TERHADAP PERTUMBUHAN
Disusun oleh :
Disusun oleh :
ALYA SALMA ROSANTY (6)
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT. karena dengan rahmat dan kasih sayangnya
hasil laporan percobaan dengan judul “LAPORAN PERCOBAAN
PENGARUH AIR CUCIAN BERAS TERHADAP PERTUMBUHAN
TANAMAN CABAI RAWIT” telah berhasil saya selesaikan.
Untuk itu, pada kesempatan kali ini saya sampaikan terima kasih kepada :
1. Allah SWT.
2. Ibu Irfiah Firoroh S. Pd. M. Si , selaku pembimbing dalam pembuatan
laporan percobaan ini.
3. Teman-teman, yang telah mendukung dalam pembuatan laporan
percobaan ini.
4. Orangtua, yang telah menyediakan dana dan bantuan dalam membeli
alat dan bahan yang saya butuhkan.
5. Juga tetangga saya yang telah berbaik hati meminjamkan laptopnya
kepada saya untuk dapat membuat laporan percobaan ini dikarenakan
laptop saya sedang rusak.
Saya menyadari bahwa, hasil laporan percobaan ini masih jauh dari
kata sempurna. Namun saya berharap semoga hasil laporan percobaan ini
dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya. Kritik dan saran dari pembaca akan
saya terima dengan baik, demi kesempurnaan hasil laporan percobaan ini
2
DAFTAR ISI
JUDUL……………………………………........…………………………..1
KATA PENGANTAR…….………………………...……………………...2
DAFTAR ISI……………….………………………...…………………….3
BAB I : PENDAHULUAN……………………….......…….……………...4
A. Latar Belakang………..……………………………………....5
B. Rumusan Masalah……………………….……………...…….6
C. Tujuan Penelitian……………………………………...……...6
D. Manfaat Penulisan…………………………………………….6
E. Hipotesis……………………………………………………....6
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA…………………………………..……...7
A. Landasan Teori……....……………………………………..…7
B. Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan……………….…...8
BAB III : METODE PENELITIAN…………………………………….…11
A. Waktu dan Tempat Penelitian………………………………..11
B. Jenis Pendakatan………..……………………………………11
C. Objek Penelitian………………………………………….…..11
D. Variabel Penelitian…………………………………………...11
E. Sumber Data……….…………………………………………12
F. Metode Pengumpulan Data……………………………….….12
G. Teknik Analisis Data…………………………………………12
H. Alat dan Bahan……………………………………………….12
I. Cara Kerja Penelitian………………………………………...13
BAB IV : HASIL PENELITIAN…………………………………………..14
A. Hasil Penelitian………………………………………………14
B. Pembahasan…………………………………………………..15
BAB V : PENUTUP…………………………………………….…………21
A. Kesimpulan……………………………………………..……21
B. Saran………………………………………………………….21
LAMPIRAN……..……………………………………………...…………22
DAFTAR P28
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Air cucian beras atau sering disebut air leri merupakan air yang
diperoleh dari proses pencucian beras. Air cucian beras tergolong mudah
didapatkan karena sebagian besar masyarakat Indonesia menggunakan beras
(nasi) sebagai makanan pokok yang mengandung karbohidrat tinggi untuk
memenuhi kebutuhan energi. Selama ini air cucian beras belum banyak
dimanfaatkan dan biasanya hanya dibuang begitu saja, padahal sebenarnya
air cucian beras mengandung banyak manfaat.
Air cucian beras mengandung vitamin dan mineral yang memiiki efek
positif bagi tanaman. Selain itu, air beras juga mengandung pati yang
memasok karbohidrat ke membran sel tanaman sampai digunakan dalam
bentuk energi. Hal ini juga mendorong bakteri baik seperti mikoriza dan
lactobacilli yang sudah ada di dalam tanah. Karbohidrat dalam beras terdiri
dari hidrogen, karbon, oksigen, nitrogen, dan elemen lainnya. Bakteri sangat
menyukai gula ini, mereka akan membantu memecah bahan organik di
dalam tanah ini untuk menjadi nutrisi yang bermanfaat untuk tanaman.
Berkat kandungan nutrisi yang ada di dalam air cucian beras, ini
menghasilkan pertumbuhan tanaman yang sehat. Repositori institusi dari De
La Salle Medical and Health Sciences Institute, juga menyatakan bahwa air
beras dapat meningkatkan tinggi tanaman dan pertumbuhan daun.
Penggunaan air beras dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman seperti
bayam, bok choy, selada, sawi, tomat, terong, dan cabai rawit.
