Anda di halaman 1dari 160

Disiapkan Oleh

Sri Wulandari
Spesialis KIA dan Gizi
Wahana Visi Indonesia
Regio NTT
PEMANFAATAN PEKARANGAN
SEBAGAI
KEBUN GIZI KELUARGA

 Pemanfaatan lahan pekarangan dengan


tanaman yang dapat memenuhi
kebutuhan gizi keluarga
 Kebun gizi keluarga di sekitar rumah
memiliki potensi untuk mengurangi
pengalihan fungsi hutan penyangga
menjadi lahan pertanian tanaman
pangan, tanaman industri atau praktek
tebas bakar yg dapat merusak
ketersediaan air dan cadangan pangan
 Mengurangi para pengasuh balita
meninggalkan/membawa bayi dan balita
ke kebun yg letaknya jauh dari rumah
tinggal sehingga pengasuhannya kurang
optimal atau cenderung terabaikan
 Menghemat pengeluaran keluarga
 Mendekatkan akses gizi untuk keluarga
 Menyediakan sumber gizi keluarga
sepanjang musim
 Memperkuat ketahanan pangan dan gizi
keluarga

Cara Menanam Sayuran Organik

2
Menanam Sayuran Dari Biji/Benih

Panduan
Panduan ini dibuat khususnya untuk pembeli biji/benih sayuran yang ingin mendapat
penjelasan cara menanamnya. Ada beberapa cara menanam yang biasa
dipergunakan, namun yang akan dijelaskan pada artikel ini adalah salah satu cara
menanam yang biasa kami lakukan. Selamat Menanam . . .

TAHAPAN MENANAM DARI BIJI/BENIH

Tahapan lengkap menanam adalah sebagai berikut :


- Pra-Semai atau Seed Starting
- Menyemai
- Menyapih
- Menanam

Tentunya tidak semua tahapan harus diikuti. Selain tahapan lengkap dari 1 s/d 4, bisa
juga no.2 dan 4 saja, atau 2,3 dan 4, atau 1 dan 4, atau langsung 4. Berikut penjelasan
dari tiap tahapan:

Pra-Semai

Setiap pabrik benih mengeluarkan spesifikasi "Germination Rate", yaitu daya kecambah
benih. Umumnya germination rate sekitar 80%, artinya jika kita menanam 10 benih,
kemungkin hanya 8 benih yang tumbuh. Pra-Semai dimaksudkan untuk menyaring
benih yang tidak tumbuh, sehingga kita hanya menyemai/menanam benih yang sudah
mulai berkecambah agar kepastian tumbuh cukup tinggi.

Ada beberapa cara Pra-Semai, salah satunya antara lain :


• Biji direndam air (hangat) selama 1/2 - 1 jam. Biji yang waktu berkecambahnya lama,
misalnya Coriander atau Parsley atau Horenzo boleh direndam semalaman. Setelah itu
dilanjutkan ke Tahap berikutnya, yaitu disemai atau ditanam. Maksud perendamam
untuk melembabkan kulit benih sehingga pori2 kulit membesar. Akibatnya terjadi
penetrasi air ke dalam biji. Hal ini mentriger (merangsang) biji untuk menghasilkan zat
pengatur tumbuh (auxin) yang kemudian mentriger lembaga benih (titik tumbuh)
memulai pertumbuhan. Pada tahap ini kita belum dapat membedakan benih yang
mempunyai daya kecambah tinggi dan rendah, sehingga jika langsung
disemai/ditanam, kemungkinan tidak semua benih akan tumbuh (Catatan : air
rendaman boleh diberi zat pengatur tumbuh atau pupuk cair organik atau sedikit garam
untuk membantu proses pertumbuhan).

• Untuk memastikan benih yang disemai/tanam mempunyai daya kecambah tinggi,


setelah benih direndam, disimpan di wadah dengan alas lembab seperti tissue yang
dilembabkan. Tutup wadah agar tidak terjadi penguapan. Simpan di tempat sejuk.
Setelah beberapa hari benih mulai berkecambah. Pada tahap ini kita dapat memilih

3
hanya benih yang sudah berkecambah saja yang disemai atau ditanam, sehingga
probailitas tumbuh jauh lebih tinggi.

Menyemai
Jika kita melakukan Pra-Semai, maka probabilitas benih tumbuh akan lebih besar.
Namun dapat juga langsung menyemai tanpa melalui Pra-Semai. Berikut proses
menyemai :
- Siapkan wadah semai seperti tray-semai atau wadah lain (sebaiknya tidak terlalu
tinggi, 5-10cm cukup agar tidak perlu media terlalu banyak dan bagian bawah
berlubang (bisa dibuat lubang sendiri)
- Isi dengan media. Sebaiknya campuran media halus (tanah disaring, pasir halus,
sekam halus ditambah pupuk organik halus minimal 1/4 bagian). Basahi dahulu
campuran media agar lembab
- Masukkan benih di tiap lubang tray-semai, cukup 1/2 cm dari permukaan media,
tutup lagi dengan media. Jika menyemai di wadah lain, misal baki berlubang, beri
jarak antar benih, 1-5 cm untuk memudahkan pemisahan bibit yang sudah
tumbuh tanpa terlalu mengganggu perakaran.
- Semprot dengan sprayer jika media mulai kering. Kemudian tutup dengan kardus
atau plastik warna solid atau penutup apa saja agar tidak terjadi penguapan
sehingga media tetap lembab. Simpan di tempat sejuk
- Setelah beberapa hari (biasanya paling cepat 2 hari), benih mulai tumbuh. Buka
penutup, usahakan mendapat sinar matahari (pagi) agar batang tidak terlalu
panjang. Siram dengan sprayer agar bakal tanaman tidak terganggu air siraman.

Jika sudah tumbuh, apa tahap selanjutnya? Kapan bibit boleh dipindahkan?
Bibit boleh dipindahkan setelah keluar dua daun asli, sehingga keseluruhan ada 4 daun,
yaitu 2 daun dari biji dan 2 daun asli sesuai dengan tanaman tersebut pada waktu
dewasa. Bibit dapat dipindahkan untuk :
• Disapih, atau
• Langsung ditanam

Menyapih
Bibit hasil semaian yang ditanam langsung di tanah atau pot/polibag, kondisinya masih
agak lemah sehingga daya adaptasi di lingkungan yang baru lebih lambat. Hal ini dapat
mnyebabkan stres pada tanaman sehingga mudah terserang penyakit. Disamping itu
jika tanaman dimakan hama (misal siput), biasanya yang dimakan batangnya (karena
masih lunak, "lezat"), sehingga begitu batangnya dimakan, maka tanaman akan mati.

Menyapih dimaksudkan agar tanaman sudah cukup besar dan kuat sebelum ditanam di
tanah/pot sehingga daya adaptasi menjadi lebih baik. Begitu juga jika hama (siput)
datang, biasanya yang dimakan daun, sehingga tanaman tetap hidup.

Cara menyapih :

1. Ambil polibag kecil atau wadah kecil (gelas air mineral, potongan botol air
mineral, potongan kotak susu, daun pisang, dsb yang diberi lubang bawahnya)

4
2. Isi dengan media tanah yang sudah dilembabkan atau campurannya, jangan
lupa pupuk organik minimal 1/4 bagian
3. Pindahkan bibit semaian ke wadah sapihan. Rawat teratur hingga tanaman
cukup besar (jika menggunakan gelas air mineral, akarnya mulai kelihatan di
sekeliling gelas)
4. Siap ditanam di tanah/pot

Jika kita tidak ingin menyapih, jalan tengahnya dengan memindahkan tanaman setelah
cukup besar (daun asli sudah lebih dari 4). Jika demikian, lubang semai (jika di tray
semai) harus cukup besar untuk menampung perakaran atau jarak semaian harus
cukup agar perakaran dapat berkembang dengan baik.

Menanam
Menanam dapat dilakukan dari hasil sapihan, atau hasil semaian atau hasil pra-semai
atau bahkan langsung dari benih. Keuntungan dan kerugian sudah dijelaskan di atas.

Apa saja yang perlu diperhatikan ?


- Jika menggunakan pot/polibag, gunakan pot/polibag dengan ukuran memadai
pada saat tanaman dewasa. Misal tanaman cabai atau tomat, sebaiknya
gunakan ukuran diameter 50-60 cm. Parsley cukup 30cm dsb.
- Gunakan campuran tanah dan media lain seperti sekam agar porousitas media
cukup baik, yaitu dapat menangkap air tetapi tidak menahan yang menyebabkan
air tergenang. Jangan lupa beri pupuk organik minimal 1/4 bagian
- Jika menanam di tanah, jarak tanam disesuaikan dengan jenis tanaman, misal
cabai/tomat/brokoli jarak sekitar 60cm, Caisim/Pakcoy/Horenzo dll cukup 15-20
cm. Tujuannya agar ruang tumbuh dan paparan sinar matahari cukup, dan tidak
bersaing mencari makanan
- Tinggal lakukan perawatan (siram, pruning, pupuk dsb) dan panen

Penanganan Khusus
1. Menanam bayam dilakukan langsung di tanah. Karena biji bayam sangat kecil,
untuk memudahkan menebar, campur 1 bagian biji bayam dengan 10 bagian
pasir halus, aduk rata, baru ditabur. Dengan demikian, sebarannya akan lebih
merata
Jangan lakukan perendaman (Pra-Semai) pada kacang Edamame karena
kulitnya mudah terkelupas jika kena air
2. Menanam umbi2an seperti wortel atau lobak sebaiknya langsung di tanah
(langsung tahap 4) supaya bentuk umbinya bagus• Jika menanam langsung di
tanah (langsung tahap 4), sebaiknya satu lubang diisi 2-4 biji sehingga
probabilitas tumbuh tiap lubang sangat besar. Nantinya hanya dipertahankan
satu tanaman yang paling bagus/sehat. Yang lain dicabut atau dipindahkan
(jangan mengganggu perakaran tanaman yang sehatnya)
Benih Basil atau Kemangi jangan direndam (pra-semai), langsung disemai saja.
Selamat menanam!

5
Apa Yang Dimaksud Dengan Sayuran Organik?
Semakin tingginya kesadaran masyarakat Indonesia akan
kebutuhan hidup sehat dan munculnya berbagai penyakit
baru telah memicu berbagai produksi bahan makanan
kembali menggunakan proses alami atau 'back to nature'.
Tidak sedikit pula petani sayur di Indonesia yang
kemudian beralih menggunakan metode yang kita sebut
pertanian organik. Apa sebenarnya yang disebut dengan
makanan organik tersebut?

Makanan organik adalah makanan yang dihasilkan dari


pertanian organik, sebuah metode produksi berdasarkan prinsip-prinsip yang
dimaksudkan untuk:

Melindungi lingkungan, mempertahankan keanekaragaman hayati dan


menghormati siklus alam. Istilah “organik” mengacu pada cara produk pertanian
dibudidayakan dan diproses. Persyaratan khusus harus dipenuhi dan
dipertahankan agar produk dapat diberi label “organik”.

Tanaman organik harus dipelihara di tanah yang aman, tidak dimodifikasi secara
genetis dan harus selalu terpisah dari produk konvensional. Petani tidak diperbolehkan
menggunakan pestisida sintetis, organisme hasil rekayasa genetika (GMO) dan pupuk
buatan. Meski demikian, residu pestisida tanaman organik tidak selalu nol karena
pestisida sintetik masih dapat masuk melalui angin, air atau tanah.

Agar mendapatkan label organik, sebuah produk makanan olahan harus mengandung
paling sedikit 95% bahan organik bersertifikat.

Meskipun belum ada statistik, pertumbuhan konsumsi produk organik di negara kita
kelihatannya tidak kalah dengan negara-negara maju seperti Kanada dan Amerika
Serikat yang mencapai 20% lebih.

Apa Manfaat Mengkomsumsi Sayuran Organik?

6
Manfaat yang dapat kita peroleh dengan mengkomsumsi sayuran organik, diantaranya
adalah :

1. Lebih enak, segar dan tidak cepat busuk


Sayuran organik rasanya lebih manis, renyah dan segar. Hal ini disebabkan
kandungan air dalam sayur tidak terlalu banyak. Selain itu, kandungan air yang sedikit
dibandingkan dengan sayuran non organik membuat sayur organik ini lebih tahan lama
dari proses pembusukan. Dan tentu saja alasan utamanya adalah karena makanan itu
dihasilkan dengan sarana produksi alami. Makanan organik juga sering dijual secara
lokal sehingga masih segar.

2. Lebih bergizi dan sehat

Makanan organik tidak dibentuk menggunakan pupuk kimia, pestisida kimia serta
bahan kimia lain sehingga tidak merugikan tubuh manusia. Susu organik memiliki 50-
80% lebih banyak antioksidan yang mengurangi resiko tumor.

Beberapa studi menunjukkan bahwa buah dan sayuran organik (misalnya, beras, tomat,
kubis, bawang dan selada organik) mengandung lebih banyak nutrisi seperti vitamin,
magnesium, fosfor, zinc dan besi.

Sayuran organik memiliki kandungan gizi yang lebih tinggi seperti kandungan mineral
dibandingkan sayuran non organik. Sayuran yang ditanam secara organik memang
sangat menyehatkan bagi tubuh.

3. Tidak mengandung zat kimia yang berbahaya bagi tubuh manusia

Manfaat sayuran organik ini untuk mencegah/mengurangi masuknya zat - zat kimia dari
pupuk buatan maupun pestisida dalam sayuran ke tubuh. Residu atau endapan dari
zat kimia tadi bisa membahayakan dan menyebabkan berbagai penyakit seperti kanker.

4. Menjaga kelestarian lingkungan

Dengan semakin bertambahnya berbagai pencemaran akhir - akhir ini membuat


produksi bahan makanan secara organik telah membantu menjaga dan mengembalikan
lingkungan dari polusi tanah, air dan udara sehingga menciptakan dunia yang aman
bagi kehidupan generasi mendatang.

7
BUDIDAYA ANEKA SAYUR dan BUAH-BUAHAN

1. Jenis-jenis Bayam

Bayam ada yang dibudidayakan dan ada pula yang tidak dibudidayakan. Bayam yang
dapat dibudidayakan adalah bayam cabut atau bayam sekul. Kedua bayam yang dapat
dibudidayakan itu ada yang berwarna merah (bayam merah) dan ada yang hijau
keputih-putihan (bayam putih). Selain itu, jenis bayam yang dapat dibudidayakan
adalah bayam tahun. Jenis bayam ini ada yang menyebutnya sebagai bayam sekop
atau bayam kakap.

Adapun bayam liar dan tidak dibudidayakan ada 2 jenis, yaitu bayam tanah dan bayam
berduri. Kedua jenis bayam tersebut enak dimakan walaupun agak keras dan kasar.

2. Cara Menanam Bayam

Tanaman bayam dapat ditanam di kebun atau di halaman rumah. Ini dikarenakan
bayam dapat tumbuh di dataran tinggi dan dataran rendah. Bayam juga dapat tumbuh
sepanjang tahun. Jadi, penanaman bayam tidak ditentukan oleh musim.

Bayam yang biasa ditanam di halaman rumah adalah jenis bayam tahun. Jika mau
menanam bayam jenis ini, waktu yang baik adalah pada awal musim hujan dan awal
musim kemarau.

Bayam dikembangbiakkan dengan bijinya. Untuk memperoleh bibit bayam, harus


menyemaikan dahulu benih bayam di persemaian. Biji-biji bayam hendaknya disemai di
tempat yang tidak terlalu tersengat panas matahari. Biji-biji bayam disebar dengan hati-
hati agar merata dan tidak menumpuk.

Setelah 3-5 hari, biji-biji bayam akan tumbuh. Setelah 2 minggu, setiap pagi dapat
menggerak-gerakkan bayam dengan sapu lidi yang dipegang mendatar. Tujuannya,
agar tanaman bayam menjadi kuat dan cepat tumbuh. Hal lain yang tidak kalah
pentingnya adalah terbebas dari serangga perusak.

8
Setelah tinggi bayam mencapai 10 cm, pindahkan ke tempat penanaman. Kemudian,
rawatlah bayam agar tumbuh dengan baik. Jangan lupa, pupuklah bayam agar
tumbuhnya subur. Buang rumput-rumput yang mengganggu. Setelah 1 bulan, bayam
sudah dapat dipanen. . Perlu diketahui, bayam memiliki banyak manfaat, antara lain
memperbaiki daya kerja ginjal, memperlancar pencernaan, baik untuk masa
pertumbuhan, dan untuk obat disentri (akar bayam merah).

Cara Menanam Wortel

1. Ciri-ciri dan jenis-jenis wortel

Tanaman wortel atau di sebut juga bortel memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

a. Berbentuk rumput,
b. Akar tunggangnya berupa umbi,
c. Akar samping sedikit,
d. Umbinya berbentuk bulat panjang dan langsing, warna umbinya kuning
kemerah-merahan

Berdasarkan bentuknya, wortel dapat dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu sebagai


berikut.

a. Wortel dengan umbi bulat panjang dengan ujungnya runcing seperti kerucut.
Wortel jenis ini disebut imperator. Tipe ini kurang disukai karena rasanya kurang
manis.
b. Wortel dengan umbi bulat panjang dengan ujungnya tumpul. Wortel jenis ini
disebut chantenay.
c. Wortel dengan ujung peralihan antara lain wortel imperator dan chantenay. Wortel
jenis ini disebut nantes.

2 .Cara Menanam Wortel

Sebelum mengetahui cara menanam wortel, tidak perlu menyemaikan benih wortel
terlebih dahulu. Wortel dikembangbiakkan dengan biji. Biji tersebut langsung ditanam.

9
Namun, seperti biasa, sebelum menanam wortel, harus mencangkul tanahnya terlebih
dahulu.

Jika tanah diolah dengan baik, yaitu dengan mancangkulnya sedalam ± 40 cm, umbi
wortel pasti bagus. Bentuk umbi wortel yang bagus ini biasanya panjang. Setelah
dicangkul, tanah yang akan ditanami wortel itu diberi pupuk kandang atau kompos
secukupnya. Namun, jika tanahnya subur, tidak perlu memupukinya. Kemudian,
buatlah alur untuk diisi dengan biji wortel.

Agar tidak saling melekat, biji-biji wortel tersebut digosok-gosok terlebih dahulu dengan
telapak tangan. Lalu, biji wortel ditaburkan dengan hati-hati di sepanjang alur yang
sudah dibuat. Tutuplah alur itu dengan tanah, tipis saja. Biji wortel itu akan tumbuh
setelah 10 hari.

Jika bertanam wortel, tidak akan kerepotan merawatnya. Selain memberi pupuk setelah
berumur 1 bulan, untuk pemeliharaannya cukup mencabuti rumput-rumput yang
mengganggu tanaman wortel.

Setelah 3 bulan, baru dapat menikmati hasil wortel. Perlu diketahui, jika lebih dari 3
bulan, tidak segera memanennya, umbi wortel akan menjadi keras.

Manfaat wortel adalah baik untuk orang yang sedang sakit, dapat dijadikan sewbagai
minuman segar, dapat dimasak menjadi sayur atau lalapan, dan dapat dijadikan
sebagai pelengkap makanan bayi.

Memanfaatkan botol bekas untuk menanam wortel

10
BUDIDAYA CABE

Untuk mendapatkan hasil yang maksimal sebaiknya kita harus mengetahui cara
menanam cabe atau panduan budidya cabe yang benar. Berikut cara menanam
cabe.

1. Ciri –ciri dan jenis-jenis cabe

Ciri –ciri tanaman cabe adalah sebagai berikut:


a. Bunga berbentuk terompet kecil,
b. Buah yang masih muda berwarna hijau atau putih kekuningan,
c. Buah yang sudah tua berwarna merah atau kuning,
d. Berbiji banyak.

Ada dua jenis tanaman cabe yang dikonsumsi oleh masyarakat umum, yaitu cabe besar
(Capsicum annuum L.) dan cabe kecil (Capsicum annum . L) jenis cabe yang termasuk
cabe besar adalah cabe merah, paprika, dan cabe bulat/cabe udel/cabe domba (jenis
cabe ini umumnya hanya untuk tanaman hias) Adapun jenis cabe yang termasuk cabe
kecil adalah cabe rawit atau jemprit, cabe cengek, dan cabe hias.

2. Bertanam cabe

Sebelum memulai bertanam cabe, kamu harus menyiapkan peralatan dan bahan yang
diperlukan. Peralatan dan bahan yang harus dipersiapkan adalah cangkul, kored
(cangkul kecil), benih, dan pupuk kandang.

Lahan yang akan digunakan untuk menanam cabe harus tanah yang subur. Jika tidak
menemukan tanah yang subur, kamu dapat mengolah tanah yang kurang subur.
Caranya adalah dengan member pupuk kandang pada tanah yang akan ditanami.

Pupuk kandang ini sebaiknya diletakkan dalam lubang kecil yangh dibuat lurus., Jarak
antar lubang 50-60 cm dan jarak antar baris 60-70 cm. Hal ini bergantung pada jenis
cabe yang akan ditanam. Jenis cabe ini memerlukan jarak yang lebar karena cabe jenis
ini memiliki banyak cabang.

11
Pemeliharaan tanaman cabe tidaklah sulit. Rajin-rajinlah membersihkan rumput
pengganggu, menyiramnya secara teratur, serta memberantas hama dan penyakit yang
menyerang tanaman cabemu.

Hama yang sering menyerang tanaman cabe, antara lain lalat buah, kutu daun, dan
tungu merah. Lalat buah merusak dengan menusuk buah cabe hingga berguguran.

Sementara itu, penyakit yang sering menyerang tanaman cabe adalah penyakit busuk
buah, gugur daun, daun busuk daun. Penyakit busuk daun dan busuk buah dapat
dicegah dengan penyemprotan pestisida (lihat resep pestisida organic)

Selain itu, penyakit utama yang sering menggagalkan tanaman cabe besar adalah
penyakit yang disebabkan oleh virus daun keriting. Virus ini ditularkan oleh kutu daun.
Virus itu menyerang tanaman cabe sehingga daun cabe menjadi keriting atau
menggulung, dan mengecil.

Sampai sekarang, penyakit ini belum bisa diberantas. Jika ditanam terserang penyakit
ini, lebih baik dicabut dan dibuang agar tidak menular. Setelah tanaman cabe berumur
empat bulan, sudah bisa menikmati hasilnya.

3. Manfaat cabe

Cabe banyak digunakaan oleh masyarakat, baik dirumah maupun di pabrik. Dirumah,
cabe digunakan sebagai bumbu dapur. Cabe hijau dapat digunakan untuk sambal
goreng, tumis, dan sayur. Cabe rawit dan cengek dimanfaatkan untuk bumbu pecel dan
asinan. Cabe merah digunakkan untuk masakan, seperti rendang, gulai, dan beraneka
macam sambal. Cabe paprika dapat digunakan untuk masakan agar penampilannya
lebih menarik.

Di pabrik, seperti pabrik obat, cabe jenis tertentu digunakan untuk bahan koyo. Adapun
di pabrik mi instan, cabe digunakan sebagai bumbu mi instan. Pemberian cabe pada
jenis makanan ini bertujuan untuk memberi rasa lezat dan pedas.

Meskipun cabe memiliki banyak manfaat, orang-orang yang menderita beberapa


penyakit harus menghindarinya. Penderita wasir atau ambient, sakit mata, sakit
tenggorokan, dan wanita yang sedang menyusui sebaiknya tidak memakan cabe. Hal
ini dilakukan untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan.

12
BUDIDAYA SAWI PUTIH DAN CARA MENANAM SAWI

Iklim

Untuk melakukan budidaya sawi putih ini kita harus mengetahui terlebih dahulu
keadaan iklim yang cocok untuk pembudidayaan, karena keadaan iklim ini salah datu
faktor awal atau utama untuk keberhasilan perkembangan budidaya sawi putih ini
kedepannya.

Suhu udara yang cocok untuk pertumbuhan sawi putih ini yaitu antara 19°C - 21°C.
suhu udara yang terlalu tinggi dari batas yang telah ditentukan akan berpengaruh besar
terhadap pertumbuhan tanaman sawi dan tidak akan tumbuh dengan sempurna.

Kelembaban udara yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman sawi putih yang optimal
berkisar antara 80% - 90%. Kelembaban udara diatas 90% akan berdapat negatif
terhadap tanaman sawi putih, tanaman akan mengalami pertumbuhan yang tidak
sempurna, tanaman tidak subur, kualitas daun jelek, dan apabila penanaman ditujukan
untuk pembenihan maka produksi biji pun rendah.

Curah hujan yang baik untuk tanaman sawi putih ini ialah 1000-1500 mm/tahun, dan
perlu diketahui, bahwa tanaman sawi tidak menyukai air yang berlebihan atau
menggenang.

Tanah

Tanah yang baik untuk media budidaya tanaman sawi putih ini yaitu, yang subur, tanah,
gembur, memiliki kedalaman yang cukup dalam, dan tanah mudah mengikat air.
Permukaan tanah yang mmemiliki ketinggian 1000 m dpl sangat cocok untuk tanaman
ini.

Waktu Yang Tepat Uuntuk Penanaman Sawi Putih


Sawi putih akan lebih baik ketika mulai penanamannya pada akhir musim penghujan
dan memasuki musim kemarau, biasanya bertepatan pada bulan Maret – April. Apabila

13
penanama dilakukan pada musim penghujan, hal tersebut rentan terhadap serangan
hama dan penyakit.

Lahan

Pertama penyiapan lahan untuk persemaian benih, tempat untuk persemaian yang baik
ialah:
 Tempat harus mendapatkan sinar matahari yang penuh
 Tempat persemaian harus dekat dengan sumber air yang bersih dan banyak
 Tempat persemaian harus dekat dengan rumah atau camp supaya mudah
diawasi
 Tempat persemain tidak jauh dari lahan penananam atau kebun
 Tempat persemaian tidak terkena banjir atau air menggenang

Media tanam untuk persemaian harus subur, gembur, dan dapat menahan air dengan
baik

Tempat persemaian harus bebas dari tanaman pengganggu, seperti rumput, sisa-sisa
tanaman lain, dan batu-batu kecil

Bibit tanaman sawi putih dapat ditanam dilahan terbuka atau kebun pada umur 21-30
hari, sedangkan persiapan tanah persemaian 15 hari. Maka, persiapan tanah
persemaian harus dilakukan lebih awal berselisih 36-45 hari dari jadwal saat tanam di
kebun. Sehingga waktu tanam akan tepat

Pembibitan

Banyak para petani yang membudidayakan tanaman sawi dengan melalui pembibitan
generative (melalui biji). Untuk mendapatkan bibit yang baik maka perlu disemai terlebih
dahulu sebelum ditanam di kebun, karena benih yang langsung ditanam di kebun
biasanya hasilnya kurang baik.

Ada beberapa cara untuk mendapatkan benih yang baik:


a) Pilih biji yang utuh yaitu tidak cacat atau luka, karena biji yang cacat akan sulit
tumbuh, kalaupun yumbuh mutunya jelek.
b) Biji sehat, yaitu tidak terserang hama dan penyakit
c) Biji tidak tercampur dengan biji jenis lain
d) Biji tidak keriput, untuk memisahkan antara keriput dan tidak caranya lakukan
perendaman, dan biji yang baik akan tenggelam dan yang keriput akan
mengapung.

Pengolahan Tanah

Pengolahan tanah untuk lahan tanam sawi harus sudah diolah 3 minggu sebelum
tanaman sawi dipindahkan dari persemaian. Pengolahan tanah dilakukan tiga tahap,

14
tahap pertama tanah dibajak dengan mesin traktor atau manual dengan kedalaman 30-
40 cm. tanah yang sudah dibajak dibiarkan selama 1 minggu. Dengan demikian tanah
kan mengalami proses pemasaman atau oksidasi.

Setelah 1 minggu lahan diolah kembali pada tahap kedua. Pada tahap ini tanah
digemburkan dengan cangkul, supaya tanah menjadi remah, dan sekaligus diratakan.
Kemudian tanah dibiarkan lagi serlama 1 minggu agar tanah terangin-angin dan terkena
sinar matahari.

Tahap ketiga, yaitu tahap penggemburan tanah lagi dengan cangkul tipis-tipis sedalam
30 cm dan sekaligus dilakukan pembuatan bedengan dan selokan.

Pembuatan Bedengan

Ukuran lebar bedengan yaitu 100 cm -120 cm dan panjang 30 cm 40 cm, tergantung
varietas yang akan ditanam. Tanaman yang ditanam pada musim penghujan sebaiknya
ukuran tinggi bedengan 40 cm agar tanaman terhindar dari genangan air. Sedangkan
untuk selokan lebarnya 40 cm. dan pada sekeliling bedengan dibuat drainase selebar
50 cm.

Pemberian Pupuk Dasar

Pemberian pupuk dasar ini biasanya dilakukan berbarengan pada saat pembuatan
bedengan. Pupuk yang diberikan terdiri dari pupuk kandang, kompos, atau pupuk hijau.
Dosis pupuk kandang yang diberikan 10-20 ton/ha.

Pemasangan Mulsa plastik

Untuk menjaga kualitas tanaman sawi, penggunaan mulsa plastik hitam perak dapat
diterapkan. Dengan menggunakan mulsa plastik hitam perak pada bedengan
penanaman dapat memberikan hasil yang lebih baik jika dibandingkan dengan bididaya
tanpa menggunakan mulsa plastik hitam perak.

Penanaman Bibit Di Kebun

Ada beberapa tahapan penanaman sawi putih dilahan terbuka atau kebun, seperti,
pemindahan bibit dan seleksi bibit, pengaturan jarak tanam, cara menanam, dan waktu
menanam.

Cara memindahkan bibit dari tempat persemaian ke kebun dapat dilakukan dengan dua
cara yaitu dengan sistem cabut dan sistem putaran.

1. Sistem cabut, yaitu bibit dicabut secara hati-hati (pelan), untuk mencegah
kerusakan pada akar pada saat mencabut sebaiknya tanah disiram air sedikit
hingga cukup basah. Kemudian tanaman ditanam ke dalam lubang tanam yang
dipersiapkan di kebun.

15
2. Sistem putaran, yaitu bibit dicabut beserta tanahnya. Sebelumnya tanah disiram
oleh air sampai cukup basah. Setelah itu, tanaman bisa langsung ditanam
kedalam lubang tanam yang sudah dipersiapkan di kebun.

Penyulaman
Bibit yang ditanam di kebun tidak semuanya tumbuh dengan sempurna, seperti,
tanaman rusak, tumbuh kerdil dan kurus, bahkan tanaman ada yang mati. Tanaman-
tanaman yang mengalami gangguan atau mati harus segera diganti dengan tanaman
yang baru agar produksinya tetap tinggi. Penyulaman biasanya dilakukan seminggu
setelah penanaman.

Pemupukan Susulan

Pemupukan susulan dilakukan setelah pemupukan dasar yang telah dilakukan pada
saat pengolahan tanah. Pupuk yang diberikan pada pemupukan kedua yaitu pupuk
organik cair .

Penyiangan

Proses penyiangan dilakukan supaya tanaman kecil atau rumput-rumput dan gulma
tidak mengambil zat-zat makanan tanaman sawi. Ada dua cara untuk melakukan
penyiangan ini yaitu proses manual, mekanik dan kimiawi.

Proses manual dapat dilakukan dengan mencabut rumput-rumput dan gulma dengan
tangan atau cangkul.. Sedangkan secara mekanik, yaitu pencabutan rumput dan gulma
dilakukan oleh mesin.

CARA BUDIDAYA TERUNG

Budidaya Terung

1. Ciri-ciri dan jenis-jenis terung

Terung memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

16
 Berbentuk perdu,
 Berakar tunggang,
 Batangnya keras, bercabang banyak, dan berbulu agak kasar,
 Tumbuh di dataran rendah,
 Bunganya berwarna ungu dan putih,
 Bentuk buahnya bulat, lonjong, atau bulat panjang,
 Warna buah ungu, putih, dan hijau bergaris putih,
 Daging buah kenyal dan tidak berair.

Ada beberapa jenis terung yang dikenal oleh masyarakat luas, di antaranya
sebagai berikut.

a. Terung kopek

Bentuk buah terung kopek adalah bulat panjang dengan ujung tumpul. Adapun warna
terung ini ungu atau hijau keputih-putihan.

b. Terung craigi

Bentuk buah terung jenis ini adalah bulat panjang dengan ujung runcing; ada yang lurus
dan ada yang bengkok. Adapun warna terungnya adalah ungu.

c. Terung bogor atau terung kelapa


Bentuk terung jenis ini bulat besar. Warnanya putih, hijau keputih-putihan. Rasa terung
ini renyah dan agak getir

Terung gelatik atau terung lalap Bentuk terung jenis ini seperti terung bogor, tetapi
lebih kecil. Jenis terung ini berwarna ungu atau putih kekuning-kuningan. Rasa terung
ini renyah, tetapi tidak getir.

