Anda di halaman 1dari 21

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Cabai Merah Keriting (Capsicum annumL.) merupakan tanaman perdu dari


familyterong-terongan.Cabai berasal dari benua Amerika tepatnya daerah Peru
dan menyebar ke Negara-negara benua Amerika, Eropa dan Asia
termasukIndonesia(Miskun, 2013).Cabai merah keriting merupakan tanaman
musiman yang berkayu, tumbuh di daerah dengan iklim tropis. Tanaman ini dapat
tumbuh dan berkembang biak didataran tinggi maupun dataran rendah. Hampir
semua jenis tanah yang cocok untuk budidaya tanaman pertanian, cocok pula bagi
tanaman cabai merah keriting. Untuk mendapatkan kuantitas dan kualitas hasil
yang tinggi, cabai merah keriting cocok dengan tanah yang subur, gembur, kaya
akan organik, tidak mudah becek (menggenang), bebas cacing (nematoda) dan
penyakit tular tanah. Kisaran pH tanah yang ideal adalah 5,5 –6,8 (Mulyadi, 2011)

Cabai merah keriting (Capsicum annuum L.) adalah tanaman yang


termasuk ke dalam keluarga tanaman Solanaceae.Cabai mengandung senyawa
kimia yang dinamakan capsaicin(8methyl-N-vanillyl-6-nonenamide).Selain itu,
terkandung juga berbagai senyawa yang mirip dengan capsaicin, yang dinamakan
capsaicinoids. Buah cabai merupakan buah buni dengan bentuk garis lanset,
merah cerah, dan rasanya pedas.Daging buahnya berupa keping-keping tidak
berair.Bijinya berjumlah banyak serta terletak di dalam ruangan buah (Setiadi,
2008).Secara umum cabai memiliki banyakkandungan gizi dan
vitamin,diantaranya kalori, protein, lemak,kabohidrat, kalsium, vitamin A, B1,
dan vitamin C(Piay, 2010)

Tanaman Cabai (Capsicum annuum L.) adalah tumbuh-tumbuhan perdu


yang berkayu, dan buahnya berasa pedas yang disebabkan oleh kandungan
kapsaisin. Saat ini cabai menjadi salah satu komoditas sayuran yang banyak di
butuhkan masyarakat, baik masyarakat lokal maupun internasional.
2

Setiap harinya permintaan akan cabai, semakin bertambah seiring dengan


meningkatnya jumlah penduduk di berbagai negara. Budidaya ini menjadi peluang
usaha yang masih sangat menjanjikan, bukan hanya untuk pasar lokal saja namun
juga berpeluang untuk memenuhi pasar ekspor (Santika, 2008).Jenis cabai juga
cukup bervariasi, beberapa jenis di bedakan berdasarkan ukuran, bentuk, rasa
pedasnya dan warna buahnya. Di Indonesia jenis cabai yang banyak
dibudidayakan antara lain cabai keriting, cabai besar, cabai rawit, dan cabai
paprika (Anonim, 2013).

Dalam budidaya cabai salah satu hal yang perlu diperhatikan untuk
meningkatkan produksi adalah pemilihan jenis cabai. Cabai keriting mempunyai
kelebihan tahan terhadap kelembapan udara. Cabai keriting memiliki beberapa
manfaat selain dijadikan sebagai bahan penyedap makanan, cabai keriting juga
bisa dimanfaatkan menjadi berbagai macam produk olahan seperti saos cabai,
sambel cabai, pasta cabai, bubuk cabai, cabai kering, dan bumbu instant. Bahkan
produk-produk tersebut sudah berhasil diekspor ke Singapura, Hongkong, Saudi
Arabia, Brunei Darussalam dan India.

Budidaya Cabai Keriting memberikan keuntungan yang menarik, tetapi


budidaya cabai keriting juga sering menemui kegagalan dan kerugian besar.
Untuk menghindari kegagalan tersebut, dilakukan aplikasi teknologi yang tepat
guna, yaitu Teknologi Enzymatis. Teknologi Enzymatis merupakan teknologi
baru yang sangat tepat untuk menghadapi permasalahan yang ada pada budidaya
cabai (Santika, 2008).

Di dataran tinggi, tanaman cabe rawit masih bisa berbuah. Hanya saja
periode panennya lebih sedikit dibanding dataran rendah. Selain itu, produksi biji
pada buah cabe rawit lebih sedikit. Ini bisa dianggap keunggulan atau kelemahan.
Karena tentu saja konsumen menyukainya namun bobot buah menjadi ringan.

Cabe rawit yang dibudidayakan di Indonesia sangat beragam. Secara


umum, masyarakat mengenal cabe rawit putih dan cabe rawit hijau. Padahal setiap
tempat memiliki macam cabe rawit yang berbeda-beda.
3

Budidaya cabe rawit relatif lebih rendah resikonya dibanding cabe besar.
Tanaman ini lebih tahan serangan hama, meskipun hama yang menyerang cabe
besar bisa juga menyerang cabe rawit. Kali ini alamtani menguraikan kiat-kiat
usaha budidaya cabe rawit, mulai dari pemilihan benih hingga penanganan panen.

Cabai rawit merupakan tanaman yang mempunyai nilai ekonomi yang


tinggi disebabkan karena rasa pedas dan kandungan karotenoidnya. Di Indonesia
tingkat konsumsi masyarakat per kapita terhadap cabai cukuptinggi,demikian
pula cabaipundibutuhkanpadabeberapaindustri .

Melihat kebutuhan cabai rawit tiap tahunnya meningkat sehubungan


dengan beragam dan variasi jenis masakan di Indonesia meningkat yang
menggunakan bahan asal cabai, mulai dari kebutuhan rumah tangga, permintaan
pasar, bahkan sampai pada kebutuhan ekspor luar negri. Maka dari itu perlu
diadakan teknik budidaya untuk peningkatan produksi dan mutu hasil tanaman
cabai .

Untuk mendapatkan produksi yang maksimal tanaman cabai harus


dilengkapi dengan pemberian unsur hara yang cukup dan tepat. Salah satu unsur
hara yang esensial adalah nitrogen yang tergabung dalam unsur hara makro yang
digunakan untuk pertumbuhan dan perkembangan vegetatif tumbuhan cabai.

Untuk mengetahui pengaruh pemberian unsur hara nitrogen (pupuk urea)


terhadap pertumbuhan cabai, maka dilakukan eksperimen dengan menggunakan
dua perlakuan yang berbeda.

Cabai merah (Capsicum annuum L.) memiliki potensi sebagai jenis


sayuran buah untuk dikembangkan karena cukup penting peranannya baik untuk
memenuhi kebutuhan konsumsi Nasional maupun komoditas ekspor. Dengan
makin beragamnya kebutuhan manusia dan makin berkembangnya teknologi
obatan, kosmetik, zat warna, pencampur an minuman dan lainnya, maka
kebutuhan bahan baku cabai merah akan terus meningkat setiap tahunnya.
4

Pada umumnya petani masih menggunakan benih lokal yang ditanam terus
menerus serta masih banyak komponen teknologi pra-panen lainnya belum
diterapkan secara tepat guna seperti pemupukan berimbang melalui akar, aplikasi
PPC/ZPT melalui daun, pemeliharaan tanaman secara intensif, penggunaan mulsa
plastik atau jerami, pengendalian hama/penyakit serta gulma.

1 Kandungan gizi cabai rawit

Selain capsaicin, kandungan lain yang terdapat pada cabai rawit diantaranya
yaitu:

 Betakaroten atau provitamin A

 Vitamin C

 Vitamin B2

 Mineral

 Kalsium

 Kalium

 Vitamin B1

 Fosfor

 Capsaicin

 Zat Kapsisidin

 Protein

 Karbohidrat

 Zat Kapsaikin

 Zat Besi
5

 Niacin

 Lasparaginase

2.Kandungan gizi cabai keriting

 Kalori (Kal) 31
 Protein (g) 1,0
 Lemak (g) 0,4
 Karbohidrat (g) 7,3
 Kalsium (mg) 29
 Fospor (mg) 24
 Besi (mg) 0,5
 Vitamin A (mg) 470
 Vitamin B1 (mg) 0,05
 Vitamin C (mg) 84
 Air (g)90,9
 b.d.d. (%) 85

