Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH AGRONOMI

TANAMAN HORTIKULTURA (CABAI)

Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Agronomi

Dosen Pengampu : Sri Murtia,

Disusun Oleh :

Muhammad Wahyudi 20542010002

PRODI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS LUMAJANG

2021
KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur kami panjatkan kepada Allah Swt. Hanya kepada-Nya lah kami
memuji dan hanya kepada-Nya lah kami memohon pertolongan. Tidak lupa shalawat serta
salam kami haturkan kepada junjungan nabi agung kita, Nabi Muhammad SAW, karena
berkat Risalah beliau lah yang bermanfaat bagi kita semua sebagai petunjuk dalam menjalani
kehidupan.

Dengan pertolongan-Nya,kami dapat menyelesaikan makalah berjudul “Tanaman


Hortikultura (Cabai)”.

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan pembaca umumnya
dan bagi penulis khususnya. Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini
masih jauh dari kata sempurna, sehingga kami mengharap kritik serta saran yang bersifat
membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Lumajang, 7 Oktober 2021

Penulis,
DAFTAR ISI

COVER

KATA PENGANTAR.......................................................................................................

DAFTAR ISI......................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................

1.1 Latar Belakang............................................................................................................


1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................
1.3 Tujuan Penelitian........................................................................................................
1.4 Manfaat Penelitian......................................................................................................
1.5 Perkembangan Penelitian...........................................................................................

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................

2.1 Pengertian Cabai.........................................................................................................

2.2 Bercocok Tanam..........................................................................................................

A. Tanah dan Iklim..................................................................................................


B. Perbanyakan........................................................................................................
C. Waktu dan Cara Tanam.....................................................................................
D. Kebutuhan Benih...............................................................................................
E. Pemupukan ........................................................................................................
F. Pemeliharaan .....................................................................................................
G. Hama dan Penyakit dan pemberantasannya.......................................................
H. Produksi ...........................................................................................................

BAB III PENUTUP...........................................................................................................

3.1 Kesimpulan...................................................................................................................

3.2 Saran.............................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tanaman cabe merupakan tanaman perdu dari family terong-terongan yang memiliki
nama ilmiah Capsicum sp, merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memiliki
nilai ekonomi yang penting di Indonesia. Usahatani tanaman hotikultura di Indonesia
memiliki prospek pengembangan yang sangat baik karena memiliki nilai ekonomi yang
tinggi serta potensi pasar yang terbuka lebar, baik dalam negeri maupun di luar negeri. Di
samping itu, budidaya tanaman hortikultura tropis dan subtropis sangat memungkinkan
untuk dikembangkan di Indonesia karena ketersediaan keragaman agroklimat dan
karakteristik lahan serta sebaran wilayah yang luas, sehingga mempunyai kapasitas untuk
dapat menaikkan pendapatan petani.
Selain sebagai sumber ekonomi penting cabe secara umum memiliki banyak
kandungan gizi dan vitamin, diantaranya kalori, protein, lemak, kabohidrat,
kalsium,vitamin A, B1 dan vitamin C. Tanaman cabe ini selain mengandung gizi dan
vitamin, juga digunakan sebagai bumbu masak Menurut Dinas Pertanian Hortikultura
(2015), pada tahun 2012-2014 luas tanam cabe di Kabupaten Lima Puluh Kota
mengalami peningkatan Hal tersebut menggambarkan potensi pengembangan komoditas
cabe di Kabupaten Lima Puluh Kota masih dapat ditingkatkan dari aspek ketersediaan
lahan. Dilihat dari data luas panen, produksi, dan produktivitas tanaman cabe di
Kabupaten Lima Puluh Kota khususnya di kecamatan Mungka, dimana produksi cabe
sebesar 206,2 ton dengan luas panen 31 ha dan produktivitasnya sebesar 6,65 ton/ha. Jika
dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu tahun 2013.
Lahan yang baik digunakan untuk menanam cabe yaitu tanah yang mengandung
bahan organik sekurang-kurangnya 1,5%, memiliki pH 6,0-6,5. Selain itu, tanah harus
memiliki drainase dan aerase yang baik. Cabe tidak menyukai curah hujan yang terlalu
tinggi atau iklim yang basah. Curah hujan sekitar 600-1.200 mm/tahun merupakan curah
hujan yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman cabe. Untuk menghasilkan tanaman cabe
yang berproduksi tinggi, tanaman cabe juga memerlukan dukungan cahaya matahari yang
tinggi untuk menghasilkan fotosintat yang tinggi.
1.2 Rumusan Masalah
1. Mengapa Lahan yang digunakan untuk menanam cabe yaitu tanah yang mengandung
bahan organik sekurang-kurangnya 1,5%, memiliki pH 6,0-6,5 ?
2. Kenapa cabai tidak menyukai curah hujan yang terlalu tinggi atau iklim yang basah ?
3. Pentingkah cahaya bagi budidaya cabai di rumah ?

