Anda di halaman 1dari 44

KERANGKA ACUAN KEGIATAN

PENGEMBANGAN PADANG PENGGEMBALAAN


(1783.019)
1 LATAR BELAKANG

Pakan merupakan faktor produksi yang berpengaruh besar dalam usaha

budidaya ternak (lebih kurang 70%) dari total biaya produksi. Oleh karena

itu, penentuan jumlah dan kualitas pakan akan sangat mempengaruhi

produksi dan produktifitas ternak serta mutu hasil dari produk ternak yang

berupa, daging, susu, telur dan hasil bahan asal ternak. Disamping itu hal

lain yang juga penting adalah ketersediaan pakan yang terus menerus

harus dijaga dan diperhitungkan untuk keberhasilan usaha budidaya.

Sampai sejauh ini tidak ada data riil tentang lokasi padang penggembalaan

yang masih status lahannya maupun luasnya. Dilain pihak ada data yang

menunjukan bahwa data luas padang penggembalaan tercatata sekitar

13.000 Ha di Sulawesi Tenga masih merupakan angka prediksi karena

belum ada data riil berdasarkan hasil pengukuran. Selain padang

penggembalaan umum juga terdapat padang penggembalaan integrasi

dengan kelapa dalam yang perlu dilakukan monitroing sehingga diketahui

potensi pengembangannnya.

2. TUJUAN

a. Mendapatkan data informasi yang berkaitan dengan pengembangan

padang penggembalaan di Kabupaten/Kota


b. Mengetahui permasalahan yang dihadapi dalam pemanfaatan

pengembangan padang penggembalaan

c. Memperoleh masukan upaya pemecahan masalah padang

penggembalaan

3. SASARAN

a. Di perolehnya data informasi yang berkaitan dengan pengembangan

padang penggembalaan di Kabupaten/Kota

b. Diketahuinya permasalahan yang dihadapi dalam pemanfaatan

pengembangan padang penggembalaan

c. Adanya masukan upaya pemecahan masalah padang penggembalaan

4. PELAKSANA KEGIATAN

Seksi Pakan Bidang Sarana Produksi

5. PENANGGUNG JAWAB KEGIATAN

Kepala Bidang Sarana Produksi

6. METODE PELAKSANAAN

Kegiatan ini mengacu pada Juklak/Juknis/Sop tentang pengembangan

padang penggembalaan

7. TAHAPAN DAN JANGKA WAKTU PELAKSANAAN KEGIATAN

Keseluruhan waktu pelaksanaan kegiatan penguatan padang

penggembalaan adalah selama bulan (Februari sampai dengan Desember)

dengan rincian pelaksanaan sebagai berikut :


Bulan
Uraian Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
                         
Persiapan Administrasi                        
Pengembangan padang penggembalaan
Di Kabupaten Poso                        
                       
Pelaporan                        
                       

8. RENCANA PEMBIAYAAN

Alokasi anggaran pelaksanaan penguatan kelembagaan pelayanan

inseminasi buatan adalah sebesar Rp. 50.000.000 (Lima Puluh Juta

Rupiah) Rincian tersebut disajikan sendiri dalam Rencana Anggaran Biaya

(RAB Terlampir)

9. OUTPUT

a. Terlakasananya kegiatan pengembangan padang penggembalaan di

Kabupaten Poso

b. Adanya laporan hasil kegiatan 1 laporan

10. OUTCOME

a. Adanya data riil padang penggembalaan di Sulawesi Tengah

b. Diketahuinya potensi padang penggembalaan untuk pengembangan

ternak ruminansia di sulawesi tengah

11. BENEFIT

Meningkatnya luas areal padang penggembalaan yang terdata di Sulawesi

Tengah
12 IMPACT

Tersedianya data daya dukung padang penggembalaan untuk

pengembangan ternak ruminansia

13. PENUTUP

Demikian Kerangka Acuan Kegiatan penguatan padang penggembalaan ,

sebagai pedoman dalam pelaksanaannya.

An. Kepala Bidang Sarana Produksi


Kepala Seksi Pakan

Yusdin, S.Pt
NIP.19670111 200112 1 003
KERANGKA ACUAN KEGIATAN
PENGAWASAN MUTU PAKAN
(1783.027)
1. LATAR BELAKANG

Saat ini banyak sekali jenis bahan baku pakai yang dipakai sebagai

penyusun formula pakan, selain itu banyak jenis pakan yang beredar

dipasaran. Pakan yang beredar perlu dilakukan pengawasan sebaik-

baiknya sehingga konsumen pakan dapat terlindungi dari kerugian akibat

mutu pakan yang tidak memenuhi persayaratn teknis minimal (PTM) dan

Standar Nasional Indonesia (SNI) . untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak

diingankan maka dengan adanya pengawasan peredaran pakan yang baik

akan dapat mencegah terjadinya kerugian bahkan sebaliknya akan

memberikan keuntungan ekonomis yang siginifikan baik bagi pemerintah,

produsen maupun konsumen dalam hal ini peternak

2. TUJUAN

1. Meningkatkan pengawasan peredaran pakan dikalangan pengusaha

pakan sampai pada pengusaha

2. Mencegah terjadinya penggunaan pakan yang tidak layak untuk

dikonsumsi

3. SASARAN

a. Tersedianya pakan yang layak untuk dikonsumsi ternak

b. Meningkatkan pengawasan peredaran pakan dikalangan pengusaha

pakan sampai pada peternak.


4. PELAKSANA KEGIATAN

Seksi Pakan Bidang Sarana Produksi

5. PENANGGUNG JAWAB KEGIATAN

Kepala Bidang Sarana Produksi

6. METODE PELAKSANAAN

Kegiatan ini mengacu pada Juklak/Juknis/Sop tentang Pengawasan mutu

pakan yang dilaksanakan di pusat dan 11 kabupaten/kota dengan

mengunjungi para distributor maupun penjual eceran dan dilakukan secara

berkala.

7. TAHAPAN DAN JANGKA WAKTU PELAKSANAAN KEGIATAN

Keseluruhan waktu pelaksanaan kegiatan penguatan padang

penggembalaan adalah selama bulan (Januari s/d Desember 2013) dengan

rincian pelaksanaan sebagai berikut :

Bulan
Uraian Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
                         
Penyusunan Juknis                        
Pengawasan Mutu Pakan ternak Unggas                        
Pelaporan                        
                       
                       

8. RENCANA PEMBIAYAAN

Alokasi anggaran pelaksanaan pengawasan mutu pakan adalah sebesar

Rp. 50.000.000 (Lima Puluh Juta Rupiah) Rincian tersebut disajikan sendiri

dalam Rencana Anggaran Biaya (RAB Terlampir)


9. OUTPUT

a. Terlaksananya kegiatan pengawasan mutu pakan ternak unggas di 11

Kabupaten/Kota

b. Adanya Laporan hasil pengawasan

10. OUTCOME

a. Meningkatnya antisipasi terhadap peredadran pakan yang tidak

memenuhi standar mutu

b. Meningkatnya koordinasi antar petugas pengawasan mutu pakan

c. Meningkatnya pengetahuan dan keterampilan petugas pengawas mutu

pakan

11. BENEFIT

a. Tersedianya pakan ternak yang berkualitas

b. Tersedianya SDM pengawas mutu pakan yang terampil dan ahli

12 IMPACT

Meningkatnya produksi dan produktifitas ternak karena adanya peredaran

pakan yang berkualitas

13. PENUTUP

Demikian Kerangka Acuan Kegiatan pengawasan mutu pakan , sebagai

pedoman dalam pelaksanaannya.

