)
Laporan Praktikum Dasar-Dasar Agronomi
2022
DAFTAR ISI
Halaman
PENDAHULUAN ............................................................................... 1
TINJAUAN PUSTAKA....................................................................... 3
Hasil......................................................................................... 8
Pembahasan ............................................................................. 12
Kesimpulan .............................................................................. 16
Saran ........................................................................................ 16
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
Latar Belakang
Kangkung termasuk sayuran yang sangat popular. Sayuran ini biasa dibuat
tumis, cah, atau lalapan. Kangkung juga berkhasiat sebagai anti racun dan bisa
mengobati berbagai gangguan Kesehatan. Tanaman kangkung berasal dari India, yang
kemudian menyebar ke Malaysia, Birma, Indonesia, Cina Selatan, Australia, dan
Afrika. Di Negara Eropa kangkung biasa disebut swanp cabbage, waterconvovilous,
atau water spinach (Santoso, 2021).
Kangkung darat (Ipomoea reptans Poir.) merupakan tanaman semusim atau
tahunan yang hidup di daerah tropis maupun subtropic. Tanaman ini termasuk dalam
famili Convolvulaceae atau kangkung-kangkungan dengan batang bergetah dan
berlubang didalamnya spesies dari tanaman sejenis ini adalah Ipomoea batatas atau
ubi jalar. Kangkung dikenal baik oleh masyarakat kita sebagai sayuran hijau yang
memiliki kandungan vitamin mineral yang cukup tinggi dengan harga murah dan
mudah di dapat serta pembudidayaannya juga tergolong mudah (Saad, M. et al., 2021).
Tanaman kangkung merupakan tanaman hortikultura yang sangat digemari
masyarakat dan banyak dibudidayakan petani Indonesia. Tanaman kangkung mulai di
gemari oleh masyarakat karena sadarnya masyarakat dengan gizi yang terkandung
disayuran kangkung. Kandungan gizi kangkung cukup tinggi terutama vitamin A,
vitamin C, zat besi, kasium, potassium, dan fosfor (Sofiari, 2009).
Kangkung beradaptasi terhadap kondisi iklim dan tanah yang cukup beragam,
akan tetapi memerlukan kelembaban tanah yang relatif tinggi untuk pertumbuhan yang
optimum. Tanah dengan kandungan bahan organik tinggi lebih disukai. Kangkung
dapat memberikan hasil yang optimum pada kondisi dataran rendah tropika dengan
temperatur tinggi dan penyinaran yang pendek. Temperatur yang ideal berkisar 25-
30℃, sedangkan dibawah 10℃ tanaman akan rusak (Djuariah, 2007).
Kangkung dapat tumbuh dan berproduksi baik di dataran rendah sampai
dataran tinggi (pegunungan) tanamn kangkung cocok ditanam pada tanah bertekstur
liat berpasir dengan struktur tanah yang agak remah. Selain itu, tanaman kangkung
membutuhkan tanah datar bagi pertumbuhannya, sebab tanah yang memiliki
kelerengan tinggi tidak dapat mempertahankan kandungan air secara baik (Azizah,
2012).
Tanaman kangkung pada umumnya membutuhkan banyak air dalam
pertumbuhannya, oleh karena itu diakhir musim penghujan ketersediaan air seringkali
menjadi masalah. Salah satu upaya dalam mengatasi lahan pertanian yang mengalami
kekeringan adalah dengan mengembangkan varietas lokal tanaman kangkung darat,
untuk mendapatkan tanman yang mampu tumbuh dan berproduksi dengan baik
terhadap cekaman kekeringan melalui pendekatan pemuliaan tanaman. Salah satu
program pemuliaan tanamn yang dapat menunjang penyeleksian tanaman kangkung
darat adalah karakterisasi. Karakterisasi dilakukan untuk mendapatkan deskripsi sifat
tanaman dan sebagai bahan working collection yang akan digunakan sebagai bahan
dalam program pemuliaan (Kusandriyani, 2006).
Kangkung dapat dengan mudah ditanam di semua tipe tanah, asalkan tanahnya
subur (cukup mengandung lumpur) dan cukup air. Kangkung biasanya ditanam di
kolam, rawa, sawah, atau di atas timbunan sampah. Kangkung darat biasanya ditanam
di tempat-tempat yang agak kering, sedangkan kangkung air dipinggir-pinggir kolam
dan rawa. Waktu tanam kangkung yang adalah pada musim hujan untuk kangkung
darat dan musim kemarau untuk kangkung air. Semengtara itu, waktu tanam kangkung
yang dibudidayakan untuk diambil bijinya (pembibitan) adalah pada musim kemarau
(Hendro, 2018).
Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana saja cara mengolah tanah yang ideal bagi
pertumbuhan dan perkembangan bagi tanaman.
2. Untuk mengetahui bagaimana saja cara menanam bahan tanam baik yang
berupa benih maupun bibit.
3. Untuk melakukan pemupukan dengan mengacu empat azas yang tepat (Tepat
Jenis, Tepat Dosis, Tepat Cara, dan Tepat Waktu).
TINJAUAN PUSTAKA
Alat
Bahan
Praktikum ini dilaksanakan pada hari kamis, 8 maret 2022 – 12 mei 2022 jam
10.00 WITA – 11.20 WITA. Di rumah secara daring dengan menggunakan aplikasi
zoom meeting.
