Anda di halaman 1dari 15

STUDY KELAYAKAN

DAN
ANALISA USAHA PEMBESARAN UDANG WINDU
SECARA SEMI INTENSIF DI TAMBAK

Oleh :
FITRIL AKBAR ROSYA
NIT. 16.2.01.014

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN


BADAN RISET DAN SUMBERDAYA MANUSIA KELAUTAN
DAN PERIKANAN
POLITEKNIK KELAUTAN DAN PERIKANAN BONE
2018
HALAMAN PENGESAHAN

Judul : Study kelayakan dan analisa usaha pembesaran udang Windu secara
semi intensif di tambak.
Nama : Fitril Akbar Rosya
NIT : 16.2.01.014

Proposal ini sebagai pertanggungjawaban


Tugas Mata Kuliah Manajemen Usaha Budidaya Perikanan
Dan telah disetujui pada Tanggal : Januari 2019

Disetujui oleh:

Pembimbing I Pembimbing II

Ir. Yip Regan, M.Si Muhammad Syahrir, S.P, M.Si


NIP.19620130 198903 1 003 NIP.19690715 199003 1 004

Diketahui oleh
Direktur Politeknik Kelautan dan Perikanan Bone

Raman GTH Simanjuntak, A.Pi., SE., M.Si


NIP. 19610730 198503 1 004

i
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Rabbil Alamin, segala puji dan syukur penyusun panjatkan


kepada Allah SWT. Yang telah memberikan iman dan kesehatan. Hanya atas izin
dan karuni-Nyalah sehingga penyusun dapat menyelesaikan proposal analisa usaha
ini.
Proses persiapan, pelaksanaan, dan penyusunan proposal ini telah melibatkan
kontribusi pemikiran dan saran konstruktif banyak pihak, pada kesempatan ini
penyusun menyampaikan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada teman –
teman yang telah membantu dalam proses pembuatan proposal analisa usaha ini yang
berjudul “Proposal analisa usaha pembesaran udang windu (Penaeus monodon)
sistem semi intensif di Tambak”. Semoga proposal ini bisa mendapatkan keuntungan.

Penyusun

Fitril Akbar Rosya

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ i


KATA PENGANTAR........................................................................................ ii
DAFTAR ISI....................................................................................................... iii
I. PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang........................................................................................ 1
I.2 Gambaran Umum.................................................................................... 2
II. ANALISA USAHA
II.1 Biaya Investasi........................................................................................ 3
II.2 Biaya Penyusutan.................................................................................... 3
II.3 Biaya Tetap ............................................................................................ 4
II.4 Biaya Variabel ........................................................................................ 4
II.5 Biaya Bunga ........................................................................................... 5
III. PENUTUP

iii
BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Udang windu merupakan salah satu komuditas unggulan di Indonesia
dan menjadi komuditas ekspor. Hingga sekarang ini udang windu masih
menjadi dambaan bagi para pelaku usaha tambak karena permintaan pasar
untuk jneis udang windu masih cukup tinggi. Oleh sebab itu, banyak petani
tambak yang tidak jera untuk membudidayakan tambak meskipun usaha
budidaya udang windu ini sering naik turun dan tidak stabil.
Secara umum, budidaya udang di Indonesia telah dilakukan sejak
lama. Namun budidaya udang secara intensif baru berkembang pesat pada
pertengahan tahun 1986, dimulai di Pulau Jawa, selanjutnya berkembang di
Bali, Sumatera Utara, Aceh, Lampung, Bengkulu, Bangka, Kalimantan Timur,
Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, Lombok, Sumbawa, dan Irian Jaya.
Dalam budidaya perairan (akuakultur) khusunya udang windu,
produksi merupakan fungsi dari biota, lingkungan dan pakan. Keberhasilan
budidaya udang ditentukan oleh biota yang mempunyai toleransi besar
terhadap perubahan atau fluktuasi lingkungan, tahan terhadap serangan hama
dan penyakit, serta responsif terhadap pakan yang diberikan. Keberhasilan
suatu budidaya merupakan derajat kelangsungan hidup dan bobot rata-rata
individu yang tinggi sehingga diperoleh produksi yang maksimal.
1.2 Gambaran Umum
1. Biodata pengusaha
a. Nama : Fitril Akbar Rosya
b. Tempat Tanggal Lahir : Sumenep, 30 Januari 1998
2. Alamat usaha
 Desa : Kalianget
 Kecamatan : Kota
 Kabupaten : Sumenep
3. Alamat pemilik
 Desa : Pangarangan 1
 Kecamatan : Kota
 Kabupaten : Sumenep
4. Data usaha
 Sektor usaha : Pembesaran udang windu sistem
semi intensif di tambak
 Jenis produksi : Udang windu
 Tahun mulai produksi : 2020
 Usaha lain :-
  Susunan organisasi perusahaan, yang meliputi susunan :

