Anda di halaman 1dari 10

Nama Sekolah : SMAg Katolik Santo Yosef Tana Ai

Tahun Pelajaran : 2022/2023


Mata Pelajaran : Ekonomi
Kelas/ Semester : X IPS/ Genap

Kompetensi Dasar :
3.5 Mendeskripsikan lembaga jasa keuangan dalam perekonomian
4.5 Menyajikan tugas, produk dan peran Lembaga jasa keuangan dalam
perekonomian Indonesia
Indikator pencapaian kompetensi :
3.5.1 Mendeskripsikan bank dan lembanga keuangan bukan bank
3.5.2 Menjelaskan otoritas jasa keuangan
4.5.1 Mempresentasikan tugas, produk serta peran bank dan Lembaga
keuangan bukan bank

Tujuan Pembelajaran :
Setelah mempelajari materi ini, peserta didik diharapkan mampu:
✓ Mendeskripsikan bank dan lembaga keuangan bukan bank
✓ Menjelaskan otoritas jasa keuangan
✓ Memepresentasikan tugas, produk serta peran bank dan Lembaga keuangan bukan
bank

Materi Pembelajaran :
✓ Bank
✓ Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB)
✓ Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

Kegiatan Pembelajaran 1

A. BANK
1. Pengertian Bank
Istilah bank berasal dari bahasa Italia “banco” yang berarti meja atau bangku.
Dalam kehidupan sehari-hari, bank dikenal sebagai Lembaga keuangan yang
menerima simpanan dana dari masyarakat baik dalam bentuk tabungan,
deposito maupun giro. Menurut UU Nomor 10 Tahun 1998 tantang Perbankan,
bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam
bentuk simpanan dan menyalurkannya dalam bentuk kredit dan bentuk-bentuk
lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat.
2. Fungsi Bank
Secara umum, bank berfungsi menghimpun dana dari masyarakat
menyalurkannya Kembali. Menurut Howard D. Crosse dan George H. Hempel
dalam bukunya Management Policies for Commercial Banks, tujuh fungsi pokok
bank yaitu :
✓ Penciptaan kredit
✓ Fungsi giral
✓ Penanaman dan penagihan
✓ Akumulasi tabungan dan investasi
✓ Jasa-jasa trust
✓ Jasa-jasa lain-lain
✓ Perolehan laba untuk imbalan para pemegang saham
Untuk lebih jelasnya, perhatiakan uraian berikut.
a. Penghimpun Dana
Untuk menjalankan fungsinya sebagai penghimpun dana, bank
memiliki beberapa sumber dana :
• Dana sendiri berupa setoran modal waktu pendirian dan dan
penjualan saham di bursa efek jika bank tersebut sudah go
public
• Dana masyarakat yang dikumpulkan melalui usaha perbankan
seperti tabungan, giro atau deposito.
• Dana dari Lembaga keuangan berupa pinjaman seperti kredit
likuiditas dan call money (dana yang sewaktu-waktu dapat
ditarik oleh bank yang meminjam).
b. Penyalur atau Pemberi Kredit
Bank menyalurkan Kembali dana yang dihimpun dalam bentuk kredit
kepada masyarakat yang memerlukan dana untuk kegiatan usaha
(investasi atau modal kerja) atau untuk kegiatan konsumsi. Dengan fungsi
ini diharapkan bank akan mendapatkan sumber pendapatan berupa bagi
hasil atau bunga kredit. Prinsip-prinsip (5C) yang harus diperhatikan
dalam fungsi penyaluran dana adalah sebagai berikut:
• Character/ Karakter
• Capacity/ Kapasitas
• Capital/
• Collateral/
• Condition of economies/ Kondisi ekonomi
Dalam pemberian kredit biasanya terkandung berbagai unsur. Unsur-
unsur yang terkandung dalam pemberian fasilitas kredit adalah :