4
Cabai rawit (Capsicum frutescens) adalah buah dan tumbuhan
anggota genus Capsicum yang buahnya tumbuh menjulang menghadap ke
atas. Warna buahnya hijau kecil sewaktu muda dan jika telah masak
berwarna merah tua. Bila ditekan buahnya terasa keras karena jumlah
bijinya sangat banyak. Dia tidak bisa dipisahkan dari kudapan jalanan, yaitu
gorengan, dia biasa dimakan bersama cabai rawit muda mentah.
Cabai rawit mempunyai dua varietas besar, yaitu rawit hijau dan rawit
putih atau merah. Yang sering dipakai untuk kudapan gorengan ialah
varietas rawit hijau, sedangkan rawit putih biasanya dipakai sebagai bumbu
masakan atau disambal. Ada kemungkinan varietas rawit putih adalah hasil
persilangan.
5
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penulisan
E. Hipotesis
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
Air cucian beras putih memiliki kandungan unsur hara nitrogen,
fosfor, magnesium dan sulfur yang lebih tinggi dibanding air cucian beras
merah (Wulandari dkk, 2011). Sulfur dalam metabolisme tanaman memiliki
peran dalam sintesis protein dan bagian dari asam amino sistein, biotin dan
thiamin. Wardiah dkk (2014) menegaskan bahwa sulfur membantu
stabilisasi struktur protein, membantu sintesis minyak dan pembentukan
klorofil, serta mengurangi terjadinya serangan penyakit pada tubuh
tanaman.
Fosfor merupakan penyusun asam amino, koenzim NAD, NADP dan
ATP, aktif dalam pembelahan sel dan merangsang pertumbuhan biji dan
pembungaan serta pemanjangan akar(Istiqomah, 2012). Magnesium adalah
unsur esensial penyusun klorofil yang berperan sebagai kofaktor dalam
sebagian besar enzim yang menggiatkan proses fosforilasi. Kalsium
merupakan penyusun dinding sel, berperan dalam pemeliharaan integritas
sel dan permeabilitas membran (Marviana, 2014).
Kandungan nutrisi beras yang tertinggi terdapat pada bagian kulit ari,
saat mencuci beras biasanya air cucian pertama akan berwarna keruh.
Warna keruh tersebut menunjukan bahwa lapisan terluar dari beras ikut
terkikis. Selama pencucian beras, sekitar 80% vitamin B1, 70% vitamin B3,
90% vitamin B6, 50% mangan (Mn), 50% fosfor (P), 605 zat besi (Fe) dan
100% serat dan asam lemak esensial terlarut oleh air (Rahmadsyah, 2015).
Pemberian air cucian beras juga memberikan efek positif pada bobot kering
tanaman (Wardiah dkk, 2014). Air cucian beras mengandung zat pengatur
tumbuh. ZPT pada tanaman yang berperan merangsang pembentukan akar
dan batang serta pembentukan cabang akar dan batang dengan menghambat
dominasi akikal dan pembentukan daun muda (Bahar, 2016).
7
B. Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan & Perkembangan
FAKTOR INTERNAL
1. Gen
Gen merupakan substansi pembawa sifat yang diturunkan dari induk
ke generasi selanjutnya. Gen mempengaruhi ciri dan sifat makhluk hidup
dimana pada tanaman mempengaruhi bentuk tubuh, warna bunga, dan rasa
buah. Gen juga menentukan kemampuan metabolisme sehingga sangat
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman tersebut. Tanaman
yang memiliki gen tumbuh yang baik akan tumbuh dan berkembang cepat
sesuai dengan periodenya.
Meskipun faktor dari gen sangat penting, namun faktor ini bukan
satu-satunya yang menentukan pola pertumbuhan dan perkembangan
tanaman. Di samping itu ada faktor lingkungan yang ikut berpengaruh.
Misalnya pada tanaman yang memiliki sifat unggul, hanya dapat tumbuh
dengan cepat, berbuah lebat, dan rasanya manis di lahan yang subur dan
kondisinya sesuai. Bila ditanam di lahan tandus dan kondisinya tidak sesuai,
pertumbuhan dan perkembangan tanaman ini tidak akan optimal.
2. Hormon
Hormon merupakan zat yang berperan dalam mengendalikan
berbagai fungsi di dalam tubuh. Meskipun jumlahnya sedikit, hormon
memberikan pengaruh nyata dalam pengaturan berbagai proses dalam
tubuh. Hormon yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada
tanaman ada beragam jenisnya, diantaranya :
Auksin, berperan untuk memacu proses pemanjangan, pembelahan, dan
diferensiasi sel.
Giberlin, berperan untuk pembentukan biji serta perkembangan dan
perkecambahan embrio.
8
Etilen, berperan untuk pematangan buah dan perontokan daun.
Sitokinin, berperan untuk pembelahan sel atau sitokenesis, seperti
merangsang pembentukan akar dan cabang tanaman.
Asam absisat, berperan untuk proses penuaan dan gugurnya daun.
Kaolin, berperan untuk proses organogenesis tanaman.
Asam traumalin, berperan untuk regenerasi sel apabila mengalami
kerusakan jaringan.
FAKTOR EKSTERNAL
1. Nutrisi
Nutrisi merupakan bahan baku dan sumber energi dalam proses
metabolisme tubuh. Kualitas dan kuantitas nutrisi akan mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Tanaman membutuhkan nutrisi
berupa air dan zat hara yang terlarut dalam air. Melalui proses fotosintesis,
air dan karbon dioksida diubah menjadi zat makanan. Zat hara tidak
berperan langsung dalam proses fotosintesis, namun sangat diperlukan agar
tanaman dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.
2. Cahaya Matahari
Cahaya berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan
makhluk hidup. Tanaman sangat membutuhkan cahaya matahari untuk
fotosintesis. Namun keberadaan cahaya ternyata dapat menghambat
pertumbuhan tumbuhan karena cahaya dapat merusak hormon auksin yang
terdapat pada ujung batang.
9
Kelembaban mempengaruhi keberadaan air yang dapat diserap oleh
tanaman mengurangi penguapan. Kondisi ini sangat mempengaruhi sekali
terhadap pemanjangan sel. Kelembaban juga penting untuk
mempertahankan stabilitas bentuk sel.
4. Suhu
Suhu memiliki pengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman. Contohnya pada padi yang ditanam pada awal
musim kemarau dimana suhu rata-rata tinggi akan lebih cepat dipanen
daripada padi yang ditanam pada musim penghujan dimana suhu rata-rata
lebih rendah. Hal ini disebabkan karena semua proses dalam pertumbuhan
dan perkembangan seperti penyerapan air, fotosintesis, penguapan, dan
pernapasan pada tanaman dipengaruhi oleh suhu.
5. Tanah
Tanah berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan
tanaman. Tanaman akan tumbuh dan berkembang dengan optimal bila
kondisi tanah tempat hidupnya sesuai dengan kebutuhan nutrisi dan unsur
hara. Kondisi tanah ditentukan oleh faktor lingkungan lain, misalnya suhu,
kandungan mineral, air, dan derajat keasaman atau pH.
10
BAB III
METODE PENELITIAN
B. Jenis Pendekatan
C. Objek Penelitian
D. Variabel Penelitian
11
E. Sumber Data
Sumber data pada laporan ini berasal dari hasil penelitian yang saya
lakukan juga dari beberapa website di internet, diantaranya :
https://id.m.wikipedia.org ; https://www.momsmoney.id ;
https://repository.radenfatah.ac.id ; https://darsatop.lecture.ub.ac.id ;
https://www.corteva.id
12
I. Cara Kerja Penelitian
1. Siapkan alat dan bahan.
2. Tuangkan air hangat sebanyak 500 ml ke dalam sebuah baskom.
3. Rendam biji cabai ke dalam air hangat tadi selama kurang lebih 3 jam.
4. Pilih biji cabai yang tidak mengapung, sisihkan untuk ditanam.
5. Siapkan 10 polybag, kemudian labeli masing-masing polybag dengan
tulisan “A1”, “A2”, “A3”, “A4”, “A5” dan “B1”, “B2”, “B3”, “B4”,
“B5”. Kemudian tempeli label menggunakan lakban bening.
6. Isi setiap polybag menggunakan tanah, masing-masing sebanyak 450
gram.
7. Buat cekungan sedalam kurang lebih 1 cm di permukaan tanah pada
setiap polybag.
8. Taruh kurang lebih 6 biji cabai yang sudah disisihkan tadi ke dalam
cekungan tanah.
9. Tutup kembali cekungan berisi biji cabai menggunakan tanah.
10. Siapkan 2 ember, yang satu berisi air keran sebanyak 250 ml, yang
satunya lagi berisi air cucian beras sebanyak 250 ml.
11. Siram setiap polybag dengan takaran 50 ml juga dengan ketentuan :
label “A” untuk air keran, dan label “B” untuk air cucian beras.
12. Letakkan semua polybag di tempat yang sejuk, terlindung dari hujan,
dan hanya boleh menerima sinar matahari selama 2-3 jam per hari.
Sirami setiap sore hari dengan ketentuan di nomor 11.
13
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Hasil Penelitian
1. Pada polybag yang tertulis “A1” berisi tanaman cabai yang disiram
air keran sebanyak 50 ml setiap sore hari. Dengan tinggi 6,2 cm,
tinggi tanaman yang termasuk bagus untuk usia 1 bulan. Tanaman
yang tumbuh pada polybag ini pada awalnya ada 4 tanaman, namun
pada hari ke-21 dan hari ke-28, terdapat 2 tanaman cabai yang mati.
Hal ini terjadi karena terjadinya posisi dominan/peristiwa perebutan
nutrisi dari 2 tanaman cabai ini yang direbut oleh 2 tanaman cabai
lain. Arah semua tanaman pada polybag ini adalah menjorok ke
depan menandakan adanya cahaya yang mengenai tanaman tersebut,
sehingga tanaman tersebut tumbuh ke arah datangnya cahaya. Hal ini
terjadi karena hormon Auksin dapat bekerja secara baik dengan
bantuan dari cahaya matahari untuk memacu proses pemanjangan,
pembelahan, dan diferensiasi sel. Banyak tanaman yang tumbuh pada
polybag ini yakni hanya 4 tanaman yang lalu menjadi 2 tanaman. Hal
ini terjadi karena pemberian air keran biasa yang kurang bisa
memaksimalkan pertumbuhan akar juga merangsang sintesis energi
dalam tanaman.
15
arah datangnya cahaya. Hal ini terjadi karena hormon Auksin dapat
bekerja secara baik dengan bantuan dari cahaya matahari untuk
memacu proses pemanjangan, pembelahan, dan diferensiasi sel.
Banyak tanaman yang tumbuh pada polybag ini yakni hanya 3
tanaman yang lalu menjadi 2 tanaman. Hal ini terjadi karena
pemberian air keran biasa yang kurang bisa memaksimalkan
pertumbuhan akar juga merangsang sintesis energi dalam tanaman.
17
6. Pada polybag bertuliskan “B1” berisi tanaman cabai yang disiram
menggunakan air cucian beras sebanyak 50 ml setiap sore hari.
Dengan tinggi 4 cm, tinggi tanaman yang lumayan bagus untuk usia
tanaman yang baru 1 bulan. Tanaman yang tumbuh pada polybag ini
ada 6 tanaman, dan sampai sekarang masih hidup berdampingan,
tidak terlihat terjadinya posisi dominan dari keenam tanaman cabai.
Kelebatan tanaman pada polybag ini dikarenakan penyiraman yang
menggunakan air cucian beras. Air cucian beras mengandung nutrisi
yang melimpah, salah satunya adalah karbohidrat yang berguna untuk
merangsang sintesis energi dalam tanaman. Arah semua tanaman
pada polybag ini adalah menjorok ke depan menandakan adanya
cahaya yang mengenai tanaman tersebut, sehingga tanaman tersebut
tumbuh ke arah datangnya cahaya. Hal ini terjadi karena hormon
Auksin dapat bekerja secara baik dengan bantuan dari cahaya
matahari untuk memacu proses pemanjangan, pembelahan, dan
diferensiasi sel.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Air berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman cabai. Terbukti dari
ketinggian dan kelebatan tanaman yang disiram menggunakan air keran
dengan tanaman yang disiram menggunakan air cucian beras, yakni rata-rata
tinggi tanaman yang disiram menggunakan air keran biasa lebih besar
dibandingkan tinggi tanaman yang disiram menggunakan air cucian beras,
berikut adalah tabel dari rata-rata tinggi semua tanaman :
Dari segi kelebatan tanaman juga, tanaman yang disiram dengan air
cucian beras lebih lebat dibandingkan kelebatan tanaman yang disiram
menggunakan air keran biasa. Berikut tabel dari kelebatan semua tanaman :
B. Saran
Untuk menanam tanaman yang baik air cucian beras sangat saya
sarankan untuk pertumbuhan yang optimal, walaupun tinggi tanaman
cenderung lambat, namun kelebatan tanaman lebih banyak dan tidak ada
tanaman yang mati dengan penyiraman yang teratur, karena air cucian beras
lebih mengutamakan pemerataan nutrisi ke semua tanaman agar bisa
tumbuh dengan lebih optimal. Selain dari fungsinya, air cucian beras juga
lebih ekonomis/hemat karena jika kita menyiram tanaman menggunakan air
cucian beras, maka kita sudah menghemat air keran yang tadinya akan
digunakan untuk menyiram dapat digunakan untuk hal lainnya.
21
LAMPIRAN
A. Alat dan Bahan
22
23
Gambar 9. Timbangan
24
26
27
DAFTAR PUSTAKA
28