Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM

DASAR DASAR AGRONOMI

OLEH :

TIZAR BAGIS
C1G019297
G/Agribsinis

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MATARAM
2021
1

IV. BERCOCOK TANAM KANGKUNG DENGAN BAHAN TANAM SISA


LIMBAH DAPUR DI DALAM POT

Tujan Praktikum
Tujuan yang ingin dicapai dalam kegiatan praktikum ini adalah,
mahasiswa memahami tentang pemanfaatan batang kangkung yang disortasi
dalam proses memasak sayuran kangkung, sebagai bahan tanam yang cukup
produktif. Selain itu mahasiswa yang telah mengikuti kegiatan praktikum ini
diharapkan :
1. Dapat mengetahui dan memahami pemanfaatan bahan tanam/bibit kangkung
dari limbah dapur yang terbuang.
2. Memahami dan mengetahui beberapa teknik cara menanam kangkung secara
ex-situ di dalam pot, baik dalam kondisi kering (aerob) dan kondisi basah (an-
aerob).
Landasan Teori

Tanaman kangkung adalah salah satu tanaman sayuran favorit dan banyak


ditanam atau dibudidayakan di Indonesia. Tanaman kangkung memang sering
dijadikan sayuran pelengkap makanan atau juga sebagai lalapan. Sayuran ini
banyak tumbuh di sekitaran sungaibe atau wilayah yang mengandung banyak air
seperti pesawahan. Saat ini di Indonesia ada dua jenis tanaman kangkung yang
paling banyak tumbuh dan beredar, yaitu kangkung darat dan kangkung sawah.
Kangkung sendiri memiliki nama ilmiah Ipomoea auqatica Forsk dan tergolong
tanaman yang mudah ditanam. Cara menanam kangkung juga tidak sulit dan bisa
dilakukan oleh Anda yang masih pemula.
Tanaman kangkung sendiri ternyata memiliki manfaat yang bisa dibilang
cukup banyak terutama bagi kesehatan tubuh kita. Maka dari itu, mengkonsumsi
sayuran termasuk kangkung sangat dianjurkan, apalagi jika Anda bisa menanam
sendiri di rumah atau bahkan membudidayakannya. Tentunya Anda tidak akan
kekurangan sayuran karena bisa mengambilnya langsung di kebun. Berikut ini
beberapa manfaat dan keuntungan mengkonsumsi kangkung bagi kita.
● Mencegah anemia: Zat besi yang ada di dalam sayuran kangkung mampu
menambah hemoglobin di dalam jaringan darah dalam tubuh yang bisa
mencegah kita dari anemia atau kekurangan darah.
● Mengatasi Insomnia: Daun kangkung juga bisa mengurangi dan mengatasi
insomnia karena mengandung zat selenium dan zinc yang bisa menyebabkan
rasa kantuk setelah dikonsumsi.
2

