Anda di halaman 1dari 19

Laporan Hasil Penelitian

Laju Pertumbuhan Tanaman Kacang Merah

dengan Penyiraman Menggunakan Berbagai Jenis Media Air

Oleh :

Arum Lestariningsih (16104244029)


Kelas : BK B

Universitas Negeri Yogyakarta

2016
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.wb
Puji syukur saya ucapkan atas rahmat dan kehadirat Allah SWT. dimana
atas berkat rahmat dan limpahan karunia-Nyalah saya dapat menyelesaikan karya
tulis ilmiah ini dengan baik.
Karya tulis ilmiah yang berjudul Laju Pertumbuhan Tanaman Kacang
Merah
dengan Penyiraman Menggunakan Berbagai Jenis Media Air ini merupakan karya
tulis ilmiah yang saya kerjakan dalam rangka menyelasaikan dan memenuhi tugas
mata kuliah Ilmu Alamiah Dasar.
Saya mengucapkan terima kasih kepada bapak pembimbing mata kuliah
Ilmu Alamiah Dasar Dr. Drs. Edi Istiyono M.Si yang telah membimbing saya
dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.
Harapan saya karya tulis ilmiah ini dapat berguna dalam pemanfaatan di
kehidupan kita sehingga dalam kehidupan kita dapat mempermudah dan lebih
meningkatkan kesejahteraan dan keterarahan dalam bertindak. Mungkin dalam
karya tulis ini masih banyak terdapat kasalahan dan kekeliruan, jadi saya
mengharapkan kritik dan saran dari anda sekalian. Sekian terima kasih
Wassalamualaikum Wr.Wb

Yogyakarta,18 Oktober 2016


Penulis

Arum Lestariningsih
DAFTAR ISI
Halaman Judul...........................................................................................................i
Kata Pengantar.........................................................................................................ii
Daftar Isi.................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................2
C. Tujuan Penelitian.........................................................................................2
D. Hipotesis......................................................................................................2
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Perkecambahan............................................................................................3
B. Pertumbuhan dan Perkembangan................................................................4
C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan
Tumbuhan....................................................................................................7
D. Macam-macam Jenis Air Penyiram.............................................................7
E. Kacang Merah..............................................................................................8

BAB III METODE PENELITIAN


A. Jenis Penelitian.............................................................................................9
B. Waktu dan Tempat Penelitian......................................................................9
C. Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Data.............................................9
D. Definisi Operasional dan Variabel...............................................................9
E. Alat dan Bahan...........................................................................................10
F. Rancangan Percobaan................................................................................10
G. Prosedur Kerja............................................................................................10
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil...........................................................................................................11
B. Pembahasan................................................................................................11

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................................12
B. Saran...........................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di Indonesia terdapat lebih dari 12.000 jenis kacang-kacangan salah
satunya adalah kacang merah. Kacang merah sangat kaya akan gizi yang
membangun kesehatan tubuh. Kandungan asam folat, kalsium, karbohidrat dan
berprotein tinggi menjadikan manfaat kacang merah sangat diperlukan tubuh.
Karbohidrat kompleks dan kadar serat yang tinggi menyebabkan penurunan
kolesterol dalam tubuh. Indeks kadar glikemik pada kacang merah juga
menekan masalah gejala penyakit diabetes yang sering terjadi.Sumber
karbohidrat kompleks terletak pada kacang merah. Sejumlah kandungan nutrisi
di dalam kacang merah memberikan sederet manfaat bagi kesehatan tubuh.
Kandungan serat (fiber) dan vitamin B terutama B6, asam folat, besi, mangan,
thiamin dan protein berasal dari kacang merah. Sekitar 9 gr protein dicukupkan
oleh kacang merah yang seimbang dengan 17% angka kecukupan protein
sehari.
Kacang merah tergolong makanan nabati kelompok kacang polong, satu
keluarga dengan kacang hijau, kacang kedelai, kacang tolo, dan kacang uci.
Ada beberapa jenis kacang merah diantaranya adalah red bean, kacang adzuki
(kacang merah kecil), dan kidney bean (kacang merah besar). Kacang merah
mempunyai nama ilmiah Phaseolus vulgaris L. Kacang merah berbentuk biji,
apabila biji tersebut jatuh ke tanah, lama-kelamaan dari biji itu akan
mengeluarkan tunas. Proses itulah yang dinamakan perkecambahan.
Perkecambahan diawali dengan penyerapan air dari lingkungan sekitar
biji, baik tanah, udara, maupun media lainnya. Perkecambahan meningkatkan
daya cerna karena berkecambah merupakan proses katabolis yang menyediakan
zat gizi penting untuk pertumbuhan tanaman melalui reaksi hidrolisis dari zat
gizi cadangan yang terdapat di dalam biji. Melalui germinasi, nilai daya cerna
kacang-kacangan akan meningkat, sehingga waktu pemasakan atau pengolahan
pun menjadi lebih singkat. Pada saat berkecambah terjadi hidrolisis
karbohidrat, protein, dan lemak menjadi senyawa yang lebih sederhana,
sehingga mudah dicerna. Selama proses itu pula terjadi peningkatan jumlah
protein dan vitamin, sedangkan kadar lemaknya mengalami penurunan.
Air sangat berperan penting bagi tumbuhan, namun kita belum mengetahui
perbedaan yang terjadi pada pertumbuhan dan perkembangan tanaman kacang
merah jika penyiraman .enggunakan jenis air yang berbeda. Untuk itu peneliti
memilih topik yang berjudul Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman
Kacang Merah dengan Penyiraman Menggunakan Berbagai Jenis Media Air.

