Anda di halaman 1dari 36

Media Tanam Budidaya Jahe Merah Harus Selalu Ready

Sistem Budidaya jahe merah menggunakan polybag mengharuskan kita selalu menambahkan
media tanam setiap bulannya. Media tanam ini berupa campuran tanah dan pupuk kandang yang
sudah matang atau dimatangkan setelah dicampur tanah. Proses ini butuh waktu dan berdasarkan
pengalaman harus selalu disiapkan

campuran media tanam

Media Tanam ditutup rapat


Media tanam yang tidak selalu disiapkan akan menyebabkan jadwal penimbunan atau
penambahan tanah dalam polybag akan terlambat. Usahakan sesibuk apapun media tanam ini
selalu disiapkan agar budidaya jahe merah semakin tOP.
Pengaruh Intensitas Cahaya terhadap Produktivitas

intensitas cahaya penuh


Produktivitas tanaman jahe dipengaruhi oleh banyak faktor lingkungan tumbuh tanaman, salah satunya
adalah intensitas cahaya. Karena cahaya matahari mempunyai fungsi yang sangat penting pada
aktivitas fotosintesa, apabila terjadi penurunan aktivitas fotosintesa maka akan terjadi perubahan
karakteristik fisiologis dan morfologis tanaman, dampak berikutnya adalah penurunan produktivitas
tanaman.

Tanaman baru dilakukan pengurukan atau ditambah tanah, saat ini sudah hampir setengah
karung. Biarpun tampak karung pada bolong karena lapuk.
Terlihat jelas tanaman jahe dihalaman rumah mendapat cahaya matahari yang cukup, dan
tanaman jahe tampak subur

Budidaya Jahe Merah Untung Berlimpah


www.inilah.comon

108

Maya Patriani, Peserta Indonesia Bangun Desa - ist


Oleh:
ekonomi - Kamis, 27 Februari 2014 | 00:09 WIB
Share on facebook Share on twitter Share on email Share on google More Sharing Services
Berita Terkait
 Sarjana Jangan Takut Membangun Desa
 Siapkah Menyambut UU Desa?
 Bagaimana Prospek Usaha Penggilingan Padi?
 Momentum Bisnis Sapi Berdentum
 Bangun Usaha Kecil Lewat Cooperative Entrepreneur

INDONESIA adalah negara yang kaya akan potensi alam, terutama di bidang pertanian,
baik dari hulu hingga ke hilir. Salah satu hasil pertanian di Indonesia yang banyak
digemari adalah tanaman rempah-rempahan seperti jahe.

Jahe terdiri dari tiga macam, yaitu jahe putih, jahe kecil/jahe emprit, dan jahe merah. Ketiganya
memiliki khasiat yang hampir sama namun juga memiliki kelebihan masing-masing terutama
jahe merah.

Jahe merah adalah tanaman semusim dengan tinggi sekitar 40 sampai dengan 50 cm. Perbedaan
jahe merah dengan tanaman jahe biasanya adalah rasanya yang lebih pedas, rimpangnya lebih
kecil dan warnanya yang kemerah-merahan berbeda dengan varietas jahe lain yang cenderung
berwarna putih.

Seperti telah diketahui, jahe merah (zingiber officinale roscoe) merupakan rempah-rempah
Indonesia yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari, terutama pada bidang kesehatan.
Jahe merah berasal dari Asia Pasifik yang tersebar dari India sampai Cina.

Jahe merah termasuk dalam suku temu-temuan (Zingiberaceae), satu keluarga dengan temu-
temuan lainnya seperti temu lawak (Curcuma xanthorrizha), temu hitam (Curcuma aeruginosa),
kunyit (Curcuma domestica), kencur (Kaempferia galanga), serta lengkuas (Languas galanga).

Jahe merah digunakan di seluruh dunia sebagai bahan masakan pedas, rempah-rempah dan obat
herbal. Cina, India, Malaysia, Arab, Afrika dan Indonesia, jenis tanaman berumbi ini banyak
digunakan sebagai bahan pengobatan tradisional secara turun temurun sejak ratusan tahun lalu.

Beberapa penelitian telah membuktikan jahe memiliki aktivitas antioksidan yang sangat kuat.
Kandungan senyawa jahe merah yang berpengaruh dalam aktivitas antioksidan juga telah
ditemukan dan beberapa di antaranya telah diidentifikasi, di antaranya adalah ditemukan bahwa
jahe merah merupakan sumber utama melatonin yang mampu melindungi DNA dari kerusakan
akibat radikal bebas.

Keuntungan Budidaya Jahe Merah

Siapa sangka di balik tumbuhan yang sederhana ini terkandung banyak sekali manfaat yang ada
di dalamnya. Tentu akan sangat membantu jika kita mempunyai banyak cadangan jahe merah di
rumah, sehingga jika keadaan darurat tidak sulit untuk mendapatkannya.

Budidaya jahe merah cukup mudah. Bibit yang telah dibeli disemai selama lebih kurang dua
minggu hingga muncul tunas, kemudian dipindahkan ke dalam polibag atau karung. Setelah
dirawat, jahe merah usia 9-11 bulan sudah bisa dipanen.
Selain mudah, keuntungan finansial yang didapat dari budidaya jahe merah juga cukup
menggiurkan. Jika untuk 1 polibag yang berisikan 3 pucuk jahe merah modal yang diperlukan
sebesar Rp5.000, kemudian pada saat panen setiap polibag menghasilkan 9 kg (3kg/pucuk) dan
dijual seharga Rp25.000/kg, maka hasil yang didapat sebesar 9kg x Rp25.000 = Rp225.000 atau
untung Rp220.000. Itu baru perhitungan 1 polibag saja.

Jika kemudian membudidayakan jahe merah sebanyak 100 polibag maka modal yang dibutuhkan
hanya Rp. 500.000, namun keuntungan yang didapat akan berkali lipat, yaitu sebesar Rp.
22.000.000.

Tingkat kebutuhan akan jahe merah tentu kian meningkat di masa mendatang sehingga harga
jual akan terus melambung, maka bayangkan berapa keuntungan yang didapat dari usaha
budidaya jahe merah ini.

Peluang ini telah dibaca oleh penulis yang juga merupakan peserta Indonesia Bangun Desa, yaitu
program beasiswa kewirausahaan dan berbasis di bidang pertanian. Penulis yang saat ini
ditempatkan di Desa Gilangharjo, Kabupaten Bantul – Jogjakarta, bersama rekannya kemudian
menginisiasi pembentukan kelompok Petani Muda Desa Gilangharjo untuk kemudian bersama-
sama menjalankan gerakan Satu Rumah Satu Jahe Merah.

