Anda di halaman 1dari 25

EKSPOSE PENANGANAN

PERKARA AN. PT. BERLIAN


MITRA INTI (PT. BMI)
Kejaksaan Tinggi Riau
26 Agustus 2021
IDENTITAS TERSANGKA
 Nama : PT. BERLIAN MITRA INTI (PT. BMI);
 Nomor dan Tanggal Akta Pendirian Korporasi : Berdasarkan Akta Nomor :
14 Tanggal 10 Mei 2011, dan beberapa kali sudah mengalami perubahan,
antara lain dengan Akta Nomor : 145 Tanggal 24 Maret 2020;
 Nomor dan tanggal Akta Korporasi pada saat peristiwa pidana :
Berdasarkan Akta Nomor : 145 Tanggal 24 Maret 2020
 Tempat Kedudukan : Di Desa Jambai Makmur, Kecamatan Kandis
Kabupaten Siak Propinsi Riau.
IDENTITAS TERSANGKA
 Kebangsaan : Indonesia;
 Jenis/ Bidang Usaha : Perkebunan Kelapa Sawit;
 NPWP : 02.711.014.6.7-213.000;
 Yang diwakili oleh Pengurus/ Kuasa, bertindak untuk dan/atas nama
Tersangka, yaitu :
1. Nama : CHARLES, B.Sc;
2. Pekerjaan : Direktur PT. BERLIAN MITRA INTI (PT.
BMI).
KASUS POSISI
 Bahwa PT. BERLIAN MITRA INTI (PT. BMI) yang
bergerak di bidang perkebunan kelapa sawit pada tanggal
03 Maret 2014 melalui suratnya Nomor :
02/BMI/III/2014 mengajukan Permohonan Izin Lokasi
Perkebunan Kelapa Sawit di Desa Jambai Makmur
Kecamatan Kandis Kabupaten Siak Propinsi Riau untuk
lahan seluas 1.209,50 Ha (seribu dua ratus sembilan koma
lima puluh hektar).
KASUS POSISI
 Bahwa atas permohonan izin lokasi tersebut Kepala Badan Penanaman Modal dan
Pelayanan Perizinan Terpadu (BPMP2T) Kabupaten Siak Sri Indrapura melalui
keputusannya Nomor : 11/BPMP2T-IL/KPTS/2014 tanggal 07 Nopember 2014,
hanya memberikan izin lokasi dari luasan yang dimohonkan ; seluas 148,8 Ha
(seratus empat puluh delapan koma delapan hektar). Sedangkan sisanya antara lain :
a. Seluas 100,65 Ha (seratus koma enam puluh lima hektar) karena termasuk lahan
gambut maka tidak dikeluarkan izin lokasi sehubungan dengan adanya ketentuan
penundaan izin baru terhadap lahan gambut;
b. Terhadap areal seluas 960,57 Ha (sembilan ratus enam puluh koma lima puluh
tujuh hektar) yang merupakan Hutan Produksi Tetap (HPT) maka terhadap PT.
BMI diwajibkan untuk melakukan proses tukar menukar kawasan hutan ke
Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup.
KASUS POSISI
 Bahwa terhadap lahan seluas 148,8 Ha (seratus empat puluh delapan koma delapan
hektar) yang telah diberikan Izin Lokasi itu kemudian telah mendapat persetujuan
Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH) berdasarkan Surat Kepala Dinas
Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Siak, Nomor :
660/DPMPTSP/DPLH/17/2021 tanggal 12 April 2021, (surat DPLH ini baru keluar
setelah terjadinya kebakaran lahan PT. BMI);
 Bahwa meskipun luasan lahan yang telah diberikan izin lokasi dan mendapat
persetujuan DPLH nya itu seluas 148,8 Ha (seratus empat puluh delapan koma
delapan hektar), akan tetapi sejak PT. BMI mengajukan permohonan izin lokasi tahun
2014 tersebut. Ternyata PT. BMI telah melakukan kegiatan perkebunan diluar lahan
areal seluas 148,8 Ha itu, yakni telah membuka dan menanam sawit pada Blok G1,
G2, G3, F3, F4 dan F5 Desa Jambai Makmur Kecamatan Kandis Kabupaten Siak.