1. Ketua : Fitril Akbar Rosya


2. Wakil ketua : Prabowo Subianto
3. Sekretaris : Joko Widodo
4. Bendahara : Sandiaga Uno
BAB II. ANALISA USAHA

2
2.1 Biaya investasi
Table 1. biaya investasi

No. Uraian Jumlah Harga satuan Total harga


( Rp.,-) ( Rp.,-)

1. Kincir 2 unit 6.000.000 12.000.000

1. Pompa 1 unit 5.000.000 5.000.000

2. Rumah jaga 1 unit 3.000.000 3.000.000

3. Jembatan kontrol pakan 4 unit 100.000 400.000


dan ancho

4. Ember 2 unit 7.000 14.000

5. Waring 1 roll 250.000 250.000

6. Jala 1 unit 1.500.000 1.500.000

7. Lahan/Tanah 5.000 m2 - 60.000.000

Total biaya investasi - - 82.164.000

2.2 Biaya penyusutan

No. Nama alat Harga (Rp) Jue (thn) Ns (Rp) Pen/ thn (Rp) Pen / per
(Rp)

1. Kincir 12.000.000 5 500.000 2.300.000 1.150.000

2. Pompa 5.000.000 5 1.000.000 800.000 400.000

3. Rumah jaga 3.000.000 5 100.000 580.000 290.000

4. Jembatan kontrol 400.000 3 - 133.000 67.000


pakan dan ancho

5. Ember 14.000 2 - 7.000 3.500

6. Waring 250.000 5 - 50.000 25.000

7. Jala 1.500.000 5 - 300.000 150.000

Total 22.164.000 1.600.000 4.170.000 2.085.500

Table 2. biaya penyusutan


2.3 Biaya tetap
Table 3. Biaya tetap

No. Uraian Jumlah 6 bulan (Rp.) 1 Tahun (Rp.)

1. Listrik - 600.000 1.200.000

2. TK harian tebar kapur 2 150.000 300.000

3. TK bulanan 1 12.000.000 24.000.000

4. TK panen 15 1.500.000 3.000.000

6. Sewa lahan - 2.500.000 5.000.000


Total 16.750.000 33.500.000

2.4 Biaya Variabel


Tabel 4. Biaya Variabel
2.5 Biaya Bunga

No Uraian Jumlah Harga Satuan (Rp.) Total Harga (Rp.)


.

1. Kapur 1.000 kg 1.200 1.200.000

2. Benur 100.000 ekor 50 5.000.000

4
3. Pakan 3.000.000 kg 20.000 60.000.000

4. Saponin 50 kg 30.000 1.500.000

5. Pupuk Urea 50 kg - 100.000

6. Pupuk TSP 50 kg - 100.000

7. Solar 3.000 Liter 5.500 16.500.000

8. Obat-obatan - - 3.500.000
dan vitamin

Total - 56.750 87.900.000

Tabel 5. Biaya bunga

No. Jenis Biaya Jumlah (Rp.) Suku Biaya


Bunga/Tahun Bunga/Periode
1. Biaya penyusutan 2.085.500 17% 354.535

2. Biaya tetap 16.750.000 17% 2.847.500

3. Biaya variabel 87.900.000 17% 14.943.000

Total 18.145.035

 Catatan : satu periode pemeliharaan = 6 bulan. Jadi, jumlah modal


adalah Rp. 18.145.03,- di bagi 2 = Rp. 9.072.517,-

Kesimpulan :

1. Jumlah modal = biaya tetap + biaya variabel + biaya penyusutan + bunga 5


modal

= Rp. 16.750.000 + Rp. 87.900.000 + Rp. 2.085.500 + Rp. 9.072.517

= Rp. 115.808.017 (Output)

2. Jumlah hasil :
a. Hasil panen = 2.000 kg, size 40 dengan harga Rp. 80.000/kg
b. Jadi, jumlah hasil penjualan yaitu 2000 kg x Rp. 80.000/kg =
Rp. 160.000.000,- (Input)
3. Keuntungan usaha
Input – Output yaitu Rp. 160.000.000 - Rp. 115.808.017 =
Rp. 44.191.983,-
Keterangan :
a. Lama pemeliharaan mulai dari persiapan sampai panen = 6
bulan
b. SR = 80%
c. Berat udang rata-rata = 25 gram/ekor
d. FCR = 1,5
4. B/C Ratio

