Anda di halaman 1dari 3

Bogor, 6 November 2020

Kepada Yth.
Menteri Agraria dan Tata Ruang / Kepala Badan Pertanahan Nasional
Bapak Dr. Sofyan A. Djalil, S.H. MA., M.ALD.
Di Jl. Sisingamangaraja No.2.
Kebayoran Baru, Jakarta Selatan,
DKI Jakarta 121102.

Perihal: Permohonan & Pengaduan

Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatu.

Dengan segala kerendahan hati dan penuh harapan melalui surat ini kami sampaikan
Permohonan dan Pengaduan kepada Menteri Agraria Tata Ruang & Badan Pertanahan
Nasional Bapak Dr. Sofyan A. Djalil, S.H, M.A, M.A.L.D. selaku pimpinan tertinggi di
Kementrian Agraria Tata Ruang & Badan Pertahanan Nasional, untuk memberikan perhatian
khusus dan memberikan keputusan (Beschiking) terkait sengketa antara klien kami dengan PT.
Darmo Grande, PT. Darmo Satelit Town, dan PT. Dharma Land, yang telah terjadi sejak tahun
1972. Adapun sengketa yang dimaksud adalah perselisihan sengketa pengakuan hak atas tanah
seluas 35.4 Ha yang terletak di Tanjung Sari, Kecamatan Sukomanunggal, Kota Surabaya.

Adapun kronologis singkat sebagai berikut:


1. Bahwa bermula tahun 1972 Pemerintah Daerah Surabaya, memberikan ijin prinsip dan ijin
lokasi kepada CV. PEMBANGUNAN DARMO, yang saat ini telah berubah menjadi 3
(tiga) PT yaitu, PT. DARMO GRANDE, PT. DARMO SATELIT TOWN, PT.
DHARMALA LAND yang akhirnya bersengketa dengan 96 warga pemilik lahan tanah
yang tercatat dibuku Leter C desa sebagai hak pemilik tanah (tanah sawah).
2. Bahwa pada tahun 1973, terjadi pembebasan tanah oleh Panitia Pembebasan Tanah Untuk
Negara (P2TUN) dan sejak saat itu juga terjadi penyerobotan tanah hak milik 96 warga
(tanah sawah) oleh ketiga PT tersebut seluas 354.392 (35,4 Ha)
3. Bahwa Badan Pertanahan Nasional Kota Surabaya telah menerbitkan SHGB No. 2803 dan
SHGB No.2804 diatas lahan tanah milik 96 warga Kelurahan Tanjung Sari
4. Bahwa berdasarkan laporan dari Lurah yang diteruskan oleh Camat ke Wali Kota Surabaya
maka Wali Kota Surabaya mengeluarkan Surat tertanggal 7 Februari 2005,
No.593/518/4366.1.1/2005 perihal Permohonan Peninjauan Kembali terhadap Sertifikat
tanah yang terletak diwilayah Kelurahan Tanjungsari.
5. Bahwa pada tanggal 21 Februari 2005 Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat
Republik Indonesia mengirimkan Surat kepada Kepala BPN dan Walikota Surabaya perihal
Penyelesaian Kasus Tanah di Kelurahan Tanjung Sari.
6. Bahwa pada tanggal 2 Maret 2005 Walikota Surabaya membentuk Tim Penelitian masalah
Tanah yang ada di Kelurahan Tanjungsari dengan Surat Keputusan Wali Kota Surabaya No.
188.45/123/436.1.2/2004
7. Bahwa dari hasil penelitian tersebut memang benar PT. DARMO GRANDE, PT. DARMO
SATELIT TOWN, PT. DHARMALA LAND melakukan penyerobotan tanah milik 96
warga Kelurahan Tanjungsari.
8. Bahwa Pada tanggal 10 September 2014 Dinas Cipta Karya melakukan pemeriksaan dan
hasilnya pembangunan tersebut tidak dilengkapi dokumen terlebih dahulu.

LINGKUP PERADILAN
1. Bahwa Putusan Nomor: 1080/Pdt.G/2015/PN.Sby menyatakan obyek sengekata tanah seluas
35 (tiga puluh lima) Hektar yang terletak di kelurahan Tanjung Sari merupakan bagian yang
dikuasai oleh Perusahaan yang sudah bersertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 2083 dan
Nomor 2084 adalah sah menurut hukum milik 96 Warga Tanjung Sari serta menyatakan
perbuatan Perusahaan atau siapapun juga baik sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama
menguasai obyek sengketa sejak tahun 1973 hingga sekarang merupakan perbuatan
melawan hukum yang merugikan para warga.
2. Bahwa Perusahaan tersebut mengajukan upaya banding ke Pengadilan Tinggi Surabaya
dengan Nomor 140/Pdt/2017/PT.SBY dan putusan Pengadilan Tinggi menyatakan kami
kalah dengan membatalkan putusan Pengadilan Negeri
3. Bahwa upaya kasasi ke Mahkamah Agung dengan Putusan Nomor 781.K/Pdt/2018 pada
pokok amar putusannya membatalakan Banding Pengadilan Tinggi Surabaya
No:140/Pdt/2017/PT.SBY, dan memerintahkan untuk Perusahaan terkait mengembalikan
hak atas kepemilikan tanah kepada Warga Tanjung Sari dan memerintahkan pada
Kementrian ATR/BPN sebagai lembaga yang berwenang untuk membatalkan SHGB
No.2083 dan SHGB No.2084 dan mengembalikan hak nya kepada 96 warga Tanjung Sari.

Dengan uraian yang telah kami uraikan diatas, maka dengan ini kami memohon dengan segala
hormat untuk memberikan teguran dan/atau hukuman atas pelanggaran tidak menindaklanjuti Surat
Walikota Surabaya pada tahun 2005, tidak menindaklanjuti Surat Perintah dari Menteri Koordinator
Kesejahteraan Rakyat 21 Peburari 2005, dan Surat Kepala BPN atas nama Prof.Luthfi yang
memerintahkan BPN Jawa Timur untuk membatalakan SHGB 2083 dan SHGB 2084 dan
mengembalikan kepemilikan hak atas tanah dimaksud kembali kepada 96 warga Tanjung Sari.
Adapun harapan dan permintaaan kami agar Menteri Agraria Tata Ruang / Badan Pertanahan
Nasional untuk mengeluarkan surat keputusan yang memerintahkan kepada jajaran terkait untuk :
1. Mengembalikan sertifikat hak atas tanah seluas 353.359 m2 (tiga ratus lima puluh empat
ribu tiga ratus lima puluh Sembilan);
2. Membatalkan SHGB bernomor 2083 dan 2084 PT DARMOLAND.
3. Memberikan kesempatan kepada 96 warga Tanjung Sari untuk dapat melakukan
permohonan penerbitan Sertifikat Hak atas tanah dimaksud.

Demikian Surat permohonan dan pengaduan ini kami sampaikan, Besar harapan kami agar
Bapak Menteri Agraria dan Tata Ruang/ Kepala Badan Pertanahan Nasional dapat bersikap bijak
terhadap permasalahan diatas melihat telah hilangnya hak-hak yang dijamin konstitusi atas
kepemilikan atas tanah setiap warga negara dan terlebih lagi agar permasalahan yang telah
berlangsung sejak tahun 1972 ini dapat diselesaikan, atas perhatianya diucapkan terima kasih.

Hormat Kami,
Atas Nama Kuasa Hukum
Bangkit, Baswedan & Partners
Advovates & Counsellor at Law

Ahmad Rizqi Robanni Kaban, S.H

Anda mungkin juga menyukai