• Kepercayaan
• Kesepakatan
• Jangka waktu
• Risiko
• Balas jasa
c. Pelayan Jasa
Bank juga berfungsi sebagai “pelayan lalu lintas pembayaran” berupa
transfer dana, inkaso, cek, kartu kredit, e-money dan pelayanan lainnya.
3. Jenis, Prinsip Kegiatan Usaha dan Produk Bank
a. Jenis-jenis Bank
• Berdasarkan kelembagaan
Menurut UU Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan, berdasarkan
aspek kelembagaannya terdapat dua jenis bank yaitu:
Bank Umum (BU) Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
Memberikan jasa dalam lalu Tidak memberikan jasa dalam
lintas pembayaran lalu lintas pembayaran
Menghimpun dana dari Umumnya tidak diperbolehkan
masyarakat dalam bentuk menghimpun dana dalam bentuk
tabungan, deposito dan giro giro, menjalankan usaha
perasuransian dan mengikuti
kliring. Khusus untuk melakukan
transaksu valuta asing, tidak
semua BPR bisa melakukannya,
kecuali yang sudah mendapat
ijinmoney changer dari Bank
Indonesia.
Contohnya: Bank Mandiri, BNI, Contoh : BPRKaryajatnika
BRI, BCA, BII Sadaya, BPR Eka Bumi Artha dan
BPR Sri Artha Lestari
• Berdasarkan kepemilikan
Bank yang saham (modal) seluruhnya atau
Bank
sebagaian besar dimiliki oleh pemerintah.
Pemerintah
Contoh : Mandiri, BNI, BRI, BTN
Bank yang saham (modal) seluruhnya atau
Bank Swasta
sebagaian besar dimiliki oleh swasta nasional.
Nasional
Contoh : Bank Mega dan Bank Bukopin
Bank Bank yang saham (modal) seluruhnya atau
Pembangunan sebagaian besar dimiliki oleh pemerintah daerah.
Daerah Contoh : Bank DKI, Bank Kaltim, Bank NTT
Bank yang saham (modal) dimiliki atau dikuasai
oleh pemerintah, swasta dan atau swasta asing.
Bank Campuran
Contoh : Bank NISP, Bank Permata, Bank CIMB
Niaga, Bank OCBC, Bank Danamon
Bank yang saham (modal) seluruhnya dimiliki
oleh asing. Contoh : BCA, AMRO Bank, Bank of
Bank Asing
America (BOA), Bank of Tokyo (BOT), City
Bank, HSBC
b. Prinsip Kegiatan Usaha Bank
Prinsip kegiatan usaha bank yang berkembang di Indonesia terdiri
atas:
Bank Konvensional
Bank konvensional adalah bank yang dalam menjalankan usahanya
berbasis pada prinsip bunga. Imbalan yang diterima oleh pemilik tabungan,
deposito dan giro dihitung berdasarkan bunga yang diberikan oleh bank.
Bunga merupakan suatu presentase tertentu terhadap besarnya uang yang
dipinjamkan atau disimpan. Penentuan bunga oleh bank konvensional
mempertimbangkan ketentuan bunga acuan dari Bank Indonesia yang biasa
disebut “BI rate”.
Bank Syariah
Bank Syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan uasahanya
berdasarkan prinsip syariah. UU Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan
Syariah, menjelaskan bahwa berdasarkan jenisnya bank syariah dibagi
menjadi dua yaitu Bank Umum Syariah (dalam kegiatannya memberikan jasa
dalam lalu lintas pembayarannya) dan Bank Pembiayaan Rakyat (BPR)
Syariah (dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayarannya). Bank Syariah prinsip hukumnya bersumber pada Hukum
Islam yang melarang hal-hal berikut:
• Perniagaan atas barang-barang yang haram
• Bunga (riba)
• Perjudian dan spekulasi yang disengaja (maisyir)
• Ketidakjelasan dan manipulative (gharar)