B. Rumusan Masalah
Bagaimana perbandingan laju pertumbuhan dan perkembangan tanaman
kacang merah dengan penyiraman menggunakan berbagai jenis air yaitu air
biasa, air beras, air teh dan air got?

C. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui dan menganalisis perbandingan laju pertumbuhan dan
perkembangan tanaman kacang merah yang telah disiram dengan
menggunakan air biasa, air beras, air teh dan air got.

D. Hipotesis
Ada pengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman kacang
merah yang disiram dengan berbagai jenis air yaitu air biasa, air beras, air teh
dan air got.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Perkecambahan

Perkecambahan adalah tumbuhnya embrio dalam biji secara perlahan menjadi


tumbuhan dewasa. Adapun tahapan pertumbuhan dan perkembangan
tumbuhan sehingga terjadinya perkecambahan adalah sebagai berikut.
A. Pembelahan sel : Jumlah bertambah banyak
B. Spesialisas : Sel-sel yang sejenis berkelompok
C. Diferensiasi sel : Sel-sel mengalami perbedaan bentuk dan fungsi
D. Organogenesis sel : Proses pembentukkan organ-organ tumbuhan
E. Morfogenesis sel : Organ satu dengan yang yang lain memiliki
kekhususan dalam bentuk dan fungsi
F. Perkecambahan : Proses pertumbuhan biji menjadi makhluk hidup
baru

Urutan proses perkecambahan diawali dengan proses imbibisi, yaitu


masuknya air kedalam biji. Kemudian dilanjutkan dengan aktifnya enzim-
enzim untuk proses metabolisme yang digunakan untuk membongkar
cadangan makanan dalam kotiledon/endosperm. Hasil pembongkaran tersebur
berupa sumber energi sebagai bahan penyusun komponen sel dan
pertumbuhan embrio. Selanjutnya embrio tumbuh dan berkembang.

Berdasarkan letak kotiledonnya, perkecambahan dibedakan atas dua tipe, yaitu


perkecambahan hipogeal dan perkecambahan epigeal.
1. Perkecambahan Hipogeal
Apabila terjadi pembentangan ruas batang teratas atau epikotil sehingga
daun lembaga tertarik ke atas tanah tetapi kotiledon tetap di dalam tanah.
Contoh: perkecambahan pada biji kacang tanah dan kacang kapri.
2. Perkecambahan Epigeal
Apabila terjadi pembentangan ruas batang di bawah daun lembaga atau
hipokotil sehingga mengakibatkan daun lembaga dan kotiledon terangkat
ke atas tanah. Contoh: perkecambahan pada biji buncis dan biji jarak.

B. Pertumbuhan dan Perkembangan

Pertumbuhan diartikan sebagai suatu proses pertambahan ukuran atau


volume serta jumlah sel secara irreversible, yaitu tidak dapat kembali ke
bentuk semula. Pertumbuhan dapat diukur dan dinyatakan secara kualitatif
maupun kuantitatif. Pengukuran perubahan panjang atau tinggi batang dapat
dilakukan dengan alat ukur misalnya penggaris, jangka sorong, atau dengan
auksanometer.
Perkembangan adalah suatu proses menuju keadaan yang lebih dewasa.
Perkembangan bersifat kualitatif, artinya tidak dapat dinyatakan dalam ukuran
(jumlah, volume, dan massa). Pertumbuhan dan perkembangan merupakan
hasil interaksi antara faktor dalam dan faktor luar.

