Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

KOMODITAS AGROINDUSTRI MENTIMUN

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Pengantar Agroindustri yang
diampu oleh :

Dr. Boy Macklin Pareira P.,ST.,M.Si

Disusun oleh :

Suci Nazhofa Atqiya

240110190008

Universitas Padjajaran

Fakultas Teknologi Industri Pertanian

Program Studi Teknik Pertanian

Jatinangor

2019
KATA PENGANTAR

Puji serta syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang hingga saat ini masih
memberikan nikmat iman dan kesehatan, sehingga penulis diberi kesempatan yang luar biasa
ini yaitu menyelesaikan tugas penulisan makalah tentang “Komoditas Agroindustri
mentimun”

Shalawat serta salam tak lupa selalu kita curahkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW yang telah menyampaikan petunjukan Allah SWT untuk kita semua, yang
merupakan sebuah pentunjuk yang paling benar yakni Syariah agama Islam yang sempurna
dan merupakan satu-satunya karunia paling besar bagi seluruh alam semesta.

Sekaligus pula kami menyampaikan rasa terimakasih yang sebanyak-banyaknya untuk


Bapak Dr. Boy Macklin Pareira P.,ST.,M.Si selaku dosen mata kuliah Teknik Pertanian
Universitas Padjajaran yang telah menyerahkan kepercayaannya kepada kami guna
menyelesaikan makalah ini.

Penulis juga berharap dengan sungguh-sungguh supaya makalah ini mampu berguna
serta bermanfaat dalam meningkatkan pengetahuan sekaligus wawasan terkait budidaya
mentimun.

Selain itu penulis juga sadar bahwa pada makalah ini dapat ditemukan banyak sekali
kekurangan serta jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, penulis benar-benar menanti kritik
dan saran untuk kemudian dapat kami revisi dan kami tulis di masa yang selanjutnya, sebab
sekali lagi penulis menyadari bahwa tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa disertai saran
yang konstruktif.

Akhir kata, penulis berharap makalah sederhana ini dapat dimengerti oleh setiap pihak
yang membaca. Penulis pun memohon maaf yang sebesar-besarnya apabila dalam makalah
ini terdapat perkataan yang tidak berkenan di hati

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………...…ii

DAFTAR ISI………………………………………………………………………………….iii

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………………..1

1.1 Latar Belakang…………………………………………………………………….1

BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………………
2

2.1 Subsistem Agroindustri Hulu………………………………………………...……2

2.2 Subsistem Usaha Tani…………………………………………………………..…4

2.3 Subsistem Agroindustri Hilir………………………………………………………


6

2.4 Subsistem Pemasaran…………………………………………………………...…9

BAB III KESIMPULAN …………………………………………………………………….10

DAFTAR
PUSTAKA………………………………………………………………………...11

iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mentimun (Cucumis sativus L.) suku labu-labuan atau Cucurbitaceae merupakan
tumbuhan yang menghasilkan buah yang dapat dimakan. Buahnya biasanya dipanen ketika
belum masak benar untuk dijadikan sayuran atau penyegar, tergantung jenisnya. Mentimun
dapat ditemukan di berbagai hidangan dalam makanan dan memiliki kandungan air yang
cukup banyak di dalamnya sehingga berfungsi menyejukkan. Potongan buah mentimun juga
digunakan untuk membantu melembabkan wajah serta banyak dipercaya dapat menurunkan
tekanan darah tinggi.
Meskipun bukan merupakan tanaman asli di Indonesia. Mentimun sudah sangat
dikenal oleh masyarakat Indonesia. Jenis sayuran dengan mudah dapat di temukan di seluruh
pelosok Indonesia. Mentimun berasal dari bagian Utara India kemudian masuk kewilayah
mediteran yaitu China pada tahun 1882 Decondolle memasukan tanaman ini kedalam daftar
tanaman asli India dan di China mentimun baru dikenal 2 abad masehi. Jenis mentimun
tersebut yaitu sejenis mentimun liar yang dikenal dengan nama ilmiah Cucucmis Hardwichini
Royle.
Merupakan tumbuhan yang menghasilkan buah yang dapat dimakan. Kandungan gizi
yang terdapat pada mentimun adalah protein, lemak, karbohidrat, kalsium, fospor, besi,
vitamin A,C, B1, B2,B6, air, kalium, natrium. Mentimun memiliki khasiat, salah satunya
adalah menurunkan tekanan darah (Rukmana, 1994).
Mentimun merupakan tumbuhan yang menghasilkan buah yang dapat dimakan baik
dalam kondisi segar atau pun diolah lebih lanjut. Selain untuk bahan makanan, mentimun
juga banyak digunakan sebagai bahan baku pada pada industri kecantikan. Produksi
mentimun di Indonesia masih sangat rendah padahal potensinya masih bisa ditingkatkan.
Dengan kemampuan adaptasi pada berbagai iklim yag baik, tanaman ini mudah
dibudidayakan. Daya serap pasar juga tidak diragukan lagi, hal ini menjadikan peluang usaha
untuk budidaya mentimun masih terbuka lebar.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Subsistem Agroindustri Hulu


