Tata cara yang dapat ditempuh : PELEPASAN HAK oleh pemegang Hak
ULAYAT, yang didahului dengan MUSYAWARAH antara calon subyek
pemegang haknya dengan masyarakat hukum adat.
Musyawarah tersebut harus dilakukan terlebih dahulu sebelum segala
ijin yang diperlukan berkaitan dengan penggunaan tanah ULAYAT itu
diterbitkan.
SIAPA YANG BERWENANG
MEMBERI HAK
• PRESIDEN mendelegasikan kewenangan kepada :
1. Kepala BPN atau
BPN SURAT
PENERIMA HAK
KEPUTUSAN
KANTOR WILAYAH BPN
(PROVINCI)
PEMBERIAN KEWAJIBAN :
1. Membayar uang
HAK pemasukan
KANTOR PERTANAHAN KAB/KOTA
2. Mendaftarkan hak atas
(Penelitian Permohonan)
tanah
Membuat :
PEMOHON MENGAJUKAN BUKU TANAH
PENYERAHAN SERTIFIKAT
PERMOHONAN HAK (mengisi SERTIFIKAT TANAH :
KEPADA PEMEGANG HAK
formulir dan memenuhi persyaratan - Salinan Buku Tanah
yang ditentukan) - Salinan Ukur
FUNGSI PENDAFTARAN
(Berkaitan dengan Permohonan Hak kepada negara)
- Sebagai syarat konstitutif lahirnya hak tanah. Artinya jika tidak didaftarkan
haknya tidak lahir.
- Untuk keperluan pembuktian.
Secara yuridis lahirnya hak atas tanah adalah saat dibuatkan Buku Tanah.
Apabila surat-surat telah lengkap diterima, tanggal yang tertera pada Buku
Tanah dan Sertifikat hak atas tanah adalah hari kerja ke 7 sejak diterimanya
surat-surat tersebut secara lengkap
PEMBEBANAN HAK
(Pemberian Hak Baru Diatas Tanah Hak Milik)
Dilakukan apabila :
• Penguasaan tanah yang diperlukan tidak untuk seterusnya.
• Tanah yang tersedia berstatus Hak Milik.
Tanah Hak Milik yang tersedia, dibebani hak baru (yaitu Hak Guna Bangunan, Hak Pakai dan Hak Sewa).
HGB / HP / HS
TANAH
HAK MILIK HAK MILIK
Persamaan Pemindahan Hak dan Pemberian Hak Baru di Atas
Tanah Hak Milik
HM, HGU, HGB, dan Hak Pakai (tanpa atau berikut bangunan yang ada
diatasnya)
• Bahwa pemegang hak atas tanah yang bersangkutan adalah pemilik banguan dan benda
tersebut.
• Dalam Akta Jual Beli nya disebutkan secara tegas bahwa obyek jual beli nya meliputi tanah hak
yang bersangkutan .
• Bahwa pemegang hak atas tanah yang bersangkutan adalah pemilik banguan dan benda
tersebut.
• Dalam Akta Jual Beli nya disebutkan secara tegas bahwa obyek jual beli nya meliputi tanah hak
yang bersangkutan .
A PT. B
WNI
F Kesepakatan :
PT.B mengajukan permohonan hak
(misalnya HGB) kepada 1. A bersedia melepas tanah Hak Milikdilanjutkan
negara, atas dgn
pendaftaran hak. namanya.
Y 2. PT. B bersedia memberikan imbalan uang
kepada A sesuai kesepakatan.
Sertifikat
HM a/n A
SSPH / APH
TANAH HAK
TANAH NEGARA TANAH HGB a/n
MILIK PT. B
PENCABUTAN HAK
Dilakukan apabila :
- Tanah diperlukan untuk kepentingan umum
- Proyeknya tidak dapat dipindahkan ketempat lain.
- Proyeknya tidak untuk mencari keuntungan.
- Musyawarah yang dilaku tidak juga mencapai kesepakatan.
PENGERTIAN PENCABUTAN HAK
Suatu upaya paksa pelepasan hak, apabila tanah yang diperlukan
sudah dikuasai oleh pemegang hak dengan suatu hak atas tanah
tertentu, dan tetap diberikan imbalan kepada bekas pemegang haknya.
Tanah tersebut diperlukan bagi proyek kepentingan umum yang
dilaksanakan oleh pemerintah, tidak dapat dipindahkan kelokasi lain,
dan tidak semata-mata untuk mencari keuntungan.
Pencabutan hak ini harus dilakukan dengan Surat Keputusan Presiden.
Hukum Ketenagakerjaan
• Prof. Iman Soepomo, Hukum Perburuhan adalah himpunan peraturan
baik tertulis maupun tidak, yang berkenaan dengan kejadian di mana
seseorang bekerja pada orang lain dengan menerima upah.
• Molenaar, Hukum Perburuhan adalah bagian dari hukum yang
berlaku, yang pada pokoknya mengatur hubungan antara buruh
dengan majikan, antara buruh dengan buruh dan antara buruh
dengan penguasa. Pada pengertian tersebut hendaklah dibatasi pada
hukum yang bersangkutan dengan orang-orang yang bekerja
berdasarkan perjanjian kerja/bekerja pada orang lain.
Sumber Hukum Perburuhan
Sumber Hukum Tertulis, yakni:
1. Undang-undang;
2. Peraturan-Peraturan;
3. Putusan Pengadilan Hubungan Industrial;
4. Perjanjian;
5. Traktak/Konvensi.
Sumber Hukum Tidak Tertulis, yakni:
Hukum Adat baru menjadi bagian dari ilmu setelah dikemukakan oleh
Van Vollen Houven.
Istilah lain dari Hukum Adat adalah : Hukum Rakyat, Hukum Agama,
Hukum tidak tertulis, Hukum Kebiasaan.
Hukum Adat berasal dari dua kata : “Hukum” dan “Adat”. Adat berasal
dari bahasa Arab yang dalam bahasa Indonesia berarti Kebiasaan.
Kebiasaan itu sendiri berarti perbuatan yang diulang-ulang dalam hal yang
sama, peristiwanya juga sama, orang berbuat hal yang sama (yang
disetujui oleh masyarakat).
Bila digabungkan dengan kata “Hukum” , berarti kebiasaan itu sebagai
aturan yang mempunyai sanksi. Menurut Prof.Hazairin, sanksi merupakan
imbalan dari suatu perbuatan baik positif maupun negative.
Contoh : Orang Batak dilarang kawin dengan orang yang satu marga.
Jika hal ini dilanggar, maka akan mendapat sanksi.
Adat Istiadat : Dalam perkawinan Betawi, harus membawa barang
antaran termasuk kue berbentuk buaya. Dalam perkawinan Jawa ada acara
menginjak telur. Jika hal itu tidak dilakukan /dilanggar, tidak akan
menimbulkan sanksi apapun.
- Hazairin