Kompetensi Dasar :
3.5 Mendeskripsikan lembaga jasa keuangan dalam perekonomian
4.5 Menyajikan tugas, produk dan peran Lembaga jasa keuangan dalam
perekonomian Indonesia
Indikator pencapaian kompetensi :
3.5.1 Mendeskripsikan bank dan lembanga keuangan bukan bank
3.5.2 Menjelaskan otoritas jasa keuangan
4.5.1 Mempresentasikan tugas, produk serta peran bank dan Lembaga
keuangan bukan bank
Tujuan Pembelajaran :
Setelah mempelajari materi ini, peserta didik diharapkan mampu:
✓ Mendeskripsikan bank dan lembaga keuangan bukan bank
✓ Menjelaskan otoritas jasa keuangan
✓ Memepresentasikan tugas, produk serta peran bank dan Lembaga keuangan bukan
bank
Materi Pembelajaran :
✓ Bank
✓ Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB)
✓ Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
Kegiatan Pembelajaran 1
A. BANK
1. Pengertian Bank
Istilah bank berasal dari bahasa Italia “banco” yang berarti meja atau bangku.
Dalam kehidupan sehari-hari, bank dikenal sebagai Lembaga keuangan yang
menerima simpanan dana dari masyarakat baik dalam bentuk tabungan,
deposito maupun giro. Menurut UU Nomor 10 Tahun 1998 tantang Perbankan,
bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam
bentuk simpanan dan menyalurkannya dalam bentuk kredit dan bentuk-bentuk
lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat.
2. Fungsi Bank
Secara umum, bank berfungsi menghimpun dana dari masyarakat
menyalurkannya Kembali. Menurut Howard D. Crosse dan George H. Hempel
dalam bukunya Management Policies for Commercial Banks, tujuh fungsi pokok
bank yaitu :
✓ Penciptaan kredit
✓ Fungsi giral
✓ Penanaman dan penagihan
✓ Akumulasi tabungan dan investasi
✓ Jasa-jasa trust
✓ Jasa-jasa lain-lain
✓ Perolehan laba untuk imbalan para pemegang saham
Untuk lebih jelasnya, perhatiakan uraian berikut.
a. Penghimpun Dana
Untuk menjalankan fungsinya sebagai penghimpun dana, bank
memiliki beberapa sumber dana :
• Dana sendiri berupa setoran modal waktu pendirian dan dan
penjualan saham di bursa efek jika bank tersebut sudah go
public
• Dana masyarakat yang dikumpulkan melalui usaha perbankan
seperti tabungan, giro atau deposito.
• Dana dari Lembaga keuangan berupa pinjaman seperti kredit
likuiditas dan call money (dana yang sewaktu-waktu dapat
ditarik oleh bank yang meminjam).
b. Penyalur atau Pemberi Kredit
Bank menyalurkan Kembali dana yang dihimpun dalam bentuk kredit
kepada masyarakat yang memerlukan dana untuk kegiatan usaha
(investasi atau modal kerja) atau untuk kegiatan konsumsi. Dengan fungsi
ini diharapkan bank akan mendapatkan sumber pendapatan berupa bagi
hasil atau bunga kredit. Prinsip-prinsip (5C) yang harus diperhatikan
dalam fungsi penyaluran dana adalah sebagai berikut:
• Character/ Karakter
• Capacity/ Kapasitas
• Capital/
• Collateral/
• Condition of economies/ Kondisi ekonomi
Dalam pemberian kredit biasanya terkandung berbagai unsur. Unsur-
unsur yang terkandung dalam pemberian fasilitas kredit adalah :
• Kepercayaan
• Kesepakatan
• Jangka waktu
• Risiko
• Balas jasa
c. Pelayan Jasa
Bank juga berfungsi sebagai “pelayan lalu lintas pembayaran” berupa
transfer dana, inkaso, cek, kartu kredit, e-money dan pelayanan lainnya.
3. Jenis, Prinsip Kegiatan Usaha dan Produk Bank
a. Jenis-jenis Bank
• Berdasarkan kelembagaan
Menurut UU Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan, berdasarkan
aspek kelembagaannya terdapat dua jenis bank yaitu:
Bank Umum (BU) Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
Memberikan jasa dalam lalu Tidak memberikan jasa dalam
lintas pembayaran lalu lintas pembayaran
Menghimpun dana dari Umumnya tidak diperbolehkan
masyarakat dalam bentuk menghimpun dana dalam bentuk
tabungan, deposito dan giro giro, menjalankan usaha
perasuransian dan mengikuti
kliring. Khusus untuk melakukan
transaksu valuta asing, tidak
semua BPR bisa melakukannya,
kecuali yang sudah mendapat
ijinmoney changer dari Bank
Indonesia.
Contohnya: Bank Mandiri, BNI, Contoh : BPRKaryajatnika
BRI, BCA, BII Sadaya, BPR Eka Bumi Artha dan
BPR Sri Artha Lestari
• Berdasarkan kepemilikan
Bank yang saham (modal) seluruhnya atau
Bank
sebagaian besar dimiliki oleh pemerintah.
Pemerintah
Contoh : Mandiri, BNI, BRI, BTN
Bank yang saham (modal) seluruhnya atau
Bank Swasta
sebagaian besar dimiliki oleh swasta nasional.
Nasional
Contoh : Bank Mega dan Bank Bukopin
Bank Bank yang saham (modal) seluruhnya atau
Pembangunan sebagaian besar dimiliki oleh pemerintah daerah.
Daerah Contoh : Bank DKI, Bank Kaltim, Bank NTT
Bank yang saham (modal) dimiliki atau dikuasai
oleh pemerintah, swasta dan atau swasta asing.
Bank Campuran
Contoh : Bank NISP, Bank Permata, Bank CIMB
Niaga, Bank OCBC, Bank Danamon
Bank yang saham (modal) seluruhnya dimiliki
oleh asing. Contoh : BCA, AMRO Bank, Bank of
Bank Asing
America (BOA), Bank of Tokyo (BOT), City
Bank, HSBC
b. Prinsip Kegiatan Usaha Bank
Prinsip kegiatan usaha bank yang berkembang di Indonesia terdiri
atas:
Bank Konvensional
Bank konvensional adalah bank yang dalam menjalankan usahanya
berbasis pada prinsip bunga. Imbalan yang diterima oleh pemilik tabungan,
deposito dan giro dihitung berdasarkan bunga yang diberikan oleh bank.
Bunga merupakan suatu presentase tertentu terhadap besarnya uang yang
dipinjamkan atau disimpan. Penentuan bunga oleh bank konvensional
mempertimbangkan ketentuan bunga acuan dari Bank Indonesia yang biasa
disebut “BI rate”.
Bank Syariah
Bank Syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan uasahanya
berdasarkan prinsip syariah. UU Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan
Syariah, menjelaskan bahwa berdasarkan jenisnya bank syariah dibagi
menjadi dua yaitu Bank Umum Syariah (dalam kegiatannya memberikan jasa
dalam lalu lintas pembayarannya) dan Bank Pembiayaan Rakyat (BPR)
Syariah (dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayarannya). Bank Syariah prinsip hukumnya bersumber pada Hukum
Islam yang melarang hal-hal berikut:
• Perniagaan atas barang-barang yang haram
• Bunga (riba)
• Perjudian dan spekulasi yang disengaja (maisyir)
• Ketidakjelasan dan manipulative (gharar)
2. Fungsi LKBB
Secara umum, fungsi dan peran LKKB hamper sama dengan Lembaga
keuangan berbentuk bank. Berikut merupakan fungsi dan peranan Lembaga
keuangan bukan bank (LKKB):
• Menghimpun dana dari masyarakat yang kelebihan dana
• Membantu dalam bidang usaha untuk meningkatkan produktivitas
barang dan jasa
• Memperlancar distribusi barang dan jasa
• Mendorong terbukanya lapangan pekerjaan
c. Perusahaan asuransi
Istilah asuransi berasal dari Bahasa Belanda, yaitu assurantie yang
dalam Bahasa Indonesia diartikan sebagai asuransi. Menurut Andri Soemitra
(2009), istilah asuransi berasal dari Bahasa Latin assecurare yang berarti
“meyakinkan orang”. Menurut UU Nomor 1 Tahun 1992 tentang Usaha
Asuransi, asuransi adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, di mana
pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung dengan menerima
premi asuransi untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena
kerugian, kerusakan dan kehilangan keuntungan yang diharapkan.
Fungsi utama dari asuransi adalah sebagai mekanisme untuk
mengalihkan risiko (risk transfer mechanism), yaitu mengalihkan risiko dari
satu pihak (tertanggung) kepada pihak lain (penanggung). Seseorang yang
memanfaatkan produk asuransi biasanya memegang polis asuransi. Polis
asuransi adalah suatu kontrak perjanjioan yang sah antara penanggung
(perusahaan asuransi) dengan tertanggung, pihak penanggung bersedia
menanggung sejumlah kerugian yang mungkin timbul di masa yang akan
dating dengan imbalan pembayaran (premi) tertentu dari tertanggung.
Asuransi syariah (menurut Fatwa DSN MUI) adalah usaha saling
melindungi dan tolong-menolong di antara sejumlah orang/pihak melalui
investasi dalam bentuk asset dan atau Tabbaru yang memberikan pola
pengambilan untuk menghadapi risiko tertentu melalui akad (perikatan)
yang sesuai dengan syariah.
f. Dana pensiun
Menurut UU Nomor 11 tahun 1992 bahwa dana pensiun adalah
badan hukum yang mengelola dan menjalankan program yang menjanjikan
manfaat pensiun. Dengan demikian jelas bahwa ynag mengelola dana
pensiun adalah perusahaan yang memiliki badan hukum seprti bank umum
atau asuransi jiwa. Adapun jenis-jenis dana pensiun menurut UU Nomor 11
tahun 1992 pasal 2 digolongkan menjadi dua, yakni :
• Dana pensiun pemberi kerja (DPPK) : dana pensiun yang dibentuk
orang atau badan yang mempekerjakan karyawan, selaku pendiri
untuk menyelenggarakan program pensiun dengan manfaat pasti bagi
kepentingan Sebagian atau seluruh karyawan sebagai peserta dan yang
menimbulkan kewajiban terhadap pemberi kerja. Pendirian DPPK ini
harus mendapat pengesahan dari Menteri Keuangan.
• Dana pensiun Lembaga keuangan (DPLK) : dan pensiun yang dibentuk
bank atau perusahaan asuransi jiwa untuk menyelenggarakan program
pensiun iuran pasti bagi perseorangan baik karyawan maupun pekerja
mandiri yang terpisah dari DPPK bagi karyawan bank atau perusahaan
asuransi jiwa yang bersangkutan.