Anda di halaman 1dari 22

BUDIDAYA CABAI DENGAN VARIASI JENIS PENYIRAMAN DENGAN AIR

KOLAM, AIR CUCIAN BERAS, AIR MICIN.

LAPORAN PENELITIAN

Disusun untuk memenuhi tugas pelajaran PKWU XI: Budidaya yang dibina oleh
Bapak Dodi Bambang Sijabat

Disusun oleh:
Florencia Charisma Deda XI IPS 1/10
Jeanice Beatrice Subijakto XI IPS 1/20
Sharren Stevanie Margaretha XI IPS 1/27

SMAK KOLESE SANTO YUSUP MALANG


Jl Simpang Borobudur Nomor 1 Malang
Januari 2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.................................................................................. i
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................. 3
B. Rumusan Masalah............................................................................ 7
C. Tujuan Penelitian............................................................................. 7
D. Manfaat Penelitian........................................................................... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA


A. Cabai................................................................................................
B. Air Kolam........................................................................................
C. Air Cucian Beras.............................................................................
D. Air Micin.........................................................................................

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


A. Tempat dan Waktu Penelitian .........................................................
B. Alat dan Bahan Penelitian................................................................
C. Prosedur Penelitian .........................................................................

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Tabel Hasil Pengamatan .................................................................
B. Pembahasan ....................................................................................

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan......................................................................................
B. Saran................................................................................................
Daftar Pustaka.................................................................................
Lampiran.........................................................................................

2
BAB 1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Cabai merah besar (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu jenis
sayuran yang memilki nilai ekonomi yang tinggi. Cabai mengandung berbagai
macam senyawa yang berguna bagi kesehatan manusia. Cabai mengandung
kandungan antioksidan yang besar. Kandungan terbesar antioksidan ini adalah
pada cabai hijau. Cabai juga mengandung Lasparaginase dan Capsaicin yang
berperan sebagai zat antikanker. Cabai (Capsicum annum L.) merupakan salah
satu komoditas sayuran yang banyak dibudidayakan oleh petani di Indonesia
karena memiliki harga jual yang tinggi dan memiliki beberapa manfaat
kesehatan yang salah satunya adalah zat capsaicin yang berfungsi dalam
mengendalikan penyakit kanker. Selain itu, terdapat kandungan vitamin C yang
cukup tinggi pada cabai dapat memenuhi kebutuhan harian setiap orang, tetapi
harus dikonsumsi secukupnya untuk menghindari nyeri lambung. (Sayuti,
2006).

Cabai atau lombok termasuk dalam suku terong-terongan (Solanaceae)


dan merupakan tanaman yang mudah ditanam pada dataran rendah ataupun
dataran tinggi. Tanaman cabai banyak mengandung vitamin A dan vitamin C
serta mengandung minyak atsiri capsaicin, yang menyebabkan rasa pedas dan
memberikan kehangatan panas bila digunakan untuk rempah-rempah (bumbu
dapur). Cabai dapat ditanam dengan mudah sehingga bisa dipakai untuk
kebutuhan sehari-hari tanpa harus membelinya di pasar. (Kardinan, 2002)

Tanaman cabai cocok ditanam pada tanah yang kaya humus, gembur
dan sarang, serta tidak tergenang air; pH tanah yang ideal sekitar 5—6. Waktu
tanam yang baik untuk lahan kering adalah pada akhir musim hujan (Maret—
April). Untuk memperoleh harga cabai yang tinggi, bisa juga dilakukan pada
bulan Oktober dan panen pada bulan Desember, walaupun kemungkinan

3
memiliki risiko kegagalan. Tanaman cabai diperbanyak melalui biji yang
ditanam dari tanaman yang sehat serta bebas dari hama dan penyakit. Buah
cabai yang telah diseleksi untuk bibit dijemur hingga kering. Kalau panasnya
cukup dalam lima hari telah kering kemudian baru diambil bijinya: Untuk areal
satu hektar dibutuhkan sekitar dua sampai tiga kg buah cabai (300—500 gr
biji). (Kardinan, 2002).

