Dosen Pengampu :
Oleh :
KELOMPOK VI
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas Makalah Bioenterpreneur Dalam Bidang
Mikrobiologi dengan tepat waktu.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Bioenterpreneur. Penulisan
makalah ini dapat terselesaikan atas bantuan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun
tidak langsung. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
Penulis menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, penulis mengharap kritik dan saran yang membangun untuk kemajuan penulisan
dan perbaikan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pihak terkait.
Pemakalah
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN
1.3 Tujuan 2
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan 40
3.2 Saran 40
DAFTAR PUSTAKA 41
ii
BAB I
PENDAHLUAN
Jika kita membahas mengenai mikrbiologi maka kita akan terkait pada materi
mikroorganisme. Dimana mikrorganisme ini sendiri merupakan jasad hidup yang mempunyai
ukuran sangat kecil dan setiap sel tunggal mikroorganisme memiliki kemampuan untuk
melangsungkan aktivitas kehidupan antara lain dapat mengalami pertumbuhan, menghasilkan
energi dan bereproduksi dengan sendirinya.
1
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Tempe
Tempe merupakan makanan yang terbuat dari kacang kedelai, komposisi gizi tempe
baik kadar protein, lemak, dan karbohidratnya tidak banyak berubah dibandingkan kedelai.
Namun, karena proses fermentasi zat gizi tempe lebih mudah dicerna, diserap, dan
dimanfaatkan tubuh dibandingkan dengan yang ada dalam kedelai. Kedelai mengandung
protein 35 % bahkan pada varitas unggul kadar proteinnya dapat mencapai 40 – 43 %.
Dibandingkan dengan beras, jagung, tepung singkong, kacang hijau, daging, ikan segar, dan
telur ayam, kedelai mempunyai kandungan protein yang lebih tinggi, hampir menyamai
kadar protein susu skim kering. Tempe adalah makanan yang populer di negara kita.
Meskipun merupakan makanan yang sederhana, tetapi tempe mempunyai atau mengandung
sumber protein nabati yang cukup tinggi. Tempe terbuat dari kedelai dengan bantuan
jamur Rhizopus sp. Jamur ini akan mengubah protein kompleks kacang kedelai yang sukar
dicerna menjadi protein sederhana yang mudah dicerna karena adanya perubahan-perubahan
kimia pada protein, lemak, dan karbohidrat.
1. Oksigen
Oksigen dibutuhkan untuk pertumbuhan kapang. Aliran udara yang terlalu
cepat menyebabkan proses metabolisme akan berjalan cepat sehingga dihasilkan
panas yang dapat merusak pertumbuhan kapang. Oleh karena itu apabila
digunakan kantong plastik sebagai bahan pembungkusnya maka sebaiknya pada
1
Koswara, Sutrisno. 1995. Teknologi Pengolahan Kedelai. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan
3
kantong tersebut diberi lubang dengan jarak antara lubang yang satu dengan
lubang lainnya sekitar 2 cm.
2. Uap air
Uap air yang berlebihan akan menghambat pertumbuhan kapang. Hal ini
disebabkan karena setiap jenis kapang mempunyai Aw optimum untuk
pertumbuhannya.
3. Suhu
Kapang tempe dapat digolongkan kedalam mikroba yang bersifat
mesofilik, yaitu dapat tumbuh baik pada suhu ruang (25-27°C). Oleh karena itu,
maka pada waktu pemeraman, suhu ruangan tempat pemeraman perlu
diperhatikan.
C. Kandungan Gizi Pada Tempe
Tempe, sebagai makan dengan nilai kandungan gizi yang tinggi, sudah lama diakui.
Sejumlah penelitian yang diterbitkan pada tahun 1940-an sampai dengan 1960-an
menyimpulkan bahwa banyak tahanan Perang Dunia II pada zaman pendudukan Jepang di
Indonesia berhasil terhindar dari disentri dan busung lapar karena tempe. Penelitian terhadap
nilai gizi tempe terus dilakukan dan dari penelitian tersebut diperoleh hasil bahwa tempe
mengandung elemen yang berguna bagi tubuh, yakni asam lemak, vitamin, mineral, dan
antioksi, berikut penjelasannya : 2
1. Asam Lemak
Proses fermentasi pada tempe meningkatkan derajat ketidakjenuhan terhadap
lemak. Akibat proses ini, asam lemak tidak jenuh majemuk pada tempe meningkat
jumlahnya. Asam lemak tidak jenuh ini mempunyai efek penurunan terhadap
kandungan kolesterol serum, sehingga dapat menetralkan efek negatif sterol di dalam
tubuh.
2. Vitamin
Dua kelompok vitamin terdapat pada tempe, yaitu larut air (vitamin B
kompleks) dan larut lemak (vitamin A, D, E, dan K). Tempe merupakan sumber
vitamin B yang sangat potensial. Jenis vitamin yang terkandung dalam tempe antara
2
Astawan, M. dan Mita W. 1991. Teknologi pengolahan pangan nabati tepat guna. Jakarta : Akademika Pressindo,.
