Anda di halaman 1dari 7

ACARAII

BUDIDAYATANAMANSAYURCAISIMSECARAKONVENSIONAL
DANANALISISUSAHATANI

A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Tanaman caisim (Brassica juncea L.) sudah dikenal oleh
masyarakat Indonesia sebagai salah satu tanaman sayuran daun yang
sangat disukai masyarakat Indonesia karena rasanya yang enak, juga
kandungan gizi dari tanaman caisim yang sangat tinggi, manfaatnya yang
banyak, serta mudahnya sayuran ini ditemukan di pasar. Tanaman caisim
merupakan salah satu jenis tanaman sayuran yang banyak diminati oleh
masyarakat Indonesia. Banyak aneka masakan sayuran menggunakan daun
tanaman ini, disamping itu tanaman ini juga mengandung gizi yang cukup
lengkap sehingga bila dikonsumsi dapat mempertahankan kesehatan
tubuh, untuk meningkatkan dan mengembangkan produksi tanaman
caisim. Menurut Pohan dan Oktoyournal (2019), perlu diupayakan
penerapan teknologi tepat guna, berdaya guna, serta berhasil guna, untuk
memaksimalkan potensi pertanian sehingga kebutuhan masyarakat
terhadap bahan makanan bergizi dapat dipenuhi.
Hidroponik merupakan salah satu sistem pertanian masa depan
karena dapat diusahakan di berbagai tempat, baik di desa, di kota, di lahan
terbuka, atau di atas apartemen sekalipun. Sistem budidaya hidroponik
merupakan budidaya tanaman tanpa menggunakan tanah sebagai media
tanaman dengan penambahan nutrisi hara untuk pertumbuhan. Luas tanah
yang sempit, kondisi tanah kritis, hama dan penyakit yang tak terkendali,
keterbatasan jumlah air irigasi, musim yang tidak menentu, dan mutu yang
tidak seragam bisa ditanggulangi dengan sistem hidroponik. Menurut
Anika dan Putri (2020), hidroponik dapat diusahakan sepanjang tahun
tanpa mengenal musim. Pemeliharaan tanaman hidroponik pun lebih
mudah karena tempat budidayanya relatif bersih, media tanamnya steril,
tanaman terlindung dari terpaan hujan, serangan hama dan penyakit relatif
kecil, serta tanaman lebih sehat dan produktivitas lebih tinggi.
Salah satu jenis sayur yang mudah dibudidayakan secara
hidroponik adalah tanaman sawi. Masa panennya pun terbilang cukup
pendek, karena setelah 40 hari ditanam sawi sudah dapat dipanen. Macam-
macam sawi yaitu sawi putih (sawi jabung), sawi hijau (sawi asin) dan
sawi huma (pakcoy). Sawi atau caisim (Brassica juncea L.) termasuk
famili Brassicaceae, daunnya panjang, halus, tidak berbulu, dan tidak
berkrop. Sawi mengandung pro vitamin A dan asam askorbat yang tinggi.
Menurut Setyoaji (2021), tumbuh baik ditempat yang berhawa panas
maupun berhawa dingin, sehingga dapat diusahakan dari dataran rendah
sampai dataran tinggi, tetapi pertumbuhan dan produksi sawi yang ditanam
lebih baik di dataran tinggi.
Dalam melakukan usahatani, analisis pendapatan merupakan awal
dalam penentuan sikap untuk melakukan usahatani sayur-sayuran. Analisis
perhitungan pendapatan usahatani dilakukan untuk memberikan gambaran
mengenai produksi dan harga jual yang akan mempengaruhi pendapatan
petani dalam berusahatani sayuran. Walaupun demikian, umumnya petani
sayuran di Kelurahan Lambanapu belum pernah melakukan perhitungan
pendapatan maupun besarnya biaya dalam proses usahataninya dengan
terperinci.Menurut Saragih (2021), pendapatan yang cukup besar yang
diperoleh petani dalam usahatani tidak ada artinya apabila diperoleh
dengan pengeluaran biaya produksi yang cukup besar juga. Petani harus
bisa menekan biaya produksi dalam usahataninya agar rasionya
dibandingkan dengan pendapatan yang diterima cukup lebar. Semakin
besar rasio yang didapatkan antara pendapatan dan biaya, maka pilihan
petani dalam penggunaan sumberdaya yang dilakukan dalam kegiatan
usahataninya semakin tepat. Berdasarkan rasio ini dapat dianalisis efisiensi
pendapatan usahataninya.
2. Tujuan Praktikum
Tujuandilaksanakan praktikum Acara II Budidaya Tanaman
Sayuran secara Hidroponik dan AnalisisUsahataniyaitu:
a. Mahasiswa dapat memahami bagaimana cara budidaya secara
hidroponik pada tanaman caisim.
b. Mahasiswa dapat menerapkan secara langsung budidaya secara
hidroponik pada tanaman caisim.
B. Tinjauan Pustaka
1. Tanaman Caisim
Caisim (Brassica juncea L.) merupakan tanaman semusim,
berbatang pendek hingga hampir tidak terlihat. Daun Caisim berbentuk
bulat panjang serta berbulu halus dan tajam, urat daun utama lebar dan
berwarna putih. Daun caisim ketika masak bersifat lunak, sedangkan yang
mentah rasanya agak pedas. Pola pertumbuhan daun mirip tanaman kubis,
daun yang muncul terlebih dahulu menutup daun yang tumbuh kemudian
hingga membentuk krop bulat panjang yang berwarna putih. Susunan dan
warna bunga seperti kubis (Lestari, 2020).
Adapun klasifikasi tanaman casim adalah sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Sub-kingdom : Tracheobionta
Super-divisio : Spermatophyta
Divisio : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub-kelas : Dilleniidae
Ordo : Capparales
Familia : Brassicaceae
Genus : Brassica
Spesies : Brassica juncea (L.) Czern.
Di Indonesia dikenal tiga jenis sawi yaitu: sawi putih atau sawi
jabung, sawi hijau dan sawi huma. Sawi putih (B. Juncea L. Var. Rugosa
Roxb. & Prain) memiliki batang pendek, tegap dan daun lebar berwarna
hijau tua, tangkai daun panjang dan bersayap melengkung ke bawah. Sawi
hijau, memiliki ciri-ciri batang pendek, daun berwarna hijau keputih-
putihan, serta rasanya agak pahit, sedangkan sawi huma memiliki ciri
batang kecil-panjang dan langsing, daun panjang-sempit berwarna hijau
keputih-putihan, serta tangkai daun panjang dan bersayap
(Priyadi et al., 2018).
Di antara sayuran daun, caisim merupakan komoditas yang
memiliki nilai komersial dan digemari masyarakat Indonesia. Konsumen
menggunakan daun caisim baik sebagai bahan pokok maupun sebagai
pelengkap masakan tradisional dan masakan cina. Selain sebagai bahan
pangan, caisim dipercaya dapat menghilangkan rasa gatal di tenggorokan
pada penderita batuk. Caisim pun berfungsi sebagai penyembuh sakit
kepala dan mampu bekerja sebagai pembersih darah.
Manfaat tanaman caisim/sawi adalah daunnya digunakan sebagai
sayur dan bijinya dimanfaatkan sebagai minyak serta pelezat makanan.
Tanaman caisim/sawi banyak disukai karena rasanya serta kandungan
beberapa vitaminnya. Pada daun sawi 100 gr terkandung 6460 IU Vitamin
A, 102 mg Vit B, 0,09 mg Vit C, 220 mg kalsium dan kalium.
2. Budidaya Tanaman Caisim Hidroponik
Sistem budidaya secara hidroponik memiliki beberapa kelebihan
dibandingkan dengan cara konvensional yakni dapat dilakukan pada ruang
yang terbatas dan tempat yang higienis, lebih terjamin bebas dari serangan
hama dan penyakit, efisien dalam teknis perawatan dan peralatan yang
digunakan, dan kualitas yang dihasilkan lebih bagus dan tidak kotor. Hal
yang paling penting dan yang harus diperhatikan dalam sistem hidroponik
yaitu pemupukan. Air dan pupuk diberikan dalam media hidroponik dalam
bentuk larutan secara bersamaan. Sistem hidroponik
memerlukanpemberian larutan nutrisi yang cukup, air, dan oksigen pada
perakaran tanaman agar pertumbuhan tanaman baik. Faktor pemberian
konsentrasi pupuk yang tepat akan mempengaruhi hasil suatu tanaman
(Mahendra et al., 2020).
Pada umumnya budidaya hidroponik terbagi menjadi dua tahap
yaitu tahap persemaian dan tahap produksi. Persemaian adalah salah satu
faktor penentu keberhasilan dalam budidaya hidroponik dan juga dapat
menghasilkan tanaman yang tumbuh dengan baik. Tahap persemaian
dilakukan supaya dapat menghasilkan bibit yang sehat dan mempunyai
daya adaptasi yang tinggi ketika dipindahkan ke tempat penanaman.
Pemindahan bibit ke tempat penanaman juga harus memperhatikan
ketepatan transplanting. Hal ini dikarenakan bibit yang terlalu muda atau
berukuran kecil akan mengakibatkan tanaman kurang mampu beradaptasi
pada lahan budidaya. Perpanjangan massa pindah tanam bibit ke tempat
penanaman yang terlalu lama dapat membuat bibit tanaman stres dan mati,
dikarenakan bibit tanaman tergantung pada sistem perakarannya.
Informasi tentang umur bibit tanaman sawi caisim yang tepat pada
hidroponik rakit apung sangat diperlukan agar mendapatkan hasil yang
maksimal (Setyoaji, 2021).
3. AnalisisUsahatani
C. MetodologiPraktikum
1. Waktu dan TempatPraktikum
Praktikum Acara II Budidaya Tanaman Sayur Caisim secara
Hidroponik dan Analisis Usahatani dilaksanakan pada hari Sabtu, 1 April
2023 pada pukul 15.30-16.30 WIB di AA818 Hydroponic.
2. Alat, Bahan, dan Cara Kerja
a. Alat
1) Instalasi
2) Pisau/Cutter
3) pH dan TDS meter
b. Bahan
1) Benihtanamansayurancaisim
2) Media tanam
c. Cara Kerja
1) Menyiapkanalat dan bahan.
2) Menyiapkan media tanam berupa rockwool dan dipotong menjadi
12 bagian, kemudian membasahi dengan air dan melubangi
rockwool dengan lidi,
3) Menanambenihsayurancaisim.
4) Melakukan perawatan tanaman sayuran dari masa pembibitan,
peremajaan, pendewasaan hingga panen.
5) Melakukanpengukuran pH dan nutrisisetiappagi.
6) Melakukan pemberian nutrisi apabila nutrisi dalam tendon kurang
dari yang ditetapkan serta memberikan HNO3 jika pH dalam
tendon melebihi ketetapan yang ditetapkan serta memberikan KCl
jika pH dalam tendon kurang dari ketetapan.
7) Melakukan penyulaman apabila terdapat tanaman yang mati untuk
mengganti tanaman yang tidak dapat tumbuh optimal.
8) Melakukan controlling terhadap air serta memastikan selang tidak
seumbat dengan lumut atau kotoran lainnya.
9) Melakukan pemanenan.

DAFTAR PUSTAKA

Anika, N., & Putra, E. P. D. 2020. Analisis Pendapatan Usahatani Sayuran


Hidroponik Dengan Sistem Deep Flow Technique (Dft) Income Analysis
Of Hydroponic Farming With Deep Flow Technique (Dft) System. Jurnal
Teknik Pertanian Lampung. Vol 9 (4): 367-373.
Pohan, S. A., & Oktoyournal, O. 2019. Pengaruh Konsentrasi Nutrisi AB Mix
terhadap Pertumbuhan Caisim secara Hidroponik (Drip
System). Lumbung. Vol 18 (1): 20-32.
Saragih, E. C. 2021. Analisis Pendapatan Usahatani Sayuran Di Kelurahan
Lambanapu Kecamatan Kambera Kabupaten Sumba Timur Analysis Of
Income Farming Of Vegetables In Lambanapu Village Kambera Sub-
District Sumba Timur District. MIMBAR AGRIBISNIS. Jurnal
Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis. Vol 7(1): 386-395.
Setyoaji, T. G.2021. Pengaruh Umur Bibit Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil
Sawi Caisim (Brassica Juncea L.) Pada Hidroponik Sistem Rakit
Apung. Agritech: Jurnal Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah
Purwokerto. Vol 23(1): 17-23.
Mahendra, I. G. A., Wiswasta, I. G. N. A., & Ariati, P. E. P. 2020. Pertumbuhan
dan Hasil Tanaman Sawi (Brassica juncea L.) yang di Pupuk Dengan
Pupuk Organik Cair Pada Media Tanam Hidroponik. AGRIMETA: Jurnal
Pertanian Berbasis Keseimbangan Ekosistem. Vol 10 (20): 29-36.
Kurniadi, A. (2020). Implementasi Convolutional Neural Network Untuk
Klasifikasi Varietas Pada Citra Daun Sawi Menggunakan
Keras. DoubleClick: Journal of Computer and Information Technology.
Vol 4(1): 25-33.
Priyadi, P., Jamaludin, J., & Mangiring, W. (2018). Aplikasi Kompos dan Arang
Aktif Sebagai Bahan Amelioran di Tanah Berpasir Terhadap Pertumbuhan
Tanaman Caisim (Brassica juncea L.). Jurnal Penelitian Pertanian
Terapan. Vol 18(2): 81-86.

Anda mungkin juga menyukai