An. Kepala Bidang Sarana Produksi


Kepala Seksi Pakan

Yusdin, S.Pt
NIP.19670111 200112 1 003
KERANGKA ACUAN KEGIATAN
BIMBINGAN TEKNIS MANAJEMEN PAKAN DAN TEKNOLOGI PAKAN
(1783.025)
1. LATAR BELAKANG

Pengembangan pakan di daerah bukan hanya ditentukan oleh ketersediaan

sarana dan prasarana serta sumber daya pakan lokal, melainkan faktor

SDM yang mengelola pakan juga sangat penting untuk ditingkatkan

pengetahuan dan keterampilannya. Peningkatan kemampuan SDM

pengelola pakan dapat dilakukan melalui pelatihan-pelatihan, sekolah

lapang maupun pelatihan. Hal ini dimaksudkan agar pengelolaan pakan

dengan mengandalkan sumber daya lokal dapat dioptimalkan sehingga

berdaya saing dan berdaya guna sesuai dengan kebutuhan dan tuntunan

pengembangan peternakan dimasa yang akan datang.

2. TUJUAN

Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petugas pengelola

pakan/kelompok peternak

3. SASARAN

Meningkatnya pengetahuan dan keterampilan petugas pengelola

pakan/kelompok peternak

4. PELAKSANA KEGIATAN

Seksi Pakan Bidang Sarana Produksi

5. PENANGGUNG JAWAB KEGIATAN

Kepala Bidang Sarana Produksi


6. METODE PELAKSANAAN

Kegiatan ini mengacu pada Juklak/Juknis/Sop tentang bimbingan teknis

manajemen dan teknologi pakan.

7. TAHAPAN DAN JANGKA WAKTU PELAKSANAAN KEGIATAN

Keseluruhan waktu pelaksanaan kegiatan bimbingan teknis manajemen

dan teknologi pakan adalah selama bulan (Maret sampai dengan Oktober

dengan rincian pelaksanaan sebagai berikut :

Bulan
Uraian Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
                         
Penyusunan Juknis                        
Pelatihan Teknis Manajemen                        
Pelaporan                        

8. RENCANA PEMBIAYAAN

Alokasi anggaran pelaksanaan Bimbingan teknis manajemen dan teknologi

pakan adalah sebesar Rp. 45.000.000 (Lima Puluh Juta Rupiah) Rincian

tersebut disajikan sendiri dalam Rencana Anggaran Biaya (RAB Terlampir)

9. OUTPUT

a. Terlaksana kegiatan pelatihan pakan 1 kali

b. Adanya Laporan hasil pengawasan

10. OUTCOME

a. Meningkatnya pengetahuan dan keterampilan petugas/kelompok

peternak dalam mengelola pakan

b. Tersedianya SDM pengelola pakan didaerah maupun dikelompok


11. BENEFIT

Bertambahnya wawasan aparatur pengelola pakan

12 IMPACT

Meningkatnya pelayanan manajemen pakan terhadap peternak.

13. PENUTUP

Demikian Kerangka Acuan Kegiatan Bimbingan Teknis Manajamen pakan

dan teknologi pakan , sebagai pedoman dalam pelaksanaannya.

An.Kepala Bidang Sarana Produksi


Kepala Seksi Pakan

Yusdin, S.Pt
NIP.19670111 200112 1 002
KERANGKA ACUAN KEGIATAN
PENGEMBANGAN LUMBUNG PAKAN RUMINANSIA
(1783.023.)
1. LATAR BELAKANG

Pakan merupakan hal yang sangat berpengaruhi terhadap produksi ternak,

selain baik secara teknis maupun dari sisi ekonomis, pakan menyerap biaya

yang terbesar jika produktivitas ingin ditingkatkan. Persoalan pakan

khususnya pakan ternak ruminansia di Sulawesi Tengah secara kuantitas

dapat memenuhi kebutuhan, namun dari segi kualitas masih sangat perlu

ditingkatkan. Selain itu pengembangan pakan unggul juga masih

terkendala dengan ketersediaan lahan yang bersaing dengan tanaman

produktif untuk kebutuhan konsumsi. Untuk mengantisipasi kebutuhan

pakan ternak yang semakin meningkat sering dengan bertambahnya

populasi maka diupayakan meningkatkan koordinasi dengan pemerintah

kabupaten/kota maupun stakeholder lainnya.

2. TUJUAN

a. Meningkatkan koordinasi dan komunikasi dengan pemerintah

kabupaten/kota

b. Mengantisipasi meningkatnya kebutuhan pakan ternak

3. SASARAN

a. Meningkatnya koordinasi dan komunikasi dengan pemerintah

kabupaten/kota

b. Mengantisipasi meningkatnya kebutuhan pakan ternak


4. PELAKSANA KEGIATAN

Seksi Pakan Bidang Sarana Produksi

5. PENANGGUNG JAWAB KEGIATAN

Kepala Bidang Sarana Produksi

6. METODE PELAKSANAAN

Kegiatan ini mengacu pada Juklak/Juknis/Sop

7. TAHAPAN DAN JANGKA WAKTU PELAKSANAAN KEGIATAN

Keseluruhan waktu pelaksanaan kegiatan bimbingan teknis manajemen

dan teknologi pakan adalah selama bulan (Maret sampai dengan Oktober

dengan rincian pelaksanaan sebagai berikut :

Bulan
Uraian Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
                         
Penyusunan Juknis                        
Konsultasi ke Pusat                        
Pengawasan peredaran pakan                        
Pelaporan                        
                       

8. RENCANA PEMBIAYAAN

Alokasi anggaran pelaksanaan Bimbingan teknis manajemen dan teknologi

pakan adalah sebesar Rp. 30.000.000 (Tiga Puluh Juta Rupiah) Rincian

tersebut disajikan sendiri dalam Rencana Anggaran Biaya (RAB Terlampir)

9. OUTPUT

a. Terlaksana pengawasan peredaran pakan 1 kelompok


b. Adanya Laporan hasil pengawasan

c. Terlaksananya konsultasi ke pusat

d. Adanya laporan hasil konsultasi

10. OUTCOME

a. Meningkatnya pengetahuan dan keterampilan petugas/kelompok

peternak dalam mengelola pakan

b. Tersedianya SDM pengelola pakan didaerah maupun dikelompok

11. BENEFIT

Meningkatnya pemahahaman aparatur pengelola pakan ternak di Provinsi

Sulawesi Tengah

12 IMPACT

Tersedianya pakan ternak yang sesuai dengan kebutuhan

13. PENUTUP

Demikian Kerangka Acuan Kegiatan pengembangan lumbung pakan

ruminansia. , sebagai pedoman dalam pelaksanaannya.

