Anda di halaman 1dari 59

REPUBLIK INDONESIA

JANUARI 2011 1
BAHAN TAYANGAN MATERI SOSIALISASI
UNDANG-UNDANG NO 41 TAHUN 2009 TENTANG
PERLINDUNGAN LAHAN PERTANIAN PANGAN
BERKELANJUTAN

Direktorat Perluasan dan Pengelolaan Lahan


Kementerian Pertanian
Jalan Taman Margasatwa No. 3
Ragunan Jakarta Selatan 12550
2
OUTLINE
I. PENDAHULUAN
II. KONSIDERAN
BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1
BAB II ASAS, TUJUAN DAN RUANG LINGKUP Pasal 2 s/d 5
BAB III PERENCANAAN DAN PENETAPAN Pasal 6 s/d 26
BAB IV PENGEMBANGAN Pasal 27 s/d 29
BAB V PENELITIAN Pasal 30 s/d 32
BAB VI PEMANFAATAN Pasal 33 s/d 34
BAB VII PEMBINAAN Pasal 35
BAB VIII PENGENDALIAN Pasal 36 s/d 53
BAB IX PENGAWASAN Pasal 54 s/d 57
BAB X SISTEM INFORMASI Pasal 58 s/d 60
BAB XI PERLINDUNGAN DAN PEMBERDAYAAN PETANI Pasal 61 s/d 65
BAB XII PEMBIAYAAN Pasal 66
BAB XIII PERAN SERTA MASYARAKAT Pasal 66 s/d 69
BAB XIV SANKSI ADMINISTRATIF Pasal 70
BAB XV PENYIDIKAN Pasal 71
BAB XVI KETENTUAN PIDANA Pasal 72 s/d 74
BAB XVII KETENTUAN PERALIHAN Pasal 75
BAB XVIII KETENTUAN PENUTUP Pasal 76 s/d 77
3
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG DAN PROSPEK PANGAN NASIONAL

1. Penduduk Indonesia tahun 2035 diperkirakan 440


juta jiwa, atau sekitar 1,3 – 1,5 % pertambahan
penduduk per tahun.
2. Tingkat produktivitas lahan sawah mendekati
“levelling off” sehingga ada tendensi total produksi
relatif stagnan, jika tidak diimbangi dengan teknologi
intensifikasi dan kapasitas perluasan areal sawah
setiap tahun sekitar 40.000 ha.
3. Kompetisi pemanfaatan ruang untuk berbagai sektor
semakin ketat, dan rencana alih fungsi lahan sawah
yang sangat dahsyat berdasarkan RTRW Kab/ Kota
seluas 3,09 juta Ha dari 7,8 juta Ha lahan sawah
(BPS, 2004).

4
B. PERKEMBANGAN LUAS LAHAN SAWAH TIAP PULAU
2005-2009 (Hektar)
P
Irigasi Non-Irigasi
PULAU 2005 2006 2007 2008 2009 2005 2006 2007 2008 2009
SUMATERA 1.012.999 1.023.698 1.041.351 1.071.567 1.110.697 1.161.219 1.159.123 1.172.768 1.217.506 1.239.824
JAWA 2.471.621 2.461.579 2.469.352 2.483.824 2.487.708 772.473 779.305 778.150 786.397 763.352
BALI dan NUSA TENGGARA 339.748 350.589 362.369 363.383 374.982 66.365 74.229 71.660 72.637 74.818
KALIMANTAN 194.404 188.195 184.055 217.935 229.680 782.118 831.852 829.372 793.729 795.543
SULAWESI 619.388 611.692 624.150 638.878 648.243 270.969 257.811 270.119 286.144 284.084
MALUKU dan PAPUA 37.698 39.387 49.059 54.796 49.541 18.732 17.842 7.550 8.429 7.353
JUMLAH 4.675.858 4.675.140 4.730.336 4.830.383 4.900.851 3.071.876 3.120.162 3.129.619 3.164.842 3.164.974

