Alhamdulillah hirobbil’alamin, rasa syukur peneliti ucapkan kepada Allah swt yang
telah memberikan kekuatan, ketabahan, dan ilmu yang bermanfaat kepada peneliti sehingga
peneliti dapat menyusun sebuah Makalah untuk memenuhi tugas Biologi.
Allah Humma Sholli’Ala Sayyidina Muhammad Wa’Ala Ali sayyidina Muhammad
peneliti ucapkan kepada permata ayahanda Abdullah, Mutiara ibunda Aminah, yakni junjungan
alam Nabi besar Muhammad saw. Nabi Muhammad saw yang telah membawa umatnya dari
alam jahiliah, dari alam yang gelap, menuju alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan yang
disinari iman dan islam, seperti yang kita rasakan sekarang ini. Dalam kesempatan ini, peneliti
ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu peneliti menyusun
dan menyelesaikan makalah ini, terutama pada guru pembimbing dan teman-teman.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna. Kepada kaum cendekiawan
dimohonkan tegur sapa apabila menemukan kejanggalan dalam makalah ini, untuk dijadikan
pegangan dan upaya peningkatan selanjutnya agar menjadi lebih baik lagi.
Akhirnya, peneliti berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang
sempat membaca makalah ini pada umumnya dan bagi peneliti sendiri khususnya.
Peneliti
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.......................................................................................................................... i
Daftar Isi.................................................................................................................................. ii
Bab I “Pendahuluan”................................................................................................................ 1
Latar Belakang Masalah...................................................................................................... 1
Rumusan Masalah................................................................................................................ 1
Tujuan Penelitian................................................................................................................. 1
Bab II “Pembahasan”............................................................................................................... 2
Pertumbuhan dan Perkembangan Makhluk Hidup.............................................................. 2
Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan...................................................................... 2
Proses Pertumbuhan dan Perkembangan............................................................................. 3
Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan ......................................... 5
Bab III “Percobaan”................................................................................................................. 8
Bab IV “Penutup”................................................................................................................... 14
Kesimpulan........................................................................................................................ 14
Saran.................................................................................................................................. 14
Daftar Gambar........................................................................................................................ 15
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
Pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan tingkat tinggi diawali dari biji. Biji
merupakan hasil pembuahan (fertilisasi) antara spermatozoid dengan ovum yang
tumbuh menjadi embrio. Embrio di dalam biji dilengkapi dengan cadangan makanan
(endosperma). Selanjutnya embrio akan berkecambah menghasilkan individu muda.
Dalam perkecambahan tersebut, sel-sel embrio membelah. Proses ini menghasilkan
banyak sel dengan bentuk, letak, fungsi, struktur, dan susuan biokimia yang berbeda-
beda. Pertumbuhan merupakan hasil dari tiga kegiatan yaitu:
Pembelahan sel, yaitu sel membelah secara mitosis untuk menghasilkan dua sel
anak. Dua sel anak yang terbentuk kemudian akan membelah lagi menghasilkan
empat sel anak, dan seterusnya sehingga terjadi pertambahan jumlah sel.
Pembesaran sel, yaitu pertambahan ukuran sel anak sebagai akibat bertambahnya
substansi material dalam sel.
Diferensiasi sel-sel, yaitu perubahan sel-sel selama masa pertumbuhan dan
perkembangan hingga terbentuk organ-organ yang mempunyai struktur dan fungsi
berbeda.
2
C. Proses Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan
2. Pertumbuhan Primer
Setelah biji berkecambah, selanjutnya akan membentuk akar, batang, dan
daun. Pada bagian ujung akar dan ujung batang, terdapat jaringan yang selselnya aktif
membelah secara mitosis, yang disebut jaringan meristem primer. Aktivitas sel-sel
jaringan meristem primer menyebabkan pertumbuhan memanjang pada bagian ujung
batang maupun ujung akar. Proses pertumbuhan memanjang pada ujung akar dan
ujung batang disebut pertumbuhan primer. Pertumbuhan memanjang pada batang
dapat diukur secara kuantitatif dengan menggunakan alat auksanometer (busur
tumbuh). Tumbuhan memiliki dua titik pertumbuhan primer, yaitu
a. Titik tumbuh akar
Titik tumbuh akar merupakan bagian jaringan meristem akar yang dilindungi
oleh tudung akar (kaliptra). Berdasarkan aktivitas sel dan struktur jaringannya, titik
tumbuh akar dibagi menjadi tiga daerah, yaitu
3
1) Zona pembelahan sel
Zona pemebelahan sel tersusun dari kumpulan sel yang berukuran kecil, berdinding
tipis, berbentuk seragam, dan sel-selnya aktif membelah secara cepat.