Kepala Bidang Sarana Produksi

Ir. Naufal Ellong


NIP.19600710 199103 1 006
KERANGKA ACUAN KEGIATAN
PENGEMBANGAN INTEGRASI
TANAMAN – RUMINANSIA
(1783.015)

1. LATAR BELAKANG

Penurunan populasi ternak ruminansia diduga disebabkan oleh semakin


sempitnya lahan pangonan, yang dikonversi menjadi lahan-lahan
perkebunan, disamping itu pula semakin kecilnya pemilikan lahan produksi
tanaman pangan, yang tidak memungkinkan untuk memelihara ternak
karena ketersediaan rumput dan sisa-sisa hasil pertanian yang tidak
mencukupi kebutuhan pakan. Belum lagi semakin meningkatnya kesadaran
masyarakat akan produk ternak menyebabkan permintaan produk ternak
meningkat, sehingga mau tidak mau untuk memenuhi kebutuhan terpaksa
harus melakukan importasi, yang menguras devisa negara. Namun dengan
mempertimbangkan pentingnya komponen ternak dalam usaha tani, selain
sebagai tabungan petani, juga dapat menunjang mempertahankan dan
meningkatkan produksi tanaman melalui emanfaatan pupuk kandang. Saat
ini masyarakat petani di dunia disarankan untuk mengurangi penggunaan
pupuk an-organik, yang telah menyebabkan penurunan kualitas tanah
pertanian dan emisi gas metan (terutama dari lahan sawah) yang juga ikut
menyebabkan efek rumah kaca, meningkatkan suhu atmosfir.
Upaya para peneliti dan praktisi peternakan sampai sejauh ini telah
memberikan beberapa solusi teknologi berupa integrasi ternak dengan
tanaman perkebunan, tanaman pangan, atau hortikultura. Konsep integrasi
tersebut memberikan suatu keuntungan yang sinergis, yakni suatu
keuntungan yang berlipat ganda yang diperoleh dari tanaman dan ternak
hasil interaksi keduanya. Interaksi dari kedua komoditas usaha tani tersebut
terjadi disebabkan oleh pemanfaatan hasil samping tanaman (sisa-sisa
tanaman) untuk pakan dan sbaliknya ternak memberikan pupuk kandang
pada tanaman.
Oleh karena itu pemerintah berusaha untuk memfasilitasi para produsen
tanaman pangan dan perkebunan untuk memperkenalkan dan
mengakselerasi usaha tani integrasi ternak dalam usaha tani tanaman.
Konsep integrasi ternak dalam usaha tani tanaman baik itu tanaman
perkebunan, pangan, atau hortikultura adalah menempatkan dan
mengusahakan sejumlah ternak, dalam hal ini ternak ruminansia (sapi,
kerbau, domba, kambing) dan/atau psedoruminansia (kelinci, kuda) tanpa
mengurangi aktifitas dan produktifitas tanaman. Bahkan keberadaan ternak
ini harus da[at meningkatkan produktifitas tanaman sekaligus dengan
produksi ternaknya.
Pengeloalaan ternak dalam hal ini dilaksanakan oleh keluarga petani yang
dalam waktu yang bersamaan melaksanakan produksi tanaman. Oelh
karena itu pasokan untuk menunjang pengelolaan ternak sebagian besar
diharapkan dapat diperoleh dari sisa hasil pertanian tanaman, meskipun
sebagian kecil pasokan harus diperoleh dari luar. Sebagai konsekwensinya
adalah keluarga petani tanaman uyang akan mengusahatanikan integrasi
ternak dalam tanamannya, harus menguasai teknik pemeliharaan dan
pemanfaatan ternak secara baik, disamping pengetahuan praktek
usahatani tanamannya, terutama pengetahuan dalam mengintegrasikan
berbagai manfaat ternak pada tanaman dan sebaliknya. Oleh krena itu,
suatu pendekatan Kelompok bahkan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan)
integrasi ternak dan tanaman perlu dilaksanakan untuk memudahkan
proses fasilitasi dan akselerasi adopsi program integrasi ternak dalam
usahatani tanaman ini.

2. TUJUAN

Tujuan dari kegiatan ini adalah tercapainya program swasembada daging


sapi kerbau (PSDSK) yang dilakukan melalui pelaksanaan kegiatan
integrasi ternak.
3. SASARAN

Melalui kegiatan integrasi ternak diharapkan tercapainya beberapa sasaran


kegiatan, yaitu :

a. Meningkatnya produktifitas usahatani tanaman perkebunan, tanaman


pangan atau hortikultura melalui pemanfaatan ternak ruminansia
dan/atau tenak unggas

b. Meningkatnya pemanfaatan sisa hasil pertanian tanaman perkebunan,


tanaman pangan atau hortikultura untuk pakan ternak,

c. Meningkatnya pemanfaatan tenaga ternak dan pupuk kandang dalam


usahatani,

d. Mengembalikan kesuburan tanah melalui pemanfaatan pupuk kandang,

e. Meningkatnya pengetahuan dan kemampuan praktis keluarga petani


dalam pengeloalan seara optimum ternak yang diintegrasikan dalam
usahatani

4. PELAKSANA KEGIATAN

Seksi Pakan Bidang Sarana Produksi.

5. PENANGGUNG JAWAB KEGIATAN

Kepala Bidang Sarana Produksi.


6. METODE PELAKSANAAN

Kegiatan ini menggunakan metode pelaksanaan dengan mengacu pada


petunjuk teknis (juknis) Batamas, sementara penyaluran pada kelompok
terlebih dahulu di lakukan CP/CL dan penetapan kelompok penerima,
penyaluran anggaran mengikuti mekanisme penyaluran dana belanja
lembaga sosial lainnya.

7. TAHAPAN DAN JANGKA WAKTU PELAKSANAAN KEGIATAN

Keseluruhan waktu pelaksanaan kegiatan bimbingan teknis manajemen


dan teknologi pakan adalah selama bulan (Maret sampai dengan Juni
dengan rincian pelaksanaan sebagai berikut :

Bulan
Uraian Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Penyusunan Juknis x
CP/CL x
Penetapan Kelompok
Penerima X
Penyaluran Bantuan x
Pelaporan x x x

8. RENCANA PEMBIAYAAN

Alokasi anggaran pelaksanaan Bimbingan teknis manajemen dan teknologi


pakan adalah sebesar Rp. 620.000.000 (Enam Ratus Dua Puluh Juta
Rupiah) Rincian tersebut disajikan sendiri dalam Rencana Anggaran Biaya
(RAB Terlampir)
9. OUTPUT

a. Tersalurnya dana Pengembangan Integrasi Tanaman – Ruminansia


kepada 2 Kelompok.

b. Adanya laporan kegiatan penyaluran dana Pengembangan Integrasi


Tanaman – Ruminansia 1 Laporan.

