Bukti tertulis
Pendaftaran
Tanah Pertama Alas hak
Kali Tidak tertulis:
Bentuk
Sporadik
Pendaftaran
Tanah
Pendaftaran Jual beli, hibah
Akta Tanah
peralihan hak dll
Dua Metode Pendaftaran Tanah Pertama
Kali
a. Pendaftaran tanah secara sistematik adalah
kegiatan pendaftaran tanah untuk pertama kali yang
dilakukan secara serentak yang meliputi semua
obyek pendaftaran tanah yang belum didaftar dalam
wilayah atau bagian wilayah suatu desa/kelurahan.
- Pendaftaran Tanah Sistematik Lengkap (PTSL)
b. Pendaftaran tanah secara sporadik adalah kegiatan
pendaftaran tanah untuk pertama kali mengenai satu
atau beberapa obyek pendaftaran tanah dalam
wilayah atau bagian wilayah suatu desa/kelurahan
secara individual atau massal.
12
4. Konversi Hak
• Perubahan, penukaran atau penyesuaian
hak‑hak atas tanah yang ada sebelum
berlakunya UUPA kepada hak‑hak atas tanah
yang diatur dalam UUPA, baik tanah hak barat
dan hak adat maupun tanah yang dipunyai
oleh pemerintah.
• Konversi hak atas tanah berhubungan erat
dengan pendaftaran tanah
13
5. Tujuan Konversi Hak
• Memberikan kepastian hukum kepada setiap
pemegang hak atas tanah karena berlakunya
UUPA yang memakai jenis-jenis hak atas
tanah berbeda dengan sebelumnya.
• Mencegah kekosongan hukum terhadap hak-
hak atas tanah.
• Untuk mendorong unifikasi hak atas tanah
(sebagai langkah awal)
14
6. Dasar Hukum Konversi Hak
• Ketentuan-Ketentuan Konversi pada Bagian Kedua UUPA: 9 pasal angka Romawi dan 24 ayat.
• PMA No. 4 Tahun 1961 tentang Pelaksanaan Konversi Hak-hak Concessie dan Sewa untuk
Perusahaan Kebun Besar.
• PMA No. 13 Tahun 1961 tentang Konversi Hak-hak Eigendom dan Lain-lainnya yang Aktanya belum
Diganti.
• PMPA No. 7 Tahun 1963 tentang Pelaksanaan Konversi Izin Pakai Tanah di Kebayoran Baru (Jakarta).
• Surat Menteri Agraria tanggal 1 Maret 1962, No. Ka 3/1/1, prihal Status Tanah Kotapraja/Kabupaten
yang Dimiliki Berdasarkan UUPA, yang ditindaklanjuti dengan SK. MPA No. SK. 12/KA/1963 tentang
Konversi Hak Opstal dan Erfacht di atas Tanah Eigendom Kotapraja.
• PMA No. 7 Tahun 1965 tentang Pedoman Pelaksanaan Konversi Hak Eigendom tersebut dalam ayat
(3) jo ayat (5) Pasal I Ketentuan Konversi UUPA yang Dibebani dengan Hak Opstal atau Erfacht untuk
Perumahan.
• PMA No. 9 Tahun 1965 tentang Pelaksanaan Konversi Hak Penguasaan atas Tanah Negara dan
Ketentuan-ketentuan Kebijaksanaan selanjutnya.
• Permendagri No. 2 Tahun 1970 tentang Penyelesaian Konversi Hak-hak Barat menjadi Hak Guna
Bangunan dan Hak Guna Usaha.
• Keppres No. 32 Tahun 1979 tentang Pokok-pokok Kebijaksanaan dalam rangka Pemberian Hak Baru
atas Tanah Konversi Hak Barat, yang ditidaklanjuti dengan PMDN No. 3 Tahun 1979 tentang
Ketentuan-ketentuan mengenai Permohonan dan Pemberian Hak Baru atas Tanah Konversi Hak-hak
Barat.