2) Zona memanjang sel
Zona memanjang sel terletak di belakang zona pembelahan sel-selnya memanjang
sampai berukuran sepuluh kali panjang semula sehingga mendorong ujung akar. Sel-
sel penyusunnya tampak berbeda baik ukuran maupun bentuknya.
3) Zona diferensiasi (pematangan) sel
Zona diferensiasi (pematangan) sel menunjukan perbedaan bentuk dan ukuran sel-sel
yang semakin jelas. Dinding sel mengalami penebalan karena terjadi penimbunan
substansi material di bagian dalamnya. Pada zona ini, terjadi proses organogenesis
dan lapisan epidermis akar telah memiliki rambut-rambut akar untuk menyerap
garam-garam mineral.
Jaringan primer akan terbentuk dari ketiga jenis jaringan meristem primer sebagai
berikut
1) Protoderm, yaitu meristemm primer yang terletak paling luar dan akan
membentuk epidermis.
2) Prokambium, terletak di bagian paling dalam, akan menjadi stele (silinder
pusat) yang terdiri atas perisikel, berkas pembuluh xilem dan floem. Dari lapisan sel-
sel perisikel, dapat tumbuh akar lateral (samping).
3) Meristem dasar, terletak di antara protoderm dan prokambium, akan
membentuk jaringan dasar, yaitu sel-sel parenkim pengisi korteks.
b. Titik tumbuh batang
Titik tumbuh batang merupakan bagian jaringan meristem pada ujung batang dengan
tunas berupa kuncup. Kuncup tersusun dari sejumlah daun kecil yang menyelubungi
pusat kuncup. Pada bagian paling ujung, terdapat meristem apikal berupa massa sel
berbentuk seperti kubah. Meristem apikal akan menjadi meristem primer (protoderm,
prokambium, dan meristem dasar). Pada sisi-sisi meristem apikal, muncul primordia
daun muda. Titik tumbuh batang tidak memiliki pelindung khusus seperti pada ujung
akar, tetapi jaringan pembalut bakal daunnya berfungsi sebagai pelindung. Sama
seperti akar ,pertumbuhan batang jug adibagi menjadi zona pembelahan,zona
memanjang ,dan zona diferensiasi.
3. Pertumbuhan sekunder
Batang tumbuhan menjadi besar karena mengalami pertumbuhan sekunder.
Pertumbuhan sekunder merupakan hasil hasil aktivitas jaringan meristem sekunder,
yaitu kambium pembuluh dan kembium gabus (felogen). Floem sekunder dan
jaringan di luarnya berkembang menjadi kulit. Untuk itu, tumbuhan membentuk
jaringan pelindung baru yang dihasilkan oleh kambium gabus (felogen). Sel-sel
kambium gabusa akan membelah ke arah luar membentuk felem dan ke arah dalam
membentuk feloderm. Ketiga jaringan sekunder felem, felogen, dan feloderm secara
kolektif disebut periderm. Felem merupakan lapisan gabus yang terdiri atas sel-sel
mati yang mengandung suberin (bahan berlilin) pada dinding selnya sehingga kedap
air dan udara. Sementara itu, feloderm merupakan korteks sekunder yang terdiri atas
sel-sel hidup dan tidak mengandung suberin.
4
D. Faktor Yang Mempengruhi Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan
2. Air
Air diperlukan oleh tumbuhan dalam jumlah besar. Tanpa air tumbuhan tidak bisa
hidup. Fungsi air bagi tumbuhan adalah sebagai berikut
Pelarut zat-zat yang diperlukan oleh tumbuhan.
Bahan dasar untuk reaksi biokimia.
Sebagai medium berlangsungnya reaksi metabolisme.
Menjaga tekanan turgor dinding sel dan agar tidak kekeringan.
Berperan dalam proses transportasi ke seluruh bagian tumbuhan.
Mengedarkan hasil fotosintesis ke seluruh bagian tumbuhan.
Untuk proses transpirasi (penguapan) dan fotosintesis.
5
6. Cahaya
Selain berpengaruh langsung terhadap proses fotosintesis, cahaya matahari juga
berpengaruh terhadap pertumbuhan. Pengaruh cahaya matahari terhadap pertumbuhan
dapat diamati dengan membandingkan satu jenis tumbuhan yang tumbuh di daerah
terang dengan tumbuhan sejenis yang tumbuh di tempat yang kurang cahaya (tempat
gelap). Tumbuh-tumbuhan tersebut akan memiliki laju pertumbuhan dan bentuk tubuh
yang berbeda.
Cahaya matahari berperan dalam mengendalikan hampir semua tahap pertumbuhan
mulai dari perkecambahan, pertumbuhan batang dan daun, hingga respons gerak
tumbuhan. Tumbuhan yang diletakkan di tempat gelap akan tumbuh lebih cepat
daripada yang diletakkan di tempat yang terkena cahaya matahari. Pertumbuhan
tumbuhan yang lebih cepat jika berasa di tempat gelap disebut etiolasi. Tumbuhan
akan membelok ke arah cahaya matahari karena hormon pertumbuhan auksin
sebagian akan rusak jika terkena cahaya matahari. Pertumbuhan batang yang terkena
cahaya akan lambat dan tidak seimbang dengan pertumbuhan yang cepat pada bagian
batang yang tidak terkena cahaya matahari sehingga batang tersebut tumbuh
membelok.
7. Suhu
Salah satu faktor yang memengaruhi lerja enzim adalah suhu. Suhu yang surang
sesuai akan menyebabkan kerja enzim di dalam sel-sel kurang optimal sehingga
proses metabolisme akan terganggu.
8. Kelembapan
9. Gravitasi
Pertumbuhan pada tumbuhan memperlihatkan respons terhadap gravitasi.
Pertumbuhan akar menunjukkan respons gravitasi postitif sedangkan pertumbuhan
tunas menunjukkan respons gravitasi negatif. Jika tumbuhan diletakkan pada posisi
miring, tunas akan tumbuh membengkok ke atas dan akar akan tumbuh membengkok
ke bawah.
10. Sentuhan
Pada tumbuhan yang merambat, misalnya anggur dan mentimun, pada umumnya
mempunyai organ pelilit berupa sulur. Sulur tersebut pada awalnya tumbuh lurus,
tetapi akan tumbuh melilit jika menyentuh sesuatu. Sentuhan akan menghambat
pertumbuhan sel-sel, sehingga terjadi perbedaan laju pertumbuhan antara sel yang
terkena sentuhan dengan sel-sel yang tidak terkena sentuhan.
11. Organisme parasit dan herbivora
Organisme parasit pada tumbuhan dapat berupa virus, bakteri, dan jamur. Organisme
parasit tersebut mengambil sari makanan dari tumbuhan inang sehingga tumbuhan
inang yang ditumpangi akan terganggu pertumbuhan dan perkembangannya, bahkan
dapat mengalami kematian.
6
b. Faktor dalam (internal)
Faktor dalam (internal) yang memngaruhi pertumbuhan bersumber dari dalam
tumbuhan itu sendiri, yaitu gen dan hormon. Gen berfungsi mengatur reaksi kimia
dalam sel terutama reaksi sintesis protein dan enzim sehingga memengaruhi bentuk
dan ukuran tumbuhan. Sementara itu, hormon merupakan substansi yang sangat aktif
dalam proses metabolisme. Hormon pada tumbuhan (fitohormon) antara lain
1. Auksin
Hormon auksin (auxine = meningkatkan) ditemukan pertama kali oleh Frits Warmolt
Went, ahli fisiologi dari Belanda pada tahun 1928. Auksin disebut juga IAA (indole
acetic acid), dapat ditemukan pada ujung batang dan akar, kuncup daun (daun muda),
embrio tanaman (lembaga), serta serbuk sari yang sedang tumbuh menjadi buluh
serbuk.
2. Giberelin
Hormon giberelin (GA, gibberellic acid/ asam giberelat) pertama kali ditemukan pada
tahun 1926 oleh ilmuwan Jepang Eiichi Kurosawa. Hormon giberelin diperoleh dari
hasil ekstraksi jamur parasit Gibberella fujikuroi. Jamur tersebut menyebabkan
penyakit “benih bodoh” (bakanae) pada tanaman padi, dengan gejala tanaman tinggi
kurus luar biasa sehingga roboh sebelum dewasa.
3. Gas etilen
Pada mulanya, gas etilen ditemukan sebagai hasil samping pembakaran kurang
sempurna pada minyak tanah. Gas tersebut mampu memeram buah dalam lumbung.
Gas etilen juga ditemukan pada buah yang sudah cukup tua. Gas etilen disebut juga
gas karbit yang saat ini sering digunakan untuk memeram buah-buahan agar cepat
masak.
4. Sitokinin
Sitokinin dikenal sebagai hormon antipenuaan. Daun yang dipotong dan direndam
dengan sitokinin, akan lebih lama bertahan hijau daripada daun yang tidak direndam.
Sitokinin sering digunakan untuk menjaga kesegaran bunga dengan cara
disemprotkan.
5. Asam absisat
Asam absisat (ABA, abscisic acid) merupakan hormon yang memperlambat atau
menghentikan pembelahan dan pemanjangan sel.
6. Kalin
Kalin adalah hormon tumbuhan yang dapat memacu pembentukan organ tertentu,
misalnya akar, batang, daun, dan bunga. Jenis-jenis kalin
a. Filokalin, berfungsi memacu pertumbuhan daun.
b. Kaulokalin, berfungsi memacu pembentukan batang.
c. Rizokalin, berfungsi memacu pembentukan akar.
d. Antokalin (florigen), berfungsi memacu pembentukan bunga.
7. Asam traumalin
Asam traumalin berfungsi memacu pembelahan sel pada bagian tumbuhan yang
mengalami luka. Peristiwa penutupan luka ini hanya terjadi pada tumbuhan dikotil.
Pada tumbuhan monokotil, tidak akan terjadi penutupan luka jika batang tumbuhan
terluka.
7
BAB IV
PERCOBAAN
Cara kerja
1. Pilih 15 butir biji kacang hijau yang bagus, berisi, tidak kisut, dan tenggelam jika
dimasukkan kedalam air.
2. Rendam biji kacang hijau dalam mangkok berisi air selama 1 jam.
3. Basahi kapas dengan air.
4. Letakkan kapas tersebut ke dalam gelas plastik.
5. Masukkan masing-masing 5 butir biji kacang hijau ke dalam gelas plastik.
6. Beri label pada masing-masing gelas plastik dengan tulisan “panas”,
“normal”, dan “dingin”.
7. Letakkan masing-masing gelas di tempat yang berbeda. Gelas berlabel dingin
diletakkan di freezer kulkas, gelas berlabel normal letakkan di jendela ruang makan, dan gelas
berlabel panas letakkan di belakang kulkas.
8. Lakukan penyiraman rutin.
9. Setiap hari masing-masing biji kecambah di setiap gelas diukur tingginya menggunakan
benang dan penggaris. Amati perubahan yang terjadi pada masing-masing gelas.
10. Tulis hasil pengamatan.
8
B. Hasil Percobaan
9
Tabel Perubahan fisik pada Perkecambahan Kacang Hijau
Hari Perubahan
ke
Normal Panas Dingin
1 Berkecambah Berkecambah Kapas Berkecambah
Kapas mengering menjadi sangat kecil
kering
2 Tumbuh Berkecambah semakin Kapas lembab
Kapas lembab dan masih basah
besar
Kapas menjadi kering
3 5 biji tumbuh tinggi Mulai tumbuh tinggi
Kapas lembab Kapas sangat kering
Mulai muncul daun hijau Terdapat warna coklat
di kapas dan batang
10
Tabel Pengamatan
No. Pengamatan Suhu normal Suhu panas Suhu dingin
(35oC) (42oC) (5oC)
1 Hari saat biji Berkecambah Berkecambah Berkecambah
mulai dengan baik dengan baik kecil
berkecambah
3 Jumlah 5 4 0
kecambang
yang hidup
setelah 6 hari
C. Pembahasan
Kacang hijau yang diletakkan di suhu normal pertumbuhan dan perkembangannya jauh
lebih baik dari kacang hijau yang diletakkan di suhu dingin dan panas. Dibuktikan dengan
kacang hijau yang diletakkan di suhu normal lebih cepat berkecambah, lebih tinggi, dan terlihat
kondisinya jauh lebih sehat. Selain itu, batang kacang hijau pada suhu normal lebih kuat,
daunnya berwarna hijau segar dan besar. Percobaan ini secara langsung berkaitan dengan enzim
yang memengaruhi metabolisme pada tumbuhan.
11
Enzim akan bekerja secara optimal pada suhu optimumnya, suhu optimum sebagian besar
enzim yakni 35oC-40oC. Pada suhu di bawah 0oC enzim tidak dapat bekerja dan pada suhu
tinggi enzim akan rusak. Tentu ini akan memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
tumbuhan terutama kacang hijau pada percobaan ini. Ketika kacang hijau lain di tempatkan di
suhu dingin dan panas ini menyebabkan enzim tidak dapat bekerja maskimal karena tidak
berada pada suhu optimumnya.
Akibatnya pertumbuhan dan perkembangan kacang hijau terhambat.
Jawaban
1. Variabel kontrol : kacang hijau ditempatkan di gelas plastik dengan jumlah yang sama,
disiram setiap hari dengan kadar dan jenis air yang sama. Kapas yang digunakan pun
jenis dan ukurannya sama.
Variabel bebas : suhu udara
Variabel terikat : pertumbuhan dan perkembangan kacang hijau
2. Ada. Menurut saya variabel pengganggu yang paling tampak selama penelitian ini
adalah pengaruh intensitas cahaya. Kacang hijau yang diletakkan di belakang kulkas
batangnya membengkok ke arah tempat yang berintensitas cahaya lebih terang.
12
3. Hasil perbandingan
a. Yang lebih cepat mulai berkecambah adalah biji kacang hijau yang diletakkan
di suhu udara normal.
b. Kecepatan pertumbuhannya sangat terlihat. Biji kacang hijau yang diletakkan
di suhu normal pertumbuhannya sangat cepat dan sehat.
c. Dari ketiga jenis percobaan, yang kecambahnya lebih banyak hidup adalah
kacang hijau yang diletakkan di suhu normal.
4. Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa suhu udara
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan karna
memengaruhi kerja enzim pada tumbuhan. Sebaiknya dalam menanam tumbuhan
selalu menjaga keadaan suhu udara agar enzim pada tumbuhan dapat bekerja secara
maksimal dan tumbuhan dapat tumbuh dengan baik.
Tempatkanlah tanaman pada ruangan yang bersuhu kamar, sesuai dengan suhu
optimum enzim, yakni 35oC-45oC.
13
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari penelitian yang kami lakukan, dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan kecambah
dipengaruhi oleh suhu medium. Dimana kacang kacang hijau tersebut akan tumbuh
dengan baik pada suhu yang optimal yaitu 35 derajat C- 45 derajat C . Dalam penelitian
ini juga dapat disimpulkan, kecambah yang ditanam pada medium bersuhu lebih rendah
dari suhu ruangan akan cepat berkecambah. Selain suhu udara masih banyak faktor lain
yang memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Begitupun dengan
pertumbuhan dan perkembangan hewan dan manusia, tidak dapat lepas dari faktor-faktor
yang memengaruhinya. Agar pertumbuhan dan perkembangan berjalan dengan baik perlu
adanya keseimbangan dan kesesuaian antar faktornya. Cara adaptasi dari setiap kacang
hijau yang berbeda sehingga pertumbuhan kacang hijau perharinya menjadi tidak
konsisten.
B. Saran
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
14
GAMBAR PENGAMATAN
15