NPM : 174110121
Sikap ilmiah adalah suatu sikap menerima pendapat orang lain dengan baik dan
benar tanpa mengenal putus asa dengan ketekunan dan keterbukaan. Sikap ilmiah
merupakan sikap yang harus ada pada diri seorang ilmuwan atau akademisi ketika
baik dan hasil yang baik pula. Rumusan di atas diartikan bahwa sikap mengandung
tiga komponen yaitu komponen kognitif, komponen afektif, dan komponen tingkah
laku. Sikap selalu berkenaan dengan suatu obyek. Sikap terhadap obyek ini disertai
dengan perasaan positif atau negatif. Secara umum dapat disimpulkan bahwa sikap
adalah suatu kesiapan untuk berprilaku atau bereaksi dengan cara tertentu bilamana
Sikap ilmiah pada dasarnya adalah sikap yang diperlihatkan oleh para ilmuwan saat
untuk bertindak atau berperilaku dalam memecahkan suatu masalah secara sistematis
melalui langkah-langkah ilmiah. Salah satu aspek tujuan dalam mempelajari ilmu
alamiah adalah pembentukan sikap ilmiah. Orang yang berkecimpung dalam ilmu
1. Jujur
Jujur adalah sikap atau sifat seseorang yang menyatakan sesuatu dengan
sesungguhnya dan apa adanya, tidak di tambahi ataupun tidak dikurangi. Sifat jujur
ini harus dimiliki oleh setiap manusia, karena sifat dan sikap ini merupakan prinsip
dasar dari cerminan akhlak seseorang. Jujur juga dapat menjadi cerminan dari
kepribadian seseorang bahkan kepribadian bangsa. Oleh sebab itu, kejujuran bernilai
Kejujuran merupakan bekal untuk mendapatkan kepercayaan dari orang lain. Jika
seseorang telah memiliki kejujuran maka sesuatu yang wajar jika bila orang tersebut
2. Terbuka
Seorang ilmuwan harus mempunyai pandangan luas, terbuka, dan bebas dari
praduga. Seorang ilmuwan tidak akan berusaha memperoleh dugaan bagi buah
pikirannya atas dasar prasangka. Ia tidak akan meremehkan suatu gagasan baru.
Dengan kata lain, ia terbuka akan pendapat orang lain.Keterbukaan berarti memberi
peluang luar untuk masuk, dan menerima berbagai hal untuk masuk, baik itu di
bidang ilmu pengetahuan, teknologi dan kebudayaan, ideologi, paham dan aliran,
ataupun ekonomi. Keterbukaan juga berarti menerima kritik, saran, dan pendapat
3. Toleran
Seorang ilmuwan tidak merasa bahwa dirinya paling benar, ia bersedia mengakui
bahwa orang lain mungkin lebih benar. Dalam menambah ilmu pengetahuan ia
orang lain, ia memiliki tenggang rasa atau sikap toleran yang tinggi dan jauh dari
sikap angkuh.
Toleransi adalah suatu sikap atau perilaku manusia yang tidak menyimpang dari
aturan, dimana seseorang menghargai atau menghormati setiap tindakan yang orang
lain lakukan. Sikap toleransi sangat perlu dikembangkan karena manusai adalah
4. Skeptis
Skeptis adalah sikap kehati-hatian dan kritis dalam memperoleh informasi. Namun,
skeptis bukan berarti sinis tetapi meragukan kebenaran informasi sebelum teruji
dandidukung oleh data fakta yang kuat. Tujuan dari skeptis yaitu tidak keliru dalam
memperoleh data yang menjadi dasar suatu kesimpulan itu. Ia tidak akan menerima
suatu kesimpulan tanpa didukung bukti-bukti yang kuat. Sikap skeptis ini perlu
dikembangkan oleh ilmuwan dalam memecahkan masalah. Bila ilmuwan tidak kritis
mengenai setiap informasi yang ia peroleh, kemungkinan ada informasi yang salah
sehingga kesimpulan yang dihasilkan pun salah. Oleh karena itu, setiap informasi
Kata apatis diartikan sebagai sikap acuh tidak acuh, tidak peduli, dan masa bodoh.
Secara sepintas skeptis dan apatis memiliki kesamaan arti dan maksud. Skeptis
berarti sikap curiga, tidak mudah percaya, dan bersikap hati-hati atas tindakan orang
lain. Orang menjadi acuh tak acuh dan tidak peduli karena ia terlanjur tidak percaya.
apatis dan skeptis dipadukan sehingga menjadi sebuah sikap yang kreatif dan bersifat
dan tanggung jawabnya. Selain itu orang harus bersikap skeptis untuk berbagai hal.
5. Optimis
Optimis adalah berpengharapan baik dalam menghadapai segala sesuatu, tidak putus
asa, dan selalu berkata “Beri saya kesempatan untuk berpikir dan mencoba
humor yang tinggi.Sikap optimis berarti sikap yakin adanya kehidupan yang lebih
baik dan keyakinan itu dijadikan sebagai bekal untuk meraih hasil yang lebih baik.