Hal. 94-96.
4
lain vitamin B1, B2, asam pantotenat, asam nikotinat, vitamin B6, dan B12. Vitamin
B12 umumnya terdapat pada produk-produk hewani dan tidak dijumpai pada
makanan nabati (sayuran, buah-buahan, dan bijibijian), namun tempe mengandung
vitamin B12 sehingga tempe menjadi satu-satunya sumber vitamin yang potensial
dari bahan pangan nabati. Kenaikan kadar vitamin B12 paling mencolok pada
pembuatan tempe. Kadar vitamin B12 dalam tempe berkisar antara 1,5 sampai 6,3
mikrogram per 100 gram tempe kering. Jumlah ini telah dapat mencukupi kebutuhan
vitamin B12 seseorang per hari. Dengan adanya vitamin B12 pada tempe, para
vegetarian tidak perlu merasa khawatir akan kekurangan vitamin B12, sepanjang
mereka melibatkan tempe dalam menu hariannya.
3. Mineral
Tempe mengandung mineral makro dan mikro dalam jumlah yang cukup.
Jumlah mineral besi, tembaga, dan zink. Kapang tempe dapat menghasilkan enzim
fitase yang akan menguraikan asam fitat (yang mengikat beberapa mineral) menjadi
fosfor dan inositol. Dengan terurainya asam fitat, mineral-mineral tertentu
(seperti besi, kalsium, magnesium, dan zink) menjadi lebih tersedia untuk
dimanfaatkan tubuh.
4. Antioksidan
Di dalam tempe juga ditemukan suatu zat antioksidan dalam bentuk isoflavon
yang sangat dibutuhkan tubuh untuk menghentikan reaksi pembentukan
radikal bebas. Dalam kedelai terdapat tiga jenis isoflavon, yaitu daidzein, glisitein,
dan genistein. Pada tempe, di samping ketiga jenis isoflavon tersebut juga
terdapat antioksidan faktor II (6,7,4-trihidroksi isoflavon) yang mempunyai sifat
antioksidan paling kuat dibandingkan dengan isoflavon dalam kedelai. Antioksidan
ini disintesis pada saat terjadinya proses fermentasi kedelai menjadi tempe oleh
bakteri micrococcus luteus dan coreyne bacterium.
5
D. Cara Pembuatan Tempe
Adapun berbagai tahapan cara dalam pembuatan produksi tempe antara lain, sebagai
berikut :3
1. Alat
Tampah besar
Ember
Keranjang
Rak bamboo
Cetakan dan Pengaduk Kayu
Dandang
Karung goni
Tungku atau kompor
Daun pisang atau plastik
2. Bahan
Kedelai (10kg)
Ragi tempe (20kg)
Air (Secukupnya)
3. Cara Pembuatan
3
Sarwono, B. 2002. Membuat Oncom dan Tempe. Jakarta : Penebar Swadaya
6
Masukkan campuran tersebut dalam cetakan yang dialasi plastik atau
dibungkus dengan daun pisang. Daun atau plastik dilubangi agar jamur tempe
mendapat udara dan dapat tumbuh dengan baik
Tumpuk cetakan dan tutup dengan karung goni supaya menjadi hangat.
Setelah 1 malam jamur mulai tumbuh dan keluar panas
Ambil cetakan-cetakan tersebut dan letakkan diatas rak, berjajar satu lapis dan
biarkan selama 1 malam
Keluarkan tempe dari cetakannya.
E. Distribusi Barang Hasil Produksi Tempe
Ada berbagai banyak cara yang biasa seorang produsen lakukan untuk
mendistribusikan barang hasil olahanya. Sama halnya dengan tempe, tempe adalah barang
hasil produksi yang tidak await (tidak tahan lama). Setelah tahap produksi paling lama tempe
hanya bias bertahan seama 2-3 hari jika tidad dimasukan kedalam temat pending. Sekalipun
di tempat pendinginan tempe hanya bias bertahan selama kurang lebih 8-10 hari saja. Sudah
seharusnya seorang produseen tempe harus memiliki tatik tersendiri untuk menyalurkan
tempe ini. Saya sebagai produsen akan melakukan bebrapa cara untuk bias menyaurkan
tempe hasil olahan saya.
4
Judoamidjojo, M, Darwis, AA & Said, EG. 1992. Jakarta : Teknologi Fermentasi, Bumi Aksara
7
lansung maka mereka akan bias menjualnya kembali dengan harga sedikit
bertambah.
2. Mendistribusikan tempe hasil produksi kepada orang-orang yang sering berjualan
di pasar-pasar. Sama halnya dengan para penjual sayur di atas orang-orang ini
juga membeli tempe secara paket (dalam jumlah yang banyak).
3. Mancari konsumen tetap. Artinya konsumen tetap yaitu orang-orang yang
membeli tempe setiap hari. Contohnya seperti di rumah-rumah makan. Mereka
membutuhkan makanan tempe sebagi pelengkap menu di rumah makan.