Agroindustri hulu merupakan sarana penyediaan sarana produksi, meliputi kegiatan
pembenihan, pempupukan peptisida, pengairan, peralatan pertanian, tenaga kerja.
2.1.1 Persiapan
Kegiatan ini mempersiapkan lahan yang akan dipakai dan strategi penanaman.
2.1.2 Perencanaan Lokasi
Lokasi yang dipakai penanaman dan pengolahan produk yaitu Desa Arjasari,
Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Indonesia.
2.1.3 Benih
Benih jagung yang digunakan yaitu benih timun hibrida bintang asia.
Terdapat dua jenis benih timun hibrida bintang asia, yaitu:
a. Benih Timun F1 Komandan
Adaptasi dataran rendah dan segala musim, tahan virus gemini, penyakit
kresek (downy mildew). Buah tidak pahit, Hasil buah 4,5kg/tanaman,
potensi hasil 70-80ton/ha.
b. Benih Timun F1 Monas
Adaptasi dataran rendah hingga menengah, tahan virus Gemini dan
penyakit bercak daun. Buah tidak pahit, Hasil buah 4,5kg/tanaman, potensi
hasil 50-70ton/ha.
2.1.4 Pupuk

Pemupukan pertama dilakukan pada umur 12 hari setelah tanam dengan


pemberian pupuk Urea, ZA, KCL, SP-36, DAP dan KNO3. Dosis pupuk yang
digunakan ialah masing-masing 100:100:100:100:25 dalam satuan gram yang
dilarutkan dalam 10 liter air.

Pemberian pupuk dilakukan dengan cara dilocorkan pada lubang tanam.


Pemupukan ini dilakukan 5-6 kali pada umur 12, 15, 18,19, 22, dan 25 hari setelah
tanam.

Dosis dan cara pemberian sama dengan yang dilakukan pada pemupukan
pertama. Pada saat berumur 26 hari setelah tanam pupuk diberikan dalam bentuk utuk

2
dengan ditaburkan pada lubang tanam. Pupuk tang diberikan ialah Urea, SP36,KCL
dan NPK dengan dosis 2:1/2:1/2:1.

2.1.5 Pestisida

Ada cukup banyak jenis hama dan virus yang biasa menyerang tanaman
mentimun. Berikut hama dan virus yang menyerang tanaman ini beserta
pengendaliannya. Kumbang atau kutu kayu, biasanya dikenal juga dengan nama
oteng-oteng. Hewan ini senantiasa merusak dengan memakan daging daun dan
membuatnya menjadi bolong. Cara mengatasinya terbilang cukup mudah, yaitu
menggunakan pestisida, baik itu pesona maupun natural BVR.

Ulat tanah. Tidak hanya mentimun, tetapi segala macam tanaman bisa dengan
mudah diserang olah hama yang satu ini. Biasanya ulat tersebut akan memakan daun
ataupun batang sehingga pertumbuhan tanaman akan terhambat. Jika sudah seperti ini,
Anda bisa menggunakan pestisida untuk memberantasnya. Ada banyak pilihan
pestisida diantaranya natural mentilat.

Pembusukan daun. Satu masalah yang sering dialami adalah bagian daun yang
secara tiba-tiba membusuk. Penyakit ini sering kali menyebabkan kerugian para
petani mentimun. Untuk menghindarinya, berikan aturan GLIO sebelumnya agar daun
tidak mudah terserang penyakit ini.