C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan


Tumbuhan

1. Faktor Internal ( Faktor Dalam)


a. Tingkat kemasakan benih
Benih yang dipanen sebelum tingkat kemasakan fisiologisnya
tercapai tidak mempunyai viabilitas yang tinggi karena belum
memiliki cadangan makanan yang cukup serta pembentukan
embrio belum sempurna (Sutopo, 2002).
Pada umumnya sewaktu kadar air biji menurun dengan cepat
sekitar 20 persen, maka benih tersebut juga telah mencapai masak
fisiologos atau masak fungsional dan pada saat itu benih mencapat
berat kering maksimum, daya tumbuh maksimum (vigor) dan daya
kecambah maksimum (viabilitas) atau dengan kata lain benih
mempunyai mutu tertinggi (Kamil, 1979).
b. Ukuran benih
Benih yang berukuran besar dan berat mengandung cadangan
makanan yang lebih banyak dibandingkan dengan yang kecil pada
jenis yang sama. Cadangan makanan yang terkandung dalam
jaringan penyimpan digunakan sebagai sumber energi bagi embrio
pada saat perkecambahan (Sutopo, 2002). Berat benih berpengaruh
terhadap kecepatan pertumbuhan dan produksi karena berat benih
menentukan besarnya kecambah pada saat permulaan dan berat
tanaman pada saat dipanen (Blackman, dalam Sutopo, 2002).
c. Dormansi
Benih dikatakan dormansi apabila benih tersebut sebenarnya hidup
tetapi tidak berkecambah walaupun diletakkan pada keadaan yang
secara umum dianggap telah memenuhi persyaratan bagi suatu
perkecambahan atau juga dapat dikatakan dormansi benih
menunjukkan suatu keadaan dimana benih-benih sehat (viabel)
namun gagal berkecambah ketika berada dalam kondisi yang
secara normal baik untuk berkecambah, seperti kelembaban yang
cukup, suhu dan cahaya yang sesuai (Lambers 1992, Schmidt
2002).
d. Hormon
Tidak semua hormon tumbuhan (fitohormon) bersifat mendukung
proses perkecambahan. Ada beberapa fitohormon yang
menghambat proses perkecambahan.

Fitohormon yang berfungsi yang merangsang perkecambahan:


1. Auksin
Mematahkan dormansi biji dan akan merangsang proses
perkecambahan biji. Memacu proses terbentuknya akar.
2. Giberelin
Berperan dalam mobilisasi bahan makanan selama proses
perkecambahan. Pertumbuhan embrio selama perkecambahan
bergantung pada persiapan bahan makanan yang berada di
dalam endosperma. Untuk keperluan kelangsungan hidup
embrio maka terjadilah penguraian secara enzimatik yaitu
terjadi perubahan pati menjadi gula yang selanjutnya
ditranslokasikan ke embrio sebagai sumber energy sebagai
pertumbuhannya. Peran giberelin diketahui mampu
meningkatkan aktivitas enzim amylase.
3. Sitokinin
Berinteraksi dengan giberelin dan auksin untuk mematahkan
dormansi biji. Selain itu, sitokinin juga mampu memicu
pembelahan sel dan pembentukan organ.
Fitohormon yang berfungsi sebagai penghambat perkecambahan
antara lain:
1. Etilen
Berperan menghambat transportasi auksin secara basipetal dan
lateral. Adanya etilen dapat menyebabkan rendahnya
konsentrasi auksin dalam jaringan.
2. Asam Absisat
Bersifat menghambat perkecambahan dengan menstimulasi
dormansi biji. Selain itu, asam absisat akan menghambat proses
pertumbuhan tunas.