4. Mendistribusikan tempe dengan turun tangan secara lansung atau memuar mdal
secara lansung. Caranya yaitu saya akan membeli beberapa unit sepeda motor
kemudian saya akan mempekerjakan bebrapa orang sebagai penjual tempe saya
dengan cara membawa tempe dengan keranjang di atas sepeda motor sambil
berkeliling. Hal ini bias mmbuat pelanggan tidak usah susua-susah lagi berbelnja
keperluan tempe di pasar.
Harga konsumen sebesar 1000 rupiah untuk tempe berukuran 9x12cm, dengan harga
agen sebesar 1.200 rupiah atau dengan keuntungan sebesar 200 rupiah/pc atau
bungkus.
Harga konsumen sebesar 1,000 rupiah untuk tempe berukuran 9x17cm, dengan harga
agen sebesar 750 rupiah atau dengan keuntungan sebesar 250 rupiah/pc bungkus.
Harga konsumen sebesar 2,000 rupiah untuk tempe berukuran 11x20cm, dengan
harga agen sebesar 1,500 rupiah atau dengan keuntungan sebesar 500 rupiah/pc
bungkus.
8
2) Laporan keuangan
Baskom 60 600.000
Saringan 30 120.000
Tampah 85 120.000
Dandang 20 450.000
Kompor 15 3.450.000
Total 6.270.000
4) Aspek keuangan
Modal persiapan
Modal usaha untuk biaya pembuatan tempe ini di peroleh dari beberapa suber
modal antara lain :
9
Biaya investasi atau oprasional
Biaya investasi atau jumlah uang yang di butuhkan dalam produksi, antara lain
sebagai berikut :
Rp. 51.700.000
5) Proyeksi keuntungan yang di peroleh setelah beberapa bulan tanpa ada biaya yg
dikeluarkan untuk pembelian lahan dan alat produksi yang jangka waktu
pemakaiannya dapat bertahan lama diperkirakan akan menghaslkan keuntungan
sebagi berikut :
10
2.2 Produksi Pembuatan Tape Singkong
Tape singkong adalah makanan yang berasal dari hasil proses fermentasi singkong
menggunakan ragi. Melalui proses fermentasi zat pati yang terdapat pada singkong diubah
menjadi gula, sehingga rasa asli singkong yang cenderung tawar berubah menjadi manis
keasam-asaman dan tekstur singkong yang semula keras berubah menjadi lebih lunak.
Pembuatan tape singkong tidak memerlukan banyak bahan baku. Tape singkong
dibuat hanya menggunakan singkong dan ragi. Adapun beberapa cara dalam pembuatannya,
antara lain sebagai berikut :5
1. Kupas kulit singkong, kemudian kerik singkong menggunakan pisau atau batang
bambu yang ditipiskan untuk menghilangkan lendir yang menempel.
2. Cuci menggunakan air sebanyak dua kali hingga singkong benar-benar bersih.
3. Rebus singkong sekitar 40 menit. Selama merebus panci sebaiknya ditutup agar
singkong cepat matang.
5
Amien Muhammad. 1985. Pegangan Umum Bioteknologi 3. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
11
5. Belah bagian tengah singkong, tetapi hanya setengah. Tujuannya agar ragi dapat
meresap ke bagian dalam singkong sehingga proses pembentukkan tape menjadi
lebih cepat.
7. Jejerkan singkong dipara-para yang telah dialasi daun pisang. Tutupi singkong
menggunakan kain agar terhindar dari angin dan debu. Diamkan selama satu
malam.
8. Pagi harinya singkong dapat dipindahkan ke keranjang bambu yang sudah dialasi
daun pisang. Tutupi bagian atas keranjang menggunakan daun pisang, kemudian
diamkan selama dua hari. Setelah itu, tape singkong siap dikonsumsi atau dijual.
Tape singkong dapat bertahan selama sekitar satu minggu.
1. Bahan baku singkong yang digunakan sebaiknya singkong mentega kuning super
dengan umur panen Sembilan bulan dan memiliki panjang 25-30 cm.
2. Gunakan ragi dengan mutu baik agar tape yang dihasilkan rasanya manis.
Menurut narasumber, ragi dengan mutu baik biasanya berasal dari Sukabumi.
3. Sebagai gambaran, untuk membuat tape singkong dari 10kg singkong dibutuhkan
ragi sekitar enam butir. Ragi yang akan digunakan sebaiknya dikeringkan terlebih
dahulu agar mudah ditaburi ke singkong.
1) Produk
Tape singkong sudah banyak dikenal masyarakat. Biasanya orang lebih memilih tape
singkong dengan tekstur agak padat, manis, dan tidak terlalu lembek. Tape singkong yang
terlalu lembek biasanya terjadi karena tape disimpan terlalu lama di tempat yang suhunya
12
tinggi, sementara rasa tape yang terlalu asam terjadi karena bahan baku singkong yang
digunakan mutunya yang tidak bagus atau dipanen kurang dari tujuh bulan.
Bahan baku singkong dapat diperoleh langsung dari para petani singkong. Singkong
dapat dibeli dari petani dengan harga Rp1.000/kg. Penjualan tape singkong biasanya
meningkat pada saat-saat tertentu seperti pada saat Ramadhan, Lebaran, Natal, dan Tahun
Baru. Pada musim hujan penjualan tape singkong biasanya menurun.
2) Pengemasan
3) Perlengkapan Usaha
Antara lain terdapat atas dandang stainless steel untuk merebus singkong, kompor,
tangki minyak tanah, para-para untuk mendinginkan singkong yang telah direbus, keranjang
bambu untuk mengemas tape, pisau, dan tampah sebagai tempat ragi.
4) Tenaga Kerja
Usaha pembuatan tape singkong tidak memerlukan banyak tenaga kerja, cukup dua
orang. Tenaga kerja yang digunakan bisa yang sudah berpengalaman bisa juga yang belum
berpengalaman. Tenaga kerja dapat diberi upah sekitar Rp.750.000/bulan, sudah termasuk
uang makan.
Pada awal usaha, promosi dan penjualan tape singkong bias dimulai dengan cara
memberikan contoh produk kepada para pedagang tape di sekitar tempat usaha atau di pasar-
pasar. Jika sudah merasakan langsung dan merasa cocok dengan rasa tape singkong yang kita
buat, para pedagang akan memesan secara teratur. Saat memberikan contoh produk, jangan
lupa memberikan nomor kontak agar mudah dihubungi setiap saat. Jika usaha sudah berjalan,
13
penjualan tape singkong bisa dilakukan dengan cara mengantarkan tape ke pelanggan-
pelanggan atau menjual tape secara langsung di tempat pembuatan (pembeli dating lansung
ke tempat pembuatan).
6) Penetapan Harga
Tape singkong yang diambil langsung oleh pembeli di tempat pembuatan dapat dijual
dengan harga sekitar Rp1.750/kg, sedangakan tape singkong yang diantarkan langsung oleh
penjual kepada pembeli dijual dengan harga sekitar Rp2.500/kg. Sistem pembayaran
biasanya dilakukan secara tunai pada saat transaksi.
7) Resiko
Cuaca ideal yang dibutuhkan untuk membuat tape adalah seimbang antara panas dan
hujan. Cuaca yang dingin selama proses pembuatan membuat tape yang dihasilkan menjadi
keras, sementara cuaca panas terus menerus dalam proses pembuatan membuat tape menjadi
terlalu lembek. Resiko lain usaha ini adalah pesaing. Namun tidak perlu pesimis
menghadapinya. Ada berbagai cara yang dapat dilakukan untuk memenangkan persaingan
dalam usaha pembuatan tape singkong. Menjaga mutu produk juga sangat penting untuk
menghindari larinya pelanggan. Jangan lupa, mutu produk merupakan alat promosi dari
mulut ke mulut yang sangat penting.
14
7) Masa pakai pisau selama 1 tahun.
Biaya Investasi
1) Biaya Tetap
2) Biaya Variabel
15
Daun pisang Rp5.000/hari x 30 hari Rp. 150.000
= Rp.22.500.000 – Rp16.966.900
= Rp.5.503.100
16
mempengaruhi pertumbuhan dan aktifitas Acetobacter Xylinum yang digunakan. Apabila
rasio antara karbondan nitrogen diatur secara optimal dan prosesnya terkontrol dengan
baik maka semua cairanakan berubah menjadi nata tanpa meninggalkan residu
sedikitpun. oleh sebab itu definisinata yang terapung di atas cairan setelah proses
fermentasi selesai tidak berlaku lagi.
6
Bambang Setiaji, Prof. Dr. 2010. Panduan Pembuatan Nata De Coco (materi Pelatihan pembuatan Nata de Coco).
17
C. Mikroorganisme yang berperan dalam pembuatan Nata De Coco (Acetobacter
Xylinum )
18
Pada fase ini, terjadi pertumbuhan yang diperlambat karena ketersediaan
nutrisi yang telah berkurang, terdapatnya metabolit yang bersifat toksik yang dapat
menghambat pertumbuhan bakteri, dan umur sel yang telah tua.
5. Fase Stasioner78
Pada fase ini, jumlah sel yang tumbuh relative sama dengan jumlah sel yang
mati. Penyebabnya adalah didalam media terjadi kekurangan nutrisi, pengaruh
metabolic toksik lebih besar dan umur sel semakin tua.
6. Fase Menuju Kematian
Pada fase ini, bekteri mulai mengalami kematian karena nutrisi telah habis dan
sel kahilangan banyak enrgi cadangannya.
7. Fase Kematian
Pada fase ini, sel dengan cepat mengalami kematian, dan hampir merupakan
kebalikan dari fase logaritmik. Sel mengalami lisis dan melepaskan komponen yang
terdapat di dalamnya.
D. Kelebihan Atau Daya Tarik Dari Nata De Coco Yang Menjadikannya Sebagai
Sebuah Industri
1. Nata de coco dikenal sebagai produk kaya serat. Kebutuhan masyarakat akan
serat memang sesuatu hal mutlak, terutama masyarakat menengah ke atas.
2. Nata de coco kaya akan gizi. Satu hal yang merupakan ciri masyarakat masa
depan adalah kecenderungannya mengkonsumsi makanan yang bergizi
merupakan suatu kebutuhan.
3. Nata de coco mempunyai rasa yang lumayan enak. Di samping kaya akan
gizi, nata de cocojuga enak dikonsumsi.
4. Bahan pembuatan nata de coco mudah diperoleh dan tidak bersifat
musiman. Nata de cocoterbuat dari air kelapa.
5. Proses pengolahan dan peralatan industri nata de coco sederhana dan tidak
memakan waktu yang lama.
7
Rony Palungkun. 2001. Aneka Produk Olahan Kelapa. Bogor : Penebar Swadaya
8
Philip, 2000. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta : UI Press
19
6. Industri nata de coco, merupakan industri yang ramah lingkungan.
Bibit nata adalah bakteri Acetobacter xylinum yang akan dapat membentuk serat nata
jika ditumbuhkan dalam air kelapa yang sudah diperkaya dengan karbon dan nitrogen
melalui proses yang terkontrol. Dalam kondisi demikian, bakteri tersebut akan menghasilkan
enzim yang dapat menyusun zat gula(glukosa) menjadi ribuan rantai serat atau selulosa. Dari
jutaan renik yang tumbuh pada air kelapa tersebut, akan dihasilkan jutaan lembar benang-
benang selulosa yang akhirnya nampak padat berwarna putih hingga transparan, yang disebut
sebagai nata.
Acetobacter Xylinum dapat tumbuh pada pH 3,5 – 7,5, namun akan tumbuh optimal
bila pH nya 4,3, sedangkan suhu ideal bagi pertumbuhan bakteri Acetobacter Xylinum pada
suhu 28°– 31 °C. Bakteri ini sangat memerlukan oksigen.
Asam asetat atau asam cuka digunakan untuk menurunkan pH atau meningkatkan
keasaman air kelapa. Asam asetat yang baik adalah asam asetat glacial (99,8%). Asam asetat
dengan konsentrasi rendah dapat digunakan, namun untuk mencapai tingkat keasaman yang
diinginkan yaitu pH 4,5 – 5,5 dibutuhkan dalam jumlah banyak. Selain asam asetat, asam-
asam organik dan anorganik lain bisa digunakan. 9
9
Gumbira dan Intan, 2001. Bertanam Kelapa Hybrida. Bogor : Penebar Swadaya
20
Wadah untuk fermentasi
Kain putih/ kertas Koran untuk menutup
Tali pengikat/ raffia
Timbangan
2. Bahan :
Stater nata mengandung Acetobacter Xylinum
Air kelapa/ bahan lain
Gula pasir
Asam cuka dapur
Asam asetat glacial
Urea ZA
3. Prosedur Kerja
Air kelapa 7 liter disaring dengan menggunakan kain saring bersih.
Sambil dipanaskan, air kelapa ditambah sukrosa (gula pasir) sebanyak 70 gr, dan
urea 17,5 gr, diaduk hingga homogeny dan air kelapa mendidih.
Substrat ini didinginkan, kemudian ditambah asam asetat glacial (asam cuka)
sebanyak 70 ml.
Substrat disterilkan dengan cara dimasukkan dalam autoclave pada suhu 121ºC,
tekanan 1 atm, selama 10 menit (atau didihkan selama 20 menit).
Substrat didinginkan hingga suhu 40ºC kemudian dimasukkan pada nampan atau
baskom steril dengan permukaan yang lebar, dengan kedalaman substrat kira-kira
3 cm.
Substrat diinokulasi dengan menggunakan starter atau bibit sebanyak 10% (v/v).
Substrat kemudian diaduk rata dan ditutup dengan menggunakan kain basa (boleh
menggunakan kertas koran).
Nampan diinkubasi atau diperam dengan cara diletakkan pada tempat dan ruang
yang bersih, terhindar dari debu dan goyangan.
Inkubasi dilakukan selama 10-15 hari, pada suhu kamar. Pada tahap fermentasi ini
tidak boleh digoyang-goyang.
Pada umur 10-15 hari nata dapat di panen dan di kelola.
21
F. Panen Dan Hasil pemasaran
Panen nata de coco/sari kelapa dapat dinikmati pada hari ke 7. Ciri nata de coco yang
baik permukaan rata dan halus. Apabila dari hasil tersebut di permukaannya ada yang
berlubang, seperti sisa gunung berapi maka itu dimungkinkan karena baki atau koran yang
tidak steril.
kendala Produksi
Kendala produksi utama yang dihadapi oleh produsen adalah cuaca yaitu musim penghujan.
Selain pada musim penghujan input air kelapa mengalami penurunan supply, musim hujan
juga akan mengganggu suhu udara yang bisasangat mempengaruhi proses fermentasi.