Jika seorang ilmuwanmempunyai keinginan dan tujuan yang sangat besar dan juga
pengetahuan yang diperlukan, ditambah dengan rasa optimis dan percaya diri, maka
Percaya diri dan optimisme itu saling terkait satu sama lain. Percaya diri tanpa
optimisme tidak akan pernah ada artinya, karena sikap optimis merupakan daya yang
besar untuk mendorong apa yang dipikirkan dan akan dilakukan. Percaya diri sangat
6. Pemberani
kemajuan. Sikap keberanian ini banyak dicontohkan oleh para ilmuan seperti
Copernicus, Galilleo, Socrates, dan Bruno. Galilleo diasingkan oleh penguasa karena
dengan berani menentang konsep bumi sebagai pusat tata surya, matahari dan benda
matahari adalah menjadi pusat tata surya, dan bumi serta planet lainnya berputar
Bruno tidak takut dihukum mati dengan cara dibakar demi mempertahankan
adalah kisah Marie Curie seorang fisikawan, kimiawan yang berhasil menemukan
zat radio aktif, bertahun-tahun ia menekuni dan meneliti zat radioaktif dengan
unsur tersebut merambah ke dalam tubuh Marie Curie. Marie Curie mengetahui
7. Kreatif
berfokus pada proses berpikir sehingga memunculkan ide-ide unik atau kreatif dan
tersebut di atas menunjukkan kepada kita arah tujuan yang hendak dicapai seseorang
yang hendak menumbuhkan sikap ilmiah pada dirinya. Tidak seorang pun dilahirkan
dengan memiliki sikap ilmiah. Mereka yang telah memperoleh sikap itu telah
8. Kritis
dengan jalan bertanya kepada siapa saja yang diperkirakan mengetahui masalah
menyatakan terima kasih atas karangan orang lain, dan menganggapnya sebagai
penulisan maupun tata letak konten – konten yang akan kita tulis nantinya.
pembuatan suatu makalah. Di bawah ini akan saya jabarkan langkah – langkah
2. Judul
3. Daftar Isi
4. BAB I PENDAHULUAN
6. Rumusan Masalah
PENELITIAN
9. BAB IV PENUTUP
10. Kesimpulan
11. Saran
13. LAMPIRAN
14. MUATAN
e) Mata Kuliah
f) Nama Universitas
2. JUDUL
Merupakan gejala permasalahan yang akan diteliti atau masalah – masalah yang
3. DAFTAR ISI
Daftar isi ini memudahkan pembaca yang membaca makalah anda dalam mencari
Bagian ini menguraikan tentang apa yang menjadi tema atau pokok permasalahan,
tersebut dan sejauh mana kajian tema pokok permasalahan tersebut telah dilakukan
oleh peneliti atau penulis sebelumnya atau alasan mendasar pemilihan topik dapat
berupa paparan teoritis maupun paparan praktis dan bukan alasan subjektif atau
alasan pribadi.
b. Rumusan Masalah
bagaimana, mengapa, dan sejauh mana) dan memuat isu atau masalah yang dapat
Berisi tentang pembahasan dan penelitian tentang ilmu ataupun teori yang sudah
pernah dibahas oleh para ahli berkaitan dengan tema makalah/paper yang dipilih.
Materi yang dibahas secara teoritis dikaitkan dengan aplikasi praktis teori/ilmu
tersebut dalam kenyataan kehidupan keseharian. Di dalam Bab ini isinya dapat
berupa:
Nilai
Asas
Teori
Doktrin / Pendapat
Norma
6. BAB III PEMBAHASAN / PENYAJIAN DAN ANALISIS HASIL PENELITIAN
Berisi tentang data yang diperoleh di lapangan/kenyataan dan dikaitkan dengan ilmu
atau teori yang sudah ada. Jika ada kesesuaian dibahas lebih lanjut dan dapat pula
tema/usulan/saran/gagasan/ide.
Jika memang ditemukan ketidaksesuaian antara teori atau ilmu yang sudah ada
dengan kenyataan di lapangan, hal ini juga perlu dibahas untuk melihat mengapa hal
ini dapat terjadi. Dapat pula dimasukkan pendapat pribadi berkaitan erat dengan
baik yang ada hubungannya maupun tidak, dapat dijelaskan dengan baik dan rinci.
7. BAB IV PENUTUP
a. Kesimpulan
Menguraikan hasil dari penilitian yang telah ditulis dalam makalah, kelebihan dan
kekurangan hasil dari penelitian berupa intisari dari pembahasan. Dapat juga
b. Saran
Berisi tentang rekomendasi atau tidak lanjut kepada pihak – pihak terkait dengan
8. DAFTAR PUSTAKA
Bagian akhir dalam penyusunan sebuah makalah, berisi seluruh sumber yang
digunakan dalam pembuatan makalah/paper. Daftar pustaka dapat berupa buku, surat
kabar, majalah, informasi dari situs internet dan lain-lain. Penulisannya secara
lengkap dan mengikuti kaidah penulisan Bahasa Indonesia yang baik dan benar yang
dimana Daftar pustaka harus relevan dengan judul dan masalah yang akan diteliti.