Penulis juga terbuka jika ada pihak yang ingin datang berkunjung ke desa penempatannnya
untuk bersama-sama menyukseskan gerakan ini. Gerakan bersama pemuda-pemudi desa ini
diharapkan mampu mendobrak semangat untuk menjadikan Desa Gilangharjo sebagai desa
penghasil jahe merah terbesar di Yogyakarta.

TEKNIS BUDIDAYA JAHE MERAH/EMPRIT/GAJAH


18 Januari 2014 pukul 0:56
sebelum kita melangkah ke budidaya jahe ada beberapa hal yang perlu kita siapkan antara lain :

1. ternak bakteri / microba cultur


2. pembuatan pupuk / bokhasi

( ini nanti akan saya bahas lebih detail so nanti harapannya kita bisa buat pupuk cair dan pupuk
padat (bokhasi) sendiri sehingga dapat menekan biaya produksi )

teknis penanaman jahe merah/emprit/gajah :

1. Pembibitan

pilih bibit jahe yang berkualitas (asal-usul jelas jenisnya dan berumur 1 thn keatas ) karena ini
sangat menentukan perkembanagan dan hasil dari budidaya. potong2 rimpang jahe menggunakan
tangan / pisau ( seterilkan tangan / pisau apabila mengenai jahe yang busuk dg air garam)
usahakan setiap potongan memiliki 2 ato 3 mata tunas atau kurang lebih 5 - 7 cm rimpang jahe.
jemur bibit jahe yang telah dipotong2 tadi untuk menghindari bakteri/jamur merugikan 6 - 12 jam.
setelah itu rimpang jahe direndam dengan zat pertumbuhan tanaman (kita bisa membuat sendiri)
selama 6 jam tiriskan sampai kering. rimpang jahe siap disemaikan dengan cara sebar pupuk
bokhasi setebal 10 cm taruhlah rimpang jahe diatasnya kemudian tutupi dengan sekam padi untuk
menjaga kelembapan. usahakan tempat persemaian terhindar dari matahari langsung, siram pada
pagi dan sore hari biasanya dalam waktu 1-2 minggu akan muncul tunas2 jahe

dalam persemaian

setelah bibit tumbuh sekitar 15 cm baru pindahkan ke dalam karung / wadah.

2. penanaman.

menggunakan karung/wadah ukuran lebar 50cm x 60 cm tinggi, jangan lupa karung/wadah dilubangi
untuk mendapatkan aerasi yang bagus usahakan banyak lubang. masukkan media campuran tanah
dengan bokhasi dengan perbandingan 30% : 70% setinggi 15-20 cm, satu karung/wadah dapat diisi
dengan jumlah 3-5 tunas yang mana tunas2 dikumpulkan ditengah dengan mata tunas menghadap
keluar atau saling membelakangi ( alasan kenapa satu karung kita isi sebanyak itu karena kita
mencoba menanam jahe dengan teknik vertikultur/keatas) sehingga nantinya jahe kl tumbuh subur
maka 30 hari setelah tanam maka diperlukan penambahan media setinggi 10-15 cm dengan media
campuran tanah dan bokhasi ini bertujuan untuk melindungi tunas jahe sekaligus memberi
nutrisi/makanan baru bagi jahe,usahakan setiap bulan sekali lakukan penambahan media tanam
sampai bulan kelima . dikarenakan jahe membutuhkan cukup banyak air maka tanaman jahe perlu
disiram setiap hari 2 x pagi dan sore atau sesuai kondisi media. tidak lupa untuk menjaga kebutuhan
asupan nutrisi tanaman jahe maka setiap seminggu sekali dilakukan penyemprotan / pengocoran
dengan microba cultur 1/2 liter dicampur 14 liter air. dibawah ini gambar jahe dari tanggal 31
agustus 2013 sampai 01 januari 2014 :

berada dipersemaian 2 minggu ditanam 31 agustus 2013


17 september 2013
05 oktober 13
16 okt 13
25 nov 13
ini penampakan rimpang jahe dengan 15 anakan/tunas dari 3 tunas tgl 25 nov 13
ini saudaranya gan dengan umur yang sama
samping kita kasih waring/jaring untuk pelindung ayam tetangga agak nakal gan, atasnya kita kasih
paranet dengan tingkat kerapatannya 65% maklum sidoarjo panas rata2 28 - 32 ( foto tampak luar )
ini penampakan tgl 7 januari 2014 jumlah anakan mencapai 33. batang paling tua kita potong
usahakan jumlah anakan cukup 20 - 25 anakan khawatir berantem aja sih itu tanaman
04 jan 14 (foto dari dalam)
04 jan 14 sory gan, itu keliatan ada rumput sampai tumbuh tinggi gitu. maklum g sempet cibuk
kerjoan nang pabrik gan
04 jan 14 masa-masa menunggu panen kok cek suwene yow.... baru nyadar ini masih ber umur 4
bulanan padahal panennya 10 -12 bln masih seengah jalan...go green indonesiaku !!!!

Ups hampir lupa tentang apa2 aja yang perlu disiapkan untuk budidaya jahe dalam karung / wadah,
antara lain :
1. ternak bakteri / microba cultur
siapkan bahan dibawah ini :

 biang bakteri ........................................ 2 ltr ( SOT atau EM4 dll)


 urine kambing/sapi/kelinci...................... 50 ltr
 air kelapa ............................................ 40 ltr
 rumen ( dalem e babat) ........................ 10 kg
 jus nanas ............................................ 10 kg
 jus pepaya .......................................... 10 kg
 gula pasir ............................................ 1/4 kg
 serabut kelapa tnp kulit ......................... 1 sak 50 kg
 fermentasi dengan wadah tertutup selama 7 hari tiap pagi dan sore diaduk untuk mengeluarkan
amoniak dan panas

cara pembuatannya :
tuangkan biang bakteri dalam baskom campur dengan gula pasir diamkan selama 6 - 24 jam ini
bertujuan untuk mengaktif bakteri yang ada dalam biang bakteri agar siap tempur...heheeheee ini
angep aja pasukan kita gan untuk menyuburkan tanah. siapkan drum untuk tempat fermentasi, aduk
rumen dengan air kelapa secukupnya agar kita dapat mengambil microbakteri yang ada dalam
rumen dg cara disaring / diperas masukkan masukkan dlm drum bersamaan dengan jus nanas &
pepaya yg telah disaring aduk rata adonan tesebut setelah itu masukkan biang bakteri yang telah
siap tempur. terakhir masukkan serabut kelapa. usahakan didalam drum/tandon ada sisa ruang
paling tidak 25 % ada ruang khawatir meledak gan. tutup rapat drum/tandon jangan lupa tiap pagi
dan sore diaduk2, tanda-tanda fermentasi berhasil bau berubah menjadi kayak bau tape. microba
culture siap diaplikasikan ke semua tanaman / pembuatan kompos (bokhasi) nantinya... bersa

