Anda di halaman 1dari 16

BROSUR

BUDIDAYA TANAMAN
KEDELAI

MAIDAR NUSIVERA, S.ST


(Penyuluh Pertanian Muda)

BALAI PENYULUHAN PERTANIAN


KABUPATEN ACEH BARAT MEULABOH
TAHUN 2022

BROSUR
Brosur Budidaya Tanaman Kedelai

FORM A

LAPORAN PELAKSANAAN
KEGIATAN PENYUSUNAN MATERI PENYULUHAN
PERTANIAN DALAM BENTUK BROSUR

1. Penyuluh Pertanian
a. Nama dan NIP : Maidar Nusivera, S.ST/
19840919 200904 2 005
b. Pangkat/Golongan : Penata /III c
c. Jabatan : Penyuluh Pertanian Lapangan
d. Unit Kerja : DISTAN TPH Aceh Barat
BPP Meureubo
2. Dasar Pelaksanaan : Rencana Kerja Penyuluh Pertanian
Tahunan
3. Nama Kegiatan : Penyusunan materi penyuluhan
dalam bentuk brosur
4. Tujuan Kegiatan : Sebagai bahan bacaan bagi petani
untuk dapat meningkatkan
pengetahuan dan ketrampilan

Mengetahui Meureubo, Mei 2022


Koordinatar BPP Meureubo Penyuluh Pertanian

ROSMERI, SP MAIDAR NUSIVERA, S.ST


NIP. 19680101 200604 2 002 NIP. 19840919 200904 2 005

i
Brosur Budidaya Tanaman Kedelai

LEMBARAN PENGESAHAN

Kami, dalam hal ini selaku kepala BPP Kec. Meureubo, dengan ini
mengesahkan brosur dalam bidang pertanian yang tidak
dipublikasikan tetapi didokumentasikan di perpustakaan dengan
judul Budidaya Tanaman Kedelai dalam bentuk naskah yang
dilaksanakan pada bulan Mei 2022 di BPP Meureubo

Meureubo, Mei 2022


Koordinataor BPP Meureubo

ROSMERI, SP
NIP. 19680101 200604 2 002

ii
Brosur Budidaya Tanaman Kedelai
KATA PENGANTAR

Puji syukur Kami kehadirat Allah SWT, brosur tentang


Budidaya Tanaman Kedelai dapat diselesaikan. Brosur ini
diharapkan dapat menjadi rujukan bagi para praktisi dan pelaku
usaha dan pelaku utama yang bergerak di sektor pertanian
khususnya para penyuluh pertanian di lapangan dalam upaya
menumbuhkan kegiatan budidaya tanaman kedelai yang lebih baik
di Kecamatan Meureubo dengan membudidayakan tanaman kedelai
secara intensif sehingga dapat meningkatkan pendapatan petani.
Mengingat minimnya materi tentang budidaya tanaman
kedelai maka brosur ini menjadi penting karena memuat tentang
teknik budidaya tanaman kedelai secara mendetail
Besar harapan kami, semoga brosur ini bermanfaat dalam
rangka mendorong pengembangan agribisnis komoditas pertanian.
Wassalam

Meureubo Mei 2022


Penyusun

MAIDAR NUSIVERA, S.ST


(Penyuluh Pertanian Muda)

iii
Brosur Budidaya Tanaman Kedelai
DAFTAR ISI

Surat Keterangan Formulir - A ............................................ i


Lembar Pengesahan ............................................................... ii
Kata Pengantar ....................................................................... iii
Daftar Isi ................................................................................. iv
BAB I PENDAHULUAN..................................................... 1
BAB II VARIETAS DAN BENIH ....................................... 3
BAB III TEKNIK BUDIDAYA ............................................ 5
3.1 Pengolahan Tanah .................................................... 5
3.2 Inokulasi Rhizobium ................................................ 5
3.3 Penanaman ............................................................... 6
3.4 Pemupukan .............................................................. 7
3.5 Penyiangan ............................................................... 8
3.6 Hama dan Penyakit .................................................. 8
BAB IV PANEN DAN PASCA PANEN ............................... 10
DAFTAR PUSTAKA ............................................................. 11

iv
I. PENDAHULUAN

Untuk memenuhi kebutuhan kedelai dalam negeri kita masih


impor. Padahal tempe, tahu yang sering kita konsumsi bahan
bakunya adalah kedelai. Negara kita belum mampu memproduksi
kedelai karena memang kedelai bukan asli tanaman dari Indonesia.
Kita mengimpor kedelai dalam jumlah yang sangat besar.
Pemanfaatan lahan sawah beririgasi teknis sampai saat ini masih
belum optimal, sebagian masih memiliki pola tanam padi padi
bera, dengan demikian indeks perta-naman masih dibawah 300.

Sebagian terdapat yang memanfaatkannya dengan pola tanam


padi padi padi. Pola tanam yang demikian sangat membahayakan
bagi per-kembangan hama dan penyakit tanaman, karena tidak
terputusnya siklus hidup OPT padi. Oleh sebab itu sangat
dianjurkan pada lahan sawah beririgasi teknis meng-gunakan pula
tanam padi padi palawija atau sayuran da-taran rendah. Salah satu
tanaman palawija yang dianjurkan adalah kedelai, sehingga pola
tanamnya menjadi padi padi kedelai.

1
Kedelai dianjurkan, sebab dapat diperoleh beberapa keuntungan,
yaitu :
a) Dapat meningkatkan pendapatan petani.
b) Menambah kesempatan kerja bagi buruh tani.
c) Mengurangi import kedelai.
d) Menambah kesuburan tanah.
e) Dapat memutuskan siklus hama dan penyakit padi.
Penguasaan teknik bercocok tanam kedelai perlu dikuasai
oleh para petani, leaflet ini dimaksudkan untuk dapat meningkatkan
pengetahuan petani mengenai budi-daya kedelai.

2
II. VARIETAS DAN BENIH

Varietas kedelai yang dianjurkan untuk lahan bekas tanaman


padi adalah varietas yang berumur genjah (kurang dari 80 hari) dan
berumur sedang (81 89 hari). Tiga belas varietas yang dianjurkan,
yaitu : Lokon, Guntur, Tidar, Wilis, Kerinci, Merbabu, Raung,
Rinjani, Lompo-batang, Lawu, Tengger, Dieng dan Jayawijaya.
Sedangkan varietas local yang dianjurkan antara lain : Gajah,
Slawi, TK-5, Loka Brebes dan Lumajang Brewok.

Hal yang perlu diperhatikan secara khusus untuk


mendapatkan benih bermutu tinggi adalah sortasi dan penyimpanan
benih. Biji terpilih adalah yang sehat, utuh/ bernas dan memiliki
daya tumbuh tinggi. Syarat-syarat benih bermutu, yaitu:
a. Murni dan diketahui nama varietasnya.
b. Berdaya kecambah tinggi, yaitu 80 % atau lebih.
c. Memiliki vigor yang baik : tumbuh cepat dan serempak,
kecambahnya sehat.

3
d. Bersih, tidak tercampur dengan biji rumput, kotoran dan biji
tanaman lainnya.
e. Sehat, tidak menularkan penyakit, serta tidak terinfeksi
cendawan yang menyebabkan busuk.
f. Bernas, tidak keriput dan utuh serta kering.

Keperluan benih per hektarberkisar antara 30 - 50 kg,


tergantung pada :
a. Jarak tanam yang digunakan.
b. Ukuran biji ( berat 100 biji)
c. Daya tumbuh benih.

4
III. TEKNIK BUDIDAYA

3.1. Pengolahan Tanah


Pada umumnya bertanam kedelai di lahan sawah bekas padi
sawah dilakukan tanpa pengolahan tanah. Pengolahan tanah, selain
kurang berguna, juga meng-akibatkan penambahan biaya, waktu
tanam kedelai ter-lambat dan tanah menjadi kering. Beberapa hal
yang perlu diperhatikan, yaitu :
a. Bila tanah terlalu becek, buat saluran drainase dengan jarak
bedengan 3 - 4 m dan panjang disesuaikan dengan petakan,
lebar 50 cm, dengan kedalaman antara 30 - 40 cm.
b. Untuk menekan gulma dan mempertahankan kelembaban,
gunakan mulsa (penutup tanah) dari jerami yang dipotong.

3.2 Inokulasi Rhizobium


Untuk lahan sawah yang baru pertama kali ditanami kedelai,
sebaiknya dilakukan inokulasi Rhizobium, dengan tujuan untuk

5
menumbuhkan bintil pada akar kedelai yang dapat mengikat unsur
N dari udara. Caranya :
a. Ambil tanah bekas pertanaman kedelai.
b. Keringkan dan tumbuk sampai halus.
c. Benih kedelai yang akan ditanam dibasahi dulu.
d. Campurkan tanah halus tersebut dengan benih yang sudah
dibasahi, dengan takaran 1 kg tanah untuk 10 kg benih, aduk
sampai merata.
Saat ini ada Inokulum Rhizobium yang sudah jadi, dijual
dipasaran, yang disebut legin, campurkan benih kedelai yang sudah
dibasahi dengan 7,5 gram legin/1kg benih.

3.3 Penanaman

Sebaiknya penamanan dengan cara ditugal, dengan urutan


sebagai berikut :
a. Tanah ditugal di dekat tunggul jerami atau diantaranya.
b. Letakan benih 2 - 3 biji pada lubang tugalan dan tutup dengan
tanah atau abu sekam, abu dapur.

6
c. Tutup dengan mulsa jerami atau dibiarkan terbuka.
d. Penyulaman dengan biji sebaiknya dilaksanakan 4 - 7 hari
setelah tanam.
e. Jarak tanam yang dapat digunakan : 25 X 25 Cm, 20 X 20 Cm,
atau 30 X 15 cm.