2. Faktor Eksternal (Faktor Luar)


a. Air
Air dibutuhkan tumbuhan sebagai pelarut bagi kebanyakan reaksi
dalam tubuh tumbuahan dan sebagai medium reaksi enzimatis. Pada
tumbuahan yang kekurngan air akan meningkatkan sintesis asam
absisat. Sebagai pelarut air juga mempengaruhi kadar enzim dan
substrat sehingga secara tidak langsung mempengaruhi laju
metabolisme.
b. Suhu
Suhu berpengaruh terhadap kerja enzim, sehingga juga berpengaruh
terhadap fisiologi tumbuhan. Perubahan suhu dapat mempengaruhi
pertumbuhan yang meliputi reproduksi, fotosintesis, respirasi, dan
transpirasi. Suhu yang terlalu tinggi atau terlalu rendah akan
menghambat proses tersebut. Suhu optimum yang paling baik untuk
pertumbuhan adalah 10-30oC. umumnya tumbuhan tidak tumbuh di
bawah suhu 0oC dan di atas 40 oC.
c. Oksigen
Saat berlangsungnya perkecambahan, proses respirasi akan
meningkat disertai dengan meningkatnya pengambilan oksigen dan
pelepasan CO2, air dan energi panas. Terbatasnya oksigen yang
dapat dipakai akan menghambat proses perkecambahan benih
(Sutopo, 2002). Kebutuhan oksigen sebanding dengan laju respirasi
dan dipengaruhi oleh suhu, mikro-organisme yang terdapat dalam
benih (Kuswanto. 1996). Menurut Kamil (1979) umumnya benih
akan berkecambah dalam udara yang mengandung 29% oksigen dan
0.03% CO2.
d. Cahaya
Pengaruh cahaya akan berkaitan langsung dengan lama penyinaran
harian matahari (fotoperiodisitas). Hubungan antara pengaruh
cahaya dan perkecambahan biji dikontrol suatu system pigmen yang
dikenal sebagai fitokrom, yang tersusun dari chromophore dan
protein. Chromophore adalah bagian yang peka terhadap cahaya.
Bila pada biji yang sedang berimbibisi diberikan cahaya merah,
maka fitokrom merah akan berubah menjadi fitokrom infra merah,
yang manamenimbulkan reaksi yang merangsang perkecambahan.

D. Macam-macam Jenis Air Penyiram


1. Air Biasa
Air adalah substansi kimia dengan rumus kimia H2O: satu molekul
air tersusun atas dua atom hidrogen yang terikat secara kovalen pada satu
atomoksigen. Air bersifat tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau
pada kondisi standar, yaitu pada tekanan 100 kPa (1 bar) and temperatur
273,15 K (0 °C).
2. Air Beras
Air cucian beras mempunyai kandungan karbohidrat yang tinggi.
Karbohidrat bisa jadi perantara terbentuknya hormon auksin dan giberelin.
Dua jenis bahan yang banyak digunakan dalam zat perangsang tumbuh
(ZPT) buatan.Auksi bermanfaat untuk merangsang pertumbuhan pucuk
dan kemunculan tunas baru sedangkan giberelin berguna untuk
merangsang pertumbuhan akar.
3. Air Teh
Teh sebagian besar mengandung ikatan biokimia yang disebut
polyphenols, termasuk di dalamnya flavonoid. Flavonoid merupakan suatu
kelompok antioksidan yang secara alamiah ada pada sayur-sayuran, buah-
buahan, dan minuman seperti teh dan anggur.
Pada tanaman, flavonoids memberikan perlindungan terhadap adanya
stress lingkungan, sinar ultra violet, serangga, jamur, virus, dan bakteri, di
samping sebagai pengendali hormon dan enzyme inhibitor.
4. Air Got
Dalam air got terdapat berbagai bahan organik (misalnya sisa sayur,
ikan, nasi, minyak, lemak, air buangan manusia) dan ada pula kandungan
bahan anorganik seperti plastik, alumunium, dan botol yang hanyut
terbawa arus air.
E. Kacang Merah
Nama Umum
Indonesia : Kacang Merah
Inggris : Azuki Bean
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobronta (tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas: Rosidae
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae (suku polong-polongan)
Genus : Vigna
Spesies : Vigna angularis
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimen, karena dalam


memperoleh data penelitian, peneliti melakukan percobaan langsung untuk
membandingkan laju pertumbuhan dan perkembangan tanaman kacang merah
yang disiram dengan berbagai jenis air yaitu air biasa, air beras, air teh, dan air
got.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan dari tanggal 2 Oktober 2016 sampai 14 Oktober 2016


di rumah kakeknya Arum Lestariningsih di Tlukan III Sumbersari Moyudan
Sleman.

C. Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah eksperimental, study


pustaka, dan dokumentasi. Sedangkan teknik analisanya dengan menggunakan
referensi dari berbagai sumber, baik dari buku-buku yang relefan, internet
maupun data yang diperoleh dari hasil penelitian tersebut.

