Anda di halaman 1dari 21

PENGUATAN SUMBERDAYA MANUSIA SEKTOR PERTANIAN

MENUJU PERTANIAN YANG EFISIEN, INKLUSIF,


BERDAYA SAING DAN BERKELANJUTAN

OLEH :
H. TEDDY MEILWANSYAH, S.STP., M.M., M.Pd
I. PENDAHULUAN
Dalam rangka menyediakan pangan masyarakat sebagai wujud
ketahanan pangan dalam negeri yang dituangkan dalam Undang-Undang
Nomor 17 Tahun 2007 tentang Pembangunan Jangka Panjang Nasional
(RPJPN) Tahun 2005 – 2025 dan Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun
2020 tentang Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun
2020 – 2024, maka sektor pertanian diharapkan berkontribusi terhadap
pertumbuhan ekonomi yang berkualitas di Indonesia.
Salah satu tantangan besar Pembangunan Pertanian yaitu bagaimana
pertumbuhan ekonomi yang dicapai mampu meningkatkan pendapatan
petani yang sebagian besar memiliki lahan dengan kurang dari setengah
hektar. Untuk itu, peningkatan produksi komoditas pertanian dan
peningkatan daya saing produk pertanian yang hasilnya dirasakan dan
adanya peningkatan kesejahteraan petani.
PERTUMBUHAN EKONOMI
DIDORONG OLEH :

1. Stabilitas Inflasi Nasional,


1. Peningkatan produktivitas,
2. Turunnya Tingkat Kemiskinan,
2. Investasi berkelanjutan,
3. Turunnya Tingkat Pengangguran,
3. Perbaikan pasar tenaga kerja, dan
4. Turunnya Tingkat Rasio Gini, dan
4. Peningkatan kualitas sumberdaya
5. Meningkatnya Indeks
manusia.
Pembangunan Manusia (IPM).
Pembangunan di Kabupupaten Ogan Komering Ulu tertuang dalam RPJMD
Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2021 – 2026 dengan visi :
TERWUJUDNYA OGAN KOMERING ULU YANG BERSIH, KREATIF, RELIGIUS,
MAJU DAN SEJAHTERA
Dalam hal pembangunan pertanian di Kabupaten Ogan Komering Ulu
tertuang dalam Misi ke 2 yaitu : Memajukan ekonomi kreatif berbasis
komoditas yang didukung kemajuan investasi
Arah kebijakan yang ditempuh adalah : Peningkatan produksi tanaman
perkebunan, pangan dan hortikultura dan peningkatan produksi
perikanan tangkap dan budidaya
NO TIPOLOGI LAHAN JUMLAH KET
A. POTENSI SUMBERDAYA ALAM (Hektar)

PERTANIAN A LAHAN SAWAH 7.717

KABUPATEN OGAN KOMERING ULU 1. IRIGASI 1.778


2. TADAH HUJAN 1.458

3. RAWA / LEBAK 1.100

4. TIDAK DITANAMI 3.381


PADI
B. LAHAN BUKAN 339.363
SAWAH
1. TEGAL / KEBUN 28.198

2. LADANG HUMA 16.923

3. PERKEBUNAN 264.975

4. SEMENTARA TIDAK 29.267


DIUSAKAN
JUMLAH BALAI PENYULUH PERTANIAN (BPP)
DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU
YAITU
1.BPP TANJUNGAN
2.BPP RAKSA JIWA
3.BPP KARANG ENDAH
4.BPP BELATUNG
5.BPP BATUMARTA I
6.BPP KARYA MUKTI
7.BPP KEDATON

JUMLAH PENYULUH DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU


1.ASN : 67 Orang
2.Pendamping Peningkatan Ekonomi Pertanian : 104 Orang
3.Tenaga Pendamping Peningkatan Produksi Perkebunan : 14 Orang
4.Pengawas Benih Tanaman (PBT) : 8 Orang
5.Petugas Pengendali Organisme Tumbuhan (POPT) : 3 Orang
JUMLAH KELOMPOK TANI JUMLAH PETANI
NO KECAMATAN
2020 2021 2022 2020 2021 2022