1.3 Tujuan Penelitian


1. Untuk mengetahui Lahan yang digunakan untuk menanam cabe yaitu tanah yang
mengandung bahan organik sekurang-kurangnya 1,5%, memiliki pH 6,0-6,5
2. Untuk mengetahui kenapa cabai tidak menyukai curah hujan yang terlalu tinggi atau
iklim yang basah
3. Untuk mengetahui berapa Pentingkah cahaya bagi budidaya cabai di rumah

1.4 Manfaat Penelitian


Diharapkan dari hasil penelitian ini berguna dan dapat memberikan masukan bagi pihak-
pihak terkait diantaranya :
1. Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik bagi petani.
Bagi petani dapat membantu dalam mengelola usahataninya sehingga dapat
meningkatkan produksi dan pendapatan dari usahatani cabai.
2. Sedangkan bagi pemerintah dapat membantu dalam perumusan kebijakan dan
perencanaan pembangunan pertanian yang lebih baik.

1.5 Perkembangan Penelitian Tanaman Hortikurtura (Cabai)


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Cabai

Tanaman cabai (capsicum anum L) adalah tanaman perdu yang memikliki rasa buah
pedas. Secara umum cabai memiliki banyak kandungan gizi dan vitamin . diantaranya adalah
kalori, protein, lemak, karbohidrat, kalsium, vitamin A, B1, dan vitamin C. Cabai banyak
dibudidayakan masyarakat petani karena harga jualnya yang tinggi, alasan lain banyak petani
yang membudidayakan Cbai di indonesia adalah karena iklim indonesia sangat cocok untuk
budidaya cabai, serta tanaman cabai dapat mudah hidup baik didataran timggi maupun
rendah. Daerah yang saat ini menjadi sentra utama penghasil cabai di indonesia adalah pulau
jawa. Usaha tani cabai jika berhasil, keuntunganya sangat menjanjikan. Tetapi u tuk
membudidayakanya butuh keterampilandan modal yang cukup.

2.2 Bercocok Tanam

A. Tanah dan Iklim

 Tanah

Tanah yang baik untuk tumbuhan cabe adalah jenis tanah tanah liat berpasir,
mempunyai sirkulasi udara yang baik, dapat dengan mudah mengalirkan air serta aerasi yang
baik. Pertumbuhsn tanaman cabe akan optimum jika ditanam pada tanah dengan pH 6-7.

 Iklim

Suhu berpengaruh pada pertumbuhan tanaman, demikian juga terhadap tanaman


cabe. Suhu yang ideal terhadap tanaman cabe adalah 24-280C. Pada suhu tertentu seperti
150C dan lebih dari 320C akan menghasilkan buah cabe yang kurang baik. Pertumbuhan
akan terhambat jika suhu harian di areal budidaya terlalu dingin. Cabe tetap dapat tumbuh
pada musim kemarau asal mendapatkan pengairan yang cukup. Curah hujan yang
dikehendaki tanaman cabe yaitu 800-2000 mm per tahun dengan kelembaban 80%.
B. Perbanyakan

C. Waktu dan Cara Tanam

 Waktu Tanam

Musim tanam cabe biasanya ditanam saat memasuki akhir musim hujan

 Cara Tanam
1) Pembibitan

Cabai terdapat banyak varietas seperti cabai keriting, cabai rawit dan cabai hias.
Langkah pertama yang harus dilakukan dalam budidaya cabai adalah pemilihan benih dan
pembibitan, kriteria benih yang baik digunakan sebagai bibit adalah benih berasal dari pohon
yang sehat dalam artian, tanaman induk yang akan diambil buahnya sebagai bibit tidak
terserang hama dan penyakit. Selain itu benih yang dipakai harus benih yang bernas atau
berisi serta ukuran benihnya seragam. Kebutuhan benih setiap hektar adalah sekitar 150–300
gram dengan daya tumbuh lebih dari 90 gram. Langkah selanjutnya adalah menyiapkan
media semai berupa tanah dan pupuk apsica dengan perbandingan 1:1. Dengan ketinggian
media semai sekitar 20 cm dan apsica 1m. Sebaiknya pada persemaian diberi naungan berupa
alang alang atau daun lain agar bibit yang masih muda tidak terkena sinar matahari secara
langsung. Selanjutnya benih disebar pada media semai yang sudah dibuat secara merata
kemudian ditutup dengan tanah tipis. Agar benih cepat tumbuh perlu dilakukan penyiraman.

2) Penyiapan Lahan

Tanaman cabai mudah tumbuh apsic oppada seluruh lahan pertanian yang tanaman
lain dapat hidup. Namun agar tanaman dapat tumbuh dengan subur dan menghasilkan buah
yang baik, perlu dicari lahan yang subur untuk melakukan budidaya. Keriteria tanah yang
bagus untu budidaya cabai adalah gembur, kaya bahan apsica, tidak berair atau becek,dan
memiliki ph sekitar 5–6,8.(Rukman 1994). Tanah pada lahan yangh akan ditanami
dibersihkan dari rumput kemudian digemburkan bisa dengan cara dicangkul atau dibajak
dengan apsica. Ssetelah tanah digemburkan selanjutnya dibuat bedengan dengan arah dari
timur kebarat agatr sseluruh tanaman nantinya mendapat sinar matahari secara merata.
Ukuran bedengsan biasanya dibuat dengan lebar sekitar 100–150 cm dan panjangnya
disesuaikan dengan kondisi lahan setempat.
3) Pemasangan Mulsa

Setelah terbentuk bedengan, selanjutnya dipasang mulsa hitam perak pengan posisi
warna perak diatas agar dapat memantulkan sinar matahari sehingga hama yang bersembunyi
dibawah daun akan pergi. Sebaiknya pemasangan mulsa dilakukan pada siang hari pada saat
matahari terik agar mulsa tidak mudah sobek apsic ditarik. Cara pemasanganya adalah
dengan cara menarik kedua ujung memanjang di atas bedengan, lalu pasang pasak dari apsic
berbentuk u pada sisi kanan dan kiri bedengan. Jika mulsa sudah terpasang, Lubangi mulsa
yang telah terpasang dengan menggunakan potongan kaleng yang tajam dengan cara ditekan,
kemudian buat lubang tanam pada mulsa yang sudah dilubangi. Jarak pembuatan lubang tam
adalah 60x70 atau 70x70 cm.

4) Penanaman

Penanaman bibit tanaman cabai sebaiknya dilakukan pada sore atau pagi hari. Karena
jika dilakukan pada siang hari, tanaman akan layu karena bibit masih lemah dan perlu
penyesuaian dengan suhu panas secara bertahap. Bibit yang ditanam sebaiknya bibit yang
telah berumur 17–23 hari atau telah memiliki jumlah daun sebanyak 2–4 helai. Cara
penanamanya adalah dengan mengambil bibit dari tempat persemaia, pengambilan bibit
dilakukan secara hati hati. Dengan mencongkel media semai menggunakan solel agar akar
tanaman muda tidak rusak, pada waktu menanam usahakan akar tunggang tanaman jangan
sampai patah ataupun membengkok. Pada bedengan yang akan ditanami dibuat lubang tanam
sesuai dengan apsica akar tanaman, kemudian beri pupuk dasar dan tanam tanaman pada
lubang tersebut. Setelah ditanam, Sebaiknya tanaman segera duisiram dan diberi penutup
seperti pelepah pisang atau daun daun lainya untuk mencegah layu yang dapat menyebabkan
tanaman mati
D. Kebutuhan Benih

Untuk benih, bisa menggunakan cabai yang memiliki kualitas baik, dengan buah yang
penuh, padar dan matang.

Sebelum disemai, rendam benih dalam air hangat kuku, sekitar 45-50 derajat apsica
selama satu jam. Pilih benih yang mengendap di bawah.

Cara ini juga dilakukan untuk mempercepat pertumbuhan benih. Sementara agar
tanaman terhindar dari serangan jamur, benih sebaiknya juga direndam dalam larutan
fungisida Previcur N dengan dosis 1-2 cc per liter air selama satu

Setelah itu benih ditiriskan dan dikering anginkan di atas kertas koran agar tidak
lengket di tangan saat proses penyemaian.

E. Pemupukan

Pupuk kimia diberikan setelah tanaman berumur satu bulan. Pupuk yang diberikan
adalah NPK. Untuk membuat penyiraman, setiap pot atau polybag harus disiram dengan
larutan pupuk kurang lebih 200ml, setiap satu kali dalam 10 hari.

Sebagai pupuk tambahan dapat juga diberikan air cucian beras, air cucian daging atau
ikan, pupuk cair (urine ternak), dan pupuk nabati seperti daun Titonia. Saringlah terlebih
dahulu air cucian beras atau air cucian daging dan ikan sebelum digunakan. Sedangkan urine
ternak yang digunakan adalah yang sudah difermentasi dan banyak dijual di pasaran.

F. Pemeliharaan

Pemeliharaan merupakan salah satu kunci keberhasilan dalam menanam cabai.


Pemeliharaan harus dilakuakan secara disiplin, diantaranya penyiraman, penyiangan, dan
pemupukan.

Penyiraman dilakukan setiap hari pada pagi atau sore hari jika tidak ada hujan.
Penyiangan dilakukan sekali 2 minggu dengan cara membuang rumput-rumput liar yang ada
didalam dan di sekitar pot atau polybag. Jika tunas samping serta apsica daun sudah
tumbuh sampai dengan ketinggian 15-25 cm dari permukan tanah segera dipangkas atau
dirempel.
Pemangkasan bertujuan untuk menghindari percikan air penyiraman yang menempel
pada bagian tanaman, batang menjadi kokoh dan kuat, pertumbuhan bagian atas tanaman
lebih sempurna, dan sirkulasi udara lebih baik.

Pemasangan ajir dilakukan sedini mungkin menggunakan bahan yang kuat, seperti
kayu, apsic atau bahan lainnya. Ajir akan berfungsi sebagai penyanggah tanaman.

G. Hama dan Penyakit dan pemberantasannya

 Hama Utama Tanaman Cabai

˗ Thrips

Hama thrips (Thrips Sp.) sudah tidak asing lagi bagi para petani cabai. Hama thrips
tergolong sebagai pemangsa segala jenis tanaman, jadi serangan bukan hanya pada tanaman
cabai saja. Panjang tubuh sekitar + 1 mm, serangga ini tergolong sangat kecil namun masih
bisa dilihat dengan mata telanjang. Thrips biasanya menyerang bagian daun muda dan bunga.

Gejala serangan apsica adalah adanya strip-strip pada daun dan berwarna keperakan.
Noda keperakan itu tidak lain akibat adanya luka dari cara makan hama thrips. Kemudian
noda tersebut akan berubah warna menjadi coklat muda. Yang paling membahayakan dari
thrips adalah selain sebagai hama perusak juga sebagai carrier atau pembawa bibit penyakit
(berupa virus) pada tanaman cabai. Untuk itu, bila mengendalikan hama thrips, tidak hanya
memberantas dari serangan hama namun juga bisa mencegah penyebaran penyakit akibat
virus yang dibawanya.

Pengendalian secara kultur teknis maupun kimiawi. Kultur teknis dengan pergiliran
tanaman atau tidak menanam cabai secara bertahap sepanjang musim. Selain itu dapat
menggunakan perangkap kuning yang dilapisi lem. Pengendalian kimia bisa dilakukan
dengan penyemprotan insektisida Winder 25 WP konsentrasi 0,25 – 0,5 gr /liter atau
insektisida cair Winder 100EC konsenstrasi 0.5 – 1 cc/L.

˗ Tungau (Mite)
Hama mite selain menyerang jeruk dan apel juga menyerang tanaman cabai. Tungau
bersifat apsica yang merusak daun, batang maupun buah sehingga dapat mengakibatkan
perubahan warna dan bentuk. Pada tanaman cabai. Tungau menghisap cairan daun sehingga
warna daun terutama pada bagian bawah menjadi berwarna kuning kemerahan, daun akan
menggulung ke bawah dan akibatnya pucuk mengering yang akhirnya menyebabkan daun
rontok. Tungau berukuran sangat kecil dengan apsica badan sekitar 0,5 mm, berkulit lunak
dengan kerangka chitin. Seperti halnya thrips, apsica juga berpotensi sebagai pembawa virus.

Pengendalian secara kimia dapat dilakukan dengan Penyemprotan menggunakan


Akarisida Samite 135 EC. Konsentrasi yang dianjurkan 0,25 -0,5 ml/L.

˗ Kutu (Myzuspersicae)

Aphids merupakan hama yang dapat merusak tanaman cabai. Serangannya apsic sama
dengan tungau namun akibat cairan dari daun yang dihisapnya menyebabkan daun
melengkung ke atas, keriting dan belang-belang hingga akhirnya dapat menyebabkan
kerontokan. Tidak sepeti mite, kutu ini memiliki kemampuan berkembang biak dengan cepat
karena selain dapat memperbanyak dengan perkawinan biasa, apsica juga mampu bertelur
tanpa pembuahan.

Pengendalian hama aphids secara kimia dapat dilakukan dengan menyemprot


insektisida Winder 100EC konsentrasi 0,5 – 1,00 cc/L.

˗ Lalat Buah (Bactrocera dorsalis)

Kehadiran lalat buah ini, dapat menjadi hama perusak tanaman cabai. Buah cabai
yang menunggu panen bisa menjadi santapannya dalam sekejap dengan cara menusukkan
ovipositornya pada buah serta meletakkan telur, menetas menjadi larva yang kemudian
merusak buah cabai dari dalam.

Pengendalian kultur teknis dapat dilakukan dengan membuat perangkap dari botol
bekas air mineral yang di dalamnya diberi umpan berupa Atraktan Lalat Buah (ATLABU)
keluaran Balai Penelitian Obat dan Aromatik. Selain itu dapat juga digunakan perangkap
kuning seperti yang dilakukan pada hama thrips. Karena umumnya serangga-serangga
tersebut sangat menyukai warna-warna mencolok.
˗ Ulat Grayak (Spodoptera litura)

Ulat ini saat memasuki stadia larva, termasuk hewan yang sangat rakus. Hanya dalam
waktu yang tidak lama, daun-daun cabai bisa rusak. Ulat setelah dewasa berubah menjadi
sejenis ngengat akan memakan daun-daunan pada masa larva untuk menunjang
perkembangan metamorfosisnya.

Pengendalian dapat dilakukan terhadap ngengat dewasa yang hendak meletakkan


telurnya pada tanaman inang dengan menyemprotkan insektisida, atau dengan insektisida
biologis Turex WP konsentrasi 1 – 2 gr/Lt.

 Penyakit Utama Tanaman Cabai

˗ Antracnose

Penyakit Antracnose dikenal juga dengan istilah “pathek” adalah penyakit yang
hingga saat ini masih menjadi momok bagi petani cabai. Buah yang menunggu panen dalam
beberapa waktu berubah menjadi busuk oleh penyakit ini. Gejala awal dari serangan penyakit
ini adalah bercak yang agak mengkilap, sedikit terbenam dan berair, buah akan berubah
menjadi coklat kehitaman dan membusuk. Ledakan penyakit ini sangat cepat pada musim
hujan. Penyebab penyakit ini adalah jamur carnifora apsica.

Pengendalian membersikan tanaman yang terserang agar tidak menyebar, saat


pemilihan benih harus kita lakukan secara selektif, menanam benih cabai yang memiliki
ketahanan terhadap penyakit pathek. Secara kimia, disemprot dengan fungisida sistemik
berbahan aktif triadianefon dicampur dengan fungisida kontak berbahan aktif tembaga
hidroksida seperti Kocide 54WDG, atau yang berbahan aktif Mankozeb seperti Victory
80WP.

˗ Layu Bakteri

Penyakit ini disebabkan oleh Pseudomonas solanacearum. Gejalanya tanaman yang


sehat tiba-tiba saja layu yang dalam waktu tidak sampai 3 hari tanaman mati. Bakteri ini
ditularkan melalui tanah, benih, bibit, sisa tanaman, pengairan,nematoda atau alat-alat
pertanian.
Pengendalian membuang tanaman yang terserang, tetap menjaga bedengan tanaman
selalu dalam kondisi kering, rotasi tanaman. Secara kimiawi, semprot dengan larutan Kocide
77WP konsentrasi 5 – 10 gr/liter pada lubang tanam sebanyak 200 ml/tanaman interval 10 –
14 hari dan dimulai saat tanaman mulai berbunga.

˗ Virus Kuning (gemini virus)

Vektor virus kuning adalah whitefly atau kutu kebul (Bemisia tabaci). Telur
diletakkan di bawah daun, fase telur hanya 7 hari. Nimpa bertungkai yang berfungsi untuk
merangkak lama hidup 2-6 hari. Pupa berbentuk oval, agak pipih berwarna hijau keputih-
putihan sampai kekuning-kuningan pupa terdapat dibawah permukaan daun, lama hidup 6
hari. Serangga dewasa berukuran kecil, berwarna putih dan mudah diamati karena dibawah
permukaan daun yang bertepung, lama hidup 20-38 hari. Tanaman yang terserang penyakit
virus kuning menimbulkan gejala daun mengeriting dan ukuran lebih kecil.

Pengendalian dilakukan dengan menanam varietas yang agak tahan (contoh cabai
keriting Bukittinggi), menggunakan bibit yang sehat, melakukan rotasi /pergiliran tanaman,
pemanfaatan tanaman border seperti tagetes atau jagung, pemasangan perangkap kuning
sekaligus mengendalikan kutu kebul, serta eradikasi tanaman sakit yaitu tanaman yang
menunjukkan gejala dicabut dan dibakar.

Produksi

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, produksi cabai nasional mencapai 2,77 juta ton
pada 2020. Angka ini naik 183,96 ribu ton atau 7,11% dibandingkan pada 2019. Sepanjang
2020, produksi cabai tertinggi terjadi pada bulan Agustus yakni mencapai 280,78 ribu ton
dengan luas panen sebesar 73,77 ribu hektar.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Cabai merupakan tanaman sayuran yang sangat digemari oleh masyarakat sebaga
tambahan dalam masakan, sehingga peluang budidaya cabai sangat berpotensi memperoleh
keuntungan yang cukup besar.

Agar memperoleh hasil yang maksimal dalam melakukan tanam cabai, perlu
memperhatikan kondisi lahan dan harus mengetahui secara pasti bagaimana cara menanam
cabai yang baik.
DAFTAR PUSTAKA

Duriad, & Muhram. (2003). Pengenalan Penyakit Penting Pada Cabai Dan Pengendalianya
Berdasarkan Epidemologi Terapan. lembang, Bandung: Pusat Penelitian dan Pengembangan
Hortikultura.

Anda mungkin juga menyukai