● Mengatasi sembelit: Tanaman kangkung juga bisa mengatasi sembelit karena


mengandung banyak serat yang bisa membuat pencernaan menjadi lebih
lancar.
Buat Anda yang ingin menanam kangkung sendiri di rumah, di pekarangan akan
tetapi Anda tidak memiliki lahan yang luas, kami akan memberitahukan cara
menanam kangkung di dalam pot dengan baik dan benar agar tanaman kangkung
bisa tumbuh subur dan segar.
Cara menanam kangkung yang baik dan tepat dilakukan dalam beberapa
tahap yang harus dilakukan dan diperhatikan. Tahapan tersebut antara lain
dimulai dengan memilih dan menyiapkan bibit, menyiapkan wadah tanam,
menanam bibit kangkung, merawat tanaman kangkung dan yang terakhir adalah
masa panen kangkung.
Memilih dan Persiapan Bibit.--Untuk menanam tanaman kangkung, cara
menanam kangkung yang pertama adalah kita bisa melakukan penyemaian
terlebih dahulu atau juga bisa langsung menanam bibit di area lahan yang telah
dipersiapkan terlebih dahulu. Bibit tanaman kangkung bisa Anda dapatkan di toko
pertanian terdekat atau di toko online yang menjual bibit tanaman dan sayuran.
Jika Anda memilih untuk melakukan penyemaian terlebih dahulu, maka Anda
harus menyiapkan tempat penyemaian di wadah atau area khusus dengan tanah
yang sudah digemburkan terlebih dahulu. Buat area penyemaian berbentuk seperti
tegalan atau bedengan, jangan lupa diberikan juga pupuk kandang atau bisa juga
menggunakan pupuk kompos secara merata dan ditutup kembali dengan tanah.
Tunggu dan diamkan area penyemaian selama seharian. Setelah satu hari, Anda
sudah bisa menaburkan biji atau bibit tanaman kangkung kedalam tanah secara
merata dengan jarak yang tidak terlampau dekat satu sama lain. Tutup dengan
tanah dengan merata dan tipis sekitar 1 hingga 2 cm. Bibit disiram dengan air
secara teratur pada waktu pagi dan sore hari. Setelah 5 hingga 7 hari, bibit
tanaman kangkung akan mulai tumbuh. Anda sudah bisa memindahkan bibit
kangkung kearea tanam setelah daun kakung sudah memiliki 4 hingga 5 helai
dengan tinggi sekitar 10 sampai 15 cm. Sedangkan bagi Anda yang tidak memiliki
lahan yang luas, cara menanam kangkung menggunakan pot atau polybag bisa
menjadi alternatif yang tepat, bahkan lebih simpel dan mudah.
Menyiapkan Wadah dan Media Tanam Pot/Polybag.-- Untuk cara
menanam kangkung di dalam pot atau polybag, pertama Anda harus menyiapkan
pot atau polybag yang sesuai. Wadah pot yang digunakan adalah pot dengan
ukuran besar atau sedang dilengkapi dengan lubang-lubang kecil di bagian bawah.
Untuk polybag, Anda bisa menggunakan polybag ukuran sedang dengan diameter
10 hingga 15 cm atau lebih. Anda juga bisa menggunakan kaleng bekas atau
wadah lain untuk menghemat pengeluaran. Untuk media tanam, siapkan tanah
yang telah digemburkan yang dicampur dengan pupuk kompos atau pupuk
3

kandang dengan kompososi 1 : 2 untuk pupuk dan tanah. Diamkan media tanam
di dalam pot atau polybag selama sehari semalam.

Menamam Tanaman Kangkung.--Kini kita masuk ke proses cara


menanam kangkung baik itu di dalam pot atau polybag, maupun di area lahan.
Untuk area lahan, Anda bisa mengambil bibit di area penyemaian yang telah siap
untuk dipindahkan. Pindahkan bibit dengan car dicabut secara perlahan agar akar
tidak tertinggal. Setelah itu tanam bibit di lubang tanam yang telah dipersiapkan
terlebih dahulu secara perlahan dan tempatkan di bagian tengah. Tutup dengan
tanah dan siram kangkung agar kebutuhan airnya tercukupi. Anda juga bisa
memindahkan bibit kangkung kewadah pot atau polybag. Caranya kurang lebih
sama dengan menanam dilahan. Buat lubang tanam didalam pot atau polybag
dengan menggunakan jari Anda untuk membuat lubang sebanyak 3 buah.
Masukan  2 bibit kangkung ke setiap lubang tersebut kemudian tanah disamping
bibit ditekan agar tertutup. Siram dengan air secara berkala. Seperti yang sudah
disinggung sebelumnya, cara menanam kangkung didalam polybag atau pot juga
bisa dilakukan secara langsung. Cara menanamnya tidak berbeda dengan cara
memindahkan bibit dari penyemaian ke wadah tanam pot atau polybag. Untuk
cara ini, penyiraman dilakukan setiap 2 hari sekali sampai bibit tumbuh dan keluar
dari tanah. Setelah itu baru dilakukan penyiraman setiap hari di waktu pagi dan
sore.

Masa Panen Kangkung.-- Untuk kangkung jenis darat, masa panennya


adalah sekitar 25 sampai 30 hari lamanya. Cara memanen tanaman kangkung
adalag dengan mencabut tanaman terebut bersama-sama dengan akarnya. Agar
tanaman lebih bisa bertahan lama dan lebih segar saat dibawa kepasar atau
sebelum dikonsumsi sendiri. Itulah cara menanam tanaman kangkung yang
dilakukan di dalam pot atau polybag untuk Anda yang memiliki lahan terbatas,
serta di area lahan tanam untuk Anda yang memiliki area lahan yang cukup luas.

Bahan dan Alat Praktikum


Bahan Praktikum
1. Batang kangkung sisa sayuran yang di sortir di dapar, panjang 4-5 ruas.
2. Air bersih/air mineral
3. Tanah subur dan pupuk kandang masing-masing 50 kg.
4. Bahan penyangga, batu, kerikil, pecahan bata, pecahan keramik/kaca dll.
5. Pot plastik atau atau polybag
Alat Praktikum igunakan.
1. Pisau
2. Gunting
4

3. Pot dari gelas atau plastik transfaran


4. Ember

Prosedur Kerja

1. Diambil batang kangkung sisa dari sayuran di dapur, yang panjangnya 4 – 5


ruas, kemudian dipotong/dibersihkan bila ada sisa-sisa daun tanaman.
2. Ikat dengan ikatan yang lemah dengan karet gelang kurang lebih 5 – 10
batang, lalu disemaikan di dalam wadah/pot gelas atau plastik transfaran yang
berisi air bersih. Tinggi genangan air sampai 1-2 ruas batang kangkung yang
terendam.
3. Pot persemaian diletakkan pada tempat yang teduh dan aman, sampai bibit
kangkung tumbuh akar dan tunas.
4. Selama pembibitan siapkan media tanam berupa campuran tanah dan pupuk
kandang atau pupuk organik padat dengan komposisi 1 : 1 (V/V).
5. Media tanam ditempatkan di dalam pot-pot/polybag, yang kedap air (tida
berlubang) untuk penanaman pada media basah dan pot berlubang untuk
penanaman pada media kering.
6. Setelah bibit tumbuh akar dan tunas (kira-kira umur 5-7 HST) bibit ditanam
pada masing-masing pot yang telah disiapkan sebanyak 4 – 6 bibit tergantung
besarnya pot.
7. Buat lubang tanam didalam pot atau polybag dengan menggunakan jari Anda
jumlah lubang yang dibuat sebanyak 2-3 buah. Masukan  2 bibit kangkung ke
setiap lubang tersebut kemudian tanah disamping bibit ditekan agar tertutup.
8. Beberapa teknik penanaman baik dalam kondisi basah dan kering seperti
tertera pada gambar berikut :
5

Penanaman pada kondisi media kering

Penanaman pada kondisi media basah


6

9. Pot-pot yang telah ditanami diletakkan pada tempat yang terbuka sehingga
mendapatkan sinar matahari yang cukup.
10. Panen dilakukan setelah tanaman berumur antara 30-35 HST.
a. Hasil dan Pembahasan

Benih padi, jagung dan kacang tanah

2.

Gambar/Foto 1. Pertumbuhan tanaman kangkung umur 10 HST (Gbr. kiri media kering
dan Gbr. kanan kondisi media basah)

Gambar/Foto 2. Pertumbuhan tanaman kangkung umur 20 HST (Gbr. Kiri media kering
dan Gbr. kiri kondisi media basah)

Gambar/Foto 3. Pertumbuhan tanaman kangkung umur 30 HST (Gbr. kiri media kering
dan Gbr. kanan kondisi media basah)
7

Gambar/Foto 4. Pertumbuhan tanaman kangkung umur 35 HST (Gbr. kiri media kering
dan Gbr. kanan kondisi media basah)

Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan

Gambar/Foto 5. Tanaman kangkung yang ditanam pada media tanam gedebog


pisang

Kesimpulan : tanaman kangkung yang ditanam di media air lebih cepat


pertumbuhannya dibandingkan yang ditanam di media tanah , dikarenakan
kangkung membutuhkan banyak air, sehingga tidak perlu lagi melakukan
penyiraman seperti saat menanam di tanah/ musim kemarau.

Saran
Sebaiknya tanaman kangkung ditaruh di tempat yang banyak airnya dan
menaruhnya pada tempat yang rindang, tidak terlalu terpapar sinar matahari, dan
juga ditaruh di tempat yang lembab agar pertumbuhannya lebih cepat.
8

DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Z., 1983. dasar-dasar Pengetahuan Tentang Zat Pengatur Tumbuh.
Angkasa Bandung.

Abidin, Z., 1987. dasar-dasar Pengetahuan Ilmu Tanaman, Angkasa


Bandung.

Abbot, I., C.A. Parker and I.D. Sills, 1989. Changes in the abudance of large soil
animals and physical properties of siol following cultivation. Aust. J. Soil
Res., 17 : 243-353.

Adin S., 2014. Penyuluh Pertanian BPP Jabung) :https://www.rawabibit.com/6-


jenis-teknik-perbanyakan-vegetatif-pada-tanaman-untuk-menghasilkan-
bibit-yang-berkualitas-unggul/

Anderson, J.P.E., 1982. Reparation In Method of Soil Analysis Part 2, Second


Edition, SSSA Madison, Wisconsin.

Anonim, 1983. Pedoman bercocok Tanam Padi, Palawija dan sayur sayuran.
Badan pengendali Bimas, Jakarta.

Bappeda Tk.I NTB, 2000. Data Pokok Pembangunan Propinsi Nusa Tenggara
Barat. Kerjasama Bappeda Tk. I NTB dengan Kantor Wilayah Badan
Pertanahan Nasional (BPN) Propinsi NTB.

Badan Pusat Statistik. Berbagai Edisi. Statistik Indonesia. Jakarta : BPS.


Blanchard, Olliver. (2011). Macroeconomics. International Edition, Fifth
Edition, Pearson, New York.

Buckman, H.O. and Brady,N.C., 1969. The Nature and Properties of Soils. The
Macmillan Company, New York.

Cornish. P.S., 1984, Soil physical requirement for germination, root development,
plant production and survival. Proceding Revirina Outlook Conference.
July, pp. 7 – 23.

Dwi Sartika Adetama, 2011. Analisis Permintaan Kedelai Di Indonesia Periode


1978-2008. Tesis. Fakultas Ekonomi, UI.

Emid Hamidin, 1983. Pedoman Tehnologi Benih. PT. Pembimbing Mas,


Bandung.

Gaur, A.C., 1981. Phospo-Microorganism dan Various Transformation. In


compast Tecnology Project Field Document No.13, FAO.
9

Ifoam, 2000. The international Federation of Organic Agricultural Movements


Basel, Switzerland.

Indayati Lanya dan Neteri Subadiyasa, 2003. Manajemen Sumberdaya Lahan


Berkelanjutan pada Landform Struktural dan Volkanik. Agroteksos, Journal
Fakultas Pertanian Universitas Mataram, 13 (1): 29 - 35.

Isbandi, djoko, 1983. Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman, Departemen


Agronomi Fakultas Pertanian, UGM, Yogyakarta.

Jumin, Hasan Basri, 1998. Dasar-Dasar Agronomi, Rajawali, Press, Jakarta.

Kusmo, Surachmad, 1984. Zat Panggul Pengatur Tumbuh Tanaman.Yasaguna,


Jakarta.

McFarlane, I. and O’Connor, E.A. (2014). World Soybean Trade: Growth and
Sustainability. Modern Economy, 5, 580-588. http://dx.doi.org/10.
4236/me.2014.55054

Meyers, William H. (1991). The World Soybean Trade Model : Spesification,


Estimation, and Validation. Center for Agricultural and Rural
Development Iowa State University.

Saifuddin, Sariaf, 1985.Tanah dan Kesuburan Tanah. Pustaka Buna, Bandung.

Stiadierja, Soeprma, 1978. Hortikultura-Perakaran dan Buah-Buahan. Yasaguna,


Jakarta.

Soedijato, Sianipar dan Philippus, 1978. Bercocok Tanam. Yasaguna, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai