DOSEN PENGAMPU
Sakral Hasby Puarada, S.P,.M.Sc
KELOMPOK 2
Delvi Bosarma Samosir 210320072
Sulistianto 210320103
Rischa Khairiyah Nasution 210320110
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Swt. yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas kelompok yakni makalah yang
berjudul “Optimasi Agroindustri Tebu Dari Budidaya hingga Produksi Gula dan
Keberlanjutan Pasar” ini tepat pada waktunya.
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Manajemen
Teknologi Agroindustri. Dalam makalah ini, kami akan membahas secara detail tentang
Agroindustri Tebu.
Penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada Bapak Sakral Hasby Puarada,
S.P.,M.Sc. selaku dosen pembimbing kami yang telah memberikan arahan, bimbingan, dan
masukan yang sangat berharga selama proses penyusunan makalah ini. Tanpa bantuan dan
dukungan ibu, kami tidak akan dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik.
Akhir kata, penulis berharap Makalah ini dapat memberikan gambaran yang jelas
mengenai teori produksi jangka panjang dan jangka pendek yang kami paparkan dan dan
semoga dapat menjadi bahan pertimbangan bagi pengambil keputusan di masa yang akan
datang.
Kelompok 2
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.....................................................................................................................1
BAB II........................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.......................................................................................................................3
BAB III......................................................................................................................................9
PENUTUP.................................................................................................................................9
3.1 Kesimpulan..................................................................................................................9
3.2 Rekomendasi...............................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Agroindustri tebu adalah sektor ekonomi yang melibatkan budidaya, pengolahan, dan
pemasaran tebu. Tebu (Saccharum officinarum), merupakan tanaman tropis yang memiliki
potensi besar sebagai sumber energi terbarukan dan bahan baku dalam industri pangan.
Agroindustri tebu mencakup seluruh proses mulai dari penanaman, pemeliharaan tanaman,
panen, hingga pengolahan tebu menjadi produk bernilai ekonomi tinggi seperti gula, molase,
bioetanol, dan sirup tebu. Agroindustri tebu memiliki peran penting dalam menggerakkan
perekonomian di banyak negara, termasuk Indonesia, yang merupakan salah satu produsen
tebu terbesar di dunia.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pemilihan Lahan
Kriteria pemilihan lahan yang optimal untuk budidaya tebu.
Pemilihan lahan yang optimal untuk budidaya tebu sangat penting dalam agroindustri
tebu. Berikut adalah penjelasan tentang faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan
dalam pemilihan lahan:
• Kondisi Iklim: Tebu tumbuh dengan baik di daerah beriklim tropis atau
subtropis. Keberhasilan budidaya tebu sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor
iklim seperti suhu, curah hujan, dan pola musim. Tebu membutuhkan suhu
yang cukup tinggi, sekitar 20-35 derajat Celsius, dengan curah hujan yang
merata sepanjang tahun. Ketinggian tempat juga perlu diperhatikan, karena
tebu biasanya cocok ditanam di dataran rendah hingga sedang.
• Drainase Tanah: Tebu membutuhkan tanah yang memiliki drainase yang
baik. Tanah yang tergenang air dalam waktu lama dapat menyebabkan
kerusakan akar dan mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Oleh karena itu,
pemilihan lahan dengan drainase yang baik akan meminimalkan risiko
kelebihan air.
• Ketersediaan Air: Ketersediaan air yang cukup sangat penting dalam
budidaya tebu. Idealnya, lahan budidaya tebu harus memiliki akses yang baik
ke sumber air yang mencukupi untuk keperluan irigasi. Curah hujan yang
cukup atau adanya sungai, danau, atau sumur dapat menjadi sumber air yang
memadai untuk tanaman tebu.
• Kualitas Tanah: Tanah yang baik untuk budidaya tebu harus memiliki
keasaman (pH) yang mendukung pertumbuhan tanaman. Kebanyakan jenis
tanah cocok untuk budidaya tebu, seperti tanah lempung, tanah liat, atau tanah
berpasir dengan kekayaan bahan organik yang cukup. Tanah yang subur,
3
dengan kandungan nutrisi yang cukup, akan mempengaruhi produktivitas dan
kualitas tebu yang dihasilkan.
• Topografi Lahan: Topografi lahan juga harus diperhatikan dalam pemilihan
lahan budidaya tebu. Idealnya, lahan tersebut memiliki kemiringan yang
landai hingga sedang, sehingga memudahkan proses irigasi, pengendalian
erosi, dan pengoperasian mekanis pada saat penanaman dan panen.
• Ketersediaan Infrastruktur: Pemilihan lahan yang optimal harus
mempertimbangkan ketersediaan infrastruktur pendukung, seperti akses jalan
yang baik, akses ke pasar, dan ketersediaan fasilitas pengolahan tebu yang
dekat. Infrastruktur yang memadai akan membantu dalam distribusi hasil
panen dan pengolahan tebu menjadi produk akhir.
4
• Pemupukan: Berikan pemupukan yang tepat, termasuk nitrogen, fosfor, dan
kalium, sesuai dengan kebutuhan tanaman tebu pada setiap fase
pertumbuhannya.
• Penyiangan Gulma: Lakukan penyiangan secara teratur untuk mengontrol
pertumbuhan gulma yang dapat bersaing dengan tebu dalam mendapatkan
nutrisi dan air.
• Pemangkasan: Lakukan pemangkasan terhadap tunas samping yang tumbuh
berlebihan atau daun yang menguning untuk menjaga pertumbuhan yang
seimbang dan memaksimalkan produksi tebu.
• Pengendalian Hama dan Penyakit: Terapkan langkah pengendalian hama
dan penyakit yang sesuai, baik secara preventif maupun kuratif, untuk
menjaga kesehatan tanaman tebu
C. Panen Tebu
Terdapat dua metode dalam masa pemanenan tebu yakni metode dengan manual dan
metode dengan menggunakan mesin, yang mana dari kedua metode ini terdapat kelebihan
dan kekurangan pada masing-masing proses pemanenan.
Panen Manual
Metode ini melibatkan pemotongan tangkai tebu menggunakan pisau panen oleh
pekerja secara manual. Tangkai tebu dipotong di dekat permukaan tanah.
Kelebihan: Metode ini lebih cocok untuk lahan dengan topografi yang sulit dijangkau
oleh mesin panen. Memungkinkan pemilihan individu tangkai tebu yang siap dipanen.
Kekurangan: Membutuhkan tenaga kerja yang lebih banyak dan waktu yang lebih
lama dibandingkan dengan metode mesin panen. Kurang efisien dalam hal
produktivitas dan biaya
Mesin Panen
Mesin Cane Harvester, Mesin panen khusus yang dirancang untuk memotong tangkai
tebu secara otomatis. Mesin ini bekerja dengan menggulung dan memotong tangkai
tebu di dekat permukaan tanah.
Kelebihan: Lebih efisien dalam hal tenaga kerja dan waktu. Dapat mempercepat
proses panen dan meningkatkan produktivitas.
Kekurangan: Mesin panen memerlukan investasi awal yang cukup besar. Perawatan
dan operasional mesin juga perlu diperhatikan.
5
2.2 Pabrik Gula
Setelah tebu dipanen, langkah berikutnya dalam agroindustri tebu adalah pengolahan tebu
menjadi gula di pabrik gula. Tahap-tahap pengolahan tebu menjadi gula yang akan dijelaskan
adalah sebagai berikut:
6
• Pengeringan: Setelah kristalisasi, kristal gula basah dipisahkan dari larutan
gula. Kemudian, kristal gula diproses melalui pengeringan untuk
menghilangkan kelembapan dan menghasilkan gula kristal kering.
