DISUSUN OLEH :
1. IKHSAN RAMADHAN (15)
2. KHAERUNNISA (16)
3. MAHATIR MUHAMMAD (17)
4. MAYSHELLA AZZAHYRA (18)
5. MOCHAMMAD IMANSYAH PRAMUDYA (19)
6. MUH ABI THORIQ (20)
7. MUH FACHRI ADTYA USMAN (21)
KELOMPOK 3
KELAS X MIPA 2
Cabai merupakan salah satu bumbu masakan yang sangat banyak digunakan dalam masakan
Indonesia. Walaupun sangat akrab dengan berbagai masakan nusantara, ternyata cabai bukan
merupakan tanaman asli Indonesia. “Cabai berasal dari daerah Amerika Selatan yang kemudian
menyebar ke seluruh Eropa yang dibawa oleh rombongan Christopher Columbus pada waktu penemuan
benua Amerika. Pada saat rombongan Colombus kembali ke Eropa, mereka membawa bibit cabai dan
mulai ditanam di Eropa,” ungkap Wahyuni yang merupakan salah seorang peneliti dari Pusat Penelitian
Bioteknologi LIPI pada acara Podcast “Me vs Science” Rabu 1 September 2021.
Dirinya menuturkan bahwa cabai mulai dikenal dan digunakan sebagai rempah yang mampu
memberikan sensasi pedas pada masakan seperti halnya merica. “Setelah menyebar ke Eropa, maka
cabai mulai menyebar keseluruh dunia yang dibawa oleh para pelaut dari Eropa,” imbuh Yuni.
Yuni sapaan akrabnya menekuni bidang kepakaran bioteknologi tanaman, salah satunya adalah
tanaman cabai. Bioteknologi tanaman adalah melakukan modifikasi pada tanaman dengan cara
molekuler seperti perekayasaan genetika. Caranya bisa dengan memasukan gen asing atau memodifikasi
gen sehingga individu baru yang terbentuk akan berbeda dengan induknya. Biasanya manusia
melakukan rekayasa genetika pada tanaman yang bertujuan untuk pemenuhan kebutuhan manusia.
Misalnya dengan memasukan gen asing kedalam tubuh tanaman dengan tujuan agar produksinya
meningkat ataupun tahan penyimpanan.
Menekuni penelitian mengenai bioteknologi tanaman cabai, wahyuni melakukan beberapa
kegiatan penelitian diantaranya evaluasi galur harapan cabai tahan daya simpan buah dan adaptif
cekaman anthracnose dalam mendukung prioritas riset nasional vub cabai berdaya hasil tinggi dan
adaptif serta perakitan tanaman cabai dengan ketahanan daya simpan buah paska panen melalui
regulasi molekuler gen pengendali fruit softening untuk mengendalikan harga cabai pada musim
penghujan. Tidak hanya berhenti pada penelitian, Yuni juga menulis artikel ilmiah mengenai cabai yang
berjudul Response of Six Chili Varieties to Anthracnose Disease” yang terbit pada jurnal J. HPT Tropika.
Lebih lanjut Yuni menjelaskan bahwa cabai merupakan tanaman yang mempunyai masa panen
yang cukup panjang dan akan selalu berbuah jika mendapatkan perawatan yang intensif. “Berdasarkan
hasil klasifikasi yang dilakukan pada tanaman cabai, maka cabai dapat digolongkan kedalam beberapa
spesies. Walaupun Indonesia tidak memiliki keragaman yang cukup tinggi pada tanaman cabai seperti
Amerika Selatan, sedikitnya terdapat lima spesies cabai yang terdapat di Indonesia yaitu cabai besar
(Capsium annuum L), cabe rawit putih (Capsium frutescens L) dan cabai Rocoto (Capsicum pubescens),
sedangkan Capsicum baccatum L dan Capsicum chinense Jacq adalah dua spesies yang tidak terlalu
banyak ditemukan di Indonesia dan biasanya hanya terdapat didaerah pedalaman karena belum banyak
orang yang memuliakan atau tidak sering didomestikasi oleh masyarakat,” pungkas Yuni (eb ed sl)
Klasifikasi Tanaman Cabai
Berikut ini merupakan klasifikasi tanaman cabai rawit menurut Simpson (2006) dan van Steenis (2008).
Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Classis : Magnoliopsida
Ordo : Solanales
Familia : Solanaceae
Genus : Capsicum
1. Sediakan tanah
Hal pertama yang perlu dilakukan dalam menanam cabai rawit adalah menyediakan tanah terlebih
dahulu sebagai bahan media tanam.
3. Siapkan pot
Selanjutnya, siapkan pot tanaman untuk kamu letakkan tanah. Ambil pot kecil dengan lubang drainase
bagian bawah, tutup lubang dengan batu kecil dan isi dengan campuran pot.
Saat daun tanaman cabai rawit mulai tumbuh, siramkan air menggunakan botol minum plastik yang
tutup botolnya dilubangi.
Siramkan air secara perlahan dengan menjaga agar mulut botol penyiram sedekat mungkin dengan
permukaan tanah.
8. Pindahkan tanaman cabai rawit setelah 25 hari
Ketika bibit tanaman cabai rawit memiliki 3-4 daun asli (setelah 25 hari) maka kamu dapat
memindahkannya ke pot yang lain dengan media tanam baru agar cepat tumbuh.
Keluarkan bibit dengan hati-hati dengan menjaga bola akarnya utuh, menggunakan sekop atau alat
berkebun lainnya.
Siapkan media tanam baru untuk tanaman cabai rawit, yang terdiri dari 50 persen tanah kebun, 30
persen kompos organik, dan 20 persen sabut kelapa atau gambut kelapa (cocopeat). Masukkan
campuran media tanam ini ke pot baru yang lebih besar
Tanam banyak bibit dalam wadah atau pot besar untuk pertumbuhan yang lebih baik. Untuk itu, gali
lubang kecil di media tanam baru sedikit lebih panjang dari bola akar bibit dengan tanganmu.
Jaga jarak masing-masing bibit tanaman cabai rawit sekitar 6-7 inci untuk memberikan jarak
pertumbuhan pada masing-masing tanaman.
Kemudian berikan lagi air sampai tanahnya basah untuk menghindari kejutan setelah pemindahan
tanaman.
Sekarang, selama 2-3 hari simpan pot di bawah sinar matahari tidak langsung dan siram dengan air
hanya jika tanah bagian atas terasa kering untuk disentuh.
Cukup potong bagian atas daun untuk memaksa tanaman menghasilkan banyak batang samping.
Semakin banyak batang samping yang kamu miliki, semakin banyak cabai rawit yang akan dihasilkan
oleh tanamanmu.
14. Lakukan perawatan dengan rutin selama 143 hari lebih sampai tanaman cabai rawit berbuah
Penggunaan cabaisabagai bahan makanan dapat ditemui dalam berbagai hidangan Indonesia. Cabai
berperan menambah rasa dalam olahan makanan pedas khas indonesia, seperti ayam taliwang dan
balado.
Selain lezat dikomsumsi, cabai juga mengandung sejumlah manfaat, yaitu :
7. Detoksifikasi
Cabai dapat membantu detoksifikasi gastrointestinal dalam mencerna makanan dan membuang zat-
zat yang tidak terpakai oleh tubuh. Selain itu, cabai juga mampu meningkatkan pasokan nutrisi ke
dalam jaringan tubuh.
1. Kandungan vitamin C yang tinggi. Vitamin C berfungsi sebagai antioksida yang baik untuk menguatkan
imun tubuh.
2. Vitamin B6 yang terdapat pada cabe memiliki peran penting dalam metabolisme tubuh.
3. vitamin k6 berpengaruh pada pembekuan darah dan kesehatan tulang dan ginjal.
5. Copper merupakan elemen sisa antioksidan yang memiliki fungsi untuk kesehatan neuron dan tulang
yang kuat.
6. Beta karoten ditemukan pada cabe merah, dan ketika masuk ke dalam tubuh, beta karoten diubah
menjadi vitamin A Cabe sangat tinggi akan caratenoids antioksidan, sehingga sabgat berguna untuk
berbagai macam kesehatan tubuh.
7. Capsanthin adalah jenis caratenoids paling utama di cabe merah bahkan ditemukan lebih dari 50
persen total caratenoids yang bermanfaat untuk melawan kanker.
8. Violaxanthin adalah caratenoids antioksidan paling umum yang terdapat pada cabe kuning (di
indonesia jarang ditemui cabe kuning).
9. Lutein yang terdapat pada cabe hijau dapat mempengaruhi kesehatan mata. Usahakan untuk
menomsumsi cabe hijau yang belum matang, karena lutein yang ditemukan berlimpah, semakin ia
matang maka tingkat kematngannya pun menurun.
10. Capsaicin berfungsi untuk memberikan rasa panas, diduga memberikan berbagai efek kesehatan
untuk tubuh, pun dapat menangani berbagai penyakit seperti gangguan serabut saraf, rasa sakit
akibat radang sendi, psoriasis, dan neuropati diabetes.
11. Synaptic aid adalah antioksidan, selain itu juga sabagai anti kanker. Ferulic acid merupakan
antioksidan yang berfungsi untuk mencegah penyakit kronis.