KASUS POSISI
 Bahwa terhadap penguasaan lahan pada areal yang tidak memiliki perizinan
(termasuk Izin Lokasi, Izin Lingkungan dan Izin Usaha Perkebunan) dalam
melaksanakan kegiatan perkebunannya PT. BMI tidak dilengkapi sarana dan
prasarana pengendalian kebakaran yang memadai sebagaimana diatur didalam
Permentan Nomor 5 Tahun 2018 tentang Pembukaan dan/atau Pengelolaan Lahan
Perkebunan Tanpa Membakar, yakni :
1. Organisasi Pengendalian Karhutla yang berdasarkan ketentuan wajib dimiliki 2
(dua) regu yang masing-masing regu berdasarkan luasan yang dikuasai PT. BMI
sebanyak 15 (lima belas) orang, tetapi PT. BMI hanya memiliki 1 (satu) regu dan
personilnya merangkap dalam jabatan lain di perkebunan;
KASUS POSISI
2. PT. BMI hanya memiliki 1 (satu) unit menara pemantau api yang
seharusnya berdasarkan luasan 1.209,50 Ha wajib memiliki 2 (dua) unit
menara yang dilengkapi dengan peralatan dukung yang ada diatasnya,
seperti teropong binocular, kompas, peta dan lain-lainnya;
3. PT. BMI tidak memiliki sarana pemantau titik panas yaitu perangkat
komputer yang terhubung dengan jaringan internet dan menara pemantau
api;
4. Sarana Transportasi yang meliputi pengangkut personil, pengangkut
peralatan, sarana patroli ; PT. BMI hanya memiliki 1 (satu) unit mobil bak
terbuka untuk semua kegiatan tersebut.
KASUS POSISI
 Bahwa dokumen lingkungan berupa Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan
Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) penting artinya sebagai pedoman bagi
perusahaan untuk melindungi lahannya dari kemungkinan terjadinya sebaran
dampak penting antara lain antisipasi dan perlindungan terhadap terjadinya ancaman
bahaya kebakaran lahan;
 Bahwa pada lokasi lahan yang tidak memiliki dokumen lingkungan tersebut,
berdasarkan data citra satelit Terra/Aqua Modis pada tanggal 29 Pebruari 2020
sekira pukul 08.00 Wib terdeteksi titik panas/hotspot sebanyak 2 (dua) titik.
Berdasarkan data citra satelit SNPP Viirs terdeteksi titik panas/hotspot sebanyak 5
(lima) titik. Berdasarkan data citra satelit NOAA-20 terdeteksi titik panas/hotspot
sebanyak 8 (delapan) titik.
KASUS POSISI
 Bahwa dengan tidak bekerjanya early warning system dan early detection system
sebagai alat pendeteksi dini, karena ketidaklengkapan sarana dan prasarana
pengendalian kebakaran yang dimiliki PT. BMI maka titik-titik panas yang
terdeteksi tersebut berkembang menjadi titik api yang membakar lahan pada blok-
blok tanaman yang sudah ditumbuhi kelapa sawit di Blok G1, G2, G3, F3, F4 dan
F5 Desa Jambai Makmur Kec. Kandis Kab. Siak;
 Bahwa seharusnya PT. BMI melakukan pemantauan dari menara pengamat api yang
terkoneksi ke jaringan internet pemantauan titik panas dan patroli dari organisasi
yang bertanggung jawab secara berkelanjutan, sehingga dapat merncegah titik panas
supaya tidak berkembang menjadi titik api.
KASUS POSISI
 Bahwa dari hasil ground checking yang dilakukan oleh Ahli Kebakaran
Hutan dan Lahan Prof. DR. Ir. BAMBANG HERO SAHARJO, M.Agr,
memastikan titik panas/hotspot yang terdeteksi berdasarkan data beberapa
citra satelit diatas, berasal dari dalam areal lahan PT. BMI;
 Bahwa kebakaran yang terjadi sejak tanggal 29 Pebruari 2020 baru dapat
dipadamkan setelah petugas TNI/Polri dibantu oleh Regu Damkar PT.
Ivomas, Manggala Agni, Masyarakat Peduli Api dan Petugas Pemadam
Kebakaran dari PT. BMI yang berupaya memadamkan sehingga api dapat
dikendalikan dan dipadamkan pada tanggal 04 Maret 2020.
