Anda di halaman 1dari 37

KREATIVITAS KEPALA MADRASAH DALAM

MENINGKATKAN MUTU LEMBAGA PENDIDIKAN


DI MA AL-MUHAJIRIN DENPASAR
TAHUN PELAJARAN 2022/2023

PROPOSAL SKRIPSI

OLEH:
ABDUL GHOFUR
NPM: 2019125200523

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) DENPASAR BALI


PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
2023 M/1444 H
KREATIVITAS KEPALA MADRASAH DALAM
MENINGKATKAN MUTU LEMBAGA PENDIDIKAN
DI MA AL-MUHAJIRIN DENPASAR
TAHUN PELAJARAN 2022/2023

PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan kepada Sekolah Tinggi Agama Islam Denpasar Bali


Program Studi Manajemen Pendidikan Islam
untuk Memenuhi Sebagian Syarat
Guna Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

OLEH:
ABDUL GHOFUR
NPM: 2019125200523

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) DENPASAR BALI


PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
2023 M/1444 H

i
PERSETUJUAN

Proposal Skripsi yang : Kreativitas Kepala Madrasah dalam Meningkatkan


Berjudul Mutu Lembaga Pendidikan di MA Al-Muhajirin
Denpasar Tahun Pelajaran 2022/2023

Nama : Abdul Ghofur

NPM : 2019125200523

Program Studi : Manajemen Pendidikan Islam

Setelah diteliti dan diadakan perbaikan seperlunya, kami dapat menyetujuinya


untuk dipertahankan di depan Sidang Tim Penguji Proposal Skripsi Program Studi
Manajemen Pendidikan Islam Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Denpasar
Bali.

Denpasar, ............................

Pembimbing I, Pembimbing II,

Dr. Sudarsono, S.Kom.I., M.Pd.I. Nur Wahyudi, S.Pd.I, M.H.I.


NIDN: 2110069001 NIDN: 2127098503

Mengetahui:
Ketua Program Studi Manajemen Pendidikan Islam
STAI Denpasar Bali

Nur Wahyudi, S.Pd.I, M.H.I.


NIDN: 2127098503

ii
ABSTRAK

Ghofur, Abdul. 2023. Kreativitas Kepala Madrasah dalam Meningkatkan Mutu


Lembaga Pendidikan di MA Al-Muhajirin Denpasar Tahun Pelajaran
2022/2023. Proposal Skripsi. Program Studi Manajemen Pendidikan Islam
Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Denpasar Bali. Dosen Pembimbing
I: Dr. Sudarsono, S.Kom.I., M.Pd.I. dan Dosen Pembimbing II: Nur
Wahyudi, S.Pd.I., M.H.I.

Kata Kunci: Kreativitas Kepala Madrasah, Mutu Lembaga Pendidikan

Latar belakang dari rencana penelitian ini mengenai peningkatan mutu


pendidikan yang menjadi isu sentral sehingga perlu diperhatikan secara
terus menerus, tidak hanya untuk mencapai standar pendidikan, namun juga untuk
menjawab tantangan zaman. Karenanya, kreativitas kepala madrasah sangat
dibutuhkan dalam meningkatkan mutu pendidikan di MA Al-Muhajirin Denpasar.
Fokus penelitian ini adalah; 1) Bagaimana kreativitas kepala madrasah di
MA Al-Muhajirin Denpasar Tahun Pelajaran 2022/2023?; 2) Bagaimana mutu
lembaga di MA Al-Muhajirin Denpasar Tahun Pelajaran 2022/2023?; dan 3)
Bagaimana kreativitas kepala madrasah dalam meningkatkan mutu lembaga
pendidikan di MA Al-Muhajirin Denpasar Tahun Pelajaran 2022/2023?
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui; 1) Kreativitas kepala
madrasah di MA Al-Muhajirin Denpasar Tahun Pelajaran 2022/2023; 2) Mutu
lembaga pendidikan di MA Al-Muhajirin Denpasar Tahun Pelajaran 2022/2023;
dan 3) Kreativitas kepala madrasah dalam meningkatkan mutu lembaga
pendidikan di MA Al-Muhajirin Denpasar Tahun Pelajaran 2022/2023.
Metode penelitian yang akan digunakan yakni kualitatif deskriptif, dengan
teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi, teknik
keabsahan data menggunakan metode triangulasi. Hasil penelitian akan
dituangkan secara deskripsi.
Dengan dilakukan penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan mutu
lembaga pendidikan melalui penelitian ini, yakni: kreativitas kepala madrasah
dalam meningkatkan mutu lembaga pendidikan di MA Al-Muhajirin Denpasar
Tahun Pelajaran 2022/2023.

iii
ABSTRACT

Ghofur, Abdul. 2023. Creativity of Madrasah Heads in Improving the Quality of


Educational Institutions at MA Al-Muhajirin Denpasar for the 2022/2023
Academic Year. Thesis proposal. Islamic Education Management Study
Program at the Islamic College of Religion (STAI) Denpasar Bali.
Supervisor I: Dr. Sudarsono, S.Kom.I., M.Pd.I. and Supervisor II: Nur
Wahyudi, S.Pd.I., M.H.I.

Keywords: Creativity Madrasah Heads, Quality of Educational Institutions

The background of this research plan regarding improving the quality of


education which is a central issue that needs to be considered carefully
continuously, not only to achieve educational standards, but also to respond to the
challenges of the times. Therefore, the creativity of madrasah heads is needed in
improving the quality of education at MA Al-Muhajirin Denpasar.
The focus of this research is; 1) How is the creativity of the madrasah
heads at MA Al-Muhajirin Denpasar for the 2022/2023 Academic Year?; 2) What
is the quality of the institutions at MA Al-Muhajirin Denpasar for the 2022/2023
Academic Year?; and 3) How is the creativity of the madrasah heads in improving
the quality of educational institutions at MA Al-Muhajirin Denpasar for the
2022/2023 Academic Year?
The purpose of this research is to find out; 1) The creativity of the
madrasah heads at MA Al-Muhajirin Denpasar for the 2022/2023 academic year;
2) Quality of educational institutions at MA Al-Muhajirin Denpasar for the
2022/2023 Academic Year; and 3) The creativity of the madrasah heads in
improving the quality of educational institutions at MA Al-Muhajirin Denpasar
for the 2022/2023 academic year.
The research method that will be used is descriptive qualitative, with data
collection techniques through observation, interviews, and documentation, data
validity techniques using the triangulation method. The results of the research will
be presented in a descriptive manner.
By conducting this research, it is hoped that it can improve the quality of
educational institutions through this research, namely: the creativity of the heads
of the madrasah in improving the quality of educational institutions at MA Al-
Muhajirin Denpasar, Academic Year 2022/2023.

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN .......................................................................... ii

HALAMAN ABSTRAK ................................................................................... iii

DAFTAR ISI ..................................................................................................... v

A. Latar Belakang ........................................................................................... 1

B. Fokus Penelitian ......................................................................................... 6

C. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 6

D. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 6

E. Sistematika Penyusunan ............................................................................ 8

F. Kajian Teori ............................................................................................... 9

G. Penelitian Terdahulu .................................................................................. 18

H. Kerangka Konsep ....................................................................................... 20

I. Metode Penelitian ....................................................................................... 21

1. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................... 21

2. Pendekatan dan Jenis Penelitian ......................................................... 21

3. Penentuan Informan ............................................................................ 22

4. Variabel Penelitian, Definisi Operasional, dan Indikator Variabel


Penelitian ............................................................................................. 23

5. Jenis, Sumber, dan Teknik Pengumpulan Data ................................... 25

6. Keabsahan Data ................................................................................... 27

7. Teknik Analisis Data .......................................................................... 28

J. Daftar Pustaka ........................................................................................... 30

v
1

A. Latar Belakang

Mutu merupakan sesuatu yang dianggap salah satu bagian penting,

karena mutu pada dasarnya menunjukkan keunggulan suatu produk jika di

bandingkan dengan produk lainnya. Peningkatan mutu merupakan usaha dari

setiap lembaga-lembaga penghasil produk barang tetapi juga produk jasa.

Demikian halnya dalam pendidikan mutu merupakan bagian penting untuk

diperhatikan. Kualitas adalah bagian penting dari seluruh agenda dalam

organisasi dan meningkatkan kualitas mungkin adalah tugas yang paling

penting yang dihadapi organisasi manapun.1

Sehubungan dengan itu, dalam UU RI tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional menurut pasal 1 ayat (3) bahwa:

Sistem pendidikan nasional harus mampu menjamin pemerataan


kesempatan pendidikan, peningkatan mutu serta relevansi dan efisiensi
manajemen pendidikan untuk menghadapi tantangan sesuai dengan
tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global sehingga
perlu dilakukan pembaharuan pendidikan secara terencana, terarah, dan
berkesinambungan.2

Adapun UU No. 20 tahun 2003 pasal 1 ayat (1) menjelaskan tentang

pendidikan bahwa:

Pendidikan ialah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana


belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual,
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan
negara.3

1
Sallis, Total Quality Management in Education, (Jokjakarta:IRCiSoD, 2006), hal. 1
2
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia UU RI No. 20 Tahun 2003, Tentang Sistem
Pendidikan Nasional, (Jakarta: Redaksi Sinar Grafika, 2003), h. 1
3
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia UU RI No. 20 Tahun 2000, Tentang
Pendidikan, (Jakarta: Redaksi Sinar Grafika, 2000), h. 3
2

Kepala madrasah merupakan salah satu komponen pendidikan yang

paling berperan dalam meningkatkan mutu pendidikan. Kepala madrasah

mempunyai peranan yang penting dalam menggerakkan kehidupan madrasah

dalam mencapai tujuannya.4 Kepemimpinan kepala madrasah dalam

melaksanakan tugasnya sebagai pimpinan lembaga. Allah Swt. im n

l m n- i -59 sebagai berikut:

‫َّاس اَ ْن ََْت ُك ُم ْوا بِالْ َع ْد ِل اِ َّن ال ّٰلّ َو‬


ِ ‫ي الن‬ ِ ِ ِ ِ ّٰ ِ
َ ْ َ‫ا َّن اللّوَ يَأْ ُم ُرُك ْم اَ ْن تُ َؤُّدوا ْاْلَ ّٰمنّٰت ا ّٰل اَ ْىل َها َوا َذا َح َك ْمتُ ْم ب‬
‫) ّٰيٓاَيُّ َها الَّ ِذيْ َن اّٰ َمنُ ْوٓا اَ ِطْي عُوا ال ّٰلّوَ َواَ ِطْي عُوا‬۸۵( ‫صْي ًرا‬ ِ ‫نِعِ َّما يعِظُ ُكم بِو اِ َّن ال ّٰلّو َكا َن ََِسي عا ب‬
َ ًْ َ ْ َ
‫الر ُس ْوِل اِ ْن ُكْنتُ ْم تُ ْؤِمنُ ْو َن بِال ّٰلّ ِو‬ ِ
َّ ‫الر ُس ْو َل َواُ ِول ْاْلَ ْم ِر ِمْن ُك ْم فَاِ ْن تَنَ َاز ْعتُ ْم ِ ْف َش ْي ٍء فَ ُرُّد ْوهُ ا َل ال ّٰلّ ِو َو‬
َّ
ِ ّٰ ْ ‫والْي وِم‬
)۸۵( ‫ك َخْي ٌر َّواَ ْح َس ُن تَأْ ِويْ ًل‬ َ ‫اْل ِخ ِر ّٰذل‬ َْ َ
in : “ ungguhn ll h m n u uh k li n m n mp ik n m n k p
yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kalian) menetapkan
hukum di antara dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi
pengajaran yang sebaik-baiknya kepada kalian. Sesungguhnya Allah
adalah Maha mendengar lagi Maha melihat. Hai orang-orang yang
beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul-Nya dan ulil amri di antara
kalian. Kemudian jika kalian beda pendapat tentang sesuatu, maka
kembalikanlah kepada Allah (Alquran) dan Rasul (sunnahnya), jika
kalian benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian, yang
demikian itu lebih utama bagi kalian dan lebih baik akibatnya.”5

Tafsir dalam QS. An-Nisa ayat 58-59, Allah memerintahkan untuk

menyampaikan amanat dan berbuat adil. Sedangkan Kepemimpinan Islam

adalah konsep yang secara tersirat tercantum dalam al- u n n -Sunnah

yang meliputi kehidupan manusia dari pribadi, berdua, keluarga bahkan sampai

umat manusia atau kelompok. Konsep amanah yang diberikan kepada manusia

sebagai khalifah fil ardli menempati posisi sentral dalam kepemimpinan Islam.

4
Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala madrasah Tinjauan Teoretik dan
Permasalahannya, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011), h. 82
5
Departemen Agama, Alquran dan Terjemahnya, (Bandung: Diponegoro, 2011), h. 90
3

Maka dalam kaitan ini, antara yang memimpin (umara) dengan yang dipimpin

(umat) harus samasama mempertanggung jawabkan amanah yang diembannya

sebagai seorang khalifah Allah, secara komprehensif. Manusia sebagai khalifah

yang i ik n g i “p ngu ” umi u m k ng m mpun i

kekuasaan diperintahkan agar menggunakan kekuasaannya untuk memerintah

umatnya secara adil.Prinsip Kepemimpinan berdasarkan QS. Annisa 58-59

adalah amanah dan adil, artinya Kepemimpinan harus didasarkan atas

pelaksanaan amanah dan keadilan, dijalankan secara adil dan berfungsi untuk

menegakkan keadilan.6

Secara definisi, kepemimpinan adalah adanya suatu proses dalam

kepemimpinan untuk memberikan pengaruh secara sosial kepada orang lain

tersebut, menjalankan suatu proses sebagaimana yang diinginkan oleh

pemimpin. Agar seorang kepala madrasah mampu bergerak dibutuhkan 4 unsur

yaitu; visi, (vision), keberanian (courageness), realita (reality), dan etika

(ethics). Disisi lain kepala madrasah juga harus mempunyai kreativitas.7

Suatu lembaga pendidikan tidak akan berkembang dengan baik jika

kepemimpinan kurang mengimplementasikan suatu kreativitas dalam rangka

meningkatkan mutu lembaga pendidikan. Kepemimpinan yang kreatif akan

sangat menopang keberhasilan suatu lembaga pendidikan. Keberhasilan suatu

lembaga pendidikan memerlukan seseorang yang mampu dan tangguh dalam

6
Mahmud Yunus, Tafsir Qur’an Karim, (Jakarta: PT. Hidakarya Agung, 2004), h. 264
7
Muh imin, u i h, Sugeng Listyo Prabowo, Manajemen Pendidikan, (Jakarta: Kencana,
2011), h. 29
4

memimpin dalam sebuah lembaga. Seseorang inilah disebut dengan pemimpin

pendidikan atau dalam suatu lembaga pendidikan disebut kepala madrasah.8

Pendidikan Indonesia semakin hari kualitasnya semakin rendah. Hal

tersebut berdasarkan data terbaru UNESCO, terhadap kualitas mutu pendidikan

di negara-negara berkembang yaitu Asia Pasific, Indonesia menempati

peringkat 10 dari 14 negara berkembang. Salah satu faktor rendahnya kualitas

pendidikan di Indonesia adalah karena lemahnya SDM utamanya adalah guru.9

Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan mutu

merupakan bagian penting untuk diperhatikan karena mempengaruhi kualitas

lembaga pendidikan. Dalam hal tersebut kepala madrasah merupakan salah

satu komponen pendidikan yang paling berperan dalam meningkatkan mutu

pendidikan. Adapun masalah mengenai minat baca ini harus ditanggapi secara

serius dan harus di carikan solusi dikarenakan mutu lembaga pendidikan di

Indonesia masih sangat rendah oleh karena itu, kepala madrasah perlu

mengimplementasikan kreativitas ke dalam lembaga pendidikan tersebut.

