Anda di halaman 1dari 14

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Atas berkat dan rahmat-Nyalah,
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini baik dan tepat pada waktunya yang
berjudul “makalah tentang budidaya tanaman cabe rawit”.
Dalam penulisan makalah ini, penulis banyak mendapat banyak mendapat bantuan
dan dukungan dari berbagai pihak. Baik berupa bantuan material maupun dorongan moril
yang sangat bermanfaat bagi penulis.Untuk itu, penulis berkewajiban untuk menyampaikan
banyak ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada semua pihak yang telah membantu
penulis.
Selain itu, penulis menyadari bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan
dan sangat jauh dari kata “sempurna”. Karen itu, penulis mengharapkan kritikan dan saran-
saran yang sifatnya membangun demi untuk  penyempurnaan makalah ini. Namun, kami
tetap berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi semua kalangan khususnya bagi para
pelajar.
Semoga Allah SWT, memberikan pahala kepada semua pihak yang telah membantu
kami dalam rangka penulisan makalah ini dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
yang memerlukannya. Amin.Demikian yang dapat penulis sampaikan,Wassallammualaikum
wr.wb.
 
                                       
                                                                                              Kangkung, Agustus 2022

                                                                                             Penulis
                                                                                              
DAFTAR ISI

Halaman Judul………………………………………………………...........………….. i
KataPengantar.....................................................................................................................ii
Daftar  isi............................................................................................................................ iii
Bab I
Pendahuluan
A.     Latar Belakang............................................................................................................1
B.     Rumusan  penulisan....................................................................................................1
Bab II
Pembahasan
A.  Tinjauan Umum Tanaman Cabe .....................................................…...................….2
B.  Syarat Tumbuh...............................................................................................................3
C. Budidaya tanaman cabe rawit........................................................................................3
D. Kendala Budidaya Cabe Rawit......................................................................................6
E. Proses pemanenan Cabe Rawit......................................................................................7
F. Aspek Produksi ...............................................................................................................7
Bab III
Penutup.................................................................................................................................11
Kesimpulan ..........................................................................................................................11
Saran .....................................................................................................................................11
DaftarPustaka……………………………………………………………………............12
BAB I
PENDAHULUAN
 
A.   Latar belakang
Cabe rawit merupakan salah satu jenis rempah yang seringkali ditambahkan sebagai
bumbu masakan karena rasanya yang pedas memberikan kesegaran, serta mengandung
Vitamin C yang bermanfaat bagi kesehatan.

Hal ini merupakan salah satu peluang yang dapat dimanfaatkan untuk
membudidayakan cabe dengan baik dan benar sehingga memperoleh produksi yang tinggi. 
Selain itu harganya cukup tinggi jika dibandingkan dengan cabe keriting ataupun cabe jenis
lainnya.

Cabe rawit dapat tumbuh baik di dataran tinggi, maupun di dataran rendah . bertanam
cabe rawit dapat memberikan nilai ekonomi yang cukup tinggi apabila diusahakan dengan
sungguh – sungguh. Satu hektar tanaman cabe rawit mampu menghasilkan 8 ton buah cabe
rawit karena tanaman cabe rawit dapat kita usahakan selama dua sampai dua setengah tahun
selama musim tanam (Polengs, 2011).

Sehingga perlu untuk mengetahui bagaimana pengembangan budidaya tanaman cabe


yang benar untuk menghasilkan produksi yang tinggi.

 
B. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka, rumusan masalah yang dapat kami
susun adalah sebagai berikut :
1.        Jelaskan secara umum tentang tanaman cabe rawit !
2.        Apa saja syarat tumbuh tanaman cabe rawit?
3.        Bagaimana cara budidaya tanaman cabe rawit ?
4.        Apa saja kendala budidaya cabe rawit ?
5.        Bagaimana proses pemanenan cabe rawit 6?
6.        Jelaskan aspek produksi tanaman cabe rawit !
 
BAB II
PEMBAHASAN
 
A.  Tinjauan Umum Tanaman Cabe
Cabe rawit (Capsicum annum) merupakan salah satu jenis rempah yang seringkali
ditambahkan sebagai bumbu masakan karena rasanya yang pedas memberikan kesegaran,
serta mengandung Vitamin C yang bermanfaat bagi kesehatan. Karena kekhasan rasanya
sehingga hamper semua orang menggunakan cabe. Selain sebagai bumbu juga dapat
memberikan warna yanga membuat orang yang melihat berselerah. Kebutuhan sebagai
bumbu memiliki indicator bahwa cabe diperlukan dalam jumlah yang besar.

Tanaman cabe merupakan tanaman perdu dari famili terong-terongan (solanaceae)


yang memiliki nama ilmiah Capsicum sp. Cabe berasal dari benua Amerika tepatnya daerah
Peru dan menyebar ke negara-negara benua Amerika, Eropa dan Asia termasuk Negara
Indonesia. Selain di Indonesia, ia juga tumbuh dan populer sebagai bumbu masakan di
negara-negara Asia Tenggara lainnya.  Di Malaysia dan Singapura dinamakan cili padi, di
Filipina siling labuyo, dan di Thailand phrik khi nu. Di Kerala, India, terdapat masakan
tradisional yang menggunakan cabe rawit dan dinamakan kanthari mulagu. Dalam bahasa
Inggris dikenal dengan nama Thai pepper atau bird’s eye chili pepper (Polengs, 2011).

Buah cabe rawit berubah warnanya dari hijau menjadi merah saat matang dapat dilihat
pada gambar 1. Meskipun ukurannya lebih kecil daripada varitas cabai lainnya, ia dianggap
cukup pedas karena kepedasannya mencapai 50.000 – 100.000 pada skala Scoville. Cabe
rawit biasa di jual di pasar-pasar bersama dengan varitas cabe lainnya.

Tanaman cabe merupakan tanaman perdu dengan percabangan banyak, tinggi 50-100
cm.  Batangnya berbuku-buku atau bagian atas bersudut. Daun tunggal, bertangkai, letak
berselingan. Helaian daun bulat telur, ujung meruncing, pangkal menyempit, tepi rata,
pertulangan menyirip, panjang 5-9,5 cm, lebar 1,5-5,5 cm, berwarna hijau. Bunga keluar dari
ketiak daun, mahkota bentuk bintang, bunga tunggal atau 2-3 bunga letaknya berdekatan,
berwarna putih, putih kehijauan, kadang-kadang ungu. Buahnya buah buni, tegak, kadang-
kadang merunduk, berbentuk bulat telur, lurus atau bengkok, ujung meruncing, panjang 1-3
cm, lebar 2,5-12 mm, bertangkai panjang, dan rasanya pedas.
Buah muda berwarna hijau tua, putih kehijauan, atau putih, buah yang masak
berwarna merah terang.  Bijinya banyak, bulat pipih, berdiameter 2-2,5 mm, berwarna kuning
kotor.

Cabe rawit terdiri dari tiga varietas, yaitu cengek leutik yang buahnya kecil, berwarna
hijau, dan berdiri tegak pada tangkainya; cengek domba (cengek bodas) yang buahnya lebih
besar dari cengek leutik, buah muda berwarna putih, setelah tua menjadi jingga; dan ceplik
yang buahnya besar, selagi muda berwarna hijau dan setelah tua menjadi merah. Buahnya
digunakan sebagai sayuran, bumbu masak, acar, dan asinan. Daun muda dapat dikukus untuk
lalap. Cabe rawit dapat diperbanyak dengan biji (Polengs, 2011).

B. Syarat Tumbuh

Pada umumnya cabe dapat ditanam pada dataran rendah sampai ketinggian 2000
meter dpl, serta menyukai daerah kering, dan ditemukan pula pada ketinggian 0,5-1.250 m
dpl. Cabe dapat beradaptasi dengan baik pada temperatur 24 – 27 derajat Celsius dengan
kelembaban yang tidak terlalu tinggi. Tanaman cabe dapat ditanam pada tanah sawah
maupun tegalan yang gembur, subur, tidak terlalu liat dan cukup air. Permukaan tanah yang
paling ideal adalah datar dengan sudut kemiringan lahan 0 sampai 10 derajat serta
membutuhkan sinar  matahari penuh dan tidak ternaungi, pH tanah yang optimal antara 5,5
sampai 7.

Tanaman cabe juga sangat bagus jika intensitas pengairannya cukup, tetapi apabila
jumlahnya berlebihan dapat menyebabkan kelembaban yang tinggi dan merangsang
tumbuhnya penyakit jamur dan bakteri, namun sebaliknya jika kekurangan air, tanaman cabe
dapat kurus, kerdil, layu dan mati. Sehingga harus benar-benar diperhatikan tingkat
pengairannya agar tak terlalu over. Pengairan dapat menggunakan irigasi, air tanah dan air
hujan, sebaiknya menghadapai musim kemarau, kita membuat kolam penampung dari
pelastik di kebun kita agar pasokan air untuk tanaman dapat terjaga secara optimum (Polengs,
2011).

C.  Budidaya Tanaman Cabe Rawit


Pertumbuhan tanaman cabai rawit yang baik dan hasil produksinya tinggi merupakan
dambaan dan harapan kita semua . untuk mencapai tahapan tersebut kita harus melakukan
kegiatan bercocok tanam cabai rawit yang menggunakan tahapan – tahapan sebagai berikut:
1.      Pengolahan Tanah

Dapat dilakukan membajak atau mencangkul sedalam 25 – 30 cm hingga tanah menjadi


gembur . setelah itu biarkan 7 – 14 hari untuk mendapatkan sinar matahari.

a.       Pembuatan Bendeng

         lebar bedeng 100 – 120 cm

         tinggi bedeng 20 – 30 cm

         jarak antara bedeng dengan bedeng lainnya 30 – 45 cm .

b.      Syarat pupuk kandang yang baik

         Tidak berbau

         Tidak panas

         Berwarna kehitam hitaman , dan

         Benar – benar sudah matang

c.       Jarak Tanaman Cabai Rawit

         50 x 100 cm

         60 x 70 cm

         50 x 90 cm

d.      Cara Pembuatan Jarak Tanaman


      Pasang tali kenca ( pelurus ) sejajar dengan panjang bedeng , kira – kira 10 cm dari
tepi bedeng

      Ukur jarak tanaman yang diinginkan pada sepanjang tali kencana tersebut

      Buat lubang tanaman sesuai dengan jarak tanaman tersebut , kemudian beri pupuk
besar
2.      Pesemaian

Pesemaian merupakan kegiatan untuk menghasilkan bibit tanaman atau calon tanaman
yang baik . adapun tahapan pesemaian adalah sebagai berikut :

a.       Membuat bedeng atau tempat persemaian.

Ukuran bedeng persemaian sebagai berikut :

         Lebar bedeng 1 – 1,2 m

         Panjang bedeng 3 – 5 m

         Tingi bedeng 15 – 20 cm

b.      Penyemaian Benih

kebutuhan benih untuk satu hektar berkisar antar 300 – 500 benih . sebelum benih
disemai atau ditabur , tempat pesemaian disiram merata. beberapa cara menyemai benih cabai
rawit sebagai berikut :

         semai bebas atau ditabur merata

         semai dalam baris

         semai berkelompok

3.      Penanaman

bibit tanaman cabai rawit yang telah berumur 1 bulan segera ditanam . penanaman
sebaiknya pada sore hari agar tanaman tidak layu.

a.       Ciri – ciri bibit yang siap tanam adalah sebagai berikut :

         telah berumur satu bulan

         tidak terserang hama dan penyakit


         pertumbuhan tanaman seragam

b.      Cara Penanaman

         siram bibit yang akan ditanam

         pilih bibit yangakan ditanam

         lepaskan bumbung atau pelastik dari bibit


         padatkan tanah disekeliling tanaman bibit yang telah dimasukan kelubang agar tidak
rebah

4.      Pemeliharaan Tanaman

a.       Penyiraman

Penyiraman dilakukan 2 kali sehari atau di sesuaikan dengan keadaan tanah.

b.      Penyiangan
Rumput liar yang tumbuh disekita tanaman harus dicabit atau di siang dengan kored atau
sabit.

c.       Pemupukan

Jumlah pupuk yang dibutuhkan dalam satu hektar adalah:

         urea = 200 kg

         TSP = 200 kg

         KCI = 150 kg

 
D. Kendala Budidaya Cabe Rawit

  Hama dan penyakit

Hama yang sering menyerang tanaman cabai rwit adalah sebagai berikut :
         tungau marah

         kutu daun berwarna kuning

         kutu gurem atau thrips

Tanda – tanda tanaman terserang diantaranya :

         tanaman berwarna seperti perak

         tanaman tampak pucat

         daun menjadi layu

Pengendalian.

         cabut tanaman yang terserang berat

         kumpulkan bagian tanaman yang terserang ,lalu dibakar

 
E. Proses Pemanenan Cabe Rawit
Panen merupakan kegiatan yang dinanti – nanti untuk menikmati jerih payah selama
penanaman , produksi cabai rawit hampir sama dengan cabai besar , hanya saja umur cabai
rawit lebih lama yaitu 2 – 3 tahun , sehingga produksi cabai rawit lebih tinggi dari pada cabai
besar . Cabai rawit dapat dipanen hijau ( muda ) dan dipanen merah atau sudah masak . bila
cabai rawit di panen hijau, cabai kelihatan bernas dan berisi. Pemanenan cabai rawit dapat
dilakukan 4 – 7 hari sekali atau tergantung pada situasi harga pasaran .

 
F.  Aspek Produksi
1. Gambaran dari Produk
Cabai rawit (Capsicum sp.) merupakan tanaman hortikultura sayur–sayuran buah
semusim untuk rempah-rempah yang diperlukan oleh seluruh lapisan masyarakat sebagai
penyedap masakan dan penghangat badan. Kebutuhan terhadap mata dagangan ini semakin
meningkat sejalan dengan makin bervariasinya jenis dan menu makanan yang memanfaatkan
produk ini. Selain itu, cabai rawit sebagai rempah-rempah merupakan salah satu mata
dagangan yang dapat mendatangkan keuntungan bagi petani dan pengusaha. Karena selain
dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri juga termasuk mata dagangan yang
mempunyai peluang pemasaran ekspor non migas yang sangat baik.
 
 
2. Kecocokan Lokasi
Pada umumnya tanaman cabai rawit dapat ditanam di daerah dataran tinggi maupun di
dataran rendah, yaitu lebih dari 500 – 1200 m di atas permukaan laut, yang terdapat di
seluruh Indonesia terutama di Pulau Jawa. Meskipun luasan lahan yang cocok untuk cabe
masih sangat luas, tetapi penanaman cabai di dataran tinggi masih sangat terbatas.
Pengembangan tanaman cabai rawit, lebih diarahkan ke areal pengembangan dengan
ketinggian sedikit di bawah 800 m di atas permukaan laut. Terutama pada lokasi yang air
irigasinya sangat terjamin sepanjang tahun. Di Indonesia, menurut catatan terakhir tersedia
lahan yang cocok untuk tanaman cabai seluas 7.570.600 ha. Dari jumlah tersebut yang telah
dimanfaatkan 162.283 ha (1991), dan sampai akhir 1995 menjadi 173.161 ha, meningkat
sebesar 12,5%. Peningkatan luas tanam ini tidak diikuti oleh peningkatan luas panen,
sehingga jika diukur dari rata-rata luas panen cabai selama kurun 1991 sampai 1995, maka
dari total luas lahan yang cocok untuk cabai, baru teroleh sebanyak 167.722 ha atau hanya
sekitar 0,45% (Tabel 4).
3. Pola Tanam
Budidaya atau usaha tani tanaman cabai rawit selama ini dilakukan secara monokultur
dan pola rotasi tanaman. Pada pola rotasi tanaman. Pada pola rotasi tanaman maka pola yang
lazim dianut para petani adalah dengan melakukan pergiliran tanaman pola 1 : 2 yaitu satu
kali tanaman cabai rawit dan 2 – 3 kali tanaman palawija/sayuran lainnya yang tidak sama
family tanamannya dengan cabai rawit. Untuk model kelayakan ini digunakan monokultur
cabai merah sepanjang tahun, dengan masa lahan kosong selama 1 bulan di antara siklus
tanam.
  
4. Aspek Teknik Budidaya
Keberhasilan usaha produksi cabai rawit sangat ditentukan oleh aspek taknis budidaya
di lapangan. Beberapa hal yang harus diperhatikan dengan baik dalam pelaksanaan teknis
budidaya tanaman cabai merah adalah sebagai berikut:
a.         Pemakaian benih cabai rawit yang unggul yang tidak terkontaminasi virus.
b.        Ketersediaan air yang cukup sepanjang periode tanam/sepanjang tahun.
c.         Pola tanaman yang baik dan sesuai dengan iklim.
d.        Pengolahan tanah yang disesuaikan dengan kemiringan lereng dan arah lereng.
e.         Pemberantasan hama dan penyakit tanaman cabai merah dilaksanakan secara teratur
f.         sesuai dengan kondisi serangan hama dan penyakit
g.        Cara panen serta penanganan pasca panen cabai merah yang baik dan benar.
Keberhasilan produksi cabai rawit sangat dipengaruhi oleh dan ditentukan oleh kualitas
benih yang digunakan. Sifat unggul tersebut dicerminkan dari tingginya produksi. Ketahanan
terhadap hama dan penyakit serta tingkat adaptasi tinggi terhadap perubahan iklim. Musim
tanam di daratan tinggi dilakukan antara bulan April – Mei untuk periode tanam pertama dan
antara bulan September – Oktober untuk periode tanam ke dua. Tanah yang baik untuk
pertanaman cabai rawit yaitu lahan yang tanahnya berstruktur remah atau gembur, subur dan
kaya akan bahan organik, pH tanah antara 6.0 dan 7,0. Oleh karena itu pengolahan tanah
yang baik dengan menggunakan traktor atau menggunakan cangkul, harus mencapai
kedalaman olah Aspek Produksi
 
5. Luas Model dan Beban Biaya
Uraian mengenai unit luasan kebun dan biaya-biaya dalam usaha tani cabai merah ini
ditentukan berdasarkan asumsi-asumsi kemampuan seorang petani dalam menangani
budidaya tanaman cabai merah hibrida (hot beauty). Unit luasan lahan kebun untuk usaha tani
cabai merah tersebut ditetapkan satu hektar. Bilamana diasumsikan bahwa petani rata-rata
saat ini memiliki lahan seluas 0,5 ha, maka perlu menyewa 0,5 hektar lagi. Beban biaya yang
diperlukan pada periode awal untuk usaha tani cabai merah seluas satu hektar tersebut adalah
sebagai berikut:
 
Tabel  Biaya Proyek per 1 Ha
No Komponen Biaya Produksi Rupiah
1 Biaya Pra Investasi 20.000
2. Biaya Investasi 5.500.000
3. Biaya Investasi modal Kerja 15.099.000
Total Biaya Proyek 20.619.000
 
Modal sendiri yang diasumsikan harus dimiliki petani adalah Rp. 619.000,-, sehingga
besarnya permohonan pembiayaan untuk modal usaha (investasi dan modal kerja) adalah
sebesar Rp. 21.019.000,-, di mana Rp. 400.000 diantaranya untuk keperluan pembayaran
premi asuransi.
 
 
6. Prasarana dan Sarana yang Diperlukan
Prasarana dan sarana yang dibutuhkan dalam usaha tani cabai rawit mencakup dua hal
pokok yaitu:

a.       Investasi yang berupa tanah, peralatan dan administrasi.

b.      Alat dan Bahan produksi kerja termasuk di dalamnya bibit, mulsa plastik, pupuk,
pestisida, tenaga kerja, gaji pengelola, transportasi dan traktor
 
 
BAB III
PENUTUP
 
A. Kesimpulan
Dalam mengembangkan dan pembudidayaan cabe rawit tidak hanya sekedar
menanam sesuai dengan keadaan yang ada. Karena kita harus mempertimbangkan dan bisa
mengetahui hal – hal yang munkin terjadi dalam proses pengembangan budidaya cabe rawit
tersebut. Baik dalam hal biaya maupun kemampuan dalam mengolah cabe rawit tersebut.
Karena hal – hal yang awalnya dianggap remeh dan dirasa tidak penting justru itu yang akan
berdampak besar kedepannya. Maka dari itu saran saya bagi yang ingin bergerak dalam
bidang ini harus mempertimbangkan betul hal positif dan negatifnya baik dari segi keuangan
maupun kemampuan dan keterampilan dalam mengolah tanaman ini. Dan juga tidak lupa
untuk meninjau prospek pemasarannya maksudnya ketika setelah dipanen mau di suplai
kemana hasil cabe rawit. Agar tidak terjadi penimbunan yang tidak berguna yang akhirnya
akan membusuk dan ujung- ujungnya kerugian yang akan kita dapat.
 

B. Saran

Membudidayakan cabe rawit haruslah memperhatikan tahapan-tahapannya dengan


benar dan tepat.

 
DAFTAR PUSTAKA

Prajanata, Final. 2007. Kiat Sukses Bertanam Cabai Di musim Hujan. Penebar Swadaya.
Cetakan ke XII. Jakarta 64h.

Redaksi TRUBUS. 2001. Bertanam Cabai Dalam Pot. Penebar Swadaya. Jakarta. 42 ha.

Mulyati dan Suriyadikarta,. 2006. Pupuk Dan Pemupukan. UPT Mataram University press.
Cetakan I. Mataram.

Budidaya Cabe. http://epetani.deptan.go.id/blog/budidaya-cabe

Hatta M., 2010. Hortikultura. http://emhatta.wordpress.com/

Polengs, 2011. Cabai, Pertanian, Tanaman  http:// budidayanews.blogspot.com/


2011/03/cara-budidaya-cabai-rawit.html  

Sihotang B., 2010.

Sophia N., 2012. Pertumbuhan dan perkembangan tanaman


cabe Rawit. http://sophianirmalida.blogspot.com/2012/03/pertumbuhan-dan-perkembangan-
tanaman.html

Anda mungkin juga menyukai