B.Tujuan Praktikum

1. Untuk mengetahui teknik persilangan cabai merah keriting (Capsicum


annum L.)ke cabai rawit(Capsicum frustescens L.).
2. Untuk mengetahui teknik persilangan cabai rawit (Capsicum
frustescens L.)ke cabai merah keriting(Capsicum annum L)
3. Untuk mengetahui hasil persilangan antara cabai merah keriting
(Capsicum annum L.)dan cabai rawit (Capsicum frustescens L.).
6

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.Sejarah Cabai Merah Keriting

Christophorus Columbus adalah seorang petualang dunia yang


menemukan tanaman cabai (Capsicum sp), karena habitatnya di Amerika tropik
banyak masyarakat luar daerah tidak banyak mengenalnya. Kisah tanaman cabai
tidak akan seperti ini, apabila tidak ada perhatian dari petualang terhadap tanaman
yang rasa buahnya sangat pedas. Petualang yang berkebangsaan Spanyol ini
bermula pada tahun 1490. Pada saat ekspedisi yang dipimpinnya mendarat
disebuah daerah berhawa panas yang dikiranya sebagai salah satu dari benua Asia.
Namun, kenyataannya diketahui bahwa daerah yang didaratinya merupakan
daerah Guanahani, dan sekarang merupakan wilayah San Salvador (Setiadi,2006).

B.Sejarah Cabai Rawit

Sekitar sejak 2.500 tahun sebelum Masehi, tanaman cabai sudah tumbuh
didaratan Amerika Selatan dan Amerika Tengah, Termasuk Meksiko
(Wijoyo,2009). Awal penyebaran cabai di dugabersamaan dengan datangnya
ChristhoperColumbus ke Amerika pada 14 Oktober 1492. Selama di sana, ia
menemukanpenduduk pribumi yang banyak menggunakan cabai sebagai bumbu
masakan.Saat pulang, Columbus tertarik untuk membawa biji cabai ke Eropa
beserta biji-bijian khas Amerika yang lain, seperti jagung dan tomat untuk di
tanam di Eropa.Sejak itulah, biji-bijian tersebut dibudidayakan oleh para petani
Spanyol dankemudian menyebar ke seluruh dunia. Cabai di Indonesia pertama
kali dibawaoleh seorang pelautPortugis bernama Ferdinand Magellan (1480-
1521). Iamelakukan pelayaran hingga ke Maluku pada tahun 1519 melalui jalur
laut darisebelah barat. Selain itu juga para pedagang India juga turut andil
7

dalampenyebaran cabai hingga ke Tanah air. Mereka membawacabai


melalui pulauSumatera (Djarwaningsih, 2005).

A.Klasifikasi

1. Cabai Merah Keriting (Capsicum annum L.)

Divisi : Spermatophyta

Sub Divisi : Angiospermae

Kelas : Monocotyledonae

Genus : Capsicum

Family : Solaneceae

Spesies : Capsicum annuum L

2. Cabai rawit (Capsicum frustescens L.)

Divisi : Spermatophyta (tumbuhan berbiji)

Subdivisi : Angiospermae (biji berada dalam buah)

Kelas : Dicotyledoneae (biji berkeping dua/biji belah)

Ordo (bangsa) : Corolliforea

Famili (suku) : Solanaceae

Genus (marga) : Capsium

Spesies : Capsium frustescens L


8

B.Morfologi

1. Cabai merah keriting (Capsicum annum L.)

 Daun

Daun tanaman cabai bervariasi menurut spesies dan varietasnya. Ada daun
yang berbentuk oval, lonjong, bahkan ada yang Ian- set. Warna permukaan daun
bagian atas biasanya hijau muda, hijau, hijau tua, bahkan hijau kebiruan.
Sedangkan permukaan daun pada bagian bawah umumnya berwarna hijau muda,
hijau pucat atau hijau. Permukaan daun cabai ada yang halus adapula yang
berkerut-kerut. Ukuran panjang daun cabai antara 3 — 11 cm, dengan lebar antara
1 — 5 cm.