Dalam operasionalnya, perbedaan utama antara bank konvensional dan


bank syariah adalah bank konvesnsional menggunakan system bunga sedangkan
bank syariah menggunakan system bagi hasil. Perbdaan antara bunga dan bagi
hasil adalah sebagai berikut:
Bunga (Bank Konvensional) Bagi hasil (Bank Syariah)
Penentuan bunga dibuat pada waktu Penentuan besarnya nisbah bagi hasil
akad dengan asumsi harus selalu dibuat pada waktu akad dengan
untung berpedoman pada kemungkinan
untung-rugi.
Besarnya adalah suatu prosentase Besarnya bagi hasil adalah
tertentu terhadap besarnya uang yang berdasarkan nisbah terhadap
dipinjamkan/ disimpan besarnya keuntungan yang
diperoleh.
Besarnya bunga tetap seperti yang Besarnya bagi hasil tergantung pada
dijanjikan tanpa mempertimbangkan keuntungan proyek/usaha yang
apakah proyek atau usaha yang dijalankan.
dijalankan nasabah untung atau rugi.
Eksistensi bunga diragukan oleh semua Bila usaha merugi, maka kerugian
agama termasuk Islam. akan ditanggung oleh pemilik dana
kecuali kerugian karena kelalaian,
salah urus atau pelanggaran oleh
nasabah.
Tidak ada yang meragukan
keabsahan bagi hasil
c. Produk dan Layanan Bank
Produk bank dapat dikelompokan menurut kegiatan utamanya yakni
menghimpun dana dan menyalurkan dana.
Dalam rangka menghimpun dana dari masyarakat produk bank terdiri
atas tabungan, giro, deposito berjangka dan sertifikat depositi yang secara
umum disebut dengan produk simpanan. Tabungan merupakan simpanan
yang penarikannya hanya dapat dilakukan dengan syarat tertentu. Giro
merupakan simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan
menggunakan cek, bilyet giro atau dengan pemindahbukuan. Cek
merupakan surat berharga atau alat transaksi pembayaran yang diterbitkan
oleh bank sebagai pengganti uang tunai. Cek terdiri atas tiga jenis, yaitu:
• Cek atas nama (Older Cheque) : cek yang mencantumkan nama
penerima dana dan bank akan melakukan pembayaran kepada
nama yang tertera tersebut.
• Cek atas unjuk (Bearer Cheque) : cek yang tidak mencantumkan
nama penerima dan bank akan melakukan pembayaran kepada
siapa saja yang membawa cek tersebut.
• Cek silang (Cross Cheque) : adalah cek atas nama/cek atas unjuk
yang diberikan tanda garis menyilang pada unjuk kiri atas warkat
atau dapat juga diberi tanda garis menyilang sepanjang cek dari
ujung kiri bawah ke ujung kanan atas. Cek tidak dapat diuangkan
secara tunai tetapi hanya dapat dimasukkan kedalam rekening
penerima cek.
Deposito berjangka merupakan simpanan yang pencairannya dilakukan
berdasarkan jangka waktu tertentu. Sedangkan sertifikat deposito adalah
simpanan dalam bentuk deposito yang sertifikat bukti penyimpanannya
dapat dipindahkatangankan dengan jangka waktu tertentu. Di sisi lain, dalam
rangka menyalurkan dana kepada masyarakat bank memiliki produk kredit,
yaitu penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu
berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank
dengan pihak lain yang mewajibkan pihak pmeinjam untuk melunasi
utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.
Selain produk penghimpunan dan penyaluran dana, bank juga
menyediakan jasa-jasa lainnya, antara lain sebagai berikut:
Transfer/kiriman Jasa yang diberikan bank untuk mengirimkan sejumlah
dana uang kepada penerima baik dalam mata uang rupiah
maupun dalam mata uang asing
Safe deposit bok Jasa penyewaan kotak penyimpanan harta atau surat-
(SDB) surat berharga.
Bank garansi Jaminan pembayaran yang diberikan kepada pihak
penerima jaminan apabila pihak yang dijamin tidak
memenuhi kewajiban
Inkaso Jasa yang diberikan bank atas permintaan nasabah
(collection) untuk menagihkan pembayaran surat-surat atau
dokumen berharga kepada pihak ketiga
Kliring (Clearing) Penyelesaian utnag piutang antarbank
Bancassurance Layanan bank dalam menyelesaikan produk asuransi
yang memberi perlindungan dan produk investasi
untuk memenuhi kebutuhan finansial jangka Panjang
nasabah
Debit card Sejenis kartu plastic yang dapat digunakan untuk
menarik uang tunai melalui ATM
Credit card Alat pembayaran dengan cara kredit yang mana
seseorang dapat melakukan transaksi pembayaran
tanpa menggunakan uang cash
Bank notes Uang kertas asing yang merupakan alat pembayaran
yang sah di negara penerbit, namun merupakan
“barang dagangan” di negara lain termasuk Indonesia.
Bank notes juga dikenal dengan istilah valas (valuta
asing)
Referensi bank Keterangan tertulis yang diterbitkan oleh bank atas
permintaan nasabah untuk tujuan tertentu dan bersifat
tidak mengikat, tidak menjanjikan dan tidak
memberikan jaminan
Bank draft Cek yang diterbitkan oleh bank
Letter of credit Cara pembayaran internasional yang memungkinkan
eksportir menerima pembayaran tanpa menunggu
berita dari luar negeri setelah barang dan berkas
dokumen dikirimkan keluar negeri (kepada pemesan)
Traveller’s Cek yang diterbitkan oleh bank atau Lembaga
cheque keuangan bukan bank yang berwenang dalam bentuk
pecahan tertentu untuk digunakan dalam perjalanan
baik di dalam negeri maupun luar negeri
Money changer Pelayanan yang diberikan kepada masyarakat yang
ingin menjual atau membeli mata uang asing tertentu
yang mempunyai catatan kurs pada Bank Indonesia

