BUDIDAYA CABAI
OLEH :
NI WAYAN SULASMIYANI
NO/Kelas:
35/XII IPS 2
KABUPATEN GIANYAR
TAHUN AJARAN
2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah dengan judul “BUDIDAYA CABAI” ini dapat tersusun hingga selesai.
Tidak lupa juga kami mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan dari pihak
yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun
pikirannya.
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi nilai ujian praktik dalam
mata pelajaran PKWU. Selain itu, pembuatan makalah ini juga bertujuan agar
menambah pengetahuan dan wawasan bagi para pembaca.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat berguna bagi para pembaca.
Cabai merah banyak dibudidayakan oleh petani Indonesia karena cabai merah
memiliki harga jual yang cukup tinggi serta permintaan terhadap cabai merah
cenderung meningkat tiap tahunnya. Permintaan akan cabai yang meningkat dari
waktu ke waktu ini menyebabkan cabai dapat diandalkan sebagai komoditas
ekspor non-migas. Hal ini terbukti dari enam besar komoditas sayuran segar yang
diekspor (seperti bawang merah, tomat, kentang, kubis dan wortel) cabai termasuk
salah satunya (Prajananta, 2007). Budidaya cabai merah akan dihadapkan dengan
berbagai masalah diantaranya teknis budidaya, ketersediaan hara dalam tanah,
serangan hama dan penyakit. Maka dari itu perlu dukungan teknologi budidaya
intensif baik itu terkait dengan pemupukan, proses pengolahan lahan,
pemeliharaan, maupun penerapan-penerapan teknologi tepat guna dalam proses
budidayanya. Pemberian 2 unsur hara yang tepat sesuai dengan kebutuhan, waktu
tanam, dan penempatan hara pada daerah serapan akar juga menjadi pendukung
dalam keberhasilan budidaya tanaman cabai. Salah satu cara untuk meningkatkan
produksi cabai sekaligus menanggulangi banyaknya permintaan masyarakat
tersebut adalah dengan manajemen pemupukan yang menjadi bagian dari
intensifikasi pertanian (Suriadikarta, 2006).
1. Menjelaskan hal apa saja yang diperlukan pada saat membudidayakan cabai
2. Menjelaskan bagaimana cara untuk menanam cabai
BAB II
PEMBAHASAN
2.2 LANGKAH-LANGKAH
Setiap langkah-langkah harus dilakukan sesuai urutannya supaya tanaman cabai
dapat tumbuh dengan baik. Langkah-langkah yang harus dilakukan antara lain :
1. Sediakan tanah Hal pertama yang perlu dilakukan dalam menanam cabai rawit
adalah menyediakan tanah terlebih dahulu sebagai bahan media tanam.
2. Siapkan cabai rawit Kemudian, siapkan bahan utamanya, yaitu cabai rawit.
Kupas cabai rawit tersebut dan ambil bijinya untuk nanti kamu taburkan ke
tanah yang sudah disediakan.
3. Siapkan pot Selanjutnya, siapkan pot tanaman untuk kamu letakkan tanah.
Ambil pot kecil dengan lubang drainase bagian bawah, tutup lubang dengan
batu kecil dan isi dengan campuran pot.
4. Siapkan tanah atau pupuk organik atau kompos Siapkan 70 persen pupuk
organik dan 30 persen tanah pasir, lalu campurkan. Dalam campuran pot ini
kamu akan memberikan tingkat perkecambahan 90 sampai 95 persen dengan
mudah.
5. Siram menggunakan air dan masukkan biji cabai rawit Setelah tanah kamu
masukkan ke dalam pot secara merata, siram tanah tersebut dengan air agar
tanahnya basah. Selanjutnya taburkan biji cabai rawit secara merata pada
permukaan tanah campuran di dalam pot, dan pastikan biji tidak tumpang
tindih. Setelah cabai disebarkan merata ke campuran tanah di pot, tutupi lagi
biji cabai rawit dengan lapisan tanah campuran yang sama, tutupi tipis saja.
6. Siram dan simpan Biji cabai rawit yang telah ditanam di campuran tanah pada
pot perlu kamu sirami air secara menyeluruh. Kemudian simpan pot di tempat
teduh sebagian atau di bawah jaring net maupun di bawah sinar matahari tidak
langsung selama 8-12 hari. Biji cabai rawit akan mulai berkecambah setelah 8-
12 hari.
7. Setelah daun tanaman cabai rawit mulai tumbuh sirami lagi Saat daun tanaman
cabai rawit mulai tumbuh, siramkan air menggunakan botol minum plastik
yang tutup botolnya dilubangi. Baca juga: 5 Jamur yang Sering Menyerang
Tanaman Cabai, Bisa Bikin Layu dan Mati Siramkan air secara perlahan
dengan menjaga agar mulut botol penyiram sedekat mungkin dengan
permukaan tanah.
8. Pindahkan tanaman cabai rawit setelah 25 hari Ketika bibit tanaman cabai
rawit memiliki 3-4 daun asli (setelah 25 hari) maka kamu dapat
memindahkannya ke pot yang lain dengan media tanam baru agar cepat
tumbuh. Keluarkan bibit dengan hati-hati dengan menjaga bola akarnya utuh,
menggunakan sekop atau alat berkebun lainnya. Lihat Foto Ilustrasi tanaman
cabai. (PIXABAY/STOCKSNAP)
9. Siapkan media tanam baru Siapkan media tanam baru untuk tanaman cabai
rawit, yang terdiri dari 50 persen tanah kebun, 30 persen kompos organik, dan
20 persen sabut kelapa atau gambut kelapa (cocopeat). Baca juga: Tanaman
Pendamping Cabai di Pekarangan Rumah, Tomat hingga Bunga Masukkan
campuran media tanam ini ke pot baru yang lebih besar.
10. Masukkan tanaman cabai rawit ke pot baru Tanam banyak bibit dalam wadah
atau pot besar untuk pertumbuhan yang lebih baik. Untuk itu, gali lubang kecil
di media tanam baru sedikit lebih panjang dari bola akar bibit dengan
tanganmu. Jaga jarak masing-masing bibit tanaman cabai rawit sekitar 6-7 inci
untuk memberikan jarak pertumbuhan pada masing-masing tanaman.
Kemudian berikan lagi air sampai tanahnya basah untuk menghindari kejutan
setelah pemindahan tanaman. Baca juga: 6 Cara Mengatasi Tangan Panas
Akibat Terkena Cabai
11. Biarkan selama 2-3 hari Sekarang, selama 2-3 hari simpan pot di bawah sinar
matahari tidak langsung dan siram dengan air hanya jika tanah bagian atas
terasa kering untuk disentuh.
12. Setelah 3 hari potong daun tanaman cabai rawit Cukup potong bagian atas
daun untuk memaksa tanaman menghasilkan banyak batang samping. Semakin
banyak batang samping yang kamu miliki, semakin banyak cabai rawit yang
akan dihasilkan oleh tanamanmu.
13. Rawat sampai 20 hari kemudian Hanya dalam beberapa hari tanaman akan
lebih lebat dan lebat. Setiap tanaman memiliki lebih dari 10-12 batang
samping.
14. Lakukan perawatan dengan rutin selama 143 hari lebih sampai tanaman cabai
rawit berbuah
BAB III
PENUTUP