Kestabilan suhu kamar.
Aspek Pemasarana.
a. Permintaan
Produk kelapa yang biasanya dijual oleh masyarakat adalah kopra, minyak
goreng, gula merah dan kelapa butiran. 0adahal banyak sekali produk-produk yang
bisa diturunkan dari buah kelapa. Salah satunya adalah nata de coco yang
menggunakan bahan baku air kelapa. Kebutuhan kelapa dan produksi kelapanasional
mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. !ari sisi permintaan,kebutuhan kelapa
setara konsumsi kopra pada tahun 1992 di dalam negeri sebesar 1,782 juta ton dan
pada tahun 1993 meningkat menjadi 1,982 juta.peningkatan konsumsi tersebut
mengindikasikan peningkatan supply air kelapayang bisa diman aatkan dalam
pembuatan nata de coco.!i tengah situasi semakin maraknya konsumsi berbagai
ragam minumanringan dengan label 'minuman kesehatanF oleh masyarakat, nata de
coco memiliki prospek yang cerah sebagai salah satu 'makanan kesehatan' yang
alamiah dari air kelapa. Nata de coco merupakan 'makanan kesehatan' karena
memiliki kandunganserat yang tinggi tetapi rendah kalori. ;rang 1epang percaya
bahha produk inimampu melindungi tubuh dari kanker dan baik bagi pencernaan.
0asar dan pemasaran merupakan aspek yang penting dalam usaha nata de coco,
selainaspek-aspek yang lain seperti pengelolaan, distribusi, lembaga keuangan,
pasokan bahan lain, sumberdaya manusia.0asar dalam usaha nata de coco terdiri dari
pasar input dan pasar output.pasar input nata de coco meliputi pasar bahan baku,
tenaga kerja dan modal.Karakteristik pasar input nata de coco akan mempengaruhi
22
pola produksi nata decoco. Seperti pada umumnya pasokan bahan baku produk-
produk agribisnis, inputnata de coco juga dipengaruhi oleh musim, meskipun tidak
terlalu besar penyimpangannya. Lembaga keuangan merupakan sumber modal
in?estasi danmodal kerja bagi usaha. 0asar kedua adalah pasar output nata de coco.
c. Harga
Naik nata de coco lembaran maupun kemasan (gelas) harga relatif stabil
danterjangkau. hal ini disebabkan oleh harga input utama air kelapa yang relatif sama.
persaingan dalam mendapatkan input serta sifat input yang mudah rusak merupakan
faktor utama kestabilan harga air kelapa. harga air kelapa berkisar antara 100- 150 per
liter. harga nata de coco lembaran berkisar antara 900-1000 per lembaran (kurang
lebih 1 kg). Nata de coco kemasan berariasi antar perusahaan.
d. Jalur Pemasaran
23
relatif lebih banyak bermitra dengan produsen menengah dan kecil nata de coco
kemasan baik di daerah maupun luar daerah. Sayangnya, hubungan menguntungkan
ini tidak terdapat kontrak sehinggakepastian keberlanjutan tidak terjamin. produsen
nata de coco tawar memproduksi berdasarkan permintaan produsen nata de coco
kemasan.
2) Profil Perusahaan
24
3) Aspek Produksi
Usaha yang dilakukan oleh kelompok usaha bersama Nata De Coco “TEKAD
MANDIRI” adalah pembuatan Nata De Coco dalam bentuk agar-agar atau jel dari olahan
air kelapa yang difermentasikan. Usaha produksi ini dalam bentuk lembaran yang
memiliki kualitas yang sama dengan masing-masing tebal 1,2 cm berat kurang lebih 1 kg
dan memiliki kekenyalan yang tinggi.
Produsen memiliki 3.000 nampan sehingga dalam satu minggu memperoleh hasil
produksi kurang lebih 2.700 kg. Harga per kilogram adalah Rp. 1.200,00, bentuk
sempurna dan mempunyai mempunyai tingkat kekenyalan yang tinggi dan tebal.
4) Analisa Pasar
Kalau kita lihat untuk 3.000 nampan rata-rata produsen baru bisa menghasilkan
2.700 kg per minggu, sementara permintaan distributor lokal per minggu 15-20 ton,
belum lagi distributor lain seperti : CV. Surya Nedika Isabella, PT. Sanjung, PT. Panen
Mboja, CV Agri Indo, dll.
Seandainya bisa memenuhi permintaan itu semua, maka masih sangat terbuka
untuk menjual dengan meningkatkan produksi dan sangat terbuka bagi para produsen-
produsen baru. Bisa dikatakan disini usaha Nata De Coco masih sangat-sangat
menjanjikan untuk dikerjakan dan ditingkatkan produksinya.
Dari kesemuanya tadi, baru kita lihat dari satu sisi peluang kita produksi dengan
menjual dalam bentuk lembaran namun masih ada satu sisi yang belum tergarap yaitu
menjual dalam bentuk potongan dalam kemasan kecil dan minuman siap saji dalam
kemasan plastik atau pun cup.