3.4 Pemupukan
Waktu dan cara pemupukan, pupuk diberikan tiga kali, yaitu :
a. Pupuk dasar : diberikan pada saat tugal, dengan cara
ditugalkan disamping tugalan biji, dengan dosis sepertiga dari
total dosis.
b. Pupuk susulan I : umur 25 hari setelah tanam, dosis
sepertiganya dengan cara dienclo disamping tanaman.
c. Pupuk susulan II: umur 40 - 45 hari setelah tanam, dosis
sepertiganya dengan cara dienclo disamping tanaman.

Apabila air tersedia pada musim kemarau, tanaman kedelai


perlu diairi, dengan cara membendung saluran drainase antar
bedengan hingga air menggenangi bedengan, kemudian dibuka
lagi. Drainase penting, sebab tanaman kedelai tidak tahan terhadap
genangan air. Penggenangan dapat dilakukan tiap minggu, atau 5
kali pada umur 0, 14, 28, 42 dan 56 hari setelah tugal, atau 3 kali
pada umur 0, 14 dan 28 hari setelah tugal.

7
3.5 Penyiangan
Penyiangan dilakukan tergantung dari ada/tidaknya dan banyaknya
gulma (tanaman pengganggu), apabila diperlukan dapat dilakukan
2 kali, yaitu pada 2 - 4 minggu setelah tanam dan kedua setelah
tanaman selesai berbunga.

3.6 Hama dan Penyakit


Hama tanaman kedelai umumnya banyak menye-rang bagian
batang tanaman muda, daun dan polong. Ham utama tanaman
kedelai setelah padi gadu yaitu tikus, ulat grayak dan hama
penggerek polong.
a. Pengendalian hama tanaman yang masih muda.
Hama yang biasa menyerang yaitu lalat kacang atau lalat
bibit. Lalat bibit meletakan telurnya pada keeping biji atau daun
muda, menetas dan menggerak batang. Penggunaan insektisida
Larvin pada benih dapat menekan serangan hama ini, dengan dosis
20 gram/kg benih.
b. Pengendalian hama daun.
Hama daun terdiri dari berbagai jenis ulat, terutama ulat
grayak, aphis dan lalat putih. Pengamatan intensif disertai
pencegahan dini sangat diperlukan. Apabila tidak bisa diatasi
dengan pencegahan, maka dapat dilakukan penyemprotan dengan
Atabron 50 EC, Matador 25 EC, Bayrusil 250 EC dengan dosis 2
cc/liter air.

8
c. Pengendalian hama polong.
Hama polong terdiri dari penggerek polong dan pengisap
polong. Pengendaliannya secara preventif dilakukan penyemprotan
insektisida pada satu minggu setelah berbunga, dan diulang setiap
dua minggu jika terdapat serangan, penyemprotan dihentikan dua
minggu sebelum dipanen. Insektisida yang dapat digunakan yaitu :
Trebon50 EC, Tamaron 200 LC dan Lannate dengan dosis 2
cc/liter air.
d. Pengendalian hama tikus
 Sebelum tanam kedelai, yaitu menjelang panen padi, adakan
gerakan pengendalian tikus secara intensif dengan cara
gropyokan dan emposan.
 Lingkungan sekitar tanaman harus bersih, untuk meng- hindari
tikus bersarang.
 Adakan pengemposan dan pengumpanan tikus terus menerus
selama pertanaman kedelai.
e. Pengendalian penyakit
Untuk pengendalian penyakit karat daun dan sclerotium,
dapat digunakan fungsidida, seperti Dithane M-45 dengan dosisi 2
gram / liter air. Sedangkan penyakit-penyakit tanaman kedelai yang
disebabkan oleh bakteri dan virus masih sulit pengendaliannya,
oleh sebab itu sebaiknya dilakukan iradikasi (tanaman yang
terserang dicabut dan dibakar) atau memberantas serangga yang
merupakan penularnya (vektor).

9
IV. PANEN DAN PASCA PANEN

Ciri tanaman kedelai yang siap dipanen yaitu daun dan


polong menguning. Panen dilakukan denga cara membabad
pangkal batang diatas permukaan tanah dengan sabit atau alat
khusu lainnya. Berangkasan dijemur sampai kering, setelah kering
dipukul-pukul dengan alat pemukul, sampai biji terpisah dari
berangkasannya.

Kemudian biji dibersihkan (ditampi), selanjutnya dijemur


sampai kering betul (kadar air mencapai sekitar 10 - 12 %).
Penjemuran harus menggunakan alas, agar kebersihan biji dapat
terjamin. Pada umumnya biji (ose) kedelai untuk konsumsi setelah
kering disimpan (dikemas) dalam karung, yang terbaik adalah
karung goni

10
DAFTAR PUSTAKA

Fachruddin L. 2000. Budidaya Kacang-Kacangan. Kanisius;


Yogyakarta.

Purwono dan Purnamawati H. 2007. Bididaya 8 Jenis Tanaman


Pangan Ungulan. Penebar Swadaya; Bogor

Rukmana R dan Yunarsih Y. 1996. Kedelai Budidaya dan Pasca


Panen. Kanisius; Yogyakarta.

11

Anda mungkin juga menyukai