Prosedur Kerja
Hasil
Tabel 1. Hasil Pengamatan Tanaman Kangkung Minggu ke-1 (Kamis, 14 april 2022)
Variabel yang diamati Tanaman Kangkung (Tanaman 1)
Lebar Daun 1,1 cm
Panjang Daun 3,3 cm
Jumlah daun 7 helai
Tinggi Tanaman 10,7 cm
Variabel yang diamati Tanaman Kangkung (Tanaman 2)
Lebar Daun 1 cm
Panjang Daun 3,1 cm
Jumlah daun 5 helai
Tinggi Tanaman 10 cm
Variabel yang diamati Tanaman Kangkung (Tanaman 3)
Lebar Daun 1,3 cm
Panjang Daun 4 cm
Jumlah daun 9 helai
Tinggi Tanaman 12,6 cm
Variabel yang diamati Tanaman Kangkung (Tanaman 4)
Lebar Daun 1 cm
Panjang Daun 3 cm
Jumlah daun 7 helai
Tinggi Tanaman 10,2 cm
Tabel 2. Hasil Pengamatan Tanaman Kangkung Minggu ke-2 (Kamis, 21 april 2022)
Variabel yang diamati Tanaman Kangkung (Tanaman 1)
Lebar Daun 2,8 cm
Panjang Daun 4,9 cm
Jumlah daun 8 helai
Tinggi Tanaman 13,2 cm
Variabel yang diamati Tanaman Kangkung (Tanaman 2)
Lebar Daun 2,3 cm
Panjang Daun 3,7 cm
Jumlah daun 5 helai
Tinggi Tanaman 12,2 cm
Variabel yang diamati Tanaman Kangkung (Tanaman 3)
Lebar Daun 4 cm
Panjang Daun 4,3 cm
Jumlah daun 10 helai
Tinggi Tanaman 12,6 cm
Variabel yang diamati Tanaman Kangkung (Tanaman 4)
Lebar Daun 2 cm
Panjang Daun 4,1 cm
Jumlah daun 8 helai
Tinggi Tanaman 11 cm
Tabel 3. Hasil Pengamatan Tanaman Kangkung Minggu ke-3 (Kamis, 28 april 2022)
Variabel yang diamati Tanaman Kangkung (Tanaman 1)
Lebar Daun 2 cm
Panjang Daun 6,4 cm
Jumlah daun 10 helai
Tinggi Tanaman 23,2 cm
Variabel yang diamati Tanaman Kangkung (Tanaman 2)
Lebar Daun 2,1 cm
Panjang Daun 7,9 cm
Jumlah daun 9 helai
Tinggi Tanaman 21,1 cm
Variabel yang diamati Tanaman Kangkung (Tanaman 3)
Lebar Daun 2 cm
Panjang Daun 5,5 cm
Jumlah daun 10 helai
Tinggi Tanaman 18 cm
Variabel yang diamati Tanaman Kangkung (Tanaman 4)
Lebar Daun 2 cm
Panjang Daun 6,8 cm
Jumlah daun 8 helai
Tinggi Tanaman 13 cm
Tabel 4. Hasil Pengamatan Tanaman Kangkung Minggu ke-4 (Kamis, 5 mei 2022)
Variabel yang diamati Tanaman Kangkung (Tanaman 1)
Lebar Daun 2,5 cm
Panjang Daun 9,3 cm
Jumlah daun 21 helai
Tinggi Tanaman 35 cm
Variabel yang diamati Tanaman Kangkung (Tanaman 2)
Lebar Daun 2,4 cm
Panjang Daun 10,3 cm
Jumlah daun 18 helai
Tinggi Tanaman 26,4 cm
Variabel yang diamati Tanaman Kangkung (Tanaman 3)
Lebar Daun 2 cm
Panjang Daun 9,3 cm
Jumlah daun 18 helai
Tinggi Tanaman 22,3 cm
Variabel yang diamati Tanaman Kangkung (Tanaman 4)
Lebar Daun 2,3 cm
Panjang Daun 9,1 cm
Jumlah daun 23 helai
Tinggi Tanaman 13,3 cm
Tabel 5. Hasil Dokumentasi Tanaman Perminggu
No Foto Tanaman Keterangan
1. Minggu pertama dilakukan pengolahan
media tanam.
Pembahasan
Kesimpulan
Saran
Bayu Sumantri, S.E., (2020). Bertanam Praktis Dan Bersih Dengan Hidroponik.
Media Sains Indonesia.
Ervayenri, E., & Siswati, L. (2016). Model Tanaman Hortikultura Organik Pada
Unit Pelaksana Teknis Pertanian Terpadu Universitas Lancang
Kuning. Jurnal Ilmiah Pertanian, 12(2), 10-22.
Gofar, N., Nur, T. P., Permatasari, S. D. I., & Sriwahyuni, N. (2022). Teknik
Budidaya Microgreens. Bening Media Publishing.
Hendro, S., & Febriani, A.N. (2018). Bertanam Sayuran Daun dan Umbi. Penebar
Swadaya. Jakarta Timur.
Hubeis, M. and Dewi, W.K., (2019). Kuliner: Suatu Identitas Ketahanan Pangan
Unik. PT Penerbit IPB Press.
Pasir, S., (2014). Penyuluhan Penanaman Sayur dengan Media Polibag. Asian
Journal of Innovation and Entrepreneurship, 3(03), pp.159-163.
Saad, M., Pi, S., & Purnamasari, I. (2021). Pemberdayaan Usaha Budidaya Ikan
Lele dengan Teknologi Fitoremediasi Sistem CRS (Close Resirculation
System). Cipta Media Nusantara.
Setiawati, W., Murtiningsih, R., Sopha, G. A., & Handayani, T. (2007). Petunjuk
teknis budidaya tanaman sayuran. Balai Penelitian Tanaman Sayuran.
Sunarjono, H., & Nurrohmah, F. A. (2018). Bertanam Sayuran Daun & Umbi.
Penebar Swadaya Grup.