1. Baturaja Barat 31 46 47 759 1.155 1.086

2. Baturaja Timur 63 77 78 1.294 1.779 1.786

3. Lengkiti 119 151 151 3.044 4.053 4.053

4. Lubuk Batang 111 143 145 2.497 3.237 3.200

5. Lubuk Raja 92 138 140 3.053 5.281 5.218

6. Muara Jaya 45 47 49 960 968 1.008

7. Pengandonan 72 81 81 1.641 1.694 1.673

8. Peninjauan 165 178 179 3.530 4.694 4.313

9. Semidang Aji 76 85 90 1.846 2.068 2.155

10. Sinar Peninjauan 105 106 106 4.086 5.311 5.315

11. Sosoh Buay Rayap 80 106 106 1.858 2.760 2.759

12. Ulu Ogan 30 40 43 559 799 861

13. Kedaton Peninjauan Raya 73 88 88 1.982 2.559 2.396

JUMLAH 1.062 1.286 1.303 27.109 36.358 35.823


1. 1. STATUS DAN LUAS KEPEMILIKAN LAHAN

2. 2. PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN PETANI

3. DAMPAK DISRUPSI REVOLUSI INDUSTRI 4.0

1. 4. DAMPAK PERUBAHAN IKLIM

2. 5. KETERBATASAN AKSES PEMBIAYAAN BAGI PETANI


1.Salah satu masalah krusial yang dihadapi oleh seluruh daerah yang ada
di Indonesia adalah terjadinya konversi lahan – lahan produktif. Hal ini
berakibat semakin sempitnya lahan garapan usaha taniserta turunnya
kesejahteraan petani sehingga kegiatan usaha tani yang dilakukan petani
tidak dapat menjamin tingkat kehidupan yang layak. Hal yang dilakukan oleh
pemerintah daerah yaitu bagaimana melindungi keberadaan lahan
pertanian melalui perencanaan dan pengendalian tata ruang. Saat ini
sedang akan dibahas Perda tentang Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan
(LP2B) sebagai implementasi Undang-undang Nomor 41 Tahun 2004 tentang
Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan. LP2B merupakan
bidang lahan pertanian yang ditetapkan untuk dilindungi dan dikembangkan
secara konsisten guna menghasilkan pangan pokok bagi kemandirian,
ketahanan, dan kedaulatan pangan nasional
2.Masalah lain adalah terkait kepemilikan lahan oleh petani yang sempit.
Berdasarkan Hasil Survei Pertanian Antar Sensus (SUTAS) tahun 2018, luas
lahan pertanian yang dikuasai rumah tangga usaha pertanian kurang dari 0,5
hektar sebanyak 15,89 juta rumah tangga atau 59,07% dari total rumah
tangga petani.
Pendidikan dan usia petani menjadi masalah penting untuk keberlanjutan
sumber daya petani yang mampu menghasilkan komoditas pertanian yang
berkualitas. Permasalahan utama ketenagakerjaan di sektor pertanian,
yaitu keberadaan usia tenaga kerja produktif dan tingkat pendidikan.

Dari data BPS secara nasional bahwaa 27,4 % tenaga kerja sektor
pertanian merupakan tenaga kerja yang berusia 45 – 54 tahun.Diketahui
bahwa usia muda disektor pertanian masih cukup tinggi walaupun
proporsinya semakin menurun minat generasi muda di sektor pertanian.

Dari sisi pendidikan, tenaga kerja di sektor pertanian masih didominasi


oleh kelompok yang tamat sekolah dasar dan sekolah tingkat pertama.
Mengingat sumber daya petani yang didominasi oleh petani baru dengan
tingkat pendidikan yang rendah diperlukan strategi dalam peningkatan
kopetensi, kreatifitas dan inovasi melalui pelatihan vokasi (Vocational
training), serta dilakukan mentoring terhadap pelaku usaha pertanian.
Perubahan dunia yang begitu cepat dengan berkembangnya inovasi dan
teknologi mendorong revolusi baru yang disebut revolusi industri 4.0.
Revolusi ini ditandai dengan penggunaan mesin-mesin pertanian otomatis
yang terintegrasi dengan jaringan internet.

Revolusi industri 4.0 bidang pertanian seperti pengembangan pemasaran dan


penumbuhan usaha baru berbasisi daring sektor pertanian. Di sisi lain inovasi
tekno;ogi alat mesin pertanian dalam emingkatkan efisiensi proses produksi.
Di era digitalisasi pada revolusi industri 4.0 para pemangku kepentingan di
sektor pertanian harus mampu mempersiapkan diri dan beradaptasi dengan
perubahan tersebut.
Perubahan iklim telah mempengaruhi segala aspek kehidupan manusia,
hewan dan tanaman. Khusus di sektor pertanian, dampak perubahan iklim
dapat menyebabkan penurunan produksi/produktivitas tanaman dan ternak
sehingga dapat mengancam ketahanan pangan.