Limbah merupakan bahan sisa yang dihasilkan dari suatu kegiatan atau
proses produksi, baik pada skala rumah tangga, industri, pertambangan dan
sebagainya. Limbah berdasarkan sifatnya dibedakan menjadi dua yaitu limbah
organik dan limbah anorganik. Limbah organik merupakan limbah yang mudah
membusuk dan dapat diuraikan secara sempurna oleh proses biologi baik aerob
maupun anaerob. Limbah organik yang dapat dimanfaatkan biasanya
ditemukan pada limbah rumah tangga seperti sisa makanan, sisa sayuran dan
sisa cucian beras. Air cucian beras merupakan limbah organik yang dihasilkan
dari beras yang diremas- remas dengan ditambahkan air. Air cucian beras
berwarna putih kekeruhan disebabkan oleh lapisan beras yang terluar ikut
terkikis. Ada beberapa senyawa yang terkandung dalam air cucian beras yang
diperkirakan mampu mempercepat pertumbuhan kecambah tanaman cabai
merah keriting. (Mujiyanto, 2017).

Dalam penelitian ini digunakan air cucian beras, dengan dosis yang
berbeda untuk mengetahui pertumbuhan yang terjadi pada kecambah tanaman
cabai merah keriting. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
pengaruh dari pemberian air cucian beras dengan dosis yang berbeda terhadap
pertumbuhan kecambah tanaman cabai merah keriting. Air cucian beras
diperoleh dengan cara memberikan tambahan air bersih dengan dosis yang
sudah ditetapkan yaitu 0%, 25%, 50%, 75% dan 100% terhadap beras sebanyak
1 kg, air cucian beras yang diambil adalah air cucian beras perasan yang
pertama. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode eksperimen
melalui Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan 4 kali
ulangan, larutan air cucian beras dengan dosis 100% memberikan hasil yang
paling maksimal bagi pertumbuhan tinggi batang, panjang akar dan jumlah

4
daun kecambah tanaman cabai merah keriting dengan rata-rata berturut-turut
adalah 5,700 cm, 4,250 cm dan 4 helai daun. Dengan ini terbukti bahwa
pemberian air cucian beras dengan dosis 100% memberikan pengaruh yang
maksimal terhadap pertumbuhan kecambahan tanaman cabai merah
keriting. (Mujiyanto, 2017).

Selama ini monosodium glutamat (MSG) atau yang dikenal dengan


sebutan micin dikenal hanya sebagai penyedap rasa makanan. Padahal ada juga
manfaat micin untuk tanaman. Merujuk laman Whyfarmit, micin dapat
dimanfaatkan menjadi pupuk yang sangat bermanfaat untuk pertumbuhan
tanaman. Kandungan nitrogen dan mineral yang tinggi pada micin ternyata
dapat menutrisi dan membantu perkembangan tanaman. Micin juga banyak
digunakan sebagai alternatif pupuk dengan harga yang murah. Oleh sebab itu,
pupuk micin banyak digunakan oleh para petani atau orang-orang yang gemar
berkebun yang memiliki anggaran terbatas. (Juh, 2022).
Manfaat micin untuk tanaman, salah satunya meningkatkan kesehatan
tanaman MSG bermanfaat untuk meningkatkan tanaman dan produksi buah dan
bunga, seperti pada pohon kelapa, sukulen, dan beberapa jenis kaktus. Selain
itu, sebagian besar sayuran juga dapat memanfaatkan micin. Penggunaan micin
untuk tanaman dapat meningkatkan produksi tanaman dan membuatnya bebas
dari penyakit dan hama. Senyawa natrium yang terdapat di dalam micin dapat
meningkatkan kandungan air di dalam tanaman. Dengan demikian, micin dapat
mencegah tanaman kekurangan air. Meski demikian, Anda tetap harus
memerhatikan penggunaan micin sebagai pupuk. (Juh, 2022).
Pasalnya terlalu banyak diaplikasikan pada tanaman dapat
menyebabkan daun terbakar dan merusak bagian tepi daun. Tanaman berbunga
juga dapat menggunakan micin sebagai perawatan rutin. Micin mengandung
potasium yang dapat membuat bunga jadi lebih sehat. Micin dapat
dimanfaatkan untuk memacu perkembangan akar, meningkatkan bunga, dan
meningkatkan kesehatan tanaman hias secara keseluruhan. Bahan organik yang
terdapat di dalam micin juga dapat meningkatkan kualitas tanah dan membantu
retensi air sehingga tanah jadi kaya nutrisi dan menyehatkan tanaman. Tak
hanya itu, belerang yang terkandung di dalam micin juga berfungsi sebagai

5
desinfektan tanah dan membersihkannya dari bakteri penyebab penyakit.
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa micin dapat membuat
tanaman terhindar dari hama dan penyakit. Kalium yang terdapat dalam micin
dapat menjaga ketahanan tanaman terhadap penyakit. Selain itu, kalium dalam
micin juga dapat mengatur pembukaan dan penutupan stomata, meningkatkan
fotosintesis dan metabolisme tanaman. (Juh, 2022).
Jika anda memiliki kolam ikan di rumah, bisa memanfaatkannya untuk
menyiram tanaman. Air kolam ikan terlebih yang sudah berwarna hijau,
memiliki kandungan nitrogen dan fosfor yang baik untuk membantu
pertumbuhan tanaman. Kandungan nitrogen pada air kolam ikan dapat
merangsang pertumbuhan pada tanaman khususnya pada batang, cabang, dan
daun. Kemudian, fosfor yang terkandung pada air kolam ikan dapat membantu
merangsang pertumbuhan akar tanaman, khususnya akar benih atau tanaman
muda. Selain itu, fosfor juga berfungsi sebagai bahan mentah untuk
pembentukan protein tertentu, serta mampu membentuk protein pada media
tanam. Karena yang membuat tanaman menjadi subur adalah proses
pertumbuhan akar, batang, ranting, daun, serta bunga dan buah. (Aniza, 2021).
Untuk pengaplikasiannya, Anda tidak perlu rutin menyiramnya setiap
hari, siram minimal tiga hari sekali. Selain itu, untuk proses penyiramannya
Anda dapat langsung menggunakan atau menyiramkannya tanpa harus diproses
lagi, karena sudah memiliki dua kandungan yang baik untuk tanaman. Lakukan
penyiraman dari bawah, hindari menyiramnya dari kepala daun atau atas, agar
bisa langsung menyerap ke dalam tanah. Tanaman yang disiram secara rutin
menggunakan air kolam ikan ini akan lebih berwarna hijau pada daunnya.
Penyiraman menggunakan air kolam ikan ini juga dapat dilakukan pada
tenaman jenis buah dan sayuran. (Aniza, 2021).

Penyiraman menggunakan air micin, dan air kolam kurang diketahui


oleh masyarakat. Dibanding dengan pemakaian air cucian beras sebagai air
penyiraman untuk tanaman. Tanpa kita sadari ketiga air di atas ini memiliki
banyak manfaat dan mengandung banyak kandungan yang dapat menyuburkan
tanaman. Penyiraman menggunakan air beras dapat mengurangi pemborosan

6
air karena biasanya air cucian beras sering dibuang begitu saja, begitu juga
dengan air kolam yang sering dibuang ketika menguras air kolam. Air kolam
juga mengandung banyak nitrogen dan fosfor yang berasal dari makhluk hidup
yang ada di kolam.

Banyak orang yang tidak tahu bahwa air micin dapat dimanfaatkan
untuk menyiram tanaman. Kandungan MSG dapat membuat tanaman menjadi
lebih sehat dan subur. Dengan ini, kita bisa merawat tanaman kita dengan lebih
mudah karena micin dapat dengan mudah ditemukan. Dengan digunakannya air
cucian beras, air kolam, air micin yang sudah tidak dipakai lagi dapat
dimanfaatkan oleh masyarakat untuk memelihara dan membudidayakan
tanaman.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimanakah proses budidaya tomat dengan jenis penyiraman air
cucian beras, air micin, dan air kolam?
2. Bagaimanakah hasil budidaya cabai dengan jenis penyiraman air cucian
beras, air micin, dan air kolam?

C. TUJUAN PENELITIAN
1. Menjelaskan proses budidaya cabai dengan variasi jenis penyiraman air
cucian beras, air micin, dan air kolam?
2. Memaparkan hasil budidaya cabai dengan variasi jenis penyiraman air
cucian beras, air micin dan air kolam?

D. MANFAAT PENELITIAN
1. Bagi siswa:
a. Meningkatkan kreativitas siswa dalam budidaya cabai dari jenis
penyiraman dengan air cucian beras, air micin, dan air kolam.
b. Membuat siswa mengetahui cara budidaya cabai yang baik dan
benar.
c. Menambah pengetahuan siswa tentang manfaat dari buah cabai.