10. OUTCOME

a. Meningkatnya populasi ternak.


b. Meningkatnya usaha ternak dengan sistem integrasi dengan tanaman.

11. BENEFIT

Meningkatnya modal usaha kelompok.

12. IMPACT

Meningkatnya pendapatan dan kesejahteraan peternak penerima dana.

13. PENUTUP

Demikian rencana kerja ini dibuat sebagai bahan acuan atau pedoman

dalam Pelaksanaan Kegiatan Pengembangan Integrasi Tanaman –

Ruminansia.

An. Kepala Bidang Sarana Produksi


Kepala Seksi Pakan

Yusdin, S.Pt
NIP.19670111 200112 1 003
KERANGKA ACUAN KEGIATAN
PENGUATAN SUMBER BIBIT / BENIH
HIJAUAN PAKAN TERNAK (HPT)
(1783.043)

1. LATAR BELAKANG

Pembangunan sub sektor peternakan merupakan bagian dari


pembangunan sektor pertanian, dimana sub sektor ini memiliki nilai
startegis dalam memenuhi kebutuhan konsumsi seiring dengan
bertambahnya jumlah penduduk dan peningkatan pendapatan masyarakat
serta taraf hidup petani. Keberhasilan tersebut sangat berdampak pada
perubahan pola konsumsi masyarakat yang semula lebih banyak
mengkonsumsi karbohidrat ke arah konsumsi protein yang berasal dari
ternak seperti daging, susu dan telur.

Saat ini pembangunan sub sektor peternakan tidak hanya diarahkan pada
peningkatan populasi dan produktivitas ternak, namun juga pemberdayaan
masyarakat yang ditujukan kepada peningkatan kemampuan peternak
dalam melakukan transfer teknologi khususnya yang berkaitan dengan
pengembanagan hijauan pakan ternak. Kegiatan Program Percepatan
Pencapaian Swasembada Daging Sapi ( P2 SDS ) di harapkan dapat
menambah dan meningkatkan keterampilan peternak khususnya dibidang
budidaya ternak sapi potong, yang pada gilirannya diharapkan tercapainya
swasembada daging sapi Nasional Tahun 2010.

Pelaksanaan kegiatan ini tidak terlepas dari peran serta Pemerintah


khususnya dinas peternakan propinsi dan kabupaten. Untuk melihat atau
mengukur efektifitas pelaksanaan program dan pengalokasian anggaran
perlu dilakukan monitoring secara berkesinambungan.
2. TUJUAN

a. Mengevaluasi perkembangan pelaksanaan program P 2SDS di


kabupaten.
b. Melakukan monitoring terhadap perkembangan populasi ternak sapi
potong di kabupaten.

3. Sasaran

a. Terlaksananya evaluasi perkembangan pelaksanaan program P2SDS


di Kabupaten.
b. Terlaksananya monitoring perkembangan populasi sapi potong di
kabupaten.

4. PELAKSANA KEGIATAN

Seksi Pakan Bidang Sarana Produksi.

5. PENANGGUNG JAWAB KEGIATAN

Kepala Bidang Sarana Produksi.

6. METODE PELAKSANAAN

Kegiatan ini dilaksanakan mengacu pada Juklak/Juknis/SOP kegiatan


penguatan sumber bibit/benih hijauan pakan ternak (HPT).

7. TAHAPAN DAN JANGKA WAKTU PELAKSANAAN KEGIATAN

Keseluruhan waktu pelaksanaan kegiatan bimbingan teknis manajemen


dan teknologi pakan adalah selama bulan (Maret sampai dengan Desember
dengan rincian pelaksanaan sebagai berikut :
Bulan
Uraian Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Penyusunan Juknis x
Monev Pengembangan
x
pakan
Pertemuan ke pusat x x
Pengembangan kebun
HMT di UPTD
x x
Pelaporan x x x x

8. RENCANA PEMBIAYAAN

Alokasi anggaran pelaksanaan Bimbingan teknis manajemen dan teknologi


pakan adalah sebesar Rp. 300.000.000 (Tiga Ratus Juta Rupiah) Rincian
tersebut disajikan sendiri dalam Rencana Anggaran Biaya (RAB Terlampir)

9. OUTPUT

a. Terlaksananya Monitoring kegiatan Penguatan Sumber Bibit/Benih


Hijauan Pakan Ternak di Kabupaten Sigi.
b. Adanya laporan hasil pelaksanaan kegiatan Penguatan Sumber
Bibit/Benih Hijauan Pakan Ternak di Kabupaten Sigi 1 laporan.

10. OUTCOME

a. Meningkatnya ketersediaan pakan (HMT) yang berkualitas di UPTD.


b. Meningkatnya ketersediaan Bibit (HMT) yang berkualitas di UPT.

11. BENEFIT

Tersedianya sarana pakan di UPTD.

12. IMPACT

Terpenuhinya kebutuhan pakan hijauan di UPTD.


13. PENUTUP

Demikian rencana kerja ini dibuat sebagai bahan acuan / pedoman dalam

Pelaksanaan Kegiatan Penguatan Sumber Bibit/Benih Hijauan Pakan

Ternak.

An. Kepala Bidang Sarana Produksi


Kepala Seksi Pakan

Yusdin, S.Pt
NIP.19670111 200112 1 003
KERANGKA ACUAN KEGIATAN
PENGEMBANGAN KUALITAS SDM BIDANG PAKAN
(1783.044)

1. LATAR BELAKANG

Pengembangan Pakan didaerah bukan hanya ditentukan oleh ketersediaan


sarana dan prasarana serta sumber daya pakan lokal, melainkan faktor
SDM yang mengelola pakan juga sangat penting untuk ditingkatkan
pengetahuan dan keterampilannya. Peningkatan kemampuan SDM
pengelola pakan dapat dilakukan melalui sekolah lapang maupun pelatihan-
pelatihan. Hal ini dimaksudkan agar pengelolaan pakan dengan
mengandalkan sumber daya lokal dapat dioptimalkan sehingga berdaya
saing dan berdaya guna sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan
pengembangan peternakan kedepan.

2. TUJUAN

Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petugas pengelola


pakan/kelompok peternak.

3. SASARAN

Meningkatnya pengetahuan dan keterampilan petugas pengelola


pakan/kelompok peternak.

4. PELAKSANA KEGIATAN

Seksi Pakan Bidang Sarana Produksi

5. PENANGGUNG JAWAB KEGIATAN

Kepala Bidang Sarana Produksi


6. METODE PELAKSANAAN

Kegiatan ini diawali dengan pembuatan Juklak/Juknis yang mengatur


secara teknis tentang kegiatan pelatihan pakan.

7. TAHAPAN DAN JANGKA WAKTU PELAKSANAAN KEGIATAN

Keseluruhan waktu pelaksanaan kegiatan bimbingan teknis manajemen


dan teknologi pakan adalah selama bulan (Juli sampai dengan Oktober
dengan rincian pelaksanaan sebagai berikut :

Bulan
Uraian Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Penyusunan juklak/Juknis x
Magang SDM Pakan x
Pelaporan x

8. RENCANA PEMBIAYAAN

Alokasi anggaran pelaksanaan Bimbingan teknis manajemen dan teknologi


pakan adalah sebesar Rp. 40.000.000 (Empat Puluh Juta Rupiah)
Rincian tersebut disajikan sendiri dalam Rencana Anggaran Biaya (RAB
Terlampir)

9. OUTPUT

a. Terlaksananya kegiatan Pelatihan Pakan 1 Kali.


b. Adanya laporan Hasil kegiatan Pelatihan Pakan 1 laporan.

10. OUTCOME

a. Meningkatnya Pengetahuan dan keterampilan petugas/kelompok


peternak dalam mengelola pakan.
b. Tersedianya SDM pengelola pakan didaerah maupun dikelompok.
11. BENEFIT

Bertambahnya wawasan pengelola pakan.

12. IMPACT

Menigkatnya pelayanan pakan terhadap peternakan.

13. PENUTUP

Demikian rencana kerja ini dibuat sebagai bahan acuan atau pedoman
dalam Pelaksanaan Kegiatan Pengembangan Kualitas SDM Bidang Pakan.

An. Kepala Bidang Sarana Produksi


Kepala Seksi Pakan

Yusdin, S.Pt
NIP.19670111 200112 1 003
KERANGKA ACUAN KEGIATAN
PENGEMBANGAN HIJAUAN PAKAN TERNAK (HPT)
DI LAHAN KEHUTANAN
(1783.020)

1. LATAR BELAKANG

Program Percepatan Pencapaian Swasembada Daging Sapi dan Kerbau


(PSDSK) Tahun 2014, merupakan suatu upaya pemerintah untuk memacu
dan meningkatkan populasi sapi potong yang pada gilirannya diharapkan
dapat memenuhi permintaan akan daging sapi yang terus meningkat.
Pelaksanaan Program P2 SDS dititikberatkan pada lima kegiatan pokok
dan 13 Langkah Operasinal telah ditetapkan dalam Blue Print PSDSK
tersebut. Untuk mendukung pencapaian program yaitu peningkatan
populasi ternak sapi potong maka diperlukan upaya terobosan agar tujuan
dapat lebih cepat tercapai, salah satu upaya tersebut adalah optimalisasi
pemanfaatan lahan kehutanan untuk pengembangan ternak sapi potong
yang dapat berperan dalam pengembangan peternakan skala nasional.
Lahan kehutanan di Indonesia masih sangant luas, kawasan lahan yang
terletak disekitar pemikiman penduduk harus juga dapat dimanfaatkan
untuk kegiatan yang produktif guna memberi manffaat pada masyarakat
sekitar. Salah satu kegiatan yang mulai diaplikasikan tahun 2011dan
dilanjutkan pada tahun 2012 adalah dengan memberdayakan masyarakat
sekitar hutan dalam pengembangan peternakan. Adanya pemeliharaan
ternak di sekitar hutan dengan memanfaatkan lahan kehutanan untuk
usaha peternakan dan penanaman hijauan pakan ternak diharapkan dapat
membantu masyarakat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan dan
juga membantu Pemerintah dalam memanfaatkan lahan-lahan yang belum
termanfaatkan serta membantu pemulihan kondisi lahan menjadi lebih
subur dengan adanya ternak yang menghasilkan kotoran yang kemudian
berfungsi sebagai pupuk organik.
Kegiatan pemanfaatan lahan kehutanan bagi pengembangan ternak ini
adalah yang kedua kali dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Peternakan
dan Kesehatan Hewan dalam upaya mendukung program pengembangan
peternakan, khususnya program swasembada daging sapi dan kerbau
tahun 2014. Pola yang diterapkan dimodifikasi dari pola integrasi ternak
yang bisanya dilaksanakan dilokasi perkebunan atay tanaman pangan dan
hortikultura. Tentunya pada awal pelaksanaannya sangat diperlukan
koordinasi antar instansi terkait di daerah sasaran, khususnya dengan
pihak Dinas yang membidangi masalah pengembangan hutan dan
pembentukan kelompok yang tinggal di sekitar hutan.
Penentuan Kelompok mungkin menjadi hal yang perlu diperhatikan dan
didampingi lebih intensif, karena ada kemungkinan masih belum terbentuk
kelompok peternak yang berada dan tinggal di sekitar hutan, namun hal ini
akan bisa diatasi dengan kerjasama yangbaik dengan Dinas yang
membidangi fungsi kehutanan setempat. Diharapkan model pengembangan
peternakan dengan memanfaatkan lahan kehutanan dapat terus diperbaiki
dan menjadi contoh yang bisa diaplikasikan di lokasi lainnya.

2. TUJUAN

Tujuan dari kegiatan ini adalah meningkatnya populasi ternak sapi potong
yang dikontribusikan dari kegiatan pengembangan ternak melalui
pemanfaatan lahan kehutanan serta adanya lahan yang bisa dimanfaatkan
bagi kegiatan usaha peternakan dan penanaman hijauan pakan ternak.

3. SASARAN

Melalui kegiatan pemanfaatan lahan kehutanan untuk kegiatan peternakan


dan penanaman hijauan pakan ternak diharapkan tercapainya beberapa
sasaran kegiatan, yaitu :

a. Pemanfaatan lahan kehutanan untuk penanaman hijauan pakan


sebagai sumber pakan ternak sapi
b. Mengembalikan kesuburan tanah melalui pemanfaatan kotoran ternak
atau pupuk kandang,
c. Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan praktisi keluarga petani
dadlam pengelolaan secara optimum ternak yang dipelihara

4. PELAKSANA KEGIATAN

Seksi Pakan Bidang Sarana Produksi

5. PENANGGUNG JAWAB KEGIATAN

Kepala Bidang Sarana Produksi

6. METODE PELAKSANAAN

Kegiatan ini menggunakan metode pelaksanaan dengan mengacu pada


petunjuk teknis (juknis) Batamas, sementara penyaluran pada kelompok
terlebih dahulu di lakukan CP/CL dan penetapan kelompok penerima,
penyaluran anggaran mengikuti mekanisme penyaluran dana belanja
lembaga sosial lainnya.

7. TAHAPAN DAN JANGKA WAKTU PELAKSANAAN KEGIATAN

Keseluruhan waktu pelaksanaan kegiatan bimbingan teknis manajemen


dan teknologi pakan adalah selama bulan (Maret sampai dengan Juni
dengan rincian pelaksanaan sebagai berikut :

Bulan
Uraian Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Penyusunan Juknis x
CP/CL x
Penetapan Kelompok
X
Penerima
Penyaluran Bantuan x
Pelaporan x x x
8. RENCANA PEMBIAYAAN

Alokasi anggaran pelaksanaan Bimbingan teknis manajemen dan teknologi


pakan adalah sebesar Rp. 620.000.000 (Enam Ratus Dua Puluh Juta
Rupiah) Rincian tersebut disajikan sendiri dalam Rencana Anggaran Biaya
(RAB Terlampir)

9. OUTPUT

a. Penambahan populasi ternak sapi potong pada lokasi kelompok yang


memanfaatkan lahan kehutanan.
b. Adanya kelompok penerima kegiatan 2 kelompok.
c. Pemanfaatan lahan kehutanan.

10. OUTCOME

a. Meningkatnya populasi pada kelompok penerima bantuan.


b. Meningkatnya produktivitas ternak dan tanaman.

11. BENEFIT

Meningkatnya keberhasilan Pelaksanaan Kegiatan Pengembangan Hijauan


Pakan Ternak di Lahan Kehutanan.

12. IMPACT

Tercapaianya target Kegiatan Pengembangan Hijauan Pakan Ternak di


Lahan Kehutanan tahun 2013 sesuai waktu yang ditentukan, secara
efisien dan efektif.
13. PENUTUP

Demikian rencana kerja ini dibuat sebagai bahan acuan atau pedoman

dalam Pelaksanaan Kegiatan Pengembangan Hijauan Pakan Ternak (HPT)

di Lahan Kehutanan.

An. Kepala Bidang Sarana Produksi


Kepala Seksi Pakan

Yusdin,S.Pt
NIP. 19670111 200112 1 003
KERANGKA ACUAN KEGIATAN
BIMBINGAN DAN EVALUASI UPP DAN PPSK
(1783.026)

1. LATAR BELAKANG
Pakan merupakan faktor yang sangat penting dalam usaha peternakan
karena biaya produksi terbesar diserap oleh pakan, oleh sebab itu efisiensi
dan efektifitas penggunaan pakan dalam usaha peternakan sangat
diperlukan.
Dewasa iini banyak usaha pengelolaan jasa pengolahan pakan yang
dikerjakan oleh pihak peternak maupun pengusaha pakan lainnya, oleh
sebab itu bimbingan dan evaluasi terhadap unit-unit pengolahan pakan
diperluakan dalam rangka meningkatkan dan mengembangkan usaha-
usaha tersebut kearah lebih maju.

2. TUJUAN

a. Melakukan bimbingan dan evaluasi teknis maupun non-teknis terhadap


unit-unit pengolah pakan yang dimiliki masyarakat.
b. Memberi kontribusi pemikiran terhadap berbagai permasalahan yang
dihadapi oleh pengusaha pakan.

3. SASARAN

a. Meningkatnya pemahaman teknis maupun non-teknis terhadap


pengelolaan unit-unit pengolah pakan bagi pengusaha/ masyarakat.
b. Adanya komunikasi dan sinkronasi serta kontribusi pemikiran terhadap
berbagai permasalahan yang dihadapi oleh pengusaha pakan.

4. PELAKSANA KEGIATAN

Seksi Pakan Bidang Sarana Produksi


5. PENANGGUNG JAWAB KEGIATAN

Kepala Bidang Sarana Produksi

6. METODE PELAKSANAAN

Kegiatan ini dilaksanakan dengan mengacu pada Juklak/Juknis/SOP


kegiatan Bimbingan dan Evaluasi UPP dan PPSK.

7. TAHAPAN DAN JANGKA WAKTU PELAKSANAAN KEGIATAN

Keseluruhan waktu pelaksanaan kegiatan bimbingan teknis manajemen


dan teknologi pakan adalah selama bulan (Maret sampai dengan Desember
dengan rincian pelaksanaan sebagai berikut :

Bulan
Uraian Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Pembuatan
x
Juklak/Juknis/SOP
Bimbingan dan evaluasi x x x x x x
Pelaporan x x x x

8. RENCANA PEMBIAYAAN

Alokasi anggaran pelaksanaan Bimbingan teknis manajemen dan teknologi


pakan adalah sebesar Rp. 45.000.000 (Empat Puluh Lima Juta Rupiah)
Rincian tersebut disajikan sendiri dalam Rencana Anggaran Biaya (RAB
Terlampir)

9. OUTPUT

a. Terlaksananya kegiatan bimbingan dan evaluasi terhadap unit-unit


pengolah pakan di 11 Kabupaten/Kota.

b. Adanya laporan hasil bimbingan dan evaluasi 1 laporan.

10. OUTCOME
Meningkatnya pengawasan terhadap penggunaan sarana pengolah pakan
di Kabupaten/Kota.

11. BENEFIT

Pakan yang diproduksi benar-benar memenuhi standar dan layak


dikonsumsi ternak.

12. IMPACT

Meningkatnya produksi pakan yang berkualitas.

13. PENUTUP

Demikian rencana kerja ini dibuat sebagai bahan acuan atau pedoman
dalam Pelaksanaan Kegiatan Bimbingan dan Evaluasi UPP dan PPSK.

An. Kepala Bidang Sarana Produksi


Kepala Seksi Pakan

Yusdin, S.Pt
NIP. 19670111 200112 1 003
KERANGKA ACUAN KEGIATAN
PENANAMAN DAN PENGEMBANGAN
SUMBER BENIH/BIBIT TANAMAN PAKAN TERNAK DI UPT
(1783.046)

1. LATAR BELAKANG

Tanaman pakan merupakan sumber bahan pakan hijauan yang mutlak


diperlukan dan harus tersedia baik secara kuantitatif maupun kualitatif
sepanjang tahun dalam sistem produksi ternak ruminansia. Ketersediaan
hijauan pakan juga merupakan faktor langsung yang berhubungan dengan
keberlanjutan dan kestabilan usaha ternak ruminasia. Dalam memenuhi
kebutuan hidup pokok, pertumbuhan, produksi dan reproduksinya ternak
sappi potong (pembibitan rakyat, bukan feedlot) membutuhkan sampai
81,6%, sapi perah 73,8%, kambing dan domba 94%, sedangkan ternak
lainnya seperti babi membutuhkan hijauan 2,6% dan unggas 4,7%.
Kebutuhan hijauan pakan per satuan ternak sebanyak 6,25 kg bahan
kering (BK) per hari untuk hidup pokoknya, atau setara dengan hijauan
segar 10-15% berat tubuhnya.
Rendahnya sebaran dan ketersediaan pakan hijauan sepanjang tahun
menjadi salah satu penyebab sulit berkembangnya populasi ternak
ruminansia di Indonesia, karena peternak tidak dapat mempertahankan
ternaknya untuk dipelihara (terutama musim kemarau) akibat kurangnya
sumber pakan utama tersebut.
Secara nutrisi hijauan pakan bagi ternak ruminansua memiliki fungsi
sebagai : (1) sumber serat yang terdiri dari selulosa dan hemiselulosa yang
berperan sebagai sumber energi, (2) sumber protein dan suplemen mineral
murah yang berasal dari leguminosa, (3) sumber bahan pakan fungsional
karena memiliki sifat phytomedical yang berfungsi sebagai jamu dan
sumber vitamin bagi ternak, (4) sumber pakan sehat penghasil daging
dengan komposisi asam lemak linoleat terkonjungsi baik, vitamin E dan
meningkatkan kadar lemak susu, (5) sebagai faktor penggertak agar rumen
sapi dapat berfungsi normal (hal ini penting terkait dengan kesehatan,
produktivitas dan umur produksi ternak sapi induk bibit). Selain sebagai
pakan ternak, rumput dan leguminosa juga cocok digunakan sebagai
tanaman konservasi tanah, baik sebagai tanaman penguat teras dilahan-
lahan miring maupun sebagai tanaman reklamasi lahan-lahan yang rusak.
Secara ekonomis pengusagaan hijauan pakan merupakan usaha tani yang
menguntungkan terutama jika menggunakan jenis dan varietas unggul yang
memiliki potensi produksi dan kualitas tinggi. Usaha budidaya tanaman
pakan umumnya dapat terus dilakukan tanpa harus inventasi penanaman
kembali dan pengolahan lahan, karena sifatnya yang tumbug kembali
(regrowing) sehingga dapat menghemat biaya produksi.
Permasalahan utama penyediaan hijauan pakan di Indonesia antara lain :
(a) fluktuasi produksi karena musim, (b) rendahnya kualitas hijauan
terutama rumput lokal, (c) tingginya laju konversi lahan pangonan, dan (d)
sebran lahan dan sumber bibit-bibit tanaman pakan di masyarakat sangat
terbatas. Bibit dan benih tanaman pakan merupakan komponen yang
sangat penting dalam sistem produksi hijauan pakan. Rendahnya
ketersediaan bibit dan benih menjadi pembatas perkembangan hijauan
pakan nasional. Keadaan ini dialami oleh peternak di sebagian besar
wilayah Indonesia.
Penyediaan bibit dan benih tanaman pakan di UPT maupun UPTD, menjadi
salah satu faktor penentu penyediaan hijauan pakan wilayah. Program-
program penyediaan hijauan pakan sering terkendala oleh minimalnya
ketersediaan bibit dan benih tanaman pakan dimasyarakat. Oleh karena itu
untuk memmulihkan kembali penyediaan bibit/benih tanaman pakan perlu
dilakukan upaya pembuatan lahan produksi benih dan bibit tanaman pakan
baik di UPTD maupun secara mandiri di kelompok peternak.
Peningkatan pengembangan sumber bibit/benih tanaman pakan perlu
didukung oleh ketersediaan lahan, ketersediaan bahan tanam bibit stek,
pols dan benihm ketersediaan sumber air yang dekat dengan penyediaan
pupuk serta ketersediaan SDM yang handal.
Dalam rangka memfasilitasi unit pelaksana teknis maupun kelompok
ternak, maka perly dibuat pedoman teknis sebagai acuan dalam
melaksanakan kegiatan optimalisasi sumber bibit/benih tanaman hijauan
pakan.

2. TUJUAN

Tujuan Program optimalisasi pengembangan bibit dan benih tanaman


pakan mandiri di UPT Daerah maupun di Kelompok peternak, dapat
dibedakan dengan tujuan jangka pendek maupun jangka panjang.

Tujuan jangka pendek :


a. Meningkatkan ketersediaan benih dan bibit tanaman pakan di UPTD
b. Mengembangkan lahan khusus benih dan bibit tanaman pakan yang
dikelola secara mandiri oleh kelompok peternak.
c. Membentuk unit usaha pengelolaan benih dan bibit di tingkat kelompok
peternak.
d. Menyusun sistem pengelolaan dan pedoman praktis pembuatan kebun
benih dan bibit tanaman pakan.

Tujuan jangka panjang program ini adalah :


a. Memenuhi kebutuhan bibit dan benih kelompok peternak, yang
diharapkan terus berkembang menjadi sumber bibit desa dan
kabupaten serta wilayah.
b. Memenuhi kebutuhan hijauan pakan pedesaan dalam rangka
mewujudkan desa mandiri hijauan pakan (MHP) dan ketahanan pakan
wilayah (KPW).
c. Melestarikan plasma nutfah tumbuhan pakan lokal dan menjaga
kestabilan ekologi melalui sistem produksi benih dan bibit yang
berkelanjutan.

3. SASARAN
Program ini diharapkan dapat menjadi sarana pengembangan hijauan
pakan wilayah dan berdampak positif terhadap dinamika kelompok
peternak terutama dalam penyediaan pakan hijauan. Sasaran program ini
meliputi :
a. Kelompok peternak yang sudah menjalankan kegiatan usaha
peternakannya secara mandiri dan tersedia lahan untuk
pengembangan benih atau benih tanaman pakan.
b. Unit Pelayanan Teknis Pusat maupun atau Unit Pelaksana Teknis
Daerah yang bertugas membina pengembangan peternakan.
4. PELAKSANA KEGIATAN

Seksi Pakan Bidang Sarana Produksi

5. PENANGGUNG JAWAB KEGIATAN

Kepala Bidang Sarana Produksi

6. METODE PELAKSANAAN

Kegiatan ini dilaksanakan mengacu pada Juklak/Juknis/SOP kegiatan


penguatan sumber bibit/benih hijauan pakan ternak (HPT).

7. TAHAPAN DAN JANGKA WAKTU PELAKSANAAN KEGIATAN

Keseluruhan waktu pelaksanaan kegiatan bimbingan teknis manajemen


dan teknologi pakan adalah selama bulan (Februari sampai dengan
November dengan rincian pelaksanaan sebagai berikut :

Bulan
Uraian Kegiatan
Persiapan x
Land Cleaning x x
Pengolahan Lahan x x
Pengadaan Pupuk dan
x x
Bibit
Pengadaan Alat dan Mesin x x
Perbaikan Gudang Pakan x x
Pemupukan x x x x x
Penanaman x x x x x x
Pemeliharaan x x x x x x x

8. RENCANA PEMBIAYAAN

Alokasi anggaran pelaksanaan Bimbingan teknis manajemen dan teknologi


pakan adalah sebesar Rp. 1.000.000.000 (Satu Milyar Rupiah) Rincian
tersebut disajikan sendiri dalam Rencana Anggaran Biaya (RAB Terlampir)

9. OUTPUT

a. Terlaksananya Kegiatan Penanaman dan Pengembangan Sumber


Benih/Bibit Tanaman Pakan di UPT.
b. Adanya laporan hasil pelaksanaan Kegiatan Penanaman dan
Pengembangan Sumber Benih/Bibit Tanaman Pakan di UPT 1
Laporan.

