Penyusun : Kelompok VI
Kelas : XII IPA 1
Segala puji hanya bagi Allah semata.Berkaitan dengan terselesaikannya Laporan Praktikum untuk materi
Bioteknologi dengan sub bab pembahasan “Bioteknologi Kenvensional “ sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan. Walaupun, di dalam makalah ini masih banyak kekurangan baik dari segi materi, diksi, penulisan
kata hingga penggunaan font. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada guru pembimbing mata pelajaran
Biologi yang sebelumnya telah memberikan pendahuluan-pendahuluan tentang laporan yang akan dibuat. Dan
juga teman-teman XII.IPA 1 yang telah memberikan beberapa dorongan dalam penyusunan laporan ini.
Kritik,saran,tanggapan maupun masukan lainnya sangat kami perlukan guna perbaikan untuk pembuatan
laporan selanjutnya. Harapan kami, semoga dengan adanya laporan ini,dapat memberikan manfaat bagi semua
pihak terutama para pelajar dan insan Biologi. Aamiin...!!!
DAFTAR ISI…………………………………………………………....………......ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang…………………………………………………...……1
1.2 Rumusan Masalah………………………………………………...…...2
1.3 Tujuan Praktikum………………………………………………….......2
1.4 Manfaat Praktikum………………………………………………...…..2
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan…………………………………………………………....7
5.2 Saran…………………………………………………………………..7
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………...…….8
LAMPIRAN…………………………………………………………………...……9
BAB 1
PENDAHULUAN
Acar merupakan makanan yang dihasilkan dari proses fermentasi tradisional yang terbuat dari sayuran
seperti kubis, sawi putih, caisim, mentimun, wortel, tomat hijau, lada, terong, dan kacang-kacangan. Acar
adalah salah satu metode mengawetkan makanan dengan menggunakan proses fermentasi yaitu mengkonversi
gula menjadi asam oleh mikroorganisme (bakteri asam laktat atau BAL) (Nurul dan Asmah, 2012).
Acar termasuk kategori makanan pelengkap yang merupakan hasil dari fermentasi dari timun, wortel,
nanas, bawang merah, dan cabai yang memiliki banyak kelebihan untuk tubuh kita, namun jangan dikonsumsi
secara terlalu sering karena dapat membahayakan pencernaan. Acar memiliki kelebihan yaitu rendah kolestrol
dan kalori serta mengandung gizi yang cukup banyak walaupun dibuat dengan cara fermentasi, tetapi hal
tersebut tidak merubah kandungan serat pada sayuran yang digunakan tidak akan menghilang. Acar
mengandung zat besi, vitamin C dan K. Hal tersebut dapat membantu tubuh dalam menyerang molekul yang
akan merusak sel kearah jantung maupun kanker. Mengkonsumsi acar pula dapat meningkatkan dan mengatur
jumlah cairan yang dibutuhkan oleh tubuh.
Fermentasi adalah salah satu bagian dari bioteknologi yang menggunakan mikroorganisme sebagai pemeran
utama dalam prosesnya (Fardiaz, 1989).
Fermentasi makanan berdasarkan peran sumber mikroorganisme dalam proses fermentasi dapat dibagi
menjadi dua jenis yaitu; fermentasi spontan dan fermentasi non spontan. Fermentasi spontan merupakan
fermentasi makanan yang tidak ditambahkan mikroorganisme sebagai kultur stater dalam proses
pembuatannya, sedangkan fermentasi non spontan merupakan fermentasi makanaan yang menambahkan
mikroorganisme sebagai kultur stater dalam proses pembuatanannya. Dalam fermentasi spontan,
mikroorganisme akan aktif berkembang serta mengubah makanan yang difermentasi terebut menjadi produk
yang diinginkan. Pada umumnya proses fermentasi spontan terdapat jumlah dan jenis mikroba aktif yang
beraneka ragam dan mengakibatkan mutu akhir dari hasil produk berbeda-beda (tidak menentu) (Winarno dan
Fardiaz, 1980).
Dalam proses pengolahan bahan pangan, fermentasi asam laktat memiliki peran yang penting karena
bakteri asam laktat merupakan mikrobia yang secara alami maupun sengaja ditambahkan dalam berbagai jenis
bahan pangan. Bakteri ini mudah beradaptasi dengan lingkungan hidupnya. Secara biokimia, bakteri asam
laktat tidak bergantung dari siklus krebs dan sistem transpor elektron terminal, sehingga dapat hidup
dilingkungan yang memiliki kadar oksigen yang rendah bahkan tidak ada sama sekali (anaerob). Metabolisme
bakteri asam laktat dalam medium pertumbuhannya dapat menghasilkan banyak jenis cita rasa yang berbeda-
beda. Bakteri laktat kelompok heterofermentatif sangat penting dalam menghasilkan cita rasa dan aroma dari
bahan pangan, berbeda dengan bakteri laktat kelompok homofermentatif yang lebih banyak menghasikan
energi. (Platt, 1990).
3.1 Alat
3.2 Bahan
Penilaian
No Nama Responden Warna Aroma Tekstur Rasa
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1 Ibu Anna Susilawati, S.Pd
2 Ibu Darmawati, ST,M.Pd
3 Ibu Hj Idariani, S.Pd
4 Pak Bok Dian Budiman, ST
5 Pak Mahfud, S.Pd
Keterangan: 1. (Sangat Tidak Suka), 2. (Tidak Suka), 3. (Netral), 4. (Suka), dan 5. (Sangat Suka).
4.2 Pembahasan
Selama proses fermentasi, terjadi perubahan warna wortel dari oranye gelap menjadi oranye terang. Selama
fermentasi, sayuran juga menyerap garam dengan cepat hingga mencapai kesetimbangan tertentu dengan
larutan garam disekitarnya.
Peran garam selama fermentasi adalah dapat mencegah tumbuhnya mikroba pembusuk yang tidak
diinginkan, serta berkontribusi memberikan tekstur acar yang tidak terlalu keras, namun tidak terlalu lunak
karena garam dapat mencegah terjadinya pelemahan jaringan pada sayuran.
Tekstur sayuran menjadi lebih lunak dilbandingkan saat masih mentah karena adanya mikroba seperti
Bacillus, Fusarium, Cladosporium, Alternaria, Aspergillus, dan lain-lain, yang dapat menghasilkan enzim
pektinase dan mengurai pektin (seperti dinding kokoh yang memberikan tekstur keras pada permukaan
sayuran mentah) selain itu, tekstur lunak juga dapat disebabkan karena adanya pertumbuhan Bacillus vulgates.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Pada praktikum kali ini yaitu acar, acar merupakan sayuran yang diawetkan dengan jalan
fermentasi asam. Bakteri atau mikroorganisme yang digunakan adalah Lactobacillus sp,
Streptococcuc sp, dan Pediococcus sp. Mikroorganisme tersebut menggubah zat gula yang terdapat
dalam sayuran menjadi asam laktat. Asam laktat yang terbentuk dapat membatasi pertumbuhan
mikroorganisme lain dan memberikan rasa khas pada sayuran yang difermentasi.
2. Manfaat dari acar itu sendiri antara lain yaitu:
1. Satu sumber untuk hidrasi, acar mengandung natrium, kalium, dan air yang semuanya
penting untuk hidrasi. Acar juga bisa menjadi pilihan untuk sumber elektrolit selain air.
2. Bagus untuk pemulihan setelah olahraga, acar adalah cairan untuk mengisi kembali elektron
yang hilang selama sesi olahrag, selain itu juga acar dapat membatu mengatasi keram otot.
3. Kaya akan probiotik.
4. Sumber vitamin dan antiosidan.
5.2 Saran
Laporan ini merupakan laporan yang berisi informasi dan wawasan mengenai bioteknologi. Sesuai dengan
tujuan dibuatnya laporan ini, kami mengharapkan agar pembaca dapat lebih memahami tentang informasi
yang terkandung dalam laporan ini. Oleh sebab itu, laporan ini sebaiknya dibaca dengan cermat dan teliti agar
pembaca dapat benar-benar memahami isinya dan dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA
Apandi, M. 1986. Teknologi Buah dan Sayuran. Fakultas Pertanian. Universitas Padjajaran, Bandung
Caplice, E. dan Fitzgerald, GF 1999. Fermentasi makanan: peran mikroorganisme dalam produksi dan
pengawetan makanan. Jurnal Internasional Mikrobiologi Pangan 50: 131–149
Daulay, Djundjung dan Ansori, Rahman. 1992. Teknologi Fermentasi Sayuran dan Buah-buahan. Institut
Pertanian Bogor. Bogor.
Febry Harissa Surbakti, Uswatun Hasanah. Identifikasi dan karakterisasi bakteri asam laktat padaacar ketimun
(Cucumis sativus L.) sebagai agensi probiotik. Jurnal Teknologi Pangan Kesehatan(2019) 1(1):31-37.
Hudayana, S dan I. Siti Setiasih Daradjat. 1983. Dasar-dasar Pengawetan 2. Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan. Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan, Jakarta.