7
2. Bagi sekolah:
a. Menciptakan lingkungan sekolah yang kondusif bagi budidaya
tanaman cabai.
b. Meningkatkan kepedulian sekolah terhadap pengembangan
budidaya cabai.
3. Bagi masyarakat:
a. Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk melakukan budidaya
cabai yang berguna untuk kesehatan tubuh
4. Bagi Pemerintah:
a. Menjadikan Indonesia sebagai negara budidaya cabai.
b. Memanfaatkan hasil budidaya cabai sebagai devisa negara
dengan cara mengekspornya.

8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Cabai
Klasifikasi Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescens L.) Menurut
Sarpian (1999), Tanaman Capsicum frutescens L. Dalam taksonomi
tumbuhan diklasifikasikan sebagai berikut:

Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Subdivisio : Angiospermae
Class : Dicotyledonae
Ordo : Corolliforea
Family : Solanaceae
Genus : Capsicum
Spesies : Capsicum frutescens L
Cabai merupakan tanaman perdu dari famili terong-terongan yang
memilikinama ilmiah Capsicum sp. Cabai berasal dari benua Amerika
tepatnya daerah Peru dan menyebar ke negara-negara benua Amerika, Eropa
dan Asia termasuk negara Indonesia (Baharuddin, 2016). Tanaman cabai
banyak ragam tipe pertumbuhan dan bentuk buahnya. Diperkirakan terdapat
20 spesies yang sebagian besar hidup di negara asalnya. Masyarakat pada
umumnya hanya mengenal beberapa jenis jenis saja, yakni cabai besar, cabai
keriting, cabai rawit dan paprika (Pratama, Swastika, Hidayat, dan Boga,
2017).
Cabai merupakan tanaman yang berasal dari bagian tropis dan
subtropis Benua Amerika, khususnya Kolombia, Amerika Selatan. Tanaman
cabai termasuk famili Solanaceae, genus Capsicum. Capsicum annuum L.
Merupakan salah satu spesies dari 20-30 spesies dalam genus yang sama.
Spesies ini paling banyak dibudidayakan dan penting secara ekonomi.
Berdasarkan karakter buahnya spesies Capsicum Annuum.L digolongkan
dalam empat tipe, yaitu cabai besar, cabai kriting, cabai rawit (hijau), dan

9
paprika. Klasifikasi cabai merah adalah sebagai berikut: Famili ini terdiri
lebih kurang 75 marga (genus) dan 2000 jenis (spesies), ada yang berbentuk
tanaman pendek, tanaman semak perdu atau pohon kecil. daun lombok
termasuk daun tunggal sederhana, tetapi ada juga yang berlekuk dangkal
sampai dalam, dan ada juga yang berlekuk majemuk. Letak daun bergantian
dan tidak mempunyai daun penumpu. Tanaman ini banyak terdapat di daerah
tropis sampai di daerah subtropik (Syukur, 2013).
Pada umumnya cabai merah dapat ditanam di dataran rendah sampai
pegunungan (dataran tinggi) + 2.000 meter dpl yang membutuhkan iklim
tidak terlalu dingin dan tidak terlalu lembab. Temperatur yang baik untuk
tanaman cabai keriting adalah 24 – 27oC, dan untuk pembentukan buah pada
kisaran 16 – 30oC. Hampir semua jenis tanah yang cocok untuk budidaya
tanaman pertanian, cocok pula bagi tanaman cabai keriting. Untuk
mendapatkan kuantitas dan kualitas hasil yang tinggi, cabai keriting
menghendaki tanah yang subur, gembur, kaya akan organik , tidak mudah
becek (menggenang), bebas cacing (nematoda) dan penyakit tular tanah.
Kisaran pH tanah yang ideal adalah antara 5.5 – 6.8 (Humaerah, 2015).

B. Air Kolam
Air Kolam dapat dijadikan pupuk dalam setiap penyiramannya
karena di dalamnya mengandung berbagai kandungan yang dibutuhkan
tanaman Nitrogen dan Fosfor. Jadi, jika Anda memiliki kolam ikan di rumah,
bisa memanfaatkannya untuk menyiram tanaman. Air kolam ikan terlebih
yang sudah berwarna hijau, memiliki kandungan nitrogen dan fosfor yang
baik untuk membantu pertumbuhan tanaman.
Kandungan nitrogen pada air kolam ikan dapat merangsang
pertumbuhan pada tanaman khususnya pada batang, cabang, dan daun.
Kemudian, fosfor yang terkandung pada air kolam ikan dapat membantu
merangsang pertumbuhan akar tanaman, khususnya akar benih atau tanaman
muda. Selain itu, fosfor juga berfungsi sebagai bahan mentah untuk
pembentukan protein tertentu, serta mampu membentuk protein pada media
tanam.

10
Karena yang membuat tanaman menjadi subur adalah proses
pertumbuhan akar, batang, ranting, daun, serta bunga dan buah. Untuk
pengaplikasiannya, Anda tidak perlu rutin menyiramnya setiap hari, siram
minimal tiga hari sekali. Selain itu, untuk proses penyiramannya Anda dapat
langsung menggunakan atau menyiramkannya tanpa harus diproses lagi,
karena sudah memiliki dua kandungan yang baik untuk tanaman. Lakukan
penyiraman dari bawah, hindari menyiramnya dari kepala daun atau atas,
agar bisa langsung menyerap ke dalam tanah. Tanaman yang disiram secara
rutin menggunakan air kolam ikan ini akan lebih berwarna hijau pada
daunnya. Penyiraman menggunakan air kolam ikan ini juga dapat dilakukan
pada tenaman jenis buah dan sayuran.  (Aniza Pratiwi, 2021).

C. Air Cucian Beras


Air cucian beras mengandung sejumlah vitamin dan mineral yang
bermanfaat untuk tanaman.  Kandungan patinya yang tinggi juga bisa
memberikan energi bagi bakteri tanah yang menguntungkan.  Namun, air
cucian beras juga bisa memberi makan bakteri berbahaya dalam tanah, yang
dapat menyebabkan masalah jamur parah pada tanaman yang bergantung
pada bahan organik untuk berkembang. 

Air cucian beras yang digunakan untuk bisa dari yang dihasilkan
ketika mencuci beras dan air yang dihasilkan saat memasak nasi. Nah, air
beras jenis inilah yang dikatakan lebih bermanfaat untuk tanaman. 
Perendaman beras menghilangkan lapisan luar butiran beras, yakni bekatul
dan sekam padi (rice hull). Metode ini meninggalkan lebih sedikit nutrisi
dalam air dibanding memasak nasi. Sebab, tambahan panas ketika mengolah
beras menjadi nasi membantu mengeluarkan lebih banyak nutrisi makro dan
mikro.

Air cucian beras mengandung nitrogen, fosfor, dan kalium atau NPK
dalam jumlah yang cukup kecil. Jadi, secara realistis, tidak dapat
menggantikan pupuk yang seimbang untuk memenuhi kebutuhan tanaman.
Penggiat tanaman, Ben B, mengatakan pati adalah bahan utama dalam air
beras. Pati memberi makan bakteri menguntungkan seperti Lacto bacillus.

11
“Lacto bacillus membantu memberi makan jamur mikoriza baik sehingga
memperkuat akar tanaman dan membuatnya lebih tahan terhadap penyakit,”
ujarnya. Lebih lanjut, kandungan NPK yang minimal juga dapat mendukung
produksi tanaman jika digunakan bersama dengan pupuk organik yang lebih
kuat. Meski demikian, karbohidrat dalam pati merupakan pedang bermata
dua bagi tanaman. Mereka dapat mengeraskan tanah dan menarik hama
pemakan pati seperti laba-laba dan semut. Setelah itu, karbohidrat ini dapat
meninggalkan bau asam lantaran air beras mengalami fermentasi dalam
beberapa hari dalam suhu tinggi, memberi makanan bagi bakteri tanah yang
jahat, dan membanjiri tanaman. Adapun air cucian beras bisa membanjiri
tanaman lantaran kebanyakan sistem akar tidak bisa menyerap karbohidrat,
yang mana terkandung dalam pati. Terakhir, menyiapkan dan menyimpan air
beras mungkin tidak sepadan dengan jumlah nutrisi yang diberikan lantaran
tidak akan mencukupi kebutuhan tanaman.
Air cucian beras kaya akan vitamin B6 dan B12, yang mana vitamin
B6 melindungi tanaman dari kematian sel, tetapi tanaman tidak membuat
atau membutuhkan vitamin B12. Sementara air rebusan beras, atau air yang
dihasilkan saat memasak nasi, mereka mengandung vitamin B, C, dan E,
selain magnesium dan seng. Secara kolektif, mereka membantu melindungi
jaringan fotosintesis, mempromosikan dedaunan yang lebih hijau, dan
memperkuat perkembangan batang. Untuk air beras fermentasi, mereka
dibuat dengan merendam beras dalam air, gula, dan susu, sebelum
menyimpan campuran ke dalam wadah tertutup selama beberapa hari. Gula
berfungsi sebagai makanan bagi bakteri tanah, sementara bau asam seperti
alkohol yang dihasilkan oleh air beras fermentasi dapat mencegah beberapa
hama kebun (Nabilla Ramadhian, 2022).