15
7. Pelaksanaan konversi hak
• Atas tanah barat berlaku maksimal hanya 20
tahun sejak 24 Sept 1960
• Atas tanah adat/Indonesia berlaku tanpa
batas waktu
16
Konversi Hak Tanah Barat
• Hak eigendom, dapat dikonversi menjadi:
a. hak milik, jika pemegang haknya memenuhi syarat sebagai pemegang hak milik;
b. HGB untuk waktu paling lama 20 tahun, jika pemegang haknya orang asing (bukan warga
negara Indonesia/WNI) atau mempunyai 2 kewarganegaraan dan badan hukum yang tidak
ditunjuk sebagai yang berhak atas hak milik oleh pemerintah;
c. HP jika pemegang haknya pemerintah negara asing untuk kediaman kepala perwakilan dan
gedung kedutaan, yang berlangsung selama digunakan untuk keperluan tersebut;
d. dalam hal hak eigendom yang seharusnya dikonversi menjadi HGB, sedangkan di atasnya
terdapat hak opstal dan hak erfpacht untuk perumahan yang juga harus dikonversi menjadi
HGB, maka hak eigendom tersebut tidak dikonversi lagi.
• Hak erfpacht untuk perkebunan besar dikonversi menjadi HGU selama sisa waktunya atau
paling lama 20 tahun, sedangkan hak erfpacht untuk perkebunan kecil tidak dikonversi
(hapus).
• Hak consessie dan sewa untuk perusahaan kebun besar bisa dikonversi menjadi HGU dengan
catatan pemegang haknya dalam jangka waktu 1 tahun sejak berlakunya UUPA harus
mengajukan permintaan kepada Menteri Agraria. Jika dalam jangka waktu tersebut tidak
mengajukan permintaan, maka haknya tetap berlangsung sampai selama sisa waktunya tetapi
paling lama 5 tahun, setelah itu berakhir dengan sendirinya.
• Hak opstal dan hak erfpacht untuk perumahan dikonversi menjadi HGB selama sisa waktunya,
tetapi paling lama 20 tahun.
• Hak hypoteek, servituut, vruchtgebruik dan hak‑hak lainnya yang membebani hak eigendom,
tetap membebani hak milik dan HGB hasil konversinya dengan suatu hak menurut UUPA.
• Hak‑hak barat yang memberi wewenang atau mirip dengan hak yang dimaksud dalam Pasal
41 ayat (1) UUPA, HP, seperti hak vruchtgebruik, gebruik, grant, grant controleur, bruikleen,
dikonversi menjadi HP.
17
Konversi Hak Tanah Adat (Indonesia)
• Hak agrarisch eigendom (hak milik adat yang ditundukkan kepada hukum
barat), milik, yasan, anderbeni, hak atas druwe, hak atas druwe desa, pesini,
grant sultan, landerijenbezitrecht, altijddurendeerfpacht, hak usaha atas
tanah partikelir dan hak‑hak lain‑lain yang mirip dengan hak milik (menurut
Menteri Agraria), dikonversi menjadi hak milik.
• Hak ganggam bauntuik (ganggam bauntuak), anggaduh, bengkok, lungguh,
pituwas dan lain‑lain hak yang mirip dengan hak pakai (HP) (menurut Menteri
Agraria), dikonversi menjadi hak pakai. Khusus terhadap hak anggaduh,
walaupun dinyatakan konversinya menjadi hak pakai, namun dengan SK.
Menteri Agraria No. SK. 272/Ka/61, maka hak anggaduh yang turun temurun
(ngango run temurun) dapat dikonversi menjadi hak milik bukan menjadi hak
pakai. Hak serupa ini dapat ditemui di Surakarta dan Mangkunegara yang
memang isi haknya mirip dengan hak milik.
• Hak gogolan, pekulen atau sanggan yang bersifat tetap dikonversi menjadi
hak milik, sedangkan hak gogolan, pekulen atau sanggan yang tidak tetap,
dikonversi menjadi hak pakai. Berdasarkan Surat Keputusan Bersama (SKB)
Menteri Agraria dan Mendagri No. 30/depag/65, No. 11/DDN/1965 dan Surat
Edaran Menteri Agraria tanggal 18 Mei 1965 No. DHK/27/24, hak gogolan
tidak tetap pun dapat dikonversi menjadi hak milik dengan syarat sampai
tanggal 4 Mei 1965, saat dikeluarkannya SKB tersebut, bekas gogol pemegang
hak pakai tersebut masih menguasai/menggarap tanah itu.
18
8. HAK TANGGUNGAN
(Pembebanan Hak Atas Tanah)
Dasar Hukum:
Undang-undang No 4 Tahun 1996 tentang
Hak Tanggungan Atas Tanah Beserta
Benda-benda Yang Berkaitan Dengan Tanah
Jaminan Utang