Sumber: BPS, 2010


5
C. Tren Neraca Lahan Sawah (ha)

Wilayah Konversi Penambahan Neraca


Tahun 1981 -1999*)
Jawa 1.002.055 518.224 -483.831
Luar Jawa 625.459 2.702.939 2.077.480
Indonesia 1.627.514 3.221.163 +1.593.649
Tahun 1999-2002**)
Jawa 167.150 18.024 -149.126
Luar Jawa 396.009 121.278 -273.731
Indonesia 563.159 139.302 -422.857

6
D. Luas Sawah dan Rencana Alih Fungsi menurut
RTRWKK (BPN, 2004)

NonIrigas
Luas Sawah Irigasi Dirubah (RTRW)
Pulau i
Ha % Ha Ha % Ha %
Sumatera 2.036.690 23,9 414.780 1.621.910 22,2 710.230 43,8
Jawa Bali 3.933.370 44,2 542.120 3.391.250 44,4 1.669.600 49,2
Kalimantan 1.253.130 14,1 375.200 877.930 12,0 58.360 6,7
Sulawesi 982.410 11,0 124.270 858.140 11,7 414.290 48,3
NT &
566.100 6,4 67.050 499.050 6,9 180.060 36,1
Maluku
Papua 131.520 1,5 65.060 66.460 0,9 66.460 100,0
Total 8.903.220 100,0 1.588.480 7.314.740 82,2 3.099.000 42,4

7
E. Pola Konversi Sawah

Pola Konversi di Pulau Jawa:

• Sawah menjadi Perumahan : 58,7%


• Sawah menjadi Pertanian lainnya : 21,8%
• sawah menjadi Non Perumahan : 19,5%

Pola Konversi di Luar Pulau Jawa:

• Sawah menjadi Perumahan : 16,1%


• Sawah menjadi Pertanian lainnya : 48,6%
• sawah menjadi Non Perumahan : 35,3%

8
9
KONVERSI LAHAN PERTANIAN DI SEPATAN

10
KONSIDERAN MENIMBANG

a. Lahan pertanian pangan merupakan bagian dari bumi sebagai


karunia Tuhan Yang Maha Esa yang dikuasai oleh negara dan
dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran dan
kesejahteraan rakyat.

b. Indonesia sebagai negara agraris perlu menjamin penyediaan


lahan pertanian pangan secara berkelanjutan sbg sumber
pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan dengan
mengedepankan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan,
berkelanjutan, berwawasan lingkungan, dan kemandirian, serta
dengan menjaga keseimbangan, kemajuan, dan kesatuan
ekonomi nasional.

c. Negara menjamin hak atas pangan sebagai hak asasi setiap


warga negara.
11
KONSIDERAN MENIMBANG…Lanjutan

d. Semakin meningkatnya pertambahan penduduk, perkembangan


ekonomi dan industri, mengakibatkan terjadinya degradasi, alih fungsi
dan fragmentasi lahan pertanian pangan telah mengancam daya
dukung wilayah secara nasional dalam menjaga kedaulatan pangan.

e. Sesuai dengan pembaruan agraria yang berkenaan dengan


penataan kembali penguasaan, pemilikan, penggunaan dan
pemanfaatan sumberdaya agraria, perlu perlindungan lahan pertanian
pangan secara berkelanjutan sesuai TAP MPR No. IX/MPR/2001.

f. Berdasarkan pertimbangan tersebut perlu diterbitkan Undang-


Undang tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan
Berkelanjutan sesuai dengan amanat UU Nomor 26 tahun 2007
tentang Penataan Ruang.