Jadi Jutawan Dengan Budidaya Jahe Merah

2014-05-15 06:41:43 WIB

Ingin tahu tanaman yang mudah


dibudidayakan di sekitar rumah kita dan di lahan kering seperti di daerah Grobogan,
suatu komoditas yang menghasilkan banyak uang agar menjadi jutawan? Ya, jahe.
Apalagi jahe merah sebagai komoditas tertinggi di kalangan keluarga jahe.

Jahe merah adalah tanaman herbal dengan tinggi sekitar 40 sampai dengan 50 cm.
Perbedaan jahe merah dengan tanaman jahe lainnya adalah rasanya yang lebih pedas,
rimpangnya lebih kecil dan warnanya yang kemerah-merahan berbeda dengan varietas
jahe lain yang cenderung berwarna putih. Jahe merah termasuk dalam suku temu-temuan,
satu keluarga dengan temu - temuan lainnya seperti temu lawak, temu hitam,kunyit ,
kencur, serta lengkuas.

Memang tidak dapat dipungkiri lagi banyaknya manfaat jahe bagi kesehatan seseorang,
terutama jahe merah yang memiliki segudang manfaat antara lain:

1. Sebagai antibakteri
2. Mengurangi sakit dan radang
3. Memerangi sel kanker
4. Obat mabuk perjalanan
5. Mengatasi gangguan menstruasi
6. Sebagai Antibakteri
7. Mengurangi sakit dan radang
8. Anti diare dan mual
9. Anti hiperlipidemia (lemak berlebih)
10. Melancarkan aliran darah
11. Obat untuk kolesterol, dan masih banyak lagi.

Selain bermanfaat sebagai obat herbal jahe merah juga dapat dimanfaatkan sebagai
campuran sebuah bumbu masakan untuk memberi cita rasa pedas pada suatu masakan.
Peluang bisnis yang tercipta dengan membudidayakan jahe merah sangatlah
menguntungkan oleh kerena itu banyak orang yang berbondong-bondong untuk
membudidayakan tanaman yang bercita rasa pedas ini. Jahe merah sendiri di Indonesia
sangat banyak peminatnya dan harga jual jahe merahpun di dalam negeri maupun luar
negeri sangat stabil. Walaupun jahe merah banyak peminat di Indonesia tetapi banyak
masyarakat juga yang belum mengetahui tentang budidaya jahe merah yang sangat
menguntungkan, tetapi masalah ini dapat diatasi dengan sosialisasi yang rutin.

Cara penanamannyapun cukup mudah hanya


memerlukan bahan - bahan yang sederhana dan harganyapun cukup terjangkau,
diperlukan sepetak tanah dengan luas tergantung berapa tanaman yang akan ditanam,
pupuk, tanah, cangkul, bibit jahe merah dan karung. Teknik yang digunakan dalam
proses penanaman jahe merah itu sendiri adalah teknik penanaman polybag.
Cara penanaman bibit jahe merah antara lain :

1. Buat campuran antara tanah dan pupuk dengan perbandingan 3 : 1.


2. Masukkan campuran tanah tersebut ke dalam karung dengan ketinggian kurang
lebih 15 cm atau 1/5 tinggi karung. Untuk memudahkan, sebelumnya tekuk dulu
permukaan karung bagian atas.
3. Ambil rimpang jahe, patah-patahkan rimpang jahe tersebut menjadi 2-3 ruas,
setiap ruas minimal terdapat 2 mata tunas
4. Bibit jahe kemudian ditanam 3-5 cm ke dalam tanah dalam karung tadi. Setiap
karung dapat diisi beberapa titik tanam, atur misalnya 2 – 3 titik tanam.
5. Atur penyimpanan karung posisinya lebih tinggi dari permukaan tanah. Buat
kolom gundukan tanah memanjang, setiap gundukan kolom bisa diisi 2 -3 baris
karung.

Sedangkan cara perawatan jahe merah itu sendiri sangat mudah dan dapat dilakukan
sendiri dengan cepat, cara perawatan tanaman jahe merah itu sendiri antara lain :

1. Pada tahap awal, lakukan penyiraman air secara teratur dan rutin pagi dan sore
selama kurang lebih seminggu, bertujuan agar tunas tidak kering dan layu.
2. Selanjutnya, penyiraman dilakukan sehari sekali kecuali pada kondisi kemarau
sebaiknya penyiraman dilakukan dua kali.
3. Usahakan tanaman jahe diletakan diruang terbuka bertujuan untuk memberikan
tanaman jahe merah sinar matahari yang cukup.
4. Pada usia 2-3 bulan atau jika terlihat keluar rimpang jahe ke permukaan, lakukan
penimbunan dengan campuran tanah dan pupuk (perbandingan tanah: pupuk
tetap 3 : 1) kurang lebih setinggi 10 cm.
5. Selalu lakukan penyiangan media tanam dari hama berupa gulma/rumput agar
tidak mengganggu pertumbuhan rimpang.
6. Penimbunan dilakukan terus secara berulang sampai tanaman jahe berusia sekitar
8 bulan atau sampai karung terisi penuh dengan tanah.
7. Rata-rata usia optimal penanaman jahe berkisar antara 8 – 10 bulan, ditandai
dengan mulai mengeringnya daun.
8. Dengan pola tanam seperti ini, diharapkan hasil panen jahe per karung mencapai
minimal 5 kg.

Jahe merah dapat dipanen antara 8–10 bulan dan hasil yang didapat bersesar 5–15 kg
sedangkan harga jual dari jahe merah adalah Rp. 15.000 – Rp. 20.000/kg tergantung
dengan kualitas jahe merah tersebut.

Dari proses penanaman hinga panen diperlukan biaya yang dikeluarkan kurang lebih Rp.
950.000,- dengan penanaman 100 karung maka hasil dapat dihitung: kita mengambil nilai
terkecil dari hasil–hasil yang telah disebutkan dari 1 karung mendapat jahe merah kurang
lebih seberat 5 Kg dikalikan dengan jumlah karung yang kita buat 5 x 100 Karung = 500
Kg kemudian kita hitung harga jual jahe merah. Kita ambil harga Rp. 15.000/kg
kemudian dikalikan dengan jumlah jahe yang dipanan 500 x Rp. 15.000 = Rp. 7.500.000,-
kemudian hasil yang didapat, dikurangkan dengan modal atau biaya yang dikeluarkan Rp.
7.500.000 – Rp. 950.000 = Rp. 6.550.000 dari hasil pengurangan tersebut dapat ditemukan
keuntungan atau laba dari penanaman jahe merah yaitu sebesar Rp. 6.550.000 (enam juta
lima ratus lima puluh ribu rupiah).

Dari hasil penghitungan diatas dapat dibayangkan jika kita menanam jahe merah setiap
bulan maka 8 – 10 bulan yang akan datang hasil yang kita dapat Rp.6.550.000 per bulan,
itupun jika harga jual jahe merah tetep stabil dan iklim atau cuaca yang mendukung.

Budidaya Jahe Merah dapat menemui kendala berikut ini:

1. Kualitas jahe harus benar-benar diperhatikan karena hal ini akan menentukan
harga jual.
2. Serangan hama dan penyakit. Serangan hama dan penyakit ini akan berhubungan
dengan kualitas dan jumlah hasil budidaya. Namun masalah penyakit dapat
ditekan dan dicegah apabila teknis budidaya kita mengikuti pola yang benar.
3. Iklim atau cuaca yang dijaman sekarang selalu berubah–ubah setiap tahun karena
kerusakan alam yang dilakukan oleh manusia yang tidak bertanggung jawab.

Penjualan hasil budidaya. Hal ini memang menjadi masalah klasik di Indonesia, hampir
untuk semua komoditi. Belum ada regulasi yang jelas mengenai sistem penjualan maupun
patokan harga. Tapi tidak usah pusing, mengenai penjualan komoditas jahe ini, mungkin
Anda bisa menjual langsung ke distributor, pasar, industri jamu atau minuman, atau
menjalin kerja sama dengan kelompok tani jahe misalnya di Sukabumi, Tasikmalaya
maupun Brebes yang sudah terlebih dahulu mapan untuk menjual hasil jahenya. Hal
terpenting, kita harus usahakan mendapatkan harga beli yang layak dan masih
mempunyai nilai ekonomis.

Memang jika kita ingin menggapai kesuksesan maka bayak hambatan yang menghadang
kita termasuk saat membudidayakan jahe merah ini, Tapi jika kita mau berusaha dengan
tekun dan selalu berdoa dan beribadah maka peluang untuk menjadi jutawan dengan
budidaya jahe merah bukan hanya mimpi atau angan–angan semata.

TANAM JAHE…KEUNTUNGAN TIDAK SEPELE…!!!


Memilih tanaman budidaya yang tepat memang sangat berpengaruh pada hasil dan
keuntungan yang akan didapat, namun jika terlalu lama memilih tanaman yang tepat maka
keuntungan yang diharap akan terlewat karena musim, dan harga biasanya berkaitan, dimana
musim yang kurang mendukung harga komoditi tertentu mencapai harga tertinggi, dan
sebaliknya saat musim baik dan banyak orang berbudidaya biasanya hargapun juga turun hal ini
sesuai dengan hukum ekonomi. Untuk mencegah hal itu terjadi, maka Petani tak perlu tunggu
musim atau rame- rame menanam, sehingga tidak lagi terjadi “panen massal”, dengan demikian
tak perlu terjadi penurunan harga dikarenakan terlalu banyak stok dan menurunnya jumlah
permintaan.

Kita tentukan saja pilihan kita kali ini pada tanaman budidaya Jahe Merah. Tanaman ini
tak terlalu sulit dalam berbudidayanya. Cukup di sela-sela tanaman pokok (sengon, kopi, atau
tanaman buah-buahan ), Media tanam bisa menggunakan Karung/Glangsing/Polybag yang telah
diisi Bokashi dan tanah dengan perbandingan 1: 3. Pengisian media tanam awalnya hanya perlu
diisi setinggi kira-kira 15 cm.
Sebagai pertimbangan nilai ekonomi Polybag yang diisi 2 - 3 tunas bibit Jahe seharga Rp.
500,- dalam waktu 8 - 10 bulan bisa berkembang menjadi 20 kg. (jika menggunakan cara
konvensional, estimasi 1 rumpon hanya kisaran 2 kg). Misalnya estimasi harga ± Rp 25.000 –
Rp. 40.000, maka per polybag dapat menghasilkan Rp. 500.000,- sampai Rp. 800.000,-. Jika
Anda mempunyai 100 polybag saja maka estimasi Hasil kotor yang anda peroleh adalah Rp.
50.000.000,- sampai Rp. 80.000.000,- Sebuah keuntungan yang sangat fantastis bukan…???
Itulah potensi keuntungan yang bisa kita dapatkan, tentu dengan POLA HCS, bukan Pola
Konvensional.
Dengan perawatan sangat sederhana yakni pemupukan berkala dengan Bokashi dan SOT
HCS yang dikocorkan maupun disemprot pada bibit yang ditanam, penyemprotan dan
pengocoran SOT hanya perlu dilakukan 2 minggu sekali dan penambahan Bokashi dilakukan
seiring pertumbuhan tunas sampai Polybag terisi dengan ketinggian 80%. Setelah Polybag terisi
Tanah dan Bokashi, maka yang dilakukan tinggal perawatan sampai panen, antara 8 – 10 bulan.

Dan seandainya semua mau bergerak memanfaatkan tanah kosong , di pot-pot, polybag,
atau pekarangan kita yang tersisa, meskipun tak begitu luas seperti program pemerintah „Apotik
Hidup‟ beberapa tahun lalu, maka kampung tempat kita tinggalpun akan mampu swasembada
Jahe, bahkan tak menutup kemungkinan menembus pasar dunia.

PEMBIBITAN :
Untuk bibit jahe yang sudah siap tanam / atau yang sudah bertunas skitar 5-10 cm, namun jika
susah memperoleh bibit tunas kita bisa menyemai sendiri bibit jahe yang akan ditanam. Ada
beberapa teknik penyemaian. Disini saya bahas salah satunya saja yaitu penyemaian jahe dalam
kotak kayu.

Rimpang jahe yang baru dipanen dijemur sementara (tidak sampai kering), kemudian disimpan
sekitar 1-1,5 bulan. Patahkan rimpang tersebut dengan tangan dimana setiap potongan memiliki
3-5 mata tunas dan dijemur ulang 1/2-1 hari. Selanjutnya sebelum disemai bibit harus dibebaskan
dari virus penyakit dengan cara potongan bakal bibit tersebut dikemas ke dalam karung lalu
dicelupkan dalam larutan PHEFOC (Pestisida Herbisida E Fungisida O C) selama 15 menit lalu
keringkan. (Larutkan 1 tutup PHEFOC ke dalam 14 liter air, tambahkan 2 sendok makan gula
pasir, diamkan selama 15 menit, larutan PHEFOC telah siap untuk digunakan).

Rendam kembali dengan zat pengatur tumbuh SOT sekitar 6 jam. ( Larutkan 5 tutup SOT dengan
14 liter air, tambah 2-3 sendok makan gula pasir, diamkan terlebih dahulu selama 15 menit),
larutan siap digunakan. Setelah perendaman lalu tiriskan sampe kering. Benih telah siap
disemaikan.

Lakukan cara penyemaian dengan peti kayu sebagai berikut: isi kotak kayu dengan
tanah+bokashi 3:1 lalu benamkan rimpang jahe tutup dgn tanh/daun kering tipis-tipis, rawat
dengan menyirami 2x sehari.Setelah 2-4 minggu lagi, bibit jahe tersebut sudah siap dipindah ke
karung/polibag/keranjang tanam

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Bokashi adalah sebuah metode pengomposan yang dapat menggunakan starter aerobik maupun
anaerobik untuk mengkomposkan bahan organik, yang biasanya berupa campuran molasses, air,
starter mikroorganisme, dan sekam padi. Kompos yang sudah jadi dapat digunakan sebagian
untuk proses pengomposan berikutnya, sehingga proses ini dapat diulang dengan cara yang lebih
efisien. Starter yang digunakan amat bervariasi, dapat diinokulasikan dari material sederhana
seperti kotoran hewan, jamur, spora jamur, cacing, ragi, acar, sake, miso, natto, anggur, bahkan
bir, sepanjang material tersebut mengandung organisme yang mampu melakukan proses
pengomposan.
Dalam proses pengomposan di tingkat rumah tangga, sampah dapur umumnya menjadi material
yang dikomposkan, bersama dengan starter dan bahan tambahan yang menjadi pembawa starter
seperti sekam padi, sisa gergaji kayu, ataupun kulit gandum dan batang jagung (Yusuf, 2000).
Mikroorganisme starter umumnya berupa bakteri asam laktat, ragi, atau bakteri fototrofik yang
bekerja dalam komunitas bakteri, memfermentasikan sampah dapur dan mempercepat
pembusukan materi organik.
Umumnya pengomposan berlangsung selama 10-14 hari. Kompos yang dihasilkan akan terlihat
berbeda dengan kompos pada umumnya; kompos bokashi akan terlihat hampir sama dengan
sampah aslinya namun lebih pucat. Pembusukan akan terjadi segera setelah pupuk kompos
ditempatkan di dalam tanah. Pengomposan bokashi hanya berperan sebagai pemercepat proses
pembusukan sebelum material organik diberikan ke alam.
Pupuk Bokashi, menurut Wididana et al (1996) dapat memperbaiki sifat fisika, kimia, dan
biologi tanah, meningkatkan produksi tanaman dan menjaga kestabilan produksi tanaman, serta
menghasilkan kualitas dan kuantitas hasil pertanian yang berwawasan lingkungan. Pupuk
bokashi tidak meningkatkan unsur hara tanah, namun hanya memperbaiki sifat fisika, kimia, dan
biologi tanah, sehingga pupuk anorganik masih diperlukan (Cahyani, 2003). Pupuk bokashi,
seperti pupuk kompos lainnya, dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kandungan material
organik pada tanah yang keras seperti tanah podzolik sehingga dapat meningkatkan aerasi tanah
dan mengurangi bulk density tanah (Susilawati, 2000, dan Cahyani, 2003). Berdasarkan hasil
penelitian Cahyani (2003), Penambahan pupuk bokashi berbahan dasar arang sekam padi dapat
meningkatkan nilai batas cair dan batas plastis tanah latosol, namun terjadi peningkatan indeks
plastisitas. Penambahan bokashi arang sekam padi juga berpengaruh terhadap kekuatan geser
tanah dan peningkatan tinggi maksimum tanaman. Bokashi juga dapat digunakan untuk
mengurangi kelengketan tanah terhadap alat dan mesin bajak sehingga dapat meningkatkan
performa alat dan mesin bajak (Yusuf, 2000), dengan pengaplikasian bokashi sebelum
pengolahan tanah dilakukan.

PENANAMAN
siapkan alat dan bahan : - cangkul / sekop (untuk mengaduk)
- karung / polibag / keranjang (pakai yg bekas )
- ember
- bokashi
- tanah
Ambil rimpang jahe dari kotak penyemaian kemudian patah-patahkan dengan tangan rimpang
jahe tersebut menjadi 2 - 3 ruas, dimana 1 ruasnya terdapat minimal 2 mata tunas.
Lalu buat campuran antara tanah dan bokashi dengan perbandingan 3:1 . Masukkan campuran
tanah dan bokashi ke dalam karung/polibag/keranjang dengan ketinggian sekitar 15cm , jika
menggunakan media karung sesuaikan terlebih dahulu tinggi karung dengan cara menekuk
bagian atas karung seperti gambar paling atas agar ketinggian sesuai.
kemudian masukan tunas bibit jahenya, ( satu karung bisa diisi sekitar 3-4 titik tanam untuk
hasil yang maksimal)
Setelah selesai penanaman keseluruhan siram dengan air . Selama sekitar seminggu lakukan
penyiraman rutin pagi dan sore agar tunas tidak layu/ kering.

PERAWATAN / PEMUPUKAN

Sirami tiap hari minimal sehari sekali, tapi jika cuaca panas atau musim kemarau sebaiknya
siram 2 x sehari.
Sekitar usia 2-4 minggu lakukan pengocoran dengan fermentasi SOT.
(SOT 5 tutup, Gula 3 sendok makan, Urine 2 liter, Feses 2 liter, difermentasi 24 jam). setelah
fermentasi jadi campur dengan 15 liter air lalu gunakan untuk mengocor/ menyiram.
Lakukan penyemprotan dengan SOT dan PHEFOC secara bergantian dengan interval 2minggu-4
minggu sekali.
(bahan untuk menyemprot SOT/PHEFOC 5 tutup, Gula 3sendok, bisa ditambah urine 0,5 liter
fermentasi 24jam) kemudian campur air 1 tangki dan siap disemprotkan.

Lakukan pengurukan kembali dengan tanah + bokashi (3:1) pada usia 2-3 bulan atau jika terlihat
rimpang jahe yang menyembul keluar timbun/uruk sekitar 10cm.
Lakukan pengurukan ini berulang-ulang seiring pertumbuhan jahe hingga usia sekitar 8 bulan
atau sampai karung /polibeg / keranjang terisi penuh dengan tanah urukan.

Dengan teknik pengurukan seperti ini kita akan mendapatkan hasil yang lumayan melimpah,
karung /polibag/keranjang kita akan terisi penuh dengan rimpang jahe.
bahkan ada salah satu mitra HCS yang panen jahe satu karung/polibag/keranjang berisi 20kg
jahe wooww....dahsyat bukan...???.
Jika langkah-langkah diatas sudah kita lalui selama 8-10 bulan, sudah saatnya jahe kita siap
dipanen.
GAJIAN TIAP BULAN.
Banyak orang beranggapan "bertani itu tidak bisa memberi penghasilan tiap bulannya", Bertani
hanya memberi penghasilan pas pada waktu panen saja. Menurut saya anggapan ini 100% salah,
buang jauh2 tuh anggapan seperti itu.
Bagaimana cara mempunyai penghasilan tiap bulannya dari bertani disini kita akan
membahasnya.
Ya salah satunya dengan cara menanam jahe dengan media karung/glangsing/polibag.

Caranya tiap bulannya kita musti tanam jahe ya misal 20-40 polibag/karung. Jadi diawal tiap
bulannya kita tanam jahe. Contoh misal bulan january minggu awal kita tanam 40
polibag/karung jahe, maka bulan february di minggu awal berikutnya kita tanam lagi 40
polibag/karung, begitu juga bulan maret dan bulan-bulan berikutnya.

Kalau tanam terus kapan panennya hehe..??


Biasanya jahe sudah bisa dipanen di usia 8-10 bulan, lebih baik kwalitasnya jika panen di usia 10
bulan saja supaya jahe matang tua sempurna. Jadi untuk jahe yang kita tanam di bulan january
kita panennya di bulan november awal, bulan february panen di bulan desember, maret panen di
january, begitu seterusnya sehingga mulai bulan november sampai kedepan kita akan
mempunyai penghasilan tiap bulannya dari hasil bertani.
Untuk skema tanam dan waktu panen bisa dilihat dari tabel di bawah ini.

Waktu Tanam Jumlah Tanam Waktu Panen


January 40 karung November
February 40 Karung Desember
Maret 40 Karung January
April 40 karung February
Mei 40 karung Maret
Juny 40 karung April
July 40 karung Mey
agustus 40 karung Juny
September 40 karung July
Oktober 40 karung Agustus
November 40 karung September
Desember 40 karung Oktober

Hitung-hitunganya gimana? berapa rupiah yang kemungkinan bisa kita hasilkan tiap bulan.
Modal Tiap bulannya :

Bibit jahe 40 rimpang x Rp.1.000,- Rp.40.000 === > ( sekitar 1,5 - 2 kg jahe )

Polibag/karung 40 x Rp.1.500 Rp.60.000

Pupuk SOT dan Phefoc Rp.70.000

TOTAL Rp.170.000,-

Hasil tiap bulannya :


Tanam jahe media karung dengan pola HCS bisa menghasilkan 10-20kg tiap
polibag/karungnya. Tapi disini kita ambil contoh hasil terendah saja misalkan saja 1
polibag/karung menghasilkan 5 kg jahe dan harga jual per kilo jahe Rp.15.000.

Maka : 40 karung x 5kg 200kg

200kg x Rp.15.000 Rp.3.000.000

Jadi bisa kita ketahui nantinya mulai bulan november sampai terus kedepan kita akan mendapat
penghasilan Rp. 3.000.000. hasil ini bisa lebih jika hasil panen kita bisa maksimal dan harga jual
jahe naik.
Semoga saja artikel ini bermanfaat.
http://jahehcs.blogspot.com/

Jenis Tanaman Jahe


Jahe dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu :

1. Jahe gajah atau jahe badak. Rimpangnya lebih besar dan gemuk, ruas
rimpangnya lebih menggembung dari kedua varietas lainnya. Jenis jahe
ini bisa dikonsumsi baik saat berumur muda maupun berumur tua, baik
sebagai jahe segar maupun jahe olahan.
2. Jahe putih atau jahe emprit. Ruasnya kecil, agak rata sampai agak
sedikit menggembung. Jahe ini selalu dipanen setelah berumur tua.
Kandungan minyak atsirinya lebih besar dari pada jahe gajah, sehingga
rasanya lebih pedas, disamping seratnya tinggi. Jahe ini cocok untuk
ramuan obat-obatan, atau untuk diekstrak oleoresin dan minyak atsirinya.
3. Jahe merah. Rimpang berwarna merah dan lebih kecil daripada jahe
emprit, jahe merah selalu dipanen setelah tua, dan juga memiliki
kandungan minyak atsiri yang sama dengan jahe kecil, sehingga cocok
untuk ramuan obat-obatan.

Manfaat Tanaman Jahe


Rimpang jahe dapat digunakan sebagai bumbu masak, pemberi aroma dan
rasa pada makanan seperti roti, kue, biskuit, kembang gula dan berbagai
minuman. Jahe juga dapat digunakan pada industri obat, minyak wangi,
industri jamu tradisional, diolah menjadi asinan jahe, dibuat acar, lalap,
bandrek, sekoteng dan sirup. Dewasa ini para petani cabe menggunakan jahe
sebagai pestisida alami. Dalam perdagangan jahe dijual dalam bentuk segar,
kering, jahe bubuk dan awetan jahe. Disamping itu terdapat hasil olahan jahe
seperti: minyak astiri dan koresin yang diperoleh dengan cara penyulingan
yang berguna sebagai bahan pencampur dalam minuman beralkohol, es krim,
campuran sosis dan lain-lain.

Adapun manfaat secara pharmakologi antara lain adalah sebagai karminatif


(peluruh kentut), anti muntah, pereda kejang, anti pengerasan pembuluh
darah, peluruh keringat, anti inflamasi, anti mikroba dan parasit, anti piretik, anti
rematik, serta merangsang pengeluaran getah lambung dan getah empedu.
Klasifikasi
Divisi : Spermatophyta
Sub-divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae
Ordo : Zingiberales
Famili : Zingiberaceae
Genus : Zingiber
Species : Zingiber officinale
Sentra Budidaya Jahe
Terdapat di seluruh Indonesia, ditanam di kebun dan di pekarangan. Pada saat
ini jahe telah banyak dibudidayakan di Australia, Srilangka, Cina, Mesir, Yunani,
India, Indonesia, Jamaika, Jepang, Meksiko, Nigeria, Pakistan. Jahe dari
Jamaika mempunyai kualitas tertinggi, sedangkan India merupakan negara
produsen jahe terbesar, yaitu lebih dari 50 % dari total produksi jahe dunia.
Syarat Pertumbuhan

Iklim
Tanaman jahe membutuhkan curah hujan relatif tinggi, yaitu antara 2.500-4.000
mm/tahun. Pada umur 2,5 sampai 7 bulan atau lebih tanaman jahe
memerlukan intensitas cahaya matahari 70 - 100%. Dengan kata lain
penanaman jahe sebaiknya dilakukan di tempat terbuka sehingga mendapat
sinar matahari sepanjang hari. Suhu udara optimum budidaya tanaman jahe
antara 20-35 oC.

Tanah
Tanaman jahe paling cocok ditanam pada tanah subur, gembur dan banyak
mengandung humus. Tekstur tanah yang baik adalah lempung berpasir, liat
berpasir dan tanah laterik. Tanaman jahe dapat tumbuh pada keasaman
tanah (pH) sekitar 4,3-7,4. Tetapi keasaman tanah (pH) optimum untuk jahe
gajah adalah 6,8-7,0.

Ketinggian Tempat
Jahe tumbuh baik di daerah tropis dan subtropis dengan ketinggian 0 - 2.000 m
dpl. Di Indonesia pada umumnya ditanam pada ketinggian 200 - 600 m dpl.

Hama Penyakit Tanaman Jahe


Beberapa penyakit penting pada tanaman jahe yang umum dijumpai,
terutama jahe putih besar, adalah layu bakteri (Ralstonia solanacearum), layu
fusarium (Fusarium oxysporum), layu rizoktonia (Rhizoctonia solani), nematoda
(Rhodopolus similis) dan lalat rimpang (Mimergralla coeruleifrons,Eumerus
figurans) serta kutu perisai (Aspidiella hartii). Penyemprotan pestisida sebaiknya
dilakukan mulai dari penyimpanan bibit dan pada saat pemeliharaan dengan
interval 14 hari sekali. Penyemprotan pestisida pada fase pemeliharaan
biasanya dicampur dengan pupuk cair atau vitamin-vitamin yang mendorong
pertumbuhan jahe
Budidaya Jahe Merah dalam Karung atau Polybag

Sumber Gambar: http://balittro.litbang.deptan.go.id, 2013

Budidaya Jahe
Merah dalam Karung atau Polybag

“Budidaya
tanaman Jahe ternyata tidak harus di lahan, akan tetapi, jahe ternyata
dapat ditanam dalam karung atau polybag. Jika dibandingkan dengan jahe langsung
ditanam di lahan, produktivitas jahe
yang ditanam di polybag atau karung juga tidak mengecewakan”.

1.
Menyiapkan media tanam

Media tanam
yang dipakai adalah tanah, pasir, dan pupuk organik dengan perbandingan 1:1:1 atau
1:1:2. Jika menggunakan karung, sebaiknya
menggunakan karung beras atau pakan ternak. Semakin besar ukuran semaikin
baik bagi pertumbuhan tanaman. Jika menggunakan polybag, gunakan polybag
dengan ukuran minimal 40 x 50 cm.

Tanah

Tanah yang baik adalah


tanah yang gembur dan subur. Gembur artinya remah dan komposisi liat, pasir,
dan debunya seimbang. Subur berarti banyak kandungan unsur haranya. Jika tanah
yang digunakan sudah subur dan gembur, sebenarnya tidak diperlukan penambahan
bahan lain. Namun, karena jarang didapatkan tanah yang subur dan
gembur, maka diperlukan penambahan bahan lain seperti pasir dan pupuk.

Pasir

Pasir diperlukan jika


tanah yang digunakan mengandung fraksi liat yang cukup tinggi. Pasir yang
digunakan adalah pasir ladu atau pasir yang bercampur dengan lumpur. Selain
murah, pasir ini juga masih mengandung bahan-bahan mineral endapan.

Pupuk
Organik

Pupuk organik dapat


menggunakan pupuk kandang, pupuk kompos atau bokashi. Bila menggunakan
pupuk kandang, sebaiknya pupuk kandang dihancurkan dan
difermentasi sehingga lebih cepat diserap oleh akar tanaman. Untuk pembuatan
pupuk bokashi akan dibahas pada sesi yang lain.

Tanah, pasir, dan


pupuk organik dicampur merata sambil dibersihkan dari kotoran
misalnya
plastik, batu atau benda lainnya. Selanjutnya, media tanam
dimasukkan ke dalam karung atau polybag yang telah disiapkan. Pengisian karung
atau polybag cukup ¼ bagian saja, karena selama pertumbuhan tanaman nanti, akan
dilakukan penambahan pupuk organik.

2.
Membibitkan Jahe

a. Pemilihan
benih

Benih untuk
bibit Jahe diambil dari rimpangnya. Rimpang untuk benih yang baik adalah
rimpang yang segar (tidak disimpan terlalu lama), sehat, ukurannya besar atau
normal, tidak cacat atau terluka, dan berasal dari induk yang sudah cukup tua
dan sehat. Karena asal-usul induk harus jelas, maka sebaiknya rimpang untuk
benih diambilkan dari kebun petani, bukan dari pasar konsumsi.
Pengecambahan

Jika dikhawatirkan adanya


serangan jamur, benih dapat direndam terlebih dahulu pada larutan fungisida
(misalnya Dithane M-45) selama 15 menit. Jika tidak, benih cukup direndam atau
dibasahi dengan air, kemudian diletakkan pada tampah atau nyiru, dan
ditempatkan pada tempat yang lembab agar berkecambah. Agar kelembaban terjaga,
setiap hari benih harus dikontrol dan dibasahi air jika terlalu kering. Benih
akan mulai berkecambah setelah kira-kira 2 minggu.

Penyemaian

Selama mengecambahkan
benih, kita dapat menyiapkan tempat pesemaian berupa petak ukuran 1 x 2 m yang
dibatasi dengan batubata dan diisi dengan pasir dan pupuk organik. Tempat
pesemaian sebaiknya tidak terkena sinar matahari dan hujan secara langsung.
Pada media tersebut, benih yang telah berkecambah kita tanam dengan kedalaman
kira-kira 4-5 cm. Benih tersebut akan mulai tumbuh menjadi tanaman muda dalam
waktu sekitar 2-4 minggu. Setelah tumbuh dengan ketinggian sekitar 10 cm, bibit
dapat diambil/dipotong dari rimpangnya dan ditanam pada media karung atau
polybag yang telah disiapkan. Rimpang yang tersisa dapat ditanam kembali pada
pesemaian agar tumbuh bibit yang lain. Satu buah rimpang dapat menumbuhkan sekitar
2-4 bibit.

3.
Menanam

Penanaman bibit Jahe pada


karung atau polybag harus hati-hati. Buatlah lubang sebesar ukuran pangkal
bibit, masukkan bibit Jahe ke dalam lubang tanam, kemudian tutup dengan media
disekitarnya dan padatkan. Setelah penanaman, media dan bibit harus disiram
dengan air bersih agar tanaman mendapatkan cukup air dan kontak dengan media.
Setelah ditanam, tanaman Jahe tersebut jangan langsung ditempatkan pada ruang
yang terbuka dengan sinar matahari langsung, melainkan harus diadaptasikan pada
tempat yang memiliki naungan terlebih dahulu hingga umur 2,5 bulan.

4.
Memelihara

Pemeliharaan tanaman Jahe


dalam karung atau polybag cukup mudah. Pemeliharaan meliputi: penyiraman,
penyiangan dan penggemburan media, pemupukan, serta pengendalian hama dan penyakit.

Penyiraman
Penyiraman dilakukan
setiap hari, sebaiknya pada sore hari, terutama saat tidak ada hujan. Beberapa
petani menggabungkan budidaya Jahe Merah dengan budidaya ikan dalam kolam,
untuk memudahkan penyiraman dan mengantisipasi kebutuhan air saat musim
kemarau. Selain itu, air kolam diharapkan memberi unsur hara tambahan bagi
tanaman. Penyiraman dapat dihentikan saat tanaman Jahe mulai memasuki fase senecense
(mengering) saat tua dan mendekati panen.

Penyiangan
dan penggemburan

Rumput yang tumbuh pada


media tanam perlu disiang agar tidak mengganggu pertumbuhan tanaman, terutama
pada sekitar 4 bulan pertama, di mana tanaman Jahe belum begitu rimbun.
Beberapa petani menambahkan mulsa jerami pada media tanam untuk menekan
pertumbuhan gulma. Selain penyiangan, media tanam juga perlu digemburkan dengan
menggunakan cetok. Penggemburan dimaksudkan untuk menyediakan media tumbuh yang
baik bagi akar tanaman dan memperbaiki sirkulasi udara dalam media.

Pemupukan

Pemupukan dilakukan 2
bulan sekali seiring pertumbuhan tanaman, dengan menambahkan pupuk organik pada
media tanam. Jumlah pupuk yang diberikan tergantung dari besarnya media yang
digunakan, kira-kira 1/5 ukuran karung atau polybag yang digunakan. Pemupukan dapat
diberikan 3 kali selama umur tanaman.

Pengendalian
Hama dan Penyakit

Sebenarnya kasus serangan


hama dan penyakit yang serius pada tanaman Jahe
jarang terdengar. Namun akan lebih baik jika kita mengetahui dan mengantisipasi
hal tersebut.

Hama yang sering


menyerang tanaman Jahe adalah belalang dan ulat yang memakan daun terutama daun
muda. Untuk pengendaliannya, kita dapat menggunakan beberapa cara yaitu:

- Cara mekanis, dengan


memeriksa tanaman dan membunuh hama terutama ulat yang sering memakan daun,
atau dengan menggunakan perangkap serangga berupa plastik berwarna cerah
(kuning atau merah) yang dipasang dengan bambu dan diolesi lem.
- Cara kimiawi,
dengan menyemprotkan insektisida yang tepat untuk mengendalikan belalang dan
ulat. Insektisida yang dianjurkan adalah insektisida organik berbahan aktif
tembakau atau yang lainnya.

Sedangkan penyakit yang


mungkin dapat menyerang tanaman Jahe adalah penyakit Layu Bakteri dan Busuk
Rimpang yang disebabkan oleh jamur. Untuk mencegah penyakit tersebut, kesehatan
benih dan sanitasi lingkungan pertanamanperlu diperhatikan. Pastikan
benih merupakan benih sehat dan berasal dari induk yang sehat. Lingkungan
pertanaman juga perlu dijaga agar bersih dan tidak terlalu lembab atau
tergenang air. Untuk tanaman yang telah terserang penyakit, dapat disemprot
dengan bakterisida atau fungisida, jika perlu dimusnahkan agar tidak menular ke
tanaman yang lain.

5.
Memanen

Tanaman Jahe dapat


dipanen setelah kira-kira 10 bulan. Tanaman yang sudah cukup tua dan siap panen
akan melewati masa mengering, di mana daun dan batangnya berubah menjadi kuning
dan mengering. Pemanenan Jahe dari media karung dan polybag cukup mudah karena
tidak perlu menggali dengan susah payah. Kita cukup menggali dengan cetok dan
membuka karung atau polybag yang sudah mulai lapuk. Angkat rimpang Jahe dengan
hati-hati agar tidak rusak, bersihkan dari tanah dan kotoran yang menempel, dan
jika perlu cuci dengan air bersih. Satu rumpun tanaman Jahe dalam 1 media tanam
karung ukuran 50 kg, dapat menghasilkan rimpang Jahe segar 2
-5 kg.

Anda mungkin juga menyukai