Menurut Adiwarman A. Karim (2004), prinsip operasional syariah yang


dapat diterapkan dalam perhimpunan dana masyarakat di bank syariah
adalah :
• Prinsip Wadi’ah
• Prinsip Mudharabah
B. LEMBAGA KEUANGAN BUKAN BANK
1. Pengertian LKBB
Lembaga keuangan bukan bank (LKKB) adalah semua badan usaha yang
melakukan kegiatan di bidang keuangan dan secara tidak langsung menghimpun
dana dari masyarakat. LKKB mulai berkembang sejak awal 1970-an dengan
tujuan untuk mendorong pasar modal serta membantu permodalan usaha-usaha
ekonomi kecil.

2. Fungsi LKBB
Secara umum, fungsi dan peran LKKB hamper sama dengan Lembaga
keuangan berbentuk bank. Berikut merupakan fungsi dan peranan Lembaga
keuangan bukan bank (LKKB):
• Menghimpun dana dari masyarakat yang kelebihan dana
• Membantu dalam bidang usaha untuk meningkatkan produktivitas
barang dan jasa
• Memperlancar distribusi barang dan jasa
• Mendorong terbukanya lapangan pekerjaan

3. Jenis, Prinsip dan Produk LKBB


a. Pegadaian
Menurut Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 10 Tahun 1990 tentang
Perusahaan Umum Pegadaian, Pegadaian atau usaha gadai diartikan sebagai
kegiatan menjmainkan barang-barang berharga kepada pihak tertentu guna
memperoleh sejumlah uang dan barang yang dijaminkan akan ditebus sesuai
dengan perjanjian antara dengan Lembaga gadai. Usaha kegiatan gadai,
antara lain :
• Melayani jasa penaksiran
• Melayani jasa penitipan barang
• Memberikan pinjaman dengan jaminan
Perum pegadaian merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang
mempunyai misi ikut membanty program pemerintah dalam upaya
meningkatkan kesejahteraan masyarakat golongan menengah ke bawah.
Berdasarkan keputusan Menteri Keuangan Nomor 39 Tahin 1971, tugas
pokok Perum Pegadaran adalah sebagai berikut:
• Membina perekonomian rakyat kecil dengan menyalurkan kredit atas
dasar hukum gadai kepada para petani, nelayan, pedagang kecil, dan
industry kecil yang bersifat produktif, kaum buruh/pegawai negeri
yang ekonomi lemah dan bersifat konsumtif.
• Ikut serta mencegah adanya pemberian pinjaman yang tidak wajar,
ijon, pegadaian gelap dan praktik riba lainnya.
• Di samping menyalurkan kredit, maupun usaha-usaha lainnya yang
bermanfaat terutama bagi pemerintah dan masyarakat
• Membina pola perkreditan supaya benar-benar terarah dan
bermanfaat dan jika perlu memperluas daerah operasinya
Dasar hukum gadai syariah dalam hal pemenuhan prinsip-prinsip syariah
berpegang pada Fatwa DSN-MUI Nomor 25/DSN-MUI/III/2002 tanggal 26
Juni 2022 tentang rahn yang mengatakan bahwa pinjaman dengan
menggadaikan barang sebagai jaminan utang dalam bentuk rahn
diperbolehkan, dan Fatwa DSN MUI Nomor 26/DSN_MUI/II/2002 tentang
gadai emas. Menurut Andri Soemitera (2009) bahwa pada dasarnya
pegadaian syariah berjalan dengan dua akad transaksi syariah yaitu Akad
Rahn dan Akad Ijarah.
b. Perusahaan sewa guna usaha (Leasing)
Industri pembiayaan (multi finance) di Indonesia mulai tumbuh pada
tahun 1974. Dalam perkembangannya, keberadaan perusahaan pembiayaan
di Indonesia semakin kuat dengan keluarnya Keputusan Menteri Keuangan
Nomor 448/KMK-017/2000 yang disempurnakan denagn Keputusan
Menteri Keuangan Nomor 172/KMK.06/2002 serta Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 84/PMK.012/2006 tentang Perusahaan Pembiayaan.
Salah satu perusahaan pembiayaan di Indonesia adalah Sewa Guna
Usaha (Leasing). Istilah leasing berasala dari Bahasa inggris to lease yang
berarti menyewakan. Menurut Peraturan Menteri Keuangan Nomor 84
tahun 2006 tentang Perusahaan Pembiayaan, SEwa Guna Usaha adalah
kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang modal, baik secara
sewa guna usaha dengan hak opsi (finance lease) maupun sewa guna usaha
tanpa hak opsi (operating lease) untuk digunakan oleh penyewa guna usaha
(lessee) selama jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran secara
berkala. Berdasarkan pengertian sewa guna usaha tersebut dapat diketahui
bahwa kegiatan leasing dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu finance lease
dan operating lease.

c. Perusahaan asuransi
Istilah asuransi berasal dari Bahasa Belanda, yaitu assurantie yang
dalam Bahasa Indonesia diartikan sebagai asuransi. Menurut Andri Soemitra
(2009), istilah asuransi berasal dari Bahasa Latin assecurare yang berarti
“meyakinkan orang”. Menurut UU Nomor 1 Tahun 1992 tentang Usaha
Asuransi, asuransi adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, di mana
pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung dengan menerima
premi asuransi untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena
kerugian, kerusakan dan kehilangan keuntungan yang diharapkan.
Fungsi utama dari asuransi adalah sebagai mekanisme untuk
mengalihkan risiko (risk transfer mechanism), yaitu mengalihkan risiko dari
satu pihak (tertanggung) kepada pihak lain (penanggung). Seseorang yang
memanfaatkan produk asuransi biasanya memegang polis asuransi. Polis
asuransi adalah suatu kontrak perjanjioan yang sah antara penanggung
(perusahaan asuransi) dengan tertanggung, pihak penanggung bersedia
menanggung sejumlah kerugian yang mungkin timbul di masa yang akan
dating dengan imbalan pembayaran (premi) tertentu dari tertanggung.
Asuransi syariah (menurut Fatwa DSN MUI) adalah usaha saling
melindungi dan tolong-menolong di antara sejumlah orang/pihak melalui
investasi dalam bentuk asset dan atau Tabbaru yang memberikan pola
pengambilan untuk menghadapi risiko tertentu melalui akad (perikatan)
yang sesuai dengan syariah.

d. Perusahaan anjak piutang


Kegiatan anjak piutang (factoring) merupakan jenis perusahan yang
relative baru di Indonesia. Dalam operasinya, anjak piutang mengacu pada
Kpeutusan Menteri Keuangan (KMK) Nomor 1251/KMK.013/1998. Dalam
KMK tersebut dikatakan bahwa anjak piutang adalah badan usaha yang
melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk pembelian dan atau
pengalihan serta pengurusan piutang atua tagihan jangka pendek suatu
perusahaan dari transaksi perdagangan dalam atau luar negeri. Jasa-jasa
anjak piutang dapat dibedakan dalam dua jenis, yaitu jasa pembiayaan
(financing services) dan jasa non-pembiayaan (non financing services).
Kegiatan anjak piutang meliputi:
• Pengambilan tagihan suatu perusahaan dengan fee tertentu
• Pembelian piutang perusahaan dalam suatu transaksi perdagangan
dengan harga sesuai kesepakatan
• Mengelola usaha penjualan kredit suatu perusahaan, ynag berarti
perusahaan anjak piutang dapat mengelola kegiatan administrasi
kredit surat perusahaan sesuai kesepakatan.

e. Perusahaan modal ventura


Definisi perusahaan modal ventura menurut Keputusan Presiden
Nomor 61 Tahun 1988 adalah bisnis pembiayaan dalam bentuk penyertaan
modal ke dalam suatu perusahaan yang menerima bantuan pembiayaan
untuk jangka waktu tertentu. Pembiayaan modal ventura lahir sejak
didirikannya PT Bahana Pembina Usaha Indonesia. Perusahaan tersebut lahir
berdasarkan PP Nomor 18 Tahun 1973 yang sahamnya dimiliki oleh
pemerintah. Pembiayaan modal ventura berbeda dengan bank yang
memberikan pembiayaan berupa pinjaman atau kredit.jenis pembiayaan
modal ventura diantaranya adalah equity financing, semi equity financing
dan bagi hasil.
Ciri-ciri utama modal ventura dalah pembiayaan dalam bentuk
penyertaan modal saham (equity financing) dengan jangka waktu tertentu.
Dalam perkembangannya, penyertaan modal tersebut dapat dimodifikasi
menjadi semi equity financing. Dalam mekanisme modal ventura, paling
sedikit ada tiga unsur yang terlibat secara langsung, yaitu pemilik modal,
professional dan perusahaan.

