Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN

BUDI DAYA TANAMAN CABAI

NAMA KELOMPOK:
 SHEILA MELANI .B
 RESKI NASARI
 RUKMA.R
KELAS X.A

SMAN 2 PANGKEP TAHUN AJARAN 2023/2024


KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan khadirat ALLAH SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat

menyelesaikan karya ilmiah ini. Solawat serta salam semoga senantiasa

tercurahkan kepada junjungan nabi agung Muhammad SAW yang telah

memberi risalah islam yang penuh dengan ilmu pengetahuan khususnya

ilmu-ilmu keislaman sehingga dapat menjadi bekal hidup kita baik di dunia

maupun di akhirat kelak.

Bagi kami, pengamatan Lombok. Ini merupakan tugas yang tidak

ringan. Sebagai pemula Kami sadar banyak hambatan yang

menghadang dalam penyusunan proposal Lombok ini, dikarenakan

keterbatasan kemampuan kami kalaupun pada akhirnya laporan ini dapat

terselesaikan tentulah karena beberapa pihak yang telah membantu

dalam penulisan karya ilmiah ini. Oleh karena itu kami sampaikan banyak

terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuannya,

utamanya kepada yang terhormat :


1. ALLAH SWT yang telah memberikan kami kesehatan dan kesempatan

sehingga laporan proposal Lombok ini dapat terselesaikan meskipun

jauh dari kata sempurna. Serta kepada nabi Muhammad Saw yang

senantiasa membingbing umat manusia kejalan yang diridohi oleh

ALLAH SWT.

2. Kedua orang tua tercinta dan juga teman-teman yang selalu

memberikan kami motivasi dan selalu mencurahkan do’a dan kasih

sayang nya kpada serta tak hentinya mereka mendukung kami dalam

setiap usaha yang lakukan.

3. Kami ucapkan banyak terima kasih kepada bapak kepala UPT

H .RUSSALAM

4. Pak A.ARI FESTIAYANTO,SP selaku guru mata pelajaran prakarya

5. Dan kami juga berterima kasih kepada semua pihak yang tidak sempat

kami sebutkan satu persatu yang turut membantu kelancaran dan

penyusunan proposal pengamatan ini


BAB 1

PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG

Cabai merupakan tanaman perdu dari famili terong-terongan yang

memiliki nama ilmiah Capsicum sp. Cabai berasal dari benua Amerika tepatnya

daerah Peru dan menyebar ke negara‐negara benua Amerika, Eropa dan Asia

termasuk Indonesia.Tanaman cabai banyak ragam tipe pertumbuhan dan bentuk

buahnya. Diperkirakan terdapat 20 spesies yang sebagian besar hidup di Negara

asalnya.Cabai merah (Capsicum annum L.) adalah komoditas sayuran yang sangat

terkenal dan sangat luas penggunaannya di seluruh dunia. Buahnya dapat

dikonsumsi segar, kering atau dalam bentuk yang sudah diproses sebagai sayuran

atau bumbu. Warna dan baunya digunakan dalam industri makanan dan pakan

ternak seperti ginger beer, hot sauces dan poultry feed, serta beberapa obat-obatan

(Siemonsma dan Piluek, 1994). Kebutuhan cabai terus meningkat setiap tahun

sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk dan berkembangnya industri yang

membutuhkan bahan baku cabai. Hal ini menjadikan cabai sebagai komoditas

sayuran yang diunggulkan secara nasional. Pengembangan sayuran ini telah

dilakukan melalui pembinaan pola produksi dan pola tanam dalam upaya
pemenuhan permintaan dalam negeri maupun ekspor. Pembinaan pola produksi ini

antara lain melalui teknologi budidaya off season, pengurangan pada in season

sehingga produksi relatif merata dan stabil dalam setahun (Sutrisno, 2001). Cabai

merah banyak dibudidayakan oleh petani Indonesia karena cabai merah memiliki

harga jual yang cukup tinggi serta permintaan terhadap cabai merah cenderung

meningkat tiap tahunnya. Permintaan akan cabai yang meningkat dari waktu ke

waktu ini menyebabkan cabai dapat diandalkan sebagai komoditas ekspor non-

migas. Hal ini terbukti dari enam besar komoditas sayuran segar yang diekspor

(seperti bawang merah, tomat, kentang, kubis dan wortel) cabai termasuk salah

satunya (Prajananta, 2007). Budidaya cabai merah akan dihadapkan dengan

berbagai masalah diantaranya teknis budidaya, ketersediaan hara dalam tanah,

serangan hama dan penyakit. Maka dari itu perlu dukungan teknologi budidaya

intensif baik itu terkait dengan pemupukan, proses pengolahan lahan,

pemeliharaan, maupun penerapan-penerapan teknologi tepat guna dalam proses

budidayanya. Pemberian

unsur hara yang tepat sesuai dengan kebutuhan, waktu tanam, dan

penempatan hara pada daerah serapan akar juga menjadi pendukung dalam

keberhasilan budidaya tanaman cabai. Salah satu cara untuk meningkatkan produksi

cabai sekaligus menanggulangi banyaknya permintaan masyarakat tersebut adalah

dengan manajemen pemupukan yang menjadi bagian dari intensifikasi pertanian


(Suriadikarta, 2006). Pemupukan merupakan tindakan yang bertujuan untuk

menambah unsur hara yang sudah ada di dalam tanah dan mengganti unsur hara

yang diangkut oleh tanaman melalui panen.Upaya yang harus dilakukan untuk

meningkatkan kemampuan lahandalam budidaya dapat diupayakan dengan

penambahan bahan organik ke dalam tanah. Le Bissonnais (1997) mengemukakan

bahwa penambahan bahan organik ke dalam tanah telah dapat meningkatkan

stabilitas agregat tanah. Selain itu, penambahan bahan organik juga dapat

memperbaiki kerusakan struktur tanah. Pupuk organik adalah pupuk yang berasal

dari sisa-sisa tanaman, hewan atau manusia seperti pupuk kandang, pupuk hijau,

dan kompos baik yang berbentuk cair ataupun padat. Pupuk organik mengandung

hara makro dan mikro rendah sehingga perlu diberikan dalam jumlah banyak.

Manfaat utama pupuk organik adalah dapat memperbaiki kesuburan tanah, selain

sebagai sumber hara bagi tanaman. Menurut Sutanto (2002) pupuk organik

merupakan bahan pembenah tanah yang lebih baik daripada bahan pembenah

buatan, walaupun pada umumnya pupuk organik mempunyai kandungan hara

makro N, P dan K yang rendah tetapi mengandung hara mikro dalam jumlah cukup

yang sangat diperlukan dalam pertumbuhan tanaman. Pupuk organik sangat

bermanfaat dalam meningkatkan kesuburan tanah dan meningkatkan kualitas lahan

secara berkelanjutan. Penggunaan pupuk organik akan mengembalikan bahan

organik ke dalam tanah sehingga terjadi peningkatan produksi tanaman


(Syekfani,2000). Pupuk organik itu sendiri bisa berasal dari pupuk kandang, pupuk

hijau atau pupuk yang terbuat dari sisa-sisa tumbuhan,humus dan lain-lain.

Dari uraian diatas, pemupukan merupakan hal yang perlu diperhatikan dalam

budidaya tanaman cabai. Maka telah dilakukan penelitian tentang“Pengaruh

Substitusi Pupuk Kandang Ayam dengan Pupuk Hijau Kirinyuh (Eupatorium

inulifolium) Terhadap Petumbuhan dan Hasil Tanaman Cabai (Capsicum annum L.)”.

B.Rumusan masalah

Rumusan masalah yang digunakan sebagai dasar penelitian ini adalah :

1. Bisakah seluruh atau sebagian pupuk kandang ayam disubtitusi dengan

kirinyuh.

2. Pada persentase berapa subtitusi pupuk kandang ayam dengan kirinyuh

yang memperlihatkan pertumbuhan dan hasil terbaik tanaman cabai.

C.Tujuan
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh subtitusi pupuk

kandang ayam dengan pupuk hijau kirinyuh, serta mendapatkan persentase

terbaik

dalam pemakaian pupuk hijau kirinyuh pada tanaman cabai.

D.Manfaat penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan informasi dalam

budidaya cabai dengan menggunakan kirinyuh bagimasyarakat dan khususnya

petani, serta mengembangkan ilmu pengetahuan khususnya pada sistem pertanian

yang berwawasan ekologi dan ekonomis bagi pertanaman cabai.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Sejarah Tanaman Cabai Tanaman cabai (Capsicum annum.L) berasal dari


daerah tropika dan subtropika Benua Amerika, khususnya Colombia, Amerika
Selatan, dan terus menyebar ke Amerika Latin. Bukti budidaya cabai pertama kali
ditemukan dalam tapak galian sejarah Peru dan sisaan biji yang telah berumur lebih
dari 5000 tahun SM didalam gua di Tehuacan, Meksiko. Penyebaran cabai ke seluruh
dunia termasuk negara-negara di Asia, seperti Indonesia dilakukan oleh pedagang
Spanyol dan Portugis (Dermawan, 2010). Cabai merupakan tanaman perdu dari
famili terong-terongan yang memiliki nama ilmiah Capsicum sp. Cabai berasal dari
benua Amerika tepatnya daerah Peru dan menyebar ke negara-negara benua
Amerika, Eropa dan Asia termasuk NegaraIndonesia. Cabai mengandung kapsaisin,
dihidrokapsaisin, vitamin (A, C), damar, zat warna kapsantin, karoten, kapsarubin,
zeasantin, kriptosantin, clan lutein. Selain itu, juga mengandung mineral, seperti zat
besi, kalium, kalsium, fosfor, dan niasin. Zat aktif kapsaisin berkhasiat sebagai
stimulan. Jika seseorang mengonsumsi kapsaisin terlalu banyak akan
mengakibatkan rasa terbakar di mulut dan keluarnya air mata. Selain kapsaisin,
cabai juga mengandung kapsisidin. Khasiatnya untuk memperlancar sekresi asam
lambung dan mencegah infeksi sistem pencernaan. Unsur lain di dalam cabai adalah
kapsikol yang dimanfaatkan untuk mengurangi pegal-pegal, sakit gigi, sesak nafas,
dan gatal-gatal.

Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Cabai Klasifikasi tanaman cabai adalah:

Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledoneae

Ordo : Solanales

Famili : Solanaceae

Genus : Capsicum

Spesies : Capsicum annum,L

Cabai atau lombok termasuk dalam suku terong-terongan (Solanaceae) dan

merupakan tanaman yang mudah ditanam di dataran rendah ataupun di dataran

tinggi. Tanaman cabai banyak mengandung vitamin A dan vitamin C serta

mengandung minyak atsiri capsaicin, yang menyebabkan rasa pedas dan

memberikan kehangatan panas bila digunakan untuk rempahrempah (bumbu

dapur). Cabai dapat ditanam dengan mudah sehingga bisa dipakai untuk kebutuhan

sehari-hari tanpa harus membelinya di pasar ( Harpenas d Dermawanan 2010).


BAB III

PEMBAHASAN

A.HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah kami lakukan terlihat jelas bahwa

tanaman cabe rawit (Capsicum frustescens) yang di tanam kurang subur di

karenakan pada percobaan ini tanaman cabe di tanam di pot. Sudah terlihat jelas

bahwa pertumbuhan dan perkembangan cabai kurang subur . Mungkin di karenakan

kurang perawatan yang efektif. Seharusnya tanaman cabai di tanam pada tanah

sawah maupun tegalan yang gembur, subur, tidak terlalu liat dan cukup air.

Permukaan tanah yang paling ideal adalah datar dengan sudut kemiringan lahan 0

sampai 10 derajat serta membutuhkan sinar matahari penuh dengan dan tidak

ternaungi . pH tanah yang optimal 5,5 sampai 7 . Tanaman cabe rawit merupakan

tanaman perdu dari famili terong- terongan yang memiliki nama ilmiah (Capsicum

frustescens).
Perdu setahun, percabangan banyak , tinggi 50-100 cm. Batangnya berbuku-

buku atau bagian atas bersudut . Daun tunggal , bertangkai, letak berselingan.

Helaian daun bulat telur, ujung meruncing , pangkal menyempit, tepi

rata,pertulangan menyirip, panjang 5-9, 5 cm, lebar 1,5-5,5 cm, bewarna hijau.

Bunga keluar dari ketiak daun, mahkota bentuk bintang, bunga tunggal atau 2-3

bunga letaknya berdekatan, berwarna putih , putih kehijauan, kadang- kadang

berwarna ungu. Buahnya buah buni, tegak, kadang-kadang merunduk, berbentuk

bulat telur, lurus atau bengkok, ujung meruncing, panjang 1-3 cm, lebar 2,5-12 mm

bertangkai panjang dan rasanya pedas. Buah muda berwarna hijau tua, putih

kehijauan atau putih, buah yang masak,berwarna merah terang. Bijinya banyak,

bulat pipi, berdiameter 2-2,5 mm. Berwarn kuning kotor. Cabe rawit terdiri atas tiga

varietas, yaitu cengek leutik yang buahnya kecil, berwarna hijau, berdiri tegak pada

tangkainya; cengek domba ( cengek bodas) yang buahnya lebih besar dari cengek

leutik , buah muda berwarna putih setelah tua menjadi jingga; dan ceplik yang

buahnya lebih besar, selagi mudah warnanya hijau dan setelah tua berwarna merah.

Buahnya di gunakan sebagai sayuran, bumbu masak , acar dan asinan . Cabai rawit

dapat di perbanyak dengan biji.

Buahnya mengandung kapsaisin, kapsantin, karotenoid, alkaloid, asiri, resin,

minyak menguap, vitamin (A dan C). Kapsaisin memberikan rasa pedas pada cabe,

berkhasiat untuk melancarkan aliran darah serta pematirasa kulit. Biji mengandung
solanine,solamidine,solamargine, solasodin, solalomine dan steroid Saponin

(Kapsaisin). Kapsaisin berkhasiat sebagai antibiotik. Cabai rawit rasanya pedas,

sifatnya panas, masuk Meridian jantung dan pankreas. Tumbuhan ini berkhasiat

tonik, stimulan kuat untuk jantung dan aliran darah, antirematik , menghancurkan

bekuan darah (antikoagulan), meningkatkan nafsu makan ( Stomakik). Perangsang

kulit ( kalau di gosokkan ke kulit akan menimbulkan rasa panas jadi digunakan

sebagai campuran obat gosok).

BAB IV

PENUTUP

A.Kesimpulan

1. UPTD Perbibitan tanaman hultikultura pakopen dahulunya adalah BPP pakopen

yang di bangun pada tahun 1994.

2. UPTD Penerbitan tanaman hultikultura pakopen ini merupakan balai yang

membudidayakan berbagai jenis tanaman sayuran, tanaman hias serta

mengusahakan bibit tanaman jeruk keprok.


3. Di UPTD penerbitan tanaman hultikultura pakopen tanaman cabai (Capsicum

annum.L) yang di budidayakan adalah cabai merah keriting.

4.Di UPTD Penerbitan tanaman hultikultura pakopen cabai (Capsicum annum.L) di

budidayakan secara monokultur.

5.Tehnik budidaya tanaman cabai ( Capsicum anonim.L) di UPTD penerbitan

tanaman hultikultura papoken meliputi tahapan: pengadaan bibit, pengolahan

tanah, penanaman, pemeliharaan tanaman, pengendalian hama dan penyakit serta

pemanenan.

6.Di UPTD Penerbitan tanaman hultikultura papoken bibit cabai di peroleh dari

petani bibit .

7.kendala dalam pembudidayaan cabai (Capsicum annum.L) yang di hadapi oleh

UPTD Penerbitan tanaman hultikultura papoken adalah keterbatasan waktu,tenaga

dan biaya.

B.SARAN

1. Perawatan perlu di tingkatkan agar tanaman yang di budidayakan

dapat tumbuh dengan baik, khususnya pada pencegahan hama dan

penyakit . Karna keterlambatan dalam penanganan serangan hama dan


penyakit merupakan salah satu faktor kegagalan budidaya cabai merah

(Capsicum annum.L) di UPTD perbibitan tanaman hultikultura papoken

2. Dalam budidaya tanaman cabai merah (Capsicum Anmum.L)

memperhatikan musim agar hasil yang di harapkan tercapai.

Anda mungkin juga menyukai