Anda di halaman 1dari 21

Cara Menanam Kacang Panjang Si

Penyubur Tanah
Kacang panjang disebut juga kacang usus, mungkin karena bentuknya yang panjang seperti
usus. Tanaman yang nama ilmiahnya Vigna sinensis alias Vigna unguiculata ini sebetulnya
bukan tanaman asli Indonesia, kemungkinan terbesar berasal dari Afrika, dan sudah lama
dibudidayakan di Indonesia.

Tanaman sayur ini adalah tanaman yang


gampang diusahakan yang bisa ditanam di daerah panas maupun dingin dan tetap
menghasilkan. Semua ini bisa terjadi asal persyaratan teknisnya dipenuhi dengan baik.

Satu hal yang paling menarik dari tanaman merambat ini adalah akarnya yang memberi
manfaat pada tanah. Di mana saja kacang panjang ditanam, tanah bekas tempat tumbuhnya
akan bertambah subur, karena tanaman ini menghasilkan pupuk ekstra pada akarnya.

Pada akar tanaman ini tumbuh banyak sekali bintil-bintil.yang di dalamnya hidup jutaan
bakteri Rhizobium yang mampu mengikat zat lemas (nitrogen) dari udara. Setelah tanaman
habis dipanen, akar berikut bintil-bintilnya yang tertinggal dalam tanah akan memperkaya
tanah dengan nitrogen. Lantas memberikannya pada tanaman yang ditanam berikutnya. Itulah
sebabnya tanah bekas tumbuhnya menjadi lebih subur.

Langsung ditanam

Kacang panjang ditanam dengan bijinya yang sudah tua benar. Tidak usah disemaikan lebih
dulu, melainkan langsung ditanam di tempatnya yang tetap. Jadi tidak perlu kerja dua kali.
Kalau kebetulan tanahnya cukup luas, kita bisa membuat guludan-guludan selebar 1 meter,
yang panjangnya sama dengan tanah yang tersedia.

Biji harus ditanam dalam lubang yang tidak terlalu dalam. Jarak antar lubang sekitar 40-50
cm, baik yang menyamping maupun yang berderet ke belakang. Jadi, di atas guludan 1 meter
itu, kita bisa menanam dua baris tanaman. Tapi kalau tidak ada sisa tanah seluas itu, tidak ada
masalah. Kita cukup langsung mencangkul saja (tidak perlu membuat guludan) dan kemudian
menggali lubang penanaman.
Setiap lubang penanaman cukup diisi 3 biji kacang saja, kemudian ditutup dengan rabuk
(pupuk) kandang secukupnya. Bersamaan dengan itu, kita bikin pula tempat rambatannya,
cukup dari bilah bambu saja sepanjang 1,5 meter. Bilah ditancapkan dekat lubang yang sudah
berisi biji kacang. Jadi nantinya kalau biji sudah berkecambah, masing-masing bisa
dirambatkan ke tiap batang bilah bambu. Biji akan berkecambah kira-kira lima hari sesudah
ditanam. Kita harus membantu merambatkannya pada bambu masing-masing.

Sebulan kemudian, tanaman yang sudah membentuk tunas di sana sini harus dipangkas
ujungnya, agar dapat lebih banyak menumbuhkan cabang tempat tumbuh buah. Penyiangan
rumput liar dan pendangiran tanah juga perlu dilakukan. Biasanya dilakukan sesudah kacang
panjang mencapai umur sebulan. Dua minggu kemudian, tanaman mulai berbunga. Lima hari
sesudah berbunga, atau sekitar usia 50 hari, buah bisa dipetik. Tapi ada kalanya pada usia 40
hari, buah kacang sudah bisa dinikmati.

Sesudah itu, pemetikan buah bisa dilakukan setiap minggu sekali, dan kita masih bisa
memetiknya berkali-kali sampai usia tanaman mencapai 60 hari. Baru sesudah mencapai
umur 4 bulanlah hasil buahnya makin jarang, sampai akhirnya harus dibongkar untuk diganti
tanaman baru atau tanaman lain.

Perlu dipupuk

Meskipun kacang panjang tidak semanja tanaman lain, namun pemupukan perlu juga. Pupuk
sebaiknya diberikan pada waktu pendangiran, atau sekurang-kurangnya sesudah tanaman
berusia sekitar 20 hari. Cara pemupukan tidak berbeda dengan cara pemupukan umum dan
pupuknyapun tidak berbeda dengan pupuk yang biasa dipakai tanaman lain.

Hanya saja, takaran untuk kacang panjang agak sedikit. Pupuk yang dipakai adalah ZA, DS,
dan ZK, dengan perbandingan 1:3:2. Pupuk ini diaduk menjadi satu sebelum ditabur di
sekeliling tanaman, lalu ditutup dengan tanah. Dosis untuk setiap tanaman cukup 3-8 gram
saja. Pemberian ini bisa diulangi setiap bula sekali (ketika melakukan pendangiran secara
berkala), sampai tanaman menjelang dibongkar. Jadi, karena usia tanaman cuma sekitar 4
bulan saja (sesudah itu dibongkar), maka dalam masa itu kita cuma memupuk 3 kali saja.

Sudah tentu, akibat pemupukan itu, tanaman kacang tumbuh subur sekali. Daunnya lebat,
lebar-lebar, dan banyak bermunculan tunas baru. Kalau sudah begini, kita tidak bisa
membiarkannya begitu saja, karena bila sudah terlalu lebat justru akan berkurang hasil
buahnya. Daun itu harus diperjarang, dan sebaiknya yang muda-muda saja. Daun hasil
penjarangan kita kumpulkan dan bisa dimanfaatkan sebagai sayur.

Awas pengganggu

Tanaman kacang panjang ternyata juga mempunyai pengganggu. Seperti misalnya kutu daun,
tungau merah (juga menyerang daun), dan lalat kacang (Agromyza) yang menyerang buah.
Untuk mengatasi serangan kutu daun dan tungau merah sering dipakai racun Kelthane 2%
yang disemprotkan. Tapi memberantas lalat buah agak sulit. Sekedar untuk mencegah,
supaya buah tidak diserang dan tetap baik keadaannya (tidak bolong-bolong atau tidak berulat
di dalamnya), boleh digunakan Sumithion 50 EC, dengan kepekatan 1 cc per 1 liter air.
Kedua obat-obatan ini mudah diperoleh di toko pertanian. Selamat bertanam!
Budidaya Tanaman Seledri Hidroponik Dari Tunas Anak
Selain dengan bijinya, tanaman seledri juga dapat diperbanyak dengan tunas anak-annya. Pada
tulisan diblog sebelumnya, sudah saya jelaskan bagaimana cara menyemai dan menanam seledri
dengan bijinya. Kali ini saya ingin berbagi pengalaman bagaimana cara memperbanyak tanaman
seledri dengan tunas anak-annya, selain mudah, tanaman yang dikembangkan dengan cara ini lebih
cepat besar.

Hal pertama yang harus dilakukan tentu saja memilih tanaman seledri yang sudah mempunyai tunas
anak-annya.

Bakal Tunas Anak yang akan dipisahkan

Pisahkan tunas anak dengan cara dipetik dengan tangan hingga terpisah dengan induknya.
Tunas Anak yang sudah dipisahkan

Siapkan media tanam Cocopeat, tancapkan tunas tadi kedalam media tanam, jangan terlalu dalam,
usahakan bakal tunas barunya jangan tertimbun oleh media tanam.

Tanam tunas anak dalam media Cocopeat

Simpan bibit seledri yang baru kita tancapkan tadi ditempat yang teduh dan tidak terkena sinar
matahari langsung supaya tidak layu daun-daunnya. Setelah 2-3 hari kemudian pindahkan bibit
seledri tadi ditempat yang mendapat sinar matahari pagi atau sore saja.
Tanaman Seledri baru hasil dari pemisahan tunas anak

Lakukan perawatan bibit Seledri dengan memberikan penyiraman secara teratur untuk menjaga
kelembaban media tanamnya. Dalam waktu 7 hari akan terlihat munculnya tunas baru dan ini
menandakan bahwa kita telah berhasil mendapatkan bibit Seledri yang baru.
Nah Mudah Bukan? Selamat mencoba!

Posted by Imam Wibawa at 10:19 AM


Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to FacebookShare to Pinterest

Labels: ab mix, Budi daya, Cara, Cara Menanam, Celery, Cocopeat, Hidroponik, hydroponics, Nutrisi
Ab Mix, sederhana, Seledri

Sunday, February 16, 2014


Cara Menanam Seledri (Apium Graveolens)

Seledri atau daun sop, dikenal memiliki banyak manfaat selain sebagai bumbu masakan atau
penyedap rasa, juga berkhasiat untuk menjaga kesehatan dan pengobatan alamiah.

Tahun lalu saya pernah mencoba menanam seledri dengan cara Hidroponik sistem DWC (Deep
Water Culture) tanpa aerator, dengan menggunakan bahan dan peralatan sederhana, hasilnya cukup
memuaskan, seledri tumbuh dengan baik.

Pada kesempatan kali ini saya ingin menampilkan cara menanam Seledri dengan sistem NFT
(Nutrient Film Technique).Perbedaan mendasar kedua sistem tesebut adalah dari cara pemberian
nutrisi ke akar tanaman, sistem DWC adalah cara pasif, dimana akar di biarkan terendam dalam
larutan nutrisi yang ditampung dalam tandon atau bak nutrisi, sedangkan dalam NFT, nutrisinya
dialirkan dengan bantuan pompa air masuk kedalam sistem dan aliran nutrisi di atur sesuai
kebutuhan hingga membasahi seluruh permukaan akar secara tipis (menyerupai lapisan film yang
menyelubungi permukaan akar). Nutrisi akan mengalir kembali, masuk dalam bak penampungan
untuk kembali dialirkan lagi kedalam sistem begitu seterusnya.

Seledri dengan Sistem DWC

Tahap pertama menanam seledri diawali dengan menyemai bibit dari biji. Daya tumbuh bibit seledri
tergolong agak rendah dan tidak seragam, jadi semailah bibit berlebih dari kebutuhan yang akan
ditanam sehingga nantinya bisa diseleksi benih yang tumbuh dengan baik saja yang ditanam. Media
semai yang digunakan adalah Cocopeat, sebagai wadah persemaian digunakan gelas plastik dengan
tujuan agar nantinya tidak perlu memindahkan lagi dan bisa langsung dimasukkan dalam sistem NFT.
Taburkan bibit seledri dalam media semai dan basahi dengan air menggunakan sprayer. Kemudian,
simpanlah persemaian tadi ditempat yang tidak terkena sinar matahari secara langsung. Untuk
menjaga kelembabannya siramlah secara teratur setiap pagi atau sore hari sekali.
Bibit Seledri disemai dalam media Cocopeat

5 Hari Setelah Semai, mulai tumbuh dan berkecambah.

7 Hari Setelah Semai


10 Hari Setelah Semai

Setelah berumur +/- 28 hari semaian tadi siap dipindahkan ke NFT system. Perawatan seledri dalam
sistem NFT boleh dikatakan sangat mudah, karena urusan penyiraman sudah dikerjakan oleh pompa,
tugas utama kita hanya mengontrol dan memberikan nutrisi yang tepat sehingga seledri dapat
tumbuh dengan baik, dan menjaga agar tanaman tidak kekeringan karena pompa macet atau
kehabisan nutrisi.

NFT System
7 Hari Dalan NFT System

40 Hari dalam NFT system


Tanaman Seledri 40 Hari dalam NFT System

Demikian tahapan-tahapan cara menanam seledri hidroponik dengan NFT system, Hidroponik
Mudah dan Menyenangkan.
Selamat Mencoba!
Botol Plastik Bekas untuk Pot Tanaman
Herbal
21.05.2013

Adakah di antara Ibu-ibu yang hobi bertanam tanaman herbal? Tanaman herbal atau biasa
disebut juga sebagai apotik hidup biasanya tidak membutuhkan lahan yang luas atau pot yang
besar untuk menanamnya. Nah, daripada membeli pot, Ibu bisa membuat pot sendiri dari
botol plastik bekas minuman. Selain menghemat uang untuk beli pot, Ibu juga ikut
berpartisipasi dalam mengurangi jumlah sampah plastik. Hebat kan?

Cara membuat pot dari botol plastik bekas ini sangat sederhana. Ibu bisa ikuti langkah berikut
ini:

Bahan-bahan yang diperlukan:

1. Botol plastik bekas minuman. Ukuran 1 liter.


2. Tali sepatu bekas atau sumbu kompor. Panjangnya sekitar 10 cm.
3. Tanaman herbal. Bisa dalam bentuk biji atau tanaman yang masih kecil.
4. Tanah secukupnya.

Cara pembuatan:

1. Potong botol bekas minuman menjadi 2 bagian dengan gunting atau pisau.
2. Bagian pertama adalah bagian atas botol yang ada tutupnya. Bagian kedua adalah
bagian bawah botol.
3. Buat satu lubang yang agak besar di bagian tutup botol. Lubang ini untuk tempat
sumbu atau tali sepatu.
4. Masukkan tali sepatu bekas atau sumbu kompor ke dalam lubang tadi.
5. Taruh bagian pertama di atas bagian kedua dalam keadaan terbalik (tutupnya di
bawah). Pastikan sumbu yang dipasang sampai ke dasar botol yang di bawah.
6. Isi potongan botol bagian pertama dengan tanah secukupnya.
7. Taruh tanaman atau bijinya ke dalam tanah.
8. Angkat bagian botol pertama kemudian isi bagian botol kedua dengan air sampai
setengah penuh.
9. Taruh kembali botol bagian pertama di atas botol bagian kedua seperti tadi
Tali sepatu atau sumbu tadi berfungsi untuk menghisap air dari botol bagian bawah. Jadi,
tanaman di dalam pot seperti ini tidak perlu lagi disiram. Kecuali kalau air di botol bagian
bawah sudah mau habis, baru deh diisi lagi sampai setengahnya. Praktis kan Bu?

Akan lebih baik lagi kalau air di botol bagian bawah dicampur dengan pupuk yang
dilarutkan. Pasti tanaman jadi semakin tumbuh subur.

Seperti yang Ibu lihat, membuat pot dengan cara ini selain membantu melestarikan
lingkungan dengan memanfaatkan barang bekas, juga menghemat waktu untuk merawat
tanaman karena tidak perlu sering-sering menyiram.

Selamat mencoba!
Daur ulang botol bekas menjadi pot
tanaman
Kategori : Green | Date : 02/26/2013

Satu lagi ide memanfaatkan botol plastik bekas bisa dibuat menjadi pot tanaman.
Bermodalkan botol bekas plastik yang dilubangi di sisi samping, tanah dengan pupuk, kawat
dan tanaman. Pemasangan pot bisa digantung di tembok rumah.

Perancangnya dari proyek disainer bekerja sama dengan produsen televisio Luciano Huk
untuk acara Home Sweet Home. Dari ide tersebut Rosenbaum merubah 15 rumah di Brazil
dengan warna menarik dan dilengkapi taman kecil dengan pot botol plastik. Katanya
pembuatan pot tanaman tidak hanya membuat rumah menjadi ramah lingkungan, sekaligus
bisa mendaur ulang botol bekas.
Memanfaatkan Botol Plastik Bekas
Minuman untuk Pot Tanaman
HL | 10 July 2012 | 13:34 Dibaca: 14616 Komentar: 61 25

Beberapa hari lalu saya melihat tayangan iklan di televisi tentang cara membuang sampah
plastik atau botol bekas kemasan air mineral secara benar yaitu setelah habis isinya kita
dianjurkan tidak langsung membuang botol bekas itu ke tempat sampah begitu saja,
melainkan dengan cara merusak botol itu sehingga tidak lagi berujud botol seperti semula.
Dalam tayangan itu ditunjukkan cara merusaknya dengan dipelintir sehingga botol menjadi
peyot dan tak berbentuk seperti botol lagi. Buat saya cara seperti yang dianjurkan dalam iklan
itu tak sepenuhnya menuntaskan permasalahan sampah plastik, khususnya botol-botol bekas
minuman. Sudah tidak bisa dipungkiri saat ini memang banyak oknum nakal yang senang
memanfaatkan botol bekas air mineral untuk dijadikan tempat mengisi ulang air mineral
palsu. Mungkin maksud dari iklan itu adalah agar botol-botol bekas pakai itu tidak lagi
dimanfaatkan oleh oknum nakal untuk memalsukan produk air mineral tersebut. Tapi bagi
saya tetap saja cara ini tidak akan menyelesaikan masalah sampah plastik. Karena meskipun
bentuknya sudah tidak menyerupai botol, bagi saya tetap saja itu masih berupa sampah
plastik yang notabene sangat sulit untuk diurai. Kalaupun bisa proses penguraiannya perlu
memakan waktu lama, puluhan tahun atau bahkan lebih.

Kalau kita telaten memang bisa memanfaatkan sampah botol bekas air minuman itu menjadi
berbagai aneka kerajinan tangan. Dan itu sudah pasti bisa mendatangkan penghasilan yang
lumayan. Tapi buat yang tidak telaten mengelola sampah botol bekas itu bisa saja dengan
cara mengumpulkannya, kemudian kalau ada pemulung lewat bisa kita berikan ke pemulung.
Sudah pasti akan banyak membantu kerja pemulung karena tidak perlu lagi mengorek-ngorek
di tempat sampah demi mendapatkan botol plastik bekas yang selanjutnya dapat dijual ke
pengepul. Terus cara yang lain yang kebetulan saya lakukan dalam memanfaatkan botol-botol
plastik bekas minuman itu adalah dengan menjadikannya pot atau tempat tanaman. Tapi
jangan dibayangkan tanaman yang ditanam adalah tanaman yang besar-besar. Namanya juga
botol plastik bekas minuman, sudah pasti tidak sebesar pot-pot tanaman pada umumnya.
Paling-paling ukurannya hanya sekitar 250 ml hingga 1500 ml. Jadi tanaman yang ditanam
juga yang kecil-kecil saja. Tapi bagi saya itu sudah sangat membantu mengingat halaman
rumah saya sempit dan kalaupun ada tersisa tanah sedikit di samping rumah, saat ini sudah
dijadikan garasi yang sudah diplester semen di seluruh permukaannya. Karena itulah jika
pengin menanam pohon-pohonan ya harus ditanam menggunakan pot tanaman.
digantung begitu saja, hemat tempat

pot tanaman dari botol plastik bekas minuman

Nah beberapa waktu lalu saya melihat gambar pot tanaman yang berasal dari botol-botol
bekas di facebook teman saya. Setelah saya perhatikan bentuknya lumayan cantik. Apalagi
kalau jumlahnya banyak dan disusun secara horisontal berderet-deret atas dan bawah, terus
digantung di dinding malah kesannya bisa jadi hiasan rumah. Berawal dari ide itulah saya
mencoba mempraktekkan cara pembuatan pot tanaman dari botol bekas air minuman.
peralatan yang diperlukan : spidol, pisau cutter, solder, tali rafia

Adapun bahan-bahan yang dibutuhkan adalah :

botol plastik bekas yang siap disulap jadi pot tanaman

- aneka botol bekas minuman

- pisau cutter
- spidol

- solder

- tali rafia/kawat buat menggantung

Setelah itu barulah kita lakukan proses pembuatannya :

melubangi botol plastik dengan pisau cutter di bagian atas, sementara bagian bawah dengan
solder panas
sudah dilubangi bagian atas dan bawah serta sudah dipasang tali rafia
sudah diisi media tanah, siap untuk ditanami

1. Lepaskan merek minuman yang menempel pada botol plastik bekas.

2. Beri tanda dengan spidol untuk membuat lubang berbentuk persegi panjang di bagian
sisi atas, gunanya untuk memasukkan media tanah dan tempat menacapkan tanaman yang
akan ditanam.

3. Jangan lupa buat lubang kecil-kecil dibagian sisi bawahnya, bisa dilakukan dengan
menggunakan solder panas agar lebih mudah. Lubang kecil-kecil ini gunanya untuk sirkulasi
udara, persis pot tanaman pada umumnya.

4. Kemudian ikat dengan tali rafia atau kawat pada kedua ujung botol untuk memudahkan
menggantung.

5. Pot dari botol siap diisi media tanah dan siap untuk ditanami tanaman.

6. Selanjutnya gantung pot tanaman di dinding luar rumah atau di pagar rumah seperti yang
saya lakukan.

ada botol-botol plastik bekas bergantungan di pagar rumah

Begitulah cara saya mengelola sampah plastik bekas minuman. Untuk yang sudah tidak
memiliki lahan untuk bercocok tanam seperti saya, cara ini bisa dicoba. Selain bisa
mengurangi timbunan sampah plastik juga bisa menghemat pengeluaran uang untuk membeli
pot tanaman. Saya lebih memilih menggantungnya di pagar di samping rumah daripada di
dinding luar rumah karena disana sumber cahaya sangat mencukupi. Selain itu saya tidak
perlu repot-repot menyirami tanaman saya setiap hari karena ketika hujan sudah langsung
terkena tetesan air hujan. Jadi praktis dan hemat. Jadi tunggu apalagi, daripada sampah
plastik bekas botol minuman dibuang begitu saja lebih baik dijadikan pot tanaman bukan?

Anda mungkin juga menyukai