 Batang

Tanaman cabai merupakan tanaman perdu dengan batang tidak berkayu.


Biasanya, batang akan tumbuh sampai ketinggian tertentu, kemudian membentuk
banyak percabangan. Untuk jenis-jenis cabai rawit, panjang batang biasanya tidak
melebihi 100 cm. Namun untuk jenis cabai besar, panjang batang (ketinggian)
dapat mencapai 2 meter bahkan lebih. Batang tanaman cabai berwarna hijau, hijau
tua, atau hijau muda. Pada batang-batang yang telah tua (biasanya batang paling
bawah), akan muncul wama coklat seperti kayu. Ini merupakan kayu semu, yang
diperoleh dari pengerasan jaringan parenkim.

 Akar

Tanaman cabai memiliki perakaran yang cukup rumit dan hanya terdiri dari
akar serabut saja. Biasanya di akar terdapat bintil-bintil yang merupakan hasil

simbiosis dengan beberapa mikroorganisme. Meskipun tidak memiliki akar


tunggang, namun ada beberapa akar tumbuh ke arah bawah yang berfungsi
sebagai akar tunggang semu.

 Bunga
9

Bunga tanaman cabai juga bervariasi, namun memiliki bentuk yang sama,
yaitu berbentuk bintang. Ini menunjukkan tanaman cabai termasuk dalam sub
kelas Ateridae (berbunga bintang). Bunga biasanya tumbuh pada ketiak daun,
dalam keadaan tunggal atau bergerombol dalam tandan. Dalam satu tandan
biasanya terdapat 2 — 3 bunga saja. Mahkota bunga tanaman cabai warnanya
bermacam-macam, ada yang putih, putih kehijauan, dan ungu. Diameter bunga
antara 5 — 20 mm. Bunga tanaman cabai merupakan bunga sempuma, artinya
dalam satu tanaman terdapat bunga jantan dan bunga betina. Pemasakan bunga
jantan dan bunga betina dalam waktu yang sama (atau hampir sama), sehingga
tanaman dapat melakukan penyerbukan sendiri.

Namun untuk mendapatkan hasil buah yang lebih baik, penyerbukan silang
lebih diutamakan. Karena itu, tanaman cabai yang ditanam di lahan dalam jumlah
yang banyak, hasilnya lebih baik dibandingkan tanaman cabai yang ditanam
sendirian. Pernyerbukan tanaman cabai biasanya dibantu angin atau lebah.
Kecepatan angin yang dibutuhkan untuk penyerbukan antara 10 — 20 km/jam
(angin sepoi-sepoi). Angin yang ter lalu kencang justru akan merusak tanaman.
Sedangkan penyerbukan yang dibantu oleh lebah dilakukan saat lebah tertarik
mendekati bunga tanaman cabai yang menarik penampilannya dan terdapat madu
di dalamnya.

 Buah dan biji

Buah cabai merupakan bagian tanaman cabai yang paling banyak dikenal dan
memiliki banyak variasi. Buah cabai terbagi dalam 11 tipe bentuk, yaitu serrano,
cubanelle, cayenne, pimento, anaheim chile, cherry, jalapeno, elongate bell,

ancho, banana, dan blocky bell. Hanya ada 10 tipe bentuk buah cabai, di mana
tipe elongate bell dan blocky bell dianggap sama. (Admin)

2.Cabai rawit (Capsicum frustescens L.)

 Daun
10

Tiap tanaman cabe mempunyai karakteristik tersendiri yang terlihat dari


daunnya. Pada cabai rawit, daun bunga warnanya bisa sangat bervariasi
tergantung iklim lingkungan tempat tanaman ditanam.Kebanyakan warna daun
cabai rawit berwarna hijau muda. Panjang daun sekitar 3-4 cm dan lebar daun
berkisar 1-2 cm. Ruas pada daun cabai merah berkisar dari 5-9 ruas.

 Batang

Maksimal tinggi tanaman cabai rawit adalah 80 cm. Sedangkan panjang


batang tanaman cabai rawit hanya berkisar 20 cm, kemudian langsung
membentuk suatu percabangan yang acak.Warna pada batang tanaman biasanya
berwarna hijau tua ketika masih dalam keadaan produktif dan akan berubah
menjadi coklat ketika ketika sudah tua.

 Akar

Tanaman cabai rawit termasuk ke dalam kategori akar serabut. Pada akar
tanaman cabai terdapat banyak bintil-bintil kecil yang berfungsi untuk mencari
sumbar makanan dengan menyerap unsur hara dari tanah.Pada bagian ujung akar
terdapat akar semu yang berfungsi mencari nutrisi dari dalam tanah.

 Bunga

Pada cabai rawit, bentuk bunga biasanya menyerupai bintang meskipun tidak
semua. Bunga akan keluar di dekat daun, dan bisa berbentuk tunggal atau
komunal. Dalam satu tandan umumnya terdapat 2-3 bunga.Mahkota bunga
mempunyai warna putih dengan diameter antara 5-20 mm. Terdapat bunga jantan
dan betina dalam satu tangkai.

 Buah

Buah tanaman cabai pada awalnya akan berwarna hijau tua kemudian akan
berubah warna menjadi merah ketika sudah tua.Ketika warna buah sudah berubah
merah, berarti buah cabai sudah siap dipetik dan dipanen. Untuk membuat bibit
11

tanaman cabai, buah cabai hendaknya dibiarkan menempel pada tanaman


hingga mengering baru kemudian diambil.

A.Syarat Tumbuh

1.Tanaman Cabai merah keriting (Capsicum annum L.)

 Iklim

Suhu berpengaruh pada pertumbuhan tanaman, demikian juga terhadap


tanaman cabai. Suhuyang ideal untuk budidaya cabai adalah24 – 280C. Pada suhu
tertentu seperti 150C dan lebih dari 320C akan menghasilkan buah cabai yang
kurang baik. Pertumbuhan akan terhambat jika suhu harian di areal budidaya
terlalu dingin.(Tjahjadi, 1991)mengatakan bahwa tanaman cabai dapat tumbuh
pada musim kemarau apabila dengan pengairan yang cukup dan teratur. Iklim
yang dikehendaki untuk pertumbuhannya antara lain:

a.Sinar Matahari

Penyinaran yang dibutuhkan adalah penyinaran secara penuh, bila


penyinaran tidakpenuh pertumbuhan tanaman tidak akan normal.

b.Curah Hujan

Walaupun tanaman cabai tumbuh baik di musim kemarau tetapi juga


memerlukan pengairan yang cukup. Adapun curah hujan yang dikehendaki yaitu
800-2000 mm/tahun.

c.Suhu dan Kelembaban

Tinggi rendahnya suhu sangat mempengaruhi pertumbuhan tanaman.


Adapun suhu yang cocok untuk pertumbuhannya adalah siang hari 210C – 280C,
malam hari 130C – 160C, untuk kelembaban tanaman 80%.
12

d.Angin

Angin yang cocok untuk tanaman cabai adalah angin sepoi-sepoi, angin
berfungsimenyediakan gas CO2yang dibutuhkannya.

 Ketinggian Tempat

Ketinggian tempat untuk penanaman cabai adalah adalah dibawah 1400 m dpl.
Berarti cabai dapat ditanam pada dataran rendah sampai dataran tinggi (1400 m
dpl). Di daerah dataran tinggi tanaman cabai dapat tumbuh, tetapi tidak mampu
berproduksi secara maksimal.