12
BAB I KETENTUAN UMUM
Psl 1

1. Lahan 12. Petani Pangan


2. Lahan Pertanian 13. Pangan Pokok
3. Lahan Pertanian Pangan 14. Setiap Orang
Berkelanjutan 15. Alih Fungsi Lahan Pertanian
4. Lahan Cadangan Pangan Pangan Berkelanjutan
Berkelanjutan 16. Rencana Tata Ruang
5. Perlindungan Lahan Pertanian 17. Irigasi
Pangan Berkelanjutan 18. Pemerintah Pusat
6. Kawasan Perdesaan 19. Pemerintah Daerah
7. Kawasan Pertanian Pangan 20. Menteri
Berkelanjutan 21. Pusat Informasi Lahan Pertanian
8. Pertanian Pangan Pangan Berkelanjutan
9. Kemandirian Pangan 22. Tanah Terlantar
10. Ketahanan Pangan 23. Bank Bagi Petani
11. Kedaulatan Pangan

13
BAB I …Lanjutan
BEBERAPA PENGERTIAN PENTING
LAHAN PERTANIAN Ps 1 angka 3
PANGAN BERKELANJUTAN
adalah bidang lahan pertanian yang
ditetapkan untuk dilindungi dan
dikembangkan secara konsisten
guna menghasilkan pangan pokok
bagi kemandirian, ketahanan dan
kedaulatan pangan nasional.
adalah lahan potensial yang dilindungi
Ps 1 angka 4 pemanfaatannya agar kesesuaian dan
LAHAN CADANGAN ketersediaannya tetap terkendali untuk
dimanfaatkan sebagai lahan pertanian
PERTANIAN PANGAN
pangan berkelanjutan pada masa yang
BERKELANJUTAN
akan datang.
14
BAB I …Lanjutan
PERLINDUNGAN LAHAN PERTANIAN PANGAN
BERKELANJUTAN
Ps 1 angka 5
adalah sistem dan proses dalam merencanakan dan menetapkan,
mengembangkan, memanfaatkan dan membina, mengendalikan,
dan mengawasi lahan pertanian pangan dan kawasannya secara
berkelanjutan.

KAWASAN PERTANIAN PANGAN


BERKELANJUTAN Ps 1 angka 7

adalah wilayah budidaya pertanian terutama pada wilayah


perdesaan yang memiliki hamparan lahan pertanian pangan
berkelanjutan dan/ atau hamparan lahan cadangan pertanian
pangan berkelanjutan serta unsur penunjangnya dengan fungsi
utama untuk mendukung kemandirian, ketahanan dan kedaulatan
pangan nasional.
15
Lanjutan
Ps 1 angka 9
Kemandirian Ketahanan pangan
pangan adalah adalah kondisi
kemampuan terpenuhinya pangan
produksi pangan bagi rumah tangga yang
dalam negeri yang tercermin dari
mampu menjamin tersedianya pangan
kebutuhan pangan yang cukup, baik jumlah
di tingkat rumah baik mutunya, aman,
tangga, …. merata dan terjangkau.
Ps 1 angka 10

16
Lanjutan
Kedaulatan Pangan Ps 1 angka 11
adalah hak negara dan Pangan pokok
bangsa yang mandiri dapat adalah segala
menentukan kebijakan sesuatu yang
pangannya yang menjamin berasal dari sumber
hak atas pangan bagi hayati yang
rakyat serta menentukan diperlukan sebagai
sistem pangan yang sesuai makanan utama
dengan potensi sumber bagi manusia.
daya lokal. Ps 1 angka 13

17
BAB I …Lanjutan
ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN
PANGAN BERKELANJUTAN (LP2B)
Ps 1 angka 15

adalah perubahan fungsi lahan pertanian pangan


berkelanjutan menjadi bukan lahan pertanian pangan
berkelanjutan baik secara tetap maupun sementara.

PUSAT INFORMASI LAHAN PERTANIAN Ps 1 angka 21


PANGAN BERKELANJUTAN (LP2B)
adalah pusat yang menyelenggarakan sistem informasi
serta administrasi LP2B dan Lahan Cadangan Pertanian
Pangan Berkelanjutan (LCP2B) pada lembaga pemerintah
yang berwenang dibidang pertanahan.
18
BAB II ASAS, TUJUAN DAN RUANG LINGKUP
TUJUAN Ps 3

a. melindungi kawasan dan lahan pertanian pangan secara


berkelanjutan;
b. menjamin tersedianya lahan pertanian pangan secara
berkelanjutan;
c. mewujudkan kemandirian, ketahanan, dan kedaulatan
pangan;
d. melindungi lahan pertanian pangan milik petani;
e. meningkatkan kemakmuran serta kesejahteraan petani dan
masyarakat;
f. meningkatkan perlindungan dan pemberdayaan petani;
g. meningkatkan penyediaan lapangan kerja bagi kehidupan
yang layak;
h. mempertahankan keseimbangan ekologis; dan
i. mewujudkan revitalisasi pertanian.
19
BAB II …Lanjutan