25
5) Sumber Daya Manusia
6) Organisasi
7) Biaya
Modal Investasi
26
4 Tong tampungan 150 L 5 x 85.000 = 425.000
Total 16.061.000
27
8) Biaya Produksi
3 Za 45 kg x 1.500 = 67.500
Total 2.112.000
9) . Pemasaran
Pemasaran atau penjualan dilakukan berdasar permintaan dari distributor lokal seperti
: CV. Surya Nedika Isabella, PT. Sanjung, PT. Panen Mboja, CV Agri Indo, dll. yang per
minggunya membutuhkan 15-20 ton. Selain itu penjualan ditujukan kepada para pedagang-
pedagang minuman maupun makanan yang menggunakan bahan baku Nata De Coco. Harga
jual tiap kilo gram atau tiap lembar Nata De Coco adalah Rp. 1.200,00.
Bahan dasar yang digunakan untuk membuat Nata De Coco adalah memanfaatkan
limbah air kelapa yang tadinya air kelapa tersebut hanya dibuang. Diantaranya adalah air
kelapa dari pembuatan VCO, kelapa cukilan, geplak, minya bothok, dll dengan harga Rp.
150,0 per liter.
28
Biaya produksi total yang diperlukan untuk produksi 3.000 nampan Nata De Coco
adalah Rp. 2.112.000,00. Dari perhitungan tersebut dapat dihitung keuntungan untuk
produksi Nata De Coco yaitu :
A. Pengertian Kecap
Kacang-kacangan dan biji-bijian seperti kacang kedelai, kacang tanah, biji kecipir,
koro, kelapa dan lain-lain merupakan bahan pangan sumber protein dan lemak nabati yang
sangat penting peranannya dalam kehidupan. Asam amino yang terkandung dalam
proteinnya tidak selengkap protein hewani, namun penambahan bahan lain seperti wijen,
jagung atau menir adalah sangat baik untuk menjaga keseimbangan asam amino tersebut.
29
Kecap adalah bumbu dapur atau penyedap makanan yang berupa cairan berwarna
hitam yang rasanya manis atau asin. Bahan dasar pembuatan kecap umumnya adalah kedelai
atau kedelai hitam. Namun adapula kecap yang dibuat dari bahan dasar air kelapa yang
umumnya berasa asin. Kecap manis biasanya kental dan terbuat dari kedelai, sementara
kecap asin lebih cair dan terbuat dari kedelai dengan komposisi garam yang lebih banyak,
atau bahkan ikan laut. Selain berbahan dasar kedelai atau kedelai hitam bahkan air kelapa,
kecap juga dapat dibuat dari ampas padat dari pembuatan tahu.10
Alat :
Tampah
10
M, Sudigdo. 1983. Kedelai Dijadikan Lebih Bergizi Cetakan Ke Dua.Bandung : Tarate.
30
Kompor
Kain saring
Botol
Sendok
Basom
Pengaduk
Bahan :
Kedelai hitam
Air
Garam
Jamur (laru)
Penyortiran
Menyiapkan biji kedelai hitam yang tua. Bebas dari sisa tanaman batu, kerikil,
tanah, biji kedelai tidak luka, bebas serangan hama dan penykit, tidak memar atau
rusak, kulit biji tidak keriput. Caranya biji kedelai diletekan pada tampah kemudian di
tampi.
Pencucian
Setelah disortir, kedelai dicuci dengan air bersih. Tujuannya agar kotoran –
kotoran yang masih melekat atau tercampur dapat hilang.
Perebusan
11
Budi Santoso, Hieronymus. 1994. Kecap Dan Taucu Kedelai. Yogyakarta: Kanisius.
31
Perebusan dilakukan selama 2 jam. Caranya biji kedelai dimasukan ke dalam
panci kemudian direbus dengan kompor. Banyaknya air dalam perebusan sampai
terendam atau sekitar 2,5 kali volume bahan. Tujuannya agar mendapatkan biji
kedelai yang lunak dan kulitnya mudah diku
Penirisan
Penjamuran
Penggaraman
Penyaringan I
Perebusan II
Penyaringan II
32
Pembotolan
Catatan :
Bahan baku untuk pembuatan kecap, selain dari kacang kedelai dapat juga dari biji
kecipir, dengan proses pembuatan yang sama.
Mengintip peluang dari bisnis kecap memang sangat bagus dan cerah. Usaha
kecap merupakan bisnis yang selalu ramai. Sebab kecap dibutuhkan banyak orang mulai
dari ibu rumah tangga hingga usaha kuliner. Usaha kecap bisa dikatakan sangat bagus
peluangnya. Kecap terus dibutuhkan sehingga produk ini terus laku keras di pasaran.
Sehingga jika Anda menerjuni bisnis kecap tentu sangat menguntungkan untuk
menambah penghasilan Anda. Sehingga bisnis kecap ini tidak boleh di lewatkan begitu
saja. Anda harus jeli untuk memanfaatkan bisnis kecap dengan sebaiknya.