 Tanah

Cabai sangat sesuai ditanam pada tanah yang datar. Dapat juga ditanam pada
lereng-lereng gunung atau bukit. Tetapi kelerengan lahan 11tanah untuk cabai
adalah antara 0-100. Tanaman cabai juga dapat tumbuh dan beradaptasi dengan
baik pada berbagai jenis tanah, mulai dari tanah berpasir hingga tanah
liat(Harpenas, 2010). Pertumbuhan tanaman cabai akan optimum jika ditanam
pada tanah dengan pH 6-7. Tanah yang gembur, subur, dan banyak mengandung
humus (bahan organik) sangat disukai (Sunaryono dan Rismunandar,
1984).Sedangkan menurut (Tjahjadi, 1991)tanaman cabai dapat tum buh disegala
macam tanah, akan tetapi tanah yang cocok adalah tanah yang mengandungunsur-
unsur pokok yaitu unsur N dan K, tanaman cabai tidak suka dengan air yang
menggenang.

2.Tanaman Cabai rawit (Capsicum frustescens L.)

 Iklim

Tanaman cabai rawit tumbuh di tanah dataran rendah sampai menengah.


Untuk tumbuhan yang optimal tanaman cabai membutuhkan intensitas cahaya
matahari sekurang-kurangnya selama 10 -12 jam. Suhu yang paling ideal untuk
perkecambahan benih cabai adalah 25 - 30 0C, sedangkan untuk pertumbuhannya
24 - 28 0C.
13

 Sinar Matahari

Penyinaran yang dibutuhkan adalah penyinaran secara penuh, bila penyinaran


tidak penuh pertumbuhan tanaman tidak akan normal.

 Curah Hujan

Walaupun tanaman cabai tumbuh baik di musim kemarau tetapi juga


memerlukan pengairan yang cukup. Adapun curah hujan yang dikehendaki yaitu
800-2000 mm/tahun.

 Suhu dan Kelembaban

Tinggi rendahnya suhu sangat mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Adapun


suhu yang cocok untuk pertumbuhannya adalah siang hari 210C-280C, malam hari
130C-160C, untuk kelembaban tanaman 80%.

 Angin

Angin yang cocok untuk tanaman cabai adalah angin yang berhebus perlahan,
angin berfungsi menyediakan gas CO2 yang dibutuhkan oleh tanaman cabai rawit.

 6. Ketinggian Tempat

Ketinggian tempat untuk penanaman cabai adalah adalah dibawah 1400 m dpl.
Berarti cabai dapat ditanam pada dataran rendah sampai dataran tinggi (1400 m
dpl). Di daerah dataran tinggi tanaman cabai dapat tumbuh, tetapi tidak mampu
berproduksi secara maksimal.
14

BAB III

BAHAN DAN METODE

A.Temat Dan Waktu

Penelitian ini di lakukan di lahan percobaan fakultas pertanian universitas


islam riau. Pengambilan pupuk kandang, pupuk dolomit,NPK,sekam
kayu,insektisida langsung ke kompo. Pratikum ini di lakukan dari mengolah
lahan,tumbuh tinggi,persilangan sampai pemanenan. Untuk menyelesaikannya
membutuhkan waktu 3 bulan.

B.Alat Dan Bahan

Alat dan bahan yang di gunakan meliputi tanaman cabai, pupuk kandang,
pupuk buatan,insektisida, lahan,plastik polibag,cangkul,garu,tusuk gigi,kertas
sampul coklat,kulit pisang.

C.Pelaksanaan Praktikum

1.Pengolahan Lahan

 Cangkul tanah sedalam 20-40 cm


 Bersihkan tanah dari sisa-sisa tanaman, gulma, maupun bebatuan.
 Buatlah bedengan. Bedengan merupakan tanah yang dengan sengaja
ditinggikan dan dikondisikan sebagai tempat tumbuhnya tanaman
budidaya. Lebar saluran 30 cm dengan kedalaman 20 cm lebar bedengan
2×1 meter.
 Gemburkan tanah tersebut agar akar tanaman dapat lebih mudah menembus
tanah.
15

 Buatlah saluran air yang tepat untuk tanaman cabe keriting, dengan
mempertimbangkan sifat tanaman cabe keriting yang tidak tahan tergenang
air.
 Dan bentuklah bendengannya.