Dari hasil preliminary study pertama, peneliti menemukan berbagai

penghargaan yang telah diraih oleh MA Al-Muhajirin Denpasar sebagai salah

satu bukti adanya kualitas output baik dalam bidang akademik, yakni: KSM

dan olimpiade matematika maupun non akademik, yakni: futasal, bulu tangkis,

komik, puisi, pidato, dan adzan. Dengan adanya berbagai macam prestasi yang

diperoleh, tidak terlepas dari adanya peran penting kreativitas kepala madrasah

8
Khotibul Umam, “K p mimpin n K p l M h g i Up M ningk k n Mu u
P n i ik n”, Jurnal Ilmu Tarbiyah (2018), (Online), Vol. 4, No. 1 (2018), (https://ejournal. iaimu,
diakses tanggal 14 Januari 2023)
9
Iwan Sopwandin, Manajemen Perpustakaan Perguruan Tinggi, (Jakarta: Guepedia,
2021), h. 5
5

dalam mengimplementasikan program khusus sebagai upaya dalam

menggali/mengembangkan minat dan bakat peserta didik.

Hasil preliminary study kedua, peneliti menemukan berbagai program

kreatif yang dilakukan kepala madrasah MA Al-Muhajirin Denpasar,

sebagaimana dalam hasil wawancara kepala madrasah sebagai berikut:

“.... Ada program OSIMA (Organisasi Siswa Intra Madrasah) yang


merupakan program leadership untuk melatih peserta didik dalam
public speaking dengan berani berbicara di depan umum.... MA Al-
Muhajirin juga mengadakan GASPORIN yang artinya gebyar prestasi
seni dan prestasi olahraga MA Al-Muh ji in ”10

Berdasarkan hasil preliminary study, peneliti tertarik untuk mengambil

judul ini karena menemukan keunikan terkait dengan adanya langkah-langkah

kreatif yang dilakukan oleh kepala madrasah dalam meningkatkan mutu

lembaga pendidikan di MA Al-Muhajirin Denpasar. Adanya program khusus

yang diadakan oleh kepala madrasah MA Al-Muhajirin Denpasar merupakan

salah satu langkah dalam meningkatkan mutu lembaga pendidikan dalam

mencapai visi, misi, dan tujuan madrasah.

Latar belakang dan hasil preliminary study yang sudah dijelaskan di

atas, maka dengan ini peneliti tertarik untuk mengangkat sebuah judul skripsi

penelitiaan yakni, “Kreativitas Kepala Madrasah dalam Meningkatkan Mutu

Lembaga Pendidikan di MA Al-Muhajirin Denpasar Tahun Pelajaran

2022/2023.”

10
Lili Anita Baliani, Kepala Madrasah, MA Al-Muhajirin, Wawancara Pribadi, Denpasar,
02 Februari 2023
6

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan dari latar belakang di atas, maka fokus penelitian ini

adalah:

1. Bagaimana kreativitas kepala madrasah di MA Al-Muhajirin Denpasar

Tahun Pelajaran 2022/2023?

2. Bagaimana mutu lembaga pendidikan di MA Al-Muhajirin Denpasar Tahun

Pelajaran 2022/2023?

3. Bagaimana kreativitas kepala madrasah dalam meningkatkan mutu lembaga

pendidikan di MA Al-Muhajirin Denpasar Tahun Pelajaran 2022/2023?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan dari fokus penelitian di atas, maka tujuan penelitian ini

adalah:

1. Mengetahui kreativitas kepala madrasah di MA Al-Muhajirin Denpasar

Tahun Pelajaran 2022/2023.

2. Mengetahui mutu lembaga pendidikan di MA Al-Muhajirin Denpasar Tahun

Pelajaran 2022/2023.

3. Mengetahui kreativitas kepala madrasah dalam meningkatkan mutu lembaga

pendidikan di MA Al-Muhajirin Denpasar Tahun Pelajaran 2022/2023.

D. Manfaat Penelitian

1. Secara Teori

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan

khususnya di ruang lingkup lembaga pendidikan atau stakeholders dalam


7

melakukan kreativitas kepala madrasah dalam meningkatkan mutu lembaga

pendidikan dan sebagai bahan acuan serta pendukung untuk penelitian

sejenis sebagai usaha pengembangan lebih lanjut dimasa yang akan datang.

2. Secara Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan

pemikiran dan dapat bermanfaat bagi para pembaca, pendidik, maupun

stakeholders dunia pendidikan terkait kreativitas kepala madrasah untuk

meningkatkan mutu lembaga pendidikan. Adapun bagi lembaga pendidikan

hasil penelitian diharapkan dapat memberikan masukan pada lembaga untuk

lebih mengembangkan kreativitas kepala madrasah agar dapat

meningkatkan mutu lembaga pendidikan.

3. Secara Institusional

Bagi MA Al-Muhajirin Denpasar, hasil penelitian ini diharapkan

dapat memberikan manfaat utamanya dalam meningkatkan ide atau

kreatifitas untuk terus meningkatkan mutu lembaga pendidikan. Selain itu,

bagi STAI Denpasar Bali juga diharapkan dapat digunakan sebagai referensi

dalam pengembangan kreativitas ketua Sekolah Tinggi Agama Islam

Denpasar Bali agar dapat meningkatkan kualitas mutu di kampus.


8

E. Sistematika Penyusunan

Seluruh rangkaian kegiatan penelitian yang akan dilakukan termasuk

hasil penelitian, nantinya akan dituangkan dalam sebuah laporan penelitian

dengan sistematika sebagai berikut:11

Bab I Pendahuluan, memuat uraian tentang; latar belakang, fokus

penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penyusunan.

Bagian ini memiliki peran penting dan besar sebagai pondasi penelitian.

Bab II Kajian Teori, memuat uraian tentang; kajian teori menurut

Boden dan Susanto, penelitian terdahulu, dan kerangka konsep. Bagian ini

menguraikan kedalam masing-masing sub-bab tersebut yang terkait dengan

penelitian kualitatif.

Bab III Metode Penelitian, memuat uraian tentang; lokasi di MA Al-

Muhajirin Denpasar dan waktu penelitian; pendekatan dan jenis penelitian;

penentuan informan; definisi operasional dan indikator penelitian; jenis,

sumber, dan teknik pengumpulan data; keabsahan data; serta teknik analisis

data. Untuk keabsahan data digunakan teknik triangulasi (menggunakan

beberapa sumber dan metode).

Bab IV Pemaparan Data Penelitian dan Pembahasan, memuat uraian

tentang; pemaparan data penelitian dan pembahasan. Bagian ini merupakan hal

yang paling krusial karena peneliti menuangkan hasil penelitian dan

membahasnya dari perolehan data yang didapatkan.

11
STAI Denpasar Bali, Pedoman Penulisan Tugas Akhir, (Denpasar: STAI Denpasar
Bali, 2018), h. 54–57
9

Bab V Penutup, memuat uraian tentang; simpulan dan saran. Bagian ini

adalah bagian terakhir dalam penulisan penelitian dengan mengacu kepada

hasil penelitian yang telah didapatkan.