f. Dana pensiun
Menurut UU Nomor 11 tahun 1992 bahwa dana pensiun adalah
badan hukum yang mengelola dan menjalankan program yang menjanjikan
manfaat pensiun. Dengan demikian jelas bahwa ynag mengelola dana
pensiun adalah perusahaan yang memiliki badan hukum seprti bank umum
atau asuransi jiwa. Adapun jenis-jenis dana pensiun menurut UU Nomor 11
tahun 1992 pasal 2 digolongkan menjadi dua, yakni :
• Dana pensiun pemberi kerja (DPPK) : dana pensiun yang dibentuk
orang atau badan yang mempekerjakan karyawan, selaku pendiri
untuk menyelenggarakan program pensiun dengan manfaat pasti bagi
kepentingan Sebagian atau seluruh karyawan sebagai peserta dan yang
menimbulkan kewajiban terhadap pemberi kerja. Pendirian DPPK ini
harus mendapat pengesahan dari Menteri Keuangan.
• Dana pensiun Lembaga keuangan (DPLK) : dan pensiun yang dibentuk
bank atau perusahaan asuransi jiwa untuk menyelenggarakan program
pensiun iuran pasti bagi perseorangan baik karyawan maupun pekerja
mandiri yang terpisah dari DPPK bagi karyawan bank atau perusahaan
asuransi jiwa yang bersangkutan.

Program dan pensiun mengupayakan suatu manfaat pensiun, dengan


cara sebagai berikut :
• Membayar iuran pensiun setiap bulan
• Selanjutnya dikembangkan (diinvestasikan)
• Akhirnya akan membentuk saldo ayau manfaat pensiun
C. OTORITAS JASA KEUANGAN
1. Pengertian OJK
Menurut undang-undang nomor 21 tahun 2011, OJK adalahlembaga yang
independent dan bebas dari campur tangan pihak lain, yang mempunyai fungsi,
tugas, wewenang pengaturan, pengawasan, pemeriksaan dan penyidikan
sebagaimana dimaksud dalam UU OJK. Adanya OJK menjadikan pengaturan
dan pengawasan kegiatan jasa keuangan di sector pasar modal, perasuransian,
dana pensiun, Lembaga pembiayaan dan lembaga jasa keuangan lain beralih dari
Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) ke
Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa OJK adalah
lembaga negara yang independent yang diberi kewenangan untuk menjalankan
tugas pengaturan dan pengawasan industri jasa keuangan di Indonesia.

2. Fungsi, Tugas dan Wewenang OJK


Tujuan Fungsi Tugas
Agar kegiatan jasa Menyelenggarakan Kegiatan jasa keuangan
keuangan di sektor sistem pengaturan dan di sektor perbankan
keuangan terselenggara pengawasan yang
secara teratur, adil, terintegrasi terhadap
transparan dan keseluruhan kegiatan di
akuntabel dalam sektor jasa
keuangan
Agar mampu Kegiatan jasa keuangan
mewujudkan sistem di sektor pasar modal
keuangan yang tumbuh
secara berkelanjutan
dan stabil
Agar mampu Kegiatan jasa keuangan
melindungi di sektor perasuransian,
kepentingan konsumen dana pensiun, lembaga
dan masyarakat pembiayaan dan
lembaga jasa keuangan
lain

Dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya, OJK berkoordinasi dengan


otoritas lain yaitu Bank Indonesia (BI) dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).
Jika terjadi masalah dengan bank, OJK memberikan informasi kepada LPS
sehingga LPS dapat melakukan pemeriksaan terhadap bank terkait dengan
fungsi, tugas dan wewenangnya melalui koordinasi dengan OJK. Demikian pula
apanila bank mengalami kesulitan, OJK akan menginformasikan ke Bank
Indonesia agar melakukan Langkah-langkah yang dibutuhkan sesuai dengan
kewenangnannya.
Koordinasi OJK dengan Bank Indonesia dalam membuat peraturan
pengawasan di bidang perbankan, antara lain :
• Kewajiban pemenuhan modal minimum bank
• Sistem informasi perbankan yang terpadu
• Kebijakan penerimaan dana dari luar negeri, penerimaan dana valuta
asing, dan pinjaman komersial luar negeri
• Produk perbankan, transaksi derivative atau kegiatan usaha bank lain
• Penentuan institusi bank yang masuk kategori systemically important
bank
• Data lain yang dikecualikan dari ketentuan tentang kerahasiaan
informasi.

Anda mungkin juga menyukai