D. Definisi Operasional dan Variabel

1. Definisi Operasional

a. Media air adalah media yang digunakan dalam proses perendaman


kacang merah untuk membandingkan pertumbuhan kecambah
masing-masing tanaman.
b. Laju pertumbuhan adalah kecepatan atau kelajuan pertambahan
ukuran atau berat serta perubahan bentuk.
c. Tanaman kacang merah adalah tanaman yang berasal dari hasil
perkecambahan biji kacang merah.
2. Variabel

Variabel dalam laporan ini adalah variabel bebas dan variabel terikat.
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah air biasa, air beras, air teh dan
air got.
Variabel terikat Pertumbuhan ialah peningkatan ukuran(tinggi, volume)
yang sifatnya tidak dapat balik (irreversible) serta di hasilkan dari
pembelahan sel dan pembesaran sel. Variabel terikat dalam penelitian ini
adalah tinggi batang dan banyak daun pada tanaman kacang merah.

3. Instrumen Pengukuran
Batang : diukur tingginya dalam satuan centimeter (cm)
Daun : dihitung jumlahnya dalam helai

E. Alat dan Bahan


Alat : pensil, spidol, gelas plastik, polybag, penggaris, baskom, buku
tulis, kertas label.
Bahan : kacang merah, tanah yang subur, air biasa, air beras, air teh, air
got.

F. Rancangan Percobaan
Faktor Luar : air biasa, air beras, air teh, air got.
Jenis Tanaman : Kacang Merah
Waktu Penyiraman : setiap sore hari
Waktu Pengamatan dan Pengukuran : dua hari sekali
Sampel : satu tanaman setiap satu percobaan
Populasi : empat tanaman untuk seluruh
percobaan

G. Prosedur Kerja
1. Proses Perendaman Biji Kacang Merah
1. Memilih kacang merah yang kualitasnya baik dan tidak busuk
2. Merendam biji kacang merah selama dua jam dalam baskom
3. Memilih kacang merah yang tenggelam atau yang berada di dasar
baskom yang menandakan kualitasnya baik.
2. Proses Penanaman Biji Kacang Merah
1. Menyiapkan empat buah polybag yang terisi tanah
2. Menamai masing-masing polybag dengan nama masing-masing jenis
air
3. Menanam lima buah biji kacang merah pada masing-masing polybag
tersebut
4. Menyiram masing-masing polybag tersebut menggunakan 1 jenis air
yang berbeda tiap polybag
5. Menunggu hingga kecambahnya muncul
3. Mengamati dan Meneliti Laju Pertumbuhan Kacang Merah
1. Menyiram masing-masing polybag menggunakan air sesuai dengan
nama jenis air yang tertulis pada label penamaan jenis air di polybag
2. Mengamati, meneliti dan mencatat laju pertumbuhan dan
perkembangan tanaman kacang merah tersebut.
3. Melakukan dokumentasi.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
1. Laju Pertumbuhan dan Perkembangan Batang Tanaman Kacang Merah
Tanaman Hari ke Hari Hari Hari Hari Hari Hari
1 ke 3 ke 5 ke 7 ke 9 ke ke
11 13
Disiram Air Biasa belum 4 cm 9 cm 17 20 cm 24 26
tumbuh cm cm cm
Disiram Air Beras belum 7 cm 16 21 28 29 30
tumbuh cm cm cm cm cm
Disiram Air Teh belum 6 cm 15 22 24 cm 26 28
tumbuh cm cm cm cm
Disiram Air Got belum 4 cm 13 19 21 cm 25 27
tumbuh cm cm cm cm

2. Laju Pertumbuhan dan Perkembangan Daun Tanaman Kacang Merah

Tanaman Hari Hari Hari Hari Hari Hari Hari


ke 1 ke 3 ke 5 ke 7 ke 9 ke 11 ke 13
Disiram Air Biasa 2 2 2 2 2 2 2
helai helai helai helai helai helai helai

Disiram Air Beras 2 2 2 2 2 2 2


helai helai helai helai helai helai helai

Disiram Air Teh 2 2 2 2 2 2 2


helai helai helai helai helai helai helai

Disiram Air Got 2 2 2 2 2 2 2


helai helai helai helai helai helai helai
B. Pembahasan

Pada hari pertama kecambah belum tumbuh, mulai tumbuh kecambah pada hari
ke tiga. Hal ini menunjukkan bahwa lamanya dormansi tananan kacang merah yang
sebelumnya direndam air berlangsung selama tiga hari. Diantara laju pertumbuhan dan
perkembangan tanaman kacang merah yang disiram menggunakan air hiasagot, air
beras, air teh, dan air got, tanaman kacang merah yang disiram menggunakan air
beraslah yang memiliki laju pertumbuhan yang paling baik. Jika dibandingkan
banyaknya helai daun yang disiram dengan air biasa, air beras, iar teh, dan air got
daunnya tidak ada perbedaan jumlah. Dari hari ke satu sampai hari ke tiga belas hanya
ada dua helai daun, hal ini diperkirakan karwna tanaman kekurangan hormon sitokinin.
Sedangkan laju pertumbuhan dan perkembangan tinggi batang yang tanamannya
disiram dengan air beras terbilang cepat. Hal ini karena karbohidrat dalam air beras
memberikan nutrisi bagi mikroba yang menguntungkan tanaman. Air cucian beras
mengandung nutrisi diantaranya karbohidrat berupa pati 85,90 persen, protein glutein,
selulosa, gula dan vitamin yang tinggi yang sangat berguna bagi pertumbuhan dan
perkembangan tanaman.
Tanaman kacang merah yang disiram air teh juga terbilang baik karena
pertumbuhan batangnya tidak begitu jauh dengan tanaman yang disiram dengan air
beras. Kandungan nutrisi yang dimiliki air teh membuat air teh mampu memperbaiki
kesuburan tanah dan merangsang pertumbuhan.
Tanaman kacang merah yang disiram air got terbilang lambat karena di dalam air
got mengandung berbagai bahan organik dan nonorganik serta limbah rumah tangga
yang kemudian ikut aliran got. Unsur-unsur tersebut diperkirakan tidak begitu baik bagi
tanaman, sehingga pertumbuhannya lebih lambat. Diantara ketiga perlakuan dalam
penelitian tersebut, yang paling lambat pertumbuhannya tanaman yang disiram dengan
air biasa, karena air biasa memiliki kandungan yang sangat sedikit. Jadi dengan data
tersebut bahwa air beras dapat membuat pertumbuhan dan perkembanganyang paling
baik pada tanaman kacang merah.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tersebut kesimpulannya yaitu tanaman kacang merah


yang disiram dengan air beras laju pertumbuhan dan perkembangannya paling baik. Hal
tersebut dikarenakan air cucian beras mengandung karbohidrat yang tinggi. Karbohidrat
bisa menjadi perantara terbentuknya hormon auksin dan giberelin. Hormon auksin
tersebut kemudian dimanfaatkan untuk merangsang pertumbuhan pucuk dan kemunculan
tunas baru seperti pertumbuhan jumlah daun. Hormon giberelin berguna untuk
merangsang pertumbuhan akar. Kesimpulannya ada pengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman kacang merah yang disiram dengan berbagai jenis air yaitu air
biasa, air beras, air teh dan air got, dan yang paling baik pertumbuhan dan
perkembangannya adalah tanaman kacang merah yang disiram dengan air beras.

B. Saran
Dengan terselesainya laporan penelitian yang berjudul “Laju Pertumbuhan
Tanaman Kacang Merah dengan Penyiraman Menggunakan Berbagai Jenis Media Air “
ini, penulis berharap agar penyusunan laporan penelitian ini dapat bermanfaat. Penulis
berharap kepada para pembaca setelah membaca makalah ini, dapat meningkatkan
potensi pembaca dalam penanaman kacang merah sehingga dapat memperoleh
keuntungan yang maksimal. Mengingat begitu banyaknya gizi yang terkandung di dalam
kacang merah ini.
DAFTAR PUSTAKA

Saktiyono, 2004, Sains : Biologi SMP 3, Esis-Penerbit Erlangga, Jakarta.


Suwarno.2002.Biologi.Jakarta: Pusat pembukuan departemen pendidikan nasional.
www.google.com
www.insklopedia biologi.com
http://kacangmerah-mitra.blogspot.com/
http://arifsuckseed.blogspot.co.id/2013/10/pengaruh-jenis-air-pada-penyiraman.html
http://maratussmadani.blogspot.com/2010/04/laju-pertumbuhan-kacang-merah.html
DAFTAR GAMBAR

Anda mungkin juga menyukai