RUANG LINGKUP
Ps 4

a. perencanaan dan penetapan;


b. pengembangan;
c. penelitian;
d. pemanfaatan;
e. pembinaan;
f. pengendalian;
g. pengawasan;
h. sistem informasi;
i. perlindungan dan pemberdayaan petani;
j. pembiayaan; dan
k. peran serta masyarakat.
20
BAB II …Lanjutan

Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) meliputi :


Ps 5

1 Lahan beririgasi;

2 Lahan reklamasi rawa pasang surut


dan nonpasang surut (lebak); dan/ atau

3 Lahan tidak beririgasi.

21
BAB III. PERENCANAAN DAN PENETAPAN
Di dalam atau
LP2B di luar
PERLINDUNGAN kawasan
Ps 6 LCP2B pertanian
pangan

Dilakukan berdasarkan
perencanaan LP2B
Ps 9 ay 1

Berada pada Kawasan


Perdesaan dan/ atau
Perkotaan di Kab/ Kota
Ps 7

22
Kawasan P2B

PERENCANAAN LP2B
Ps 9 ay 2
LCP2B

Didasarkan kepada :

Ps 9 ay 3 • pertumbuhan penduduk dan kebutuhan konsumsi pangan


penduduk;
• pertumbuhan produktivitas;
• kebutuhan pangan nasional;
• kebutuhan dan ketersediaan lahan pertanian pangan;
• pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi; dan
• musyawarah petani.

23
1. Prediksi jumlah
PERENCANAAN Dasar Penyusunan produksi
Ps 10 ay 1 2. Luas baku lahan
3. Sebaran lokasi LP2B

Lingkup
Perencanaan

Ps 11

Berdasarkan Wilayah Berdasarkan Periode Waktu

Nasional Provinsi Kab/ Kota


Jangka Jangka Jangka
Panjang Menengah Pendek

24
PENETAPAN

Rencana Kerja
Pemerintah (RKP)
Ps 17

Penetapan
Rencana PLP2B RPJM

RPJP
25
Ps 19 ay 1

Bagian dari penetapan


rencana tata ruang kawasan
perdesaan
KP2B Ps 19 ay 2
Dasar pengaturan zonasi

Ps 20 ay 1
Ps 18 Bagian dari penetapan dalam
Dengan
bentuk Rencana Rinci Tata
Ruang
PLP2B Penetapan
Ps 20 ay 2
LP2B Dasar pengaturan zonasi

Ps 21
Bagian dari penetapan dalam
bentuk Rencana Rinci Tata
LCP2B Ruang Wilayah Kab/ Kota

26
PENJENJANGAN RENCANA PLP2B

Ps 22

Perencanaan PLP2B
Rencana PLP2B Acuan
Penyusunan Provinsi
Nasional Pada

Rencana Acuan Perencanaan PLP2B


Penyusunan Kab/ Kota
PLP2B Provinsi Pada

27
PENETAPAN KAWASAN

Ps 23

Penetapan
Diatur dalam PP RTRWN
KP2B Nasional

Penetapan
KP2B Provinsi Diatur dalam Perda RTRWP

Penetapan
Perda RTRW Kab/ Kota
KP2B Kab/ Diatur dalam

Kota
28
KP2B yang memerlukan perlindungan khusus
Ps 24
Kawasan P2B sebagai kawasan strategis

a. Luas kawasan pertanian pangan


b. Produktivitas kawasan pertanian
pangan
Pertimbangan c. Potensi teknis lahan
d. Keandalan infrastruktur
e. Ketersediaan sarana dan
prasarana pertanian

29
BAB IV. PENGEMBANGAN • kesuburan tanah;
• kualitas benih/bibit;
Ps 28 • diversifikasi tanaman pangan;
• pencegahan dan
Ps 27 ay 1 Intensifikasi penanggulangan hama
tanaman;
PENGEMBANGAN • pengembangan irigasi;
• pemanfaatan teknologi
pertanian;
• pengembangan inovasi
pertanian;
dilakukan • penyuluhan pertanian;
• jaminan akses permodalan.

pelaku
Ps 29 ay 1
a. Pencetakan LP2B
Ekstensifikasi b. Penetapan LP2 menjadi
• Pemerintah LP2B
Ps 29 ay 2
• Pemda Provinsi c. Alih fungsi lahan non
• Pemda Kab/ Kota pertanian pangan LP2B
PENGEMBANGAN USAHA
• Masyarakat AGRIBISNIS TAN. PANGAN
• Korporasi
30
Tanah Terlantar
Ps 29 ay 3 Ps 29 ay 4
a. Diberikan hak tetapi sebagian/
Alih Fungsi Lahan Non seluruh tidak diusahakan
Pertanian pangan sesuai dengan sifat dan tujuan
menjadi LP2B pemberian hak.
b. Tidak dimanfaatkan selama 3
tahun.
Ps 29 ay 6 Ps 29 ay 5
Tanah Bekas Kws Hutan

a. Diberikan dasar penguasaan


Tanah terlantar dan tanah tetapi sebagian/ seluruh tidak
bekas kawasan hutan dimanfaatkan sesuai ijin/
diadministrasikan oleh keputusan & tidak ditindaklanjuti
Pusat Informasi LP2B permohonan hak atas tanah.
b. Tidak dimanfaatkan sesuai ijin/
keputusan/ surat yang
berwenang selama 1 tahun.
31
BAB V. PENELITIAN
Pemerintah
Ps 30 ay 2
PELAKU Pemda Provinsi
Pemda Kabupaten
Ps 30 ay 3
Penelitian • pengembangan penganekaragaman pangan;
• identifikasi dan pemetaan kesesuaian lahan;
meliputi • pemetaan zonasi Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan;
• inovasi pertanian;
• fungsi agroklimatologi dan hidrologi;
• fungsi ekosistem; dan
• sosial budaya dan kearifan lokal.
Ps 31
Lahan yang tersedia
OBYEK
Lahan cadangan
Ps 32 Petani
HASIL Informasi
Publik Pengguna lainnya 32
BAB VI. PEMANFAATAN Ps 33 ay 1
Dengan menjamin konservasi tanah dan air
PEMANFAATAN a. perlindungan sumber daya lahan dan air;
Ps 33 ay 2 b. pelestarian sumber daya lahan dan air;
c. pengelolaan kualitas lahan dan air; dan
Pemerintah & d. pengendalian pencemaran.
Pemda
Dilakukan sesuai dengan peraturan perundang -
undangan
Ps 33 ay 3
Setiap Orang WAJIB Ps 34 ay 1
Ps 34 ay 5
a. Memanfaatkan tanah
WAJIB
sesuai peruntukan. RUSAK
b. Mencegah kerusakan Memperbaiki
irigasi.
BERPERAN SERTA Ps 34 ay 3

a. Menjaga & meningkatkan kesuburan tanah.


b. Mencegah kerusakan tanah. 33
c. Memelihara kelestarian lingkungan.
BAB VII. PEMBINAAN
Ps 35 ay 1

PELAKU Pemerintah dan Pemda


a. koordinasi perlindungan;
BENTUK b. sosialisasi peraturan perundang-
undangan;
Ps 35 ay 2 c. pemberian bimbingan, supervisi, dan
konsultasi;
d. pendidikan, pelatihan dan penyuluhan
kepada masyarakat;
e. penyebarluasan informasi Kawasan
Pertanian Pangan Berkelanjutan dan
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan;
f. peningkatan kesadaran dan tanggung
jawab masyarakat.
34
BAB VIII. PENGENDALIAN