D. Air Micin
Kandungan senyawa yang ada di dalam micin atau MSG adalah asam
glutamat dengan konsentrasi 78 persen, natrium benzoat 12 persen, dan air
10 persen. Asam glutamat merupakan sejenis asam amino yang dibutuhkan
oleh tubuh yang juga terdapat pada makanan alami lainnya, seperti tomat,

12
susu, keju, dan lain-lain. Sementara itu, natrium adalah salah satu unsur hara
mikro yang sangat dibutuhkan dan besar perannya dalam pertumbuhan
tanaman. (Abdul Haris Maulana, 2022).

13
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian dilakukan di tempat tinggal masing-masing yang
beralamatkan di Perumahan Puri Kartika Asri Blok AA1, Simpang
Borobudur VII No 1, dan Tidar Sakti No 26. Pengerjaan karya tulis
bertempat di SMAK Kolese Santo Yusup Jalan Simpang Borobudur 1
Malang pada bulan Januari hingga Maret 2023.
B. Alat dan Bahan Penelitian
1. Alat yang digunakan
1.1 Polybag
1.2 Penggaris
1.3 Batang kayu pendek
1.4 Botol mineral bekas
2. Bahan-bahan yang digunakan
2.1 Bibit cabai
2.2 Tanah
2.3 Air kolam
2.4 Air cucian beras
2.5 Air micin
2.6 Air
C. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian yang dilakukan dalam laporan penelitian ini
adalah sebagai berikut.
1. Menyiapkan bahan-bahan dan alat yang digunakan
2. Menyiapkan air kolam, air cucian beras dan air micin
3. Menyiapkan polybag/pot dengan media tanam. Dimana takaran media
tanam yang dimasukkan kedalam polybag adalah ½ botol mineral (1500
ml) per media tanam

14
4. Buatlah masing-masing komponen tabel diatas sebanyak 3x sehingga
terdapat 9 polybag
5. Melubangi masing-masing polybag sebanyak 1 atau 2 lubang sedalam 2
cm, dimana setiap lubang diberi jarak satu sama lain
6. Memasukkan bibit kedalam lubang pada masing-masing polybag
7. Menutupi kembali lubang dengan tanah
8. Melakukan penyiraman 2x sehari pada pagi hari dan sore hari dengan
250ml air untuk 9 polybag
9. Melakukan pengamatan pada pertumbuhan cabai
10. Mencabut tanaman cabai yang mati, agar tidak menjadi sumber penyakit
bagi yang lain

15
BAB IV
PEMBAHASAN

A. Tabel Hasil Pengamatan


4.1 Tabel data hasil pengamatan tanaman Cabai Jumlah Daun
Air Micin Air Kolam Air Beras Air Keran
Waktu
(Florencia) (Sharren) (Jeanice) (Kontrol)
Pot 1 Pot 2 Pot 1 Pot 2 Pot 1 Pot 2 Pot 1 Pot 2
Minggu I
(22 Feb-
3 3 2 2 6 6 3 4
1 Mar)
Minggu II
(2 Mar-9
9 7 6 7 9 11 10 9
Mar)

Minggu III
(10 Mar-17
21
Mar) 16 18 13 16 20 18 21

Minggu IV
(18 Mar25 Mar) 24 22 20 19 24 24 21 20

Minggu V
(26 Mar-
30 30 27 25 33 35 34 32
2 Apr)

Minggu VI
(3 Apr10 Apr) 35 34 X X 40 37 37 39

Rata
Rata

Keterangan

16
17
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Proses budidaya tanaman cabai dengan menggunakan variasi jenis air yang
berbeda dilakukan dengan langkah awal yaitu memasukkan tanah 3/4
kedalam polybag/pot, memasukkan bibit kedalam polybag dan masukkan
tanah lagi kedalam polybag yang sudah diisi bibit. Kemudian menyirami
tanaman dengan air micin, air kolam dan air cucian beras. Sedangkan
tanaman kontrol disiram menggunakan air keran atau air biasa. Tanaman
cabai sebaiknya disiram dengan menggunakan air sehari dua kali pada pagi
hari dan sore hari.