2. Bertanam terung

Tanaman terung banyak ditanam di pekarangan. Jenis sayuran ini dapat dengan
mudah ditanam, baik di dataran rendah maupun di dataran tinggi.Selain itu, penanaman
dan pemeliharaan tanaman terung termasuk mudah. Untuk bertanam terung, kamu
harus memilih lahan yang subur dan cukup air. Musim tanam yang baik adalah musim
kemarau walaupun bisa juga musim hujan.

Jika akan bertanam terung, kamu harus menebar biji terung terlebih dahulu di
pesemaian. Benih ini akan tumbuh setelah 10 hari. Setelah bibit terung berumur 1,5
bulan atau kira-kira berdaun empat helai, bibit terung ditanam di lubang tanam tanam
yang telah dipersiapkan di lahan yang telah diolah terlebih dahulu. Tiap lubang tanam
ini diberi pupuk kandang atau pupuk kompos secukupnya.

17
BUDIDAYA OYONG (PATOLA)

Menanam Oyong

Oyong adalah salah satu jenis tanaman yang memiliki kandungan vitamin yang baik
bagi kebutuhan manusia, karena oyong mengandung vitamin A, vitamin, dan vitamin C.
walaupun oyong jenis sayuran yang kurang popular tetatapi oyong memiliki rasa yang
tidak kalah enak disbanding dengan sayuran lain.
Tanaman yang satu ini sering kita jumpai di pinggir-pinggir pagar atau tumbuh di dekat
pohon besar.

Ciri-ciri Oyong

Oyong memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

a) Tanamannya hidup dengan merambat, dengan alat pemegang berbentuk pilin.


b) Berbatang panjang (bisa mencapai puluhan meter) dan kuat
c) Berdaun lebar dan berlekuk menjari dengan bulu halus
d) Buahnya berbentuk bulat panjang dan berusuk-rusuk (sepuluh buah)

Cara Menanam Oyong

Pada dasarnya tanaman oyong dapat ditanam di segala tempat, baik di dataran rendah
maupun dataran tinggi. Namun, syarat yang terpenting untuk menanam oyong ini
adalah tanahnya harus cukup mengandung air, beriklim kering, dan kelembaban tanah.
Tanah yang akan ditanami oyong tidak perlu dicangkul, tetapi buatlah lubang yang
lebarnya kira-kira 25 cm dengan kedalaman 20 cm. jarak antar lubang tersebut 50-60
cm dan antara baris lubang kira-kira 200 cm.
18
Setiap lubang diisi pupuk, boleh pupuk kandang atapun kompos sebanyak 1 kg. biji
oyong tersebut dimasukan ke lubang yang telah tersedia, kemudian ditutup dengan
tanah tipis.Jika tinggi oyong sudah mencapai 50 cm, buatlah tiang yang terbuat dari
bambu dengan ketinggian 1,5-2 m. tiang tersebut berguna untuk merambatkan oyong.
Pemeliharaan oyong dilakukan dengan cara memangkas dan mengurangi daunnya.

Adapun hama yang sering menyerang oyong adalah oteng-oteng. Hama tersebut sering
merusak daun dan bunga oyong. Setelah berumur 1,5-2 bulan, oyong dapat dipanen.
Tanaman oyong yang terawat dapat menghasilkan 1,5 kg buah setiap pohon.

Manfaat Oyong

Oyong mempunyai banyak manfaat, diantaranya sebagai obat dan sebagai makanan.
Sebagai obat, oyong dapat digunakan untuk pembersih darah. Adapun sebagai
makanan, oyong dapat digunakan sebagai sayur lodeh. Kulit buah oyong yang telah
kering dapat digunakan untuk menggosok badan ketika mandi.

BUDIDAYA KACANG PANJANG DAN CARA MENANAMNYA

Setelah kita dapat menentukan lahan atau kebun untuk budidaya kacang
panjang langkah selanjutnya membersihkan lahan dari tanaman-tanaman lain, seperti
rumput, gulma atau sisa-sisa tanaman lain yang pernah ditanam ditempat tersebut.

Pembersihan rumput biasanya dilakukan menggunakan alat manual seperti cangkul


atau menggunakan mesin traktor. Supaya sisa tanaman tersebut tidak dipakai sarang
penyakit maka sebaiknya dibakar.

Setelah pembersihan selanjutnya lakukan pencangkulan tanah atau penggemburan,


dengan pencangkulan ini supaya tanah yang ada didalam tidak memadat dan terangin-
anginkan untuk menghilangkan racun. Setelah selesai biarkan tanah selama 1 minggu.

Setelah 1 minggu lakukan penyisiran tanah sekaligus dilakukan pengapuran, apabila


tanah memiliki pH kurang dari 5,5, karena tanah untuk media tanaman kacang panjang

19
harus memiliki keasaman (pH) antara 5,5-6,5. Setelah selesai pengapuran maka
biarkan tanah terangin-angin selama 1 minggu.

Tahap selanjutnya pembuatan bedengan, fungsi pembuatan bedengan ini sama halnya
seperti tanaman-tanaman lain yaitu untuk tempat penanaman, memudahkan peresapan
air hujan maupun air pengairan, memudahkan pemeliharaan tanaman, dan
memudahkan pemanenan.

Lebar bedengan untuk system penanaman dua jalur berukuran 100 cm – 120 cm,
sedangkan untuk penanaman satu jalur lebarnya 60 – 70 cm. tinggi bedengan untuk
tanaman kacang dilahan kering (tegalan) yaitu 20 cm, sedangkan untuk lahan bekas
sawah, tinggi bedengan 30 cm. dan panjang bedengan disesuaikan dengan kondisi
luas lahan yang ada. Dan untuk lebar parit 40 cm.

Pemberian pupuk dasar, selain pengolahan tanah juga perlu pemberian pupuk alam,
seperti pupuk kandang, kompos, atau pupuk hijau. Pemberian pupuk dasar ini
dilakukan satu minggu sebelum penanaman. Biasanya pemberian pupuk ini
berbarengan pada saat pembuatan bedengan.
Tahapan selanjutnya sebelum penanaman kacang panjang yaitu sterilisasi tanah..
Tujuan dari sterilisasi ini untuk mengurangi hama dan penyakit, dan biasanya dilakukan
berbarengan dengan pemupukan dasar.

Tahap selanjutnya pemasangan mulsa plastik hitam perak. Ada beberapa hal positif
yang didapat tanaman kacang apabila menggunakan mulsa plastic hitam perak ini
dibanding menggunakan mulsa jerami, mulsa plastic bening, dan tanpa menggunakan
mulsa sama sekali.

Mulsa plastik hitam perak merupakan mulsa plastik yang memiliki dua permukaan yang
berbeda, yakni permukaan satu berwarna hitam dan permukaan yang lain berwarna
perak. Kedua warna permukaan tersebut memiliki sifat atau fungsi yang berbeda pula.

Permukaan yang berwarna perak berfungsi memantulkan sinar ultra violet matahari
yang dapat merubah iklim mikro di sekitar tanaman. Pemantulan cahaya matahari
tersebut juga akan membantu menyempurnakan proses fotosintesis tanaman sehingga
pertumbuhan tanaman dapat lebih sempurna dan hasil panennya pun lebih tinggi.

Selain itu, pantulan sinar ultraviolet tersebut juga dapat mengusir kutu daun sehingga
dapat mencegah tanaman kacang panjang terserang kutu daun maupun penyakit virus
yang ditularkan oleh kutu.

Sedangkan permukaan plastic yang berwarna hitam berfungsi menekan pertumbuhan


rumput, gulma, serta cendawan di dalam tanah. Kedua permukaan plastic memiliki
fungsi yang berbeda, maka untuk pemasangannya jangan sampai keliru.
Pengadaan Benih, tanaman kacang panjang diperbanyak dengan biji, maka untuk
membudidayakan kacang panjang yang ditanam adalah bijinya. Untuk mendapatkan

20
benih kacang panjang yang siap tanam bisa kita beli di toko-toko penyedia benih atau
dengan pembibitan sendiri.

Untuk penanaman benih bisa langsung ditanam di lahan yang sudah ditentukan,
namun, sebaiknya sebelum penanam dilakukan seleksi terlebih dahulu agar tanaman
dapat tumbuh dengan baik, seperti, biji utuh tidak cacat, luka, atau pecah, biji yang
dipilih seragam, biji berwarna mulus mengkilap dan tidak ada noda apapun pada mata
bijinya, biji tidak terserang hama dan penyakit, biji bersih dari kotoran, biji murni tidak
tercampur dengan varietas lain, biji tidak keriput, dan biji bentuknya normal.
Penentuan waktu tanam yang tepat ialah pada musim kemarau, kenapa harus musim
kemarau??? Karena menanam pada musim kemarau memberikan hasil yang lebih
baik dibanding musim penghujan.

Hal itu disebabkab oleh iklim atau cuaca pada pada musim kemarau sangat menujang
untuk pertumbuhan benih dan pertumbuhan tanaman selanjutnya. Sedangkan pada
musim penghujan cuaca sangat lembab, suhu udara cukup dingin, dan intensitas sinar
matahari sangat rendah. Selain itu pada musim hujan sering terjadi gangguan hama
dan penyakit yang menyerang tanaman. Maka lebih baik penanam dilakukan awal
musim kemarau ata akhir musim hujan.

Jarak tanam untuk tanaman kacang panjang adalah 50 cm x 50 cm, 45 cm x 50 cm, 50


cm x 60 cm, dan 50 cm x 30 cm tergantung dari varietas yang akan ditanam, misalnya,
varietas putih super dan hijau super, jarak tanam yang digunakan 50 cm x 50 cm, untuk
varietas biji hitam jarak tanam yang digunakan 45 cm x 50 cm, untuk varietas lurik
super dan varietas merah putih super, jarak tanamnya 50 cm x 60 cm. sedangkan
varietas local, jarak tanamnyanya 50 cm x 30 cm atau 40 cm x 60 cm.
Pemberian air atau penyiraman pada tanaman kacang panjang sangat penting
diperhatikan, karena pemberian air harus seimbang tidak boleh terlalu banyak maupun
kekurangan.

Pengairan sebaiknya diberikan pada pagi hari atau sore hari pada saat suhu udara dan
terik matahari rendah, sehingga lebih efektif karena proses evapotranspirasi
(penguapan air tanah dan air tanaman ) berlangsung lamban.

Pemupukan pada tanaman bertujuan untuk pemberian zat makanan yang dibutuhkan
tanaman. Jenis pupuk yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan tanaman
terhadap unsure hara makro dan unsure hara mikro adalah pupuk organic, yaitu: pupuk
kandang, kompos, dan pupuk hijau.

Pemasangan lanjaran sangat penting untuk menunjang pertumbuhan tanaman kacang


supaya dapat tumbuh secara vertical. Lanjaran untuk tanaman kacang bisa berupa
bamboo yang dibelah-belah dengan ukuran 4 cm dan panjang 2 m.

Pemasangan lanjaran dilakukan pada saat tanaman sudah mencapai ketinggian 20 cm.
cara memasang lanjaran dilakukan dengan cara menancapkan lanjaran sedalam kira-

21
kira 20 cm, dengan jarak sekitar 25 cm dari pinggir bedengan dan dekat dengan batang
tanam.

Tahap selanjutnya adalah pemangkasan terhadap batang dan daun, hal ini bertujuan
supaya tanaman terangsang untuk pembentukan cabang baru agar tanaman dapat
berbuah lebih banyak. Pemangkasan pada pucuk batang tanaman ini hanya dilakukan
sekali ketika tanaman telah berumur 25 hari setelah tanam.

Budidaya kangkung darat

Cara Budidaya Kangkung. Siapa yang tidak kenal dengan tanaman kangkung karena
tanaman ini sangat mudah ditemukan dimana - mana. Dimana ada tukang jualan sayur
maka pasti ada kangkung yang dijual disana.

Kangkung tergolong sayur yang sangat populer, karena banyak peminatnya. Kangkung
disebut juga Swamp cabbage, Water convovulus, Water spinach. Berasal dari India
yang kemudian menyebar ke Malaysia, Burma, Indonesia, China Selatan Australia dan
bagian negara Afrika.

Kangkung banyak ditanam di Pulau Jawa khususnya di Jawa Barat, juga di Irian Jaya di
Kecamatan Muting Kabupaten Merauke kangkung merupakan lumbung hidup sehari-
hari. Di Kecamatan Darussalam Kabupaten Aceh Besar tanaman kangkung darat
banyak ditanam penduduk untuk konsumsi keluarga maupun untuk dijual ke pasar.

Jenis Tanaman
Kangkung termasuk suku Convolvulaceae (keluarga kangkung-kangkungan).
Kedudukan tanaman kangkung dalam sistematika tumbuh-tumbuhan diklasifikasikan ke
dalam:
a) Divisio : Spermatophyta
b) Sub-divisio : Angiospermae

22
c) Kelas : Dicotyledonae
d) Famili : Convolvulaceae
e) Genus : Ipomoea
f) Species : Ipomoea reptans

Kangkung merupakan tanaman yang tumbuh cepat yang memberikan hasil dalam
waktu 4-6 minggu sejak dari benih. Kangkung yang dikenal dengan nama Latin
Ipomoea reptans terdiri dari 2 (dua) varietas, yaitu Kangkung Darat yang disebut
Kangkung Cina dan Kangkung Air yang tumbuh secara alami di sawah, rawa atau parit-
parit.

Perbedaan antara kangkung darat dan kangkung air :

Warna bunga.
Kangkung air berbunga putih kemerah-merahan, sedangkan kangkung darat bunga
putih bersih.

Bentuk daun dan batang.


Kangkung air berbatang dan berdaun lebih besar dari pada kangkung darat. Warna
batang berbeda. Kangkung air berbatang hijau, sedangkan kangkung darat putih
kehijau-hijauan.

Kebiasaan berbiji.
Kangkung darat lebih banyak berbiji dari pada kangkung air. Itu sebabnya kangkung
darat diperbanyak lewat biji, sedangkan kangkung air dengan stek pucuk batang.

Manfaat Tanaman
Bagian tanaman kangkung yang paling penting adalah batang muda dan pucuk-
pucuknya sebagai bahan sayur-mayur. Kangkung selain rasanya enak juga memiliki
kandungan gizi cukup tinggi, mengandung vitamin A, B dan vitamin C serta bahan-
bahan mineral terutama zat besi yang berguna bagi pertumbuhan badan dan
kesehatan.

Disamping itu hewan juga menyukai kangkung bila dicampur dalam makanan ayam,
itik, sapi, kelinci dan babi.

Seorang pakar kesehatan Filipina: Herminia de Guzman Ladion memasukkan


kangkung dalam kelompok "Tanaman Penyembuh Ajaib", sebab berkhasiat untuk
penyembuh penyakit "sembelit" juga sebagai obat yang sedang "diet". Selain itu, akar
kangkung berguna untuk obat penyakit "wasir"

SYARAT PERTUMBUHAN
Tanaman ini dapat tumbuh dengan baik sepanjang tahun. Kangkung darat dapat
tumbuh pada daerah yang beriklim panas dan beriklim dingin

23
Jumlah curah hujan yang baik untuk pertumbuhan tanaman ini berkisar antara 500-
5000 mm/tahun. Pada musim hujan tanaman kangkung pertumbuhannya sangat cepat
dan subur, asalkan di sekelilingnya tidak tumbuh rumput liar. Dengan demikian,
kangkung pada umumnya kuat menghadapi rumput liar, sehingga kangkung dapat
tumbuh di padang rumput, kebun/ladang yang agak rimbun.

Tanaman kangkung membutuhkan lahan yang terbuka atau mendapat sinar matahari
yang cukup. Di tempat yang terlindung (ternaungi) tanaman kangkung akan tumbuh
memanjang (tinggi) tetapi kurus-kurus. Kangkung sangat kuat menghadapi panas terik
dan kemarau yang panjang. Apabila ditanam di tempat yang agak terlindung, maka
kualitas daun bagus dan lemas sehingga disukai konsumen.

Suhu udara dipengaruhi oleh ketinggian tempat, setiap naik 100 m tinggi tempat, maka
temperatur udara turun 1o C. Apabila kangkung ditanam di tempat yang terlalu panas,
maka batang dan daunnya menjadi agak keras, sehingga tidak disukai konsumen.

Media Tanam

Kangkung darat menghendaki tanah yang subur, gembur banyak mengandung bahan
organik dan tidak dipengaruhi keasaman tanah.

Tanaman kangkung darat tidak menghendaki tanah yang tergenang, karena akar akan
mudah membusuk. Sedangkan kangkung air membutuhkan tanah yang selalu
tergenang air.

Tanaman kangkung membutuhkan tanah datar bagi pertumbuhannya, sebab tanah


yang memiliki kelerengan tinggi tidak dapat mempertahankan kandungan air secara
baik.

Ketinggian Tempat

Kangkung dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik di dataran rendah sampai
dataran tinggi (pegunungan) ± 2000 meter dpl. Baik kangkung darat maupun kangkung
air, kedua varietas tersebut dapat tumbuh di mana saja, baik di dataran rendah maupun
di dataran tinggi. Hasilnya akan tetap sama asal jangan dicampur aduk.

CARA BUDIDAYA TANAMAN KANGKUNG

Pembibitan kangkung

Persyaratan Bibit Kangkung Darat


Dalam pemilihan bibit harus disesuaikan dengan lahan (air atau darat). Karena kalau
kangkung darat ditanam di lahan untuk kangkung air produksinya kurang baik, warna
daun menguning, bentuk kecil dan cepat membusuk.

24
Bibit kangkung sebaiknya berasal dari kangkung muda, berukuran 20 -30 cm. Pemilihan
bibit harus memperhatikan hal-hal seperti berikut, batang besar, tua, daun besar dan
bagus. Penanamannya dengan cara stek batang, kemudian ditancapkan di tanah.
Sedangkan biji untuk bibit harus diambil dari tanaman tua dan dipilih yang kering serta
berkualitas baik.

Penyiapan Benih
a) Benih kangkung yang akan ditanam adalah stek muda, berukuran 20-30 cm,
dengan jarak tanam 1,5 x 15 cm.
b) Untuk benih dari biji kangkung diambil dari tanaman yang tua.
c) Benih yang diperlukan untuk seluas 10 m2 atau 2 bedengan ± 300 gram, jika tiap
lubang diisi 2-3 butir biji.

Teknik Penyemaian Benih


Biji dengan ukuran diameter 3 mm, disebar dalam baris-baris berjarak 15 cm dengan
jarak kira-kira 5 cm antara masing-masing biji. Kultivar yang berbiji dapat tahan tanah
lembab dan tumbuh baik dalam musim hujan.

Pemeliharaan Pembenihan/Penyemaian
Agar diperoleh hasil panen yang baik, dalam pemeliharaan pembenihan kangkung
diperlukan penyiraman teratur dan sering pada cuaca kering.

Pengolahan Media Tanam

Persiapan Media Tanam


Kangkung air membutuhkan tempat-tempat yang ada genangan air. Bertanam
kangkung memerlukan tanah yang diberi pupuk kompos, kemudian dibuatkan petak-
petak/bedengan seperti tanaman sayuran lain. Tentang panjang bedengan, tergantung
kondisi lahan. Kemudian siapkan tugal dan tancapkan di atas bedengan dengan jarak
20 x 20 cm.

Pembukaan Lahan
Tiga minggu sebelum melakukan penanaman kangkung, sebaiknya tanah diolah
terlebih dahulu. Kemudian tanah dicampur dengan pupuk kompos atau pupuk kandang
sebanyak 10 ton per hektar, diberi air dengan ketinggian 5 cm, dibiarkan tergenang air
dan diberi urea 1 kuintal per hektar

Pembentukan Bedengan
Pembentukan bedengan untuk tanaman kangkung dapat dilakukan dengan ukuran
lebar 0,8-1,2 m, panjang 3-5 m, dalam ± 15-20 cm dan jarak antar bedeng 50 cm
dengan membuat selokan. Ukuran tersebut dapat disesuaikan, tergantung keadaan
lahan yang tersedia. Bedengan dibuat untuk kelancaran pemasukan dan pembuangan
air yang berlebih serta untuk memudahkan pemeliharaan dan kegiatan lain. Ada pula
yang membuat bedengan dengan ukuran panjang kali lebar: 2x1 m dengan kedalaman
drainase 30x30 cm.

25
Pemupukan
Pemupukan bagi tanaman kangkung terdiri dari pupuk dasar yaitu pupuk kandang,
yang diberikan seminggu sebelum tanam (setelah selesai pembuatan bedengan).
Selain itu juga diberikan pupuk urea, seminggu setelah tanam, kemudian 2 minggu
setelah tanam. Pemberian pupuk urea dicampur dengan air kemudian disiram pada
pangkal tanaman dengan ember penyiram.

Pada waktu melakukan pemupukan, lahan dikeringkan terlebih dahulu selama 4 sampai
5 hari. Kemudian diairi kembali.

Pupuk yang diperlukan adalah sebagai berikut: 10-20 ton/ha rabuk organik dan 100-250
kg/ha urea, diberikan selama 2 minggu pertama, dengan cara disiramkan.

Teknik Penanaman Kangkung


Penentuan Pola Tanam
Penentuan pola tanam dapat disesuaikan dengan luas lahan yang akan ditanami.
Apabila bedengan dibuat dengan ukuran 2x1 m, maka bila jarak tanamnya ditentukan
20x20 cm, maka dalam satu bedengan terdapat sebanyak 50 lubang atau 50 rumpun
kangkung.

Pembuatan Lubang Tanam


Pembuatan lubang tanam dapat dilakukan dengan cara ditugal, yang berjarak 20x20
cm, sedalam ± 5 cm. Setiap bedengan dapat ditentukan jumlah lubangnya (tergantung
ukuran bedengan)

Cara Penanaman
Penanaman kangkung darat dilakukan pada sore hari yaitu jam 16.00 sampai 18.00.
Hal ini bertujuan agar benih setelah ditanam tidak langsung mendapat udara kering
sehingga benih cepat berkecambah.

Pemeliharaan Tanaman Tanaman Kangkung

Penjarangan dan Penyulaman


Bila tanaman kangkung terlalu lebat/sangat berdesakan dalam satu rumpun maka
diperlukan penjarangan. Apabila tanaman banyak yang mati, maka segera dilakukan
penyulaman (diganti dengan bibit yang baru yang telah disiapkan).

Penyiangan dan Pembumbunan tanaman kangkung


Penyiangan dilakukan bila terdapat rumput liar (tanaman pengganggu). Penyiangan
dilakukan setiap 2 minggu.

Pembumbunan dilakukan untuk mendekatkan unsur hara bagi tanaman kangkung


sehingga dapat mempermudah akar tanaman untuk mentransfernya. Pembumbunan
dilakukan pada saat tanaman berumur 2 minggu.

26
Pemupukan
Pemupukan dilakukan dengan menggunakan pupuk urea. Pupuk urea diberikan hanya
sekali dengan cara dilarutkan dalam air lalu disiram pada tanaman kangkung. Perlu
diperhatikan agar pada waktu menebar pupuk jangan sampai ada butir pupuk yang
tersangkut atau menempel pada daun, sebab akan menyebabkan daun menjadi layu.
Gunakan sapu lidi setiap selesai menabur pupuk.

Pengairan dan Penyiraman


Selama tidak ada hujan, perlu dilakukan penyiraman. Penyiraman gunanya untuk
mencegah tanaman kangkung terhadap kekeringan. Penyiraman dilakukan dua kali
sehari yaitu pagi (jam 07.00) dan sore (jam 17.00). Penyiraman dilakukan dengan
gembor penyiram. Tanaman kangkung membutuhkan banyak air dalam
pertumbuhannya.

Waktu Penyemprotan Pestisida


Tanaman kangkung darat yang terkena ulat berwarna putih yang berada pada helai
daun sebelah bawah sehingga menyebabkan warna daun menjadi kuning. Untuk
penanggulangannya disemprotkan pestisia organic untuk pembasmian hama ulat.

Hama dan Penyakit Tanaman Kangkung

Hama Tanaman Kangkung


Hama yang banyak menyerang tanaman kangkung umumnya relatif tidak ganas, antara
lain: belalang dan ulat daun. Pengendalian: untuk mencegah terjadi over populasi,
semprotkan pestisida organic yang telah disiapkan (lihat materi pestisida organic).
Pada waktu membasmi hama, sebaiknya lahan dikeringkan terlebih dahulu selama 4-5
hari. Kemudian diairi kembali.

Penyakit Tanaman Kangkung

Tanaman kangkung tahan terhadap penyakit dan hanya memerlukan sedikit


perlindungan.

Penyakit jamur yang lazim menyerang tanaman kangkung adalah karat putih (Albugo
Ipomoea panduratae).

Panen Tanaman Kangkung

Panen pertama sudah bisa dilakukan pada hari ke 12. Saat ini kangkung sudah tumbuh
dengan panjang batang kira-kira 20-25 cm. Ada pula yang mulai memangkas sesudah
berumur 1,5 bulan dari saat penanaman.

Cara pemanenan kangkung air hampir sama dengan kangkung darat. Cara memanen,
pangkas batangnya dengan menyisakan sekitar 2-5 cm di atas permukaan tanah atau
meninggalkan 2-3 buku tua. Panen dilakukan pada sore hari. Panenan dilakukan

27
dengan cara memotong kangkung yang siap panen dengan ciri batang besar dan
berdaun lebar.

Dengan menggunakan alat pemotong. Pemungutan hasil kangkung darat dapat pula
dilakukan dengan cara mencabutnya sampai akar, kemudian dicuci dalam air. Panen
kangkung darat dilakukan pada umur 27 hari. Selama panen, lahan penanaman harus
tetap basah tapi tidak berair (lembab).

Panen dilakukan 2-3 minggu sekali. Setiap kali habis panen, biasanya akan terbentuk
cabang-cabang baru. Setelah 5 kali panen atau 10-11 kali panen maka produksi
kangkung akan menurun baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Jika sudah terlihat
berbunga, sisakan ± 2 m2 untuk dikembangkan terus menjadi biji yang kira-kira
memakan waktu 40 hari sampai dapat dikeringkan.

Pertanaman kangkung secara komersial menghasilkan sekitar 15 ton/ha sepanjang


beberapa panenan berturut-turut atau sekitar 160 kg/tahun/10 m2.

Pascapanen Tanaman Kangkung

Kangkung yang baru dipanen dikumpulkan dan kemudian disatukan sebanyak 15-20
batang kangkung dalam satu ikatan.

Dalam penyimpanan (sebelum dipasarkan), agar tidak cepat layu, kangkung yang telah
diikat celupkan dalam air tawar bersih dan tiriskan dengan menggunakan anjang-
anjang.

Selamat mencoba untuk menanam kangkung, saya yakin dengan mengikuti tahapan
diatas anda akan berhasil dalam budidaya kangkung tersebut.

Tehnis budidaya atau cara menanam mentimun / timun / ketimun.


Siapa yang tidak kenal dengan tanaman yang satu ini dimana sering disebut dengan
nama timun. Timun (Cucumber) merupakan tanaman semusim yang bersifat menjalar
atau memanjat dengan perantaraan alat pemegang berbentuk pilin atau spiral. Timun
sering juga disebut dengan mentimun atau beberapa daerah sering menyebutnya
dengan nama ketimun.

Berikut ini adalah gambar dari timun / ketimun / mentimun tersebut :

28
Manfaat tanaman ketimun
Bagian yang dimakan dari sayuran ini adalah buahnya. Biasanya buah timun dimakan
mentah sebagai lalap. Atau, buah itu dapat pula diasinkan sebagai teman nasi. Buah
timun banyak mengandung vitamin A, vitamin B, dan vitamin C.

Syarat Tumbuh

Timun jepang seperti jenis lainnya dapat hidup pada lahan berketinggian sekitar 200 –
800 m dpl. Pertumbuhan optimalnya dapat dicapai jika di tanam pada lahan yang
berada pada ketinggian 400 m dpl. Sedangkan tekstur tanah yang dikehendaki adalah
tanah berkadar liat rendah dengan pH tanah sekitar 6 – 7.
Berikut adalah cara budidaya timun/ ketimun / mentimun tersebut :

Persiapan Lahan

Tanah diolah dengan dibajak atau dicangkul buat guludan dengan tinggi 50 cm, lebar
120 cm, jarak antar guludan 40 cm. Pemakaian mulsa plastik disarankan untuk
mendapat hasil yang lebih baik. Pupuk dasar diberikan 4 - 7 hari sebelum tanam,.

\
Penanaman
1. Pembuatan lubang tanam dua baris atau double rows 60 x 40 cm, lubang pupuk
dapat ditugal 5 cm disamping lubang tanam.
2. Benih ditanam sedalam 1 cm, 2 benih perlubang tanam.

29
3. Benih ditutup dengan abu jerami pada musim kemarau dan pada musim hujan
dengan abu ditambah pupuk kandang.
4. Penyulaman dilakukan secepatnya agar pertumbuhan tanaman seragam.

Pemeliharaan
1. Pengairan. Usahakan tanah dalam kondisi lembab, lahan yang kekeringan
menyebabkan tanaman stres dan buah pahit, pengairan dilakukan 1 x seminggu.
2. Perambatan. Pemasangan lanjaran atau lurus diupayakan saat tanaman
berumur 2 minggu, selanjutnya disiapkan tali rapia 2 tingkat dengan jarak 30 cm.
3. Penyiangan. Dilakukan untuk menghilangkan gulma.

Pengendalian hama dan penyakit

Hama yang sering menyerang tanaman mentimun antara lain : oteng - oteng (Epilachna
sp.), Ulat, trips dan aphids. Apabila terdapat serangan semprot tanaman dengan
insektisida. Pada musim hujan sering terjadi serangan kresek (Downy Mildew),
antraknosa dan batang berlendir (Gummy Stem Blight). Pada musim kemarau sering
terdapat serangan virus ZYMV. Pengendalian aphids bisa mengurangi penyebaran
virus.

Hama dan penyakit pada timun sebenarnya tidak terlalu banyak. Pemberantasan hama
dan penyakit segera dilakukan setelah terlihat tanda-tanda serangan. Cara
pemberantasannya antara lain dengan cara mekanis (eradiksi/pemotongan daun)

30
maupun dengan cara kimia (penyemprotan pestisida). Perlakuan terbaik adalah dengan
jalan pencegahan (preventif). HAMA THRIPS Nimfa dan imago thrips dari ordo
Thysamoptera sama-sama merusak tanaman, yaitu meraut dan mengisap cairan sel.
Tanda kerusakan awal adalah apabila daun dihadapkan pada sinar matahari akan
terlihat bintik berwarna putih sebesar tubuh hama itu sendiri. Selanjutnya bintik ini
meluas dan akhirnya daun menguning dan mengering. Pengendalian serangan hama
ini dilakukan dengan cara mekanis, yaitu membunuh binatangnya bila terlihat pada
batang tanaman. Cara lainnya adalah dengan jalan memasukkan larutan insektisida ke
sarangnya atau dilakukan penyemprotan insektisida pada tanaman.

JANGKRIK Jangkrik dari ordo Ortoptera menyerang tanaman timun gherkin muda di
lapang. Jangkrik ini memotong batang tanaman kemudian potongannya ditinggalkan di
tempat atau dibawa ke sarangnya. Pengendaliannya sama dengan pengendalian pada
thrips.

PENYAKIT DOWNY MILDEW Serangan penyakit Downy mildew (Pseudomonas


cubensis Berk dan Curt) diawali dengan adanya bintik hitam pada permukaan daun
yang kemudian berubah menjadi kuning. Selanjutnya bintik ini meluas menjadi bercak
kotak-kotak berwarna kuning atau cokelat mengikuti besarnya jala (tulang daun) yang
menghubungkan cabang-cabang pada tulan daun. Tanda yang lain adalah terdapatnya
jamur berwarna hitam pada bagian bawah daun. Pengendalian dan pemberantasan
penyakit ini dilakukan dengan penyemprotan fungisida seperti Benlate atau Dithane-45.

POWDERY MILDEW Awal serangan penyakit ini ditandai dengan terdapatnya serbuk
halus berwarna putih pada permukaan atas dan bawah daun. Selanjutnya spora jamur
ini akan meluas merata pada helaian daun sehingga menyebabkan daun menguning,
menebal, kaku, dan melipat ke atas. Pengendalian dan pemberantasannya sama
seperti pada penyakit Downy mildew.