Merupakan cara evaluasi usaha dengan membandingkan nilai sekarang


seluruh hasil yang diperoleh suatu usaha dengan nilai sekarang seluruh biaya
usaha :

B/C = 160.000.000/115.808.017 6

= 1,4

Usaha ini layak dilaksanakan karena setiap kita mengeluarkan Rp. 1,-
akan diperoleh hasil Rp. 1,4,-

5. Break Event Point (BEP) Produksi


Break even point adalah suatu nilai dimana hasil penjualan produksi
sama dengan biaya produksi sehingga pengeluaran sama dengan pendapatan.
Pada saat itu pengusaha mengalami impas, tidak untung dan tidak rugi.
Suatu usaha dikatakan layak, jika nilai BEP produksi lebih besar dari
jumlah unit yang sedang diproduksi saat ini dan BEP harga harus lebih rendah
daripada harga yang berlaku saat ini, dimana BEP produksi dan BE  harga
dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
BEP = Total biaya/harga jual
= 115.808.017 / Rp. 80.000
= 1.448
Artinya: Dengan harga jual seharga  Rp. 80.000/kg dan total biaya
sebanyak Rp. 115.808.017 maka untuk mencapai titik impas udang yang
dijual paling minimal adalah 1.448 kg
6. BEP Unit
BEP Unit = Total biaya/Total produksi
= 115.808.017 / 2.000 kg
= 57.904

Artinya: Dengan total biaya sebanyak Rp. 115.808.017 dan total


produksi sebanyak 2.000 kg,  maka untuk mencapai titik impas harga jual
udang paling minimal seharga Rp. 57.904

7. Payback Period
7
Payback period dapat dihitung dengan cara sebagai berikut:
Payback period = Total Investasi : Laba

= Rp.82.164.000 : Rp. 44.191.983


= 1,86
Dari hasil perhitungan di atas mengatakan bahwa investasi sebesar Rp.
82.164.000,- memerlukan 1,86 kali priode usaha untuk mengembalikan
seluruh modal dan investasi.
8. Return Of Invesment (ROI)
Return of invesment (ROI) merupakan nilai keuntungan yang
diperoleh pengusaha dari setiap jumlah uang yang diinvestasikan dalam
periode waktu tertentu.Analisis roi dihitung untuk mengukur sampai seberapa
besar kemampuannya dalam mengembaliakan modal yang telah ditanam.
Dengan demikian dapat digunakan untuk mengukur efisiensi penggunaan
modal dalam perusahaan tersebut.  Rentabilitas dapat dihitung dengan cara
sebagai berikut:
Laba(Keuntungan)
Rentabilitas= x 100 %
Biaya Operasional
Rentabilitas=Rp.44 .191 .983 ,− ¿ ¿
Rp.115.808 .017−¿ x 100 % ¿

= 38,16%

Efesiensi penggunaan modal digunakan untuk mengetahui persentase


kemungkinan pengembalian keuntungan dari investasi yang ditanamkan yaitu
38,16%.
9. Pertimbangan Penerimaan (R/C Ratio)
Analisa ini digunakan untuk mengetahui perbandingan antara rasio
pendapatan yang diperoleh terhadap total biaya yang dikeluarkan. R/C ratio
dapat dihitung dengan cara sebagai berikut:

R/C ratio = Penerimaan : Total Biaya Pengeluaran


= Rp. 160.000.000,- : Rp. 115.808.017,- 8
= Rp 1,4
Artinya, setiap pengeluaran Rp.1,- dapat menghasilkan keuntungan
sebanyak Rp. 1,4,-.
III. KESIMPULAN 9

3.1 Kesimpulan
Demikian proposal perencenaan kegiatan usaha pembesaran udang windu dengan
sistem semi intensif. Berdasarkan dari analisa usaha yang telah dihitung bahwa usaha
pembesaran udang windu dengan sistem semi intensif layak untuk dijalankan dengan
mempertimbangkan harga jual.
DAFTAR PUSTAKA
10
Sudradjat Achmad dan Wedjatmiko. 2010. Budidaya Udang Windu (Panaeus
monodon) di Tambak. Penebar Swadaya. Jakarta.

Sumardika Putu. 2013. Kewirausahaan Perikanan. Bina Sumber Daya MIPA. Jakarta
Selatan.

Anda mungkin juga menyukai