yang ada di wilayah kecamatan Kopang hanya berlangsung

setiap 1 kali seminggu atau biasa disebut balai dan berbeda-beda

harinya di setiap desa.

e. Tahap pengawasan Pengelolaan Pasar Tradisional Jelojok Desa Kopang.

Pengelolaan terhadap Pasar Tradisional Jelojok Desa Kopangdilaksanakan

oleh Kantor Pengelolaan Pasar, kantor ini memiliki wewenang untuk menata

para pedagang. Kantor Pengelolaan Pasar bertanggungjawab terhadap

penataan para pedagang agar dapat terlaksana dengan baik, dan pasar dapat

berjalan dengan kondusif.

3. Prinsip kepemimpinan yang efektif

Prinsip pemimpinan yang efektif harus memiliki kebijaksanaan dalam

mengambil keputusan, tidak bertele-tele dan menghemat waktu, artinya tegas,

lugas, tuntas dan berkualitas. Ia wajib mengembangkan hubungan baik dengan

semua bawahannya, cerdas merealisasikan human relationship. Manajer yang

baik adalah manajer yang tidak menyalahkan bawahan, tetapi mengingatkan

dan menyarankan. Demikian juga bawahan yang baik tidak pernah menggugat

kepada atasan, tetapi meluruskan dan menyadarkan sepanjang masih dalam

konteks profesionalitas yang ada diatas aturan yang disepakati. Dari hasil

penelitian yang didapat prinsip kepemimpinan belum berjalan dengan baik di

pasar tradisional Jelojok Desa Kopang, karena pemimpin pasar Jelojok Desa
49

Kopangbelum menjalankan tugasnya secara tegas dalam pengatur para

pedagang untuk menyewa los atau kios yang masih kosong di dalam pasar.56

Berdasarkan faktor-faktor manajemen pengelolaan diatas masih belum

terealisasi di pasar tradisional Jelojok Desa Kopang, inisiatif dari pihak

pengelola pasar tentunya sangat diperlukan, yaitu dengan mengatur atau

mentata para pedagang untuk menyewa los atau kios yang masih kosong

didalam pasar, namun hal itu hanyalah keinginan para pedagang yang telah

menyewa semata dan belum terealisasi.

Malayu S.P Hasibuan, Prinsip Kepemimpinan, www.Hasibuan.web.id. dikutib Tanggal 20


56

Oktober 2018.
BAB III

PEMBAHASAN

A. Analisis Manajemen Pengelolaan Pasar Tradisional Sebagai Sumber


Pendapatan Daerah Di Pasar Jelojok Desa Kopang Kec. Kopang Kab.
Lombok Tengah dalam Perspektif Manajemen Syariah
Pada dasarnya manajemen pasar tradisional meliputi pengelolaan dan

pemberdayaan pasar tradisional. Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri

Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2012 tentang Pengelolaan dan

Pemberdayaan Pasar Tradisional. Pengelolaan pasar tradisional adalah penataan

pasar tradisional yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian

pasar tradisional, sementara pemberdayaan pasar tradisional adalah segala upaya

pemerintah daerah dalam melindungi keberadaan pasar tradisional agar mampu

berkembang lebih baik untuk dapat bersaing dengan pusat pembelanjaan dan

toko modern.

Tujuan dari manajemen pasar tradisional adalah sebagai berikut :

1. Menciptakan, memperluas dan meratakan kesempatan kerja dibidang

perdagangan.

2. Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat.

3. Memanfaatkan sumber daya milik pemerintah daerah untuk

kepentingan masyarakat.

4. Memberikan kesempatan kepada masyarakat atau badan dalam

mengelola dan memanfaatkan pasar untuk kemajuan daerah.

50
51

5. Mempertahankan, menjaga dan melestarikan pasar sesuai peran dan

fungsinya sebagai lembaga ketahanan ekonomi, sosial dan budaya.57

Kemajuan sebuah organisasi atau lembaga bergantung pada

pengelolaannya, baik dari pihak manajer maupun staf-staf

kepegawaiannya. Sebuah organisasi yang baik tentunya memiliki

kepengurusan keorganisasian yang mampu mengelola dan mengontrol

laju perkembangan oraganisasi tersebut.

Sebagaimana yang telah dipaparkan dalam bab sebelumnya

bahwa pasar merupakan sebuah organisasi yang seharusnya di dalamnya

terdapat kepengurusan pasar yang mampu mengelola dan mengurus

perputaran aktivitas perdagangan serta menyediakan kebutuhan

pedagang dan memberikan kenyamanan bagi konsumen atau pembeli.

Berdasarkan apa yang telah dibahas pada bab paparan data dan

temuan tentang manajemen pengelolaan pasar tradisional Jelojok Desa

Kopang, maka selanjutnya peneliti akan membahas dan menganalisis

data dan temuan tersebut.