Panen
Panen dapat dilakukan pada umur 32 - 35 Hari setelah semai.

Berikut adalah beberapa jenis benih mentimun dan ciri - cirinya :


MERCY F1

- Buah besar, panjang 22 - 24 cm, diameter 6 - 7 cm.


- Bentuk seragam, produktif
31
- Warna buah hijau tua
- Rasa buah tidak pahit
- Toleran DM dan Antraknosa
- Awal panen 34 HSS
- Potensi hasil 50 - 60 ton/ha V E N U S
- Buah sedang dan langsing
- Rasa manis dan segar
- Cocok untuk lalab
- Toleran rebah batang dan Antraknosa
- Awal panen 32 HSS
- Potensi hasil 50 ton/ha
- Untuk dataran rendah

BELLA F1

- Rasa manis, segar, tidak pahit


- Warna buah hijau sedang
- Bobot buah 120 - 130 g/tan
- Toleran DM dan Antraknosa
- Awal panen 32 HSS (Hari Setelah Semai)
- Produksi mencapai 2 kg/tan NELLY F1
- Tipe lalab Bandung
- Buah silindris, panjang 10 cm, diameter 4 cm
- Warna buah hijau tua, bobot 110 g/buah
- Vigor bagus, daun hijau tua
- Buah tidak pahit
- Hasil Tinggi
- Untuk dataran rendah - menengah

MAYAPADA F1
- Bentuk buah meruncing, bobot 120 - 130 g/buah
- Warna buah hijau muda
- Toleran DM dan Antraknosa
- Awal panen 32 HST (Hari Setelah Tanam)
- Potensi hasil 2,2 kg/tanaman
- Untuk dataran rendah - menengah BABY 007 F1
- Bentuk buah meruncing, bobot 50 - 80 g/buah
- Warna buah hijau muda, tidak pahit
- Toleran DM
- Panen mulai 33 - 35 HSS (ari Setelah Semai) Potensi hasil 0,8 - 1 kg/tan.
- Untuk dataran rendah

32
Cara Membudidayakan tanaman Sawi (Pakcoy-Paha Ayam)

Salah satu jenis sayur yang mudah dibudidayakan


adalah tanaman sawi. Sayuran berdaun hijau ini termasuk tanaman yang tahan
terhadap air hujan, dan dapat dipanen sepanjang tahun tidak tergantung dengan
musim. Masa panenpun juga terbilang cukup pendek, setelah 40 hari ditanam sawi
sudah dapat dipanen.
Disamping kemudahan dalam proses budidaya, sayur sawi juga banyak dijadikan
sebagai peluang bisnis karena peminatnya yang cukup banyak. Permintaan pasarnya
juga cukup stabil, sehingga resiko kerugian petani sangat kecil.
Beberapa jenis sawi yang saat ini cukup popular dan banyak dikonsumsi masyarakat,
antara lain sawi hijau, sawi putih dan sawi pakcoy atau caisim. Dari ketiga jenis sawi
tersebut, pakcoy termasuk jenis yang banyak dibudidayakan petani saat ini. Batang dan
daunnya yang lebih lebar dari sawi hijau biasa, membuat sawi jenis ini lebih sering
digunakan masyarakat dalam berbagai menu masakan. Hal ini tentu
memberikan prospek bisnis yang cukup cerah bagi para petani sawi pakcoy, karena
permintaan pasarnya cukup tinggi.
Untuk membudidayakan sawi pakcoy, sebaiknya pilih daerah yang memiliki suhu 15-
30° celcius, dan memiliki curah hujan lebih dari 200 mm/bulan. Sehingga tanaman ini
cukup tahan untuk dibudidayakan di dataran rendah. Tahapan budidaya sawi pakcoy di
dataran tinggi dan di dataran rendah juga tidak terlalu berbeda, yaitu meliputi penyiapan
benih, pengolahan lahan, teknik penanaman, penyediaan pupuk dan pestisida, serta
proses pemeliharaan tanaman. Berikut kami berikan informasi tahapan budidaya sayur
sawi pakcoy yang dapat membantu Anda.
Pemilihan bibit
Tahapan budidaya sawi pakcoy, dimulai dengan pemilihan bibit. Karena bibit
merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha ini, pilihlah bibit yang terbaik
sebelum Anda menanamnya. Ciri-ciri bibit yang baik antara lain berbentuk bulat, kecil-
kecil, permukaannya licin mengkilap dan agak keras, warna kulit bibit cokelat
kehitaman.
Selain itu perhatikan pula tempat penyimpanan bibit sawi, agar kualitasnya tidak
menurun atau bususk sebelum ditanam. Oleh karena itu perhatikan lama penyimpanan,
suhu, dan kadar air tempat penyimpanan. Sebaiknya bungkus bibit dengan kemasan
aluminium foil agar tidak rusak dan bisa tertutup rapat.

33
Proses pembibitan

Pembibitan dimulai dengan menyiapkan media tanam berupa bedengan dengan ukuran
satu meter persegi, kemudian diberikan pupuk terlebih dahulu. Pupuk yang digunakan
adalah 10 kg pupuk kandang. Pembibitan dilakukan dengan menabur benih di seluruh
media tanam secukupnya, sesuai dengan luas lahan yang akan Anda gunakan
untuk budidaya. Biasanya takaran idealnya 750 gram bibit untuk 1 hektar lahan.
Setelah ditebari bibit, media ditutupi tanah kembali dan dilakukan penyiraman setiap
hari dengan menggunakan penyemprot. Selanjutnya sawi akan dipindahkan ke lahan
tanam yang lebih besar, setelah berusia 3 minggu. Dengan jarak tanam antar bibit 20
cm x 20 cm.

Persiapan lahan (bedengan)

Seminggu sebelumnya untuk mengembalikan kegemburan tanah, lakukan


pencangkulan lahan terlebih dahulu dan berikan pupuk kandang 20 ton/ha, Selanjutnya
buatlah bedengan dengan tinggi 40 cm, lebar 120 cm, dan panjang 100 meter.
Sedangkan jarak antar bedengan yaitu 30 cm, yang kemudian dibuat parit dengan diisi
air setinggi 20 cm untuk penyediaan air bagi tanaman.
Pemeliharaan
Setelah bibit ditanam, lakukan pemeliharaan meliputi penyiraman, penjarangan
(mencabuti tanaman yang tumbuh terlalu rapat), penyulaman (penggantian tanaman
yang mati atau rusak), pembersihan gulma, dan pemupukan tambahan yang diberikan
pada saat tanaman berumur 3 minggu.
Penyiraman dilakukan setiap hari, sebaiknya pagi atau sore hari. Disamping itu jaga
tanaman dari hama dan penyakit. Biasanya hama penyakit yang menyerang yaitu ulat
dan karat daun.

34
Panen
Setelah berumur 40 hari, tanaman sawi pakcoy sudah bisa dipanen. Caranya dengan
mencabut tanaman hingga akarnya. Panen bisa dilakukan setiap minggu sekali, dengan
mengatur waktu tanam satu bendengan dengan bendengan lainnya.
CARA MENANAM TOMAT DAN JENIS-JENIS TOMAT

Ciri-ciri Tanaman Tomat


Dalam kehidupan sehari-hari, tomat mempunyai peranan yang sangat penting.
Karena itu, kita pun sudah tidak asing lagi dengan tomat. kalau kita ingin tau cara
menanam tomat kita harus mengetahui terlebih dahulu ciri-ciri tomat sebelumnya
supaya tidak keliru dengan tanaman lainnya, ciri-cirinya adalah sebagai berikut:

a. Berbentuk perdu, kecuali tomat liar yang tumbuh menjalar,


b. Berumur lebih dari setahun,
c. Berakar tunggang.
d. Berbatang bersegi dan berbulu halus,
e. Bunganya berbentuk terompet kecil dan berwarna kuning,
f. Buahnya berbentuk bulat, bulat pipih, dan ada juga yang seperti bola lampu,
g. Buahnhya berdaging dan mengandung banyak air, dan
h. Daunnya bercelah dengan tulang daun menyirip.

2. Jenis-jenis Tomat

Ada beberapa jenis tomat yang dikenal oleh masyarakat. Beberapa jenis di antaranya
pasti pernah kamu makan, baik yang dimakan secara langsung maupun yang
digunakan sebagai bumbu masak. Berikut ini jenis tomat-tomat tersebut.

a. Tomat apel (Solanum lycopersium L.pyriforme)


Tomat jenis ini berbuah bulat dan sedikit keras seperti apel atau pir.

b. Tomat sayur atau tomat porselin (Solanum lycopersicum l commune)


Tomat sayur atau porselin berbuah bulat pipih, lunak, dan bentuknya tidak
teratur. Tomat ini banyak dijual dipasar.

c. Tomat kentang (Solanum lycopersicum L grandifolium)

35
Tomat jenis ini berbuah bulat besar dan padat. Ukuran buah tomat ini lebih kecil
dari tomat apel dan berdaun lebar.

d. Tomat keriting (solanum lycopersicum L. validum)


Tomat jenis ini berbentuk agak lonjong dan keras, sedangkan daunnya rimbun
keriting dan berwarna hijau kelam.

3. Bertanam Tomat

Tanaman tomat dapat tumbuh, baik di dataran rendah maupun dataran tinggi. Jenis
tomat apel lebih baik ditanam di dataran tinggi, sedangkan jenis tomat sayur lebih baik
ditanam di dataran rendah. Jadi, sebelum kamu bertanam tomat, lebih baik tentukan
dahulu lahan yang akan ditanami, apakah berupa dataran rendah atau dataran tinggi.

Ketika kamu akan menanam tomat, carilah tanah yang subur dan sedikit mengandung
pasir. Hal ini karena tomat menyukai tanah seperti ini. Namun, tanah liat yang
mengandung sedikit pasir sangat tidak disukai tanaman ini. Selain itu, tanaman tomat
ternyata tidak tahan terhadap hujan. Jadi, kamu lebih baik tidak menanam tomat pada
saat musim hujan.

Tomat dikembangbiakkan dengan bijinya. Sebelum kamu menanam tomat disemaikan


terlebih dahulu. Tanah yang akan dijadikan persemaian dicangkul dan diberi pupuk
kandang. Biji tomat ditaburkan berbaris dengan jarak antar baris 5 cm. Ketika
menaburkan biji tomat ini, lakukanlah dengan hati-hati dan tipis-tipis di atas tanah
persemaian. Setelah 5-7 hari disemaikan, biji tomat akan tumbuh. Setelah berumur 2
minggu, bibit dari persemaian dipindahkan ke kokeran dapat berupa daun pisang yang
digulung atau gelas aqua bekas.

Lahan yang akan digunakan untuk bertanam tomat dicangkul. Kemudian, buatlah
beberapa lubang. Setiap lubang diberi pupuk kandang. Setelah satu bulan,
pindahkanlah tanaman tomat yang ada di kokeran. Setelah itu, kamu dapat menutupi
tanaman tomatmu dengan dedaunan atau pelapah pisang. Hal ini dilakukan agar
dapat mencegah panas matahari atau air hujan. Baru setelah 3-4, hari kamu dapat
membuka tutupnya. Setelah itu, jangan lupa diberi pupuk.

Seperti halnya manusia, tanaman juga suka sakit. Penyebabnya adalah serangan
hama dan penyakit. Hama yang sering menyerang tomat, di antaranya ulat dan cacing.
Adapun cendawan, bakteri, dan virus merupakan penyebab penyakiut pada tanaman
tomat. Penyakit pada tanaman tomat cepat menyebar. Jadi, harus berhati-hati.
Perhatikan selalu tanaman tomat agar terhindar dari penyakit dan menghasilkan buah
yang baik.

Pencegahan terhadap penyakit agar tidak menyebar adalah dengan cara mencabut dan
membakar tanaman yang sakit. Dengan demikian, penyebab penyakitnya akan mati
dan tidak akan mengganggu tanaman lagi.

36
Setiap kita menanam, pasti saat-saat yang ditunggu-tunggu adalah ketika tanaman
berbuah dan buahnya sudah masak. Rasanya puas ketika melihat tanaman yang kita
tanam berbuah banyak dan siap dipetik.

BUDIDAYA SEMANGKA DAN CARA MENANAMNYA

Buah semangka salah satu jenis buah-buahan yang cukup mudah untuk
dibudidayakan. Kenapa demikian? Karena semangka sangat mudah tumbuh di dataran
tanah yang memiliki ketinggian 0-1000 m dpl. Jadi untuk budidaya semangka bisa
dilakukan di dataran rendah maupun dataran tinggi.

Pemilihan Tanah

Untuk lebih memaksimalkan dalam membudidayakan semangka sebaiknya pilih tanah


yang cocok untuk pertumbuhan tanaman semangka ini. Tanah yang baik untuk
menanam semangka harus memiliki keasaman tanah pH 5,5-6,5. Tetapi tanaman ini
masih bisa tumbuh di bawah pH 5, sehingga tanaman ini dapat tumbuh dilahan gambut.

Tanah yang dipilih untuk penanaman harus yang cukup gembur dan kaya bahan
organic, apabila kita sudah dapat menentukan lahan yang akan ditanam, kemudian
tanah diolah, seperti biasa halnya sebelum menanam tanaman kita harus
membersihkan lahan yang akan diolah kemudian lahan dibajak atau dicangkul.

Setelah dicangkul dengan halus , langkah selanjutnya membuat bedengan dengan


panajang 12-15 m, lebar 1,5-2 m atau sekitar 3-4 m. setelah bedengan siap kemudian
buat lubang tanam dengan ukuran 40 x 40 x 30 cm. jarak tanamnya didalam baris
sekitar 1,2-1,5 m. setelah itu, lubang tanam diberi pupuk dasar (organik)

Cara Pembibitan

Penanaman semangka dilakukan dengan menggunakan biji (benih). plastic atau


polybag dengan media tanah dan pupuk kandang yang steril.

Cara penyemaian benih yaitu, pertama bibit biji semangka direnggangkan supaya
mempermudah proses pertumbuhan, tahap selanjutnya rendam benih biji semangka
dalam 1 liter air dengan campuran 1 sendok teh hormone (Atronik, Menedael, Abitonik),
1 sendok peres fungisida (obat anti jamur), 0,5 sendok teh peres bakterisida. Setelah

37
direndam 10-30 menit, diangkat dan ditiriskan sampai air tidak mengalir lagi dan bibit
siap dikecambahkan.

Kantong-kantong persemaian diletakan berderet agar terkena sinar matahari. Lakukan


pemupukan dilakukan lewat daun supaya cepat berkembang dan pupuk di campur
obat. Lakukan pemupukan 3 kali sekali.

Setelah bibit memiliki daun 2 lembar atau berumur epat minggu, maka bibit sudah siap
ditanam di lahan terbuka atau kebun dengan jarak tanam antar bibit 1 m.

Cara Penanaman

Penentuan pola tanam pada tanaman semangka dilakukan dengan pola monokultur.
Pembuatan pembuatan lubang tanam penanaman bibit semangka pada lahan
lapangan, setelah persemaian berumur 14 hari dan telah tumbuh 2 helai daun.

Sambil menunggu bibit cukup besar, dilakukan pelubangan pada lahan dengan
kedalaman 8-10 cm. persiapan pelubangan lahan tersebut dilakukan 1 minggu sebelum
bibit dipindahkan ke darat.

Berjarak 20-30 cm daritepi bedengan dengan jarak antar lubang sekitar 80-100 cm
atau tergantung tebal atau tipisnya bedengan. Setelah dilakukan pelubangan, lahan
selanjutnya digenangi air sekitar tinggi bedengan, dan dibiarkan sampai air meresap.

Sebelum bibit batang ditanam, lakukan terlebih dahulu perendaman, agar mudah
melepaskan polybag yang dipakai. Langkah imunisasi dilakukan dengan cara
merendam selama 5-10 menit dan disertai campuran larutan obat-obatan.

Cara Pemeliharaan Tanaman

Dalam proses pemeliharaan tanaman ada beberapa tahapan pemeliharaan yang umum
diberikan, diantaranya proses penyiraman, penyiangan, pembubunan, penjarangan dan
penyulaman, dan terakhir pemupukan.

Penyiraman pada tanaman yang baru ditanam dilahan terbuka atau kebun sangat
penting, apabila penyiraman melalui saluran-saluran bedengan maka air harus dijaga
jangan sampai meluap menggenangi permukaan bedengan.

Penyiangan yang dilakukan pada tanaman semangka harus hati-hati karena, jangan
sampai batang primer dan sekunder terpotomg atau rusak. Proses penyiangan ini bisa
dilakukan antara 3-4 kali selama masa tanam.

Setelah beberapa hari penanaman selanjutnya dilakukan pembubunan. Pembubunan


yaitu proses membubun tanah agar akar menyerap makanan secara maksimal dan
diikuti dengan proses perempelan, yaitu proses penyortiran tunas-tunas muda untuk
dibuang yang tidak berguna dan akan menghambat pertumbuhan tanaman semangka.

38
Penjarangan dan penyulaman pada tanaman semangka dilakukan setelah berumur 3-5
hari, apabila tanamann yang telat pertumbuhannya dan akan menyebabkan kematian
maka segera ganti tanaman tersebbut dengan bibit baru. Dan lakukan penjarangan
dengan menyisakan 2-3 tanamansaja.

Pemupukan dasar yang diberikan pada tanaman semangka yang cukup pesat
pertumbuhannya, sebaiknya diberikan pupuk kompos atau bokasi padat pada saat
penyiapan bedeng.

Pemberian pupuk pertama diberika pada saat tanaman mulai ditanam, pemberian
pupuk kedua diberikan pada tanaman sudah setinggi 1 m, sedangkan pemberian pupuk
ketiga setelah tanaman sudah berbuah sebesar telur ayam.

Pembuahan
Para petani di negara Jepang biasanya hanya memelihara satu buah saja pada setiap
cabangnya. Jadi, dari setiap pohonnya hanya akan diperoleh 3-4 buah saja.
Pembuahannya diatur pada ketiak daun yang sama, kira-kira 1,5 m dari lubang tanam.

Apabila tanaman sudah mngeluarkan buah maka segera beri alas jerami kering, alas
jerima ini untuk menghindari percikan air hujan, sebab air hujan akan mengakibatkan
kebusukan pada buah apabila terkena langsung pada badan buah. Untuk ukuran yang
baik setiap hektar dapat menghasilkan buah sebanyak 8-10 ton.

BUDIDAYA MELON DAN CARA MENANAM MELON

A. Lahan Budidaya

Syarat-syarat yang diperlukan dalam proses budidaya tanaman melon agar


mendapatkan hasil yang maksimal. Hal-hal tersebut antara lain ;

1. Pemilihan Lokasi Lahan

Lokasi lahan yang diperlukan untuk membudidayakan tanaman melon, yaitu lahan yang
memiliki ketinggian berkisar antara 200 hingga 2000 m dpl (dibawah permukaan laut)
dan suhu yang dibutuhkan 12-27 °C.

39
Lahan yang dipergunakan diusahakan berstruktur miring dan tidak berangin kencang.
Hal ini dimaksudkan agar pengaturan irigasi yang diperlukan tanaman saat tumbuh
dapat dengan mudah tercukupi, sedangkan tanah tidak dalam keadaan kondisi becek
atau tergenang air.

Tanaman melon memiliki keunikan dalam pembudidayaannya karena varietasi-varietas


tertentu saja yang dapat dibudidayakan sesuai dengan ketinggian tempatnya. Berikut
ini pembudidayaan melon berdasarkan ketinggian tempatnya :

 Ketinggian tempat < 200 m dpl, dengan suhu 27-25 °C, yaitu varietas : Musk
Melon dan Oriental Sweet Melon

 Ketinggian tempat 200-650 m dpl, dengan suhu 25-23,5°C dan 26-24 °C, yaitu
varietas : Jade, Golden Light, Silver Light, Cantaloupe (Halest Best)

 Ketinggian tempat 650-1.000 m dpl, dengan suhu 23,5-18°C dan 72.,4-19°C,


yaitu varietas : Casaba Melon, Melon (Jade Dew, Honey Dew)

 Ketinggian 1.000-2.000 m dpl, dengan suhu 18,7-12 °C, yaitu varietas :


Cantaloupe, dan Casaba Melon.

Tanaman melon sebenarnya dapat dibudidayakan pada lahan yang bersuhu tinggi atau
antara 30°C hingga 35°C, namun yang perlu diperhatikan pada penanaman pada suhu
tinggi tersebut adalah pengairan yang baik karena tanaman melon memerlukan banyak
air pada saat tumbuh.

Pada saat penyemaian benih, temperature lahan yang sesuai adalah sekitar 26 °C.
apabila kondisi temperature lebih tinggi maka hal ini berpengaruh terhadap
pertumbuhan tunas pada benih tanaman melon. Pada saat tanaman melon mengalami
pertumbuhan akan memerlukan temperature antara 35 °C hingga 37 °C, sedangkan
pada saat tanaman berbuah maka proses pembentukan buah hingga matang buah
akan memerlukan temperature antara 26 °C pada siang hari, dan pada malam hari 16
°C.

Kelembapan udara yang dibutuhkan tanaman melon pada saat pertumbuhan berkisar
antara 70 hingga 80%. Sedangkan tanaman melon muda yang tumbuh hingga dewasa
memerlukan kelembapan udara maksimal 80% serta minimal 60%.

Dengan kelembapan yang terlalu tinggi dapat mengundang organisme penyebab


penyakit seperti cendawan atau jamur yang dapat mempengaruhi kondisi tanaman.

Sinar matahari langsung sangat penting bagi tanaman melon karena dapat membantu
proses fotosintesis tanaman, tanaman melon akan menghasilkan buah yang mani
apabila pada fase pembentukan buah, sinar matahari yang diterima intensitasnya lebih
tinggi. Hal ini karena pada fase pembentukan buah tanaman memproduksi vitamin C

40
yang tersimpan dalam buah sehingga kadar gula yang terkandung pada buah juga ikut
meningkat.

Curah hujan yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman melon yaitu, daerah dengan
curah hujan berkisar antara 2.000 hingga 3.000 mm/tahun atau sekitar 166.66 hingga
250 mm/bulan.

Tanaman melon sebaiknya ditanam dengan jarak yang lebih lebar apabila waktu
penanaman bibit dilakukan pada musim penghujan. Pembuatan bedengan untuk lahan
tanaman dibuat dengan lebar sekitar ± 120 cm dan tinggi tanah bedengan sekitar 50
hingga 60 cm. pengaturan jarak tanam dimaksudkan untuk memberikan kelembaban
yang sesuai bagi tanaman pada saat tumbuh.

Akar pada tanaman melon hanya mampu menembus tanah sedalam 15 hingga 20 cm
serta menyebar dalam radius 30 hingga 40 cm. Dengan kondisi seperti itu maka
pengairan yang cukup harus dilaksanakan agar kebutuhan air yang diperlukan tanaman
dapat sesuai.

2. Kondisi Tanah

Tanaman melon dapat tumbuh pada lahan terbuka dengan menanamnya pada tanah
yang dibuat bedengan ataupun dengan menggunakan media tanah yang disiapkan
dalam pot, polybag, atau wadah tertentu. Kondisi tanah yang ideal yang dipergunakan
untuk pembudidayaan tanaman adalah tanah yang bertektur liat, berpasir, gembur,
drainase baik, subur, serta mengandung pH tanah antara 6,0 hingga 7,0.

Tanah yang dipergunakan untuk budidaya menggunakan pot tidak berbeda dengan
tanah yang digunakan di lahan terbuka, namun diperlukan pengaturan yang sesuai agar
dapat diciptakan komposisi yang ideal bagi pertumbuhan melon.

Menurut penelitian para ahli tanaman di Indonesia, penggunaan medium tanah yang
dicampur dengan humus daun bambu dengan perbandingan 1 : 1 akan lebih
meningkatkan pertumbuhan tanaman melon. Sedangkan medium tanah yang dicampur
dengan campuran humus daun bambu serta pupuk kandang dengan perbandingan 1 :
2 akan memengaruhi kondisi buah melon hingga mencapai diameter buah yang
maksimal. Pilihan lain campuran tanah yang disarankan oleh para ahli tanaman yang
diperlukan bagi budidaya tanaman melon yaitu dengan campuran tanah dengan unsur
lempung, pasir, humus, serta pupuk kandang dengan perbandingan 1 : 1 : 1 : 1.

Yang perlu diperhatikan dalam pemilihan campuran harus dipastikan bahwa campuran
dalam keadaan steril. Sterilisasi campuran dapat dilakukan dengan terlebih dahulu
pengukusan atau dioven dengan suhu berkisar 100 °C dan waktu pengukusan 30
menit.

Sebelum penanaman tanah terlebih dahulu digemburkan, proses penggemburan


sebaiknya dilakukan pada musim kemarau supaya tanah mudah dihancurkan dan

41
diremahkan. Proses penggemburan dilakukan dengan mencangkulnya hingga
kedalaman ± 30 cm, kemudian membalikan tanah, yang tadinya tanah bagian bawah
dibalik supaya berada di bagian atas. Hal ini supaya gulma tidak dapt tumbuh dan
berkembang.

Setelah tanah dibalik-balikan biarkan tanah selama 1 minggu supaya tersinari dan
terangin-anginkan. Kalau sudah cukup baru tanah dibuat bedengan tempat tanaman
akan ditanam. Ukuran yang ideal untuk pembuatan bedengan adalah panjang 5-7 m
dan lebar antara 30-50 cm untuk penanaman satu baris tanaman atau lebar 1-1,25 m
apabila penanaman dua baris. Masing-masing bedengan dengan gundukan tanah
dengan ketinggian 30-50 cm.

B. Persiapan Penanaman

Apabila lahan yang akan digunakan pernah dipakai sebagai lahan budidaya
tanaman sejenis ddan terserang penyakit fusarium, maka sebaiknya lahan tersebut
tidak digunakan, atau dengan menanam tanaman lain yang tidak sejenis hingga ± 3-5
tahun. Kalaupun ingin dipakai dengan tanaman sejenis maka harus melalui proses
pengolahan tanah secara kimiawi, dan lahan pun bisa digunakan kembali.

Setelah bedengan telah siap ditanami maka lahkah selanjutnya pemasangan mulsa 3-7
hari sebelum bibit ditanam, mulsa atau penutup permukaan tanah dapat menggunakan
plastic hitam perak (mulsa PHP). Penggunaan mulsa bertujuan agar kelembapan dan
suhu tanah tetap stabil, juga dapat mencegah pertumbuhan gulma.

Setelah pemasangan mulsa selesai maka dapat dilakukan pembuatan lubang tanam,
alat bantu untuk melubangi mulsa bisa menggunanakan besi ata kaleng bekas yang
dipanaskan agar plastic dapat ditembus dengan diameter ± 10 cm.

Setelah lubang tanam siap, selanjutnya memasang ajir pada bedengan. Ajir atau cagak
digunakan tanaman sebagai penopang tanaman atau sulur tanaman. Ajir ditanam
disamping lubang tanam dan menyilang dengan masing-masing.ajir yang menyilang
dibentuk segitiga sama kaki dengan jarak ± 25 cm.

• Pemilihan bibit

Bibit yang ideal dapat kita peroleh dib alai pertamanan atau produsen dengan jaminan
kualitas yang baik, dan memilih varietas yang sesuai dengan kondisi iklim dimana bibit
ini akan ditanam.

• Pupuk organik dan anorganik.

Pupuk yang diperlukan bagi tanaman melon berbeda dari tiap fasenya. Untuk itu perlu
dipersiapkan jenis-jenis pupuk yang akan diperlukan. Pupuk organik yang perlu
dipersiapkan antara lain jenis kompos, atau pupuk kotoran ternak.

42
Obat tanaman

Obat tanaman diperlukan bila tanaman mengalami gejala terserang penyakit ataupun
untuk menghilangkan hama tanaman yang memengaruhi pertumbuhan tanaman. Obat
tanaman yang perlu disiapkan dan dipergunakan antara lain insektisida, bakterisida,
fungisida untuk jamur, serta nematisida.

C. Pembibitan Tanaman Melon

Setelah menentukan biji dan varietas yang akan kita tanam, maka biji-biji tersebut
disemai terlebih dahulu sebelum ditanam pada media tanam yang tersedia.
Penyemaian perlu dilakukan untuk menghindari pertumbuhan tanaman seperti
pertumbuhan kerdil hingga benih menjadi mati.

Penyemaian dapat dilakukan dengan menggunakan wadah plastic atau polybag atau
juga menggunakan lahan penyemaian tersendiri. Jika ingin menggunakan polybag atau
kantong plastic maka kita pilih polybag yang berukuran 8 x 10 cm, setelah polybag
tersedia maka dapat dimasukan media tanam berupa tanah yang telah dicampur yang
terdiri dari tanah, pasir serta pupuk organic dengan perbandingan 1 : 1 : 1 untuk
masing-masing jenisnya.

Biji yang sudah siap rendam dahulu untuk mensterilkan hama dan penyakit dengan air
yang dicampur pestisida selama 1- 2 jam, kemudian biji tiriskan sampai kering.
Sebelum ditanam biji didiamkan dan ditutupi kain yang steril selama semalam dengan
suhu 25 °C.

Setelah didiamkan semalam barulah benih di masukan pada masing-masing polybag


dengan kedalaman 5 cm, benih yang berada dalam polybag harus disiram secara
kontinyu, yuitu pada pagi jam 06.00 dan sore hari pukul 16.00, diusahakan jangan
terlalu becek.

Setelah 10 hingga 14 hari maka tanaman akan mulai memproduksi daun, kalau sudah
tumbuh daun penyemprotan bisa menggunakan pupuk daun agar daun terhindar dari
serangan hama atau penyakit. Setelah bibit berumur 2 minggu atau lebih maka bibit
siap dipindahkan ke lahan budidaya. Jarak tanam sesuaikan dsengan lubang pada
mulsa yang telah disediakan, kedalaman lubang tanam sekitar 10-15 cm. setelah 5 hari
maka dapat diberikan pupuk anorganik dengan membenamkannya pada lubang tanam.
Selanjutnya lakukan penyiraman yang sesuai agar tanaman melon tumbuh dengan
baik.

Cara budidaya kacang tanah organik

43
Di Indonesia, kacang tanah merupakan tanaman yang paling banyak ditanam setelah padi,
jagung dan kacang kedelai. Budidaya kacang tanah (Arachis hypogaea) biasanya diaplikasikan
sebagai tanaman sela ataupun tumpang sari.

Budidaya kacang tanah cocok di daerah dengan curah hujan sedang. Curah hujan yang terlalu
tinggi menyebabkan bunga sulit diserbuki dan zona perakaran terlalu lembab sehingga
menyuburkan pertumbuhan jamur dan penyakit yang menyerang buah. Penyinaran matahari
penuh dibutuhkan saat perkembangan daun dan pembesaran buah. Budidaya kacang tanah
idealnya berada di ketinggian 50-500 meter dari permukaan laut. Namun, tanaman ini bisa
beradaptasi hingga ketinggian 1500 meter.

Budidaya kacang tanah efektif dilakukan pada tanah gembur dengan kandungan unsur hara
kalsium (Ca), nitrogen (N), kalium (K) dan pospat (P) yang cukup. Derajat kesaman (pH) ideal
bagi tumbuhan ini sekitar 5-6,3. Tanah gembur dengan struktur yang ringan sangat baik untuk
perkembangan ginofor, bakal buah yang tumbuh memanjang ke dalam tanah.

Unsur Ca sangat dibutuhkan tanaman kacang tanah pada fase generatif. Ketersediaan unsur ini
sangat berpengaruh pada produktivitas tanaman dalam menghasilkan kacang. Dalam metode
pertanian organik, unsur Ca bisa dipenuhi dari penambahan kapur pertanian atau dolomit saat
pengolahan lahan. Pada lahan yang mempunyai keasaman tinggi atau lahan basah, keperluan
untuk menambahkan kapur lebih tinggi dibanding lahan kering ber-pH netral.
Perlu dicatat juga, meskipun tanaman kacang tanah mempunyai bintil akar tempat bakteri
Rhizobium berkembang, tanaman ini tetap membutuhkan unsur N terutama di awal tanam.
Selanjutnya, bakteri Rhizobium bisa menyediakan unsur N hingga 75-85% dari kebutuhan.

44
Pemilihan benih kacang tanah
Benih kacang tanah didapatkan dari kacang yang dibiarkan sampai tua, kira-kira 100 hari. Buah
yang siap dijadikan benih warnanya kehitaman dan apabila dibuka tidak memiliki selaput pada
bagian dalam cangkang. Setelah benih dipanen, sortasi terlebih dahulu kemudian jemur selama
4-5 hari. Untuk menjaga kualitasnya, benih kacang tanah sebaiknya disimpan selama 3-6 bulan
saja. Cangkang kacang sebaiknya tidak dikupas selama masa penyimpanan. Buka cangkang
hanya apabila benih akan digunakan. Benih yang paling baik untuk ditanam adalah benih yang
baru.

Pengolahan tanah dalam budidaya kacang tanah organik


Untuk mendapat hasil maksimal, tanah tempat budidaya kacang tanah harus digemburkan
terlebih dahulu dengan dibajak hingga menjadi butiran halus. Kemudian tambahkan kapur
sebanyak 2 ton per hektar. Campurkan secara merata dengan tanah yang telah dibajak,
diamkan selama 2 hari.

Gunakan pupuk kandang yang telah matang atau pupuk kompos sebagai pupuk dasar. Apabila
tersedia, gunakan campuran pupuk kandang dari kotoran ayam dengan kotoran kambing atau
sapi. Campurkan dengan tanah secara merata. Budidaya kacang tanah bisa dilakukan dengan
bedengan atau tanpa bedengan. Bedengan diperlukan apabila lahan yang digunakan rawan
tergenang air. Drainase yang baik diperlukan untuk menjaga kesehatan tanaman.

Penanaman kacang tanah dilakukan dengan cara ditugal dengan jarak tanam 25×25 cm. Isi
setiap lubang dengan satu butir benih. Diperlukan sekitar 50 kg benih untuk satu hektar luasan
tanam. Setelah benih ditanam, siram setiap pagi dan sore. Kacang tanah akan berkecambah
setelah 4-7 hari.

Perawatan dan pemupukan


Kacang tanah sudah tumbuh serempak setelah satu minggu dan mulai berbunga pada umur 20
hari dan berlanjut hingga umur 75 hari. Hanya bunga yang keluar diatas umur 30 hari yang akan
menjadi polong. Setelah terjadi penyerbukan dan pembuahan, akan tumbuh ginofor atau bakan
buah pada hari ke-3 sampai ke-4. Kemudian ginofor tersebut akan menuju dan menembus
tanah untuk membentuk polong.

Perawatan yang diperlukan pada saat tanaman berbunga antara lain, pemberian pupuk
tambahan. Sebaiknya tambahkan pupuk yang banyak mengandung posfor, supaya buahnya
bagus dan banyak. Selain itu, lakukan penyiangan dan pembubunan tanah sehingga menutupi
akar, batang dan daun bagian bawahnya. Hal ini bertujuan untuk memperbanyak biji.
Beberapa hama yang biasanya menyerang tanaman kacang tanah antara lain uret (pemakan
akar), ulat penggulung daun, ulat grayak, dan ulat jengkal. Sedangkan, jenis penyakit yang
sering dijumpai adalah penyakit layu, sapu setan, bercak daun, gapong, sklerotium, dan
penyakit karat. Pengendalian hama dan penyakit tersebut adalah dengan melakukan olah tanah
dengan baik, penggunaan pupuk kandang yang sudah matang, menanam serempak,
penyiangan intensif, bersihkan gulma, pergiliran tanaman. Tanaman berpenyakit dicabut,

45
dibuang dan dimusnahkan, sanitasi lingkungan dan menanam varietas tanaman yang tahan
penyakit.

Panen budidaya kacang tanah


Kacang tanah dipanen pada umur 90 hari setelah tanam. Ciri-ciri fisik kacang tanah siap panen antara
lain batangnya mengeras, daun mulai menguning dan berguguran. Selain itu kita juga bisa mengambil
sampling dan memeriksa secara langsung apakah bijinya sudah terisi penuh atau tidak.

Panduan praktis budidaya bawang merah

Bawang merah (Allium ascalonicum) merupakan tanaman hortikultura musiman yang memiliki
nilai ekonomi tinggi. Namun pada saat-saat tertentu sering mengalami banjir produksi sehingga
harganya anjlok. Diperparah lagi dengan kebijakan impor yang diterapkan pemerintah yang
seringkali memperparah kejatuhan harga bawang merah di pasaran.

Untuk menghindari fluktuasi harga yang sangat merugikan petani, perlu upaya untuk
melakukan budidaya bawang merah diluar musim. Seiring dengan pembatasan kegiatan
budidaya di musim-musim puncak.

Budidaya bawang merah memerlukan penyinaran matahari lebih dari 12 jam sehari. Tanaman
ini cocok dibudidayakan di dataran rendah dengan ketinggian 0 hingga 900 meter dari
permukaan laut. Suhu optimum untuk perkembangan tanaman bawang merah berkisar 25-32
derajat celcius. Sedangkan keasaman tanah yang dikehendaki sekitar pH 5,6-7.

46
Kali ini alamtani mencoba menguraikan langkah-langkah teknis yang perlu disiapkan untuk
melakukan usaha budidaya bawang merah. Cara menanam bawang merah ini disarikan dari
pengalaman para petani bawang di Brebes, Jawa Tengah. Berebes merupakan salah satu sentra
budidaya bawang merah terbesar di Indonesia.

Benih bawang merah


Varietas benih untuk budidaya bawang merah cukup banyak. Ada benih lokal hingga benih
hibrida impor. Bentuk benihnya ada yang dari biji, ada juga berupa umbi. Kebanyakan budidaya
bawang merah di sentra-sentra produksi menggunakan umbi sebagai benih.

Benih bawang merah yang baik berasal dari umbi yang dipanen tua, lebih dari 80 hari untuk
dataran rendah dan 100 hari dataran tinggi. Benih bawang merah yang baik setidaknya telah
disimpan 2-3 bulan. Ukuran benih sekitar 1,5-2 cm dengan bentuk yang bagus, tidak cacat,
berwarna merah tua mengkilap.

Kebutuhan benih untuk budidaya bawang werah tergantung dengan varietas, ukuran benih dan
jarak tanam. Untuk jarak tanam 20×20 dengan bobot umbi 5 gram dibutuhkan sekitar 1,4 ton
benih per hektar. Untuk bobot yang sama dengan jarak tanam 15×15 dibutuhkan 2,4 ton per
hektar. Bila bobot umbi lebih kecil, kebutuhan umbi per hektarnya lebih sedikit lagi.

Pengolahan tanah dan penanaman


Tanah dibuat bedengan dengan lebar 1-1,2 meter, tinggi 20-30 cm dan panjang sesusai dengan
kondisi kebun. Jarak antar bedengan 50 cm, sekaligus dijadikan parit sedalam 50 cm. Cangkul
bedengan sedalam 20 cm, gemburkan tanahnya. Bentuk permukaan atau bagian atas bedengan
rata, tidak melengkung.

Tambahkan kapur atau dolomit sebanyak 1-1,5 ton per hektar apabila keasaman tanah kurang
dari pH 5,6. Penambahan kapur setidaknya diberikan 2 minggu sebelum tanam.

Gunakan 15-20 pupuk kompos atau pupuk kandang sebagai pupuk dasar. Tebarkan pupuk di
atas bedengan dan aduk dengan tanah hingga merata. Bisa juga ditambahkan urea, ZA, SP-36
dan KCL sebanyak 47 kg, 100 kg, 311 kg dan 56 kg setiap hektarnya. Campur pupuk buatan
tersebut sebelum diaplikasikan. Biarkan selama satu minggu sebelum bedengan ditanami.

Siapkan benih atau umbi bawang merah yang siap tanam. Apabila umur umbi masih kurang dari
2 bulan, lakukan pemogesan terlebih dahulu. Pemogesan adalah pemotongan bagian ujung
umbi, sekitar 0,5 cm. Fungsinya untuk memecahkan masa dorman dan mempercepat
tumbuhnya tananaman.

Jarak tanam untuk budidaya bawang merah pada saat musim kemarau dipadatkan hingga
15×15 cm. Sedangkan pada musim hujan setidaknya dibuat hingga 20×20 cm. Benih bawang
merah ditanam dengan cara membenamkan seluruh bagian umbi kedalam tanah.

47
Perawatan budidaya bawang merah
Penyiraman pada budidaya bawang merah hendaknya dilakukan sehari dua kali setiap pagi dan
sore. Setidaknya hingga tanaman berumur 10 hari. Setelah itu, frekuensi penyiraman bisa
dikurangi hingga satu hari sekali.

Pemupukan susulan diberikan setelah tanaman bawang merah berumur 2 minggu. Jenis pupuk
terdiri dari campuran urea, ZA, dan KCl yang diaduk rata. Komposisi masing-masing pupuk
sebanyak 93 kg, 200 kg dan 112 kg untuk setiap hektarnya. Pemupukan susulan selanjutnya
diberikan pada minggu ke-5 dengan komposisi urea, ZA, KCl sebanyak 47 kg, 100 kg, 56 kg per
hektar. Pemupukan diberikan dengan membuat garitan disamping tanaman.

Penyiangan gulma biasanya dilakukan sebanyak dua kali dalam satu musim tanam. Untuk
menghemat biaya, lakukan penyiangan bersamaan dengan pemberian pupuk susulan. Namun
apabila serangan gulma menghebat, segera lakukan penyiangan tanpa menunggu pemberian
pupuk susulan.

Pengendalian hama dan penyakit


Budidaya bawang merah mempunyai banyak jenis hama dan penyakit. Namun yang paling
sering menyerang di sentra-sentra produksi adalah hama ulat dan penyakit layu.

Hama ulat (Spodoptera sp.) menyerang daun, gejalanya terlihat bercak putih pada daun. Bila
daun diteropong terlihat seperti gigitan ulat. Hama ini ditanggulangi dengan pemungutan
manual, ulat dan telur diambil untuk dimusnahkan. Bisa juga dengan menggunakan feromon
sex perangkap, gunakan sebanyak 40 buah per hektar. Bila serangan menghebat, kerusakan
lebih dari 5% per rumpun daun, semprot dengan insektisida yang berbahan aktif klorfirifos.

Penyakit layu fusarium, disebabkan oleh cendawan. Gejalanya daun menguning dan seperti
terpilin. Bagian pangkal batang membusuk. Penanganannya dengan mencabut tanaman yang
mati kemudian membakarnya. Penyemprotan bisa menggunakan fungsidia.

Panen budidaya bawang merah


Ciri-ciri budidaya bawang merah siap panen apabila 60-70% daun sudah mulai rebah. Atau,
lakukan pemeriksaan umbi secara acak. Khusus untuk pembenihan umbi, tingkat kerebahan
harus mencapai lebih dari 90%.
Budidaya bawang merah biasanya sudah bisa dipanen setelah 55-70 hari sejak tanam.
Produktivitas bawang merah dangat bervariasi tergantung dari kondisi lahan, iklim, cuaca dan
varietas. Di Indonesia, produktivitas budidaya bawang merah berkisar 3-12 ton per hektar
dengan rata-rata nasional 9,47 ton per hektar.

Umbi bawang merah yang telah dipanen harus dikeringkan terlebih dahulu. Penjemuran
penjemuran bisa berlangsung hingga 7-14 hari. Pembalikan dilakuan setiap 2-3 hari. Bawang
yang telah kering, kadar air 85%, siap untuk disimpan atau dipasarkan.

48
Budidaya Pare/Paria

Pendahuluan
Pare sering juga disebut dengan paria di beberapa daerah di Indonesia. Dalam artikel
ini akan saya coba berikan bagaimana tehnis budidaya pare lengkap dengan analisa
keuntugan bertanam pare tersebut.
Dari segi pemasaran sayuran tanaman pare masih mempunyai peluang pasar yang
cukup besar. Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa pedagang di salah satu
pasar di Jakarta Timur, untuk satu pasar saja dalam satu hari memerlukan kurang lebih
5 ton/hari. Belum lagi usahatani ini dapat menghasilkan uang dengan interval waktu
mingguan (panen 1 minggu sekali). Hal ini yang mendorong usahatani pare masih
mempunyai peluang bisnis untuk dikembangkan lebih lanjut.

Tanaman pare (paria) adalah tanaman herba berumur satu tahun atau lebih
yang tumbuh menjalar dan merambat. Tanaman yang merupakan sayuran buah ini
mempunyai daun yang berbentuk menjari dengan bunga yang berwarna kuning.
Permukaan buahnya berbintil-bintil dan rasa buahnya pahit. Tanaman pare ini sangat
mudah dibudidayakan dan tumbuhnya tidak tergantung pada musim.

Sebelum kita membahas cara menanam pare berikut ini adalah menfaat dari tanaman
pare yang memiliki rasa buah pahit ini yang menimbulkan beberapa manfaat yang
terdapat dalam buah pare ini. Manfaat buah pare bagi kesehatan manusia adalah :
- Dapat merangsang nafsu makan
- Dapat menyembuhkan penyakit kuning
- Memperlancar pencernaan dan sebagai obat malaria

Selain buah pare, ternyata daun pare juga mempunyai manfaat yang tidak
kalah dengan buahnya. Manfaat tersebut antara lain:
- Dapat menyembuhkan mencret pada bayi
- Membersihkan darah bagi wanita yang baru melahirkan
- Dapat menurunkan panas
- Dapat mengeluarkan cacing kremi
- Dapat menyembuhkan batuk

Dari hasil analisa beberapa ahli didapat bahwa pare memiliki kandungan gizi gizi tiap
100 gram daun dan buah pare seperti tersaji dalam tabel berikut ini :

Uraian Buah Pare Daun Pare


Air 91,2 gram 80 gram
Kalori 29 gram 44 gram
Protein 1,1 gram 5,6 gram
Lemak 1,1 gram 0,4 gram
Karbohidrat 0,5 gram 12 gram
Kalsium 45 mg 264 mg

49
Zat Besi 1,4 mg 5 gram
Fosfor 64 mg 666 mg
Vitamin A 18 SI 5,1 mg
Vitamin B 0,08 mg 0,05 mg
Vitamin C 52 mg 170 mg
Folasin - 88 mg

Beberapa jenis pare yang ada dan sering dibudidayakan antara lain :

Pare Gajih. Pare ini paling banyak dibudidayakan dan paling disukai. Pare ini biasa
disebut pare putih atau pare mentega. Bentuk buahnya panjang dengan ukuran 30 - 50
cm diameter 3 - 7 cm, berat rata-rata antara 200-500 gram/ buah. Pare ini berasal dari
India, Africa.

Pare Hijau. Pare hijau berbentuk lonjong, kecil dan berwarna hijau dengan bintil-bintil
agak halus. Pare ini banyak sekali macamnya, diantaranya pare ayam, pare kodok,
pare alas atau pare ginggae. Dari berbagai jenis tersebut paling banyak ditanam adalah
pare ayam. Buah pare ayam mempunyai panjang 15 - 20 cm. Sedangkan pare ginggae
buahnya kecil hanya sekitar 5 cm. Rasanya pahit dan daging buahnya tipis. Pare hijau
ini mudah sekali pemeliharaannya, tanpa lanjaran atau para-para tanaman pare hijau ini
dapat tumbuh dengan baik.

Pare Import. Jenis pare ini berasal dari Taiwan. Benih Pare ini merupakan hybrida yang
final stock sehingga jika ditanam tidak dapat menghasilkan bibit baru. Jika dipaksakan
juga akan menghasilkan produksi yang jelek dan menyimpang dari asalnya. Di
Indonesia terdapat tiga varietas yang telah beredar yaitu Known-you green, Known-you
no. 2, dan Moonshine. Perbedaan ketiga jenis pare import ini adalah mengenai
permukaan kulit, kecepatan tumbuh, kekuatan penampilan, bentuk buah, ukuran buah.
Berikut adalah contoh pare import : Green, Known-You, No. 2, Moon Shine

Syarat Tumbuh
 Pare mempunyai daya adaptasi tumbuh yang cukup tinggi.
 Dapat menyesuaikan diri terhadap iklim yang berlainan baik suhu dan
curah hujan yang tinggi.
 Dapat hijau sepanjang tahun dan tidak tergantung musim
 Membutuhkan drainase tanah yang cukup baik
 Memerlukan tanah yang gembur dan banyak mengandung bahan organik
 Memerlukan pH antara 5 – 6
 Ketinggian antara 1 meter hingga 1500 meter dpl.

Pengolahan Tanah
 Tanah yang akan ditanami pare diolah terlebih dahulu dengan
membersihkan dari tanaman lain seperti rumput dan mencangkul tanah agar
gembur.

50
 Semprot permukaan lahan secara merata dengan larutan POC WarungTani
I dosis 10 ml/lt air, WT Bakterisida dosis 10 ml/lt air & WT Trico/Glio dosis 10
ml/lt air , diamkan 7 hari .

 Buat guludan dengan ukuran lebar 150 cm sampai dengan 250 cm,
sedangkan panjangnya dapat mencapai 10 meter atau disesuaikan dengan
kondisi lahan yang ada.

 Antara guludan satu dengan guludan yang lainnya dibuat parit dengan lebar
75 cm dan
 kedalaman 30 cm.

 Arah pembuatan guludan sebaiknya membujur dari utara ke selatan


dengan maksud agar tanaman mendapat sinar matahari langsung dan penuh
untuk proses fotosintesa.

 Semprot permukaan lahan secara merata dengan larutanPOC WarungTani


I dosis 10 ml/lt air, WT Bakterisida dosis 10 ml/lt air & WT Trico/Glio dosis 10
ml/lt air , diamkan minimal 2 hari

 Buat lubang tanam dengan panjang 25 cm, lebar 25 cm dan dalam 25


cm (25x25x25) atau bisa juga dengan ukuran 50 x 50 x 50.
 Jarak antar lubang tanam 75 cm x 75 cm atau 100 cm x 100 cm.

Pemilihan Benih / bibit pare

Ada dua jenis benih yang dapat dipakai untuk penanaman pare.
Jenis pertama adalah benih/ biji yang langsung ditanam dilapang dan yang kedua
adalah benih yang telah melalui proses persemaian. Pemakaian kedua jenis ini
tergantung pada musim dimana penanaman akan dilakukan.

Kalau penanaman dilakukan pada musim penghujan lebih baik penanaman dilakukan
dengan menggunakan benih/ biji langsung, karena daya tumbuh benih dilapang pada
kondisi tersebut dapat baik.

Sedangkan apabila penanaman dilakukan pada musim kemarau sebaiknya


penanaman dilakukan dengan menggunakan benih yang telah disemai terlebih dahulu,
karena akan terjamin daya tumbuh benih yang akan ditanam dilapang.

Benih sebaiknya ditanam berasal dari tanaman yang sehat, kuat dan
mempunyai tingkat produktifitas yang tinggi.

Untuk itu disarankan memakai benih yang telah berlabel yang telah direkomendasikan
oleh Balai Pengendalian Mutu dan Sertifikasi Benih.

51
Jumlah kebutuhan benih dilapang sebaiknya ditambah 10% dari kebutuhan normal.
Misalnya kebutuhan benih untuk 1 Ha dengan jarak tanam 1 x 1 meter lebar guludan
150 cm, panjang guludan 10 meter, maka kebutuhan benih yang direkomendasikan
sebanyak 9735 biji. Jadi jumlah benih yang harus disediakan sebanyak 9735 + (10% x
9735) = 10.708 biji atau 2,141 Kg.

Penanaman Pare
Penanaman dapat dilakukan melalui dua cara. Cara pertama benih/ biji langsung
ditanam dan cara kedua benih disemaikan terlebih dahulu ditempat terpisah sampai
benih tersebut tumbuh beberapa helai daun, baru di pindah dilapang.

Cara langsung.

Setelah lubang tanam dibuat dengan ukuran 25 x 25 x 25 cm dan telah diberikan pupuk
kandang yang telah matang, masukkan benih/ biji pare kedalam lubang tanam tadi
sedalam kurang lebih 3-4 cm, lalu tutup kembali dengan tanah.

Pada waktu bersamaan dimasukkannya benih/ biji pare kedalam tanah, Semprot lubang
tanam dengan larutan POC WarungTani I dosis 10 ml/lt air, WT Bakterisida dosis 10
ml/lt air & WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air

Penanaman telah disesuaikan dengan jarak tanam yang telah dibuat tadi pada
saat pengolahan tanah yaitu 75 cm x 75 cm atau 1 m x 1 m dalam guludan.

Untuk menjamin benih/ biji tumbuh dengan baik, lakukan penyiraman


disekitar tanaman. Penyiraman selanjutnya sangat tergantung pada kondisi cuaca.
Apabila banyak terjadi curah hujan maka tanaman sebaiknya tidak perlu disiram.
Apabila dalam keadaan kurang hujan atau bahkan sama sekali kering, tanaman harus
disiram dua kali sehari, yaitu pada pagi dan sore hari.

Cara Tidak Langsung

Cara penanaman tidak langsung ini, benih/ biji disemai terlebih dahulu. Ada 2
cara persemaian, yaitu memakai kotak persemaian dan menggunakan tanah
persemaian terpisah.

Persemaian dikotak

 Buat kotak persemaian yang terbuat dari papan dengan ukuran panjang 5 meter,
lebar 2 meter dan tinggi 15 cm.
 Masukkan tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 1 : 1. Aduk hingga
rata.
 Tanam benih/ biji pare dengan ukuran 2 x 2 cm.

52
 Sebelum ditanam biji direndam dengan menggunakan POC WarungTani I dosis
10 ml/lt air, WT Bakterisida dosis 10 ml/lt air, WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt
air, & WT Zpt dosis 2 ml/lt air selama 10-15 menit.
 Angkat benih pare yang telah tumbuh kira-kira yang telah berumur kurang lebih
10 hari kedalam polybag kecil atau wadah yang terbuat dari daun pisang.
 Semprot benih dengan POC WarungTani I dosis 10 ml/lt air,WT
Bakterisida dosis 10 ml/lt air, WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air, & WT Zpt dosis 2
ml/lt air secara periodik 3 – 5 hr sekali.
 Setelah berumur 15 - 20 hari atau bibit pare mempunyai 3 helai daun baru
pindahkan atau bibit siap untuk ditanam dilapang.
 Persemaian di Lapang
 Buatkan bedengan dengan ukuran 1,5 meter x 4 meter dan cangkul tanah
bedengan tersebut sedalam 30 cm.
 Campurkan tanah yang ada dalam bedengan tersebut dengan 40-50 Kg
pupuk kandang.
 Buat naungan dari rumbia dengan tinggi tiang 1 meter disebelah timur dan 0,75
m disebelah barat.
 Tanam biji pare seperti yang dilakukan pada persemaian dikotak kayu.
 Selanjutnya perlakukan sama seperti apa yang dilakukan pada persemaian
dikotak kayu.

Pemeliharaan Tanaman
Pemeliharaan tanaman dilakukan untuk mendapatkan hasil yang optimal. Pemeliharaan
tanaman pare dilapang meliputi penyiangan, penyulaman, pembumbunan,
pemangkasan, pembungkusan, pembebanan, pembuatan turus dan para-para.

Penyiangan
Penyiangan dilakukan untuk membersihkan semua jenis tanaman yang tumbuh selain
tanaman pare. Tanaman jenis lain dapat berupa rumput-rumputan, gulma, dan tanaman
lainnya.

Pembersihan ini dilakukan disekitar batang/ akar tanaman atau diantara parit-parit yang
ada dengan menggunakan tangan (dicabut), kored atau cangkul.

Penyiangan tanaman dilakukan untuk mengurangi atau menghindari persaingan antara


tanaman pare yang ditanam dengan jenis tanaman lain yang mungkin tumbuh disekitar
tanaman pare dalam penyerapan unsur-unsur hara, air dan matahari.

Disamping itu penyiangan dilakukan untuk menghindari kemungkinan tumbuhnya hama


dan penyakit yang mungkin timbul dari tanaman yang tumbuh selain tanaman pare.

Pembumbunan
Pembumbunan dilakukan untuk menaikkan tanah yang ada disekitar tanaman
pare agar akar tanaman dapat tertutup.

53
Pembumbunan dilakukan setelah penyiangan dilakukan dengan maksud untuk
memperbaiki aerasi tanah sekitar akar yang menjadi padat akibat siraman air hujan
atau air siraman tanaman.

Penyulaman
Oleh karena pada waktu penanaman ada benih yang tidak tumbuh yang diakibatkan
oleh beberapa faktor seperti kualitas benih, daya tumbuh benih, kondisi tanah, atau
serangan hama, maka tanaman yang tidak tumbuh tersebut perlu diganti
dengan tanaman lain yang sehat dan kuat (disulam). Penyulaman dilakukan sebaiknya
pada waktu bibit tanaman berumur 7 - 10 hari setelah tanam.

Pemangkasan
Pemangkasan tanaman pare dilakukan untuk mengontrol pertumbuhan batang utama.
Tinggi ideal batang utama tanaman pare adalah 2 - 3 meter. Jika panjangnya melebih
dari itu, tanaman tidak produktif lagi oleh karena itu tanaman perlu dipangkas. Tunas
yang akan tumbuh dari hasil pemangkasan tersebut dialihkan kesamping melalui para-
para. Sebagai awal perambatan tunas yang tumbuh tersebut dapat digunakan tali.

Pembungkusan
Untuk menghasilkan buah pare yang mulus dan permukaan kulit tidak bolong,
maka sebaiknya dilakukan pencegahan melalui pembungkusan buah pare.

Tindakan pembungkusan buah pare ini dimaksudkan adalah untuk mencegah serangan
lalat buah yang menyerang buah pare pada waktu usia muda.

Bahan pembungkus dapat digunakan kertas atau daun pisang yang telah kering
(klaras). Waktu ideal dilakukannya pembungkusan adalah pada waktu tanaman telah
menghasilkan buah pare dengan ukuran batang korek api, atau kurang lebih berumur
kira-kira 1,5 bulan.

Pemupukan Tanaman
Salah satu bagian dari pemeliharaan tanaman pare adalah pemupukan.
Pemupukan dilakukan untuk mendapatkan tanaman sehat, kuat dan dapat
berproduksi sesuai dengan potensi yang ada dalam tanaman tersebut.

Pemupukan dasar dilakukan pada 1 - 2 minggu sebelum tanaman pare ditanam, atau
dilakukan pada saat pengolahan tanah atau pada waktu pembuatan lubang tanam.
Pemberian pupuk dasar dilakukan dengan cara membenamkan sebanyak 2 - 3
kg pupuk kandang yang sudah matang kedalam lubang tanam.

Pemupukan susulan pertama dilakukan setelah tanaman telah berumur 3 minggu.


Dosis pemupukan diberikan sangat tergantung pada jenis tanah dan iklim
setempat dimana tanaman pare ditanam..

54
Pupuk susulan kedua diberikan 2 minggu setelah pemupukan susulan
pertama dilakukan. dan dilanjutkan dengan interval dua minggu sampai tanaman pare
berumur empat bulan.

Penyemprotan larutan POC WarungTani I dosis 10 ml/lt air,WT Bakterisida dosis 10


ml/lt air & WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air secara berkala 5 – 7 hr sekali, diberikan pada
awal tanam – 21 HST.

Penyemprotan larutan POC WarungTani II dosis 10 ml/lt air,WT Bakterisida dosis 10


ml/lt air & WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air secara berkala 5 – 7 hr sekali, diberikan pada
21 HST – masa panen habis/sdh tdk ekonomis lg.

Pembuatan Turus dan Para-para


Tanaman pare merupakan tanaman yang merambat dan menjalar, oleh karena
itu diperlukan suatu tempat dimana nantinya buah pare tersebut dapat bergantung
dengan baik, sehingga pertumbuhan buah pare dapat maksimal.

Turus dibuat untuk memanjat batang utama pare, sedangkan para-para


digunakan untuk menjalarnya tunas-tunas dari batang utama yang nantinya akan
menghasilkan buah pare.

Tinggi turus dan para-para berkisar 1,5 sampai 2 meter. Hal ini dengan
mempertimbangkan agar mudah dalam pemeliharaan tanaman terutama pada
waktu panen dan mudah dalam melakukan penyiangan dan pembumbunan serta
mudah dalam mengontrol tanaman dari gangguan hama dan penyakit tanaman.

Berbagai macam cara dan bentuk pembuatan turus dan para-para. Bahan yang dipakai
sebaiknya bambu dengan ukuran sedang. Sebagai penghubung antara tanaman satu
dengan yang lainnya diberikan tali.

Hama dan Penyakit


Salah satu syarat agar tanaman pare dapat tumbuh dan berkembang
sehingga menghasilkan buah adalah tanaman pare harus sehat.

Agar sehat tanaman harus terbebas dari gangguan hama dan penyakit tanaman.
Yang dimaksud dengan hama adalah semua jenis hewan yang dapat mengganggu
tanaman sehingga merugikan bagi tanaman tersebut.

Sedangkan penyakit tanaman adalah semua jenis gangguan pada tanaman yang
disebabkan oleh jamur, bakteri, virus dan kekurangan unsur hara dalam tanaman.

Pengendalian hama dan penyakit tanaman harus didasarkan pada prinsip


ambang ekonomi, artinya pengendalian hama dan penyakit baru dapat dilakukan

55
secara intensif apabila dari segi ekonomi serangan hama dan penyakit mengakibatkan
kerugian yang cukup besar.

Disamping itu dalam mengendalian hama dan penyakit prioritas pengendalian dengan
cara memperbaiki kondisi lingkungan setempat, sedangkan aplikasi pestisida dilakukan
pada urutan terakhir.

Hama
Ulat Grayak. Ulat ini menyerang pada malam hari, sedangkan pada siang hari ulat
ini bersembunyi didalam tanah. Daun pare merupakan bagian tanaman yang
diserang. Dalam kondisi serangan berat semua daun pare habis dimakannya, karena
sifat hama ini adalah hampir semua jenis daun tanaman diserangnya.
Pemberantasan hama ini dapat dilakukan secara mekanis yaitu telur-telur yang baru
menetas diambil bersama-sama dengan daun yang menempel. Pengambilan telur -
telur ini jangan sampai terlambat sebab kalau terlambat ulat menjadi besar
dan bersembunyi didalam tanah. Pemberantasan hama ini dapat juga dilakukan
secara biologis yaitu dengan menyemprotkan Bacillus thungiriensis atau Borelinevirus
litura atau disemprot dengan WT Bvr dosis 10 ml/lt air, WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air
& WT Ajuvant dosis 2 ml/lt air

Lembing (Epilachma sparsa). Daun pare yang terserang hanya tersisa tulang daun.
Daun menjadi kering dan kecoklat-coklatan, akhirnya produksi buah menjadi turun.
Hama ini berbentuk lembing bulat, warnanya merah dengan bercak hitam sebanyak 12
- 26 buah. Beberapa cara pengendaliannya adalah : telur, larva dan lembing dapat
ditangkap dengan tangan lalu dimatikan, diberantas dengan musuh alaminya, yaitu
jenis tabuhan yang menjadi parasit telur, larva dan pupa. Dilakukan rotasi tanaman.
Disemprot dengan WT Bvr dosis 10 ml/lt air, WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air & WT
Ajuvant dosis 2 ml/lt air.

Kumbang Aulacophora silimis. Gejala serangan yaitu tanaman menjadi layu karena
jaringan akarnya dimakan larva dan daunnya dimakan kumbang. Pengendalian
dilakukan dengan menyemprotkan WT Bvr dosis 10 ml/lt air, WT Trico/Glio dosis 10
ml/lt air & WT Ajuvant dosis 2 ml/lt air. Pengendalian mekanis dapat dilakukan dengan
gropyokan.

Kepik Leptoglossus australis Gejala serangan kualitas buah menurun, bekas serangan
hama sering ditumbuhi cendawan Nematospora, akhirnya buah menjadi busuk.
Pengendaliannya dengan menyemprotkan WT Bvr dosis 10 ml/lt air, WT
Trico/Glio dosis 10 ml/lt air & WT Ajuvant dosis 2 ml/lt air. Penyemprotan dilakukan
setelah ada gejala serangan kepik ini.

Lalat Buah (Dacus cucurbitae Cog). Gejala serangan adalah daging buah tidak dapat
dimakan karena busuk dan berair dengan ratusan belatung. Tampak luar daging buah
sehat tapi setelah di buka terlihat daging buah penuh dengan belatung. Pengendalian

56
lalat buah ini adalah : dengan membungkus tanaman pare pada waktu buah berukuran
batang korek api dengan menggunakan kertas atau daun pisang yang telah kering
(klaras). menggunakan insect trap yang ditaruh disekitar tanaman pare, sehingga lalat
buah yang ada disekitar dapat ditangkap dan mati dalam tangkapan
tersebut. mengadakan penyiangan dan pembubunan serta memelihara
kebersihan sekitar tanaman dari gulma dan sisa tanaman yang membusuk, sebab
kondisi seperti itu sesuai dengan tumbuh dan berkembang-nya lalat buah.
menyemprotkan WT Bvr dosis 10 ml/lt air,WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air & WT
Ajuvant dosis 2 ml/lt air.
Siput ( Pamarion pupillaris Humb). Gejala serangan yaitu tanaman terutama
dipersemaian terkoyak, lalu mati. Pengendaliannya adalah siput ditangkap lalu dicacah
dagingnya untuk makanan ayam. Dapat pula diberantas dengan menyemprotkan WT
Bvr dosis 10 ml/lt air, WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air & WT Ajuvant dosis 2 ml/lt air.

Penyakit
Penyakit Embun Tepung. Gejala awal ditandai dengan adanya tepung putih pada daun
terbawah. Daun yang terserang menjadi kuning, coklat dan akhirnya mengering. Batang
pun diserang tepung ini. Batang seperti dilapisi tepung. Tanaman akan lemah dan mati
atau buahnya tidak normal. Penyebab gejala ini adalah cendawan Oidium
sp. Pengendalian penyakit ini dilakukan dengan beberapa cara antara lain: Mengurangi
kelembaban disekitar tanaman dengan cara pengaturan jarak tanam dan drainase yang
baik, membuang bagian tanaman yang terserang, menanam varietas yang
resisten. Disemprot dengan WT Bakterisidadosis 10 ml/lt air, WT Trico/Glio dosis 10
ml/lt air & WT Ajuvant dosis 2 ml/lt air sebagai penyembuhan dan pencegahan.

Penyakit Antraktosa. Gejala penyakit ini daun bernoda hitam. Pada serangan berat
batang dan buah juga terserang. Serangan lebih berat terjadi pada musim hujan. Gejala
penyakit ini disebabkan oleh cendawan collectrichum sp. Pengendaliannya adalah
dengan memusnahkan tanaman yang terserang, pergiliran tanaman, dan
penyemprotan dengan WT Bakterisida dosis 10 ml/lt air, WT Trico/Gliodosis 10 ml/lt air
& WT Ajuvant dosis 2 ml/lt air.

Penyakit Layu. Gejala layu tampak pada ujung daun, kemudian seluruh daun akan
mengkerut lalu mengering. Tanaman akan mati sejak beberapa saat terinfeksi.
Menyerang tanaman bibit yang baru kecambah, tanaman muda dan tanaman yang
telah dewasa. Penyebab penyakit ini disebabkan oleh Fusarium sp. Pengendalian
dilakukan dengan memusnahkan tanaman yang terserang,
menyiram larutan WT Bakterisida dosis 10 ml/lt air, WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air
& WT Ajuvant dosis 2 ml/lt airke tanah bekas tanaman yang terkena penyakit
dan menggunakan benih yang tahan terhadap serangan pathogen.

Penyakit Virus. Gejala serangan jelas pada daun-daun muda. Serangan virus ini
menyerang pada saat tumbuh (bibit, tanaman muda atau tanaman yang telah
menghasilkan buah). Penyebab gejala tersebut adalah Cucumber mosaic virus
(CMV). Pengendaliannya dilakukan dengan cara memusnahkan tanaman yang
terserang, memberantas vektor virus (serangga), menyeleksi bibit yang akan di pindah

57
ke lapang dan pemupukan yang seimbang. . Disemprot denganWT Bakterisida dosis 10
ml/lt air, WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air & WT Ajuvant dosis 2 ml/lt air sebagai
penyembuhan dan pencegahan.

Panen
Pemetikan buah pare sangat tergantung pada pemanfaatan buah pare tersebut.
Apabila pare yang akan dipanen digunakan untuk konsumsi maka sebaiknya pilih
pare yang bintil-bintil dan keriputnya masih agak rapat dengan galur-galur yang belum
melebar. Panjangnya antara 25-30 cm dan diameternya 3-5 cm.

Apabila pare yang dipetik digunakan untuk benih maka pilih pare yang besar, sehat dan
matang sempurna.

Tanaman pare yang telah berumur 1,5 bulan biasanya telah berbunga dan diharapkan
1 bulan kemudian buah pertama dapat dipetik.

Untuk panen kedua, ketiga dan seterusnya dengan interval 6 - 7 hari.


Kalau keadaan tanaman subur maka tanaman pare dapat di panen selama 4 bulan.
Cara pemanenan harus diperhatikan dengan baik karena hal ini menentukan kualitas
tanaman pare yang akan dipasarkan. Pemetikan sebaiknya dilakukan
dengan menggunakan alat potong yang tajam. Hindari dengan cara menarik atau
memilin tangkai pare, karena dapat menyebabkan memar pada tangkai yang pada
akhirnya akan menarik cendawan atau penyakit lain kedalam bagian tangkai yang
memar tadi.

Hasil pemetikan ditaruh keranjang atau tempat yang bersih dan disusun dengan
berselang-seling dan sejajar.

Pasca Panen
Setelah dipetik sebaiknya pare sudah mulai ditaruh pada suatu wadah.
Untuk keperluan pasar tradisional sebaiknya digunakan karung-karung yang bersih.
Pare disusun berdiri dalam karung, hal ini menghindari pare tertimbun dengan beban
berat diatasnya.

Pada waktu mengangkat atau menaruh jangan sampai dilempar untuk menghindari
memar pada tanaman pare.

Untuk memenuhi konsumsi pasar supermarket sebaiknya dikemas


dengan menggunakan plastik tipis dan tembus pandang. Sebelum dikemas dengan
plastik sebaiknya pare dibersihkan dari kotoran yang menempel pada pare, sehingga
diharapkan penampilannya baik bersih dan rapi.

BUDIDAYA NANAS

58
1. Pembibitan
Keberhasilan penanaman nanas sangat ditentukan oleh kualitas bibit. Nanas dapat
dikembangbiakan dengan cara vegetatif dan generatif. Cara vegetatif digunakan adalah
tunas akar, tunas batang, tunas buah, mahkota buah dan stek batang. Cara generatif
dengan biji yang ditumbuhkan dengan persemaian, (jarang digunakan). Kualitas bibit
yang baik harus berasal dari tanaman yang pertumbuhannya normal, sehat serta bebas
dari hama dan penyakit.

a) Persyaratan Benih

Bibit yang baik harus mempunyai daun-daun yang nampak tebal-tebal penuh berisi,
bebas hama dan penyakit, mudah diperoleh dalam jumlah banyak, pertumbuhan relatif
seragam serta mudah dalam pengangkutan terutama untuk bibit stek batang.

b) Penyiapan Benih

Benih nanas dari biji (generatif) jarang digunakan karena membutuhkan teknik khusus
dan beberapa jenis nanas tidak dapat melakukan penyerbukan sendiri dan tidak
menghasilkan biji. Cara perbanyakan secara vegetatif (tunas akar) mempunyai ciri
khusus: tunas yang tumbuh dari bagian batang yang terletak di dalam tanah, jumlah
tunas akar per rumpun relatif sedikit, bentuk daun lebih langsing, masa remaja tunas
akar relatif pendek. Cara vegetatif lain (tunas batang) mempunyai ciri-ciri tunas yang
tumbuh dari batang dan jumlah tunas per rumpun relatif sedikit. Tunas batang
mempunyai ciri-ciri tunas yang tumbuh pada tangkai buah di bawah tangkai buah dan di
atas tunas batang, jumlah tunas buah per tanaman relatif banyak hingga mencapai 10
tunas dan ukuran tunas yang bervariasi tergantung dari pertumbuhan tanaman. Untuk
cara vegetatif dengan mahkota buah ciri-cirinya adalah tunas yang ditumbuhkan dari
mata tunas yang non-aktif pada batang, kemudian disemaikan dalam media steril
dengan perlakuan khusus serta jumlah bibit yang dihasilkan banyak, seragam, dan
mudah dalam pengangkutan.

Penyiapan benih (bibit) untuk tanaman nanas dibedakan menjadi bibit tunas batang dan
bibit nanas dari stek. Penyiapan bibit tunas batang: memilih tunas batang pada pohon
induk yang sedang berbuah/setelah panen. Tunas batang yang baik adalah panjang 30-

59
35 cm. Daun-daun dekat pangkal pohon dipotong untuk mengurangi penguapan dan
mempermudah pengangkutan, setelah itu biarkan selama beberapa hari di tempat
teduh dan bibit siap angkut ke tempat penanaman langsung segera ditanam.

Untuk penyiapan bibit nanas dari stek, langkah pertama yang dilakukan adalah
memotong batang nanas yang sudah dipanen buahnya sepanjang 2,5 cm, kemudian
potongan dibelah menjadi 4 bagian yang mengandung mata tunas. Media semai berupa
pasir bersih dalam bak tanam. Bibit yang dihasilkan dengan tinggi 25-35 cm atau
berumur 3-5 bulan dicabut, ditanam di kebun. Bila bibit akan diangkut dalam jarak jauh,
akar-akarnya dibungkus dengan humus lembab.
c) Teknik Penyemaian

Persemaian untuk nanas memerlukan perlakuan khusus. Akan lebih baik apabila
dioleskan zat perangsang akar (mis; Rootone) pada permukaan belahan batang untuk
mempercepat pertumbuhan akar. Belahan batang pada bak persemaian disemaikan
sedalam 1,5 - 2,5 cm dan jarak tanam 5-10 cm. Kondisi media persemaian dijaga agar
tetap lembab dan sirkulasi udara baik, dengan menutup bak persemaian dengan lembar
plastik tembus cahaya (bening).

Stek batang nanas dibiarkan bertunas dan berakar. Media persemaian disuburkan
dengan pupuk kandang. Campuran media berupa tanah halus, pasir dan pupuk
kandang halus (1:1:1) atau pasir dengan pupuk kandang halus (1:1).

d) Pemeliharan Pembibitan

Pemeliharaan pembibitan/persemaian penyiraman dilakukan secara berkala dijaga agar


kondisi media tanam selalu lembab dan tidak kering supaya bibit tidak mati.
Pemupukan dilakukan dengan pemberian pupuk kandang dengan perbandingan kadar
yang sudah ditentukan. Penjarangan dan pemberian pestisida dapat dilakukan jika
diperlukan. Pemindahan bibit dapat dilakukan jika ukuran tinggi bibit mencapai 25-30
cm atau berumur 3-5 bulan.

2. Pengolahan Media Tanam


a) Persiapan Lahan

Penanaman nanas dapat dilakukan pada lahan tegalan atau ladang. Waktu persiapan
dan pembukaan lahan yang paling baik adalah disaat waktu musim kemarau, dengan
membuang pepohonan yang tidak diperlukan. Pengolahan tanah dapat dilakukan pada
awal musim hujan.
Tanah diolah dengan dicangkul/dibajak sedalam 30-40 cm hingga gembur. Biarkan
tanah menjadi kering minimal selama 15 hari agar tanah benarbenar matang dan siap
ditanami.

b) Pembentukan Bedengan

60
Pembentukan bedengan dapat dilakukan bersamaan dengan pengolahan tanah untuk
kedua kalinya yang sesuai dengan sistem tanam yang dipakai. Sistem petakan cukup
dengan cara meratakan tanah, kemudian di sekililingnya dibuat saluran pemasukan dan
pembuangan air. Sistem bedengan dilakukan dengan cara membuat bedengan-
bedengan selebar 80-120 cm, jarak antar bedengan 90-150 cm atau variasi lain sesuai
dengan sistem tanam. Tinggi petakan atau bedengan adalah antara 30-40 cm atau
menyesuaikan.

Derajat kemasaman tanah yang sesuai untuk tanaman nanas adalah 4,5-6,5.
Pengapuran tanah dilakukan dengan Calcit atau Dolomit atau Zeagro atau bahan kapur
lainnya dengan cara ditaburkan merata dan dicampurkan dengan lapisan tanah atas
terutama tanah-tanah yang bereaksi asam (pH dibawah 4,5). Dosis kapur disesuaikan
dengan pH tanah, namun umumnya berkisar antara 2-4 ton/ha. Bila tidak turun hujan,
setelah pengapuran segera dilakukan pengairan tanah agar kapur cepat melarut.

c) Pemupukan

Dalam penanaman nanas dilakukan pemberian pupuk kandang dengan dosis 20 ton
per hektar. Cara pemberian: dicampurkan merata dengan lapisan tanah atas atau
dimasukkan per lubang tanam. Kalium diperlukan untuk perkembangan buah,
khususnya nanas.

3. Teknik Penanaman

a) Penentuan Pola Tanam


Pola tanam merupakan pengaturan tata letak tanaman dan urutan jenis tanaman
dengan waktu tertentu, dalam kurun waktu setahun. Dalam teknik penanaman nanas
ada beberapa sistem tanam, yaitu:
 sistem baris tunggal atau persegi dengan jarak tanam 150 x 150 cm baik dalam
maupun antar barisan; 90 x 30 cm jarak dalam barisan 30 cm, dan jarak antar
barisan adalah 90 cm.
 Sistem baris rangkap dua dengan jarak tanam 60 x 60 cm, dan jarak antar
barisan sebelah kiri dan kanan dari 2 barisan adalah 150 cm dan jarak tanam 45
x 30 cm, dan jarak antar barisan tanaman sebelah kiri dan kanan dari 2 barisan
tanaman adalah 90 cm.
 Sistem baris rangkap tiga dengan jarak tanam 30 x 30 cm membentuk segitiga
sama sisi dengan jarak antar barisan sebelah kiri/ kanan dari 3 barisan tanaman:
90 cm dan jarak tanam 40 x 30 cm dengan jarak antar barisan sebelah kiri/kanan
dari 3 barisan adalah 90 cm.
 sistem baris rangkap empat dengan jarak 30 x 30 cm dan jarak antar barisan
sebelah kiri/kanan dari 4 barisan tanaman 90 cm.

b) Pembuatan Lubang Tanam

61
Pembuatan lubang tanam pada jarak tanam yang dipilih sesuai dengan sistem tanam.
Ukuran lubang tanam: 30 x 30 x 30 cm. Untuk membuat lubang tanam digunakan pacul,
tugal atau alat lain.

4. Cara Penanaman
Penanaman yang baik dilakukan pada awal musim hujan.

Langkah-langkah yang dilakukan:


a) membuat lubang tanam sesuai dengan jarak dan sistem tanam yang dipilih;
b) mengambil bibit nanas sehat dan baik dan menanam bibit pada lubang tanam
yang tersedia masing-masing satu bibit per lubang tanam;
c) tanah ditekan/dipadatkan di sekitar pangkal batang bibit nanas agar tidak mudah
roboh dan akar tanaman dapat kontak langsung dengan air tanah; (4) dilakukan
penyiraman hingga tanah lembab dan basah; (5) penanaman bibit nanas jangan
terlalu dalam, 3-5 cm bagian pangkal batang tertimbun tanah agar bibit mudah
busuk.

1. Pemeliharaan Tanaman

1) Penjarangan dan Penyulaman

Penjarangan nanas tidak dilakukan karena tanaman nanas spesifik dan tidak berbentuk
pohon. Kegiatan penyulaman nanas diperlukan untuk mengganti tanaman yang tidak
tumbuh dengan baik dengan harapan memperoleh hasil tanaman yang seragam dan
serempak.

2) Penyiangan

Penyiangan diperlukan untuk membersihkan kebun nanas dari rumput liar dan gulma
pesaing tanaman nanas dalam hal kebutuhan air, unsur hara dan sinar matahari.
Rumput liar sering menjadi sarang dari dan penyakit. Waktu penyiangan tergantung dari
pertumbuhan rumput liar di kebun, namun untuk menghemat biaya penyiangan
dilakukan bersamaan dengan kegiatan pemupukan. Cara penyiangan dilakukan dengan
mencabut rumput dengan tangan/kored/cangkul. Tanah di sekitar bedengan
digemburkan dan ditimbunkan pada pangkal batang nanas sehingga membentuk
guludan.

3) Pembubunan

Pembubunan diperlukan dalam penanaman nanas, dilakukan pada tepi bedengan yang
seringkali longsor ketika diairi. Pembubunan sebaiknya mengambil tanah dari selokan
atau parit di sekeliling bedengan, agar bedengan menjadi lebih tinggi dan parit menjadi
lebih dalam, sehingga drainase menjadi normal kembali. Pembubunan berfungsi untuk
memperbaiki struktur tanah dan akar yang keluar di permukaan tanah tertutup kembali
sehingga tanaman nanas berdiri kuat.

62
4) Pemupukan

Pemupukan dilakukan setelah tanaman berumur 2-3 bulan. Pemupukan susulan


berikutnya diulang tiap 3-4 bulan sekali sampai tanaman berbunga dan berbuah. Pupuk
susulan diulang setiap 4 bulan sekali.

a) Pada umur 6 bulan dipupuk kandang 10 ton/ha. Cara pemberian pupuk


dibenamkan/dimasukkan ke dalam parit sedalam 10-15 cm diantara barisan
tanaman nanas, kemudian tutup dengan tanah.
b) Pupuk organic yang kaya Kalium (K) sangat berguna untuk menghasilkan rasa
buah yang manis dan legit. Sedangkan untuk kematangan pohon dan jenis buah
yang bagus diperlukan pupuk organic yang dominan Phospor.

5) Pengairan dan Penyiraman

Sekalipun tanaman nanas tahan terhadap iklim kering, namun untuk pertumbuhan
tanaman yang optimal diperlukan air yang cukup. Pengairan/penyiraman dilakukan 1-2
kali dalam seminggu atau tergantung keadaan cuaca. Tanaman nanas dewasa masih
perlu pengairan untuk merangsang pembungaan dan pembuahan secara optimal.
Tanah yang terlalu kering dapat menyebabkan pertumbuhan nanas kerdil dan buahnya
kecil-kecil.

1. Panen

Panen buah nanas dilakukan setelah nanas berumur 12-24 bulan, tergantung dari jenis
bibit yang digunakan. Bibit yang berasal dari mahkota bunga berbuah pada umur 24
bulan, hingga panen buah setelah berumur 24 bulan. Tanaman yang berasal dari tunas
batang dipanen setelah umur 18 bulan, sedangkan tunas akar setelah berumur 12
bulan. Ciri-ciri buah nanas yang siap dipanen:

a. Mahkota buah terbuka.


b. Tangkai ubah mengkerut.
c. Mata buah lebih mendatar, besar dan bentuknya bulat.
d. Warna bagian dasar buah kuning.
e. Timbul aroma nanas yang harum dan khas.

Jika buah telah siap dipanen, biasanya akan tumbuh bibit/anakan nenas dibawah
pohon induk/utama yang biasa disebut “bibit ketiak”. Sehingga nenas dipanen dengan
menebang pohon induk/utamanya, tetapi tetap membiarkan anakan nenas tumbuh
disamping/dibawahnya.

Nanas dipanen dengan cara pangkal tangkai buah dipotong mendatar/miring dengan
pisau tajam dan steril. Pemanenan dilakukan secara hati-hati agar tidak rusak dan
memar.

63
Tanaman yang sudah berumur 4-5 tahun perlu diremajakan karena pertumbuhannya
lambat dan buahnya kecil. Cara peremajaan adalah membongkar seluruh tanaman
nanas untuk diganti dengan bibit yang baru.

Potensi produksi per hektar pada tanaman nanas yang dibudidayakan intensif dapat
mencapai 38-75 ton/hektar. Pada umumnya rata-rata 20 ton/hektar, tergantung jenis
nanas dan sistem tanam.

BUAH NAGA
Cara Budidaya Buah Naga (Dragon Fruit). Tanaman buah naga saat ini sangat
populer di masyarakat karena harganya yang tetap mahal. Jadi untuk mendapatkan
keberhasilan dalam bertanam buah naga sebaiknya anda membaca terlebih dahulu
artikel ini karena akan di jelaskan cara budidaya buah naga secara lengkap mual dari
persiapan lahan, pembibitan, pemeliharaan hingga pasca panen.

Tanaman buah naga termasuk tanaman tropis dan dapat beradaptasi dengan berbagai
lingkungan tumbuh dan perubahan cuaca seperti sinar matahari dan curah hujan.
Curah hujan yang ideal untuk pertumbuhan buah naga sekitar 60 mm/bln atau 720
mm/tahun. Pada curah hujan 600-1.300 mm/tahun tanaman ini juga masih bisa tumbuh.
Tetapi tanaman ini tidak tahan dengan genangan air. Hujan yang terlalu deras dan
berkepanjangan bisa menyebabkan kerusakan tanaman terutama pembusukan akar
dan merambat sampai pangkal batang. Intensitas sinar matahari yang dibutuhkan
sekitar 70-80 %, karena itulah tanaman ini sebaiknya ditanam dilahan tanpa naungan
dan sirkulasi udara juga baik.

Tanaman ini lebih baik pertumbuhannya bila ditanam didataran rendah antara 0-350 m
dpl. Suhu udara yang ideal antara 26-36 derajat Celcius dan kelembaban 70-90 %.
Tanah harus ber-aerasi dengan baik dengan derajat keasaman (pH) 6,5

Persiapan Lahan buah Naga


Persiapkan tiang penopang untuk tegakan tanaman, karena tanaman ini tidak
mempunyai batang primer yang kokoh. Dapat menggunakan tiang dari kayu atau beton
dengan ukuran 10 cm x 10 cm dengan tinggi 2 meter, yang ditancapikan ke tanah
sedalam 50 cm. Ujung bagian atas dari tiang penyangga diberi besi yang berbentulk
lingkaran untulk penopang dari cabang tanaman

Sebulan sebeium tanam, terlebi dahulu dibuatkan Wbang tanan dengan ukuran 40 x 40
x 40 cm dengan jarak tanam 2 m x 2,5 m, sehingga dalam 1 hektar terdapat sekitar
2000 lubang tanam penyangga Setiap tiang/pohon penyangga itu dibuat 3 – 4 Lubang
tanarn dengan jarak sekitar 30 cm dari tian penyangga.

Lubang tanam tersebut kemudian diberi pupuk kandang yang masak sebanyak 5 – 10
kg dicampur dengan tanah

64
Persiapan bibit dan penanaman Buah Naga
Buah naga dapat diperbanyak dengan cara :
Stek dan Biji
Umumnya ditanam dengan stek dibutuhkan bahan batang tanaman dengan panjang 25
– 30 cm yang ditanam dalam polybag dengan media tanam berupa campuran tanah,
pasir clan pupuk kandang dengan perbandingan 1 : 1 : 1.
Setelah bibit berumur ? 3 bulan bibit siap dipindah/ditanam di lahan.

Pemeliharaan Buah Naga

Pengairan Buah Naga


Pada tahap awal perturnbuhan pengairan dilakukan 1 – 2 hari sekali. pemberian air
berlebihan akan menyebabkan terjadinya pembusukan

Pemupukan Buah Naga


Pernupukan tanaman diberikan pupuk kandang, dengan interval pemberian 6 bulan
sekali, sebanyak 10 - 15 Kg per tiang tanaman

Pemangkasan Buah Naga


atang utama ( primer ) dipangkas, setelah tinggi mencapai tiang penyangga ( sekitar 2
m ), clan ditumbuhkan 2 cabang sekunder, kemudian dari masing-masing cabang
sekunder dipangkas lagi clan ditumbuhkan 2cabang tersier yang berfungsi sebagai
cabang produksi.

Panen Buah Naga


Setelah tanaman umur 1,5 – 2 tahun, mulai berbunga dan berbuah. Pemanenan pada
tanaman buah naga dilakukan pada buah yang memiliki ciri – ciri warna kulit
merah mengkilap, jumbai / sisik berubah warna dari hijau menjadi kernerahan.
Pemanenan dilakulkan dengan menggunakan gunting, buah dapat dipanen saat buah
mencapai umur 50 hari terhitung sejak bunga mekar Dalam 2 tahun pertama. setiap
tiang penyangga mampu menghasilkan buah 8 s / d 10 buah naga dengan bobot sekitar
antara 400 – 650 gram Musim panen terbesar buah naga terjadi pada bulan September
hingga Maret Umur produktif tanaman buah naga ini berkisar antara 15 – 20 tahun

CARA MENANAM BUAH NAGA DI POT

65
jika anda ingin menikmati buah naga secara gratis, atau menanmnya dalam jumlah
yang kecil. Itu mudah saja… bisa saja menanamnya dipot. Selain bisa menikmati
buahnya, buah naga ini juga akan menghiasi rumah. Kelebihan yang lain adalah
tanaman ini bisa pindah-pindah sesuai keinginan anda..

1. Menyiapkan Pot
Bisa menggunakan berbagai jenis pot dari bahan semen, plastic, tanah liat atau drum
bekas yang dipotong. Tetapi menurut pengalaman, pot dari bahan tanah liat adalah
yang paling ideal karena tanaman buah naga membutuhkan perubahan suhu yang

66
drastis dari siang ke malam dalam proses pembungaan. Ukuran pot yang digunakan
semakin besar semakin baik, minimal berdiameter sekitar 40cm.
2. Menyiapkan Tiang Panjatan
Tanaman buah naga membutuhkan tiang panjatan untuk menopang supaya tidak
roboh. Nantinya tiang ini akan dililit akar udara dan akan menopang beberapa cabang
produksi yang berat yang tentu saja perlu dipilih dari bahan yang kuat tetapi juga perlu
diperhatikan jangan sampai pot tidak bisa menahan beban berat tiang panjatan.
Sebaiknya tiang panjatan dibuat dari besi beton berdiameter 8-10 cm, atau balok kayu
yang kuat dan tahan lama karena usia buah naga yang bisa mencapai puluhan tahun.
Tinggi tiang antara 150-200 cm disesuaikan dengan besar pot. Pada bagian bawah
tiang diberi kaki-kaki penguat agar nantinya bisa kuat dan tidak mudah goyah. Untuk
tiang dari besi beton, bagian yang terpendam dalam tanah bisa diberi aspal untuk
menghindari karat. Untuk bagian atas tiang diberi piringan yang berbentuk seperti stir
mobil yang berfungsi untuk menyangga cabang-cabang produksi yang banyak.

3. Media Tanam

Setelah pot dan tiang panjatan sudah selesai disiapkan, selanjutnya adalah
menyiapkan media tanam. Bahan-bahannya adalah pasir, tanah, pupuk kandang dan

67
kompos dengan perbandingan 2:1:3:1. Anda juga bisa menambahkan bubuk batu bata
merah secukupnya dan dolomit (kapur pertanian) sebanyak 100 g dicampur rata
dengan bahan-bahan tersebut. Kemudian media tanam disiram dengan air hingga
kondisi jenuh dan dibiarkan selama sehari semalam.
4. Penanaman bibit
Bibit sebaiknya dipilih yang besar, dari batang tua yang berwarna hijau tua keabuan
dan bebas dari penyakit. Idealnya panjang bibit yang ditanam minimal 30 cm.
Selanjutnya bibit ditanam disekitar tiang panjatan dengan kedalaman 10 cm, jangan
terlalu dalam karena akan mengakibatkan pertumbuhan yang kurang bagus. Setelah
ditanam media tanam ditekan-tekan agar bibit tidak mudah roboh. Selanjutnya media
tanam disiram dengan air dan diletakkan ditempat terbuka tidak ternaungi yang terkena
sinar matahari langsung.

5. Pemeliharaan Tanaman
Pemeliharaan tanaman buah naga yang ditanam di pot tidak jauh beda dengan buah
naga yang ditanam dikebun yaitu meliputi pemupukan, penyiraman dan pemangkasan
cabang yang tidak diperlukan ( untuk lebih lengkapnya bisa dibaca di
http://www.buahnaga.us ) .Selain itu, yang perlu diperhatikan adalah tanaman
dipastikan menempel dengan baik pada tiang panjatan dan tidak roboh, oleh karena itu
perlu dilakukan pengikatan batang buah naga pada tiang dengan menggunakan tali
atau kawat dengan bentuk ikatan seperti angka ‘8’ tidak boleh terlalu kencang karena
bisa merusak batang atau cabang seiring pertumbuhannya yang semakin membesar.

68
Jangan Buang Kulit Buah Naga Anda!

Buah naga, atau yang dalam ilmu biologi dikenal dengan nama Hylocereus Undotus,
merupakan buah dengan sejarah awal yang panjang. Banyak yang percaya, buah
dengan kulit berwarna cerah ini berasal dari Meksiko dan kawasan Amerika Selatan
juga Tengah. Tapi tak sedikit pula yang meyakini buah ini berasal dari daratan Asia
sebab sejak dahulu kala masyarakat Tionghoa sudah mengenalnya sebagai buah
persembahan yang diletakkan di antara patung naga. Meski asalnya masih simpang
siur, pada faktanya buah ini telah berhasil disemaikan dan dibudidayakan di seluruh
dunia termasuk Indonesia. Buah naga memiliki banyak khasiat di antaranya menghalau
diabetes, membersihkan darah, sebagai sumber vitamin C dan masih banyak lagi
lainnya. Tapi, tak hanya buahnya yang berkhasiat. Ternyata, kulit buah naga sama
baiknya! Jadi jangan buang kulit buah naga Anda. Sumber kesehatan ada di limbah
tersebut. Tak percaya?

Manfaat Kulit Buah Naga

Berdasarkan uji klinis, ternyata tak hanya daging buah naga yang menyimpan sejuta
khasiat. Kulitnya yang cerah dan cenderung bersisik juga diketahui mengandung
senyawa aktif seperti pentacyclic triyepene taraxast 20ene 3aol dan juga taraxast
12,20(30)dien 3aol. Kedua senyawa ini sangat ampuh menjaga serta melindungi
kelenturan pembuluh darah. Bahkan keampuhan ini menyamai obat Troxerutin yang
dikenal sebagai obat berbahan kimia yang digunakan untuk melindungi pembuluh darah
mikro. Obat ini banyak beredar di pasaran dan populer digunakan untuk mereduksi
potensi pembuluh darah pecah. Dengan ditemukannya kandungan pada kulit buah
naga ini, tentu akan menjadi alternatif alami untuk mencegah pecahnya pembuluh
darah.

Selain memelihara fleksibilitas pembuluh darah, ternyata kulit buah naga juga berperan
untuk menghambat pertumbuhan tumor sel tumor B16F10. Hal ini sejalan dengan hasil
penelitian Departement of Applied Chemistry National Chinan University.

69
Konsumsi Kulit Buah Naga

Untuk mendapatkan manfaat kulit buah naga ini, bisa dengan cara mengkonsumsi
langsung ekstrak kulit buah naga yang banyak beredar di pasaran. Tapi jika Anda tidak
takut repot, cobalah mengolah kulit buah naga menjadi teh yang siap seduh setiap saat.
Caranya cukup mudah. Ambil kulit buah naga dan potong tipis-tipis. Setelah itu
keringkan di bawah sinar matahari selama 1 atau 2 hari, tergantung pada tingkat
pencahayaan matahari. Setelah cukup kering, kulit buah naga sudah bisa dikonsumsi
dengan cara diseduh layaknya teh. Mulai pagi Anda dengan meminum teh ini. Untuk
khasiat lebih optimal, tutup hari Anda, juga dengan satu cangkir teh kulit buah naga
sebelum tidur. Khasiatnya sangat baik, selain memelihara pembuluh, juga bisa untuk
mereduksi kadar gula darah dan menghaluskan kulit. Selamat mencoba!

BENTUK-BENTUK PENGENDALIAN HAMA TANAMAN

Beberapa bentuk pengendalian hama tanaman yaitu :


1. Pengendalian secara Bercocok Tanam
2. Pengendalian dengan Varietas Tahan
3. Pengendalian secara Fisik dan Mekanik
4. Pengendalian secara Biologi (Hayati)
5. Pengendalian secara Kimiawi
6. Pengelolaan Hama Terpadu

1. Pengendalian Secara Bercocok Tanam

Prinsip pengendalian hama secara bercocok tanam adalah menciptakan kondisi agro
ekosistem tidak sesuai untuk kehidupan dan perkembangbiakan hama tanaman.
Sehingga dapat nengurangi laju peningkatan populasi hama. Selain itu juga
menciptakan kondisi lingkungan yang sesuai untuk perkembangan musuh alami.
Pengendalian hama secara bercocok tanam merupakan tindakan preventif atau
pencegahan sehingga harus dilakukan jauh-jauh sebelum ada serangan hama.

Kelebihan & Kekurangan Pengendalian Hama Secara Bercocok Tanam

70
(+) Merupakan teknik budidaya untuk meningkatkan produktivitas hasil-hasil pertanian.
(+) Tidak memerlukan pengeluaran biaya tambahan.
(+) Tidak menimbulkan efek samping yang tidak diinginkan pada lingkungan.
(+) Dapat dengan mudah dilakukan dengan oleh petani.
(-) Hasilnya tidak dapat diperhitungkan secara pasti
(-) Kurang efektif, sehingga teknik ini harus dipadukan dengan cara-cara pengendalian
lain

Beberapa Teknik Pengendalian Hama Secara Bercocok Tanam

a. Sanitasi

Artinya membersihkan sisa-sisa atau bagian-bagian tanaman setelah panen. Sisa-sisa


atau bagian-bagian tanaman tersebut seringkali dijadikan sebagai :

- Tempat berlindung

- Tempat berdiapause

- Tempat tinggal sementara sebelum tanaman utama ditanam kembali

Dengan melakukan sanitasi berarti kita telah mengurangi populasi awal dari hama
tersebut sehingga kerusakan yang ditimbulkan pada tanaman berikutnya menjadi
berkurang.

Jadi sanitasi dapat dilakukan terhadap :

- Sisa-sisa tanaman yang masih hidup

- Bagian-bagian tanaman yang terserang hama

- Sisa-sisa tanaman yang telah mati

- Bagian tanaman yang jatuh atau tertinggal pada permukaan tanah

b. Pengolahan Tanah

Ada spesies serangga tertentu yang sebagian siklus hidupnya dalam tanah.
Contoh:Agrotis iphsilon. Jika tanah diolah serangga tersebut akan terangkat ke atas,
mati karena sengatan sinar matahari ataupun ditemukan oleh musuh-musuh alaminya
seperti Heliothissp.

c. Pengairan

Pada daerah yang beririgasi teknis, pengaturan air terutama untuk sawah dapat
digunakan untuk pengendalaian hama tertentu pada tanaman padi.

71
d. Pergiliran Tanaman

Tujuannya adalah untuk memutuskan siklus hidup hama tertentu. Caranya jangan
menanam spesies tanaman yang menjadi inang dari hama tertentu.

Contoh : Padi --) Kacang-kacangan Padi

Hama pada padi bukan hama pada kacang-kacangan.

d. Penanaman Serentak

Penanaman serentak dimaksudkan agar ketersediaan bahan makanan untuk hama


menjadi lebih singkat dan pada suatu saat pertanaman tidak ada populasi hama dan
populasi hama dapat dihambat.

e. Pengaturan Jarak Tanam

Jarak tanam sangat berpengaruh pada pertumbuhan tanaman dan juga terhadap
populasi hama per unit waktu. Serta berpengaruh terhadap perilaku hama dalam
mencari makan dan tempat bertelur. Hasil penelitian di IRRI terlihat bahwa jarak tanam
padi yang lebar sangat menurunkan populasi wereng coklat (Nilaparvata lugens).

f. Pemupukan

Tanaman teh yang terserang hama penggerek batang (Xylobarus fornicatus) di Srilanka
dapat dikurangi intensitas serangannya dengan pemberian pupuk N yang cukup. Unsur
N dapat merangsang jaringan baru pada bagian yang rusak.

g. Penanaman Tanaman Perangkap

Tanaman perangkap adalah tanaman yang sengaja ditanam untuk menarik dan
memusatkan hama pada tanaman tersebut untuk kemudian dikendalikan dengan
pestisida. Contoh : kacang hijau dan jagung yang di tanam diantara tanaman kapas
dapat mengurangi populasi Sundapteryx dan Heliothis sp. Pada tanaman kapas.

h. Tumpang Sari

Tumpang sari merupakan menanam tanaman yang berbeda dua atau lebih untuk
pengendalian hama.

2. Pengendalian Dengan Varietas Yang Tahan

Daya tahan tanaman terhadap hama didefinisikan sebagai sifat-sifat yag diturunkan
oleh tanaman yang mempengaruhi derajat kerusakan oleh serangga hama

72
Tanaman yang tahan adalah tanaman yang menderita kerusakan yang lebih sedikit bila
dibandingkan dengan tanaman lain dalam keadaan lingkungan yang sama dengan
tingkat populasi hama yang sama. Jadi tanaman yang tahan, kehidupan dan
perkembangbiakan hama menjadi lebih terhambat dibandingkan apabila populasi
tersebut berada pada tanaman yang peka atau tidak tahan. Sifat ketahanan ini
merupakan sifat asli yang diturunkan atau terbawa oleh faktor genetik.

Tiga Mekanisme Ketahanan Tanaman Menurut Painter 1951

1. Preference = Antixenosis, yaitu tanaman tidak dipilih oleh serangga sebagai


makanan, tempat bertelur dan tempat berlindung.

Ada dua faktor yang mendasari tanaman sehingga tidak dipilih oleh hama yaitu :

1. Tanaman tidak memiliki sifat-sifat yang menyebabkan serangga hama tertarik (sifat
Atraktan).

2. Tanaman memiliki sifat-sifat yang menolak (Repellent) yang mengalahkan sifat-sifat


yang menyebabkan serangga hama tertarik.

Contoh : Sundapteryx sp. tidak tertarik pada tanaman kapas yang berbulu lebat, karena
dapat menghalangi stylet untuk menghisap cairan pada tanaman tersebut.

2. Antibiosis

Tanaman ini akan memberikan efek negatif pada serangga hama apabila memakan
tanaman tersebut.

Antibiosis berhubungan dengan :

- Rendahnya kualitas makanan pada tanaman inang.

- Mengurangi jumlah makanan yang diambil oleh hama.

- Adanya zat-zat beracun yang terdapat pada tanaman.

- Efek negatif yang paling mudah terlihat pada hama adalah :

- Kematian serangga pada stadia larva atau nimfa

- Mortalitas pupa meningkat.

- Imago yang muncul dari pupa tidak normal dan kesuburannya berkurang.

- Stadia imago berkurang.

73
- Tidak mampu melakukan diapause dengan sempurna.

- Perilaku gelisah pada saat makan tanaman yang tahan.

Kesemua efek negatif ini dapat mengurangi populasi hama tersebut. Contoh :
kandungan gossifo pada kapas sehingga tahan pada Helicoverpa. Kandungan Dimboa
pada tanaman jagung (Ostrinia sp.), Kandungan asparagia pada padi (Nilaparvata
lugens)

3. Toleransi

Adalah kemampuan tanaman untuk tumbuh atau sembuh kembali dari kerusakan yang
disebabkan oleh serangga hama. Sehingga serangga hama tidak berpengaruh pada
hasil.

Mekanisme toleransi dapat terjadi karena faktor-faktor sebagai berikut:

- Kekuatan tanaman secara umum.


- Pertumbuhan kembali jaringan yang rusak.
- Ketegaran batang dari perebahan.
- Produksi cabang-cabang tambahan.
- Pemanfaatan lebih efisien oleh serangga.
- Kelebihan penggunaan varietas tahan :
- Penggunaannya praktis dan mmenguntungkan secara ekonomi.
- Sasaran pengendalian yang spesifik
- Efektivitas pengendalian bersifat kumulatif dan persisten terhadap populasi
- Kompabilitas dengan komponen PHT lainnya.
- Dampak pada lingkungan terbatas.
- Kekurangan penggunaan varietas yang tahan:
- Varietas yang tahan daya tahannya terbatas hanya spesies hama tertentu saja.
- Varietas belum tentu disenangi oleh petani
- Memperkenalkan varietas tahan memerlukan waktu untuk penyuluhan.
- Biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh varietas tahan cukup besar.
- Tidak mudah menggabungkan ketahanan suatu varietas / plasma nuftah
kedalam varietas baru.
- Dapat menghasilkan biotipe baru pada serangga hama.

3. Pengendalian Fisik & Mekanik

Pengendalian Fisik

Merupakan usaha dengan menggunakan atau mengubah faktor lingkungan fisik


sedemikian rupa sehingga dapat mematikan atau menurunkan populasi hama yang
ditujukan khusus untuk membunuh hama.

74
Beberapa perlakuan atau tindakan yang termasuk pengendalian fisik antara lain:

a. Perlakuan Panas

Perlakuan dengan panas yang paling berhasil apabila dilakukan pada ruang tertutup.
Seperti di gudang penyimpanan untuk mematikan hama gudang.

b. Penggunaan Lampu Perangkap

Ditujukan sebagai alat memonitoring serangga juga dapat digunakan sebagai alat
pengendali terutama untuk mengurangi populasi serangga hama.

c. Penghalang atau Barrier

Dimaksudkan untuk membatasi pergerakan serangga hama sehingga tidak menjadi


masalah bagi petani. Berbagai bentuk penghalang misalnya berupa pemtang yang
ditinggikan, adanya lubang atau selokan jebakan yang dibuat disekeliling pertanaman.
buah yang di bungkus dimaksudkan untuk mencegah serangga meletakkan telur pada
buah tersebut.

Contoh : Nangka yang dibungkus, untuk mencegah lalat buah meletakkan telur.

Pengendalian Secara Mekanik

Bertujuan untuk mematikan hama secara langsung baik dengan tangan atau dengan
bantuan alat atau bahan lain.

Cara pengendalian secara mekanik antara lain:

- Pengambilan dengan tangan, cara ini merupakan teknik yang paling sederhana
dan murah.

Contoh : Tryporiza innotata kelompok telurnya dikumpul.

- Gropyokan, cara ini untuk mematikan tikus baik yang ada di dalam sarang
maupun yang berada di luar sarang, dengan menggunakan alat pemukul.
- Memasang perangkap, serangga dapat diperangkap dengan menggunakan
berbagai jenis perangkap, seperti lem lalat dan perangkap tikus.
- Pengusiran, orang-orangan sawah untuk mengusir burung atau dengan bunyi-
bunyian.

Kelebihan dan kekurangan pengendalian secara fisik dan mekanik :


- Tidak menimbulkan pencemaran pada lingkungan.
- Dapat dipadukan dengan cara pengendalian lainnya.
- Memerlukan tenaga yang banyak
- Tidak dapat dilakukan untuk lokasi yang luas secara kontinyu.

75
4. Pengendalian Secara Biologi (Hayati)

Pengendalian hayati adalah suatu pengendalian hama yang dilakukan secara sengaja
memanfaatkan atau memanipulasi musuh-musuh alami untuk menurunkan populasi
hama.

 Pengendalian hayati dalam pengertian ekologi didefinisikan sebagai pegaturan


populasi organisme dengan musuh-musuh alami hingga kepadatan populasi
organisme tersebut berada dibawah rata-ratanya atau lebih rendah di
bandingkan apabila musuh alami tidak ada.
 Pengendalian alami adalah merupakan proses pengendalian yang berjalan
dengan sendiri tanpa ada campur tangan manusia. Pengendalian alami terjadi
tidak hanya karena bekerjanya musuh-musuh alami tetapi juga karena
bekerjanya komponen-komponen ekosistem.

Komponen-komponen pengendalian hayati dapat berupa :


a) Parasitoid dan Parasit
Parasit adalah binatang atau organisme yang hidup didalam atau pada
organisme lain yang lebih besar yang merupakan inangnya. Karena memakan
atau menghisap cairan inangnya.
b) Parasitoid adalah serangga yang memarasit serangga lain. Pada parasitoid yang
bertindak sebagai parasit adalah stadia pradewasa, sedangkan imagonya hidup
bebas dan tidak terikat pada inangnya.

Faktor-faktor yang mendukung efektivitas pengendalian dengan parasitoid yaitu :

- Daya kelangsungan hidupnya baik


- Hanya satu atau sedikit individu inang yang diperlukan untuk melengkapi siklus
hidupnya.
- Populasi parasitoid dapat bertahan meskipun dalam keadaan populasi yang
rendah.
- Memiliki inang yang sempit.

Kelemahan parasitoid sebagai pengendali:

- Daya cari inang seringkali dipengaruhi oleh cuaca


- Serangga betina yang berperan utama karena mereka yang melakukan
pencarian inang untuk peletakan telur.
- Parasitoid yang memiliki daya cari inang biasanya jumlah telurnya sedikit.

b. Predator.

76
Predator merupakan organisme yang hidup bebas dengan memakan atau memangsa
organisme yang lain.

Perbedaan antara parasitoid dengan predator

- Parasitoid umumnya nersifat monofag atau oligofag, sedangkan predator bersifat


poliphag.
- Parasitoid hanya memerlukan satu inang untuk perkembangannya, sedangkan
predator memerlukan banyak mangsa untuk menyelesaikan siklus hidupnya.
- Yang mencari inang pada parasitoid adalah imago betina, sedangkan pada
predator yang mencari mangsa adalah jantan dan betina, juga pradewasanya.
- Predator mematikan mangsa untuk dirinya, sedangkan parasitoid mematikan
inang untuk keturunannya.
- Parasitoid ukuran tunuhnya lebih kecil dibanding inangnya,, predator ukuran
tubuhnya lebih besar dari mangsanya.
- Metamorfosis parasitoid adalah sempurna, sedangkan predator ada yang
sempurna dan tidak sempurna.
- Parasitoid memarasit inangya pada stadia tertentu, misalnya larva. Sedangkan
predator memangsa semua stadia perkembangan mangsanya.
- Parasitoid mematikan inangya memerlukan waktu yang agak lama, predator
mematikan mangsanya dalam waktu yang singkat.

c. Patogen

Serangga seperti juga organisme lainnya dalam hidupnya juga diserang oleh banyak
patogen atau penyakit yang disebabkan oleh: Virus, Cendawan, Bakteri, Nematoda,
dan Protozoa.

Beberapa patogen yang dalam kondisi lingkungan tertentu merupakan faktor mortalitas
utama pada populasi serangga. Oleh karena kemampuannya membunuh serangga
hama sehingga sejak lama patogen digunakan dalam pengendlian hayati

Penerapan Pengendalian Hayati

1. Introduksi

Introduksi artinya memasukkan atau mengimpor musuh alami dari suatu daerah atau
negeri ke daerah lain sering kali cara ini disebut sebagai cara klasik

Contoh : Introduksi Tetrastichus brontispae untuk mengendalikan Brontispa


longissimadari pulau Jawa ke Sulawesi Selatan. Introduksi Curinus coreolius dari
Hawaii untuk mengendalikan Heteropsylla cubana (kutu loncat) di indonesia.

2. Augmentasi

77
Augmentasi merupakan teknik penambahan musuh alami secara periodik dengan
tujuan untuk meningkatkan jumlah dan pengaruh musuh alami

3. Konservasi

Konservasi merupakan usaha untuk mempertahankan atau melestrarikan musuh lami


yang telah ada di suatu daerah . tekhnik ini bertujuan untuk menghindarkan tindakan
yang dapat menurunkan populasi musuh alami contoh penggunaan pestisida.

PESTISIDA ORGANIK

Beberapa formula pengendalian jamur dan bakteri penyebab penyakit tanaman tersebut
adalah sebagai berikut:

Pengendalian Hama dengan Tetumbuhan

Cara 1. Dengan empon-empon (rimpang)


Bahan :
1. Jahe 1 kg
2. Lengkuas 1 kg
3. Kunyit 1 kg
4. Labu siam 1kg

Caranya :Keempat bahan tersebut diparut lalu diperas dan disaring diambil airnya.
Masukkan air saringan tersebut ke dalam botol atau tempat air lainnya untuk persedian
sewaktu-waktu. Untuk pemakaian campurlah setiap satu liter air dengan 20 cc larutan
fungisida tersebut. Jika diperlukan untuk bahan perekat lain dan sekaligus sebagai
protein bagi tanaman maka tambahkan 2 butir telur ayam untuk campuran fungisida
alami.

Cara 2. Bunga kertas atau Bougenville

Bunga kertas atau bougenville dapat juga digunakan sebagai bahan pestisida alami.

Bahan :
1. Daun Bougenville 1 kg
2. Susu sapi 1 liter

Caranya : Masukkan 1 kg daun bunga kertas taruhlah tong, masukkan air mendidih dan
diamkan selama 24 jam. Tambahkan 1 liter air susu sapi rebus. Saringlah air larutan
tersebut. Ramuan ini sudah siap dipakai sebagai pestisida alami dengan diencerkan 10
kali.

Hama dan penyakit yang dikendalikan adalah penyakit layu pada pisang dan lada, dan
juga mengendalikan terjadinya penyakit pada tanaman.

78
Cara 3. Kenikir (marigold)
Kenikir selain daunnya dapat dimanfaatkan sebagai sayuran, kenikir yang warna
bunganya berlainan dapat digunakan sebagai bahan pestisida alami.
Bahan :
1 kg bunga kenikir (kenikir) bisa juga ditambahkan bahan-bahan lain.

Cara membuat :
Tempatkan 1 kg bunga kenikir dalam tempat bisa dari plastik atau gerabah. Tuangkan
air mendidih sebanyak 10 liter dan diamkan selama 24 jam. Saringlah dan ambil airnya

.Cara penggunaan :
Air larutan tersebut disiramkan pada lahan tanaman yang terkena nematoda akar.

Cara 4. Daun Sirih dll.

Bahan :
1. Daun Sirih 6 genggam
2. Belerang ¼ kg
3. Labu Siam 2 kg
4. Jinten ¼ kg

Cara pembuatan :
Labu siam diparut sampai halus dan kemudian diperam. Ambil airnya. Belerang, daun
sirih, jinten, ditumbuk hingga halus Campur ketiga bahan tersebut dalam air perasan
labu siam. Aduklah hingga merata. Larutan tersebut kemudian didiamkan hingga 1
minggu.

Penggunaan :
Campurlah larutan tersebut setiap 1 liter dengan 10 liter air dan semprotkan pada waktu
matahari bersinar, atau setelah matahari terbenam.

Cara 5. Tembakau

Bahan :
Daun tembakau (sebaiknya limbahnya) 200 kg

Cara membuat :
Daun tembakau dihancurkan dengan mesin penghancur atau pisau menjadi serpihan
kecil.

Penggunaani :
Benamkan 200 kg serpihan limbah daun tembakau per hektar lahan di sekitar
perakaran tanaman atau dibenamkan bersama pupuk.

Cara 6. Biji Mimba

79
Bahan :

1. Biji mimba 20 gr atau daun mimba 50 gr


2. Deterjen atau sabun colek 1 gr
3. Air 1 liter

Cara membuat :
Haluskan biji atau daun mimba. Jika ada, penghalusan bahan tersebut dapat
menggunakan blender. Bahan tersebut dicampurkan dalam 1 liter air dan ditambahkan
1 cc deterjen cair atau sabun colek. Larutan diendapkan semalam dan keesokan
harinya disaring. Larutan yang sudah disaring siap digunakan
Penggunaan :
Semprotkan larutan ke tanaman yang terserang penyakit. Apabila campuran daun atau
biji mimba hendak diaplikasikan ke daerah perakaran maka campuran bahan tersebut
tidak perlu disaring terlebih dahulu, tetapi langsung disiramkan ke daerah perakaran.
Selain berperan sebagai pestisida nabati, bahan ini juga dapat berperan sebagai pupuk.

Cara 7. Daun Cengkih (Ramuan untuk mengendalikan jamur Fusarium oxysporum


penyebab penyakit busuk batang pada tanaman panili)

Bahan :
Daun cengkih 50-100 gr

Cara membuat :Daun cengkih dihancurkan sampai berbentuk serbuk atau


tepung.Aplikasi :Taburkan dan benamkan tepung daun sengkih ke dalam tanah di
sekitar perakaran tanaman sebanyak 50-100 gr per tanaman.

Mengatasi busuk batang dan layu pada tomat

Pembuatan
1. Cari daun bambu yang masih muda, ambil bersama pucuknya yang belum mekar
2. Cabut daun dan pucuk sebanyak dibutuhkan
3. Siapkan pula kunir dan bengle serta ember yang terbebas dari minyak dan garam
4. Lumatkan daun bamboo
5. Kupas kunir dan bengle kemudian hancurkan
6. Rendamlah setiap 2 kg daun bambu dalam 10 liter air selama 6 jam atau lebih
7. Rendamlah ½ kg kunir dan ½ kg bengle masing-masing dalam 2 liter air

Penggunaan Campurkan 4 liter larutan kunir-bengle dan 10 lt larutan daun bambu.


Tambahkan 10-20 lt air. Siramkan langsung pada tanaman dan media tanahnya. Daun
bambu rendamannya bagus digunakan sebagai kompos.

Pengendalian dengan Jamur Antagonis Jamur antagonis dikembangkan sebagai


sebuah teknik untuk menggusur jamur penyebab penyakit pada tanaman. Jamur ini
punya kemampuan berkembang biak dan daya adaptasi yang lebih baik dibandingkan
jamur pentebab penyakit. Ada beberapa jenis jamur antagonis yang sudah ditemukan,

80
namun yang terbukti paling efektif dan mudah dikembangkan selama ini oleh petani
adalah jenis Trichoderma sp, yaitu penggusur jamur penyebab busuk akar pada aneka
tanaman.

Jamur Trichoderma

Pembiakan

cara 1.

Bahan :
1. Bekatul (dedak padi halus)
2. Biakan/inokulan jamur Trichoderma sp

Alat :
1. Alat pengukus
2. Plastik
3. Tampah

Cara membuat :
1. Katul diperciki air sampai macak-macak/tidak basah betul/pero.
2. Kukus sampai matang.
3. Dinginkan dan di ler/diratakan pada tampah yang bersih setinggi 10 cm.
4. Inokulasikan biakan jamur kemudian tutup rapat dengan plastik.
5. Simpanlah ditempat terlindung sinar matahari pada suhu kamar

Pembiakan cara 2.

Alat-Bahan yang dibutuhkan :-


Sekam atau bekatul
- Gula
- Soblok/kukusan
- Pemanas/kompor
- Kantong Plastik bening

Cara pembuatan :
- Sekam / bekatul dikukus sampai mendidih
- Kemudian angkat dan kering anginkan
- Setelah dingin masukkan ke dalam plastik dan berikan jamur Tricoderma
bersama larutan gula 0,1 % dan simpan dalam suhu kamar.
- Tunggu selama 3 hari , kemudian lihat setelah 3 hari.

Bilamana muncul benang-benang warna putih berarti pembuatan jadi Jamur


Tricoderma yang sudah tua/jadi akan berwarna hijau kehitaman

Fungisida dan Bakterisida Organik Sederhana

81
1. Siapkan daun rondo noleh, daun mindi, daun suren, daun tikusan, daun
klereside, daun dan batang blekokan, kliko semboja, kliko pule, buah bawangan,
daun kinang masing-masing sebanyak 1 kg kemudian ditumbuk halus dan
dicampur air 5 liter
2. Siapkan jahe, laos, kunir masing-masing 1 kg kemudian ditumbuk halus dan
dicampur air 2 liter
3. Campurkan larutan nomor 1 dan nomor 2 tersebut kemudian diperas dan
disaring
4. Gunakan dengan dosis 2 sendok makan larutan dalam1 liter air kemudian
disemprotkan pada bagian tanaman terserang.

Catatan : cocok untuk mengatasi aneka mikroorganisme pengganggu tanaman (jamur-


bakteri)

Teh Kompos lawan Penyakit tanaman

Teh kompos atau air ekstrak kompos ternyata dapat dipakai untuk melindungi tanaman
dari penyakit/ patogen daun. Juga sebagai inokulan guna memperbaiki dan
meningkatkan mikroflora tanah. Penelitian di mancanegara menunjukkan, ekstrak
kompos efektif mengendalikan penyakit tanaman. Antara lain Phytophora infestants di
kentang dan tomat, Botrytis cinerea di stroberi, Fusarium oxysporum, plasmopara
viticola (embun tepung) di anggur, dan Sphaerotheca fuliginea (embun tepung) di
mentimun.

Komponen aktif dalam ekstrak kompos yang telah dikenali termasuk bakteri (Bacillus),
kapang (Sporobolmyces, dan Cryptococcus), serta jamur. Juga bahan kimia bersifat
antagonis seperti phenol dan asam amino. Melalui sterilisasi, dan penyaringan nonaktif,
ditunjukkan kemanjuran ekstrak kompos karena peran organisme hidup yang ada
dalam larutan itu.

Pembuatannya sangat mudah. Kompos cukup direndam dalam air bersih.


Perbandingan kompos dengan air adalah 1 : 5 hingga 1 : 8 (volume/volume). Setelah
diaduk merata, air rendaman didiamkan hingga terjadi fermentasi. Suhu yang
diperlukan sekitar 15oC-20oC. lamanya waktu ekstrasi dianjurkan antara 2 minggu
hingga 21 hari. Namun, biasanya cukup selama 3 hingga 7 hari. Setelah waktu
ekstraksi tercapai, campuran air dan kompos tadi disaring. Tujuannya memisahkan
larutan dengan kompos padat. Larutan hasil saringan inilah yang digunakan menyirami
daun tanaman.

Cara Membasmi Hama Kutu Putih

Tanaman anda terserang hama kutu putih ? tidak usah bingung. Berikut ada cara
sederhana tetapi cukup manjur untuk membasminya. Cukup dengan ramuan sederhana
campuran air, sabun colek, minyak tanah, dan pestisida.

82
Caranya ?

Pekarangan adalah areal tanah yang biasanya berdekatan dengan sebuah bangunan.
Jika bangunan tersebut rumah, maka disebut pekarangan rumah. Pekarangan dapat
berada di depan, belakang atau samping sebuah bangunan, tergantung seberapa luas
sisa tanah yang tersedia setelah dipakai untuk bangunan utamanya.

Budidaya sayuran di pekarangan bukan merupakan hal baru. Praktek pemanfaatan


demikian sudah lama dilakukan terutama di pedesaan. Namun demikian, seiring
berjalannya waktu kebiasaan tersebut semakin ditiggalkan, dan banyak pekarangan di
pedesaan justru tidak dimanfaatkan, dibiarkan terlantar dan gersang.

Bertolak belakang dengan kecendrungan di atas, jumlah penduduk akhir-akhir ini terus
mengalami peningkatan sehingga kebutuhan bahan panganpun semakin bertambah.
Pemenuhan kebutuhan pangan tersebut banyak menemui permasalahan, diantaranya
adalah fenomena perubahan iklim global yang berpengaruh pada tingkat produksi dan
distribusi bahan pangan, penyempitan lahan pertanian akibat penggunaan di bidang
non pertanian, dan tingginya tingkat degradasi lahan sehingga menyebabkan
berkurangnya hasil panen.

Oleh sebab itu, strategi baru dalam pemenuhan bahan pangan, diantaranya melalui
pemanfaatan lahan pekarangan, perlu dikembangankan. Data statistik menunjukkan
luas lahan pekarangan di Indonesia saat ini mencapai 10.3 juta hektar. Apabila
dimanfaatkan secara optimal maka permasalahan pemenuhan kebutuhan pangan,
sebagaimana disebutkan di atas, kemungkinan besar dapat dikurangi.

Pengendalian Hama. Pengendalian hama dapat dilakukan secara fisik dengan cara
membunuh atau membuang hama yang terdapat pada tanaman dan media tanam atau
dapat juga secara kimiawi dengan insektisida nabati. Insektisida nabati telah banyak
dijual di kios-kios pertanian. Apabila memungkinkan, pestisida nabati dapat dibuat
sendiri dengan menggunakan sumberdaya yang terdapat di dapur dan pekarangan.

Contoh teknis pembuatan pestisida nabati adalah sebagai berikut :


o Ekstrak Daun Nimba, Tembakau, Brotowali
o Bahan-bahan : Daun mindi atau nimbi 100 g, tembakau 2 g, brotowali 2 g, dan
buah mengkudu 1 buah kg.

Cara buat :
o Semua bahan dihaluskan dengan cara ditumbuk, diblender atau dicacah secara
terpisah,
o Tempatkan semua bahan dalam satu wadah, lalu tambahkan air sebanyak 1
liter,
o Tutup rapat wadah, lalu fermentasikan atau diamkan selama satu minggu,
o Saring bahan pestisida menggunakan kain halus, lalu siap digunakan,
o Sebelum digunakan, enceran pestisida nabati tersebut menggunakan air dengan
perbandingan 1:10 liter

83
Ekstrak Daun Sirsak

Bahan-bahan :
Daun sirsak 10 lembar, serai 1 batang, bawang putih 1 siung, sabun colek 2 g.

Cara membuat :
o Daun sirsak, serai, dan daun bawang putih dihaluskan,
o Tambahkan 1 liter air, lalu simpan selama 2 hari,
o Saring larutan,
o Untuk aplikasi, 1 liter larutan dicampur dengan 10-15 liter air,
o Larutan siap diaplikasikan

Ekstrak Sirih dan Tembakau

Bahan-bahan :
Daun sirih 10 lembar, daun tembakau 5 lembar atau satu batang tembakau rokok,
sabun colek seujung jari, air 1 lt.

Cara membuat :
o Daun sirih dan daun tembakau ditumbuk halus,
o Bahan dicampur denga air dan diaduk hingga rata,
o Bahan didiamkan selama satu malam,
o Saring larutan, kemudian encerkan (ditambah dengan 50-60 air),
o Larutan siap digunakan.

Pengendalian Penyakit.

Pengendalian penyakit dapat dilakukan dengan memberikan agensia hayati. Agensia


hayati secara terbatas telah mulai tersedia di kios-kios pertanian. Apabila tidak tersedia
agensia hayati, pengendalian penyakit dapat dilakukan dengan cara memusnakan
tanaman terserang sehingga tidak menulari tanaman lainnya. Untuk penyakit virus yang
penyebarannya diperantarai serangga, diantaranya kutu pucuk atau kutu daun, maka
pengendalian dapat dilakukan dengan cara menghalangi serangga vektor melalui
aplikasi pestisida nabati.

Bahan-bahan Pestisida Organik

Aman dan Ramah Lingkungan

Pestisida Organik ini dikenal juga dengan pestisida nabati atau pestisida organik.
Merupakan bahan aktif tunggal atau majemuk yang berasal dari tumbuhan yang bisa
digunakan untuk mengendalikan organisme pengganggu tumbuhan. Pestisida nabati ini
bisa berfungsi sebagai penolak, penarik, antifertilitas (pemandul), pembunuh, dan
bentuk lainnya.

84
Secara umum, pestisida nabati diartikan sebagai suatu pestisida yang bahan dasarnya
dari tumbuhan yang relatif mudah dibuat dengan kemampuan dan pengetahuan
terbatas. Karena terbuat dari bahan alami atau nabati, maka jenis pestisida ini bersifat
mudah terurai (bio-degradable) di alam, sehingga tak mencemari lingkungan dan relatif
aman bagi manusia dan ternak peliharaan, karena residu (sisa-sisa zat) mudah hilang.

Indonesia ada banyak jenis tumbuhan penghasil pestisida nabati. Bahan dasar
pestisida alami ini bisa ditemui di beberapa jenis tanaman, dimana zat yang terkandung
di masing-masing tanaman memiliki fungsi berbeda ketika berperan sebagai pestisida.
Dalam fisiologi tanaman, ada beberapa jenis tanaman yang berpotensi jadi bahan
pestisida. Apa saja tanaman itu?

1. Kelompok tumbuhan insektisida nabati. Merupakan kelompok tumbuhan yang


menghasilkan pestisida pengendali hama insekta. Bengkoang, serai, sirsak, dan
srikaya diyakini bisa menanggulangi serangan serangga.

2. 2Kelompok tumbuhan antraktan atau pemikat. Di dalam tumbuhan ini ada


suatu bahan kimia yang menyerupai sex pheromon pada serangga betina dan
bertugas menarik serangga jantan, khususnya hama lalat buah dari jenis
Bactrocera dorsalis. Tumbuhan yang bisa diambil manfaatnya, daun wangi
(kemangi), dan selasih.

3. Kelompok tumbuhan rodentisida nabati, kelompok tumbuhan yang


menghasilkan pestisida pengendali hama rodentia. Tumbuh-tumbuhan ini terbagi
jadi dua jenis, yaitu sebagai penekan kelahiran dan penekan populasi, yaitu
meracuninya. Tumbuhan yang termasuk kelompok penekan kelahiran umumnya
mengandung steroid. Sedangkan yang tergolong penekan populasi biasanya
mengandung alkaloid. Jenis tumbuhan yang sering digunakan sebagai
rodentisida nabati adalah gadung racun.

85
4. Kelompok tumbuhan moluskisida adalah kelompok tumbuhan yang
menghasilkan pestisida pengendali hama moluska. Beberapa tanaman
menimbulkan pengaruh moluskisida. Diantaranya daun sembung dan akar tuba.

Membuat Pestisida Organik, Pestisida Hayati


Ramuan Insektisida Organik Serba Guna
Bahan:
1. Air cucian beras (leri) sebanyak 1 liter.
2. Alkohol 10 sendok makan atau dapat diganti dengan 2 butir ragi.
3. Cuka 10 sendok makan.
4. Gula pasir 1kg
5. Perasan umbi gadung 10 sendok makan.
6. Bakteri 10 sendok makan.
7. Daun klekeh, daun sirih, daun kecubung, daun mahoni, daun sirsak masing-
masing satu genggam dan ditumbuk halus.

Pembuatan

1. Seluruh bahan dicampur dan diaduk menjadi satu dan didiamkan selama
3 hari
2. Bahan siap digunakan dengan cara mencampurkan air sebanyak 10-15
liter untuk 1 gelas
3. Sebelum digunakan tambahkan larutan air tumbukan bawang putih atau
cabai.

Ramuan Mengatasi Ulat


Bahan

1. Daun gamal 1 kg
2. Air 5 liter
3. Tembakau 2 ½ gram

Cara Pembuatan

1. Daun gamal ditumbuk sampai halus dan dimasak dengan 5 liter air, lalu

86
dinginkan.
2. Tambahkan tembakau sambil diaduk-aduk.
3. Didiamkan selama satu malam.
4. Air sarinya siap digunakan dengan perbandingan ¼ liter untuk 10 liter air.

Ramuan Pengendali Kupu-kupu dan Ngengat


Bahan
1. Bawang putih atau bawang merah 1 kg
2. Air secukupnya
3. Cara Pembuatan
Tumbuk/haluskan bawang putih, tambahkan air. Lalu saring dan
semporkan/oleskan pada daun dan batang

Ramuan Pengendali Ulat, Wereng dan Jamur


Bahan

1. Lengkuas/laos 1 kg
2. Jahe 1 kg
3. Kunyit/kunir 1 kg
4. Umbi gadung 1 kg
5. Akar jenu/tuba 1 kg

Cara pembuatan

1. Seluruh bahan ditumbuk atau diparut


2. Peras airnya dan dicampur satu sama lainnya
3. Bahan disimpan dalam botol selama 1 minggu dan siap digunakan
4. Satu sendok bahan dapat dicampur dengan 1 liter air

Ramuan Pemberantas Keriting Pada Cabai


Bahan

1. Abu dapur 2 kg
2. Tembakau ¼ kg
3. Bubuk belerang 3 ons

Cara Pembuatan

1. Semua bahan dilarutkan kedalam air selama 3 – 5 hari


2. Bahan siap digunakan dengan mencampurkan air 10 liter untuk 1 gelas

Fungsida organik untuk Memberantas jamur

87
Bahan

1. Lengkuas/laos 1 kg
2. Kunyit/kunir 1kg
3. Jahe 1 kg

Cara Pembuatan

1. Ketiga bahan ditumbuk atau diparut


2. Ambil sarinya dengan cara diperas
3. Bahan siap digunakan untuk 2 sendok makan dicampur dengan air 10 – 15 liter

Pembuatan Pestisida Alami

Penggunaan pestisida kimia memang berbahaya bagi Manusia. Kita sering merasa
waswas bila anak kita akan bisa menjangkaunya. Nah, semoga artikel tentang
pembuatan pestisida alami ini dapat membantu memecahkan Persoalan Anda (petani)
dalam melindungi kebun (lahan pertanian) sekaligus keluarga.

Mimba (Azadiracta indica)

Cara pembuatannya dapat dilakukan dengan mengambil 2 genggam bijinya, kemudian


ditumbuk. Campur dengan 1 liter air, kemudian diaduk sampai rata. Biarkan selama
12 jam, kemudian disaring. Bahan saringan tersebut merupakan bahan aktif yang
penggunaannya harus ditambah dengan air sebagai pengencer. Cara lainnya adalah
dengan menggunakan daunnya sebanyak 1 kg yang direbus dengan 5 liter air.
Rebusan ini diamkan selama 12 jam, kemudian saring. Air saringannya merupakan
bahan pestisida alami yang dapat digunakan sebagai pengendali berbagai hama
tanaman.

Tembakau (Nicotium tabacum)


Tembakau diambil batang atau daunnya untuk digunakan sebagai bahan pestisida
alami. Caranya rendam batang atau daun tembakau selama 3 - 4 hari, atau bisa juga
dengan direbus selama 15 menit. Kemudian biarkan dingin lalu saring.Air hasil
saringan ini bisa digunakan untuk mengusir berbagai jenis hama tanaman.

Tuba, Jenu (Derriseleptica)


Bahan yang digunakan bisa dari akar dan kulit kayu. Caranya dengan menumbuk
bahan tersebut sampai betul-betul hancur. Kemudian campur dengan air untuk dibuat
ekstrak. Campur setiap 6 (enam) sendok makan ekstrak tersebut dengan 3 liter air.
Campuran ini bisa digunakan untuk mengendalikan berbagai jenis hama tanaman.

Temu-temuan/Rimpang (Temu Hitam, Kencur, Kunyit)

Bahan diambil dari rimpangnya, yang kemudian ditumbuk halus dengan dicampur
urine (air kencing) sapi. Campuran ini diencerkan dengan air dengan perbandingan 1 :

88
2 - 6 liter. Gunakan untuk mengendalikan berbagai jenis serangga penyerang
tanaman.

Membuat Pestisida Organik


Dengan semakin mahalnya bisaya pestisida, maka kita petani kita mulai melirik
pestisida organic. Disamping harganya murah, bahan-bahannya banyak tersedia di
sekitar kita. Namun sayangnya kita enggan untuk membuatnya, karena umumnya kita
tidak tahu bagaimana cara membuatnya.
Pestisida adalah zat pengendali hama (seperti: ulat, wereng dan
kepik). Pestisida Organik: adalah pengendali hama yang dibuat
dengan memanfaatkan zat racun dari gadung dan tembakau.
Karena bahan-bahan ini mudah didapat oleh petani, maka
pestisida organik dapat dibuat sendiri oleh petani sehingga
menekan biaya produksi dan akrab dengan lingkungan.
Penggunaan pestisida organik juga harus dilakukan dengan
hati-hati dan dengan kesabaran serta ketelitian. Banyaknya
pestisida organik yang disemprotkan ke tanaman harus
disesuaikan dengan hama. Waktu penyemprotan juga harus diperhatikan petani sesuai
dengan siklus perkembangan hama. Pestisida organik dapat menjamin keamanan
ekosistem. Dengan pestisida organik hama hanya terusir dari tanaman petani tanpa
membunuh. Selain itu penggunaan pestisida organik dapat mencegah lahan pertanian
menjadi keras dan menghindari ketergantungan pada pestisida kimia.

Untuk pencegahan adanya hama, penyemprotan dapat dilakukan secara periodik pada
tanaman sayuran. Sebaiknya dalam waktu satu minggu sekali atau disesuaikan
dengan ada tidaknya hama karena hama selalu berpindah.

Bahan baku Pestisida organik dapat diperoleh dari biji mahoni, kunyit, jahe, serai dan
cabe. Pembuatannya dengan dihaluskan, diberi air, diperas dan disaring . Untuk cabe
saat penyemprotan harus hati-hati jangan sampai berbalik arah mengenai manusia.

Pestisida dari mahoni untuk mengatasi hama tanaman terong dan pare. Kunyit, jahe,
serai untuk mengatasi jamur tanaman dan buah. Cabe untuk mengatasi semua jenis
hama kecuali hama di dalam tanah.

Selain dengan pestisida organik buatan, pengusiran hama lalat buah juga dapat
dilakukan dengan pengalihan perhatian hama pada warna-warna yang disukainya.
Caranya dengan memasang warna tertentu yang bisa menarik lalat buah di sekitar
tanaman. Pertanian secara tumpang sari juga bisa menjadi alternatif mengurangi hama
tanaman tertentu.

Berikut beberapa cara untuk membuat pestisida organik yang dapat dibuat sendiri:

Membuat Pestisida Organik untuk Hama dan penyakit tanaman

89
Penggunaan pestisida buatan yang memakai bahan kimia memang
berbahaya bagi manusia. Kita sering merasa waswas bila anak kita
akan bisa menjangkaunya. Nah, semoga artikel tentang pembuatan
pestisida alami ini dapat membantu memecahkan persoalan Anda
(petani) dalam melindungi kebun (lahan pertanian) sekaligus keluarga.

Mimba (Azadiracta indica)

Cara pembuatannya dapat dilakukan dengan mengambil

2 genggam bijinya, kemudian ditumbuk. Campur dengan 1 liter air, kemudian diaduk
sampai rata. Biarkan selama 12 jam, kemudian disaring. Bahan saringan tersebut
merupakan bahan aktif yang penggunaannya harus ditambah dengan air sebagai
pengencer.

Cara lainnya adalah dengan menggunakan daunnya sebanyak 1 kg yang direbus


dengan 5 liter air. Rebusan ini diamkan selama 12 jam, kemudian saring. Air
saringannya merupakan bahan pestisida alami yang dapat digunakan sebagai
pengendali berbagai hama tanaman.

Tembakau (Nicotium tabacum)

Tembakau diambil batang atau daunnya untuk digunakan sebagai bahan pestisida
alami. Caranya rendam batang atau daun tembakau selama 3 - 4 hari, atau bisa juga
dengan direbus selama 15 menit. Kemudian biarkan dingin lalu saring. Air hasil
saringan ini bias digunakan untuk mengusir berbagai jenis hama tanaman.

Tuba, Jenu (Derriseleptica)

Bahan yang digunakan bisa dari akar dan kulit kayu. Caranya dengan menumbuk
bahan tersebut sampai betul-betul hancur. Kemudian campur dengan air untuk dibuat
ekstrak. Campur setiap 6 (enam) sendok makan ekstrak tersebut dengan 3 liter air.
Campuran ini bisa digunakan untuk mengendalikan berbagai jenis hama tanaman.

Temu-temuan (Temu Hitam, Kencur, Kunyit)

Bahan diambil dari rimpangnya, yang kemudian ditumbuk halus dengan dicampur urine
(air kencing) sapi. Campuran ini diencerkan dengan air dengan perbandingan 1 : 2 - 6
liter. Gunakan untuk mengendalikan berbagai jenis serangga penyerang tanaman.

Kucai (Allium schonaoresum)

Kalau menggunakan kucai, cara meramunya adalah dengan menyeduhnya, yang


kemudian didinginkan. Kemudian saring. Air saringannya ini mampu untuk
memberantas hama yang biasanya menyerang tanaman mentimun.

90
Bunga Camomil (Chamaemelum spp)

Bunga yang sudah kering diseduh, kemudian dinginkan dan saring. Gunakan air
saringan tersebut untuk mencegah damping off atau penyakit rebah.

Bawang Putih (Allium sativum)

Bawang putih, begitu juga dengan bawang bombai dan cabai, digiling, tambahkan air
sedikit, dan kemudian diamkan sekitar 1 jam. Lalu berikan 1 sendok makan deterjen,
aduk sampai rata, dan kemudian ditutup. Simpan di tempat yang dingin selama 7 - 10
hari. Bila ingin menggunakannya, campur ekstrak tersebut dengan air. Campuran ini
berguna untuk membasmi berbagai hama tanaman, khususnya hortikultura.

Abu Kayu

Abu sisa bakaran kayu ditaburkan di sekeliling perakaran tanaman bawang bombay, kol
atau lobak dengan tujuan untuk mengendalikan root maggot. Abu kayu ini bisa juga
untuk mengendalikan serangan siput dan ulat grayak. Caranya, taburkan di sekeliling
parit tanaman.

Mint (Menta spp)

Daun mint dicampur dengan cabai, bawang daun dan tembakau. Kemudian giling
sampai halus untuk diambil ekstraknya. Ekstrak ini dicampur dengan air secukupnya.
Dari ekstrak tersebut bisa digunakan untuk memberantas berbagai hama yang
menyerang tanaman.

Kembang Kenikir (Tagetes spp)

Ambil daunnya 2 genggam, kemudian campur dengan 3 siung bawang putih, 2 cabai
kecil dan 3 bawang bombay. Dari ketiga bahan tersebut dimasak dengan air lalu
didinginkan. Kemudian tambahkan 4 - 5 bagian air, aduk kemudian saring. Air
saringan tersebut dapat digunakan untuk membasmi berbagai hama tanaman.

Cabai Merah (Capsium annum)

Cara pembuatannya dengan mengeringkan cabai yang basah dulu. Kemudian giling
sampai menjadi tepung. Tepung cabai tersebut kalau dicampur dengan air dapat
digunakan untuk membasmi hama tanaman.

Sedudu

Sedudu (sejenis tanaman patah tulang) diambil getahnya. Getah ini bisa dimanfaatkan
untuk mengendalikan berbagai hama tanaman.

91
Kemanggi (Ocimum sanetu)

Cara pembuatannya: kumpulkan daun kemangi segar, kemudian keringkan. Setelah


kering, baru direbus sampai mendidih, lalu didinginkan dan disaring. Hasil saringan ini
bisa digunakan sebagai pestisida alami.

Dringgo (Acarus calamus)

Akar dringgo dihancurkan sampai halus (menjadi tepung), kemudian dicampur dengan
air secukupnya. Campuran antara tepung dan air tersebut dapat digunakan sebagai
bahan pembasmi serangga.

Tembelekan (Lantara camara/bunga tai ayam)

Daun dan cabang tembelekan dikeringkan lalu dibakar. Abunya dicampur air dan
dipercikkan ke tanaman yang terserang hama, baik yang berupa kumbang maupun
pengerek daun.

Rumput Mala (Artimista vulgaris)

Caranya bakar tangkai yang kering dari rumput tersebut. Kemudian manfaatkan asap
ini untuk mengendalikan hama yang menyerang suatu tanaman.

Tomat (Lycopersicum eskulentum)

Gunakan batang dan daun tomat, dan dididihkan. Kemudian biarkan dingin lalu saring.
Air dari saringan ini bisa digunakan untuk mengendalikan berbagai hama tanaman.

Gamal (Gliricidia sepium)

Daun dan batang gamal ditumbuk, beri sedikit air lalu ambil ekstraknya. Ekstrak daun
segar ini dan batang gamal ini dapat digunakan untuk mengendalikan berbagai jenis
hama tanaman, khususnya jenis serangga.

Bunga Mentega (Nerium indicum)

Gunakan daun dan kulit kayu mentega dan rendamlah dalam air biasa selama kurang
lebih 1 jam, kemudian disaring. Dari hasil saringan tadi dapat digunakan untuk
mengusir semut.

Pestisida alami adalah suatu pestisida yang bahan dasarnya berasal dari alam,
misalnya tumbuhan. Jenis pestisida ini mudah terurai (biodegradable) di alam, sehingga

92
tidak mencemarkan lingkungan dan relatif aman bagi manusia dan ternak, karena
residunya akan terurai dan mudah hilang.

Pestisida nabati dapat membunuh atau mengganggu serangan hama dan penyakit
melalui cara kerja yang unik, yaitu dapat melalui perpaduan berbagai cara atau secara
tunggal. Cara kerja pestisida nabati sangat spesifik, yaitu :

o merusak perkembangan telur, larva dan pupa.


o menghambat pergantian kulit.
o mengganggu komunikasi serangga.
o menyebabkan serangga menolak makan.
o menghambat reproduksi serangga betina.
o mengurangi nafsu makan.
o memblokir kemampuan makan serangga.
o mengusir serangga.
o menghambat perkembangan patogen penyakit

Pestisida nabati mempunyai beberapa keunggulan dan kelemahan. Keunggulan


pestisida nabati adalah :
o murah dan mudah dibuat sendiri oleh petani.
o relatif aman terhadap lingkungan.
o tidak menyebabkan keracunan pada tanaman.
o sulit menimbulkan kekebalan terhadap hama.
o kompatibel digabung dengan cara pengendalian yang lain.
o menghasilkan produk pertanian yang sehat karena bebas residu pestisida
kimia.

Sementara, kelemahannya adalah :


o daya kerjanya relatif lambat.
o tidak membunuh jasad sasaran secara langsung.
o tidak tahan terhadap sinar matahari.
o kurang praktis.
o tidak tahan disimpan.
o kadang-kadang harus diaplikasikan / disemprotkan berulang-ulang.

Pestisida nabati dapat diaplikasikan dengan menggunakan alat semprot (sprayer)


gendong seperti pestisida kimia pada umumnya. Namun, apabila tidak dijumpai alat
semprot, aplikasi pestisida nabati dapat dilakukan dengan bantuan kuas penyapu
(pengecat) dinding atau merang yang diikat. Caranya, alat tersebut dicelupkan kedalam
ember yang berisi larutan pestisida nabati, kemudian dikibaskibaskan pada tanaman.

Supaya penyemprotan pestisida nabati memberikan hasil yang baik, butiran semprot
harus diarahkan ke bagian tanaman dimana jasad sasaran berada. Apabila sudah
tersedia ambang kendali hama, penyemprotan pestisida nabati sebaiknya berdasarkan
ambang kendali. Untuk menentukan ambang kendali, perlu dilakukan pengamatan
hama seteliti mungkin. Pengamatan yang tidak teliti dapat mengakibatkan hama sudah

93
terlanjur besar pada pengamatan berikutnya dan akhirnya sulit dilakukan pengendalian.
Contoh tanaman yang dapat digunakan sebagai pestisida:

Tembakau (Nicotium tabacum)


Tembakau diambil batang atau daunnya untuk digunakan sebagai bahan pestisida
alami. Caranya rendam batang atau daun tembakau selama 3 - 4 hari, atau bisa juga
dengan direbus selama 15 menit. Kemudian biarkan dingin lalu saring. Air hasil
saringan ini bisa digunakan untuk mengusir berbagai jenis hama tanaman.

Tuba, Jenu (Derriseleptica)

Bahan yang digunakan bisa dari akar dan kulit kayu. Caranya dengan menumbuk
bahan tersebut sampai betul-betul hancur. Kemudian campur dengan air untuk dibuat
ekstrak. Campur setiap 6 (enam) sendok makan ekstrak tersebut dengan 3 liter air.
Campuran ini bisa digunakan untuk mengendalikan berbagai jenis hama tanaman
.

Temu-temuan (Temu Hitam, Kencur, Kunyit)

Bahan diambil dari rimpangnya, yang kemudian ditumbuk halus dengan dicampur urine
(air kencing) sapi. Campuran ini diencerkan dengan air dengan perbandingan 1 : 2 - 6
liter. Gunakan untuk mengendalikan berbagai jenis serangga penyerang tanaman.

94
Kucai (Allium schonaoresum)

Kalau menggunakan kucai, cara meramunya adalah dengan menyeduhnya, yang


kemudian didinginkan. Kemudian saring. Air saringannya ini mampu untuk
memberantas hama yang biasanya menyerang tanaman mentimun.

Bunga Camomil (Chamaemelum spp)

Bunga yang sudah kering diseduh, kemudian dinginkan dan saring. Gunakan air
saringan tersebut untuk mencegah damping off atau penyakit rebah.

Bawang Putih (Allium sativum)

Bawang putih secara alami akan menolak banyak serangga. Tanamlah di sekitar pohon
buah dan lahan sayuran untuk membantu mengurangi masalah-masalah
serangga.Bawang putih, begitu juga dengan bawang bombai dan cabai, digiling,
tambahkan air sedikit, dan kemudian diamkan sekitar 1 jam. Lalu berikan 1 sendok
makan deterjen, aduk sampai rata, dan kemudian ditutup. Simpan di tempat yang dingin

95
selama 7 - 10 hari. Bila ingin menggunakannya, campur ekstrak tersebut dengan air.
Campuran ini berguna untuk membasmi berbagai hama tanaman, khususnya
hortikultura.

Mint (Menta spp)

Daun mint dicampur dengan cabai, bawang daun dan tembakau. Kemudian giling
sampai halus untuk diambil ekstraknya. Ekstrak ini dicampur dengan air secukupnya.
Dari ekstrak tersebut bisa digunakan untuk memberantas berbagai hama yang
menyerang tanaman.

Kembang Kenikir (Tagetes spp)

Ambil daunnya 2 genggam, kemudian campur dengan 3 siung bawang putih, 2 cabai
kecil dan 3 bawang bombay. Dari ketiga bahan tersebut dimasak dengan air lalu
didinginkan. Kemudian tambahkan 4 - 5 bagian air, aduk kemudian saring. Air saringan
tersebut dapat digunakan untuk membasmi berbagai hama tanaman.

Cabai Merah (Capsium annum)

Cara pembuatannya dengan mengeringkan cabai yang basah dulu. Kemudian giling
sampai menjadi tepung. Tepung cabai tersebut kalau dicampur dengan air dapat
digunakan untuk membasmi hama tanaman.

Sedudu

96
Sedudu (sejenis tanaman patah tulang) diambil getahnya. Getah ini bisa dimanfaatkan
untuk mengendalikan berbagai hama tanaman.

Kemangi (Ocimum sanetu)

Cara pembuatannya: kumpulkan daun kemangi segar, kemudian keringkan. Setelah


kering, baru direbus sampai mendidih, lalu didinginkan dan disaring. Hasil saringan ini
bisa digunakan sebagai pestisida alami.

Dringgo (Acarus calamus)

Akar dringgo dihancurkan sampai halus (menjadi tepung), kemudian dicampur dengan
air secukupnya. Campuran antara tepung dan air tersebut dapat digunakan sebagai
bahan pembasmi serangga.

Tembelekan (Lantara camara)


Daun dan cabang tembelekan dikeringkan lalu dibakar. Abunya dicampur air dan
dipercikkan ke tanaman yang terserang hama, baik yang berupa kumbang maupun
pengerek daun.

Rumput Mala (Artimista vulgaris).


Caranya bakar tangkai yang kering dari rumput tersebut. Kemudian manfaatkan asap
ini untuk mengendalikan hama yang menyerang suatu tanaman.

Tomat (Lycopersicum eskulentum)


Daun tomat bagus sebagai insektisida dan fungisida alami. Dapat digunakan untuk
membasmi kutu daun, ulat bulu, telur serangga, belalang, ngengat, lalat putih, jamur,
dan bakteri pembusuk. Gunakan batang dan daun tomat, dan dididihkan. Kemudian
biarkan dingin lalu saring. Air dari saringan ini bisa digunakan untuk mengendalikan
berbagai hama tanaman.

Gamal (Gliricidia sepium)


Daun dan batang gamal ditumbuk, beri sedikit air lalu ambil ekstraknya. Ekstrak daun
segar ini dan batang gamal ini dapat digunakan untuk mengendalikan berbagai jenis
hama tanaman, khususnya jenis serangga.

Bunga Mentega (Nerium indicum)


Gunakan daun dan kulit kayu mentega dan rendamlah dalam air biasa selama kurang
lebih 1 jam, kemudian disaring. Dari hasil saringan tadi dapat digunakan untuk
mengusir semut.

Daun Pepaya
• Ambil daun papaya sebanyak kurang lebih 1 (satu) kilogram, atau kira-kira
sekitar 1 (satu) kantong plastik kresek besar. Lalu dilumatkan (bisa
diblender) dan dicampurkan dalam 1 (satu) liter air, kemudian dibiarkan
selama kurang lebih 1 (satu) jam. Langkah berikutnya disaring, lalu ke

97
dalam cairan daun papaya hasil saringan ditambahkan lagi 4 (empat) liter
air dan 1 (satu) sendok besar sabun.
• Ampas lumatan daun papaya bisa dimasukkan ke dalam komposter untuk
tambahan bahan kompos. Cairan air papaya dan sabun sudah dapat
digunakan sebagai pestisida alami.
• Semprotkan cairan ini pada hama-hama yang mengganggu tanaman kita.
Semprotan pestisida air papaya dan sabun ini dapat membasmi aphid
(kutu daun), rayap, hama-hama ukuran kecil lainnya, termasuk ulat bulu.

Minyak Cengkeh
Cengkeh merupakan tanaman perkebunan yang banyak dibudidayakan di tingkat
petani. Tanaman ini banyak mengandung minyak atsiri yang mempunyai nilai jual tinggi.
Minyak atsiri diperoleh melalui proses ekstraksi maupun penyulingan bagian daun atau
bunga cengkeh. Minyak tersebut diketahui mengandung sampai dengan 80% eugenol
dan berdasarkan uji laboratorium dan rumah kaca diketahui sangat efektif membunuh
nematode puru akar, M. incognita.

Bahan baku pestisida organik


Bagian tumbuhan yang diambil untuk bahan pestisida organik biasanya mengandung zat aktif
dari kelompok metabolit sekunder seperti alkaloid, terpenoid, fenolik dan zat-zat kimia lainnya.
Bahan aktif ini bisa mempengaruhi hama dengan berbagai cara seperti penghalau (repellent),
penghambat makan (anti feedant), penghambat pertumbuhan (growth regulator), penarik
(attractant) dan sebagai racun mematikan. Sedangkan, pestisida organik yang terbuat dari
bagian hewan biasanya berasal dari urin. Beberapa mikroorganisme juga diketahui bisa
mengendalikan hama yang bisa dipakai untuk membuat pestisida. Berikut ini beberapa bahan
yang sering digunakan untuk membuat pestisida organik:

Hama/Penyakit yang
Jenis Tanaman Bagian yang digunakan dikendalikan

Kutu (beras, sereal,


Adas Biji palawija)

Alang-alang Rimpang Antraknosa pada buncis

Babandotan Seluruh tanaman Nematode pada kentang

Bawang-bawangan Umbi Busuk batang pada panili

Bengkoang Biji Ulat pada kubis

98
Lalat buahKutu aphids
Brotowali batang pada cabe

Hama tikus pada tanaman


Cabe buah hias

Cengkeh bunga Phytopthora pada lada

Daun wangi Daun Lalat buah, bactrocera dorsalis

Gadung Umbi Tikus/rodentisida

Ulat Plutella xylostella pada


Jahe Rimpang kubis

Jambu mete Kulit Ulat jambu mete

Jambu biji Daun Antraknosa

Namatoda pada nilam dan


jahe, Lalat penggerek
daun pada tanaman
Jarak Buah dan daun terung-terungan

Jengkol Buah Walangsangit pada cabe

Busuk hitam pada


Jeruk nipis Daun anggrek

Kacang babi Biji Ulat pucuk

Kayu manis Daun Pestisida organic

Busuk hitam pada


Kemangi Daun anggrek

Kencur Rimpang Phytoptora pada lada

99
Acubung Bunga Kutu, ulat tanah

Kenikir Bunga Walangsangit

Kunyit Rimpang Phytoptora pada lada

Hama gudang,
Lada Biji, daun Antraknosa pada cabe

AntraknosaSemut pada
Lengkuas Rimpang lada

Antraknosa pada buncis


dan cabe, Phytoptora pada
tembakau, Belatung,
Pengisap polong pada
kedelai, Hama pengetam
Mimba DaunBiji pada kelapa

Mindi Daun Ulat penggerek

Kutu daun pada krisanUlat


tanah, Walangsangit,
Mahoni Biji wereng coklat

Spodoptera litura pada kedelai


Pacar cina Daun dan kubis

Pahitan/kipahit Daun Serangga Tribolium castaneum

Patah tulang Daun Molusca

Pandan Daun Walangsangit

Piretrum Bunga Hama gudang

Saga Biji Hama gudang sitophilus sp

100
Selasih Daun Lalat buah ( dacus correctus)

Sembung Daun Keong emas

Sereh Batang, daun Herbisida organic

Antraknosa pada
cabeTMV pada tembakau,
Sirih DaunAbu Hama gudang

Thrips pada sedap malam,


Kutu daun pada kedelai,
kacang panjang, jagung,
Srikaya Biji kapas, tembakau

Sirsak Biji, daun Wereng coklat pada padi

Ulat grayak pada famili


terung-terungan (tomat,
cabe, paprika, terung),
Tembakau Daun, batang Walangsangit

Ulat grayak Spodoptera


liturapada kedelai,

Tembelekan Biji Penggerek polong

Keong mas, Hama


Tuba akar gudang

Macam pestisida organik dan cara membuatnya


Ada berbagai cara atau resep untuk membuat pestisida organik. Hingga saat ini tidak ada
standardisasi pembuatan pestisida organik. Resep-resep pestisida organik biasanya didapatkan
dari pengalaman para petani, kearifan lokal masyarakat, hasil percobaan para praktisi dan
berdasarkan penelitian ilmiah. Berikut ini beberapa cara membuat pestisida organik yang sering
digunakan para petani untuk mengendalikan hama dan penyakit.

a. Pengendali serangga penghisap (kepik dan kutu-kutuan)


Siapkan bahan-bahan berikut, daun surian 1 kg, daun tembakau 1kg, daun lagundi 1 kg, daun
titonia 1 kg, air kelapa sebanyak 2 liter, gambir 0,5 ons, garam dapur 1 ons dan air panas 500

101
ml. Kemudian siapkan penumbuk dari batu. Tumbuk daun tembakau, daun surian daun lagundi
dan daun titania, aduk hingga rata. Apabila sudah lembut, rendam dalam air kelapa dan aduk-
aduk. Kemudian ekstrak campuran tersebut dengan cara diperas dengan kain. Saring kembali
hasil perasan dan tambahkan garam lalu kocek larutan. Siapkan cairan gambir dengan cara
melarutkan setengah ons gambir dalam 500 ml air panas, lalu saring dengan kain halus. Langkah
terakhir campurkan larutan daun-daunan dan larutan gambir. Masukkan dalam botol atau
jerigen plastik. Ramuan pestisida organik siap untuk digunakan.

Cara menggunakan pestisida organik ini adalah dengan mengencerkan 500 ml larutan dalam 10
liter air bersih. Aduk hingga rata dan masukkan dalam tangki penyemprot. Lakukan
penyemprotan pada pucuk tanaman terlebih dahulu kemudian permukaan atas dan bawah
daun. Frekuensi penyemprotan dianjurkan dua kali seminggu hingga populasi larva atau kutu
berkurang dan tidak membahayakan lagi.

b. Pengendali ulat pemakan daun


Siapkan bahan-bahan yang diperlukan antara lain, air kelapa 2 liter, ragi tape 1 butir, bawang
putih 4 ons, deterjen 0,5 ons dan kapur tohor 4 ons. Langkah pertama adalah tumbuk bawang
putih hingga halus. Kemudian larutkan deterjen kedalam air kelapa dan aduk hingga merata.
Setelah itu, masukan hasil tumbukan bawang putih, ragi tape dan kapur tohor. Saring campuran
tersebut dengan kain halus. Langkah terakhir, fermentasikan cairan selama 20 hari dalam
wadah tertutup. Pestisida organik pengusir ulat daun siap digunakan.

Cara penggunaan, encerkan larutan pestisida organik sebanyak 500 ml dengan 10 liter air
bersih. Aduk hingga rata dan masukkan dalam tangki penyemprot. Frekuensi penggunaan
sebanyak 2 kali seminggu, lakukan terus sampai serangan ulat menurun sampai taraf aman.

c. Pengendali penyakit cendawan atau jamur


Siapkan bahan-bahan berikut, daun dakinggang gajah 5 ons, lengkuas 3 ons, jahe 3 ons, bawang
putih 3 ons dan ekstrak titonia 3 liter. Tumbuk daun galinggang gajah, kemudian parut jahe dan
lengkuas. Siapkan larutan daun titonia dengan cara menumbuk daun titonia hingga halus dan
campurkan dengan 3 liter air, kemudian saring dengan kain halus. Setelah itu, masukkan bahan-
bahan yang telah ditumbuk dan diparut ke dalam larutan titonia, aduk hingga merata. Saring
dan peras campuran tersebut. Pestisida organik pengendali cendawan atau jamur siap
digunakan.

Penggunaan, encerkan 500 ml pestisida organik ini dengan 10 liter air, aduk hingga rata dan
masukkan kedalam tangki semprotan. Penyemprotan dilakuan pada seluruh bagian tanaman
seperti pucuk, daun dan batang. Frekuensi penggunaan yang dianjurkan 2 kali dalam seminggu
hingga serangan melemah.

d. Pengendali penyakit yang disebabkan bakteri


Siapkan bahan-bahan berikut, daun sirih satu ikat, kunyit 2 ons, bawang putih 3 ons dan ekstrak
daun titonia 3 liter. Tumbuk bahan-bahan tersebut satu per satu atau secara bersamaan.
Rendam dalam ekstrak daun titonia selama beberapa menit, kemudian saring dengan kain

102
halus. Pestisida pengusir bakteri siap digunakan. Cara penggunaannya dengan mengencerkan
500 ml larutan dalam 10 liter air. Frekuensi penggunaan 2 kali dalam seminggu.

e. Pengendali serangga penghisap, kepik dan kutu-kutuan dari daun inggu


Siapkan daun inggu 1,5 kg, bunga tahi ayam 1,5 kg, gambir 0,5 ons, air kelapa 3 liter dan air
bersih panas 500 ml. Daun inggu dan bunga tahi ayam ditumbuk hingga halus dan rendam
dalam air kelapa. Peras dan saring campuran tersebut. Lalu siapkan larutan gambir dengan air
panas yang sudah disaring. Camprkan dual larutan tersebut, pestisida organik daun inggu siap
digunakan.