Ps 36 ay 2
Dilakukan oleh Menteri
secara berkoordinasi

Bentuk Pengendalian Ps 38
INSENTIF
a. Keringanan PBB.
Ps 37 b. Infrastruktur pertanian.
a. insentif;
b. disinsentif; c. Biaya litbang benih dan varietas
c. mekanisme perizinan; unggul.
d. Kemudahan dalam mengakses
d. proteksi; dan
informasi dan teknologi.
e. penyuluhan.
e. Penyediaan sarana dan
 
prasarana produksi pertanian.
f. Sertipikat tanah.
g. Penghargaan.
35
Pemerintah kepada Pemda
INSENTIF Provinsi dan Kab/ Kota
Berupa Ps 39
Alokasi
Anggaran Pemda Provinsi kepada Pemda
Khusus Kab/ Kota

Ps 40 Pemberian insentif mempertimbangkan :


a. jenis LP2B;
b. kesuburan tanah;
c. luas tanam;
d. irigasi;
e. tingkat fragmentasi lahan;
f. produktivitas usaha tani;
g. lokasi;
h. kolektivitas usaha pertanian; dan/ atau
i. praktek usaha tani ramah lingkungan.
36
Ps 41
Dapat diberikan Pemerintah dan
Insentif lainnya
Pemda sesuai kewenangan

Disinsentif Pencabutan insentif kepada petani


Ps 42 yang tidak memenuhi kewajiban
dalam memanfaatkan LP2B.

37
Ps 44

ALIH FUNGSI Ps 44 ay 1

Ps 44 ay 2
LP2B dilarang dialihfungsikan

kecuali Kepentingan umum


Syarat Alih Fungsi:
a. dilakukan kajian Jika Alih fungsi LP2B
kelayakan strategis terjadi akibat
b. rencana alih fungsi
bencana
lahan Ps 44 ay 3
c. dibebaskan
kepemilikan haknya 1. Butir a & b syarat alih
dari pemilik fungsi tidak diberlakukan
d. Penyediaan lahan 2. Penyediaan lahan
pengganti LP2B pengganti maksimal 24
bulan setelah alih fungsi
38
Yang termasuk dalam KEPENTINGAN UMUM :
– pembuatan jalan umum.
– waduk, bendungan.
– Irigasi.
– saluran air minum atau air bersih.
– drainase dan sanitasi.
– bangunan pengairan, pelabuhan, bandar udara,
stasiun dan jalan kereta api, terminal.
– fasilitas keselamatan umum.
– cagar alam serta pembangkit dan jaringan listrik.

39
LAHAN PENGGANTI
Ps 46 ay 1

KETENTUAN
Min 3x luas lahan
Lahan beririgasi yg dialihfungsikan

atas dasar Lahan reklamasi rawa


Min 2x luas lahan
kesesuaian pasang surut dan non
yg dialihfungsikan
lahan pasang surut

Min 1x luas lahan


Lahan tidak beririgasi
yg dialihfungsikan

40
Penyediaan Lahan Pangan sebagai
Pengganti LP2B

dimasukkan
MEKANISME

Ps 46 ay 2
RPT, RPJM, RPJP

Dapat dilakukan dengan :


a. Pembukaan lahan baru pada LCP2B.
b. Alih fungsi lahan terlantar, dan tanah bekas kawasan
hutan.
c. Penetapan lahan pertanian sbg LP2B 41
PEMANFAATAN LAHAN PENGGANTI Ps 46 ay 4

Ps 47 Dimanfaatkan oleh petani transmigrasi dan non


Tanggung transmigrasi dengan prioritas bagi petani yang
jawab lahannya dialihfungsikan.
Penyedia
Lahan Pihak yang melakukan pengalihfungsian
Pengganti LP2B.

Ps 48
Keadaan memaksa yang mengakibatkan
musnahnya/ rusak LP2B.