KASUS POSISI
 Bahwa sebelum terjadi kebakaran pada tanggal 29 Februari 2020, berdasarkan
keterangan saksi PAIMAN (Masyarakat Peduli Api/ MPA), di lahan PT. BMI
tersebut pernah terjadi kebakaran yaitu pada tahun 2016 yang menghanguskan
lahan seluas ± 16 Ha dan pada tahun 2017 menghanguskan lahan seluas ± 20
Ha serta pada tahun 2019 telah terjadi 2 (dua) kali kebakaran;
 Bahwa berdasarkan keterangan Ahli Prof. DR. Ir. BAMBANG HERO
SAHARJO, M.Agr, menyatakan telah terjadi kebakaran dengan sengaja
melalui pembiaran oleh Tersangka PT. BMI dan berdasarkan keterangan Ahli
Kerusakan Tanah akibat Kebakaran Lahan DR. Ir. BASUKI WASIS, M.Sc,
menyatakan bahwa telah terjadi kerusakan tanah akibat kebakaran yang
melampaui kriteria baku mutu berdasarkan PP Nomor 04 tahun 2001.
KASUS POSISI
 Bahwa akibat kebakaran yang terjadi telah menghanguskan blok-blok
tanaman tersebut yang diketahui luasannya setelah pengukuran seluas 94,66
Ha (sembilan puluh empat koma enam puluh enam hektar);
 Bahwa berdasarkan keterangan Ahli Prof. DR. Ir. BAMBANG HERO
SAHARJO, M.Agr, menyatakan telah terjadi kebakaran dengan sengaja
melalui pembiaran oleh Tersangka PT. BMI dan berdasarkan keterangan Ahli
Kerusakan Tanah akibat Kebakaran Lahan DR. Ir. BASUKI WASIS, M.Sc,
menyatakan bahwa telah terjadi kerusakan tanah akibat kebakaran yang
melampaui kriteria baku mutu berdasarkan PP Nomor 04 tahun 2001.
RIWAYAT PENANGANAN
PERKARA
 Pada tanggal 05 Agustus 2020, Kejaksaan Tinggi Riau menerima Surat Pemberitahuan
Dimulainya Penyidikan (SPDP) atas nama Terlapor PT. BERLIAN MITRA INTI (PT.
BMI) dari Polda Riau Nomor : SPDP/38/VIII/2020/Ditreskrimsus tanggal 03 Agustus
2020;
 Kepala Kejaksaan Tinggi Riau menerbitkan Surat Perintah Penunjukan Penuntut Umum
untuk Mengikuti Perkembangan Penyidikan (P-16) Nomor : PRINT -
77/L.4.1/Eku.1/08/2020 tanggal 10 Agustus 2020 dan menunjuk Jaksa sebagai berikut :
1. Sdr. SYAFRIL, Jaksa Utama Pratama;
2. Sdr. CAREL W, Jaksa Madya;
3. Sdr. Zurwandi, Jaksa Madya.
RIWAYAT PENANGANAN
PERKARA
 Pada tanggal 19 Oktober 2020 Kejaksaan Tinggi Riau menerbitkan Surat Permintaan
Perkembangan Hasil Penyidikan an. Terlapor PT. BERLIAN MITRA INTI (P-17) mengingat
SPDP sudah diterima cukup lama, sesuai dengan surat Nomor : B- 3558/ L.4.1/ Eku.1/10/2020
tanggal 19 Oktober 2020;
 Oleh karena Surat Permintaan Perkembangan Hasil Penyidikan belum ditindaklanjuti, maka
Kejaksaan Tinggi Riau meminta kembali Perkembangan Hasil Penyidikan dengan nama Terlapor
PT. BERLIAN MITRA INTI (SOP-FORM 02) dengan menerbitkan surat Nomor : B - 4099/
L.4.1/ Eku.1/12/2020 tanggal 02 Desember 2020;
 Bahwa pada tanggal 10 Desember 2020 dilaksanakan ekspose (gelar gerkara) atas permintaan
Penyidik ke Penuntut Umum tentang perkara atas nama PT. BMI tersebut yang disangka
melanggar Pasal 98 ayat (1) atau Pasal 99 jo Pasal 116 ayat (1) Undang-undang RI. Nomor 32
Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup sebagaimana diubah
dengan Pasal 109 huruf a Undang-undang RI Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja,
bertempat di Kantor Kejaksaan Tinggi Riau.
