PENANGANAN PASCAPANEN
“KERUSAKAN HASIL PERTANIAN SECARA FISIK DAN
KIMIA”
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mata Kuliah Pascapanen
Disusun Oleh:
Nama : Dian Permata Sari
NIM : 4442180112
Kelas : VI-B
JURUSAN AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2021
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah Swt., karena atas rahmat
dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan praktikum Pascapanen
yang berjudul “Kerusakan Hasil Pertanian secara Fisik dan Kimia”. Adapun isi
laporan praktikum ini disusun secara sistematis dan merupakan referensi dari
beberapa sumber yang menjadi acuan dalam penyusunan laporan praktikum.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Kiki Roidelindho, S.TP., M.Sc.
selaku dosen Pascapanen yang telah menjelaskan kepada penulis tentang
praktikum ini. Penulis sangat sadar bahwa laporan praktikum yang penulis buat
masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran dari para
pembaca penulis harapkan agar tugas berikutnya dapat lebih baik lagi.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang........................................................................................1
1.2 Tujuan Praktikum...................................................................................1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................2
2.1 Komoditi Tomat......................................................................................2
2.2 Komoditi Pisang.....................................................................................2
2.3 Komoditi Cabai.......................................................................................3
2.4 Komoditi Jeruk Nipis..............................................................................4
2.5 Komoditi Bayam.....................................................................................4
2.6 Kerusakan Hasil Pertanian......................................................................5
2.7 Kerusakan Hasil Pertanian secara Fisik..................................................6
2.8 Kerusakan Hasil Pertanian secara Kimia................................................7
BAB III METODE PRAKTIKUM.......................................................................8
3.1 Waktu dan Tempat..................................................................................8
3.2 Alat dan Bahan.......................................................................................8
3.3 Cara Kerja...............................................................................................8
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.............................................................10
4.1 Hasil......................................................................................................10
4.2 Pembahasan..........................................................................................12
BAB V PENUTUP................................................................................................14
5.1 Kesimpulan...........................................................................................14
5.2 Saran.....................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................15
LAMPIRAN............................................................................................................1
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2
ditentukan secara visual (warna kulit, ukuran dan tingkat perkembangan buah)
(Muchtadi, 1992).
3
kegiatan mikroba perusak. Proses kontrol temperatur udara pada gudang di
tempat penyimpanan dapat dijadikan salah satu solusi (Wijaya dan I Nyoman,
2013).
4
Tanaman bayam sangat memerlukan tanah yang gembur, subur dan kaya
unsur hara dimana untuk mempertahankan kelembaban tanah dapat diberikan
mulsa sekaligus menekan pertumbuhan gulma. Pemberian pupuk organic
(kescing) dapat meningkatkan pertumbuhan bayam dengan dosis 5 gram/kg
tanah (k2) yang berpengaruh terhadap pertumbuhan, jumlah daun, berat kering
tajuk dan pertumbuhan akar (Tia Setiawati dkk, 2018)
5
dilakukan secara hati-hati. Dalam lingkup yang lebih luas, teknologi pasca
panen juga mencangkup pembuatan bahan (produk) beku, kering, dan bahan
dalam kaleng (Bourne,1999).
Penanganan pasca panen produk hortikultura adalah hal sangat penting
dilakukan mengingat bahan ini cepat rusak dalam waktu relatif singkat. Satu
hal yang layak diusulkan adalah penggunaan sistem penyimpanan terintegrasi
yang dipadukan dengan pendinginan terkontrol dengan transportasi
(moveable storage) sehingga komoditas cepat sampai konsumen dalam
keadaan masih segar (Samad, 2006).
Maka dalam hal untuk menghasilkan produk bermutu dibutuhkan
penanganan pascapanen yang dapat menjaga mutu (fisik), nutrisi dan
keamanan pangan (kimiawi) agar dapat mempertahankan nilai ekonomis dari
suatu produk. Kubis merupakan komoditi yang bersifat mudah rusak
(perishable) dan memenuhi tempat (bulky) sehingga memerlukan penanganan
pascapanen yang tepat untuk mengurangi susut mutu dan memperpanjang
masa simpan namun dengan tetap mempertahankan skala ekonomis dalam
perdagangan (Tarwyati, 2007).
6
2.8 Kerusakan Hasil Pertanian secara Kimia
Besarnya laju respirasi dan metabolism tomat erat kaitannya dengan
suhu penyimpanan (Saiduna dan Madkar, 2013). Kerusakan kimia pada
tomat di penyimpanan suhu ruang lebih tinggi dibandingkan pada suhu
dingin. Penyimpanan suhu dingin akan menghambat aktivitas enzim dan
reaksi-reaksi kimia pada tomat.
Reaksi kimia yang banyak terjadi pada buah tomat adalah reaksi
oksidasi. Adanya reaksi oksidasi dalam tomatmemicu terjadinya proses
pembusukan. Laju pembusukan akan meningkat selama proses pelayuan
(Dhall dan Singh, 2013). Umumnya kerusakan kimia pada tomat
disebabkan adanya aktivitas enzim yang dapat berasal dari tomat itu sendiri
maupun mikroorganisme. Enzim ini memungkinkan rekasi kimia dalam
tomat berlangsung lebih cepat dan mengakibatkan berbagai macam
perubahan pada kandungan nutrisi tomat itu sendiri.
7
BAB III
METODE PRAKTIKUM
8
6. Masing-masing pengamatan dilakukan pada hari penyimpanan ke-0, 2, 4,
dan 6 hari pada suhu kamar. Kemudian dibuat tabel hasil pengamatan dari
masing-masing bahan dengan parameter pengamatan, yaitu kekerasan,
warna, dan bentuk.
7. Didiskusikan secara singkat mengenai hasil-hasil pengamatan tersebut
dengan tingkat kesegaran dari masing-masing bahan.
8. Uji organoleptik, pengamatan dilakukan terhadap kondisi mutu-fisik/visual
sayuran dan buah bahan percobaan secara subjektif selama penyimpanan.
Untuk pengamatan visual-subjektif sayuran bahan percobaan dapat
menggunakan format tabel untuk skoring pada praktikum. Sedangkan
pengamatan visual-objektif terhadap buah dilakukan terhadap tingkat
kekerasan, warna dan pembusukan dengan menggunakan skoring.
9
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Tabel 1. Hasil Uji Organoleptik
Sampel Duplikat (Pengulangan)
Parameter Penyimpanan
(Komoditi) A1 A2 A3
0 hari 3 3 3
2 hari 3 3 2
Tomat
4 hari 3 4 3
6 hari 4 3 2
0 hari 2 2 2
2 hari 3 3 3
Pisang
4 hari 3 3 4
6 hari 3 4 4
0 hari 3 3 3
2 hari 4 4 4
Kekerasan Cabai
4 hari 4 3 3
6 hari 4 4 4
0 hari 2 1 2
2 hari 3 3 3
Jeruk Nipis
4 hari 3 2 2
6 hari 4 4 4
0 hari 2 2 2
2 hari 3 3 3
Bayam
4 hari 3 3 3
6 hari 3 3 2
Warna 0 hari 1 1 1
2 hari 1 1 2
Tomat
4 hari 1 1 2
6 hari 1 1 2
Pisang 0 hari 1 1 1
10
2 hari 2 2 2
4 hari 4 4 4
6 hari 5 5 5
0 hari 1 1 1
2 hari 2 1 1
Cabai
4 hari 3 3 2
6 hari 4 3 2
0 hari 1 1 1
2 hari 3 3 3
Jeruk Nipis
4 hari 4 4 4
6 hari 5 5 5
0 hari 1 1 1
2 hari 2 2 2
Bayam
4 hari 4 4 4
6 hari 5 5 5
0 hari 1 1 1
2 hari 1 2 1
Tomat
4 hari 1 2 1
6 hari 1 4 3
0 hari 1 1 1
2 hari 1 1 1
Bentuk Pisang 4 hari 2 2 2
6 hari 4 4 5
0 hari 1 1 1
2 hari 1 1 1
Cabai
4 hari 2 2 1
6 hari 4 3 2
Jeruk Nipis 0 hari 1 1 1
2 hari 1 1 1
4 hari 1 2 2
6 hari 3 2 4
11
0 hari 1 1 1
2 hari 2 2 2
Bayam
4 hari 3 3 3
6 hari 4 4 5
Keterangan:
Skoring Visual Objektif
4.2 Pembahasan
Pada praktikum ini dilakukan pengamatan pascapanen produk hasil
pertanian, yaitu tomat, pisang, cabai, jeruk nipis, dan bayam. Masing-masing
produk hasil pertanian diamati setiap hari ke 0, 2, 4, dan 6 hari. Dalam
pengamatan diamati kekerasan, warna, dan bentuknya.
Pada tabel 4.1 dapat memberikan informasi bahwa tingkat kebusukan
produk hasil pertanian pada komoditi yang berbeda, maka akan berbeda pula
tingkat kebusukannya. Pada tingkat kekerasan, sangat keras ada pada jeruk
nipis sampel (A2). Pada tingkat perubahan warna dan perubahan bau juga
berbeda pada produk hasil pertanian. Dari berbagai praktikum dapat diketahui
bahwa buah dan sayur yang cepat dalam kebusukannya adalah pisang dan
bayam.
Kerusakan hasil pertanian yang akan dibahas disini adalah kerusakan hasil
pertanian secara fisik dan kimia. Kerusakan hasil pertanian secara fisik
biasanya dapat dilihat dari perubahan warna dan bentuknya. Hal ini sesuai
pernyataan Yuniastri dkk. (2020) yangmenyatakan bahwa kerusakan hasil
pertanian secara fisik pada tomat bersifat subjektif. Parameter yang
digunakan meliputi kenampakan, tekstur, dan warna. Parameter bau atau
aroma erat hubungannya dengan proses kerusakan biologi. Karakteristik
kerusakan fisik pada tomat bersifat subjektif. Parameter yang
12
digunakan meliputi kenampakan, tekstur, dan warna. Parameter bau atau
aroma erat hubungannya dengan proses kerusakan biologi
13
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil praktikum yang telah diamati dapat diambil kesimpulan bahwa
tingkat kerusakan atau kebusukan bahan pangan hasil pertanian yang telah
disimpan selama beberapa hari pada suhu kamar dibandingkan dengan bahan
yang masih segar sudah pasti mengalami perubahan, namun di setiap jenis
komoditi produk pertanian yang berbeda baik itu buah maupon sayur juga
mengalami tingkat kerusakan yang berbeda-beda.
5.2 Saran
Praktikum kali ini berjalan dengan baik dan lancar. Hanya saja mungkin
karena kondisi yang masih pandemi, praktikum dilakukan dengan hati-hati
dengan protocol kesehatan.
14
DAFTAR PUSTAKA
15
Muhtadi, D., Anjarsari, B. 1995. Meningkatkan Nilai Tambah Komoditas
Sayuran. Prosiding.
Rumahrupute, Boetie. 2007. Pengembangan dan Pascapanen Pisang (Musa Sp).
Prosiding Seminar Nasional. Maluku: Universitas Pattimura.
Samad, M. Yusuf. 2006. Pengaruh Penanganan Pascapanen terhadap Mutu
Komoditas Hortikultura. Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia. Vol. 8(1):
31-36.
Sumardiono, Siswo, Mohamad Basri, dan Rony. Pasonang Sihombing. 2009.
Analisis Sifat-Sifat Psiko-Kimia Buah Tomat (Lycopersicon Esculentum)
Jenis Tomat Apel, Guna Peningkatan Nilai Fungsi Buah Tomat sebagai
Komoditi Pangan Lokal. Semarang: Universitas Diponegoro.
Tonucci, L., M.J. Holden, G.R. Beecher, F. Khacik, C.S. Davis, and G
Mulokozi. 1995. Carotenoid Content of Thermally Processed Tomato
based Food Product. J. Agric, Food Chem. Vol. 43(2): 579-586.
Wijaya, William Dwi dan I Nyoman Sutapa. 2013. Upaya Pengurangan
Tingkat Kecacatan Cabai Pascapanen pada Jalur Rantai Pasok. Jurnal
Titra. Vol. 1(2): 253-255.
Winarno, F. G..1991. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Yuniastri, Ratih, Ismawati, Vika Milkatil Atkhiyah, dan Khalid Al Faqih. 2020.
Karakteristik Kerusakan Fisik dan Kimia Buah Tomat. Journal of Food
Technology and Agroindustry. Vol. 2(1): 1-8.
16
LAMPIRAN
Hari ke-0
Hari ke-2
1
Hari ke-4
Hari ke-6