F. Kajian Teori

1. Kreativitas Kepala Madrasah

a. Kreativitas

Dari segi bahasa kreativitas dari kata to create, yang artinya

mencipta. Semua manusia yang dilengkapi dengan organ hidup yang

sempurna, mempunyai potensi untuk mencipta dengan gradasi masing-

masing. Kreativitas menurut kamus besar indonesia adalah kemampuan

untuk menciptakan atau proses timbulnya ide baru. Pada intinya

pengertian kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk menciptakan

sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata, dalam karya

baru maupun kombinasi dengan hal-hal yang sudah ada, dan semuanya

relatif berbeda dengan yang sudah ada sebelumnya.12

Kreativitas itu adalah kemampuan untuk menciptakan suatu

produk yang baru, bisa saja kombinasi (gabungan), sedangkan unsur-

unsurnya sudah ada sebelumnya. Dari pengertian ini menunjukkan bahwa

kreativitas adalah kemauan untuk membuat kombinasi-kombinasi baru,

atau melihat kombinasi antar unsur, data atau hasil yang sudah ada

12
https://kbbi.web.id/kreativitas, diakses pada tanggal 15 Januari 2013
10

sebelumnya. “In l g n i m up k n k lu uh n k m mpu n in ivi u

un uk piki n in k c h k m mpu n ”13

Berdasarkan dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa

kreativitas adalah kemampuan menciptakan sesuatu yang berbeda/baru

dengan cara menggabung sesuatu (ide) yang baru dengan unsur-unsur

yang sudah ada sebelumnya. Inteligensi mempunyai hubungan positif

yang sangat signifikan dengan kreativitas, artinya semakin tinggi tingkat

inteligensi seseorang, semakin tinggi pula kreativitasnya atau semakin

mempunyai semangat berkreasi yang tinggi.

Menurut pandangan Boden sebagaimana dikutip oleh Momon

Sudarma, kreativitas itu dapat lahir dalam beberapa bentuk. Tetapi pada

umumnya bentuk kreativitas itu lahir dalam tiga bentuk yaitu:

Pertama, kreativitas lahir dalam bentuk kombinasi. Orang


kreatif adalah mengkombinasikan bahan-bahan dasar yang sudah
ada baik itu ide, gagasan atau produk, sehingga kemudian
melahirkan hal yang baru (novelty).
Kedua, kreativitas lahir dalam bentuk eksplorasi. Bentuk
ini, berupaya melahirkan sesuatu yang baru, dari sesuatu yang
belum tampak sebelumnya. Seperti halnya Thomas A. Edision
menemukan listrik, atau Newton menemukan teori gravitasi.
Mereka itu, dikategorikan kreatif karena mampu mengeksplorasi
hal-hal baru.
Ketiga, yaitu transformasi. Bentuk ini mengubah dari
gagasan kepada tindakan praktis, atau dari kultur pada struktur,
dari struktur pada kultur, dari satu fase pada fase lainnya.
Kreativitas lahir, karena mampu menduplikasi atau
14
mentransformasi pemikiran ke dalam bentuk yang baru.

13
Semiawan R. Conny, Belajar dan Pembelajaran dalam Taraf Usia Dini, (Jakarta:
Prehalindo, 2002), h.77
14
Momon Sudarma, Mengembangkan Keterampilan Berfikir, (Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2013), h. 25-27
11

Hal ini sesuai dengan firman Allah Swt. dalam Surah Ar-R

ayat 11 yang berbunyi:

ٓ‫اِ َّن ال ّٰلّوَ َْل يُغَيِّ ُر َما بَِق ْوٍم َح ّّّٰت يُغَيِّ ُرْوا َما بِاَنْ ُف ِس ِه ْم‬
in : “ ungguhn ll h w i k m u h k n u u k um
sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka
n i i ”15

D l m i Fi Zil lil u ‟ n, i u m nj l k n Allah

Swt. selalu mengikuti mereka dengan memerintahkan malaikat-malaikat

penjaga untuk mengawasi apa saja yang dilakukan manusia untuk

mengubah kondisi mereka, yang nantinya Allah Swt. akan mengubah

kondisi mereka itu. sebab, Allah Swt. tidak akan mengubah nikmat atau

bencana, kemuliaan atau kerendahan, kedudukan, atau kehinaan. Kecuali

jika orang-orang itu mau mengubah perasaan, perbuatan, dan kenyataan

hidup mereka. Maka, Allah Swt. akan mengubah keadaan diri mereka

sesuai dengan perubahan yang terjadi dalam diri dan perbuatan mereka

sendiri. Meskipun Allah Swt. mengetahui apa yang bakal terjadi atas diri

mereka itu adalah sebagai akibat dari apa yang timbul dari mereka.

Sejalan dengan perubahan yang terjadi pada diri mereka.16

Maka, berlakulah kehendak dan sunnah Allah Swt. bahwa sunnah-

Nya pada manusia itu berlaku sesuai dengan sikap dan perbuatan manusia

itu sendiri, dan berlakunya sunnah-Nya pada mereka itu didasarkan pada

bagaimana perilaku mereka dalam menyikapi sunnah ini. Dengan

15
Departemen Agama, Op.Cit., h. 249
16
Sayyid Quthb, Fi Shilalil Qur’an, T j m h n, ad Yasin, (Jakarta: Gema Insani
Press, 2001), jilid II, 194
12

demikian kreativitas tersebut, terdapat benang merah yang menunjukkan

bahwa kreativitas menunjukkan pada pemunculan ide-ide baru yang

memberi nilai tambah bagi seseorang atau organisasi. Memang perspektif

kreativitas tidak tunggal, bahkan konseptualisasinya beragam.17

b. Kepala Madrasah

M nu u u w n D nim, “Kepala madrasah adalah guru yang

mendapatkan tugas tambahan sebagai kepala madrasah.” Sementara

m nu u D n o, “Kepala madrasah adalah pemimpin pada suatu

lembaga satuan pendidikan. Kepala madrasah ialah pemimpin yang

proses kehadirannya dapat di pilih secara langsung, di tetapkan oleh

yayasan, atau di tetapkan oleh pemerintah ”18

Berdasarkan dari dua definisi di atas dapat disimpulkan bahwa

kepala madrasah tugas dari kepala madrasah sama dengan tugas guru,

akan tetapi kepala madrasah juga memiliki tugas tambahan sebagai

panutan dan penggerak suatu lembaga pendidikan. Kepala madrasah

merupakan pemimpin yang terpilih secara langsung, yayasan, atau

ditetapkan dari pemerintah.

Sehubungan dengan itu E, Mulyasa menjelaskan, bahwa kepala

madrasah merupakan salah satu komponen pendidikan yang paling

berperan dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Kepala madrasah

harus memiliki visi dan misi, serta strategi manajemen pendidikan secara

17
Rusdiana, Kewirausahaan Teori dan Praktik, (Bandung: Pustaka Setia, 2014), h. 94
18
Sudarwan Danim, Inovasi Pendidikan dalam Upaya Peningkatan Profesinalisme
Tenaga Kependidikan (Cet. II: Bandung; Pustaka Setia, 2010), h. 145
13

utuh dan berorientasi pada mutu. Strategi ini merupakan usaha sistematis

dan terkoordinasi untuk secara terus menerus memprbaiki kualitas

layanan, sehingga fokusnya diarahkan kepada pelanggan, dalam hal ini

peserta didik, pemakai lulusan, guru karyawan, pemerintah dan

masyarakat.19

Kepala madrasah mempunyai peranan yang penting dalam

menggerakkan kehidupan sekolah dalam mencapai tujuannya. Ada dua

hal yang perlu diperhatikan, pertama, kepala madrasah berperan sebagai

kekuatan sentral yang menjadi kekuatan penggerak kehidupan sekolah,

dan kedua, kepala madrasah harus memahami tugas dan fungsi mereka

demi keberhasilan sekolah serta memiliki kepedulian terhadap para staf

dan siswanya.20

Berdasarkan dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa

peran kepala madrasah/sekolah merupakan peran paling penting dalam

meningkatkan kualitas pendidikan. Kepala madrasah harus memiliki visi

dan misi serta strategi manajemen yang berorientasi pada mutu. Ada dua

hal yang perlu diperhatikan yang pertama kepala madrasah berperan

sebagai kekuatan sentral yang menjadi kekuatan penggerak kehidupan

sekolah dan yang kedua kepala madrasah harus memahami tugas dan

fungsi mereka demi keberhasilan sekolah serta memiliki kepedulian.

c. Kreativitas Kepala Madrasah

19
Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, (Bandung:Remaja Rosdakarya, 2005),
h. 24-26
20
Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoretik dan
Permasalahannya, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011), h. 82
14

Kreativitas adalah daya cipta atau kreativitas adalah proses mental

yang melibatkan pemunculan gagasan atau anggitan baru, atau hubungan

baru antara gagasan dan anggitan yang sudah ada. Dari sudut pandang

keilmuan, hasil dari pemikiran berdayacipta biasanya dianggap memiliki

keaslian dan kepantasan.

Kepala sekolah sebagai penentu kebijakan di sekolah juga harus

memfungsikan perannya secara maksimal dan mampu memimpin sekolah

dengan bijak dan terarah serta mengarah kepada pencapaian tujuan yang

maksimal demi meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan di

sekolahnya yang tentu saja akan berimbas pada kualitas lulusan anak

didik sehingga membanggakan dan menyiapkan masa depan yang cerah.

Karena itu, kepala sekolah harus mempunyai wawasan, keahlian

manajerial, mempunyai karisma kepemimpinan dan juga pengetahuan

yang luas tentang tugas dan fungsi sebagai kepala sekolah.

Kepala sekolah sebagai entrepreneur, ia kreatif dan inovatif dalam

mengembangkan sekolah dengan menciptakan produk/jasa pendidikan,

mampu memasarkan sekolah agar banyak diminati oleh masyarakat,

mampu memanfaatkan dan menciptakan peluang, dan berani mengambil

resiko dengan penuh perhitungan yang matang. Entrepreneur merupakan

seseorang yang memiliki kreativitas suatu bisnis baru dengan berani

menanggung resiko dan ketidak pastian yang bertujuan untuk


15

pertumbuhan usaha berdasarkan identifikasi peluang dan mampu

mendayagunakan sumber-sumber serta memodali peluang ini.21

2. Peningkatan Mutu Lembaga Pendidikan

Pengertian peningkatan secara epistemologi adalah menaikkan

derajat taraf dan sebagainya mempertinggi, memperhebat produksi dan

sebagainya.22 Peningkatan adalah proses perbuatan dan cara meningkatkan

usaha.23 Berdasarkan uraian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa

pengertian peningkatan adalah suatu proses perubahan meningkat, yang

berarti proses perubahan menjadi lebih baik.

Mutu berdasarkan bahasa i “mutu” yang berarti kualitas, tingkat,

derajat, kadar menjadi suatu konsep. Mutu seringkali ditafsirkan dengan

beragam definisi, bergantung kepada pihak dan sudut pandang mana konsep

itu di persepsikan dalam global pendidikan. Menurut KBBI arti mutu adalah

ukuran baik buruk suatu benda, kadar, taraf, kualitas, atau derajat

(kepandaian, kecerdasan, dan sebagainya).24

Priansa dan Somad menyampaikan, bahwa: “Mutu pendidikan

adalah mengacu pada proses pendidikan dan hasil pendidikan. Karena dalam

setiap proses pendidikan ada bahan ajar, metodologi, sarana sekolah,

dukungan administrasi dan sarana prasarana dan sumber daya lainnya serta

21
Bayu dan Suryana Kewirausahaan. (Bandung: Alfabeta , 2010), h. 26
22
Peter Salim dan Yeni Salim, Kamus Bahasa Indonesia Kontenporer, (Jakarta: Modern
Press, 1995), h.160
23
Alwi, Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia, (Jakatra:Balai Puastaka, 2003), hal. 3
24
https://kbbi.web.id/mutu, diakses pada tanggal 15 Januari 2023
16

penciptaan suasana kondusif sehingga hasil pendidikan yang mengacu pada

prestasi akan dapat dicapai oleh sekolah pada kurun waktu tertentu.”25

Berdasarkan dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa mutu

adalah hasil yang diperoleh dengan baik, dan dapat berdaya guna,

bermanfaat untuk proses pendidikan yang terlibat dari berbagai input yaitu

kognitif, afektif dan psikomotorik, metodologinya yaitu kemampuan variasi

dari seorang guru, sarana sekolah, dukungan administrasi dan sarana

prasarana serta sumber daya lainnya untuk menciptakan suasana yang

kondusif.

Untuk menjamin mutu tersebut baik atau tidak dalam pelaksanaan

kegiatan dilembaga pendidikan, memiliki Total Quality Control guna setiap

kegiatan yang dilaksanakan dapat diawali dengan baik, adanya pengendalian

dari pihak sekolah sehingga upaya-upaya yang dilakukan dapat

meningkatkan mutu pengelolaan pendidikan. Ada beberapa dasar yang kuat

dalam melaksanakan suatu program mutu diantaranya adalah sebagai

berikut:

a. Memiliki komitmen untuk suatu perubahan, pengelola yang ingin


menerapkan program mutu, harus memiliki komitmen atau tekad
untuk berubah, sebab peningkatan mutu pada inntinya adalah
melakukan perubahan kearah yang lebih baik, berbobot.
b. Adanya pemahaman yang jelas tentang kondisi yang ada, banyak
yang dialami dalam melaksanakan perubahan karena melakukan
sesuatu sebelum sesuatu itu jelas.
c. Mempunyai visi yang jelas tentang masa depan, perubahan yang
dilakukan hendaknya didasarkan pada visi tentang perkembangan,
tantangan, kebutuhan, masalah, peluang yang akan dihadapi
dimasa yang akan datang.

25
Priansa dan Somad, Manajemen Supervisi dan Kepemimpinan Kepala Sekolah,
(Bandung: Alfabeta , 2014), h. 12
17

d. Mempunyai rencana yang jelas, pegangan dalam proses


pelaksanaan program mutu yang dipengaruhi oleh faktor-faktor
internal maupun eksternal yang akan selalu berubah.26

Mutu dari segi proses mengandung arti efektivitas atau ketepatan dan

efisiensi keseluruhan faktor-faktor atau unsur-unsur yang berperan dalam

proses pendidikan. Tingkat kemampuan lulusan seperti aspek penguasaan

ilmu, keterampilan, dan kecakapan lulusan akan bergantung pada layanan

yang didapatkan selama proses pembelajaran baik layanan proses dari guru

yang berkualitas, layanan saran dan prasarana yang mendukung, serta

lingkungan pendidikan yang mendorong terciptanya iklim pendidikan yang

berkualitas.

Susanto menjelaskan bahwa pendidikan dikatakan bermutu bila

digunakan alat ukur yaitu indikator mutu antara lain:

a. Mutu proses dengan meningkatkan kemampuan dalam


merencanakan dan melaksanakan rencana pemenuhan mutu yang
disusun dan meningkatnya kemampuan untuk memonitor dan
mengevaluasi mekanisme yang telah dilakukan.
b. Mutu output yaitu terwujudnya peningkatan mutu pendidikan
pada satuan pendidikan, yang ditunjukkan dengan meningkatnya
kompetensi pendidik dalam proses pembelajaran.
c. Mutu SDM yaitu seluruh tenaga kependidikan harus benar-benar
kompeten dibidangnya, reputasi penyelenggaraan pendidikan
yang positif dimata masyarakat, sikap dan perilaku seluruh tenaga
kependidikan mencerminkan profesinalisme dan kesopanan.
d. Mutu fasilitas yaitu tersedianya fasilitas belajar yang memadai
secara kuantitatif, kualitatif dan relevan dengan kebutuhan serta
dapat dimanfaatkan secara optimal untuk kepentingan proses
pendidikan dan pengajaran, baik oleh guru sebagai pengajar
maupun murid-murid sebagai pelajar.27

26
Engkoswara dan Komariah, Administrasi Pendidikan, (Bandung: Alphabeta, 2015), h.
316
27
Pendi Susanto, Produktivitas Sekolah, Teori dan Praktik di Tingkat Satuan Pendidikan,
(Bandung: Alfabeta, 2016), h. 158
18

G. Penelitian Terdahulu

Pertama, penelitian Tiarani Mirela (2020) berjudul, “Kreativitas Kepala

M h l m P m n P n i ik n i MI I B n M i h ” Hasil

penelitian yang diperoleh ditemukan bahwa ada tiga (3) bentuk kreativitas

dalam memasarkan pendidikan di MIN 1 Bener Meriah yaitu kombinasi,

kepala madrasah masih melanjutkan beberapa ide dari kepala madrasah yang

terdahulu kemudian ditambah dengan ide-idenya saat ini. eksplorasi beliau

menyalurkan ide-idenya untuk kemajuan sekolah. Dan transformasional ide-

ide baru yang cetuskan oleh kepala madrasah tak berkisar sepintas ide saja

namun diwujudkan dalam bentuk nyata. Sedangkan langkah strategi pemasaran

pendidikan di MIN 1 Bener Meriah menggunakan 4 langkah strategi yaitu:

Identifikasi pasar, kepala madrasah melihat kondisi pasar dan menyesuaikan

keinginan dengan perkembangan zaman serta kebutuhan konsumen.

Segmentasi pasar dan positioning, yaitu kepala madrasah melakukan

pengelompokan pembeli dengan beberapa kreteria. Diferensiasi produk, dilihat

dari kualitas output. Pelayanan sekolah, stategi yang mempengaruhi persepsi

kualitas orang tua murid terhadap sekolah.

Kedua, penelitian Masitha (2018) berjudul, “Kepemimpinan Kepala

Madrasah dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan di MTS Guppi Sapakeke

K c m n Bung K up n Gow ” Hasil penelitian yang diperoleh

ditemukan bahwa kepemimpinan kepala madrasah dalam meningkatkan mutu

pendidikan di MTs Guppi Sapakeke memegang prinsip kepemimpinan

demokratis. Segala upaya dan usaha yang beliau lakukan selalu melibatan
19

pihak- pihak lain sehingga keputusan yang terbaik dapat diambil dengan tidak

mengesampingkan kepentingan bersama. Kendala atau faktor yang sering

muncul adalah masalah kurangnya kesadaran dari siswa dan orang tua siswa

akan arti pentingnya peningkatan mutu pendidikan. Segala upaya telah

dilakukan oleh kepala madrasah demi meminimalisir kendala yang muncul

yaitu dengan mengadakan pertemuan dengan siswa dan orang tua siswa untuk

bersama- sama menjelaskan dan mempersentasikan program yang akan

dilaksanakan sehingga respon positif dari mereka dapat mendukung

keberhasilan peningkatan mutu pendidikan.

Telaah terhadap kedua penelitian terdahulu diperlukan untuk

memberikan pemantapan dan penegasan tentang distingsi penelitian ini.

Peneliti masih melihat adanya persoalan yang belum terjawab (masih ada

peluang baru dengan pendekatan lain pada masalah yang diajukan),

sebagaimana pada tabel berikut:

Tabel G.1 Penelitian Terdahulu yang Relevan


Persoalan yang
No. Peneliti dan Judul Perbedaan Persamaan
Belum Terjawab
1. Tiarani Mirela Memfokuskan Sama-sama  Mengetahui
(2020): pada langkah- mengkaji tentang
“Kreativitas langkah kreatif tentang kreativitas kepala
Kepala Madrasah kepala peran kepala madrasah di MA
dalam Pemasaran madrasah madrasah di Al-Muhajirin
Pendidikan di MIN untuk lembaga Denpasar
I B n M i h” pemasaran pendidikan.  Mengetahui
pendidikan. tentang mutu
lembaga
pendidikan di MA
Al-Muhajirin
2. Masitha (2018): Memfokuskan Denpasar
“K p mimpin n pada prinsip  Mengetahui
Kepala Madrasah kepemimpinan tentang kreatifitas
dalam dalam kepala madrasah
20

Meningkatkan meningkatkan dalam


Mutu Pendidikan mutu meningkatkan
di MTS Guppi pendidikan. mutu lembaga
Sapakeke pendidikan di MA
Kecamatan Al-Muhajirin
Bungaya Denpasar
Kabupaten Gowa”
Sumber Data: Olahan Peneliti tahun 2023

Dari tabel di atas, terlihat masih terdapat ruang tentang persoalan yang

belum terjawab, yang dapat diajukan sekaligus sebagai distingsi penelitian ini,

yakni terkait dengan fokus atau tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

tentang kreativitas kepala madrasah dalam meningkatkan mutu lembaga

pendidikan di MA Al-Muhajirin Denpasar dan untuk mengetahui kendala dan

solusi terkait kreativitas kepala madrasah dalam meningkatkan mutu lembaga

pendidikan di MA Al-Muhajirin Denpasar.

Sementara persamaan antara penelitian terdahulu dengan penelitian ini

adalah sama-sama mengkaji tentang peran kepala madrasah di lembaga

pendidikan. Dengan demikian diharapkan penelitian bisa melengkapi

penelitian-penelitian terdahulu khususnya tentang kreatifitas kepala madrasah

dalam meningkatkan mutu lembaga pendidikan.

H. Kerangka Konsep

Kerangka konsep dalam penelitian ini sebagaimana pada gambar

berikut:

Kreativitas Kepala Mutu Lembaga MA Al-Muhajirin


Madrasah: Pendidikan:
Denpasar Tahun
 Kombinasi  Mutu Proses
Pelajaran
 Eksplorasi  Mutu Output
2022/2023
 Transformasi  Mutu SDM
 Mutu Fasilitas
21

Gambar H.1 Kerangka Konsep Penelitian

Dari gambar di atas, dapat dijelaskan bahwa dalam penelitian ini

meliputi kreativitas kepala madrasah yang memiliki tiga indikator utama yaitu:

1) Kombinasi, 2) Eksplorasi, 3) Transformasi. Hal tersebut dapat berpengaruh

dalam meningkatkan mutu lembaga pendidikan yang memiliki empat indikator

utama, yaitu: 1) Mutu Proses, 2) Mutu Output, 3) Mutu SDM, dan 4) Mutu

Fasilitas. Terakhir adalah cakupan tentang mengatasi kendala yang dihadapi

dan solusi yang dilakukan oleh MA Al-Muhajirin Denpasar tahun pelajaran

2022/2023 yang berkaitan dengan krativitas kepala madrasah dalam

meningkatkan mutu lembaga pendidikan.

J. Metode Penelitian

1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian ini akan dilaksanakan di MA Al-Muhajirin jalan

Waringin No. 42 Desa Tuban, Kecamatan Kuta, Kabupaten Badung,

Provinsi Bali. Waktu penelitian ini akan dilaksanakan mulai Maret sampai

dengan Juli 2023. Peneliti memilih objek penelitian di MA Al-Muhajirin

berdasarkan pertimbangan, bahwa antusiasme calon peserta didik sangat

tinggi, dan yang menjadi tolok ukurnya adalah banyak calon peserta didik

yang tidak mendapat kouta, hal ini diketahui berdasarkan priliminary study,

sehingga peneliti tertarik untuk meneliti lokasi tersebut.

2. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif berjenis

deskriptif. Sugiyono menyatakan, pendekatan kualitatif merupakan metode


22

penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk

meneliti pada kondisi objek yang alamiah (sebagai lawannya adalah

eksperimen).28

3. Penentuan Informan

Sugiyono menyatakan bahwa pada penelitian kualitatif, sampel

penelitiannya bukan dinamakan responden tetapi sebagai narasumber, atau

partisipan dan informan penelitian. Fungsinya untuk memberikan informasi

tentang situasi dan kondisi latar penelitian. Dalam penelitian ini, teknik

sampling yang sering digunakan adalah purposive sampling artinya untuk

gambaran kriteria saja tetapi ketika di lapangan akan menggunakan teknik

snowball sampling. Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel

sumber data dengan pertimbangan tertentu.29

Untuk penentuan key informan dalam penelitian ini, tema

dicantumkan secara purposive jika tidak demikian akan menyulitkan.

Adapun untuk langkah selanjutnya di lapangan memfokuskan dengan teknik

snowball sampling. Adapun kriteria key informan yang ditentukan sesuai

dengan kebutuhan penelitian ini, yakni sebagaimana dalam tabel berikut ini:

Tabel 3.1 Kriteria Key Informan


No. Informan Jumlah Informan
1. Kepala Madrasah MA Al-Muhajirin Denpasar 1
2. Wakil Kepala Madrasah MA Al-Muhajirin 1
Denpasar
3. Guru MA Al-Muhajirin Denpasar 2
4. Staff MA Al-Muhajirin Denpasar 1
5. Wali Murid MA Al-Muhajirin Denpasar 2

28
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2015), h. 145
29
Ibid., h. 218
23

6. Alumni Komite MA Al-Muhajirin Denpasar 1


Total 8
Sumber Data: Elaborasi Data Hasil Preliminary Study tahun 2023
4. Variabel Penelitian, Definisi Operasional, dan Indikator Penelitian

a. Variabel Penelitian

Menurut Kerlinger sebagaimana dikutip oleh Sugiono

menyatakan bahwa variabel adalah konstruk (constructs) atau sifat yang

akan dipelajari, variabel dapat dikatakan sebagai suatu sifat yang diambil

dari nilai yang berbeda. Dengan demikian variabel itu merupakan suatu

yang bervariasi.30

Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu dimulai

dari kedudukan pertama adalah kreativitas kepala madrasah. Kemudian

kedudukan variabel kedua adalah mutu lembaga pendidikan. Adapun

uraiannya sebagai berikut:

1) Variabel Pertama : Kreativitas kepala madrasah

2) Variabel Kedua : Mutu lembaga pendidikan

b. Definisi Operasional

1) Kreativitas Kepala Madrasah

Kreativitas adalah kemampuan untuk menciptakan atau proses

timbulnya ide baru. Pada intinya pengertian kreativitas adalah

kemampuan seseorang untuk menciptakan sesuatu yang baru, baik

berupa gagasan maupun karya nyata, dalam karya baru maupun

kombinasi dengan hal-hal yang sudah ada, dan semuanya relatif

berbeda dengan yang sudah ada sebelumnya. Kreativitas itu adalah


30
Ibid., h. 38
24

kemampuan untuk menciptakan suatu produk yang baru, bisa saja

kombinasi (gabungan), sedangkan unsur-unsurnya sudah ada

sebelumnya. Untuk mengkajinya dilakukan melalui pengamatan

terhadap indikasi terjadinya suatu kreativitas kepala madrasah yakni:

kombinasi, eksplorasi, dan transformasi.

2) Mutu Lembaga Pendidikan

Mutu pendidikan adalah kualitas atau ukuran baik atau buruk

proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang

yang merujuk pada nilai tambah yang diberikan oleh pendidikan serta

pihak-pihak yang memproses serta menikmati hasil-yang akan terjadi.

Untuk mengkajinya dilakukan melalui pengamatan terhadap indikasi

terjadinya suatu mutu lembaga pendidikan yakni: mutu proses, mutu

output, mutu SDM, dan mutu fasilitas.

c. Indikator Penelitian

1) Kreativitas kepala madrasah (Variabel 1):

a) Kombinasi.

b) Eksplorasi.

c) Transformasi.

2) Mutu lembaga pendidikan (Variabel 2):

a) Mutu proses.

b) Mutu output.

c) Mutu SDM.

d) Mutu Fasilitas.
25

5. Jenis, Sumber, dan Teknik Pengumpulan Data

a. Jenis data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data

kualitatif, yang disajikan dalam bentuk verbal, bagan, gambar, dan tabel.

Yang termasuk data kualitatif dalam penelitian ini yaitu gambaran umum

obyek penelitian, meliputi; profil madrasah, visi, misi, sarana dan

prasarana, dan data lain-lain yang dapat menunjang hasil penelitian ini

nantinya.

b. Sumber Data

Sumber data adalah subjek dari mana data didapat dan diperoleh.

Jadi sumber data ini menunjukan asal informasi, sehingga sumber data

dapat diklasifikasikan menjadi dua macam yaitu:

1) Sumber Data Primer

Menurut Sugiyono, sumber data primer yaitu sumber data

yang langsung memberikan data kepada Peneliti.31 Dalam penelitian

kali ini narasumber yang terlibat dalam kreativitas kepala madrasah

dalam meningkatkan mutu lembaga pendidikan ialah: kepala

madrasah, wakil kepala madrasah, dan tenaga kependidikan

(karyawan/staff), dan tenaga pendidik (guru).

2) Sumber Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber kedua

atau sumber sekunder dari data yang peneliti butuhkan. Dengan

31
Sugiono, Op, Cit., h. 308
26

demikian, data sekunder diperoeh dari sumber data sekunder, yaitu

sumber data kedua sesudah sumber data primer.32 Data sekunder

dalam penelitian ini dari hasil observasi, dukomentasi dan arsip yang

berkaitan dan relevan dengan peningkatakan mutu lembaga

pendidikan.

c. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang valid dan akurat, dalam penelitian

ini akan digunakan beberapa teknik, yakni sebagai berikut:

1) Wawancara

Burhan menyatakan, wawancara merupakan satu teknik

pengumpulan data dengan jalan tanya jawab sepihak yang dikerjakan

secara sistematis dan berdasarkan pada tujuan penelitian.33 Tekhnik

wawancara digunakan untuk mengumpulkan data. Maka pada

penelitian ini wawancara dilakukan secara terbuka atau tidak

terstruktur. Wawancara dilakukan dengan mengajukan sejumlah

pertanyaan yang diberikan kepada key informan atau subjek penelitian

yaitu kepala madrasah, guru, staff karyawan, dan wakil kepala

madrasah terkait dengan fokus penelitian.

2) Observasi (Pengamatan)

Observasi tidak terbatas pada orang, tetapi pada objek-objek

alam lain. Sedangkan menurut Sutrisno Hadi sebagaimana dikutip

oleh Sugiono mengemukakan bahwa, observasi merupakan proses


32
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Sosial: Format-Format Kuantitatif dan
Kualitatif (Surabaya: Airlangga University Press, 2006), h. 122
33
Ibid., h. 155
27

yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari proses biologis dan

psikologis.34 Maka dalam penelitian ini digunakan tekhnik observasi

agar pengumpulan data dapat dilakukan dengan melakukan

pengamatan secara langsung.

3) Dokumentasi

Menurut Margono, dokumentasi merupakan cara

mengumpulkan data melalui peninggalan tertulis, seperti arsip-arsip

dan termasuk juga buku-buku tentang pendapat, teori dalil atau

hukum-hukum yang berhubungan dengan masalah penelitian.35

Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto teknik dokumentasi ialah

teknik yang digunakan untuk mencari data mengenai hal-hal atau

variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah,

prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya.36

6. Keabsahan Data

Dalam mendapatkan keabsahan data, maka dalam penelitian

dilakukan teknik pemeriksaan keabsahan data terlebih dahulu. Moleong

menjelaskan bahwa keabsahan data pada penelitian kualitatif dapat

diperoleh melalui triangulasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan

keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain untuk mengecek dan

membandingkan data tersebut.37 Untuk keabsahan data dalam penelitian ini

digunakan teknik triangulasi. Triangulasi diartikan sebagai teknik

34
Sugiono, Op. Cit., h. 145
35
Margono, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), h. 181
36
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT
Rineka Cipta, 2013)., h. 231
37
Lexy J. Moleong, Op.Cit,. h. 330
28

pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik

pengumpulan data dan sumber data yang telah ada.38

7. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

teknik deskriptif kualitatif. Menurut Suharsimi Arikunto menyatakan bahwa

penelitian deskriptif ini merupakan penelitian yang benar-benar hanya

memaparkan apa yang terdapat atau terjadi dalam sebuah kancah, lapangan,

atau wilayah tertentu.39 Langkah-langkah dalam analisa penelitian kualitatif

ini meliputi tiga tahapan yaitu:

a. Reduksi Data

Menurut Sugiyono, mereduksi data berarti merangkum, memilih

hal-hal yang pokok memfokuskan pada hal-hal yang penting, kemudian

dicari tema dan polanya serta membuang yang tidak perlu.40 Data yang

tekah direduksi akan membarikan gambaran yang jelas dan memudahkan

peneliti untuk mengumpulan data selanjutnya. Reduksi ini merupakan

kegiatan merangkum yang dilakukan penulis, dengan memilih hal-hal

pokok yang memfokuskan pada hal-hal penting yang terkait dengan fokus

penelitian.

Data yang direduksi merupakan data yang didapatkan baik

melalui observasi, ataupun hasil wawancara dengan beberapa informan

yaitu: kepala madrasah, guru, tenaga kependidikan/staff, wakil kepala

madrasah MA Al-Muhajirin Denpasar. Data yang telah direduksi akan


38
Sugiyono, Op.Cit., h. 296
39
Suharsimi Arikunto, Op.Cit., h. 3
40
Sugiono, Op.Cit., h. 338
29

memberi gambaran yang jelas dan memudahkan peneliti untuk

mengumpulkan data selanjutnya. Dalam mereduksi data, peneliti akan

dipandu oleh tujuan yang akan dicapai yaitu temuan.

b. Penyajian Data

Menurut Miles dan Huberman sebagaimana dikutip oleh

Sugiyono, penyajian data yang paling sering dalam penelitian kualitatif

adalah dengan teks dan naratif.41 Pada proses ini, upaya penyusunan data

yang relevan dalam bentuk uraian, bagan, atau hubungan antar kategori

agar pembaca akan mengerti proses atau kronologi kegiatan dalam

analisis data, dan apa yang perlu ditindak lanjuti untuk mencapai tujuan

penelitian, sehingga memberi peluang akan adanya penarikan simpulan.

c. Penarikan Simpulan (Verifikasi Data)

Penarikan kesimpulan merupakan hasil penelitiaan yang

menjawab fokus penelitiaan berdasarkan hasil analisa data. Simpulan

disajikan dalam bentuk deskriptif objek penelitiaan dengan berpedoman

pada kajian penelitiaan.42 Verifikasi data dimaksudkan untuk penentuan

data akhir dan keseluruhan proses tahapan analisis, sehingga keseluruhan

permasalahan mengenai kreativitas kepala madrasah dalam

meningkatkan mutu pendidikan di MA Al-Muhajirin Denpasar.

41
Ibid., h. 246
42
Imam Gunawan, Metode Penelitiaan Kualitatif Teori dan Oraktik, (Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2013), h. 211
30

J. Daftar Pustaka

Alwi. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.


Jakarta: PT Rineka Cipta

Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.


Jakarta: PT Rineka Cipta

Bayu dan Suryana. 2010. Kewirausahaan. Bandung: Alfabeta

Bungin, Burhan. 2006. Metodologi Penelitian Sosial: Format-Format


Kuantitatif dan Kualitatif. Surabaya: Airlangga University Press

Conny, Semiawan R. 2002. Belajar dan Pembelajaran dalam Taraf Usia Dini.
Jakarta: Prehalindo

Danim,Sudarwan. 2010. Inovasi Pendidikan dalam Upaya Peningkatan


Profesinalisme Tenaga Kependidikan. Cet. II: Bandung: Pustaka Setia

Engkoswara dan Komariah. 2015. Administrasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Gunawan, Imam. 2013. Metode Penelitiaan Kualitatif Teori dan Oraktik.


Jakarta: PT Bumi Akasara

Margono. 2000. Metodologi Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta

Muh imin & u i h kk 2011 Manajemen Pendidikan. Jakarta: Kencana

Mulyasa. 2005. Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung: Remaja


Rosdakarya

Priansa dan Somad. 2014. Manajemen Supervisi dan Kepemimpinan Kepala


madrasah. Bandung: Alfabeta

Quthb, Sayyid. 2001. Fi Shilalil Qur’an Terjemahan, As’ad Yasin. Jakarta:


Gema Insani

Rusdiana. 2014. Kewirausahaan Teori dan Praktik. Bandung: Pustaka Setia

Salim, Peter dan Yeni Salim. 1995. Kamus Bahasa Indonesia Kontenporer.
Jakarta: Modern Press

Sallis. 2006. Total Quality Management in Education. Yogyakarta: RCiSoD


31

Sopwandin, Iwan. 2021. Manajemen Perpustakaan Perguruan Tinggi. Jakarta:


Guepedia

STAI Denpasar Bali. 2018. Pedoman Penyusunan Skripsi. Denpasar: STAI


Denpasar Bali

Sudarma, Momon. 2013. Mengembangkan Keterampilan Berfikir. Jakarta: Raja


Grafindo Persada

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,


Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta

Susanto, Pendi. 2016. Produktivitas Sekolah, Teori dan Praktik di Tingkat


Satuan Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Wahjosumidjo. 2011. Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoretik dan


Permasalahannya. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Wahjosumidjo. 2011. Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoretik dan


Permasalahannya. Jakarta: Raja Frafindo Persada

Yunus, Mahmud. 2004. Tafsir Qur’an Karim. Jakarta: PT. Hidakarya Agung

Kitab Suci dan Undang-Undang/Peraturan:


1. Alquran dan Terjemahannya (Jakarta: Yayasan Penyelenggaraan
Penterjemah Alquran, dicetak oleh Departemen Agama, 1986)

2. Undang-Undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan


Nasional Pasal 1, Ayat (3) (Jakarta: Redaksi Sinar Grafika dicetak oleh
Kementerian Sekretariat Negara RI, 2003)

3. Undang-Undang RI Nomor 20 tahun 2000 tentang Pendidikan Pasal 1,


Ayat (1) (Jakarta: Redaksi Sinar Grafika dicetak oleh Kementerian
Sekretariat Negara RI, 2000)

Internet:
1. Kho i ul Um m, “K p mimpin n Kepala madrasah sebagai Upaya
M ningk k n Mu u P n i ik n”, Jurnal Ilmu Tarbiyah (2018), (Online),
Vol. 4, No. 1 (2018), (https://ejournal. iaimu, diakses tanggal 14 Januari
2023)
2. https://kbbi.web.id/kreativitas, diakses pada tanggal 15 Januari 2023
3. https://kbbi.web.id/mutu, diakses pada tanggal 15 Januari 2023

Anda mungkin juga menyukai