RIWAYAT PENANGANAN
PERKARA
 Bahwa dari hasil gelar perkara di Kejaksaan Tinggi Riau pada tanggal 10
Desember 2020 tersebut Tim Eksposan dengan didampingi Tim Wasidik
Reskrimsus Polda Riau dan peserta gelar lainnya menyimpulkan :
1. Telah didapat fakta adanya unsur kelalaian oleh PT. BMI sehingga telah
terjadi kebakaran lahannya yang menimbulkan kerusakan fungsi
lingkungan hidup;
2. Bahwa terhadap unsur kesengajaan akan dilakukan pengumpulan alat
bukti dengan pendekatan teori kesengajaan keinsyafan kemungkinan.
RIWAYAT PENANGANAN
PERKARA
 Bahwa pada tanggal 08 Februari 2021, bertempat di Kantor Kejaksaan Tinggi
Riau dilakukan koordinasi/konsultasi antara Tim Penyidik dengan Penuntut
Umum yang membahas perkembangan penyidikan setelah gelar perkara, namun
dari hasil koordinasi tersebut masih diperlukan, antara lain :
1. Meminta pendapat Ahli Hukum Pidana mengenai pertanggung jawaban
koorporasi ditinjau dari pendekatan kesengajaan dengan berinsyaf
kemungkinan;
2. Meminta agar dilakukan pemeriksaan ahli dari BMKG dengan
menggambarkan keadaan cuaca dan iklim pada waktu terjadinya kebakaran.
RIWAYAT PENANGANAN
PERKARA
 Bahwa pada tanggal 19 April 2021, bertempat di kantor Kejaksaan Tinggi Riau
dilakukan kembali koordinasi/konsultasi antara Tim Penyidik dengan Penuntut
Umum untuk membahas perkembangan penyidikan. Dan dari pembahasan tersebut,
masih diperlukan, sebagai berikut :
1. Meminta pendapat Ahli Hukum Pidana Lingkungan sehubungan dengan
penerapan Pasal 99 jo Pasal 116 ayat (1) Undang-undang RI. Nomor 32 tahun
2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, ditinjau dari
pemberlakuan Undang-undang RI Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja.
RIWAYAT PENANGANAN
PERKARA
 Bahwa pada tanggal 09 Juni 2021, Kejaksaan Tinggi Riau menerima Berkas Perkara atas
nama Tersangka Korporasi PT. BERLIAN MITRA INTI (PT. BMI) yang diwakili oleh
CHARLES, BSC dengan Nomor : BP/ 40 /VI/2021/Ditreskrimsus tanggal 07 Juni 2021,
yang disangka melanggar Pasal 98 ayat (1) atau Pasal 99 Jo Pasal 116 ayat (1) Undang-
Undang Nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
sebagaimana diubah dengan Pasal 109 huruf a UU RI Nomor 11 tahun 2020 tentang Cipta
Kerja;
 Setelah diteliti oleh Jaksa Peneliti ternyata hasil penyidikan Tersangka Korporasi PT.
BERLIAN MITRA INTI (PT. BMI) belum lengkap sehingga diterbitkan Surat
Pemberitahuan Berkas Perkara Belum Lengkap (P-18) dengan Surat Nomor : B-
1792/L.4.1/Eku.1/06/2021 tanggal 14 Juni 2021, kemudian disusul Pengembalian Berkas
Perkara kepada Penyidik dengan Petunjuk untuk Dilengkapi (P-19) dengan surat Nomor : B-
1909/L.4.1/Eku.1/06/2021 tanggal 20 Juni 2021.
RIWAYAT PENANGANAN
PERKARA
 Oleh karena waktu Penyidikan Tambahan sudah cukup lama, maka
Kejaksaan Tinggi Riau menerbitkan surat Nomor : 2342/L.4.4/Eku.1/072021
tanggal 29 Juli 2021, perihal : Pemberitahuan Bahwa Waktu Penyidikan
Tambahan Perkara Atas Nama Tersangka Korporasi PT. BERLIAN MITRA
INTI (PT. BMI) yang diwakili oleh CHARLES, BSC Sudah Habis (P-20);
 Bahwa sampai dengan saat ini Kejaksaan Tinggi Riau belum menerima
kembali berkas perkara atas nama Tersangka Korporasi PT. BERLIAN
MITRA INTI (PT. BMI) yang diwakili oleh CHARLES, BSC.
LAMPIRAN
LAMPIRAN
LAMPIRAN
LAMPIRAN
SEKIAN
DAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai