Sistem Budidaya jahe merah menggunakan polybag mengharuskan kita selalu menambahkan
media tanam setiap bulannya. Media tanam ini berupa campuran tanah dan pupuk kandang yang
sudah matang atau dimatangkan setelah dicampur tanah. Proses ini butuh waktu dan berdasarkan
pengalaman harus selalu disiapkan
Tanaman baru dilakukan pengurukan atau ditambah tanah, saat ini sudah hampir setengah
karung. Biarpun tampak karung pada bolong karena lapuk.
Terlihat jelas tanaman jahe dihalaman rumah mendapat cahaya matahari yang cukup, dan
tanaman jahe tampak subur
108
INDONESIA adalah negara yang kaya akan potensi alam, terutama di bidang pertanian,
baik dari hulu hingga ke hilir. Salah satu hasil pertanian di Indonesia yang banyak
digemari adalah tanaman rempah-rempahan seperti jahe.
Jahe terdiri dari tiga macam, yaitu jahe putih, jahe kecil/jahe emprit, dan jahe merah. Ketiganya
memiliki khasiat yang hampir sama namun juga memiliki kelebihan masing-masing terutama
jahe merah.
Jahe merah adalah tanaman semusim dengan tinggi sekitar 40 sampai dengan 50 cm. Perbedaan
jahe merah dengan tanaman jahe biasanya adalah rasanya yang lebih pedas, rimpangnya lebih
kecil dan warnanya yang kemerah-merahan berbeda dengan varietas jahe lain yang cenderung
berwarna putih.
Seperti telah diketahui, jahe merah (zingiber officinale roscoe) merupakan rempah-rempah
Indonesia yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari, terutama pada bidang kesehatan.
Jahe merah berasal dari Asia Pasifik yang tersebar dari India sampai Cina.
Jahe merah termasuk dalam suku temu-temuan (Zingiberaceae), satu keluarga dengan temu-
temuan lainnya seperti temu lawak (Curcuma xanthorrizha), temu hitam (Curcuma aeruginosa),
kunyit (Curcuma domestica), kencur (Kaempferia galanga), serta lengkuas (Languas galanga).
Jahe merah digunakan di seluruh dunia sebagai bahan masakan pedas, rempah-rempah dan obat
herbal. Cina, India, Malaysia, Arab, Afrika dan Indonesia, jenis tanaman berumbi ini banyak
digunakan sebagai bahan pengobatan tradisional secara turun temurun sejak ratusan tahun lalu.
Beberapa penelitian telah membuktikan jahe memiliki aktivitas antioksidan yang sangat kuat.
Kandungan senyawa jahe merah yang berpengaruh dalam aktivitas antioksidan juga telah
ditemukan dan beberapa di antaranya telah diidentifikasi, di antaranya adalah ditemukan bahwa
jahe merah merupakan sumber utama melatonin yang mampu melindungi DNA dari kerusakan
akibat radikal bebas.
Siapa sangka di balik tumbuhan yang sederhana ini terkandung banyak sekali manfaat yang ada
di dalamnya. Tentu akan sangat membantu jika kita mempunyai banyak cadangan jahe merah di
rumah, sehingga jika keadaan darurat tidak sulit untuk mendapatkannya.
Budidaya jahe merah cukup mudah. Bibit yang telah dibeli disemai selama lebih kurang dua
minggu hingga muncul tunas, kemudian dipindahkan ke dalam polibag atau karung. Setelah
dirawat, jahe merah usia 9-11 bulan sudah bisa dipanen.
Selain mudah, keuntungan finansial yang didapat dari budidaya jahe merah juga cukup
menggiurkan. Jika untuk 1 polibag yang berisikan 3 pucuk jahe merah modal yang diperlukan
sebesar Rp5.000, kemudian pada saat panen setiap polibag menghasilkan 9 kg (3kg/pucuk) dan
dijual seharga Rp25.000/kg, maka hasil yang didapat sebesar 9kg x Rp25.000 = Rp225.000 atau
untung Rp220.000. Itu baru perhitungan 1 polibag saja.
Jika kemudian membudidayakan jahe merah sebanyak 100 polibag maka modal yang dibutuhkan
hanya Rp. 500.000, namun keuntungan yang didapat akan berkali lipat, yaitu sebesar Rp.
22.000.000.
Tingkat kebutuhan akan jahe merah tentu kian meningkat di masa mendatang sehingga harga
jual akan terus melambung, maka bayangkan berapa keuntungan yang didapat dari usaha
budidaya jahe merah ini.
Peluang ini telah dibaca oleh penulis yang juga merupakan peserta Indonesia Bangun Desa, yaitu
program beasiswa kewirausahaan dan berbasis di bidang pertanian. Penulis yang saat ini
ditempatkan di Desa Gilangharjo, Kabupaten Bantul – Jogjakarta, bersama rekannya kemudian
menginisiasi pembentukan kelompok Petani Muda Desa Gilangharjo untuk kemudian bersama-
sama menjalankan gerakan Satu Rumah Satu Jahe Merah.
Penulis juga terbuka jika ada pihak yang ingin datang berkunjung ke desa penempatannnya
untuk bersama-sama menyukseskan gerakan ini. Gerakan bersama pemuda-pemudi desa ini
diharapkan mampu mendobrak semangat untuk menjadikan Desa Gilangharjo sebagai desa
penghasil jahe merah terbesar di Yogyakarta.
( ini nanti akan saya bahas lebih detail so nanti harapannya kita bisa buat pupuk cair dan pupuk
padat (bokhasi) sendiri sehingga dapat menekan biaya produksi )
1. Pembibitan
pilih bibit jahe yang berkualitas (asal-usul jelas jenisnya dan berumur 1 thn keatas ) karena ini
sangat menentukan perkembanagan dan hasil dari budidaya. potong2 rimpang jahe menggunakan
tangan / pisau ( seterilkan tangan / pisau apabila mengenai jahe yang busuk dg air garam)
usahakan setiap potongan memiliki 2 ato 3 mata tunas atau kurang lebih 5 - 7 cm rimpang jahe.
jemur bibit jahe yang telah dipotong2 tadi untuk menghindari bakteri/jamur merugikan 6 - 12 jam.
setelah itu rimpang jahe direndam dengan zat pertumbuhan tanaman (kita bisa membuat sendiri)
selama 6 jam tiriskan sampai kering. rimpang jahe siap disemaikan dengan cara sebar pupuk
bokhasi setebal 10 cm taruhlah rimpang jahe diatasnya kemudian tutupi dengan sekam padi untuk
menjaga kelembapan. usahakan tempat persemaian terhindar dari matahari langsung, siram pada
pagi dan sore hari biasanya dalam waktu 1-2 minggu akan muncul tunas2 jahe
dalam persemaian
2. penanaman.
menggunakan karung/wadah ukuran lebar 50cm x 60 cm tinggi, jangan lupa karung/wadah dilubangi
untuk mendapatkan aerasi yang bagus usahakan banyak lubang. masukkan media campuran tanah
dengan bokhasi dengan perbandingan 30% : 70% setinggi 15-20 cm, satu karung/wadah dapat diisi
dengan jumlah 3-5 tunas yang mana tunas2 dikumpulkan ditengah dengan mata tunas menghadap
keluar atau saling membelakangi ( alasan kenapa satu karung kita isi sebanyak itu karena kita
mencoba menanam jahe dengan teknik vertikultur/keatas) sehingga nantinya jahe kl tumbuh subur
maka 30 hari setelah tanam maka diperlukan penambahan media setinggi 10-15 cm dengan media
campuran tanah dan bokhasi ini bertujuan untuk melindungi tunas jahe sekaligus memberi
nutrisi/makanan baru bagi jahe,usahakan setiap bulan sekali lakukan penambahan media tanam
sampai bulan kelima . dikarenakan jahe membutuhkan cukup banyak air maka tanaman jahe perlu
disiram setiap hari 2 x pagi dan sore atau sesuai kondisi media. tidak lupa untuk menjaga kebutuhan
asupan nutrisi tanaman jahe maka setiap seminggu sekali dilakukan penyemprotan / pengocoran
dengan microba cultur 1/2 liter dicampur 14 liter air. dibawah ini gambar jahe dari tanggal 31
agustus 2013 sampai 01 januari 2014 :
Ups hampir lupa tentang apa2 aja yang perlu disiapkan untuk budidaya jahe dalam karung / wadah,
antara lain :
1. ternak bakteri / microba cultur
siapkan bahan dibawah ini :
cara pembuatannya :
tuangkan biang bakteri dalam baskom campur dengan gula pasir diamkan selama 6 - 24 jam ini
bertujuan untuk mengaktif bakteri yang ada dalam biang bakteri agar siap tempur...heheeheee ini
angep aja pasukan kita gan untuk menyuburkan tanah. siapkan drum untuk tempat fermentasi, aduk
rumen dengan air kelapa secukupnya agar kita dapat mengambil microbakteri yang ada dalam
rumen dg cara disaring / diperas masukkan masukkan dlm drum bersamaan dengan jus nanas &
pepaya yg telah disaring aduk rata adonan tesebut setelah itu masukkan biang bakteri yang telah
siap tempur. terakhir masukkan serabut kelapa. usahakan didalam drum/tandon ada sisa ruang
paling tidak 25 % ada ruang khawatir meledak gan. tutup rapat drum/tandon jangan lupa tiap pagi
dan sore diaduk2, tanda-tanda fermentasi berhasil bau berubah menjadi kayak bau tape. microba
culture siap diaplikasikan ke semua tanaman / pembuatan kompos (bokhasi) nantinya... bersa
Jahe merah adalah tanaman herbal dengan tinggi sekitar 40 sampai dengan 50 cm.
