Surat ijo memiliki nama lain Surat Izin Pemakaian Tanah. Surat tanah yang hanya ada di
Surabaya ini diterbitkan oleh pemerintah setempat sebagai bukti izin pemakaian tanah
aset pemerintah. Tanah yang memiliki surat ijo adalah tanah peninggalan kolonial
Belanda, tanah yang diberikan pemerintah Indonesia dengan Hak Pengelolaan,
dan tanah yang diperoleh pemerintah Kota Surabaya dengan cara pembebasan
tanah serta tukar-menukar.
Pemberian surat ijo dapat dicabut sewaktu-waktu oleh pemerintah apabila tanah
tersebut dibutuhkan pemerintah. Bisa juga karena penerima surat ijo tersebut tidak
melakukan kewajiban yang sudah tertera dalam peraturan.
Khusus untuk surat ijo, surat tanah ini hanya beredar dan berlaku di Kota Surabaya.
Disebut juga Surat Ijin Pemakaian Tanah (Surat Hijau), surat tanah ini merupakan izin
yang diterbitkan pemerintah kota atas pemakaian tanah aset Pemerintah.
Menurut Badan Pengelolaan Tanah dan Bangunan, dasar perolehan/penguasaan tanah
dengan status surat ijo berasal dari:
1. Tanah peninggalan Kolonial Belanda (hak eigendom gementee, besluit) dan
tanah yang diberikan Pemerintah Indonesia dengan Hak Pengelolaan.
2. Tanah yang pengadaannya dilakukan sendiri pemerintah Kota Surabaya
dengan jalan pembebasan tanah (P2TUN) maupun tukar-menukar
(Ruislag).
Landasan hukum yang mengharuskan setiap orang atau badan hukum yang
menggunakan tanah aset Pemkot Surabaya harus memiliki izin Pemakaian Tanah adalah
Perda No.1 Tahun 1997 tentang Ijin Pemakaian Tanah.
Peraturan daerah yang berlaku bagi pemegang Surat Hijau sesuai Perda No.1 Tahun
1997 adalah:
1. Lahan dipergunakan sesuai peruntukan.
2. Selambatnya satu tahun sejak dikeluarkan izin, pemegang surat harus mendirikan
bangunan yang dilengkapi IMB.
3. Dilarang mengalihkan ke pihak lain tanpa izin tertulis kepala daerah atau pejabat
yang ditunjuk.
4. Jika pemegang Surat Ijo meninggal, ahli waris bisa melanjutkan Izin Pemakaian
Tanah dengan mengajukan permohonan ke kepala daerah atau pejabat yang
ditunjuk.
5. Semua pajak dan beban lain ditanggung pemegang izin.
6. Pemegang izin wajib membayar retribusi. Besarnya retribusi dapat berubah
sesuai ketentuan yang ditetapkan.
7. Keterlambatan pembayaran retribusi dikenakan denda:
a. Sampai 3 bulan sebesar 50% dari retribusi yang berlaku.
b. Lebih dari 3 bulan – 1 tahun sebesar 100%.
c. 1 – 2 tahun sebesar 200%.
d. 2 – 3 tahun sebesar 300%.
e. 3 – 4 tahun sebesar 400%.
f. Lebih dari 4 tahun sebesar 500%.
8. Izin bisa dicabut sewaktu-waktu apabila:
1. Tanah tersebut dibutuhkan untuk kepentingan pemerintah daerah.
2. Pemegang izin melanggar ketentuan.
3. Pemegang izin menelantarkan atau tidak memanfaatkan tanahnya selama
lebih dari tiga tahun.
4. Persyaratan yang diajukan untuk mendapatkan izin tidak dapat
dipertanggung- jawabkan.
5. Berdasarkan uraian peraturan di atas, maka setiap orang atau badan
hukum yang akan memakai tanah tersebut, harus terlebih dahulu
memperoleh izin pemakaian tanah dengan mengajukan surat permohonan
pada Walikota Surabaya atau pejabat yang ditunjuk.
6. Setelah mendapatkan izin pemakaian tanah, pemegang izin berkewajiban
membayar retribusi sesuai ketentuan yang berlaku, mematuhi dan
mentaati semua ketentuan yang ditetapkan, serta menggunakan tanah
sesuai peruntukannya. Masa berlaku Surat Hijau/Surat Ijo dibedakan
menjadi:
a. Izin Pemakaian Tanah jangka pendek (2 tahun)
b. Izin Pemakaian Tanah jangka menengah (5 tahun)
c. Izin Pemakaian Tanah jangka panjang (20 tahun)
Namun untuk mengajukan perubahan Surat Hijau menjadi Hak Milik sulit dilakukan, atau
tidak bisa sebelum ada pelepasan aset pemerintah kota dari Walikota yang disetujui
DPRD. Ini dikarenakan sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) yaitu retribusi penyewa
tanah merupakan salah satu penyumbang PAD terbesar bagi Kota Surabaya.
KESIMPULANNYA;
“APAKAH KOTA SURABAYA BAGIAN DARIPADA NEGARA INDONESIA, JIKA SURAT HIJAU
TIDAK SELESAI MAKA PERLU DIPERTANYAKAN PELIMPAHAN PERALIHAN
KEKUASAAN DARI KOLONIAL BELANDA KE PEMERINTAH INDONESIA APAKAH KOTA
SURABAYA TIDAK TERMASUK DIDALAMNYA, DAN KENAPA PEMERINTAH REPUBLIK
INDONESIA YANG KITA CINTAI TIDAK BERBUAT UNTUK KESEJAHTERAAN DAN
KEADILAN BAGI RAKYAT/WARGA KOTA SURABAYA, DIMANA PADAHAL PEMERINTAH
KOTA SURABAYA HANYA DIBERIKAN HAK PENGELOLAAN DAN
DIBERIKAN/DISERAHKANYA APA ADA DOKUMENT YANG MENYERTAINYA PADA
WAKTU ITU SIAPA YANG MENYERAHKAN, MEMBERIKAN, BERDASARKAN APA, DAN
SETERUSNYA”
KALAU DALAM HAL INI PEMERINTAH KOTA SURABAYA MASIH NGEYEL DAN KEKEH,
DENGAN BERDALIH SEMUA PERKARA SURAT IJO DI KEMBALIKAN KE PEMERINTAH
PUSAT, YANG SUDAH MEREKA GAUNGKAN. MARI KITA BUAT PERNYATAAN DARI
MEREKA, YANG MEMANGKU JABATAN TERKAIT DIPEMERINTAHAN SAAT INI, SECARA
PERNYATAAN TERTULIS DAN BERKEKUATAN HUKUM TETAP, MENGIKAT DAN
MEMILIKI KONSEKWENSI HUKUM ATAS SEMUANYA.