Pemerintah dan/atau Pemda melakukan penggantian LP2B


sesuai kebutuhan.
42
PENETAPAN LAHAN
PENGGANTI LP2B Ps 49

Lahan pengganti
Perda Kab/ Kota terletak dalam 1
kab/ kota/ provinsi

Lahan pengganti
terletak di dalam 2
Perda Provinsi kab/ kota atau lebih
dalam 1 provinsi

Lahan pengganti
PP terletak di dalam 2
provinsi atau lebih

43
Ketentuan Lain Alih Fungsi
Semua izin yang mengakibatkan alih fungsi Ps 50 ay 1
LP2B batal demi hukum
Alih fungsi bukan untuk kepentingan umum Ps 50 ay 2
wajib mengembalikan keadaan tanah LP2B ke
keadaan semula
Setiap orang yg memiliki LP2B dapat Ps 50 ay 3
mengalihkan kepemilikan lahan dengan tidak
mengubah fungsi LP2B
Setiap orang dilarang melakukan kegiatan Ps 51 ay 1
yang : a) merusak irigasi & infrastruktur; b)
mengurangi kesuburan tanah
Setiap orang yang mengakibatkan kerusakan Ps 51 ay 2
wajib melakukan rehabilitasi
44
BAB IX
PENGAWASAN Pasal 54

Dilakukan terhadap kinerja :


a. Perencanaan dan penetapan
b. Pengembangan Pasal 54 ayat 1
c. Pemanfaatan
d. Pembinaan
e. Pengendalian

Berjenjang oleh Pemeritah/ Pemda Pasal 54 ayat 2

Meliputi :
a. Pelaporan Pasal 55
b. Pemantauan
c. Evaluasi 45
PELAPORAN

Dilakukan secara berjenjang Pasal 56 ayat 1

Merupakan informasi publik yang Pasal 56 ayat 3


diumumkan dan dapat diakses secara
terbuka

DPRD Kab/ Kota


Psl 56
Penyampaian Laporan ayat 4, 5
Laporan DPRD Provinsi Tahunan &6

DPR & DPD RI

46
Dilakukan dengan
Pasal 57
mengamati & memeriksa
Pasal 57
Pemantauan & laporan dan dibandingkan ayat 1
Evaluasi dengan pelaksanaan
dilapangan

Jika terjadi penyimpangan Pasal 57


ayat 2

Menteri, Gubernur dan/


atau Bupati/ Walikota
wajib mengambil langkah
penyelesaian
47
Pasal 57 ayat 3

Gubernur wajib
mengambil langkah APBD Prov
penyelesaian jika dan APBN ke
Bupati tidak Kab. Dipotong
melaksanakannya
Langkah
penyelesaian
Pasal 57 ayat 4
terhadap
penyimpangan Menteri wajib APBN ke Prov.
mengambil langkah & Kab.
penyelesaian jika dipotong
Gubernur tidak sebesar biaya
melaksanakannya penyelesaian

48
BAB X
SISTEM INFORMASI

Pemerintah, Pemda
Pelaku Pasal 58 ayat 1 & 2
secara terpadu dan
terkoordinasi
Data yang dimuat dalam sistem informasi Pasal 58 ayat 3

Data Lahan : 1. Fisik alamiah


2. Fisik buatan
•KP2B
3. Kondisi SDM & sosial
•LP2B ekonomi Pasal 58
•LCP2B 4. Status kepemilikan ayat 4
•Tanah Terlantar & dan/atau penguasaan
5. Luas & lokasi lahan
Subyek haknya 6. Jenis komoditas tertentu
49
Informasi LP2B wajib disampaikan setiap tahun

oleh Menteri kepada Informasi LP2B


Presiden, DPR & DPD Nasional

Oleh Gubernur kepada


DPRD Provinsi Informasi LP2B
Provinsi
Oleh Bupati/ Walikota
kepada DPRD Kabupaten/ Informasi LP2B
Kota Kabupaten/ Kota

50
BAB XI
PERLINDUNGAN DAN PEMBERDAYAAN PETANI

Pasal 61
Wajib
Melindungi dan
Pemerintah &
memberdayakan petani,
Pemda
kelompok petani, koperasi
JAMINAN
Bentuk a. Harga komoditas pangan pokok yang
menguntungkan
perlindungan b. Memperoleh sarana produksi &
prasarana pertanian
Pasal 62
c. Pemasaran hasil pertanian pokok
d. Pengutamaan hasil pertanian pangan
dalam negeri
e. Ganti rugi akibat gagal panen

51
a. Penguatan kelembagaan.
Bentuk b. Penyuluhan & pelatihan untuk
pemberdayaan peningkatan kualitas SDM.
c. Pemberian fasilitas sumber
pembiayaan/ permodalan.
d. Pemberian bantuan kredit
kepemilikan lahan pertanian.
e. Pembentukan bank bagi petani.
f. Pemberian fasilitas pendidikan.
g. Pemberian akses ilmu
pengetahuan, teknologi &
informasi.

52
BAB XII PEMBIAYAAN
Pasal 66
BIAYA
APBN, APBD Provinsi,
Kabupaten/ Kota
Dibebankan
pada

Dana tanggung jawab sosial &


lingkungan dari badan usaha

53
BAB XIII
PERAN SERTA
Pasal 66
MASYARAKAT

- Dapat dilakukan secara


perorangan atau kelompok
- Dilakukan dalam tahapan
a. Perencanaan
b. Pengembangan
c. Penelitian
d. Pengawasan
e. Pemberdayaan petani dan/
atau
f. pembiayaan
54
BAB XIV
SANKSI ADMINISTRATIF Pasal 70

Diberikan karena tidak melaksanakan kewajiban

Bentuk sanksi administratif


a. Peringatan tertulis
b. Penghentian sementara kegiatan
c. Penghentian sementara pelayanan umum
d. Penutupan lokasi
e. Pencabutan izin
f. Pembatalan izin
g. Pembongkaran bangunan
h. Pemulihan fungsi lahan
i. Pencabutan insentif
j. Denda administrasi 55
BAB XV
PENYIDIKAN

Pasal 71

Selain PPKNRI maka PPNS di


lingkungan instansi Pemerintah yang
menangani PLP2B diberi wewenang
khusus sebagai penyidik.

56
BAB XVI
KETENTUAN PIDANA Pasal 72 Pasal 72 ayat 1
Penjara max 5
tahun
Orang
YANG perseorangan
Denda max 1 M
MELAKUKAN ALIH
Pasal 72 ayat 3
FUNGSI
Pejabat Pidananya + 1/3
Pemerintah Pidana yang
diancamkan

Pasal 74 Denda max 1 M

Korporasi PENGURUS
2 tahun < penjara < 7 tahun

a. Perampasan kekayaan hasil tindak pidana;


b. Pembatalan kontrak kerja dengan pemerintah; Rp.2 M < denda < Rp.7 M
c. Pemecatan pengurus; dan/ atau
d. Larangan kepada pengurus untuk mendirikan 57
korporasi.
SANKSI : Pasal 72

Orang Perseorangan Yang Penjara max 3 tahun


Tidak mengembalikan
keadaan LPB ke keadaan
semula
Denda max 3 M

Pasal 73
1 tahun <penjara <5 tahun
PEJABAT YANG
Menerbitkan izin alih
fungsi tidak untuk
kepentingan umum Rp. 1 M <denda <Rp. 5 M
58
BAB XVII
KETENTUAN PERALIHAN

1. RTRW Kab/ Kota yang belum menetapkan KP2B,


LP2B & LCP2B disesuaikan paling lama 2 tahun sejak
UU ini diundangkan.

2. Pada saat UU ini berlaku sedangkan RTRW Kab/ Kota


sudah ditetapkan, maka penetapan KP2B, LP2B, &
LCP2B dilakukan oleh Bupati/ Walikota sampai
diadakan perubahan atas Perda RTRW Kab/ Kota.

59

Anda mungkin juga menyukai