2.Pemberian Pupuk Dasar

Pemberian pupuk dasar adalah pemberian pupuk organik atau pupuk


kandang dan anorganik sebelum penanaman cabai. Pemberian pupuk kandang
diperlukan untuk memperbaiki struktur tanah dan meningkatkan jumlah
organisme tanah yang berguna dalam proses penguraian bahan organik menjadi
bahan yang tersedia bagi tanaman. Selain itu, pupuk kandang berguna menahan
air dalam tanah. Walaupun demikian, pupuk kandang mempunyai kandungan hara
yang relatif sedikit dibandingkan pupuk buatan (anorganik). Oleh karena itu,
diperlukan juga pupuk buatan sebagai pupuk dasar, selain pupuk kandang.

3.Proses Penanaman Cabai

Bibit cabe dapat dipindahkan setelah tumbuh setinggi kira-kira 15 cm


ditambah dengan ciri-ciri bibit yang tumbuh dengan daun 3-4 helai, itu artinya
bibit telah siap untuk dipindahkan ke lahan yang sesungguhnya. Penanaman
dilakukan dengan jarak tanam 25x 30 cm.Tempat yang akan ditanami caben
dibuat lubang sedalam akar tunggang. Setelah diberi penutup pelepah pisang atau
daun-daunan supaya tidak layu. Bila semai berasal dari polybag, maka polybag
harus dilepas dulu secara pelan-pelan agar media tanahnya tidak pecah. Kalau
media tanam pecah ada kemungkinan tanaman akan menjadi layu. Bila plastik
tidak disobek lebih dulu , di kemudian hari akar akan melingkar tidak dapat
berkembang. Sebaiknya lakukanlah proses penanaman bibit ini dalam satu hari
yang sama tepatnya pada sore hari. Setelah bibit cabe ditanam sebaiknya segera
disiram air untuk menjaga kelembaban dalam tanah dan kelembaban tanaman.

4.Pemupukan
16

Pemupukan dasar setelah pengelahan lahan di lakukan setelah itu di lakukan


pemupukan kandang dan Pemupukan kedua tanaman cabai di lakukan seminggu
paska penanaman cabai dengan pupuk mpk.dan pemupukan selanjut nya di
lakukan setelah 1 bulan kemudian.

4.Pemeliharaan

a.Penyiraman

Tanaman cabe sebaiknya sering disiram terutama pada saat musim


kemarau karena tanahnya cepat kering. Tanaman yang terlalu lama kekeringan
maka pertumbuhannya akan kerdil . Jika menanam cabe pada musim hujan
diusahakan jangan sampai tergenang air. Bila tanaman cabe terlalu lama
tergenang air, akar-akarnya dapat menjadi busuk, daun mudah rontok dan
akhirnya tanaman mati.

b.Penyiangan

Bila di lahan banyak gulma maka harus segera dilakukan penyiangan agar
tidak terjadi pesaing bagi tanaman cabai untuk mendapatkan unsur hara. Jika
dalam jangka waktu lama gulma tidak segera disiang, tanaman cabe akan menjadi
kurus dan kerdil. Namun pencabutan gulma perlu dilakukan hati-hati agar tidak
merusak tanaman cabenya.

5.Persilangan

a. Persiapan

Proses ini meliputi :

Menyiapkan peralatan yang dibutuhkan saat melakukan persilangan cabai

 Mengetahui morfologi cabai dan reproduksi cabai

 Pemilihan tetua betina dan tetua jantan yang ingin disilangkan


17

b. Kastrasi

Proses ini meliputi :

Pembersihan/ pembuangan bagian tanaman yang ada disekitar bunga yang

akan diemaskulasi dari kotoran, serangga, kuncup-kuncup bunga yang tidak

dipakai, organ tanaman lain yang menggangu persilangan, serta pembuangan

mahkota dan kelopak cabai.