Setelah tahapan pengeringan dan penggilingan, gula kristal yang dihasilkan siap untuk
dikemas dan didistribusikan ke pasar. Proses-proses ini berperan penting dalam mengubah
tebu menjadi gula yang siap dikonsumsi dan digunakan dalam berbagai industri makanan dan
minuman.
a. Produksi Molase
Molase adalah produk sampingan yang dihasilkan dari proses pengolahan tebu.
Molase memiliki berbagai kegunaan, seperti bahan baku dalam industri pakan ternak,
bahan dasar pembuatan sirup dan minuman ringan, serta sebagai bahan pembuat
bioetanol.
b. Produksi Bioetanol
Tebu juga dapat diolah menjadi bioetanol, bahan bakar yang ramah lingkungan dan
dapat digunakan sebagai pengganti bahan bakar fosil. Proses produksi bioetanol
melibatkan fermentasi molase atau sari tebu yang kemudian diolah menjadi etanol.
c. Produksi Sirup Tebu
Sirup tebu merupakan produk manis yang dihasilkan dari proses pemanisan sari tebu.
Sirup tebu sering digunakan sebagai pemanis alami dalam makanan dan minuman.
7
A. Strategi Pemasaran Produk Gula
Analisis Pasar
Melakukan analisis pasar untuk memahami tren konsumsi, preferensi konsumen, dan
potensi pasar gula. Faktor-faktor seperti permintaan lokal, kebutuhan industri, dan
tren kesehatan harus dipertimbangkan.
Branding dan Penentuan Harga
Membangun merek dan strategi harga yang tepat untuk produk gula. Penentuan harga
harus memperhitungkan faktor-faktor seperti kualitas, persaingan pasar, dan
permintaan konsumen.
Distribusi
Merancang sistem distribusi yang efisien untuk mengantarkan produk gula ke pasar.
Hal ini meliputi pemilihan saluran distribusi, logistik, dan manajemen rantai pasok.
Promosi dan Pemasaran
Menerapkan strategi promosi yang efektif, seperti iklan, pameran dagang, promosi
penjualan, dan pemasaran online, untuk meningkatkan kesadaran dan penjualan
produk gula.
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam agroindustri tebu, proses produksi gula melibatkan tahapan penting mulai dari
budidaya tebu, panen, hingga pengolahan di pabrik gula. Pemilihan lahan yang optimal,
perawatan yang baik terhadap tanaman tebu, serta pemilihan metode panen yang efisien
menjadi faktor penting dalam mencapai hasil panen yang maksimal. Proses penggilingan,
pemurnian, kristalisasi, dan pengeringan nira menjadi langkah-langkah dalam menghasilkan
gula yang berkualitas. Dengan pemahaman yang baik tentang proses ini, agroindustri tebu
dapat berkontribusi dalam memenuhi permintaan pasar terhadap produk gula yang berkualitas
dan berkelanjutan.
3.2 Rekomendasi
Peningkatan Pengetahuan dan Keterampilan. Petani dan pekerja dalam agroindustri tebu
perlu memiliki pengetahuan dan keterampilan yang memadai dalam budidaya tebu, teknik
panen yang efisien, serta proses produksi gula yang optimal. Pelatihan dan pendidikan terkait
harus didorong untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam mengelola agroindustri tebu
dengan baik
9
DAFTAR PUSTAKA
Adhikari, P., & Pradhan, S. (2018). Budidaya Tebu dan Pentingnya dalam Pertanian
Berkelanjutan: Tinjauan. Jurnal Internasional Pertanian, Lingkungan, dan
Bioteknologi, 11(2), 225-235.
Ahirwar, R. K., Jatav, S. S., Singh, S., & Tiwari, S. (2020). Mesin Panen Tebu: Tinjauan.
Jurnal Penelitian Ilmiah dan Tinjauan, 9(4), 131-140.
Negi, M. S., & Alam, M. Z. (2018). Ampas Tebu sebagai Bahan Baku Potensial untuk
Produksi Bioetanol: Tinjauan. Sumber Energi, Bagian A: Pemulihan, Pemanfaatan,
dan Dampak Lingkungan, 40(1), 100-113.
10