Anda di halaman 1dari 9

BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDes)

NGUDI RAHAYU
DESA MERNEK
Alamat : Jl. Mernek – Sikampuh Desa Mernek Kec. Maos
Telp.+6281226703473 Kode Pos.53272

PROPOSAL
LOMBA INOVASI DAERAH
KABUPATEN CILACAP
TAHUN 2023

KAWASAN WISATA PERTANIAN

INOVATOR : 1. HERIYANTO ( KETUA )


2. WALUYU ( ANGGOTA )
3. SUPRAPTO ( ANGGOTA )
4. SUYITNO ( ANGGOTA )
1. LATAR BELAKANG
1.1. Dasar hukum
Dasar hukum pendirian BUMDes Ngudi Rahayu adalah sebagai berikut :
1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa pasal 114 huruf K
2. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Perturan
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
3. Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015 tentang Perubahan atas
Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Perturan
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
4. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi Nomor 4 Tahun 2015 tentang Pendirian, Pengurusan dan
Pengelolaan, dan Pembubaran Badan Usaha Milik Desa
5. Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 18 Tahun 2018 tentang
Pedoman pembinaan dan Pengawasan Badan usaha Milik Desa Provinsi
Jawa Tengah
6. Peraturan Daerah Kabupaten Cilacap Nomor 1 Tahun 2010 tentang Tata
Cara Pembentukan dan Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa
7. Peraturan Bupati Cilacap No. 275 tahun 2018 tentang Pedoman Tata Cara
Pendirian dan Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa
8. Peraturan Desa Mernek Nomor 05 Tahun 2021 tentang Badan Usaha Milik
Desa

2. Permasalahan
2.1. Permasalahan makro
Petani menjadi kelompok yang inferior. Banyak petani mempunyai
kerentanan aset dan akses, seperti akses terhadap teknologi pertanian maupun
pengetahuan mengenai budidaya pertanian. Selain itu, anomali iklim
berdampak pada dunia pertanian, fenomena El Nino dan La Nina berpengaruh
terhadap siklus iklim yang secara otomatis menyebabkan bergesernya jadwal
tanam dan perubahan cuaca yang signifikan sehingga memungkinkan terjadi
gagal panen ataupun gagal pengeringan. Organisasi pangan dunia atau Food
and Agricultural Organisation (FAO), mengkhawatirkan kondisi ini dalam
kaitannya dengan produktivitas pertanian. Menurut Salinger dalam Surmaini
(2010), memaparkan terdapat tiga faktor utama yang terkait dengan perubahan
iklim global yang berdampak pada sektor pertanian, yaitu perubahan pola hujan,
meningkatnya kejadian cuaca ekstrim (banjir dan kekeringan) dan peningkatan
suhu udara. Kejadian tersebut menyebabkan kegagalan pertumbuhan dan
panen yang berujung pada penurunan produktivitas padi, kerusakan sumber
daya lahan pertanian, dan peningkatan intensitas gangguan organisme
pengganggu tanaman (OPT).

2.2. Permasalahan mikro

Lahan seluas 293,4 Ha di Desa Mernek adalah lahan pertanian. Selain


berfungsi sebagai penyediaan pangan bagi masyarakat, hasil pertanian di Desa
Mernek di jual di pasar sehingga menjadi tumpuan hidup masyarakat Desa
Mernek. Namun pada kenyataanya, banyak lahan petani yang masih mengalami
gagal panen, banyak petani yang menjual padinya sebelum panen karena
kondisi iklim yang tidak mendukung, jika petani melakukan pemanenan,
terkadang padi tersebut rusak saat pengeringan yang tidak sempurna.

3. Issue strategis
3.1. Isu global
Produksi pertanian sangat erat dengan produksi pangan yang akan mengarah
pada ketahanan pangan sehingga hal ini menjadi isu global yang harus
diperhatikan dan menjadi isu utama. Dalam masa pandemic dan krisis iklim
meningkatkan gizi buruk dan akses pangan semakin terbatas.
3.2. Isu nasional
Dalam rembug Nasional 2017 di IPB disebutkan oleh Guru Besar IPB Dwi
Andreas Santosa bahwa sebagian besar orang miskin dipedesaan adalah
masyarakat petani. Sehingga hal itu menjadi perhatian terkait kebijakan
pemerintah dalam peredaran pupuk di masyarakat pertanian, yang kan
membawa dampak kesejahteraan petani dan untuk pembangunan pertanian.
3.3. Isu local
1. Adanya konsep corporate farming yang sedang berkembang saat itu dari
berbagai perusahaan yang siap menggelontorkan dananya.
2. Terlibatnya peran perbankan yang ikut membantu petani dalam menyiapkan
permodalan dalam mengolah lahan pertanian.
3. Pada saat panen yang sering menghambat pengeringan adalah musim
hujan yang kadanng cuacanya didak menentu, sehingga petani keterbatasan
dalam peores pengeringan.

4. TAHAPAN INOVASI
a. Penjelasan secara singkat tata cara
Rice cycle yaitu sebuah mekanisme siklus penyeragaman budidaya padi
dari persiapan lahan sampai dengan pengeringan yang berasal dari
demonstration plot Kawasan Wisata Pertanian (KAWISTA) pertama di
Kabupaten Cilacap. Inovasi ini diimplementasikan di Desa Mernek, Kecamatan
Maos, Kabupaten Cilacap dan menjadi area one stop agriculture education.
Inovasi sosial yang dilaksanakan untuk program Kawista secara umum belum
pernah diterapkan sebelumnya di wilayah manapun, yaitu mengintegrasikan
antara demplot (demonstration plot) pertanian, wisata pertanian, usaha
pertanian yang dikelola oleh gapoktan dan BUMDes serta pusat kegiatan
masyarakat termasuk didalamnya UMKM. Salah satu komponen inovasi yaitu
alat pengering padi yang digunakan dalam proses pengeringan padi di Kawista
hampir mirip dengan ada yang ada di pasaran dengan mekanisme pengeringan
padi secara umum sama tetapi ada perbedaan, yaitu dari segi biaya, spesifikasi
bahan bakar, waktu pengeringan, bentuk serta volume padi yang dibutuhkan
b. Penjelasan tata laksana
Penerapan inovasi rice cycle ini diterapkan di Desa Mernek, Kecamatan
Maos, Kabupaten Cilacap untuk pertama kalinya. Desa Mernek merupakan
salah satu desa lumbung padi di Kabupaten Cilacap, lahan pertaniannya seluas
293,4 Ha atau setara 79% dari luas wilayah di Desa Mernek dan mayoritas
masyarakatnya adalah petani, yaitu sejumlah 2154 orang. Dalam meningkatkan
produksi padi di sawah, Gapoktan Sumber Rejeki bersama dengan BUMDes
Ngudi Rahayu menggunakan area Kawasan Wisata Pertanian sebagai area
demonstration plot (demplot) dari proses penyiapan lahan, penentuan bibit,
pembesaran sampai dengan pengeringan padi. Desa Mernek sering menjadi
pionir pengembangan usaha pertanian. Incremental innovation yang diangkat
merupakan suatu inovasi yang dilakukan dengan penyesuaian ke dalam praktik
pertanian yang ada. Jenis inovasi rice cycle ini memanfaatkan teknologi
pertanian dengan meningkatkan value produk padi yang dihasilkan oleh petani
di Desa Mernek dengan melakukan perbaikan proses produksi padi yang
selama ini sudah ada. Hasilnya, padi yang diproduksi dapat menyesuaikan
perubahan iklim dan mengurangi kegagalan panen. Upaya yang dilakukan
dalam inovasi rice cycle adalah sebagai berikut:
1. Persiapan benih: menggunakan jenis benih tahan iklim yang sudah
disepakati oleh Gapoktan seperti: Ciherang, Inpari, dan Inpago
2. Persiapan lahan: menaburkan kapur cangkang kerang dan cangkang
telur untuk menetralkan PH tanah. Selain itu dalam persiapan lahan
Farming Control System (FCS) dari BUMDes bertugas untuk
memantau PH lahan sawah menggunakan PH analyze meter.
3. Pembesaran padi:
a. Menggunakan teknologi light trap tenaga solar cell untuk
menangkap hama/serangga, dengan teknologi light trap ini
petani mengetahui hama yang sedang dihadapi sehingga obat
yang digunakan akan sesuai dengan kebutuhan tanaman.
b. Menggunakan teknologi kincir angin untuk mengusir hama tikus
karena kincir angin dirancang berbunyi bising yang dapat
menakuti hama tikus.
c. Penggunaan jamur JAKABA sebagai obat untuk penyakit jamur
pada padi.
d. Penggunaan POC dan POP sebagai upaya pengurangan
pupuk kimia
e. Menggunakan irigasi teknis. Khusus untuk pertanian organik
perlu adanya perlakuan khusus memberikan jarak 1,5 meter
sehingga irigasi air tidak tercampur dengan pertanian semi
organik dan non organik.
4. Pengeringan padi:
a. Teknologi alat pengering padi pingki rudal (pengering padi
siasat perubahan iklim untuk ketahanan pangan lokal) sebagai
teknologi yang dapat diakses petani dalam mengeringkan padi,
sehingga dapat meningkatkan nilai tambah (added value) padi
dan mengurangi kerusakan padi sebanyak 5% dibanding
dikeringkan menggunakan cara tradisional matahari
b. Paratrap (paranet trap): paranet yang dipasang di rumah
pengeringan padi digunakan untuk penangkap debu hasil dari
pengeringan padi.
5. Market:
alat pengering padi dan Kawista dikelola langsung oleh BUMDes
sehingga dapat menambah PADes