Ternyata tidak hanya sapi atau hewan saja yang bisa terkena penyakit antraks,
mentimun pun bisa. Penyakit ini biasanya akan menyerang dengan gejala berupa
bercak-bercak coklat pada daun yang semakin lama akan menyebabkan pembusukan.
Penanganannya sama dengan pembusukan pada daun, yaitu pemberian natural GLIO.

2.1.6 Pengairan

Pengairan dapat dilakukan dengan sistem lab bila sumber air mencukupi. 
Caranya, air disalurkan melalui parit-parit (selokan) sampai menggenangi 2/3 tinggi
bedengan dan biarkan merembes kedalam tanah bedengan selama 20 – 30 menit,
kemudian air dikeluarkan dari petak kebun melalui saluran drainase (pembuangan)
sampai airnya habis.

Pada periode pertumbuhan tanaman muda dan dewasa, pengairan dapat


dikurangi menjadi 5 – 7 hari sekali tergantung keadaan tanahnya.  Kelebihan air disaat

3
tanaman mentimun berbunga atau berbuah akan megakibatkan bunga dan buah
montok.

2.1.7 Peralatan
Peralatan yang digunakan yaitu peralatan yang umum digunakan oleh petani.
Tabel 4. Peralatan Pertanian Budidaya Jagung

No Nama Peralatan
1 Tugal
2 Pompa Air
3 Gerobak Dorong
4 Cangkul
5 Penyiram Air
6 Garpu Tanah
7 Sabit
2.1.8 Tenaga Kerja
Tenaga kerja yang diperlukan yaitu 6 orang. Tenaga kerja terbagi di dua sektor
yaitu, sektor on farm dan off farm.
2.2 Subsistem Usaha Tani
Saragih (1998) mendefinisikan subsitem usaha tani merupakan kegiatan mengelola
input-input (lahan, tenaga kerja, modal, teknologi dan manajemen) untuk menghasilkan
produk pertanian berupa bahan pangan, hasil perkebunan, buah-buahan, bunga, tanaman
tanaman hias, hasil ternak, hewan dan ikan.
2.2.1 Persiapan Lahan

Hal pertama yang dilakukan dalam budidaya mentimun adalah pengolahan


lahan. Lahan dibersihkan dari rumput liar dan gulma pengganggu. Kemudian
digemburkan dengan cara dibajak atau dicangkul. Buatlah bedengan dengan ukuran
lebar 100 cm dan tinggi 20-30 cm, dengan jarak antara bedengan 50 – 60 cm.
Taburkan dolomit (jika perlu), biarkan tersiram air hujan (-/+ 1 minggu). Kemudian
taburkan pupuk kandang sebanyak 10 – 15 sak per 400 m2 lahan. Tambahkan pupuk
TSP, ZA dan Kcl dengan perbandingan 2 : 1 : 1. Kemudian di aduk hingga rata atau
segera ditutup dengan tanah supaya pupuk tidak menguap. Setelah 10 – 15 kemudian,
tutup bedengan dengan mulsa plastik. Buatlah lubang tanam dengan diameter 10 cm
dengan jarak.

2.2.2 Penanaman

4
Gambar 1. Penanaman Mentimun

Benih disemai terlebih dahulu dengan menggunakan polybag kecil ukuran 6 x


8 cm. Masukkan benih kedalam polybag sebanyak 1 benih 1 polybag, dalam waktu 3
– 4 hari benih sudah berkecambah. Setelah usia 10 HSS benih sudah bisa dipindah ke
lahan.
Benih juga bisa langsung ditanam kelahan tanpa menyemai lebih dulu. Caranya
rendam benih dengan air hangat kuku selama 1-2 jam supaya benih cepat
berkecambah. Tanam benih kedalam lubang tanam sebanyak 1 benih/lubang.

2.2.3 Pemeliharaan

Lakukan penyulaman segera setelah terlihat adanya benih yang tidak tumbuh
atau dimakan serangga. jaga kondisi kelembaban tanah dengan menyiram secara rutin.
Tanaman mentimun sangat membutuhkan banyak air dan sensitif terhadap
kekeringan. Jika tanaman mentimun kekurangan air otomatis pertumbuhan tanaman
terganggu, buah bengkok / tidak sempurna dan tanaman lebih cepat menua dan mati.
Sebaliknya jika kebutuhan air dan unsur hara tercukupi mentimun bisa menghasilkan
buah yang lebat dan tahan lama serta berumur panjang.
Penyiangan dilakukan jika ada rumput liar yang tumbuh di lubang tanam dan parit
bedengan.

Pada usia 2 minggu HST lakukan pemupukan susulan dengan cara dikocor.
Dosis pada awal pemupukan adalah 2 kg/1000 tanaman dengan pupuk NPK.
Selanjutnya pemupukan dilakukan setiap 1 minggu. Pemupukan terus dilakukan
sampai tanaman berusia 50 HST. Jika pada umur 50+ tanaman masih terlihat segar
dan bakal buah masih banyak, pemupukan bisa dilanjutkan. Gunakan pupuk yang
mengandung unsur N, P dan K secara seimbang agar tanaman mentimun berbuah
lebat sesuai harapan.

2.2.4 Pengendalian Hama dan Penyakit

5
a. Hama pada tanaman mentimun diantaranya ;
– Oteng-oteng ; adalah penggerek daun yang memakan daun pada usia awal
pertumbuhan.
– Ulat ; hama ulat menyerang batang muda dan daun dengan cara
memakannya.
– Bekicot ; hama ini lebih suka menyerang pada awal pertumbuhan tanaman
dengan memakan batang dan daun muda.
– Aphids ; jenis kutu daun berwarna hijau menyerang dengan cara menghisap
cairan daun.
– Lalat buah ; menyerang buah dengan cara menyuntikkan telor kedalam
daging buah dan menyebabkan buah membusuk.
Hama tersebut bisa dikendalikan dengan menyemprotkan insektisida.
b. Penyakit pada tanaman mentimun ;
– Antraknosa
– Busuk daun
– Bercak daun
– Busuk buah
– Penyakit Mozaik (mozaik virus)
Penyakit tersebut disebabkan oleh cendawan yang dapat dikendalikan dengan
penyemprotan fungisida
2.2.5 Pemanenan
Buah mentimun sudah bisa dipanen pada usia 35-40 HST. Buah siap panen
adalah yang sudah berukuran berat kira-kira 250 gram. Selanjutnya pemanenan
dilakukan setiap hari. Jika dibudidayakan dengan teknik yang tepat, tanaman
mentimun dapat dipanen hingga 25 – 30 kali terhitung sejak awal panen atau panen
pertama. Kemudian buah timun yang sudah dipanen disortir dan kemas
menggunakan karung goni untuk dipasarkan.
2.3 Subsistem Agroindustri Hilir
Dalam subsistem ini terdapat rangkaian kegiatan mulai dari pengumpulan produk
usaha tani, pengolahan, penyimpanan dan distribusi. Pelaku kegiatan dalam subsistem ini
ialah pengumpul produk, pengolah, pedagang, penyalur ke konsumen, pengalengan dan
lain-lain. Industri yang mengolah produk usahatani disebut agroindustri hilir (downstream).
Peranannya sangat penting bila ditempatkan di pedesaan karena dapat menjadi motor
penggerak roda perekonomian di pedesaan, dengan cara menyerap/mencipakan lapangan
6
kerja sehingga dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat pedesaan
(Saragih, 1998).
2.3.1 Pembersihan

Pembersihan adalah proses menghilangkan kotorandan duri yang masih


menempel pada buah mentimun.

2.3.2 Sortasi
Sortasi dilakukan untuk mendapatkan bahan dengan kualitas yang seragam
dan mengelompokkan bahan dengan kualitas yang sama. Sortasi jagung memisahkan
biji jagung sehat (baik) dari biji-biji pecah, rusak, dan hampa serta untuk
menyeragamkan ukuran butirannya
2.3.3 Grading
Mutu adalah sejumlah sifat karakteristik dari suatu komoditi yang
membedakan suatu produk dan mempunyai nilai pasti dan mencerminkan tingkat
penerimaan konsumen. Tidak semua sifat-sifat yang dimiliki suatu produk
digunakan sebagai komponen mutu dalam standar mutu, hanya yang berkaitan
dengan tingkat penerimaan konsumen dan untuk menentukan harga dalam
perdagangan. Pada prinsipnya ada dua persyaratan faktor-faktor penentu mutu yaitu
persyaratan kualitatif dan kuantitatif. Persyaratan kualitatif adalah bebas hama dan
penyakit, bebas bau busuk, asam atau bau asing lainnya dan bebas dari bahan kimia
seperti insektisida dan fungisida. Persyaratan kuantitatif adalah kelas mutu biji
jagung (Nur Asni, 2017).
2.3.4 Pengemasan
Pengemasan adalah proses perlindungan komoditas mentimun dari gangguan
faktor luar yang dapat mempertahankan kualitas dan masa simpan, memudahkan
penanganan dan meningkatkan nilai jual produk
2.3.5 Penyimpanan
Penyimpanan adalah proses menyimpan hasil panen buah mentimun sebelum
dipasarkan
2.3.6 Perawatan
Perawatan perlu dilakukan untuk menjaga agar mentimun tidak terserang
hama dan penyakit selama proses penyimpanan. Perawatan yang dapat dilakukan
meliputi aerasi dan fumigasi. Aerasi adalah pengaliran udara kedalam ruang simpan
untuk menjaga kelembaban dan temperatur ruang simpan, kemudian fumigasi adalah

7
pemberian obat dalam bentuk gas (asap) ke dalam ruang simpan untuk memberantas
hama.
2.3.7 Pengolahan
Dalam pengolahan ini, timun diolah menjadi kkeripik timun. Hal pertama
yang dilakukan yaitu menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
Alat dan Bahan:
1. Pengiris
2. Kain kering
3. Mangkuk besar
4. Loyang
5. Oven
6. Timun
7. Bawang putih bubuk
8. Garam
9. Lada

Cara Membuat:
1. Potong timun tipis-tipis. Semakin tipis timun dipotong, semakin cepat
proses memasaknya. Kulit timun tak perlu dikupas, cukup dicuci saja
sebelum dipotong.
2. Letakkan irisan timun merata di atas kain kering bersih / tisu dapur.
Tujuannya untuk menyerap semua air yang tersisa dalam timun, agar
lebih mudah diolah.
3. Kemudian masukkan ke dalam mangkuk besar. Tuangkan semua
bumbu ke dalamnya, aduk rata. Bumbu bisa ditambahkan atau
dikurangi sesuai selera. Bagi Anda yang menyukai rasa pedas, cukup
tambahkan cabe atau paprika bubuk ke dalam campuran bumbu.
4. Setelah bumbu melapisi timun dengan merata, letakkan di atas loyang
yang sudah dilapisi kertas kue. Masukkan ke dalam oven panas,
hingga timun berubah menjadi kering

2.4 Subsistem Pemasaran

8
Pemasaran terbagi menjadi empat poin utama, yaitu people, price, product, dan
promotion
a. People
Dengan sasaran dari penjualan produk mentimun dan olahan mentimun, kami
akan menjual produk kami ke berbagai konsumen, terutama yang berada di
perkotaan, karena pada saat ini, permintaan terhadap mentimun yang akan
semakin meningkat, terutama di daerah yang padat seperti kota-kota besar dan
padat penduduk.
b. Price
Harga yang akan kami patok untuk penjualan mentimun dalam bentuk belum
diolah, dalam kata lain masih berbentuk mentimun mentah adalah sebesar Rp.
12500.- per kilogram nya. Kemudian untuk harga setelah diolah menjadi keripik
mentimun yang merupakan produk yang kami tawarkan, harganya menjadi Rp.
350000 .- per kilogram dengan menggunakan 2 kilogram mentimun. Hal ini telah
disesuaikan sebelumnya dengan perincian harga dimana penjualan yang akan
terus berlanjut akan mendapatkan keuntungan setelah kurang lebih 1 tahun
melakukan penjualan berulang.
c. Product
Produk yang kami jual untuk saat ini adalah keripik mentimun. Karena kami
menimbang bahwa selain menjadi supplier utama produk mentimun, kami bisa
menjadi distributor untuk penjualan keripik mentimun yang akan dijual kepada
para pengusaha produk makanan ringan.
d. Promotion
Karena generasi milenial saat ini kerap mendominasi dalam suatu wilayah
kota-kota besar sebagaimana sasaran utama dalam penjualan produk, kami
menggunakan sosial media untuk menjadi sarana yang digunakan sebagai media
promosi, seperti Line@, Instagram, Facebook, dan Twitter, atau bahkan di
aplikasi penjualan berkonsep home shopping seperti tokopedia, Shopee, dan
lainnya Karena untuk saat ini, masyarakat masih berasumsi bahwa pembelian
produk pertanian hanya dapat dilakukan di pasar, ataupun di supermarket, dengan
promosi menggunakan sosial media yang mudah untuk diakses oleh berbagai
kalangan, maka akan menjadi nilai tambah, dalam penjualan produk kami.

BAB III
9
KESIMPULAN

Mentimun merupakan tumbuhan yang biasa dimakan oleh masyarakat secara mentah
(lalap). Mentimun alias timun dapat pula dimakan sebagai teman nasi. Buah mentimun
ternyata banyak kandungan gizi yang mengandung vitamin A, vitamin B, dan vitamin C.
Mentimun berasal dari Cina bagian tengah dan barat. Mentimun juga ditemukan juga
di India timur laut dan Myanmar. Mentimun atau biasa disingkat dengan sebutan timun itu
dapat tumbuh baik di dataran rendah maupun dataran tinggi. Oleh karena itu didataran rendah
orang masih banyak bertanam timun, misalnya di Dramaga, dan ciomas (Bogor). Luas
penanaman timun di Indonesia berkisar 13.500-17.500 ha.
Mentimun, timun, atau ketimun (Cucumis sativus L.; suku labu-labuan atau Cucurbitaceae)
merupakan tumbuhan yang menghasilkan buah yang dapat dimakan. Buahnya biasanya
dipanen ketika belum masak benar untuk dijadikan sayuran atau penyegar, tergantung
jenisnya.
- Mentimun merupakan tumbuhan yang biasa dimakan oleh masyarakat secara mentah
(lalap).
- Buah Mentimun banyak mengandung vitamin A, vitamin B, dan vitamin C.
Karenanya, bisa pula digunakan sebagai obat sariawan, merawat kulit dan wajah,
melancarkan buang air seni, menurunkan tekanan darah tinggi, obat jerawat, dan obat
demam.
- Syarat tumbuh Timun biasanya dapat tumbuh atau dengan baik hidup pada lahan
 

dengan ketinggian sekitar 200 – 800 m dpl. Pertumbuhan optimalnya dapat dicapai
jika di tanam pada lahan yang berada pada ketinggian 400 m dpl. Sedangkan tekstur
tanah yang dikehendaki adalah tanah berkadar liat rendah dengan pH tanah sekitar 6 –
7.
- Hama yang sering menyerang tanaman mentimun antara lain : oteng - oteng
(Epilachna sp.), Ulat, trips dan aphids.
- Penanganan pasca panen.
 

Tujuan kegiatan ini adalah agar mentimun yang telah dipanen terlindungi dari
kerusakan fisik dan kebusukan sehingga mentimun sampai ke konsumen tetap baik.
Kegiataan yang dilakukan antara lain: penyortiran,pengemasan dan pengangkutan.

10
DAFTAR PUSTAKA

https://media.neliti.com/media/publications/30126-ID-respon-tanaman-mentimun-cucumis-
sativus-l-terhadap-jenis-poc-dan-konsentrasi-yan.pdf

https://mitalom.com/cara-budidaya-mentimun/

https://ilmubudidaya.com/cara-budidaya-timun-hibrida

https://gapoktansekarsari.wordpress.com/2016/11/22/cara-ampuh-mengendalikan-hama-
mentimun/

http://www.daquagrotechno.org/tips-cara-penyiraman-budidaya-tanaman-mentimun/

https://www.ucnews.id/news/Keripik-Timun-Solusi-Alternatif-Cemilan-Sehat-
Keluarga/2083909920093078.html

http://karyacombirayang.blogspot.com/2016/02/budidaya-mentimun.html

11

Anda mungkin juga menyukai