Perbedaan jahe merah dengan tanaman jahe lainnya adalah rasanya yang lebih pedas,
rimpangnya lebih kecil dan warnanya yang kemerah-merahan berbeda dengan varietas
jahe lain yang cenderung berwarna putih. Jahe merah termasuk dalam suku temu-temuan,
satu keluarga dengan temu - temuan lainnya seperti temu lawak, temu hitam,kunyit ,
kencur, serta lengkuas.
Memang tidak dapat dipungkiri lagi banyaknya manfaat jahe bagi kesehatan seseorang,
terutama jahe merah yang memiliki segudang manfaat antara lain:
1. Sebagai antibakteri
2. Mengurangi sakit dan radang
3. Memerangi sel kanker
4. Obat mabuk perjalanan
5. Mengatasi gangguan menstruasi
6. Sebagai Antibakteri
7. Mengurangi sakit dan radang
8. Anti diare dan mual
9. Anti hiperlipidemia (lemak berlebih)
10. Melancarkan aliran darah
11. Obat untuk kolesterol, dan masih banyak lagi.
Selain bermanfaat sebagai obat herbal jahe merah juga dapat dimanfaatkan sebagai
campuran sebuah bumbu masakan untuk memberi cita rasa pedas pada suatu masakan.
Peluang bisnis yang tercipta dengan membudidayakan jahe merah sangatlah
menguntungkan oleh kerena itu banyak orang yang berbondong-bondong untuk
membudidayakan tanaman yang bercita rasa pedas ini. Jahe merah sendiri di Indonesia
sangat banyak peminatnya dan harga jual jahe merahpun di dalam negeri maupun luar
negeri sangat stabil. Walaupun jahe merah banyak peminat di Indonesia tetapi banyak
masyarakat juga yang belum mengetahui tentang budidaya jahe merah yang sangat
menguntungkan, tetapi masalah ini dapat diatasi dengan sosialisasi yang rutin.
Sedangkan cara perawatan jahe merah itu sendiri sangat mudah dan dapat dilakukan
sendiri dengan cepat, cara perawatan tanaman jahe merah itu sendiri antara lain :
1. Pada tahap awal, lakukan penyiraman air secara teratur dan rutin pagi dan sore
selama kurang lebih seminggu, bertujuan agar tunas tidak kering dan layu.
2. Selanjutnya, penyiraman dilakukan sehari sekali kecuali pada kondisi kemarau
sebaiknya penyiraman dilakukan dua kali.
3. Usahakan tanaman jahe diletakan diruang terbuka bertujuan untuk memberikan
tanaman jahe merah sinar matahari yang cukup.
4. Pada usia 2-3 bulan atau jika terlihat keluar rimpang jahe ke permukaan, lakukan
penimbunan dengan campuran tanah dan pupuk (perbandingan tanah: pupuk
tetap 3 : 1) kurang lebih setinggi 10 cm.
5. Selalu lakukan penyiangan media tanam dari hama berupa gulma/rumput agar
tidak mengganggu pertumbuhan rimpang.
6. Penimbunan dilakukan terus secara berulang sampai tanaman jahe berusia sekitar
8 bulan atau sampai karung terisi penuh dengan tanah.
7. Rata-rata usia optimal penanaman jahe berkisar antara 8 – 10 bulan, ditandai
dengan mulai mengeringnya daun.
8. Dengan pola tanam seperti ini, diharapkan hasil panen jahe per karung mencapai
minimal 5 kg.
Jahe merah dapat dipanen antara 8–10 bulan dan hasil yang didapat bersesar 5–15 kg
sedangkan harga jual dari jahe merah adalah Rp. 15.000 – Rp. 20.000/kg tergantung
dengan kualitas jahe merah tersebut.
Dari proses penanaman hinga panen diperlukan biaya yang dikeluarkan kurang lebih Rp.
950.000,- dengan penanaman 100 karung maka hasil dapat dihitung: kita mengambil nilai
terkecil dari hasil–hasil yang telah disebutkan dari 1 karung mendapat jahe merah kurang
lebih seberat 5 Kg dikalikan dengan jumlah karung yang kita buat 5 x 100 Karung = 500
Kg kemudian kita hitung harga jual jahe merah. Kita ambil harga Rp. 15.000/kg
kemudian dikalikan dengan jumlah jahe yang dipanan 500 x Rp. 15.000 = Rp. 7.500.000,-
kemudian hasil yang didapat, dikurangkan dengan modal atau biaya yang dikeluarkan Rp.
7.500.000 – Rp. 950.000 = Rp. 6.550.000 dari hasil pengurangan tersebut dapat ditemukan
keuntungan atau laba dari penanaman jahe merah yaitu sebesar Rp. 6.550.000 (enam juta
lima ratus lima puluh ribu rupiah).
Dari hasil penghitungan diatas dapat dibayangkan jika kita menanam jahe merah setiap
bulan maka 8 – 10 bulan yang akan datang hasil yang kita dapat Rp.6.550.000 per bulan,
itupun jika harga jual jahe merah tetep stabil dan iklim atau cuaca yang mendukung.
1. Kualitas jahe harus benar-benar diperhatikan karena hal ini akan menentukan
harga jual.
2. Serangan hama dan penyakit. Serangan hama dan penyakit ini akan berhubungan
dengan kualitas dan jumlah hasil budidaya. Namun masalah penyakit dapat
ditekan dan dicegah apabila teknis budidaya kita mengikuti pola yang benar.
3. Iklim atau cuaca yang dijaman sekarang selalu berubah–ubah setiap tahun karena
kerusakan alam yang dilakukan oleh manusia yang tidak bertanggung jawab.
Penjualan hasil budidaya. Hal ini memang menjadi masalah klasik di Indonesia, hampir
untuk semua komoditi. Belum ada regulasi yang jelas mengenai sistem penjualan maupun
patokan harga. Tapi tidak usah pusing, mengenai penjualan komoditas jahe ini, mungkin
Anda bisa menjual langsung ke distributor, pasar, industri jamu atau minuman, atau
menjalin kerja sama dengan kelompok tani jahe misalnya di Sukabumi, Tasikmalaya
maupun Brebes yang sudah terlebih dahulu mapan untuk menjual hasil jahenya. Hal
terpenting, kita harus usahakan mendapatkan harga beli yang layak dan masih
mempunyai nilai ekonomis.
Memang jika kita ingin menggapai kesuksesan maka bayak hambatan yang menghadang
kita termasuk saat membudidayakan jahe merah ini, Tapi jika kita mau berusaha dengan
tekun dan selalu berdoa dan beribadah maka peluang untuk menjadi jutawan dengan
budidaya jahe merah bukan hanya mimpi atau angan–angan semata.
Kita tentukan saja pilihan kita kali ini pada tanaman budidaya Jahe Merah. Tanaman ini
tak terlalu sulit dalam berbudidayanya. Cukup di sela-sela tanaman pokok (sengon, kopi, atau
tanaman buah-buahan ), Media tanam bisa menggunakan Karung/Glangsing/Polybag yang telah
diisi Bokashi dan tanah dengan perbandingan 1: 3. Pengisian media tanam awalnya hanya perlu
diisi setinggi kira-kira 15 cm.
Sebagai pertimbangan nilai ekonomi Polybag yang diisi 2 - 3 tunas bibit Jahe seharga Rp.
500,- dalam waktu 8 - 10 bulan bisa berkembang menjadi 20 kg. (jika menggunakan cara
konvensional, estimasi 1 rumpon hanya kisaran 2 kg). Misalnya estimasi harga ± Rp 25.000 –
Rp. 40.000, maka per polybag dapat menghasilkan Rp. 500.000,- sampai Rp. 800.000,-. Jika
Anda mempunyai 100 polybag saja maka estimasi Hasil kotor yang anda peroleh adalah Rp.
50.000.000,- sampai Rp. 80.000.000,- Sebuah keuntungan yang sangat fantastis bukan…???
Itulah potensi keuntungan yang bisa kita dapatkan, tentu dengan POLA HCS, bukan Pola
Konvensional.
Dengan perawatan sangat sederhana yakni pemupukan berkala dengan Bokashi dan SOT
HCS yang dikocorkan maupun disemprot pada bibit yang ditanam, penyemprotan dan
pengocoran SOT hanya perlu dilakukan 2 minggu sekali dan penambahan Bokashi dilakukan
seiring pertumbuhan tunas sampai Polybag terisi dengan ketinggian 80%. Setelah Polybag terisi
Tanah dan Bokashi, maka yang dilakukan tinggal perawatan sampai panen, antara 8 – 10 bulan.
Dan seandainya semua mau bergerak memanfaatkan tanah kosong , di pot-pot, polybag,
atau pekarangan kita yang tersisa, meskipun tak begitu luas seperti program pemerintah „Apotik
Hidup‟ beberapa tahun lalu, maka kampung tempat kita tinggalpun akan mampu swasembada
Jahe, bahkan tak menutup kemungkinan menembus pasar dunia.
PEMBIBITAN :
Untuk bibit jahe yang sudah siap tanam / atau yang sudah bertunas skitar 5-10 cm, namun jika
susah memperoleh bibit tunas kita bisa menyemai sendiri bibit jahe yang akan ditanam. Ada
beberapa teknik penyemaian. Disini saya bahas salah satunya saja yaitu penyemaian jahe dalam
kotak kayu.
Rimpang jahe yang baru dipanen dijemur sementara (tidak sampai kering), kemudian disimpan
sekitar 1-1,5 bulan. Patahkan rimpang tersebut dengan tangan dimana setiap potongan memiliki
3-5 mata tunas dan dijemur ulang 1/2-1 hari. Selanjutnya sebelum disemai bibit harus dibebaskan
dari virus penyakit dengan cara potongan bakal bibit tersebut dikemas ke dalam karung lalu
dicelupkan dalam larutan PHEFOC (Pestisida Herbisida E Fungisida O C) selama 15 menit lalu
keringkan. (Larutkan 1 tutup PHEFOC ke dalam 14 liter air, tambahkan 2 sendok makan gula
pasir, diamkan selama 15 menit, larutan PHEFOC telah siap untuk digunakan).
Rendam kembali dengan zat pengatur tumbuh SOT sekitar 6 jam. ( Larutkan 5 tutup SOT dengan
14 liter air, tambah 2-3 sendok makan gula pasir, diamkan terlebih dahulu selama 15 menit),
larutan siap digunakan. Setelah perendaman lalu tiriskan sampe kering. Benih telah siap
disemaikan.
Lakukan cara penyemaian dengan peti kayu sebagai berikut: isi kotak kayu dengan
tanah+bokashi 3:1 lalu benamkan rimpang jahe tutup dgn tanh/daun kering tipis-tipis, rawat
dengan menyirami 2x sehari.Setelah 2-4 minggu lagi, bibit jahe tersebut sudah siap dipindah ke
karung/polibag/keranjang tanam
Bokashi adalah sebuah metode pengomposan yang dapat menggunakan starter aerobik maupun
anaerobik untuk mengkomposkan bahan organik, yang biasanya berupa campuran molasses, air,
starter mikroorganisme, dan sekam padi. Kompos yang sudah jadi dapat digunakan sebagian
untuk proses pengomposan berikutnya, sehingga proses ini dapat diulang dengan cara yang lebih
efisien. Starter yang digunakan amat bervariasi, dapat diinokulasikan dari material sederhana
seperti kotoran hewan, jamur, spora jamur, cacing, ragi, acar, sake, miso, natto, anggur, bahkan
bir, sepanjang material tersebut mengandung organisme yang mampu melakukan proses
pengomposan.
Dalam proses pengomposan di tingkat rumah tangga, sampah dapur umumnya menjadi material
yang dikomposkan, bersama dengan starter dan bahan tambahan yang menjadi pembawa starter
seperti sekam padi, sisa gergaji kayu, ataupun kulit gandum dan batang jagung (Yusuf, 2000).
Mikroorganisme starter umumnya berupa bakteri asam laktat, ragi, atau bakteri fototrofik yang
bekerja dalam komunitas bakteri, memfermentasikan sampah dapur dan mempercepat
pembusukan materi organik.
Umumnya pengomposan berlangsung selama 10-14 hari. Kompos yang dihasilkan akan terlihat
berbeda dengan kompos pada umumnya; kompos bokashi akan terlihat hampir sama dengan
sampah aslinya namun lebih pucat. Pembusukan akan terjadi segera setelah pupuk kompos
ditempatkan di dalam tanah. Pengomposan bokashi hanya berperan sebagai pemercepat proses
pembusukan sebelum material organik diberikan ke alam.
Pupuk Bokashi, menurut Wididana et al (1996) dapat memperbaiki sifat fisika, kimia, dan
biologi tanah, meningkatkan produksi tanaman dan menjaga kestabilan produksi tanaman, serta
menghasilkan kualitas dan kuantitas hasil pertanian yang berwawasan lingkungan. Pupuk
bokashi tidak meningkatkan unsur hara tanah, namun hanya memperbaiki sifat fisika, kimia, dan
biologi tanah, sehingga pupuk anorganik masih diperlukan (Cahyani, 2003). Pupuk bokashi,
seperti pupuk kompos lainnya, dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kandungan material
organik pada tanah yang keras seperti tanah podzolik sehingga dapat meningkatkan aerasi tanah
dan mengurangi bulk density tanah (Susilawati, 2000, dan Cahyani, 2003). Berdasarkan hasil
penelitian Cahyani (2003), Penambahan pupuk bokashi berbahan dasar arang sekam padi dapat
meningkatkan nilai batas cair dan batas plastis tanah latosol, namun terjadi peningkatan indeks
plastisitas. Penambahan bokashi arang sekam padi juga berpengaruh terhadap kekuatan geser
tanah dan peningkatan tinggi maksimum tanaman. Bokashi juga dapat digunakan untuk
mengurangi kelengketan tanah terhadap alat dan mesin bajak sehingga dapat meningkatkan
performa alat dan mesin bajak (Yusuf, 2000), dengan pengaplikasian bokashi sebelum
pengolahan tanah dilakukan.
PENANAMAN
siapkan alat dan bahan : - cangkul / sekop (untuk mengaduk)
- karung / polibag / keranjang (pakai yg bekas )
- ember
- bokashi
- tanah
Ambil rimpang jahe dari kotak penyemaian kemudian patah-patahkan dengan tangan rimpang
jahe tersebut menjadi 2 - 3 ruas, dimana 1 ruasnya terdapat minimal 2 mata tunas.
Lalu buat campuran antara tanah dan bokashi dengan perbandingan 3:1 . Masukkan campuran
tanah dan bokashi ke dalam karung/polibag/keranjang dengan ketinggian sekitar 15cm , jika
menggunakan media karung sesuaikan terlebih dahulu tinggi karung dengan cara menekuk
bagian atas karung seperti gambar paling atas agar ketinggian sesuai.
kemudian masukan tunas bibit jahenya, ( satu karung bisa diisi sekitar 3-4 titik tanam untuk
hasil yang maksimal)
Setelah selesai penanaman keseluruhan siram dengan air . Selama sekitar seminggu lakukan
penyiraman rutin pagi dan sore agar tunas tidak layu/ kering.
PERAWATAN / PEMUPUKAN
Sirami tiap hari minimal sehari sekali, tapi jika cuaca panas atau musim kemarau sebaiknya
siram 2 x sehari.
Sekitar usia 2-4 minggu lakukan pengocoran dengan fermentasi SOT.
(SOT 5 tutup, Gula 3 sendok makan, Urine 2 liter, Feses 2 liter, difermentasi 24 jam). setelah
fermentasi jadi campur dengan 15 liter air lalu gunakan untuk mengocor/ menyiram.
Lakukan penyemprotan dengan SOT dan PHEFOC secara bergantian dengan interval 2minggu-4
minggu sekali.
(bahan untuk menyemprot SOT/PHEFOC 5 tutup, Gula 3sendok, bisa ditambah urine 0,5 liter
fermentasi 24jam) kemudian campur air 1 tangki dan siap disemprotkan.
Lakukan pengurukan kembali dengan tanah + bokashi (3:1) pada usia 2-3 bulan atau jika terlihat
rimpang jahe yang menyembul keluar timbun/uruk sekitar 10cm.
Lakukan pengurukan ini berulang-ulang seiring pertumbuhan jahe hingga usia sekitar 8 bulan
atau sampai karung /polibeg / keranjang terisi penuh dengan tanah urukan.
Dengan teknik pengurukan seperti ini kita akan mendapatkan hasil yang lumayan melimpah,
karung /polibag/keranjang kita akan terisi penuh dengan rimpang jahe.
bahkan ada salah satu mitra HCS yang panen jahe satu karung/polibag/keranjang berisi 20kg
jahe wooww....dahsyat bukan...???.
Jika langkah-langkah diatas sudah kita lalui selama 8-10 bulan, sudah saatnya jahe kita siap
dipanen.
GAJIAN TIAP BULAN.
Banyak orang beranggapan "bertani itu tidak bisa memberi penghasilan tiap bulannya", Bertani
hanya memberi penghasilan pas pada waktu panen saja. Menurut saya anggapan ini 100% salah,
buang jauh2 tuh anggapan seperti itu.
Bagaimana cara mempunyai penghasilan tiap bulannya dari bertani disini kita akan
membahasnya.
Ya salah satunya dengan cara menanam jahe dengan media karung/glangsing/polibag.
Caranya tiap bulannya kita musti tanam jahe ya misal 20-40 polibag/karung. Jadi diawal tiap
bulannya kita tanam jahe. Contoh misal bulan january minggu awal kita tanam 40
polibag/karung jahe, maka bulan february di minggu awal berikutnya kita tanam lagi 40
polibag/karung, begitu juga bulan maret dan bulan-bulan berikutnya.
Hitung-hitunganya gimana? berapa rupiah yang kemungkinan bisa kita hasilkan tiap bulan.
Modal Tiap bulannya :
Bibit jahe 40 rimpang x Rp.1.000,- Rp.40.000 === > ( sekitar 1,5 - 2 kg jahe )
TOTAL Rp.170.000,-
Jadi bisa kita ketahui nantinya mulai bulan november sampai terus kedepan kita akan mendapat
penghasilan Rp. 3.000.000. hasil ini bisa lebih jika hasil panen kita bisa maksimal dan harga jual
jahe naik.
Semoga saja artikel ini bermanfaat.
http://jahehcs.blogspot.com/
1. Jahe gajah atau jahe badak. Rimpangnya lebih besar dan gemuk, ruas
rimpangnya lebih menggembung dari kedua varietas lainnya. Jenis jahe
ini bisa dikonsumsi baik saat berumur muda maupun berumur tua, baik
sebagai jahe segar maupun jahe olahan.
2. Jahe putih atau jahe emprit. Ruasnya kecil, agak rata sampai agak
sedikit menggembung. Jahe ini selalu dipanen setelah berumur tua.
Kandungan minyak atsirinya lebih besar dari pada jahe gajah, sehingga
rasanya lebih pedas, disamping seratnya tinggi. Jahe ini cocok untuk
ramuan obat-obatan, atau untuk diekstrak oleoresin dan minyak atsirinya.
3. Jahe merah. Rimpang berwarna merah dan lebih kecil daripada jahe
emprit, jahe merah selalu dipanen setelah tua, dan juga memiliki
kandungan minyak atsiri yang sama dengan jahe kecil, sehingga cocok
untuk ramuan obat-obatan.
Iklim
Tanaman jahe membutuhkan curah hujan relatif tinggi, yaitu antara 2.500-4.000
mm/tahun. Pada umur 2,5 sampai 7 bulan atau lebih tanaman jahe
memerlukan intensitas cahaya matahari 70 - 100%. Dengan kata lain
penanaman jahe sebaiknya dilakukan di tempat terbuka sehingga mendapat
sinar matahari sepanjang hari. Suhu udara optimum budidaya tanaman jahe
antara 20-35 oC.
Tanah
Tanaman jahe paling cocok ditanam pada tanah subur, gembur dan banyak
mengandung humus. Tekstur tanah yang baik adalah lempung berpasir, liat
berpasir dan tanah laterik. Tanaman jahe dapat tumbuh pada keasaman
tanah (pH) sekitar 4,3-7,4. Tetapi keasaman tanah (pH) optimum untuk jahe
gajah adalah 6,8-7,0.
Ketinggian Tempat
Jahe tumbuh baik di daerah tropis dan subtropis dengan ketinggian 0 - 2.000 m
dpl. Di Indonesia pada umumnya ditanam pada ketinggian 200 - 600 m dpl.
Budidaya Jahe
Merah dalam Karung atau Polybag
“Budidaya
tanaman Jahe ternyata tidak harus di lahan, akan tetapi, jahe ternyata
dapat ditanam dalam karung atau polybag. Jika dibandingkan dengan jahe langsung
ditanam di lahan, produktivitas jahe
yang ditanam di polybag atau karung juga tidak mengecewakan”.
1.
Menyiapkan media tanam
Media tanam
yang dipakai adalah tanah, pasir, dan pupuk organik dengan perbandingan 1:1:1 atau
1:1:2. Jika menggunakan karung, sebaiknya
menggunakan karung beras atau pakan ternak. Semakin besar ukuran semaikin
baik bagi pertumbuhan tanaman. Jika menggunakan polybag, gunakan polybag
dengan ukuran minimal 40 x 50 cm.
Tanah
Pasir
Pupuk
Organik
2.
Membibitkan Jahe
a. Pemilihan
benih
Benih untuk
bibit Jahe diambil dari rimpangnya. Rimpang untuk benih yang baik adalah
rimpang yang segar (tidak disimpan terlalu lama), sehat, ukurannya besar atau
normal, tidak cacat atau terluka, dan berasal dari induk yang sudah cukup tua
dan sehat. Karena asal-usul induk harus jelas, maka sebaiknya rimpang untuk
benih diambilkan dari kebun petani, bukan dari pasar konsumsi.
Pengecambahan
Penyemaian
Selama mengecambahkan
benih, kita dapat menyiapkan tempat pesemaian berupa petak ukuran 1 x 2 m yang
dibatasi dengan batubata dan diisi dengan pasir dan pupuk organik. Tempat
pesemaian sebaiknya tidak terkena sinar matahari dan hujan secara langsung.
Pada media tersebut, benih yang telah berkecambah kita tanam dengan kedalaman
kira-kira 4-5 cm. Benih tersebut akan mulai tumbuh menjadi tanaman muda dalam
waktu sekitar 2-4 minggu. Setelah tumbuh dengan ketinggian sekitar 10 cm, bibit
dapat diambil/dipotong dari rimpangnya dan ditanam pada media karung atau
polybag yang telah disiapkan. Rimpang yang tersisa dapat ditanam kembali pada
pesemaian agar tumbuh bibit yang lain. Satu buah rimpang dapat menumbuhkan sekitar
2-4 bibit.
3.
Menanam
4.
Memelihara
Penyiraman
Penyiraman dilakukan
setiap hari, sebaiknya pada sore hari, terutama saat tidak ada hujan. Beberapa
petani menggabungkan budidaya Jahe Merah dengan budidaya ikan dalam kolam,
untuk memudahkan penyiraman dan mengantisipasi kebutuhan air saat musim
kemarau. Selain itu, air kolam diharapkan memberi unsur hara tambahan bagi
tanaman. Penyiraman dapat dihentikan saat tanaman Jahe mulai memasuki fase senecense
(mengering) saat tua dan mendekati panen.
Penyiangan
dan penggemburan
Pemupukan
Pemupukan dilakukan 2
bulan sekali seiring pertumbuhan tanaman, dengan menambahkan pupuk organik pada
media tanam. Jumlah pupuk yang diberikan tergantung dari besarnya media yang
digunakan, kira-kira 1/5 ukuran karung atau polybag yang digunakan. Pemupukan dapat
diberikan 3 kali selama umur tanaman.
Pengendalian
Hama dan Penyakit
5.
Memanen