10. OUTCOME

a. Meningkatnya ketersediaan pakan (HMT) yang berkualitas di UPTD.


b. Meningkatnya ketersediaan bibit (HMT) yang berkualitas di UPTD.

11. BENEFIT

Tersedianya sarana pakan di UPTD.

12. IMPACT

Terpenuhinya kebutuhan pakan hijauan di UPTD.

13. PENUTUP
Demikian rencana kerja ini dibuat sebagai bahan acuan / pedoman dalam

Pelaksanaan Kegiatan Penanaman dan Pengembangan Sumber

Benih/Bibit Tanaman Pakan di UPT.

An. Kepala Bidang Sarana Produksi


Kepala Seksi Pakan

Yusdin, S.Pt
NIP. 19670111 200112 1 003

KERANGKA ACUAN KEGIATAN


PENGAWASAN PEREDARAN IMBUHAN/TAMBAHAN PAKAN
(1783.006)

1. LATAR BELAKANG

Pakan merupakan salah satu komoditi dadri subsistem agribisnis hulu, atau

dengan kata lain penyedia sapronak untuk subsitem budidaya ternak.

Pakan merupakan faktor terpenting untuk menunjang budidaya ternak

karena berimbas pada peningkatan bobot badan ternak dan performa

ternak yang diinginkan. Peningkatan Populasi, produksi daging, susu dan

telur sebagai hasil ternak yang sangat tergantung dari penyediaan pakan

yang baik dan berkualitas. Selain itu dalam usaha peternakan biaya pakan

mencapai presentase tertinggi dalam biaya produksi yaitu mencapai 50-

70%.

Pakan yang baik dan berkualitas harus persyaratan mutu yang mencakup

aspek pakan, aspek kesehatan ternak, aspek keamanan pangan dan aspek

ekonomi. Keempat aspek tersebut penting untuk dipenuhi karena akan

berpengaruh pada kesehatan ternak, penyediaan pangan hasil ternak dan

keamanan konsumen dalam mengkonsumsi pangan hasil ternak, serta

eisiensi biaya agar dihasilkan pakan yang bernilai ekonomis.

Keamanan pakan (Feed safety) harus dimulai dari pengawasab keamanan

pada bahan pakan, termasuk imbuhan pakan (Feed additives) dan

pelengkap pakan (Feed suplement) yang dicampur dalam pakan karena

pakan yang berkualitas dan aman. Penambahan feed additive dan feed

suplemen ke dalam pakan telah terbukti dapat memperbaiki efisiensi pakan


yang tentu harus didukung dengan pengetahuan tentang kualitas pakan

termasuk kualitas feed additive dan feed supelemen, siklus nutrient dan

formulasi pakan. Penambahan imbuhan pakan dan pelengkap pakan

sangat mempengaruhi hasil ternak yang akan dikonsumsi manusia berupa

telur, daging dan susu. Penggunaan imbuhan pakan (feed additive) dan

pelengkap pakan (feed suplement) yang tidak terawasi merupakan faktor

yang membahayakan untuk keamanan produksi ternak.

2. TUJUAN

1. Meningkatkan pengawasan peredaran imbuhan / tambahan pakan

dikalangan pengusaha pakan sampai pada pengguna

2. Mencegah terjadinya penggunaan imbuhan pakan / tambahan pakan

yang tidak layak untuk digunakan

3. SASARAN

a. Tersedianya imbuhan pakan / tambahan pakan yang layak untuk

dikonsumsi ternak dan aman bagi manusia

b. Meningkatkan pengawasan peredaran imbuhan pakan / tambahan pakan

dikalangan pengusaha pakan sampai pada peternak.

4. PELAKSANA KEGIATAN

Seksi Pakan Bidang Sarana Produksi

5. PENANGGUNG JAWAB KEGIATAN

Kepala Bidang Sarana Produksi

6. METODE PELAKSANAAN
Kegiatan ini mengacu pada Juklak/Juknis/Sop tentang Pengawasan

Peredaran imbuhan pakan / tambahan pakan yang dilaksanakan di pusat

dan 11 kabupaten/kota dengan mengunjungi para distributor maupun

penjual eceran dan peternak dilakukan secara berkala.

7. TAHAPAN DAN JANGKA WAKTU PELAKSANAAN KEGIATAN

Keseluruhan waktu pelaksanaan kegiatan pengawasan peredaran imbuhan

pakan / tambahan pakan adalah selama bulan (Maret sampai dengan

Desember) dengan rincian pelaksanaan sebagai berikut :

Bulan
Uraian Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
                         
Penyusunan Juknis                        
Pengawasan Peredaran Imbuhan /
Tambahan Pakan Ternak                        
Pelaporan                        
                       

8. RENCANA PEMBIAYAAN

Alokasi anggaran pelaksanaan pengawasan peredaran imbuhan pakan /

tambahan pakan adalah sebesar Rp. 30.000.000 (Tiga Puluh Juta

Rupiah) Rincian tersebut disajikan sendiri dalam Rencana Anggaran Biaya

(RAB Terlampir)

9. OUTPUT

a. Terlaksananya kegiatan pengawasan peredaran imbuhan pakan /


tambahan ternak di 11 Kabupaten/Kota
b. Adanya Laporan hasil pengawasan peredaran imbuhan pakan /
tambahan pakan
10. OUTCOME

a. Meningkatnya antisipasi terhadap pengawasan peredaran imbuhan

pakan/ tambahan pakan yang tidak memenuhi standar mutu

b. Meningkatnya koordinasi antar petugas pengawasan mutu pakan

c. Meningkatnya pengetahuan dan keterampilan petugas pengawas mutu

pakan

11. BENEFIT

a. Tersedianya pakan ternak dan imbuhan pakan yang berkualitas

b. Tersedianya SDM pengawas mutu pakan yang terampil dan ahli

12 IMPACT

Meningkatnya produksi dan produktifitas ternak karena adanya peredaran

imbuhan pakan / tambahan pakan yang berkualitas

13. PENUTUP

Demikian Kerangka Acuan Kegiatan pengawasan peredaran imbuhan

pakan / tambahan pakan ini disusun sebagai pedoman dalam

pelaksanaannya.

Kepala Bidang Sarana Produksi


Kepala Seksi Pakan

Yusdin, S.Pt
NIP.19670111 200112 1 003

Anda mungkin juga menyukai