PENDAHULUAN
memberikan perlindungan atas hak-hak warga negara, antara lain hak warga
Hak milik atas tanah sebagai salah satu jenis hak milik, sangat penting
bagi negara, bangsa, dan rakyat Indonesia sebagai masyarakat agraria yang
dalam hukum yang baru. Akan tetapi, biasanya hukum yang baru itu belum
seluruhnya lengkap pada saat mulai berlaku. Maka untuk mencegah apa yang
1
2
hukum tanah nasional yang mengatur hubungan antara subjek hukum dengan
tanah beserta sumber daya alam, orang perorangan ataupun badan hukum apat
Peralihan hak atas tanah dapat terjadi karena peristiwa hukum dan
perbuatan hukum. Peralihan hak atas tanah karena peristiwa hukum dapat
menyebabkan beralihnya hak atas tanah, antara lain jual-beli, tukar menukar,
tanah nasional, perbuatan huku yang mengakibatkan beralihnya hak atas tanah
hanya dapat dibuktikan dengan akta yang dibuat oleh Pejabat Pembuat Akta
Tanah (PPAT).3
pemindahan hak atas tanah harus dilakukan para pihak dihadapan Pejabat
1
Boedi Harsono, Hukum Agraria Indonesia: Sejarah Pembentukan Isi dan
Pelaksanaannya, Djambatan, Jakarta, 1997, hlm. 137.
2
Samsaimun, Peraturan Jabatan PPAT Pengantar Peraturan Jabatan Pembuat Akta
Tanah (PPAT) Dalam Peralihan Hak Atas Tanah di Indonesia, Pustaka Reka Cipta,
Bandung, 2018, hlm. 1.
3
Ibid.
3
UUPA dapat terwujud melalui upaya, yaitu tersedianya perangkat hukum yang
tertulis, lengkap dan jelas yang dilaksanakan secara konsisten sesuai dengan
membuktikan hak atas tanah yang dikuasainya, dan bagi pihak yang
kebijaksanaan pertanahan.4
meliputi kepastian status hak yang didaftar, kepastian subjek hak, dan
4
Urip Santoso, Pendaftaran dan Peralihan Hak Atas Tanah, Kencana, Jakarta, 2015, hlm.
2.
5
Ibid.
5
pemegang hak atas suatu bidang tanah satuan rumah susun, dan hak-hak lain
sertipikat adalah surat tanda bukti hak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19
Ayat (2) huruf c UUPA untuk hak atas tanah, hak pengelolaan, tanah wakaf,
hak milik atas satuan rumah susun dan hak tanggungan yang masing-masing
memberi peluang di mana sepanjang ada pihak lain yang merasa memiliki
tanah dapat menggugat pihak yang namanya tercantum dalam sertipikat secara
2 (dua) sisi, yakni di satu sisi secara keperdataan sertipikat merupakan alat
6
Rusmadi Murad, Administrasi Pertanahan Pelaksanaannya dalam Praktik, Mandar
Maju, Bandung, 1997, hlm.46.
6
suatu yang telah ada dan diberikan karena telah memenuhi syarat yang
dalam sistem publikasi negatif, negara tidak menjamin kebenaran data yang
adat, di mana jika seseorang selama sekian waktu membiarkan tanahnya tidak
dengan itikad baik, maka hilanglah hak untuk menuntut kembali tanah
tersebut.9
7
Menurut Utrech, Beschiking adalah suatu perbuatan hukum publik yang bersegi satu
yang dilakukan oleh alat-alat pemerintah berdasarkan suatu kekuasaan istimewa. Adapun
W.F Prins merumuskan sebagai suatu tindakan hukum sepihak dalam lapangan
pemerintahan yang dilakukan oleh alat pemerintahan berdasarkan wewenang yang ada
pada alat atau organ itu. Lihak atas tanah S.F. Marbun, Peradilan Administrasi dan
Upaya Administrasi Indonesia, UII Press, Yogyakarta, 2011, hlm 100.
8
Adrian Sutedi, Sertipikat Hak Atas Tanah, Sinar Grafika, Jakarta, 2017, hlm. 2.
9
Ibid, hlm. 4.
7
Ini berarti, apabila sertipikat tanah diperoleh secara tidak sah atau
kemungkinan gugatan dari pihak lain yang merasa memiliki tanah, ataupun
gugatan dari pihak yang merasa memiliki hak atas tanah yang timbul akibat
jual-beli dan ingin melakukan peralihan hak serta melalukan proses balik
tanah yang telah diputuskan pada pengadilan tingkat pertama oleh Pengadilan
dalam Akta Pengikatan Jual Beli, Pengugat membeli tanah dan bangunan dari
Indonesia, Tbk. Maka, Penggugat hendak melakukan proses balik nama atas
akan tetapi tidak dihiraukan oleh Kantor Badan Pertanahan Nasional, sehingga
sama selaku pembeli telah melakukan transaksi jual beli dua bidang tanah
bangunan tersebut berdasarkan SHM No. 3521 tertulis nama pemilik Abdul
9
Fatah dan SHM No. 3523 tertulis nama pemilik Abdul Fatah dengan aman,
bebas dari tuntutan pihak lain yang menyatakan mempunyai hak terlebih
dahulu atau turut mempunyai hak atas tanah dan bangunan tersebut dengan
tersebut. Akan tetapi pada kenyataannya dalam ingin melakukan proses balik
pihak yang merasa memiliki hak atas sertipikat tanah tersebut, Para Penggugat
adalah jalan terakhir untuk meminta hak atas tanahnya dikembalikan kepada
pemilik tanah hak milik yang sebenarnya. Oleh karena itu, untuk
sangat penting untuk menciptakan kepastian hukum dan memberikan rasa adil
bagi para pihak yang berperkara. Pengadilan merupakan penentu siapa pemilik
diperkarakan.11
11
Adrian Sutedi, Op. Cit, Hlm. 29.
10
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
Pertanahan.
pemegang hak atas tanah dalam proses balik nama berdasarkan putusan
pengadilan.
D. Kegunaan Penelitian
11
1. Kegunaan Teoritis
tanah..
2. Kegunaan Praktis
a. Bagi pemerintah
b. Bagi masyarakat
hak atas tanah yang akan melakukan proses balik nama sertipikat
atas tanah.
12
E. Kerangka Pemikiran
hukum dan putusan-putusan hukum, dan hal-hal tersebut untuk sebagian yang
berarti produk, yakni seluruh pernyataan yang saling berkaitan itu hasil dari
mengandung makna ganda lainnya, yaitu teori tentang hukum dalam arti luas
dan teori hukum dalam arti sempit. Dalam arti luas, berarti menunjuk kepada
atau proses tertentu terjadi. Suatu teori harus di uji dengan mengedepankan
masalah yang kita bicarakan serta lebih baik. Hal-hal yang semula tampak
tersebar dan berdiri sendiri bisa disatukan dan ditunjukan kaitannya satu sama
12
Bruggink, J.J.H, Refleksi Tentang Hukum (Rechts Reflecties, Groundbegrippenuit de
rechstheire),diterjemahkan oleh B. Arief Sidharta, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung,
2006, hlm. 125.
13
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, UI Press, Jakarta, 1998, hlm. 6.
13
akan melahirkan teori-teori yang berbeda, oleh karena itu dalam suatu
baik teori maupun konsepsi merupakan hal yang sangat penting agar tidak
Fungsi teori dalam penelitian ini adalah untuk memberikan arahan atau
landasan teori diarahkan secara khas ilmu hukum, maksudnya penelitian ini
tanah dalam proses balik nama sertipikat atas tanah Diperlukan landasan
teoritis sebagai pisau analisis dalam menjawab rumusan masalah yang telah
dalam penelitian ini adalah teori kepastian hukum dan teori perlindungan
hukum.
14
Satjipto Raharjo, Ilmu Hukum, Citra Aditya Bakti, 2000, hlm. 253.
15
Soerjono Soekanto dan Sri Mahmudji, Penelitian Hukum Normatif, Suatu Tinjauan
Singkat, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2003, hlm. 7.
16
Ashofa Burhan, Metode Penelitian Hukum, Rineka Cipta, Jakarta, 1996, hlm. 19.
14
sifatnya tidak sekedar adaptif dan fleksibel, melainkan juga prediktif dan
antisipatif. Hukum dibutuhkan untuk mereka yang lemah dan belum kuat
ditafsirkan berbeda dan tidak cederai oleh aparat penegak hukum dan
sesuatu.18
17
Satjipto Raharjo, Op. Cit, hlm. 54.
18
Sudikno Mertokusumo, Penemuan Hukum, Citra Aditya Bakti, Bandung, 2009. hlm. 38.
15
interpretasi ini adalah sarana atau alat untuk mengetahui makna Undang-
sendiri.19
tanah terabaikan, hal mana dapat dilihak atas tanah dari tidak adanya
Radburch mengemukakan ada tiga nilai dasar yang ingin dikejar dan
tersebut maka tiga nilai dasar itu sendiri tidak mungkin tercapai.
sejahtera, oleh karena itu pilihan penggunaan sistem hukum nilai dasar
pengayoman (perlindungan).20
Dalam hal proses peralihan hak atas tanah yang terjadi kendala
serta menimbulkan kerugian bagi pemegang hak atas tanah, maka teori
hukum harus dijaga demi keamanan dalam negara, maka hukum positif
selalu harus ditaati, pun pula kalau isinya kurang adil, atau juga kurang
20
Soedirman Kartohadiprodjo, Pancasila Sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia,
diktat kuliah PDIH, Bandung, 2009, hlm xix.
17
bilamana pertentangan antara isi tata hukum dan keadilan menjadi begitu
besar, sehingga tata hukum itu nampak tidak adil pada saat itu tata
Tujuan utama dari hukum itu ialah kepastian hukum, keadilan bagi
hukum, tetapi sesudah negara itu berdiri pada tahun 1945, ternyata masih
hukum Indonesia.22
perundang-undangan;
21
Theo Huijbers, Filsafat Hukum Dalam Lintasan Sejarah, Kanisius, Yogyakarta, 1982,
hlm. 163.
22
Satjipto Rahardjo, Negara Hukum yang Membahagiakan Rakyatnya, Yogyakarta, Genta
Publishing, 2009, hlm. 107. (selanjutnya disebut Sajipto Rahardjo II).
18
kenyataan;
dilaksanakan;
Kepastian hukum merupakan produk dari hukum atau lebih khusus dari
negara;
23
Sidharta, Moralitas Profesi Hukum, Suatu Tawaran Kerangka Berpikir, Refika Aditama,
Bandung, 2006, hlm. 85.
19
aturan hukum tersebut secara konsisten dan juga tunduk dan taat
kepadanya;
tersebut;
mampu menciptakan kepastian hukum adalah hukum yang lahir dari dan
masih baru atau bahkan boleh disebutkan tidak tumbuh bersama adanya
balik nama) mulai diperkenalkan pada tanggal 2 April 1834 (1834 No.
mulai diaktifkan itu pun hanya berlaku atas beralihnya tanah yang
kennis. 24
tanah yang didapat.25Salah satu contoh dalam hal ini misalnya bahwa
dalam pemberian hak atas tanah tidak dikenal lembaga verjaring (uit
tanah, tapi tidak dapat disangkal bahwa pada awalnya tidak ada istilah
memperoleh hak atas tanah dengan uit weizing procedure tersebut, lalu
pendaftaran tanah ini, maka baik sistem, asas, tujuan, dan aturan (in
pemberian hak.
(accuracy);
e. Dengan biaya yang bisa dijangkau oleh semua orang yang hendak
data yuridis dalam bentuk peta dan daftar mengenai bidang-bidang tanah
dan satuan rumah susun, termasuk pemberian surat tanda bukti haknya
27
S.Rowton Simpson, Land and Regristration, Cambridge, University, 1976;260 dalam
A.P Parlindungan, Pendaftaran Tanah di indonesia, Mandar Maju, Bandung, 2004, hlm.
10.
22
dan hak milik atas satuan rumah susun serta hak-hak tertentu yang
28
Adrian Sutedi, Op. Cit, hlm. 208.
23
F. Metode Penelitian
1. Metode Pendekatan
lingkungan tempat itu berlaku. Korelasi ini dapat dilihat dalam kaitan
2. Spesifikasi Penelitian
kasus perikatan.
3. Sumber Data
yang merupkan hasil olahan pendapat dan pikiran para pakar atau
ada, yang digunakan dalam hal ini adalah Kamus Hukum, Kamus
27
penting dan apa yang di pelajari dan apa yang dapat diceritakan kepada
orang lain.37
6. Lokasi Penelitian
Dalam hal ini kasus yang di angkat terjadi didaerah Kota Bekasi,
Jawa Barat dan studi kepustakaan diambil dari beberapa tempat yaitu
35
Hotma Pardoman Sibuea dan Heryberthus Sukartono, Metode Penelitian Hukum,
Krakattauw Book, Jakarta, 2009, hlm. 72.
36
Supriyanto, Penelitian Ilmiah, Tarsito, Bandung, 2009, Hlm. 180.
37
Lecy Maleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Remaja Rosda Karya, Bandung, 2010,
Hlm. 216-217.
28
Universitas Indonesia.
7. Keaslian Penelitian
dilakukan, Tesis ini karya sendiri, semua sumber baik yang dikutip
maupun dirujuk telah disisipkan nama pengarang atau sumber yang telah
dari gagasan dan pemikiran murni penulis pada sudut pandang hukum
sudah pernah ada penelitian dan penulisan dengan tema yang diangkat
pada tesis ini, penulis sampai pada saat mengajukan judul penelitian ini
hak atas tanah. Adapun keaslian penelitian dalam penelitian ini dapat
data sekunder yang terdiri dari bahan hukum primer, bahan hukum
38
Muhammad Zumron, Perlindungan Hukum Bagi Pemegang Sertifikat Hak Milik Atas
Tanah Yang Dibatalkan Proses Pemisahannya Oleh Kantor Pertanahan Oleh Kantor
Pertanahan Kabupaten Sukabumi, Fakultas Magister Kenotariatan, Universitas Jayabaya
Fakultas, 2018.
31
sebelum adanya proses pembuatan Akta Jual Beli dan balik nama
sertipikat.39
keberatan.40
dalam hal judul penelitian, rumusan masalah, lokasi penelitian dan kasus
yang dianalisis.
40
Yuni Wahyuni, Kepastian Hukum Penerbitan Sertipikat Pengganti Sebagai Bukti
Setelah Ditemukannya Sertipikat Yang Asli, Fakultas Magister Kenotariatan, Universitas
Jayabaya, 2017.