Prospek dalam bisnis kecap dapat dikatakan akan terus bersinar. Dimana melalui
bisnis kecap dapat mendatangkan keuntungan yang terbilang bombastis. Bisnis yang
bergelut dengan olahan kecap memiliki prospek sangat bagus dalam jangka ke depan.
Bisnis kecap yang sejak dahulu tumbuh hingga sekarang masih berkembang juga tak
pernah sepi dari para konsumen.
33
3) Memulai bisnis kecap
Ketika menjalankan bisnis kecap memang dapat dimulai dengan langkah mudah.
Dalam menjalankan bisnis kecap bisa dijalankan dalam kebutuhan modal kecil.
Yangmana berkecinampungan bisnis kecap bisa dilakukan dengan skala rumahan
memakai modal yang tidak besar.
Bisnis kecap ini bisa juga cocok dijalankan oleh semua orang yang ingin
menginginkan bisnis yang ramai mendatangkan keuntungan. Untuk Anda yang berminat
untuk terjun ke dalam bisnis kecap maka Anda bisa menekuni bisnis ini lebih lanjut.
Konsumen kecap memang tidaklah sulit, sebab kecap sangat dibutuhkan untuk
berbagai masakan dan di sukai mulai dari anak-anak hingga orang tua. Kecap ini di
butuhkan oleh para ibu rumah tangga dan juga pelaku bisnis kuliner.
Karyawan dalam menjalankan bisnis kecap bisa menggunakan satu orang dahulu
dalam permulaan.
34
9) Harga jual kecap
Patokan harga untuk kecap dapat Anda buat dalam hitungan per kemasan dimana
harga mulai Rp 8.000 hingga Rp 10.000.
Keuntungan bila Anda memilih terjun dalam peluang bisnis kecap ini yakni
merupakan bumbu masakan yang digandrungi banyak orang.
Segi kekurangan bisnis kecap ialah kecap memiliki tingkat persaingan yang tinggi
dan ketat. Sehingga dalam berjualan kecap dapat diminimalisir dengan membuat kecap
yang lebih enak dengan harga yang lebih murah. Produk kecap inilah yang akan paling
banyak dicari dan laris manis di pasaran.
Investasi
Peralatan Harga
35
nampan dan serbet Rp. 21.000
36
Penyusutan peralatan lainnnya 1/44 x
Rp. 523
Rp. 23.000
Biaya Variabel
daun-daun
Rp. 6.000 x 30 = Rp. 180.000
bunbu
37
Total Biaya
Rp. 10.531.500
Variabel
Total Biaya
Operasional
Keuntungan per
Bulan
Total Investasi /
Rp. 6.476.300 : 2.363.301 = 3 bln
Keuntungan =
38
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Produksi pembuatan tempe merupakan proses fermentasi yang terbuat dari kedelai
dengan bantuan jamur Rhizopus sp. Jamur ini akan mengubah protein kompleks
kacang kedelai yang sukar dicerna menjadi protein sederhana yang mudah dicerna
karena adanya perubahan-perubahan kimia pada protein, lemak, dan karbohidrat.
3. Produksi pembuatan nata de coco merupakan produk hasil proses fermentasi air
kelapa dengan bantuan aktifitas mikroorganime Acetobacter Xylinum.
4. Kecap adalah bumbu dapur atau penyedap makanan yang berupa cairan berwarna
hitam yang rasanya manis atau asin. Bahan dasar pembuatan kecap umumnya adalah
kedelai atau kedelai hitam. Kecap manis biasanya kental dan terbuat dari kedelai,
sementara kecap asin lebih cair dan terbuat dari kedelai dengan
komposisi garam yang lebih banyak, atau bahkan ikan laut.
3.2 Saran
Pemakalah menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini
oleh karena itu, kritik dan saran dari ibu dosen pembimbing serta teman-teman sekalian yang
sifatnya membangun sangat kami harapkan demi perbaikan dan kesempurnaan makalah ini.
39
DAFTAR PUSTAKA
Agitasi Pada Fermentor. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
Padjadjaran. Jurnal Ilmiah Farmasi. Vol .4, No .2
Astawan, M. dan Mita W. 1991. Teknologi pengolahan pangan nabati tepat guna. Jakarta :
Akademika Pressindo,. Hal. 94-96.
Bambang Setiaji, Prof. Dr. 2010. Panduan Pembuatan Nata De Coco (materi Pelatihan
pembuatan Nata de Coco).
Budi Santoso, Hieronymus. 1994. Kecap Dan Taucu Kedelai. Yogyakarta: Kanisius.
Gumbira dan Intan, 2001. Bertanam Kelapa Hybrida. Bogor : Penebar Swadaya
Judoamidjojo, M, Darwis, AA & Said, EG. 1992. Jakarta : Teknologi Fermentasi, Bumi Aksara
Koswara, Sutrisno. 1995. Teknologi Pengolahan Kedelai. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan
Rony Palungkun. 2001. Aneka Produk Olahan Kelapa. Bogor : Penebar Swadaya
40