2. Setelah selesai menanam dilakukan penelitian dari minggu pertama hingga


minggu ke enam. Dari penyiraman air kolam memiliki pertumbuhan yang
lebih lambat dibanding air lain yang digunakan. Sedangkan tanaman dengan
siraman air micin dan cucian beras mengalami pertumbuhan yang cukup
cepat.
B. Saran
1. Bila ingin memanfaatkan limbah air yang sudah tidak digunakan sebaiknya
menggunakan air cucian beras sebab hasil dari penelitian dapat terlihat
bahwa air cucian beras dapat mempercepat pertumbuhan tanaman
dibandingkan dengan air lain.
2. Tanaman cabai dengan penyiraman air cucian beras memiliki pertumbuhan
yang lebih baik daripada tanaman dengan air kolam, micin maupun air
keran. Tetapi bila ingin menggunakan pencahayaan lampu air lain selain air
cucian beras maka sebaiknya menggunakan air micin sebab dalam hasil
penelitian yang dibuat kecepatan pertumbuhan pada tanaman yang disiram
air micin memiliki kecepatan kedua tercepat setelah tanaman yang disiram
dengan air kolam mati.

18
3. Sebaiknya menyiram tanaman cabai dilakukan pada pagi hari dan sore hari.
Bukan pada siang hari karena periode tersebut menjadi waktu penguapaan
dan transpirasi tertinggi. Waktu terbaik untuk menyiram adalah pukul 5-9
pagi dan pada sore hari pada pukul 4-6 sore karena pada sore hari terjadi
penguapan dan transpirasi berada pada posisi terendah. Ketika cuaca sedang
sangat panas, air justru bisa membakar tanaman. Air yang panas karena
terkena sinar matahari akan terlalu panas bagi batang dan daun yang rapuh
serta menimbulkan kerusakan pada tanaman tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

19
Abdul Haris Maulana. 2021. Simak, Manfaat Micin untuk Tanaman dan Cara
Pengaplikasiannya,(Online),(https://www.kompas.com/homey/read/2021
/06/03/125305776/simak-manfaat-micin-untuk-tanaman-dan-cara-
pengaplikasiannya?page=all) diakses 16 Februari 2023.

Aniza Pratiwi. 2021. Air Kolam Ikan Bagus Untuk Pertumbuhan Tanaman? Ini
Penjelasannya,(Online),(https://www.kompas.com/homey/read/2021/02/
27/152600776/air-kolam-ikan-bagus-untuk-pertumbuhan-tanaman-ini-
penjelasannya) diakses 1 Februari 2023.

Juh. 2022. Manfaat Micin Untuk Tanaman Cabai dan Cara Menggunakannya,
(Online),(https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20221118130300-
289-875499/5-manfaat-micin-untuk-tanaman-dan-cara-
menggunakannya) diakses 1 Februari 2023.

Mujiyanto. 2017. Pengaruh Air Cucian Beras Terhadap Pertumbuhan Cabai


Keriting,(Online),(http://repository.radenfatah.ac.id/id/eprint/3767)
diakses 1 Februari 2022.

Nabilla Ramadhian. 2022. Seputar Manfaat dan Cara Menggunakan Air Cucian
Beras untuk Tanaman,(Online),
(https://www.kompas.com/homey/read/2022/11/03/143300676/seputar-
manfaat-dan-cara-menggunakan-air-cucian-beras-untuk-tanaman?
page=all) diakses 16 Februari 2023.

Sayuti A, Kardinan. 2006. Cabai,(Online),(https://id.wikipedia.org/wiki/Cabai),


diakses 1 Februari 2022.

Lampiran 1. Foto Dokumentasi Selama Proses Penanaman

20
XISI/20 Jeanice XISI/10 Florencia XISI/28 Sharren
Penanaman cabai dengan perlakuan pada minggu pertama

XISI/20 Jeanice XISI/10 Florencia XISI/28 Sharren


Penanaman cabai dengan perlakuan pada minggu kedua

XISI/20 Jeanice XISI/10 Florencia XISI/28 Sharren

21
Penanaman cabai dengan perlakuan pada minggu ketiga

XISI/20 Jeanice XISI/10 Florencia XISI/28 Sharren


Penanaman cabai dengan perlakuan pada minggu keempat

22

Anda mungkin juga menyukai