Terkait penelitian yang dilakukan di Pasar Tradisional Jelojok,

Desa Kopang, Lombok Tengah, secara kasat mata belum menunjukkan

adanya pengelolaan yang baik, hal tersebut dapat dilihat dari penyediaan

sarana dan prasarana untuk para pedagang serta belum mampu

57
Siti Fatimah Nurhayati, Peran dan Fungsi Pasar, www.Fatimah.web.id. dikutib Tanggal 20
Oktober 2018.
52

menciptakan suasana nyaman bagi para konsumen dan pembeli,

misalnya WC umum yang tidak terawat, kondisi tempat berjualan yang

belum memadai, seperti los, dan kios.

Menurut Parker (Stoner & Freeman) yang ditulis oleh Husaini

Usman, Manajemen adalah seni melaksanakan pekerjaan melalui orang-

orang (the art of getting things done through people). Manajemen dalam

arti luas adalah perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing),

pergerakan (actuating), pengeldalian (controlling) yang di singket

dengan POAC.58 Untuk itu fungsi-fungsi manajemen yang terdiri dari

empat akronim Planning, Organizing, Actuating, dan Controlling benar-

benar tidak diterapkan oleh pasar tradisional Jelojok Desa Kopang untuk

meningkatkan efektifitas dan efesiensi suatu organisasi dalam

pencapaian tujuannya seperti:

a.Tahap perencanaan (planning)

Pada tahap perecanaan pasar, kepala pasar Jelojok menyusun suatu

perencanaan mengenai manajemen pengelolaan pasar tradisional Jelojok

Desa Kopang. di lihat dari visi misi yang sudah di paparkan pada bab

sebelumnya yaitu menciptakan suasana pasar yang bersih, aman dan

nyaman serta mengoptimalkan pemberdayaan pedagang pasar

58
Husaini Usman, Manajemen: Teori, Praktik Dan Riset Pendidikan, (Jakarta : Bumi Aksara,
2014).h.5.
53

tradisional dengan efektif agar bisa meningkatkan pendapatan pedagang

sekalipun meningkatkan pendapatan daerah.

b. Tahap pengorganisasian (organizing)

Berdasarkan fungsi dan struktur Organisasi pasar tradisional

Jelojok Desa kopang, yang terlibat dalam pengelolaan pasar

tradisional Jelojok dalam melakukan Organizing pembagian kerja

bisa dilihat, yaitu melibatkan:

a. Pimpinan pemerintah pasar Jelojok:

 Sekertaris

 Bendahara

b. Bidang pengelola pasar

kepala pasar : Safruddin

Pendokumenan Berkas : Topan Arisandi

Pengawas pasar : Rajab

Petugas Keamanan : Tarzan

Retribusi Salar : Yahya

Retribusi Sampah : Muhammad Fi’i

Juru parkir : Abdul Muiz

Organizing atau pengorganisasian merupakan suatu kegiatan

dalam menentukan, mengelompokan, dan pengaturan berbagai


54

kegiatan yang dianggap untuk mencapai tujuan, penugasan orang-

orang dalam kegiatan manajemen pengelolaan pasar.

Tetapi dalam penugasan pembagian kerja masih belum

maksimal dikarenakan kurangnya pegawai sehingga dalam melakukan

sosialisai peraturan bupati tentang retribusi untuk meningkatkan

pendapatan Daerah belum tercapai dikarenakan belum maksimal.

c. Tahap Pergerakan (Actuating)

Pergerakan (Actuating) adalah implementasi rencana, berbeda

dengan Planing dan Organizing, Actuating membuat urutan rencana

menjadi tindakan dalam dunia organisasi. Sehingga tanpa tindakan

nyata, rencana akan menjadi imajinasi atau impian yang tidak pernah

menjadi kenyataan. Actuating merupakan upaya untuk merealisasikan

suatu rencana dengan berbagai arahan, dengan memotivasi setiap

karyawan untuk melaksanakan kegiatan dalam organisasi, yang sesuai

dengan peran tugas dan tanggung jawabnya. Pelaksanaan perencanaan

terhadap pasar Jelojok Desa Kopang dalam meciptakan suasana pasar

yang bersih, aman, nyaman serta efektif. maka dapat disimpulkan bahwa

pengelolaan pasar Jelojok Desa Kopang sudah merealisasikan

perencanaan dalam pasar Jelojok Desa Kopang.

d. Tahap Pengawasan (Controlling)

Pengawasan (Controlling) adalah proses penelitian dari seluruh

kegiatan organisasi untuk menjamin agar semua pekerjaan yang sedang


55

dilakukan berjalan dengan rencana yang telah ditetapkan, maka perlu

adanya pengawasan, melalui pengawasan dapat diawasi sejauh mana

ketaatan pedagang yang diberikan dalam setoran. Di pasar yang

melakukan pengawasan yaitu pengawas pasar dan retribusi pasar,

dengan mengawasi setiap para pedagang yang harus mengeluarkan

pajak setiap harinya ke pemerintah pasar.

Dalam melakukan pengeluaran pajak oleh pasar Jelojok Desa

Kopang pihak pengelola menugaskan petugas retribusi pasar untuk

turun setiap hari untuk mengambil setoran sehingga tidak memakan

waktu yang lama untuk meningkatkan pendapatan Daerah.

Di lihat dari prinsip-prinsip manajemen pengelolaan pasar tradisonal

Jelojok, adalah sebagai berikut :

1. Prinsip efisiensi dan efektifitas

Efisiensi dan efektifitas merupakan bagian dari prinsip-prinsip

manajemen. Titik tolak pelaksanaan manajemen dalam organisasi

semaksimal mungkin memanfaatkan semua sumber, tenaga, dana dan

fasilitas yang ada secara efisien. Fungsi-fungsi manajemen

dioprasionalisasikan dengan mempertimbangkan sarana dan

prasarana yang seirama dengan keadaan dan kemampuan organisasi,

artinya dengan menghemat biaya dan memperpendek waktu

pelaksanaan kegiatan, tetapi memperoleh hasil yang optimal.


56

Agar prinsip efisiensi terlaksana, semua objek organisasi

harus dikelola dengan baik sehingga penerapan prinsip efisiensi

benar-benar relevan dengan tujuan yang hendak dicapai. Hubungan

kerja yang fungsional dan berjalan dengan baik akan mempermudah

pelaksanaan efisiensi yang menjadi prinsip manajemen. Dari hasil

penelitian yang di dapat di Pasar Tradisional Jelojok Desa Kopang

prinsip efisiensi dan efektifitas belum berjalan dengan baik, karena

pengelola belum mampu memanfaatkan fasilitas yang ada di Pasar

Tradisional Jelojok Desa Kopang sehingga tujuan yang diinginkan

belum tercapai.

2. Prinsip pengelolaan

Prinsip pengelolaan didasarkan pada langkah-langkah

manajemen yang fungsional, yaitu merencanakan,

mengorganisasikan, mengarahkan dan mengkontrol. Dengan

demikian target yang dituju dengan mudah dapat dicapai dengan

baik.

Perencanaan yang dilakukan berpijak pada visi dan misi yang

jelas sehingga program-program yang dijadwalkan dibuat secara

sistematis dan mendahulukan skala prioritas sebagaimana mengatur

dan menjadwalkan program jangka panjang, jangka menengah dan

jangka pendek.
57

Proses Manajemen Pengelolaan Pasar Tradisional Jelojok

Desa Kopang:

a. Tahap perencanaan Pasar Tradisional Jelojok Desa Kopang

Pada tahap perencanaan pasar, Kepala Desa bersama

pengelola Pasar tradisional Jelojok Desa Kopang menyusun suatu

perencanaan mengenai Pasar Tradisional Jelojok Desa Kopang.

Keduanya membahas mengenai perencanaan pasar yang meliputi

fisik maupun perencanaan non fisik pasar. Perencanaan pasar

yang dimaksud diantaranya adalah sebagai berikut :

1) Menetapkan tarif retribusi yang dipungut dari para pedagang.

2) Melaksanakan program penataan kembali terhadap bangunan

pasar.

3) Menyediakan sarana pendukung untuk pasar seperti berikut

ini :

-Area parkir

-Tempat pembuangan sampah sementara/sarana pengelolaan

sampah

-Air bersih

- Tempat ibadah

-Toilet umum

- Pos keamanan

-Area bongkar muat dagangan


58

-Penataan kembali terhadap pedagang.

b. Tahap Pelaksanaan/pemanfaatan terhadap Pasar Tradisional

Jelojok Desa Kopang terdiri atas beberapa macam yaitu sebagai

berikut :

-Sebagai tempat bagi masyarakat Desa Kopang untuk menjual

barang hasil usahanya seperti sayur-sayuran, buah-buahan,

ikan dan sebagainya.

- Sebagai tempat terjadinya proses transaksi jual beli antara

penjual dan pembeli Pemanfaatan Pasar Tradisional Jelojok

Desa Kopang tidak hanya dirasakan oleh masyarakat sekitar

saja, melainkan juga dirasakan oleh masyarakat yang berada

di wilayah Kecamatan Batukliang. Karena hanya di Pasar

Tradisional Jelojok Desa Kopang proses transaksi jual beli

dilakukan setiap hari, kebanyakan pasar yang ada di wilayah

kecamatan Batukliang hanya berlangsung setiap 1 kali

seminggu atau biasa disebut balai dan berbeda-beda harinya

di setiap desa.

c. Tahap pengawasan Pengelolaan Pasar Tradisional Jelojok Desa

Kopang. Pengelolaan terhadap Pasar Tradisional Jelojok Desa

Kopang dilaksanakan oleh Kantor Pengelolaan Pasar, kantor ini

memiliki wewenang untuk menata para pedagang. Kantor

Pengelolaan Pasar bertanggungjawab terhadap penataan para


59

pedagang agar dapat terlaksana dengan baik, dan pasar dapat

berjalan dengan kondusif.

3. Prinsip kepemimpinan yang efektif

Prinsip pemimpinan yang efektif harus memiliki

kebijaksanaan dalam mengambil keputusan, tidak bertele-tele dan

menghemat waktu, artinya tegas, lugas, tuntas dan berkualitas. Ia

wajib mengembangkan hubungan baik dengan semua bawahannya,

cerdas merealisasikan human relationship. Manajer yang baik adalah

manajer yang tidak menyalahkan bawahan, tetapi mengingatkan dan

menyarankan. Demikian juga bawahan yang baik tidak pernah

menggugat kepada atasan, tetapi meluruskan dan menyadarkan

sepanjang masih dalam konteks profesionalitas yang ada diatas

aturan yang disepakati. Dari hasil penelitian yang didapat prinsip

kepemimpinan belum berjalan dengan baik di pasar tradisional

Jelojok Desa Kopang, karena pemimpin pasar Jelojok Desa Kopang

belum menjalankan tugasnya secara tegas dalam pengatur para

pedagang untuk menyewa los atau kios yang masih kosong di dalam

pasar.59

Berdasarkan faktor-faktor manajemen pengelolaan diatas

masih belum terealisasi di pasar tradisional Jelojok Desa Kopang,

Malayu S.P Hasibuan, Perinsip Kepemimpinan, www.Hasibuan.web.id. dikutib Tanggal 20


59

Oktober 2018.
60

inisiatif dari pihak pengelola pasar tentunya sangat diperlukan, yaitu

dengan mengatur atau mentata para pedagang untuk menyewa los

atau kios yang masih kosong didalam pasar, namun hal itu hanyalah

keinginan para pedagang yang telah menyewa semata dan belum

terealisasi.

Tentunya hal tersebut bukanlah masalah sepele yang bisa

diabaikan, pasalnya dengan tidak disiplinnya para pedagang dalam

menjalankan peraturan-peraturan yang sudah diterapkan pengelola

pasar, sehingga ini yang menjadi salah satu faktor pasar tradisional

Jelojok Desa Kopang sebagai sumber pendapatan daerah tidak

berjalan kondusif. Hal tersebut juga berpengaruh terhadap

pendapatan para pedagang yang berjualan di dalam pasar Jelojok

Desa Kopang, seperti yang tertera dalam tabel di bawah ini:

Tabel 4.4
Pendapatan Pedagang
NO Jenis Pendapatan Pendapatan

Los/Kios Sebelum sesudah

1. Los Tertutup Rp. 200.000/hari Rp. 150.000/hari

2. Los Sayuran Rp. 100.000/hari Rp. 50.000/hari

3. Los Ikan Rp. 150.000/hari Rp. 120.000/hari

Sumber data diperoleh dari hasil wawancara dengan beberapa pedagang, pada
12 Desember 2018
61

Berdasarkan dari tabel diatas jumlah pedagang yang banyak

berpengaruh dengan adanya manajeman pengelolaan yang kurang

afektif dan masih amburadul dalam penataan, ini adalah para

pedagang los tertutup/los sembako, los sayuran dan los ikan. Rata-

rata para pedagang mengalami penurunan pendapatan sebesar 10-

50% per harinya.

Untuk itu, sudah sepantasnya pihak pengelola Pasar

Tradisional Jelojok Desa Kopang menyediakan tempat berjualan

yang layak demi terciptanya suasana yang nyaman bagi pedagang

dan pembeli, disisi lain juga mempu menciptakan suasana yang

kondusif antar pedagang agar semua proses dan prinsip-prinsip dalam

manajemen pengelolaan dapat berjalan dengan baik. Jika hal tersebut

telah terealisasi maka kondisi pasar akan terlihat rapi dan nyaman

tidak seperti saat ini yang caruk-maruk serta terlihat semerawut.

B. Analisis Respon Pedagang terhadap Manajemen Pengelolaan Pasar

Tradisional Sebagai Sumber Pendapatan Daerah di Pasar Jelojok Desa

Kopang Kec. Kopang

Manajemen pengelolaaan pasar tradisional Jelojok Desa Kopang dilihat

berdasarkan pembahasan sebelumnya yang terjadi adalah kurang teratur, kurang

rapi, dan kurang tertib baik dilihat dari segi penyediaan infrastruktur, maupun

dari segi manajemen yang didapat dari hasil wawacara dengan pedagang.