Tata Urutan penyusunan untuk daftar pustaka: nama pengarang diakhiri titik, tahun
penerrbitan diakhiri titik, judul buku dengan cetak miring, jilid atau bagian, cetakan,
penerbit, kota penerbitan, dan tahun penerbitan. Apabila terdapat beberapa buku
ditulis oleh satu orang diurutkan sesuai dengan terbitan terawal. Nama pengarang
yang mempunyai lebih dari satuan nama, penulisannya tidak perlu dibalik.
CONTOH:
1999 No.42, Makalah Disampai-kan pada diklat Mahkamah Agung, Batu Malang, 14
Apabila berupa jurnal maka tata cara urutan penulisannya seperti ini: nama jurnal,
CONTOH:
Untuk yang berbentuk makalah urutannya seperti ini: nama penulis, titik, tahun, titik,
judul makalah dengan tanda petik pembuka dan penutup, keterangan dimana
1996.
Apabila sumber yang di dapat dari majalah atau surat kabar urutannya seperti ini:
nama majalah atau surat kabar, nomor penerbitan (khusus untuk majalah), tanggal
penerbitan, serta disusun berdasarkan abjad nama majalah terlebih dahulu, kemudian
CONTOH:
Jika bersumber dari data elektronik (internet) maka tata urutannya sebagai berikut:
nama pengarang (jika ada), judul artikel dengan tanda kutip, nama jurnal dicetak
miring, ditambah kata: terdapat dalam, alamat URL (the Uniform Resources
CONTOH: http://id.acehinstitute.org/index.php?
option=com_content&view=article&id=246:perlindungan-masyarakat-dari-
Jika sumber itu berasal dari peraturan perundang – undangan diurutkan berdasarkan
undangan tersebut dan jika peraturan perundang – undangan yang tingkatannya dan
undangan bersangkutan.
CONTOH:
No. 26 Tahun 2006 Tentang Perubahan kedua atas peraturan pemerintah Nomor 10
9. LAMPIRAN
Berisi seluruh gambar/foto ataupun grafik atau juga data yang mendukung dalam
pembuatan makalah.
FORMAT PENULISAN
Naskah ditulis di atas kertas HVS kuarto A4, 80 gram, dalam satu muka (tidak bolak
balik). Penulisan menggunakan huruf standar untuk seluruh naskah ditulis dengan
komputer memakai huruf: Times New Roman, font : 12. Naskah diketik dengan
jarak 1.15 – 2 spasi kecuali kutipan langsung yang lebih dari 5 baris dan catatan kaki
BAHASA PENULISAN
Penulisan menggunakan tata bahasa Indonesia yang baku dan sesuai dengan Ejaan
Yang Disempurnakan (EYD). Penyajian materi harus diuraikan dengan kalimat yang
Kata atau istilah yang berasal dari bahasa asing yang sudah ada padanannya dalam
bahasa Indonesia harus digunakan kata atau istilah padanannya, sedangkan yang
belum ada padanannya, digunakan kata atau istilah aslinya atau dengan mengikuti
pola transliterasi bahasa asing ke Indonesis dan dicetak miring. Bahasa asing adalah
bahasa / istilah di luar bahasa Indonesia. Kutipan langsung literatur dari bahasa asing
boleh dikutip sesuai aslinya dengan berpedoman pada tata cara penulisan kutipan.
Judul yang ditampilkan pada halaman sampul depan ditulis dengan huruf kapital,
begitu juga dengan judul pada setiap Bab, daftar isi, dan kata pengantar.
Penulisan judul Sub – Bab dan pemecahan selanjutnya, huruf kapital hanya
dituliskan pada huruf pertama. Penulisan nomor Bab harus menggunakan angka
romawi (I, II, III. dst) sedangkan setiap sub – Bab ditandai dengan abjad kapital (A,
B, C, dst). Pemecahan dari sub – Bab ke dalam sub – sub – Bab mengunakan angka
arab (1, 2, 3 dst), dan apabila ada pemecahannya lagi ke dalam bagian yang lebih
kecil menggunakan huruf abjad kecil (a, b, c, dst). Pengetikan nomor dan judul bab
diletakkan di tengah, sedangkan sub bab dimulai pada batas tepi / margin kiri ruang
pengetikan.
PENOMORAN HALAMAN
Nomor halaman diletakkan menurut masing – masing bagian sebagai berikut: Bagian
awal diletakkan di sudut kanan bawah; Bagian pokok dan akhir diletakkan di sudut
kanan atas, kecuali pada halaman pertama setiap Bab dalam bagian pokok makalah,
halaman pertama daftar pustaka dan halaman pertama setiap jenis lampiran harus