Anda di halaman 1dari 9

Materi Resiprokal

Bank-bank dari Indonesia menghadapi kendala ketika akan mengembangkan


jaringannya di luar negeri
• Kepemilikan asing pada perbankan dimungkinkan untuk dapat mencapai 99%. Pihak asing dapat masuk ke industri perbankan di
Indonesia melalui beberapa cara yaitu membuka kantor cabang di Indonesia, beroperasi sebagai Anak Perusahaan (subsidiary),
dan melakukan pengambilalihan (akuisisi) atas kepemilikan Bank Umum Swasta Nasional (BUSN).
• Kebijakan yang ada adalah single license dan tidak terdapat pembatasan ekspansi bisnis, baik dari sisi segmen, jaringan,
Indonesia maupun e-channel. Pembatasan yang diterapkan saat ini hanya berlaku untuk bank asing dengan status kantor cabang, yaitu
pembatasan pembukaan kantor yang hanya diperbolehkan di Ibukota Propinsi.
• Otoritas perbankan di Singapura menerapkan multiple license
• Terdapat pembatasan terhadap segmen dan ekspansi bisnis bagi foreign bank, baik dari sisi segmen, cabang maupun e- channel
Singapore dari bank-bank asal Indonesia yang beroperasi di sana

• Otoritas perbankan di Hongkong menerapkan multiple license


• Terdapat pembatasan bisnis bagi foreign bank
Hong Kon g
• Otoritas perbankan di China menerapkan proses dan persyaratan perizinan yang panjang serta dilakukan secara berurutan
(sequential) karena harus melalui beberapa regulatory bodies yang masing-masing memiliki aturan sendiri
• Cabang foreign bank yang baru berdiri, hanya diperbolehkan melakukan transaksi perbankan dalam valuta asing, termasuk
pencatatan transaksi dan pelaporannya
China
• Dari sisi penggalian sumber dana valuta asing, kantor cabang foreign bank hanya diberikan limit atau quota untuk
memperoleh dana asing atau valas dari luar negeri yang dinamakan Foreign Debt Quota (FDQ)
• Otoritas perbankan di Malaysia menerapkan pembatasan porsi kepemilikan asing dimana untuk commercial bank dibatasi
maksimum 30%, sementara untuk bank syariah dibatasi maksimum 70%
• Bank komersial hanya bisa didirikan dalam bentuk Local Subsidiaries dengan minimum capital requirement (baik komersial
maupun syariah) sebesar MYR 300 juta. Pada sisi lain, foreign sharia bank dapat juga mendirikan bank di Malaysia dengan status
“overseas branches”
Malaysia • BNM hanya memperkenankan pendirian 18 kantor cabang dengan komposisi 2 di pusat kota, 4 semi-urban, 2 non-urban dan
10 cabang microfinance sesuai dengan lisensi commercial banking. Tidak ada regulasi atau mekanisme formal untuk
mengusulkan tambahan cabang
• BNM sangat membatasi pemasangan mesin ATM oleh foreign bank sejalan dengan ketentuan pembatasan pendirian cabang
• BNM tidak melarang foreign bank untuk bergabung dalam jaringan ATM Malaysian Electronic Payment Systems (MEPS), namun
biaya-biaya yang dibebankan berbeda dengan bank lokal dan lebih tinggi
2
Sehubungan dengan hal tersebut terdapat beberapa hal perlu dilakukan

• Memperjuangkan kesetaraan atau resiprokalitas bagi Perbankan Nasional yang ingin melakukan
ekspansi ke luar negeri, terutama di negara asal pemilik bank yang saat ini mendapatkan manfaat dari
keterbukaan kepemilikan perbankan di Indonesia.
• Pada hakikatnya, prioritas implementasi resiprokalitas adalah untuk mendorong kesetaraan
kebijakan yang diterima oleh Perbankan Nasional di negara lain.
• Terdapat beberapa hal yang dapat dilakukan terkait hal tersebut yaitu :

1 2
Pengaturan Bank Asing dengan Status Kantor Cabang
Penerapan Multiple License
dan Batas Maksimum
Tidak memberikan izin baru Kepemilikan Asing pada
Bank Asing yang saat ini masuk
ke segmen retail wajib bagi Perbankan Asing, Perbankan Nasional
dikonversi menjadi berbadan untuk membuka Kantor
hukum Indonesia Cabang di Indonesia

3
Bank Asing yang masuk ke segmen retail wajib dikonversi menjadi berbadan
hukum Indonesia

• Saat ini terdapat 10 Bank Asing yang beroperasi di Indonesia


Bank A sebagai Kantor Cabang
• Dari 10 Bank Asing tersebut, terdapat beberapa bank yang
Bank B
mengembangkan bisnis ke segmen retail antara lain melalui
layanan wealth management, bisnis kartu kredit, kredit
Bank C konsumer, termasuk penghimpunan dana retail
• Hal tersebut sangat berisiko karena Bank Asing tersebut hanya
Bank D
berstatus kantor cabang dan tidak berbadan hukum indonesia
Saat ini terdapat 10
Bank Asing yang Bank E
beroperasi di Untuk itu perlu dilakukan beberapa hal sebagai berikut :
Indonesia sebagai
Bank F 1. Bank Asing yang hanya berstatus Kantor Cabang tidak boleh
Kantor Cabang
menghimpun dana retail.
Bank G 2. Sehubungan dengan telah terdapatnya beberapa Bank Asing yang
masuk ke segmen retail, maka bank tersebut harus
Bank H segera berubah status hukumnya, dari yang sebelumnya
kantor cabang menjadi Perseroan Terbatas.
Bank I 3. Konversi kantor cabang menjadi badan hukum harus sesuai
dengan aturan pendirian Bank Baru (misalkan perihal
Bank J minimum modal, dimana apabila diperlukan tambahan modal
maka shareholders harus menginjeksi tambahan modal).
Selain itu perlu dilakukan pula penerapan aturan multiple license

Konsep multiple license adalah perbedaan license untuk bank yang beroperasi di Indonesia atas dasar modal atau
ekuitas, tingkat kesehatan bank, kapabilitas bank, serta treatment dari regulator negara lain kepada Perbankan
Nasional yang beroperasi di negara dimaksud.

Kriteria Multiple License Kriteria multiple license dapat didasarkan pada bentuk badan
a hukum dan dapat dibagi menjadi beberapa tingkatan license:
Branch
license • Lisensi untuk bank asing yang berstatus kantor cabang,
b
yaitu branch license;
Multiple License Basic license • Lisensi untuk bank yang berstatus badan hukum
Banking Intermediate c (Perseroan Terbatas) dengan beberapa leveling, yaitu:
license license • Basic license
Full license
d • Intermediate license
• Full license

Pembatasan bisnis yang didasari oleh jenis lisensi tersebut dapat diperluas berupa :
1. Pembatasan segmen bisnis yang boleh dimasuki
2. Pembatasan cakupan geografis dalam pengembangan jaringan cabang dan e-channel
3. Pembatasan portfolio produk yang dipasarkan
4. Pembatasan pengembangan non-organik
5. Pembatasan kepemilikan terhadap perusahaan anak
Bank Indonesia telah merespon melalui beberapa regulasi untuk mendukung
semangat resiprokalitas

Bank Indonesia telah melakukan pembatasan untuk semua bank-


bank yang beroperasi di Indonesia untuk mengembangkan jaringan
kantornya di seluruh Indonesia (PBI No. 14/26/PBI/2012 tentang
Kegiatan Usaha & Jaringan Kantor berdasarkan Modal Inti).
PBI No. 14/8/PBI/2012 tanggal 13 Juli 2012 tentang
Kepemilikan Saham. Melalui PBI ini, dapat mengurangi
dominasi kepemilikan yang dapat berdampak negatif
terhadap operasional bank serta diharapkan dapat mendorong
PBI yang terkait konsolidasi perbankan dalam rangka memperkuat industri
Resiprokal perbankan nasional.

PBI No. 14/24/PBI/2012 tentang Kepemilikan Tunggal pada


Perbankan Indonesia (Single Present Policy), dimana setiap
pihak hanya dapat menjadi Pemegang Saham Pengendali
(PSP) pada satu bank, kecuali PSP pada 2 bank yaitu bank
konvesional dan syariah atau salah satunya merupakan bank
campuran (joint venture bank).
Terima Kasih
Lampiran
Perbandingan Peraturan Pembukaan Kantor Cabang
Restriction for foreign Restriction for foreign
Country Minimum Bank Capital shareholdings in local Banks shareholdings in local Banks
• No limit, but prior finance minister approval • 25 branches upon approval for qualifying full
• USD 1.2 Bilion (locally incorporated)
required bank license
• USD 150 Milion (Head Office Outside Sing)
• no limit for locally incorporated bank
• Foreign banks may acquire up to 40% of local subsidiary
• No expres s limit but BI approval required,
banks, with execption given for shareholdings
 USD 280 Milion subject to capital adequacy
>40%

• 25% foreign ownership  Up to 4 branches, 1 in bangkok and 3 in


 USD 160 Milion (Commercial Bank) • BOT permits up to 49% foreign ownership
 USD 125 Milion (Bank Subsidiary) other cities
• For > 49%, MF approval required w/ BOT  only 1 branch can be opened per year
 USD 8 Milion (Retail Bnak) recommendation
 USD 600 Milion (Domestic Bank) • Foreign ownership capped at 30% and 70% • Locally incorporated foreign banks can open up to
 USD 150 Milion (Investment Bank) forlocal islamic and investment bank 8 additional branches, subject to a distribution ratio
 USD 91 million (locally incorporated respectively of 1(market centre),
foreign banks) 2(semi-urban), 3(non-urban)

 USD.115 Milion (universal bank) • May acquire up to 60% of voting share with • 6 branches, 3 in location of choice and 3 in location
 USD 55 Milion (Commercial Banks) prior approval from the Monetary Board approved by central bank

 USD 15 Milion (Bank Branch) • Total foreign shareholding in a Vietnamese joint • maximum of 2 branches in 2 main cities
 USD 10 Milion (Join Venture Bank) stock commercial bank is capped at • No limits for other provinces branches linked with
30% of the banks chartered capital bank capital

 USD 10 Milion • only representative offices permited • only representative offices permited
• Regulations ar being developed to allow joint • Regulations ar being developed to allow
 USD 780 Milion (Head Office Outside ventures
Brunei) joint ventures
• No foreign ownership limit • No limit but prior approval required
 USD 78 Milion (Head Office in Brunei)
 USD 23 Milion (Foreign Branch)

 USD 36 Milion (Commerial Bank) • No foreign ownership limit • No limit, but with diferent fees for licensing
 USD 7 Milion (Specialized Bank)

 USD25 Milion (Commercial Bank) • No limit, but with different capital


• No limit, minimum of 30%
 USD 12 Milion (Bank Branch)
requirements
9

Anda mungkin juga menyukai