5. REALISASI INOVASI
a. Uraian kebaharuan dan signifikansi inovasi
Program Kawista melalui inovasi sistem pertanian yang diinisiasi
memberikan manfaat ekonomi, sosial dan lingkungan secara berkelanjutan
khususnya di Desa Mernek sebagai lokasi dimana demonstration plot
dikembangan. Inovasi sosial yang dikolaborasikan dengan inovasi teknologi
dalam sistem rice cycle yang dikembangkan berdasarkan identifikasi
permasalahan yang dialami oleh petani sehingga dapat bermanfaat secara
signifikan dan berkelanjutan bagi petani.
Skema kebaharuan dan signifikansi inovasi

b. Update dan upgrade inovasi


Kawista merupakan kawasan wisata pertanian sebagai one stop
agriculture education pertama di Kabupaten Cilacap yang mengusung konsep
edukasi pertanian di dalam area wisata. Edukasi pertanian diwujudkan melalui
pengelolaan demonstration plot yang menyajikan penerapan inovasi rice cycle
dalam budidaya pertanian padi. Disamping manfaat sebagai tempat wisata,
Kawista memiliki manfaat edukasi atau media pembelajaran bagi masyarakat
umum, akademisi maupun para petani dari lokasi lain. Keberhasilan dari
kebermanfaatan Kawista sebagai one stop agriculture education dibuktikan
dengan adanya beberapa kelompok petani, akademisi maupun instansi yang
menjadikan penerapan inovasi rice cycle di dalam demonstration plot Kawista
menjadi media pembelajaran. Beberapa diantaranya yakni Gapoktan Sri Peni,
Kab Banyumas dan Gapoktan SiBalung, Kemranjen, Kab. Banyumas

c. Kondisi perubahan setelah inovasi yang dijalankan

No Kondisi awal Intervensi Perubahan


1 Penggunaan urea Menggunakan Meningkatkan
bacterial ketersediaan hara
basillus sp nitrogen dan fosfat yang
rendah pada tanh di
sawah sehingga
meningkatkan
pertumbuhan tanaman
padi
2 Pemberian pupuk kimia Menggunakan Menetralkan PH tanah
bubuk kerrang
thoe
3 Pengeringan padi Menggunakan Menghemat waktu dan
tradisional dengan alat pengering pencegahan dari
matahari padi pinki rudal kerusakan gabah
4 Akses pelatihan & Petani Petani tidak hanya
peningkatan kapasitas mendapatkan mendapat pelatihan dari
pelatihan dinas pertanian lewat
pertanian hanya penyuluh lapangan tetapi
dari Dinas juga mendapatkan
Pertanian pengetahuan langsung
dari Program Kawista
5 Akses teknologi Petani Memiliki akses teknologi
pertanian melakukan pengeringan padi yang
pengeringan dekat dan murah diakses
padi tradisional oleh petani
sehingga ketika
terjadi musim
hujan, padi akan
mengalami
kerusakan
6 Persiapan lahan tani Petani tidak Petani dibantu oleh
melakukan Farming Control System
persiapan lahan melakukan pengecekan
dan mengecek PH tanah sehingga
PH tanah mengetahui PH tanah
sebelum penanaman
padi

6. PENUTUP

Inovasi sosial yang dilaksanakan dalam program Kawasan Wisata Pertanian


secara umum telah meningkatkan SDM, memaksimalkan pengelolaan potensi SDA,
khususnya pertanian dan membantu para petani menghadapi perubahan iklim yang
sangat berdampak pada dunia pertanian. Inovasi rice cycle dilakukan untuk
mendekatkan petani dari teknologi pertanian serta media pembelajaran dari berbagai
pihak yang ingin belajar mengenai budidaya pertanian, seperti dari tahapan penyiapan
lahan sampai dengan pengeringan padi. Dampak perubahan iklim memaksa petani
untuk terus adaptif karena banyak hal yang terus berubah; perubahan masa tanam,
munculnya organisme pengganggu tanaman sampai dengan gagal panen. Petani
dihadapkan pada ancaman penurunan produktivitas hasil pertanian. Program Kawista
menjadi wahana untuk penyebarluasan pengetahuan mengenai budidaya padi
berkelanjutan. Program ini tidak hanya mendekatkan akses bagi para petani terhadap
teknologi pertanian tetapi juga menyelamatkan petani dari dampak nyata perubahan
iklim. Sehingga, diharapkan dapat meningkatkan nilai jual padi, kualitas dan
produktivitas padi serta dapat berdampak pada kelestarian lingkungan.

Mernek, 31 Agustus 2023


Ketua Inovasi

Heriyanto, S.E

Anda mungkin juga menyukai