Akibat yang terjadi dengan adanya perubahan iklim yaitu :


1.Meningkatnya intensitas curah hujan yang mengakibatkan kebanjiran
(Kondisi La nina)
2.Menimbulkan kemarau panjang, sehingga terjadi kekeringan (El nino)
3.Menimbulkan eksplosi hama dan penyakit
4.Terjadinya pergeseran pola dan kalender tanam.
Pembiayaan adalah salah satu komponen penting dalam mewujudkan
usaha pertanian yang menguntungkan dan berkelanjutan. Namun
demikian, aksesibilitas petani terhadap pembiayaan menjadi masalah
utama yang dirasakan petani.

Disisi lain lembaga pembiayaan masih menempatkan sektor pertanian


sebagai sektor yang kurang atraktif karena dianggap sangat beresiko (high
risk), tergantung musim dan jaminan harga yang tidak pasti.

Untuk aksesibilitas petani terhadap


pembiayaan di Kabupaten Ogan
Komering Ulu sudah dirasakan adanya
kemudahan dengan adanya program
Kredit Usaha Rakyat (KUR) bidang
pertanian serta adanya bantuan dari
Pemerintah Daerah dalam pembayaran
premi Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP).
Peran sumberdaya manusia dalam pembangunan pertanian di Kabupaten Ogan
Komering Ulu sangat menentukan keberhasilan dari seluruh rangkaian
pelaksanaan proses produksi pertanian sampi ke konsumen.
Bila dilihat dari suatu rangkaian agribisnis pertanian banyak pihak / steakholder
yang berperan dalam pengembangan pertanian secara keseluruhan yaitu sebagai
berikut :
1. Subsistem pengadaan sarana produksi, alat mesin dan distribusi,
2. Subsistem usaha tani / proses produksi,
3. Subsistem Pengolahan hasil pertanian / industri hilir,
4. Subsistem pemasaran hasil pertanian
Agar 4 subsistem di atas mampu berjalan dengan baik dan lancar maka
diperlukan subsistem penunjang yaitu :
1. Badan penelitian inovasi
2. Pembinaan
3. Lembaga pembiayaan
4. Infrastruktur
SUBSISTEM
PENGADAAN SUBSISTEM
BARANG DAN PENGOLAHAN SUBSISTEM
SUBSISTEM
SARANA HASIL PERTANIAN PEMASARAN
USAHATANI
PRODUKSI HASIL PERTANIAN
(INDUSTRI HILIR)
(INDUSTRI HULU)

SUBSISTEM PENDUKUNG
(BADAN PENELITIAN / INOVASI, PEMBINAAN, LEMBAGA PEMBIAYAAN,
INFRASTRUKTUR)
Peningkatan sumberdaya manusia pada semua rangkai di atas menjadi
titik fokus pengembangan sistem pembangunan pertanian.
Sumberdaya manusia yang bergerak tersebut terdiri dari :
1.Sumberdaya manusia pada subsistem pengadaan sarana produksi, alat mesin
dan distribusi adalah pabrik pupuk, penyediaan benih, pabrik pestisida, pabrik
alat mesin pertanian dan armada distribusi.
2.Sumberdaya manusia pada subsistem usaha tani yaitu petani yang tergabung
dalam kelompok tani yang harus menjadi perhatian dalam peningkatan
pengetahuan dan keterampilannya.
3.Sumberdaya manusia pada subsistem pengolahan hasil pertanian / industri hilir
seperti pabrik pengolahan minuman buah, pabrik pengolahan kelapa sawit dll.
4.Sumberdaya manusia pada subsistem pemasaran hasil pertanian seperti kios,
warung, super market, pedagang dll.
5.Sumberdaya manusi pada subsektor penunjang seperti peneliti, penyuluh,
perbankan, pemerintah yang menyediakan infrastruktur.
Pemerintah Daerah Kabupaten Ogan Komering Ulu berusaha secara optimal
dalam pengelolaan sumberdaya manusia pertanian. Beberapa langkah dalam
penguatan sumberdaya manusia pertanian :
1.Peningkatan kapasitas dan kualitas penyuluh pertanian
2.Pembinaan petani dalam hal peningkatan pegetahuan dan keterampilan,
3.Kerjasama dengan steaakholder dalam pengembangan sektor hulu, dalam
proses produksi, sektor industri hilir dan sektor pemasaran,
4.Kerjasama dengan sektor lembaga pembiayaan dan Badan Penelitian dalam
pengembangan inovasi pertanian

Langkah tersebut ditempuh untuk mewujudkan tujuan akhir pembangunan


pertanian yaitu meningkatkan kesejahteraan petani
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai