Oleh :
INDAH ZIAN NINGRUM
NIM. 1906124524
Asisten:
DIAJENG SRIYANA SARASWATRI
WINDY SABILLIANI
nabati, salah satunya adalah sayuran. Sayuran merupakan sebutan umum bagi
bahan pangan asal tumbuhan yang biasanya mengandung kadar air tinggi dan
dikonsumsi dalam keadaan segar atau setelah diolah secara minimal. Sayuran
pangan yang baik karena mengandung vitamin dan mineral, antara lain
pangan yang banyak mengandung zat gizi dan bermanfat bagi manusia. Selain
tubuh.
spesies BAL. Sayuran ini diolah dengan cara menggunakan garam sebagi zat
berdasarkan atribut mutu (warna, ukuran, bentuk). Demikian juga dengan wortel
dan kubis. Kubis dan wortel dengan grade tinggi umumnya menjadi incaran utama
supermarket atau hotel-hotel. Adapun wortel dan kubis grade rendah mempunyai
nilai jual yang rendah dan hanya dipasarkan di pasar tradisional (Nakdiyani dan
Batubara, 2019).
Kubis dan wortel grade rendah dapat diolah menjadi sauerkraut untuk
memberikan nilai tambah. Sauerkraut adalah acar sayur kubis. Kubis dibersihkan,
dikeluarkan bagian yang cacat, sakit dan kotor, dicuci kemudian iiris selebar kira-
kira 5 mm, dengan proses yang dimulai oleh bakteri Leuconostoc mesenteroides,
lalu diteruskan oleh spesies yang lebih tahan terhadap keadaan yang lebih asam
Pembuatan Sauerkraut.
1.2 Tujuan
Tujuan dari pratikum ini adalah untuk mengetahui cara pengolahan atau
2. 1 Sauerkraut
ini diolah dengan cara peragian dan menggunakan garam sebagi zat pengawetnya.
asamnya diperoleh dari proses fermentasi sakarida (gula) yang terdapat dalam
bahan baku oleh bakteri asam laktat. Asam yang dihasilkan berkisar pada rentang
1,5 ± 2,0 % pada akhir fermentasi dan di identifikasi berupa asam laktat.
flavour karena penyebab kerusakan yaitu khamir dan kapang masuk ke dalam
rasanya yang asam-asam segar disajikan dengan hidangan utama berupa sosis
2.2 Kubis
musim. Bentuk daunnya bulat telur sampai lonjong dan lebar seperti kipas. Sistem
perakaran kubis agak dangkal, akar tunggangnya segera bercabang dan memiliki
banyak akar serabut. kubis merupakan sayuran ekonomis dan serbaguna yang
mudah ditemukan dan memberikan nilai gizi yang sangat besar. Kubis kaya akan
fitonutrien dan berbagai vitamin seperti vitamin A, B, dan C. Ini semua adalah
Di Indonesia tanaman kubis atau kol merupakan salah satu jenis sayuran
Umumnya dapat ditanam di hampir semua jenis tanah, idealnya yaitu tanah liat
berpasir yang memiliki kandungan organik yang cukup dan ber pH kisaran 6,0.
Suhu optimum untuk tanaman kubis yaitu didaerah dingin antara 15℃ - 25℃.
Tanaman kubis (Brassica oleracea L. var. capitata L.) memiliki bentuk kepala
bulat dan kompak mirip seperti kepala berdiameter dapat mencapai lebih dari 20
lebih, daun berwarna hijau berukuran besar dan panjang mencapai lebih dari 50
2.3 Wortel
Wortel (Daucus carota L) adalah jenis sayuran yang berwarna kuning kemerahan
atau jingga kekuningan dengan tekstur yang mirip seperti kayu (Amiruddin,
2013). Bagian yang dapat dimakan dari wortel adalah bagian umbi atau akarnya.
Wortel memiliki batang yang pendek, akar tunggang yang bentuk dan fungsinya
berubah menjadi umbi bulat dan memanjang. Kulit umbi wortel tipis dan jika
dimakan mentah terasa renyah dan agak manis (Andarwulan et al., 2011).
Gambar 1. Morfologi Wortel (Berta et al., 2017)
Menurut Edwar (2014) wortel termasuk dalam divisi Embryophyta
mempunyai susunan bentuk mirip dengan payung dan pertama kali ditemukan di
Eropa bagian selatan, Afrika utara di perbatasan Asia. Wortel juga termasuk
dalam genus Daucus dan spesies Daucus carota L, yang telah lama
baik pada daerah yang mempunyai suhu berkisar antara 16°C – 21°C. Wortel
dapat tumbuh dengan optimal pada tanah yang mempunyai struktur remah,
gembur dan kaya akan humus dengan pH berkisar antara 5,5 – 6,5 (Gandi, 2016).
aroma yang khas dari wortel dan akar tunggangnya menyimpan gula dalam
jumlah yang cukup banyak. Gula-gula yang terdapat pada wortel umumnya terdiri
dari sukrosa, glukosa, fruktosa dan maltosa. Menurut Hutagalung et al., (2016),
kandungan gula dan asam amino pada wortel tergantung dari jenis varietas wortel,
dengan payung dan pertama kali ditemukan di Eropa bagian selatan, Afrika utara
di perbatasan Asia. Wortel juga termasuk dalam genus Daucus dan spesies
(2010), garam dapat menarik air keluar dari buah-buahan yang mengandung
padatan terlarut seperti protein, karbohidrat, mineral, dan vitamin yang penting
bagi bakteri asam laktat. Garam juga membantu mengontrol mikroflora selama
fermentasi yang dapat bersaing dengan mikroba yang diinginkan, terutama bakteri
proteolitik, bakteri aerob, dan bakteri pembentuk spora (Prayoga, 2014). Garam
tidak diinginkan.
Pada tahap ini bakteri asam laktat yang sesungguhnya mulai berperan
dalam proses fermentasi dan akan mencapai puncak pertumbuhan pada hari
fermentasi terlalu rendah, maka yang terjadi selanjutnya adalah proses pelunakan
Enzim ini berfungsi untuk mendegradasi molekul pektin yang banyak ditemukan
pada sel tananaman. Sebaliknya apabila jumlah garam yang terlalu banyak justru
digunakan untuk pembuatan pikel adalah 5-8% . Konsentrasi garam sebesar itu
dirumah masing-masing secara via daring daring melalui Google Meet pada hari
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah kubir, garam dan
wortel.
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah baskom, jar kaca, pisau
dan talenan.
Dirajang tipis sebesar 2-5 mm kubis dan wortel, lalu dimasukkan kedalam
baskom
Hasil
IV HASIL DAN PEMBAHASAN
lain sebagai starter (inoculum) atau ragi, karena bakteri asam laktat sudah ada
pada kubis. Oleh karena itu garam mempunyai peran yang penting terhadap mutu
menambahkan garam konsentrasi tertentu pada irisan kubis (Ika dan Yenny,
kubis, wortel dan penambahan garam. Berdasarkan pratikum yang telah dilakukan
utama sebelum panelis mengenal dan menyukai sifat-sifat lainnya. Tabel di atas
hampir semuanya sama hanya ada sedikit yang berbeda. Pada warna semua
kelompok memiliki range yang sama yaitu 2 (putih kekuningan). Warna tersebut
terbentuk dari penambahan garam pada kubis dan wortel. Hal tersebut sependapat
dengan penelitian Hayati et al, (2017) bahwa variasi konsentrasi garam
bepengaruh sangat nyata terhadap warna sauerkraut. Hal ini menunjukkan variasi
Sauerkraut dapat bertahan lama dan memiliki rasa yang cukup asam, hal
ini terjadi disebabkan oleh bakteri asam laktat yang terbentuk saat garam di dalam
(sangat asam). Hal tersebut sejalan dengan penelitian Nakdiyani dan Batubara
ditambahkan
bau asam, begitupun aroma yang ditimbulkan dari hasil fermentasi sauerkraut
yaitu bauasam, aroma asinan sayur pada umumnya. Berdasarkan tabel yang
diperoleh pada kelompok 2,3,4,5,dan 6 memili range yang sama yaitu 5 ( sangat
kuat aroma asam) sedangkan pada kelompok 1 (agak beraroma asam). Namun,
yang menjadi ciri khas aroma dari sauerkraut sendiri yaitu aroma dari bahan baku
untuk pembuatan sauerkraut masihada. Saurkraut yang telah dibuat berbahan baku
kubis, sehingga aroma sayur kubis masih ada pada produk hasil fermentasi ini.
kelompok yaitu kelompok 1,2, dan 6 yaitu 3 (agak renyah), kelompok 3 dan 5
yaitu 4(renyah), dan kelompok 4 yaitu 5 (sangat renyah). Hal ini terjadi karena
kandungan air yang ada dalam sayur kol terdorong keluar, sehingga menghasilkan
air walaupun sedikit dan membuat tekstur pada sauerkraut beragam. Menurut
Nakdiyani dan Batubara (2019) menyatakan bahwa hal ini disebababkan karena
tekstur yang semakin tidak renyah dan lembek. Dipengaruhi oleh penambahan
garam yang memperoleh kandungan air pada sauerkrauet. Konsistensi lunak yang
tertutup rapat dan pelumuran garam yang tidak merata (Koswara, 2013). Faktor-
V KESIMPULAN
Kesimpulan yang diperoleh dari pratikum ini adalah sauerkraut merupakan
atau ragi, karena bakteri asam laktat sudah ada pada kubis. Maka dari itu
Universitas Haluoleo
Rakyat. Jakarta.
Sebelas Maret.
Edwar, H. 2014. Pengaruh Penambahan Sari Daun Sirsak Terhadap Karakteristik
Hayati, R., Fadhil, R., & Agustina, R. (2017). Analisis kualitas sauerkraut (asinan
34.Cendikia.
terhadap Sifat Fisik dan Kimia dari Sayuran Kering Wortel yang
Buah Nanas dengan Bubur Wortel dan Jenis Zat Penstabil terhadap
58-64.
Praktek). eBookPangan.com.
Mika, M. 2010. Pengaruh Jenis Bakteri Asam Laktat dan Lama Fermentasi
Universitas Lampung.
Prayoga, Deska. 2014. Kandungan Gula Pereduksi pada Ubi Kuning, Bilangan
Hidayatullah.
20(1): 95-108.
Richana, Nur. 2013. Mengenai Potensi Ubi Kayu & Ubi Jalar. Bandung: Nuansa.
LAMPIRAN
Gambar 2. Pengupasan
Gambar 6. Pengadukan