c. Emaskulasi

Yaitu kegiatan membuang alat kelamin jantan (stamen)pada tetua betina

yang akan disilangkan. Metode emaskulasi yang digunaan pada praktikum

persilangan cabai ini adalah Metode Kliping atau Pinset.

d. Pengumpulan serbuk sari

Yaitu kegiatan mengambil serbuk sari dari tetua jantan yang telah

dipilih sebelumnya. Pada praktikum ini alat yang digunkan untuk mengambil

serbuk sari adalah pinset.

e. Penyerbukan

Yaitu meletakkan serbuk sari yan telah diambil dari tetua jantan

kekepala putik tetua betina.

f. Isolasi

Isolasi adalah kegiatan menutup bunga tetua betina yang telah

dilakukan persilangan dengan menggunakan solatip atau sejenisnya, dengn

tujuan gr serbuk sari dari tanaman yang lain tidak menempel pada putik tetua

betina yang disilangkan.


18

6.Pengendalian Hama Dan Penyakit

Tanaman cabe adalah salah satu tanaman yang membutuhkan perawatan


spesial. Hama dan penyakit yang begitu kompleks pada tanaman ini
mengharuskan para petani untuk belajar dan terus belajar.
Pengamatan dan pencegahan harus selalu dilakukan, sebab jika terlambat
serangan hama dan penyakit sulit untuk di kendalikan. Penaganan sejak dini
adalah cara yang paling tepat untuk mengendalikan serangan hama dan penyakit
pada tanaman ini. Sejak penyemaian, persiapan lahan, penanaman, perawatan
sampai masa panen kita harus betul-betul serius mempelajari segala aspek tentang
tanaman ini.
Tanaman cabe biasanya banyak diserang hama seperti thrips, kutu daun,
lalat buah dan lainnya , serta penyakit seperti antraknosa, layu bakteri, layu
fusarium, bercak daun cercospora, busuk buah , daun keriting.

D.Parameter Pengamatan

1.Tinggi Tanaman

 Pengukurang ke satu(1)
Pengukuran ke 1 Pengukuran ke 2 Pengukuran ke 3

Cabai merah
24 cm 32 cm 31 cm

Cabai rawit
20 cm 18 cm 15 cm
19

 Pengukuran ke dua(2)

Pen gukuran ke 1 Pengukuran ke 2 Pengukuran ke 3

Cabai merah 33 cm 35 cm 31 cm

Cabai rawit 22 cm 21 cm 23 cm
20

BAB IV
PENUTUP

A.kesimpulan

Cabai merupakan salah satu jenis sayuran yg memiliki jenis sayuran yg


memiliki nilai ekonomi yang tinggi.cabai rawit dan cabai merah mengandung
bebbagai macam senyawa yang berguna bagi kesehatan.cabe merupakan salah
satu komuditas sayuran yang banyak di budidayakan oleh petani di indonesia
karena memiliki nilai jual yang tinggi dan memiliki beberapa manfaat kesehatan
dalam budidaya cabe merah dan cabe rawit.

B.saran

Dalam peraktek melakukan persilangan harus di perhatikan dan harus lebih


serius lagi bagi mahasiswa dan dalam penanaman cabai harus lebih giat lagi
dalam perawatan nya..
21

DAFTAR PUSTAKA

http://repository.uin-suska.ac.id/5357/4/BAB%20II.pdf
http://e-journal.uajy.ac.id/4833/3/2BL01077.pdf
https://www.sedulurtani.com/morfologi-tanaman-cabai/
http://agroteknologi.id/klasifikasi-dan-morfologi-tanaman-cabai-rawit/
https://pertanian-mesuji.id/morfologi-tanaman-cabai/
http://eristianamakalahcaebrawit.blogspot.com/2016/06/budidaya-
tanaman-cabe-rawit.html
https://eprints.uns.ac.id/8836/1/156592308201001241.pdf
http://tokoilmulo.blogspot.com/2014/09/teknik-persilangan-pada-tanaman-
cabai.html
http://www.daquagrotechno.org/pemberian-pupuk-dasar-dalam-budi-daya-
cabai/

Anda mungkin juga menyukai