Padahal Islam menganjurkan segala sesuatu harus dilakukan secara rapi, benar,
62

tertib dan teratur disegala bentuk bidangnya, proses-prosesnya harus dilakukan

dengan baik, dan segala sesuatu tidak diperbolehkan dilakukan secara asal-

asalan. Islam sebagai agama yang sempurna menuntut segala sesuatu dilakukan

secara baik terlebih lagi masalah keuangan tentunya harus dilakukan secara

transparan agar semua pihak mengetahui dengan sebenar-benarnya tanpa ada

yang harus ditutup-tutupi.

Berdasarkan hasil wawancara dari beberapa pedagang sebagai berikut:

Bapak Roni Azzahra salah satu pedagang pakaian mengungkapkan:.

“Secara manajemen pengelolaannya memang bagus dan lokasi pasarnya


juga setrategis karena berada ditepi jalan raya, akan tetapi yang menjadi
permasalahan adalah kebersihan, itu yang membuat saya pribadi merasa
tidak nyaman dan juga penataannya belum maksimal sejak pergantian
kepala pasar beberapa tahun lalu, itu yang menyebabkan tata
pengelolaannya belum tertata rapi. Contohnya: pedagang pakaian dan
pedagang sayur-mayur seharusnya terpisah tidak disatu tempat agar
pembeli merasa nyaman berbelanja.”60

Ibuk Novi selaku penjual sandal juga mengungkapkan hal yang sama

bahwa:

“Manajmen pengelolaan pasar jelojok Kopang belum terlalu maksimal dan


tertata rapi, ini yang menjadi keresahan kami sebagai pedagang sendal
akan kenyamanan dalam transaksi jual beli, Untuk itu saya pribadi
berharap penuh kepada pengelola pasar jelojok kopang ini agar betul-
betul meperhatikan pasar ini akan kekurangan tata ruang yang harus di
realisasikan.”61

Informan berikutnya dari Ibuk Sumiati sebagai pedagang sayur mayur,

Juga mengungkapkan:.

60
Roni Azzahra, Wawancara, Pasar Jelojok Desa Kopang, Pada 12 Desember 2018.
61
Novi, Wawancara, Pasar Jelojok Desa Kopang, Pada 12 Desember 2018.
63

“Bahwa seharusnya pedagang-pedagang selain sayur mayur


seharusnya mempunyai tempat husus artinya terpisah agar kenyamanan
pembeli betul-betul merasakan arti kenyamanan tersebut, dan jika
seterusnya seperti ini akan mengancam pendapan pasar Jelojok
Kopang karna dinilai tidak efektif dalam pengelolaan,tata ruang
tersebut”62

Inaq Adit selaku pedagang daging juga mengungkapkan dia

mengatakan:

“Aku ke laek wah elek te bedagang sak sik taok sak bun terapan isik
kepale pasar Jelojok Kopang ne tebaitang pajak pade-pade seribu
sampai due ribu setiap jelo, lamun masalah sak sikm ketuanan tie
manajemen pengelolaan pasar menurutk jak cukup baik laguk sak
paling aku keluhan masalah pengelolaan ne masihne ore, ore dalem
tata ruang artine selapuk pedagang sayur, pakean, daging, kance
pedagang sak lainan iye campur aduk te taokn besopok.”

“Saya udah lama jualan di pasar ini dan yang saya tau kepala pasar
menerapkan kepada kami selaku pedagang memungut pajak setiap
hari sama-sama seribu sampai dua ribu, kalau masalah yang kamu
tanyakan ini tentang manajemen pengelolaan pasar menurut saya di
sini cukup baik tapi yang menjadi keluhan saya dalam pengelolaan
ini masih amburadul dalam artian semua pedagang sayur,pakaian,
daging dan pedagang lainnya di taruh di satu titik atau campur.”63

Dan seperti yang diungkapkan oleh Bapak H. Saupi selaku pedagang

sepatu yang ada di Pasar Jelojok Desa kopang dia mengatakan:

“Terkait masalah manajemen pengelolaan pasar yang ada di pasar


jelojok ini menurut saya pribadi pemerintah pasar dalam
menerapkan pengelolaan pasar tersebut agak kurang efektif
terutama dari sisi kebersihan, keamanan dan kenyamanan sangat-
sangat jauh berbeda sekali dengan pasar-pasar lainnya kenapa
saya bilang seperti ini karena mungkin pemerintah pasar yang
kurang memperhatikan atau jarang mengurus dan mengontrol

62
Sumiati, Wawancara, Pasar Jelojok Desa Kopang, Pada 12 Desember 2018.
63
Inaq Adit, Wawancara, Pasar Jelojok Desa Kopang, Pada 12 Desember 2018.
64

dalam mengelola agar pasar Jelojok Desa Kopang ini bisa


dikatakan pasar sebagai sumber pendapatan daerah.”64

Dari hasil wawancara bersama H. Saupi selaku pedagang sepatu di

Pasar Jelojok Desa Kopang, bahwa manajemen pengelolaan pasar sebagai

sumber pendapatan daerah menurutnya manajemen pengelolaan yang ada di

pasar Jelojok Desa Kopang ini masih kurang efektif dari segi kebersihan,

keamanan,dan kenyamanan. Dan dia juga mengklaim bahwasannya

pemerintah Pasar Jelojok Desa Kopang tersebut tidak terlalu memperhatikan

keadaan pasar dan kurang mengontrol, dan juga H. Saupi mengatakan

manajemen pengelolaan pasar Jelojok Desa Kopang ini berbeda dari pasar-

pasar lainnya yang mana pasar-pasar lain sangat baik sekali.

Berikutnya Inaq Luis selaku pedagang sayur mayur yang ada di Pasar

Jelojok Desa Kopang Kecamatan Kopang dia mengatakan:

“Terkait masalah manajemen pengelolaan pasar yang ada di pasar


jelojok ini menurut saya pengelolaanya masih kurang tegas dalam
mengontrol keamanan dan amburadul pedagang- pedagangnya masih
seenaknya jualan dimana-mana, seharusnya kan pemerintah pasar
lebih tegas lagi dalam mensosialisasikan tentang pengelolaan yang
lebih enak dan terstruktur biar tertata rapi karena bagaimana mungkin
penerapan pengelolaan seperti ini pasar jelojok ini di katakana sebagai
sumber pendapatan daerah kalau dari segi tata kelolanya masih kurang
terstruktur kayak gini amburadul.”65

Dari penjelasan Inaq Luis selaku pedagang sayur mayur pasar Jelojok

Desa Kopang dia merasa masih kurang puas dengan pemerintah pasar dalam

pengelolaan karena pengelolaannya masih kurang tegas dalam

64
H. Saupi , Wawancara, Pasar Jelojok Desa Kopang, Pada 12 Desember 2018.
65
Inaq Luis, Wawancara, Pasar Jelojok Desa Kopang, Pada 12 Desember 2018.
65

mensosialisasikan aturan- aturan yang ada di pasar jelojok biar para

pedagang-pedagang tidak seenaknya berjualan ambil tempat yang mereka

mau.

Kemudian informan berikutnya yaitu Inak Rahman selaku pedagang

perabotan yang ada di pasar Jelojok Desa Kopang dia mengatakan:

“Mengenai manajemen pengelolaan yang ada di pasar ini saya rasa


sudah bagus dan baik tapi yang saya keluhkan disini selama saya
berdagang adalah masalah kebersihan, di sini terlalu kotor
sehingga itu yang membuat dagangan saya tidak terlalu laku
kebanyakan para pembeli jarang ke toko saya karena mungkin
gara-gara sampah yang ada di belakang toko saya ini sangat bau
sekali itu yang menjadi rujukan dagangan saya kurang laris, jadi
saya harapkan kepada pemerintah pasar segera membersihkan
sampah-sampah yang ada di belakang toko saya ini biar para
pembeli tidak enggan kesini dan dagangan saya tambah laris.”66

Itulah yang diungkapkan Inaq Rahman selaku pedagang perabotan

yang ada di pasar Jelojok Desa Kopang bahwasannya dia merasa masalah

manajemen pengelolaan pasar jelojok ini sudah sangat baik, tapi yang

menjadi keluhan Inaq Rahman dagangannya kurang laris gara-gara sampah

yang ada di belakang tokonya, dia merasa pemerintah pasar kurang

memperhatikan sampah-sampah tersbut sehingga itu yang menjadi dagangan

Inaq Rahman merasa kurang laris, dan dia sangat berharap kepada

pemerintah pasar agar sampah-sampah yang ada di belakang tokonya segera

di angkut atau dibersihkan supaya dagangannya tambah laris tidak seperti

biasanya.

66
Inaq Rahman, Wawancara, Pasar Jelojok Desa Kopang, Pada 12 Desember 2018.
66

Dari beberapa hasil wawancara informan di atas menunjukkan bahwa

manajemen pengelolaan di pasar Tradisional Jelojok Desa Kopang bahwa

memang benar-benar pengelolaannya tidak tertata rapi baik dari segi

keamananan yang tidak kondusif yang diterapkan petugas keamanan

sehingga itu yang membuat para pedagang dan pembeli tidak merasa

nyaman akan adanya jambret, pengemis atau pengamen dan lain-lain.

Dari segi kebersihan para informan juga mengungkapkan

ketidaknyamanannya dengan adanya tumpukan-tumpukan sampah yang

berceceran di pasar sehingga itu yang membuat kenyamanan para pedagang

dan pembeli terganggu. Dan dari sisi lain juga para informan

mengunkapkan bahwa keinginan mereka tentang manajemen pengelolaan

pasar yang ada di pasar Jelojok ini agar pengelolaannya di kelola secara

efektif.
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan oleh peneliti di atas, maka

dapat diambil kesimpulan bahwa:

1. Manajemen pengelolaan pasar tradisional sebagai sumber pendapatan Daerah

Di Pasar Jelojok Desa Kopang Kecamatan Kopang Kabupaten Lombok

tengah antara lain: (a) Pengelola pasar tradisional Jelojok Desa Kopang

Kecamatan Kopang belum menunjukkan adanya manajemen pengelolaan

yang baik. (b) Sarana dan Prasarana seperti atap yang bocor, WC umum yang

tidak terawat, kondisi tempat berjualan yang kurang memadai untuk para

pedagang. (c) Belum mampu menciptakan suasana nyaman bagi para

konsumen dan pembeli. (d) Pengelola pasar tradisional membiarkan saja tanpa

ada penanganan yang tegas. (e) Pengelola pasar hanya memberikan arahan-

arahan kepada pedagang tentang aturan-aturan pasar tanpa harus

mempertegas. Hal tersebut tentu akan berpengaruh terhadap pendapatan

daerah yang para pedagang-pedagangnya masih amburadul berjualan seenak-

enaknya tanpa harus mengikuti peraturan-peraturan awik-awik dari

pemerintah pasar.

2. Respon pedagang terhadap pengelola pasar tradisional di Pasar Jelojok Desa

Kopang antara lain: (a) Para pedagang dan pembeli merasa kurang aman dan

nyaman dengan penerapan pengelola pasar yang sekarang karena pemerintah

67
68

pasar kurang tegas dalam mensosialisasikan aturan-aturan yang ada di pasar

tersebut. (b) Para pedeagang berharap kepada pemerintah pasar agar masalah

sampah yang masih berceceran dihalaman pasar segera di bersihkan agar

konsumen dan pembeli tidak merasa enggan masuk pasar.

Jadi bisa disimpulkan bahwasannya pemerintah pasar harus membuat

strategi baru dalam mengelola Pasar Tradisional Jelojok Desa Kopang dengan

lebih kondusif dan efektif lagi, agar pasar Jelojok Desa Kopang bisa dikatakan

Pasar Sebagai Sumber Pendapatan Daerah.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas maka peneliti dapat memberi saran sebagai

berikut:

1. Untuk pengelola pasar Tradisional Jelojok Desa Kopang

Diharapkan pengelola pasar Jelojok Desa Kopang, Kecamatan Kopang

Lombok Tengah lebih meningkatkan kinerjanya secara menyeluruh dalam

segala aspek sehingga dapat mengantisipasi segala kecurangan-kecurangan

dan ketidakadilan yang terjadi di pasar Jelojok Desa Kopang, Kecamatan

Kopang Lombok Tengah. Inisiatif dari pihak pengelola pasar tentunya sangat

diperlukan yaitu dengan mengatur atau mentata para pedagang untuk

menyewa los atau kios yang masih kosong di dalam pasar.

2. Untuk pedagang pasar tradisional Jelojok Desa Kopang


69

Diharapkan para pedagang harus taat atau mengikuti peraturan-peraturan

dari pihak pemerintah pasar, agar supaya Pasar Jelojok Desa Kopang bisa

dikatakan Pasar Sebagai Sumber Pendapatan Daerah.

3. Untuk peneliti selanjutnya semoga dengan penelitian ini bisa bermanfaat

untuk dijadikan referensi dan disarankan untuk peneliti yang akan datang

supaya melakukan penelitian yang lebih mendalam tentang Manajemen

Pengelolaan Pasar Tradisional.


70

DAFTAR PUSTAKA

Kolter Philip & Susanto A.B, Manajemen Pemasaran di Indonesia analisis,


Perencanaan, Implementasi dan Pengendalian Jakarta: Salemba Empat, 2000,
buku 1.

Faeni Ulyati Nur, Strategi Pemasaran Pedagang Pasar Tradisional Dalam


Perspektif Ekonomi Islam semarang: Universitas Islam Negeri Walisongo,
2015.

Sukirno Sadono, Mikro Ekonomi Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2013 Edisi
Ketiga.

Rahmi Ain, Mekanisme Pasar dalam Islam Pontianak: IAIN Pontianak, 2015.

Izza Nahdliyul, Pengaruh Pasar Modern Terhadap Perdagangan Pasar


TradisionalYogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2011.

Pratama Yusuf, Penerapan Manajemen Resiko Penggunaan Ruko Terhadap


Dampak Revitalisasi Pembangunan Pasar Tradisional Ditinjau Dalam
Perspektif Ekonomi Islam, IAIN Raden Intan Lampung: 2016.

Kiik Victor M. Manek, Kajian Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tidak


Optimalnya Fungsi Pasar Tradisional Lolowa Dan Pasar Tradisional
Fatubenao Kecamatan Kota Atambua, Universitas Diponegoro, Tesis 2006

Zunaidi Muhammad, Kehidupan Sosial Ekonomi Pedagang Di Pasar Tradisional


Pasca Relokasi Dan Pembangunan Pasar Modern, IAIN Sunan Ampel
Surabaya, Skripsi Sosiologi Islam, April 2013

Yusuf Muhammad, Analisis Pengaruh Pengelolaan Pasar Tradisional terhadap


Pembangunan Daerah dalam Perspektif Ekonomi Islam IAIN Raden Intan
Lampung, 2016

Munir Muhammad, Manajemen Dakwah, Jakarta: Prenada Media Group, Cetakan


Ke-2, 2009.

Usman Husaini, Manajemen: Teori, Praktik dan Riset Pendidikan, Jakarta: Bumi
Aksara, 2014.

Terry George R. Dasar-Dasar Manajemen, Jakarta:PT Bumi Aksara, 2013.


71

Siswanto, Pengantar Akuntansi, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2012.

Stephen, Colter Mary, Manajemen Jakarta: Penerbit Erlangga, 2010.

Satria, Pasar Modern Dan Pasar Tradisional Jakarta: Rineka Cipta, 2010.

Nazir Muhammad, Metodologi Penelitian, Jakarta: Ghalia Indonesia, 2005.

Meloeng Lexi J, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung:PT. Remaja Rosda Krya,


2000.

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta,


2016.

Moloeng Lexi J, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja Rosdakarya,


2016.

Sugiyono,Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Bandung:Alfabeta,


2016.

Ruslan Rosdi, Metode Penelitian Public Relation dan Komonikasi, Jakarta: PT. Raja
Grpindo Persada, 2006.

Noor Juliansyah, Metodologi Penelitian, Jakarta:Prenada Media Group, 2011.

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif. Dan R&D, Bandung:Alfabeta,


2016.

Satori Djam’an dan Komariah, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta,


2013.

Meleong Lexi J, Metode Penellitian Kualitatif, Bandung:PT Remaja Rosdakarya


2012.

Satori Djam’an dan Komariah, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta,


2013.
LAMPIRAN
Proses wawancara bersama pemerintah pasar dan para pedagang
PEDOMAN WAWANACARA

JUDUL VARI INDIKAT SUB


TEORI DAFTAR PERTANYAAN
ABLE OR INDIKATOR
Analisis Manaj Manajemen Social 1. Tatacara 1. Bagaimana perencanaan yang dilakukan dalam

Manajemen emen pengelolaan Perencanaan peroses pengelolaan pasar Tradisional Jelojok

Pengelolaa Pengel adalah suatu 2. Tatacara Desa Kopang sebagai sumber pendapatan

n Pasar olaan proses yang pengorganis Daerah?

Tradisional meliputi asian 2. Bagaimana bentuk pengorganisasian yang

sebagai perencanaan, 3. Tatacara diterapkan dalam manajemen pengelolaan

sumber pengorganisa penggerakan pasar tradisional Jelojok Desa Kopang?

pendapatan sian, 4. Dan tatacara 3. Bagaimana bentuk pergerakan yang terjadi

Daerah di penggerakan pengawasan dalam menajmen pengelolaan pasar tradisional

Pasar dan Jelojok Desa Kopang yang mencakup seluruh

Jelojok pengawasan bidang yang ada?


Desa yang secara 4. Bagaimana strategi pengawasan yang di

Kopang teratur untuk terapkan dalam menajmen pengelolaan pasar

Kec. mencapai tradisional Jelojok Desa Kopang dalam

Kopang tujuan. memantau dan menjaga kondisi pasar agar

Kab. tetap kondusif di segala bidang dan aspek?

Lombok

Tengah

Penda Pendapatan Bentuk 1. Cara 1. Bagaimanakah mekanisme yang dilakukan di

patan daerah adalah pendapatan pendapatan pasar Jelojok Desa Kopang untuk memenuhi

daerah penerimaan 2. Jenis pendapatan Daerah?

yang diproleh pendapatan 2. Apa saja jenis pedapatan yang diterima daerah

daerah dari 3. Jumlah dari manajeman pengelolaan pasar Jelojok

sumbe- pendapatan Desa Kopang?

sumber dalam 3. Berapakah jumlah yang didapatkan daerah dari


wilayahnya manajemen pengelolaan pasar Jelojok Desa

sendiri yang Kopang?

dipungut

berdasarkan

peraturan

daerah sesuai

dengan

peraturan

perundangan

yang berlaku.

Anda mungkin juga menyukai