Cara penggunaan, 1 liter pestisida organik diencerkan dengan 10 liter air bersih. Aduk hingga
rata dan masukkan dalam tangki penyemprot. Semprot seluruh bagian tanaman, frekuensi
penyemprotan seminggu dua kali.

f. Pengendali antraknosa pada tanaman cabe


Siapkan daun galinggang gajah 2,5 ons; daun tembakau 2,5 ons; daun thitonia 2,5 ons; daun
lagundi 2,5 ons; garam 1 ons dan gambir 3 buah. Tumbuk halus daun galinggang,
tembakau,thitonia dan daun lagun. Kemudian masukan kedalam ember yang berisi 1 liter air
bersih, lalu tambahkan garam dan biarkan selama satu malam. Setelah itu saring larutan
tersebut dan peras airnya sampai kering. Cairkan tiga buah gambir dengan satu gelas air panas
dan campurkan kedalam larutan, aduk hingga merata. Pestisida organik untuk mengendalikan
antraknosa yang biasa menyerang tanaman cabe siap digunakan.

Cara menggunakannya, masukkan larutan di atas ke dalam tangki semprot 15 liter. Penuhkan
dengan air bersih dan aduk-aduk. Penggunaan pestisida organik ini sebiknya dilakukan sejak
tanaman cabe mulai berbuah, semprotkan seminggu sekali. Kemudian amati tanaman, apabila
ada buah cabe yang terserang antraknosa segera dipetik dan dibuang keluar lahan. Hendaknya
penyemprotan dilakukan pagi atau sore hari. Air semprotan harus berbentuk kabut biar merata
dan teknik penyemprotan dilakukan dari bawah ke atas. Pada musim hujan kita bisa
menambahkan garam sebanyak 2,5 ons lagi pada larutan.

Berdasarkan pengalaman, pestisida organik ini bisa mengendalikan serangan antraknosa


sampai 80 %. Ramuan tidak tahan lama dan masih bisa dipakai selagi aromanya masih khas.
Apabila aromanya sudah berubah maka kemampuannya pun sudah menurun. Sebaiknya dibuat
setiap kali kita akan memakai.

Komposter/Pembuat Kompos

103
Gambar 11.Alat pembuatan Pupuk Organik Cair

Komposter dapat juga dibuat dari bambu. Ambil 1 ruas bamboo, lubangi bagian bawah
secukupnya sehingga kompos cair dapat mengalir keluar. Tanam bamboo sedalam 10
cm selanjutnya komper siap untuk digunakan. Masukkan bahan-bahan organic atau
sampah organic setelah dicincang. Tambahhkan air cucian beras, ampas minum kopi
atau the manis ke dalam komposter tutup bagian atas dan biarkan bahan organic
membusuk dan cairan kompos mengalir keluar pada tanah bedeng di sekitarnya.
Komposter dari bambu ini lebih mudah untuk dipindahkan ke seluruh bagian bedeng
untuk teknik pemupukan sederhana.

Memaksimalkan Kotoran Hewan Sebagai Pupuk Organik


Sapi potong merupakan salah satu budidaya peterernakan yang secara nasional telah
ditetapkan sebagai komoditas unggulan. Hal ini disebabkan karena dalam pemenuhan
daging, sapi menjadi sumber yang paling dapat diandalkan, konsumennya luas, dan
hasil olahannya beragam. Sehingga segmen pasarnya paling banyak. Disamping
keuntungan tersebut diatas, keuntungan lain yang diperoleh adalah hasil sampingan
berupa kotoran yang dengan pemberian teknologi yang sederhana dapat menghasilkan
pupuk organik yang tinggi mutunya.

Dalam pertanian modern saat ini, penggunaan pupuk kimia mulai dikurangi bahkan
sebisa mungkin dihilangkan diganti pupuk organik. Karena pupuk kimia cenderung
merusak ekosistem dan menyebabkan rusaknya struktur tanah.

APA ITU PUPUK ORGANIK ?


Pupuk organik adalah pupuk dengan bahan dasar yang diambil dari alam dengan
jumlah dan jenis unsur hara yang terkandung secara alami. Secara garis besar pupuk
organik terdiri dari : pupuk kandang (kotoran ternak), kompos, pupuk hijau (tanaman
dan produknya) dan pupuk mikroba (pupuk jenis ini masih belum bisa digunakan petani
di Indonesia, merupakan inokulan strain mikroba tertentu yang bermanfaat untuk
tanaman dan memperbaiki sifat fisik tanah).

104
MANFAAT PUPUK ORGANIK
Beberapa manfaat pupuk organik :
1. Kesuburan tanah bertambah. Adanya penambahan unsur hara, humus, dan
bahan organik kedalam tanah menimbulkan efek residual, yaitu berpengaruh
dalam jangka panjang.
2. Sifat fisik dan kimia tanah diperbaiki. Pemberian pupuk organik menyebabkan
terjadinya perbaikan struktur tanah. Akibatnya sifat fisik dan kimia tanah ikut
diperbaiki.
3. Sifat biologi tanah dapat diperbaiki dan mekanisme jasad renik yang ada menjadi
hidup. Pendapat beberapa ahli menyebutkan bahwa pemberian pupuk organik
akan meningkatkan populasi musuh alami mikroba tanah sehingga menekan
aktivitas saprofitik dari pathogen tanaman.
4. äKeamanan penggunaannya dapat dijamin. Pupuk organik tidak akan merugikan
kesehatan ataupunmencemari lingkungan.

KEKURANGAN PUPUK ORGANIK


Disamping kelebihannya diatas, pupuk organic memiliki beberapa kekurangan :
1. Pupuk Organic, terutama pupuk kandang masih sering mengandung biji tanaman
/ rumput pengganggu.
2. Pupuk organic sering menjadi pembawa hama penyakit.
3. Kandungan unsur hara sulit diramalkan (diukur).
4. Kandungan unsur hara relative lebih rendah dibanding pupuk anorganik (pupuk
buatan pabrik).
5. Respon tanaman terhadap pupuk lebih lambat dibandingkan pupuk anorganik.

Untuk menutupi kelemahan pupuk organik diatas, dapat diminimalkan dengan cara :
a. Digunakan metode sterilisasi, baik secara sederhana maupun teknologi tinggi.
b. Dikombinasikan dengan pupuk anorganik untuk meningkatkan nilai unsur
haranya.
c. Dilakukan pengonsetratan agar mengurangi biaya angku dan gudang.

Pemanfaatan Kotoran Ternak Menjadi Pupuk Organik

BOKASHI PUPUK KANDANG

Bahan :
- Kotoran sapi / ayam yang sudah kering 300 Kg
- Dedak 10 Kg (dapat diganti dengan batang pisang, gulma, kotoran
sapi/kuda/kambing yang telah kering)
- Sekam/serbuk gergaji 200 Kg
- Gula 10 sendok makan
- EM 4 20 Sendok makan (dapat dibuat sendiri dari bahan-bahan local yang
tersedia: lihat pembuatan MOL)
- Air secukupnya.

Cara Pembuatannya :

105
 Larutkan EM 4 dan gula kedalam air.
 Kotoran ternak, sekam dan dedak dicampur secara merata.

BOKHASI SERBUK GERGAJI

Bahan:

 Serbuk Gergaji 100 Kg


 Abu 100 Kg
 Kapur Pertanian 20 Kg

Cara Membuat :

Campur semua bahan kecuali stardec.


- Buat hamparan adonan pertama kemudian taburi stardec, selanjutnya buat
lapisan kedua dan diatasnya ditaburi stardec, begitu seterusnya sampai bahan
habis.
- Proses pembuatan harus ditempat yang terlindung dari sinar matahari langsung
dan juga tidak terkena hujan.
- Setiap 7 hari dilakukan pembalikan / pengadukan.
- Pembalikan dilakukan 3 kali dan diperhatikan kadar airnya. Jika terlalu kering
diberi air lagi.
- Setelah 21 hari (3 kali pengadukan) kompos sudah jadi dengan warna coklat
kehitaman.

 Siramkan larutan Em4 kedalam adonan secara merata sampai kandungan air
adonan mencapai 30 %. Adonan digundukan diatas ubin yang kering dengan
ketinggian 15 - 30 cm, kemudian ditutup dengan karung goni, selama 3 - 4 hari.
 Pertahankan suhu gundukan 40 - 50 ºC. Jika suhu lebih 50 ºC, bukalah karung
penutup dan gundukan adonan dibalik - balik, kemudian ditutup lagi dengan karung
goni. Setelah 4 hari, bokashi telah selesai terfermentasi dan siap digunakan
sebagai pupuk organik.

TEKNIK PEMBUATAN PUPUK BOKASHI PADAT & CAIR

CARA MEMBUAT BOKASHI (untuk 1 ton)  skala besar

A. Bokashi Padat

Bahan:
- Hijauan daun 200 kg (hijauan daun, sisa sayuran, jerami, sekam, dll)
- Pupuk kandang 750 kg (kotoran kambing, ayam, sapi, dll)
- Dedak/bekatul 50 kg
- EM-4 1 liter
- Larutan gula pasir, 1 kg per 10 liter air
- Air secukupnya

106
Tahapan Pembuatan:
1. Potong sampah basah (3-5 cm), kecuali jika menggunakan sekam
2. Campurkan Sampah basah – pupuk kandang – dedak/bekatul, hingga rata
3. Larutkan EM-4 + Air gula ke dalam 200 liter air.
4. Siramkan larutan secara perlahan secara merata ke dalam campuran sampah
basah-kotoran-dedak. Lakukan hingga kandungan air di adonan mencapai 30 –
40 %. Tandanya, bila campuran dikepal, air tidak keluar dan bila kepalan dibuka,
adonan tidak buyar.
5. Hamparkan adonan di atas lantai kering dengan ketebalan 15 – 20 cm, lalu tutup
dengan karung goni atau terpal selama 5 – 7 hari.
6. Agar suhu adonan tidak terlalu panas akibat fermentasi yang terjadi, adonan
diaduk setiap hari hingga suhu dapat dipertahankan pada kisaran 45 – 50
derajad Celsius.
7. Setelah satu minggu, pupuk bokashi siap digunakan

Aplikasi:
Untuk tanaman tahunan semisal karet, coklat, dan lainnya, gunakan bokashi padat
sebagai pupuk dasar. Dua kilogram bokashi diaduk dengan tanah lalu dibenamkan
di lubang tanam.

B. Bokashi Cair (untuk 200 liter)

Bahan:

 Pupuk kandang 30 kg (kotoran kambing, ayam, sapi, dll)


 Hijauan daun (secukupnya)
 EM-4 1 liter
 Gula pasir 1 kgTerasi 1 kg
 Air bersih 200 liter

Dapat pula ditambah 2 kg pupuk NPK untuk memperkaya nutrisi

Tahapan Pembuatan:
1. Pupuk kandang dihaluskan
2. Gula pasir – Terasi – EM-4 – NPK dilarutkan dalam air
3. Campuran pupuk kandang dan larutan gula dimasukkan ke dalam drum
plastik kemudian ditambahkan air bersih hingga volumenya mencapai 200
liter.
4. Drum ditutup rapat. Setiap hari dibuka dan diaduk selama 15 menit..
5. Bokashi cair akan siap digunakan setelah 5 – 7 hari.

Aplikasi/Cara pemakaian:

107
1 liter bokashi dicampur dengan 9 liter air bersih. Selanjutnya, siramkan pada tanah
di sekitar tanaman atau disemprotkan pada daun sebanyak 0,25 – 1 liter tergantung
jenis tumbuhan.

Membuat pupuk Effective Microorganisme atau EM


Pupuk EM adalah pupuk organik yang dibuat melalui proses fermentasi menggunakan
bakteri (microorganisme). Sampah organik dengan proses EM dapat menjadi pupuk
organik yang bermanfaat meningkatkan kualitas tanah.

Berikut langkah-langkah pembuatan pupuk menggunakan EM :


Pembuatan bakteri penghancur (EM).

Bahan-bahan :
* Susu sapi atau susu kambing murni.
* Isi usus (ayam/kambing), yang dibutuhkan adalah bakteri di dalam usus.
* Seperempat kilogram terasi (terbuat dari kepala/kulit udang, kepala ikan) + 1 kg Gula
pasir (perasan tebu) + 1 kg bekatul + 1 buah nanas + 10 liter air bersih.

Alat-alat yang diperlukan :

Panci, kompor dan blender/parutan untuk menghaluskan nanas.

Cara pembuatan :
* Trasi, gula pasir, bekatul, nanas (yang dihaluskan dengan blender) dimasak agar
bakteri lain yang tidak diperlukan mati.
* Setelah mendidih, hasil adonannya didinginkan.
* Tambahkan susu, isi usus ayam atau kambing.
* Ditutup rapat. Setelah 12 jam timbul gelembung-gelembung.
* Bila sudah siap jadi akan menjadi kental/lengket.

Perlu diperhatikan susu jangan yang sudah basi karena kemampuan bakteri sudah
berkurang. Sedangkan kegunaan nanas adalah untuk menghilangkan bau hasil proses
bakteri.

Cara Pembiakan Bakteri

Untuk menghemat biaya, bibit bakteri EM4 yang dibeli di toko atau koperasi Saprotan
dapat dikembangbiakkan sendiri, sehingga kebutuhan pupuk organik untuk luas lahan
yang ada dapat dipenuhi. Adapun prosedur pembiakan bakteri EM4 adalah sebagai
berikut:

Bahan dan Komposisi:


 1 liter bakteri
3 kg bekatul (minimal)
 ¼ kg gula merah/gula pasir/tetes tebu (pilih salah satu)

108
 ¼ kg terasi
 5 liter air

Alat dan Sarana:


 Ember
 Pengaduk
 Panci pemasak air
 Botol penyimpan
 Saringan (dari kain atau kawat kasa)

Cara Pembiakan:
1.
Panaskan 5 liter air sampai mendidih.
2. Masukkan terasi, bekatul dan tetes tebu/gula (jika memakai gula merah harus
dihancurkan dulu), lalu aduk hingga rata.
Setelah campuran rata, dinginkan sampai betul-betul dingin! (karena kalau tidak
betul-betul dingin, adonan justru dapat membunuh bakteri yang akan dibiakkan).
3. Masukkan bakteri dan aduk sampai rata. Kemudian ditutup rapat selama 2 hari.
4. Pada hari ketiga dan selanjutnya tutup jangan terlalu rapat dan diaduk setiap hari
kurang lebih 10 menit.
5. Setelah 3-4 hari bakteri sudah dapat diambil dengan disaring, kemudian
disimpan dalam botol yang terbuka atau ditutup jangan terlalu rapat (agar bakteri
tetap mendapatkan oksigend ari udara).
6. Selanjutnya, botol-botol bakteri tersebut siap digunakan untuk membuat kompos,
pupuk cair maupun pupuk hijau dengan komposisi campuran seperti yang akan
diuraikan dibawah ini.

Catatan: Ampas hasil saringan dapat untuk membiakkan lagi dengan menyiapkan air
kurang lebih 1 liter dan menambahkan air matang dingin dan gula saja.

Cara Membuat Pupuk Cair Organik

Bahan dan Alat:


 1 liter bakteri
 5 kg hijau-hijauan/daun-daun segar (bukan sisa dan jangan menggunakan daun
dari pohon yang bergetah berbahaya seperti karet, pinus, damar, nimba, dan
yang sulit lapuk seperti jato, bambu, dan lain-lainnya)
 0,5 kg terasi dicairkan dengan air secukupnya
 1 kg gula pasir/merah/tetes tebu (pilih salah satu) dan dicairkan dengan air
 30 kg kotoran hewan
Air secukupnya
Ember/gentong/drum yang dapat ditutup rapat

Cara Pembuatan:

1. Kotoran hewan dan daun-daun hijau dimasukkan ke dalam ember.

109
2. Cairan gula dan terasi dimasukkan ke dalam ember.
3. Larutkan bakteri ke dalam air dan dimasukkan ke dalam drum, kemudian ditutup
rapat.
4. Setelah 8-10 hari, pembiakan bakteri sudah selesai dan drum sudah dapat
dibuka.
5. Saring dan masukkan ke dalam wadah yang bersih (botol) untuk
disimpan/digunakan.
Ampas sisa saringan masih mengandung bakteri, sisakan sekitar 1 sampai 2
liter, tambahkan air, terasi, dan gula dengan perbandingan yang sama. Setelah
8-10 hari kemudian bakteri sudah berkembang biak lagi dan siap digunakan.
Demikian seterusnya.

Kegunaan:
1. Mempercepat pengomposan dari 3-4 bulan menjadi 30-40 hari.
2. Dapat digunakan langsung sebagai pupuk semprot, apabila tanah sudah diberi
kompos (subur), tetapi apabila tanah kurang subur/tandus, penggunaan
langsung sebagai pupuk tidak dianjurkan.
3. Pupuk cair (larutan bakteri) ini tidak diperbolehkan untuk dicampur dengan
bakteri lain, terutama bahan kimia atau bahan untuk pestisida lainnya seperti
tembakau.

Cara Membuat Pupuk Hijau Organik

Pupuk Hijau: adalah pupuk organik yang terbuat dari sisa tanaman atau sampah yang
diproses dengan bantuan bakteri.

Bahan dan Komposisi:

 200 kg hijau daun atau sampah dapur.


 10 kg dedak halus.
 ¼ kg gula pasir/gula merah.
 ¼ liter bakteri.
 200 liter air atau secukupnya.

Cara Pembuatan:

1. Hijau daun atau sampah dapur dicacah dan dibasahi.


2. Campurkan dedak halus atau bekatul dengan hijau daun.
3. Cairkan gula pasir atau gula merah dengan air.
4. Masukkan bakteri ke dalam air. Campurkan dengan cairan gula pasir atau gula
merah. Aduk hingga rata.
5. Cairan bakteri dan gula disiramkan pada campuran hijau daun/sampah+bekatul.
Aduk sampai rata, kemudian digundukkan/ditumpuk hingga ketinggian 15-20 cm
dan ditutup rapat.
6. Dalam waktu 3-4 hari pupuk hijau sudah jadi dan siap digunakan.

110
Cara membuat pupuk bokashi

Bokashi dipopulerkan pertamakali di Jepang sebagai pupuk organik yang bisa dibuat
dengan cepat dan efektif. Terminologi bokashi diambil dari istilah bahasa Jepang yang
artinya perubahan secara bertahap. Sedangkan EM4 merupakan jenis mikroorganisme
dekomposer untuk membuat pupuk bokashi. EM4 dipopulerkan oleh Prof. Dr. Teruo
Higa dari Jepang.

Proses pembuatan pupuk bokashi relatif lebih cepat dari pengomposan konvensional.
Bokashi sudah siap dijadikan pupuk dalam tempo 1-14 hari sejak dibuat, tergantung
dari bahan baku dan metode yang digunakan. Membuat bokashi sangat mudah, bisa
dilakukan dalam skala rumah tangga maupun skala pertanian yang lebih besar. Berikut
ini kami jelaskan tahap-tahapnya.
Menyiapkan mikroorganisme dekomposer (EM4)
Hal pertama yang harus dilakukan untuk membuat pupuk bokashi adalah menyiapkan
mikroorganisme dekomposernya. Salah satu dekomposer bokashi yang paling populer
adalah EM4. Larutan EM4 terdiri dari mikroorganisme yang diisolasi secara khusus
untuk menguraikan sampah organik dengan cepat. Mikroorganisme yang terkandung
dalam EM4 terdiri dari bakteri fotosintesis, bakteri asam laktat (Lactobacillus
sp), Actinomycetes dan ragi.
EM4 dijual dipasaran dalam bentuk cairan kental yang telah dikemas dalam berbagai
ukuran. Untuk membuat dekomposer bokashi, kita cukup mengencerkan cairan
tersebut dan mencampurkannya dengan bahan baku bokashi. Selain membelinya, kita
juga bisa membuat cairan mikroorganisme efektif (EM) sendiri. Berikut langkah-
langkahnya:

 Siapkan bahan-bahan berikut: pepaya dan kulitnya 0,5 kg, pisang dan kulitnya 0,5 kg,
nenas dan kulitnya 0,5 kg, kacang panjang segar 0,25 kg, sayuran hijau
(kangkung/bayam) 0,25 kg, gula pasir 1kg dan ragi tape 5 butir.
 Campur pepaya, nenas, pisang, kacang panjang dan sayuran dan lumatkan bahan-
bahan tersebut dengan blender.
 Masukkan bahan-bahan yang telah dilumat kedalam ember yang ada penutupnya. Lalu
tambahkan 1 liter air, gula pasir dan ragi tape. Aduk perlahan hingga merata. Kemudian
tutup ember dengan rapat, diamkan selama 7 hari.
 Setelah tujuh hari akan terbentuk cairan berwarna coklat gelap. Saring cairan tersebut,
air hasil saringan merupakan larutan efektif mikroorganisme (EM) yang bisa dijadikan

111
dekomposer pupuk bokashi. Simpan cairan dalam wadah/botol. Larutan EM bisa
dipakai hingga 6 bulan, sedangkan ampasnya bisa digunakan sebagai kompos.

Membuat pupuk bokashi skala pertanian (1 ton)


Pupuk bokashi bisa dibuat dari hijauan sisa panen dan limbah peternakan. Waktu yang
diperlukan untuk membuat bokashi skala besar dan skala kecil sama saja, yang
membedakannya adalah volume bahan bakunya. Berikut tahapan membuat bokashi
untuk penggunaan pertanian:
 Siapkan bahan-bahan berikut: 200 kg jerami atau sisa hijauan, 600 kg kotoran
ternak yang telah kering, 50 kg serbuk gergaji/dedak, 50 kg arang sekam, 100 kg
humus (top soil, berasal dari tanah hutan lebih baik), 1 liter larutan dekomposer
(EM4) dan 1 kg gula pasir.
 Pilih tempat fermentasi yang terlindung dari air hujan dan sengatan matahari
langsung. Buat lubang berbentuk persegi panjang di atas tanah tersebut dengan
lebar 1 meter, panjang 2 meter dan dalam 30-50 cm, atau sesuaikan ukuran
lubang dengan banyaknya bahan baku.
 Cacah jerami atau hijauan kecil-kecil, campuran bahan-bahan organik yang telah
disiapkan, aduk hingga merata dengan cangkul atau sekop. Bila perlu (misalnya
tanah Anda asam), tambahkan abu (Mg) dan kapur pertanian (Ca) untuk
memperkaya kandungan hara pupuk bokashi yang dihasilkan.
 Encerkan larutan EM4, ambil 1 liter larutan campurkan dengan 200 liter air bersih
dan 1 kg gula pasir. Kemudian siramkan pada campuran bahan baku sambil
diaduk. Atur kelembaban hingga mencapai 30-40%. Untuk memperkirakan
tingkat kelembaban, kepalkan campuran hingga bisa menggumpal tapi tidak
sampai mengeluarkan air. Apabila kelembabannya kurang, tambahkan air
secukupnya.
 Tutup rapat lubang fermentasi dengan plastik atau terpal, diamkan hingga 7-14
hari. Perlu diingat, kontrol suhu fermentasi hingga maksimal 45oC. Apabila
melebihi suhu tersebut, aduk dengan cangkul agar suhunya turun.
 Setelah 14 hari, biasanya pupuk bokashi sudah terbentuk dan bisa diaplikasikan
langsung.

Membuat pupuk bokashi skala rumah tangga


Pupuk bokashi bisa dibuat dalam skala rumah tangga dengan memanfaatkan limbah
dapur atau sisa makanan. Bokashi dari hasil daur ulang sampah bisa digunakan untuk
memupuk tanaman pekarangan. Penggunaannya sama dengan penggunaan pupuk
organik yang dijual dipasaran. Berikut tahapan membuatnya:
 Siapkan bahan-bahan berikut: sisa sayuran, buah-buahan, sisa makanan (nasi,
roti, dll), tulang ikan, tulang ayam, 5 kg dedak/serbuk gergaji, 5 kg arang sekam,
10 ml EM4 dan dua sendok gula pasir.
 Siapkan satu tong plastik ukuran 200 liter. Buat lubang bagian bawahnya untuk
mengeluarkan cairan hasil pengomposan. Cairan ini berguna sebagai pupuk
organik cair.
 Potong atau rajang material organik menjadi potongan kecil, campurkan dengan
dedak/serbuk gergaji dan arang sekam.

112
 Encerkan 10 ml larutan EM4 dengan 1 liter air, tambahkan dua sendok gula
pasir. Kemudian siramkan pada campuran bahan baku tadi.
o
 Tutup rapat tong plastik, apabila suhu melebihi 45 C. Abila warna dan teksturnya
sudah seperti tanah, itu tandanya pupuk bokashi sudah terbentuk. Prosesnya
kira-kira 5-7 hari.

Cara Membuat Pupuk Organik Cair dengan kandungan NPK

Cara pembuatan pupuk organik cair (POC) berdasarkan kandungan unsur


haranya. POC dengan unsur hara N Nitrogen menjadi sangat penting bagi
tanaman pada fase vegetatif. Kekurangan hara ini akan menyebabkan
pertumbuhan tanaman menjadi lambat. Mula-mula daun menguning dan
mengering, lalu rontok. Daun yg menguning diawali dari daun bagian
bawah, lalu disusul daun bagian atas.

Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat POC berunsur hara N adalah :

1. Daun salam 1 kg,


2. babandotan 1 kg,
3. air kelapa 1 liter,
4. bintil akar kacang tanah 1 kg,
5. EM TANI 100 cc atau EM4,
6. gula pasir 10 sendok.

Caranya pembuatannya :

Daun salam, babadotan, dan bintil akar kacang tanah ditumbuk sampai halus, lalu
dimasukan ke dalam ember berisi air kelapa yang sudah dicampur EM TANI dan gula
pasir. Selanjutnya ember ditutup rapat dan dibiarkan selama tiga minggu. Setelah itu
cairan disaring dan siap untuk digunakan. POC dengan unsur hara P Gejala yang
ditunjukan tanaman akibat kekurangan unsur fosfor adalah daun bawah berubah warna
menjadi tua atau tampak mengkilap merah keunguan. Kemudian menjadi kuning
keabuan dan rontok. Tepi daun, cabang, dan batang berwarna merah keunguan.
Batang kerdil dan tidak menghasilkan bunga dan buah. Jika sudah terlanjur berbuah
ukurannya kecil, jelek, dan lekas matang.

Bahan yang diperlukan untuk membuat POC berunsur hara P adalah :

1. batang pisang 1 kg,


2. gula pasir 1 ons,
3. air 1 liter.

Cara pembuatannya :

1. Larutkan gula dengan air dalam ember dan iris-iris batang pisang.

113
2. Masukkan irisan tersebut pada plasitk yang sudah dilubangi sebelumnya atau
dibungkus dengan kain kasa, lalu ikat jangan sampai irisan batang pisang
berceceran.
3. Masukan plastik atau kain kasa yang berisi irisan batang pisang ke dalam ember
yang berisi larutan gula.
4. Supaya tenggelam, platik atau kain kasa diberi pemberat.
5. Tutup ember rapat-rapat.
6. Setelah dua minggu irisan batang pisang dikeluarkan dari pembungkusnya,
kemudian diremas-remas sampai airnya habis.
7. Setelah disaring, larutan siap digunakan.

Bahan yang diperlukan untuk membuat POC dengan unsur hara K adalah:

1. sabut kelapa sekitar 5 kg


2. air 100 liter

Cara pembuatannya :

Sabut kelapa dicacah, lalu dimasukan kedalam drum. Setelah itu, drum diisi air dan
ditutup rapat. Supaya sabut kelapa tidak berantakan, sebaiknya dimasukan kedalam
wadah (seperti irisan batang pisang), diikat dan diberi pemberat agar tenggelam.
Setelah dibiarkan selama dua minggu air akan berubah warna menjadi coklat
kehitaman. Selanjutnya air disaring dan siap untuk digunakan.

Kalium sangat penting bagi tanaman khususnya pada fase generatif,


terutama dalam pembentukan biji, supaya biji tersebut bernas (berisi). Ciri
tanaman yang kekurangan kalium adalah daun mengkerut atau keriting,
timbul bercak-bercak merah kecoklatan lalu kering dan mati. Perkembangan
akar lambat. Buah tumbuh tidak sempurna, kecil, jelek, dan tidak tahan
lama.

Aplikasi pada tanaman padi

Untuk merangsang pertumbuhan anakan semprotkan POC yang


mengandung hara N dan P saat tanaman berumur 0-56 hari dengan interval
seminggu sekali. Dosis yang digunakan untuk tangki yang berkapasitas 14
liter adalah 1 liter POC “N” ditambah 20 cc POC “P”. - Untuk merangsang
pembungaan dan pembentukan biji yang bernas (berisi), semprot tanaman
saat berumur 63 hari sampai biji padi terlihat menguning dengan interval
seminggu sekali. Dosis yang digunakan adalah 40 cc POC “P” dicampur
dengan 1 tangki (14 liter) POC “K”.

114
Jenis dan karakteristik pupuk hijau

Pupuk hijau adalah pupuk yang berasal dari dekomposisi sisa tanaman. Dalam dunia
pertanian, pupuk hijau kembali dilirik sebagai sumber bahan organik potensial
mengingat lahan pertanian dewasa ini telah mengalami degradasi. Hal ini disebabkan
oleh hilangnya bahan organik dalam tanah karena penggunaan pupuk kimia secara
massif.

Berdasarkan laporan BBSDLP (2006), kadar bahan organik pada lahan-lahan pertanian
di Indonesia kurang dari 1%. Padahal lahan pertanian yang baik idealnya memiliki
kandungan bahan organik 3-5%.

Sama seperti jenis pupuk organik lainnya, pupuk hijau memilki kemampauan untuk
memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Penggunaan pupuk hijau dalam
pertanian, membantu lingkungan mempertahankan siklus ekologinya. Karena pada saat
panen, sebagian biomassa tetap berada di lahan dan dipergunakan lagi untuk musim
tanam berikutnya. Sehingga asupan luar dalam produksi pertanian bisa ditekan
serendah mungkin.

Jenis-jenis pupuk hijau


Secara umum, hampir semua jenis tanaman bisa dijadikan sumber pupuk hijau. Namun
sebaiknya gunakan tanaman yang memiliki kandungan humus total tinggi, kandungan
nitrogen tinggi dan rasio C/N (nisbah karbon terhadap nitrogen) rendah.

Pakar agroekosistem Cheryl A Palm, menerangkan bahwa pupuk hijau yang berkualitas
tinggi memiliki kandungan nitrogennya lebih dari 2,5%, kandungan lignin kurang dari
15% dan kandungan polifenol kurang dari 4%.

Tanaman dengan karakteristik seperti itu akan mudah terurai di dalam tanah dan unsur
nitrogennya bisa diserap tanaman dengan mudah. Apabila kandungan lignin dan

115
polifenol tinggi akan membutuhkan lebih banyak nitrogen dalam proses pelapukannya.
Sehingga berpotensi untuk bersaing dengan tanaman inti. Berikut ini beberapa jenis
tanaman yang biasa dijadikan sumber pupuk hijau.

a. Sisa tanaman produksi


Pada saat panen tidak semua biomasa tanaman diangkut untuk dijual. Sebagian
ditinggal di lahan dan dibiarkan terurai sebagai pupuk hijau. Kendalanya, beberapa
petani kurang sabar menunggu masa bera (istirahat) hingga seluruh tanaman lapuk.
Seperti petani padi yang sering kali membakar jerami sisa panen. Hal itu dilakukan
karena beberapa jenis tanaman memang jangka penguraiannya lama. Sebenarnya ini
bisa dipercepat dengan cara mengomposkan tanaman tersebut terlebih dahulu.

Beberapa tanaman dari jenis legum lebih efektif untuk dijadikan pupuk hijau.
Kandungan hara tanaman legum terutama unsur N lebih tinggi dari jenis lain.
Penyediaan hara dari tanaman legum lebih cepat karena tanaman ini lebih mudah
terdekomposisi. Jenis tanaman legum yang sering dibudidayakan diantaranya kacang-
kacangan seperti, kacang tanah, kacang hijau, kedelai dan kacang panjang.

Untuk mendapatkan pupuk hijau dari sisa tanaman produksi dengan efesien, kita harus
melakukan rotasi tanaman. Misalnya, tanaman kacang kedelai ditanam di sela-sela
musim tanam padi. Sehingga ketika kacang kedelai ditanam, sisa tanamannya bisa
dibenamkan langsung untuk tanaman padi.

116
b. Tanaman pagar
Pupuk hijau bisa didapatkan dengan menanam tanaman sumber di sela-sela tanaman
inti. Para petani biasa menanamnya di lorong antar bedengan tanaman utama. Praktek
seperti ini banyak diaplikasikan oleh para petani tanaman pangan yang mengadopsi
sistem SALT. Tanaman pagar akan bekerja efektif bila memenuhi sifat-sifat (1)
Prosentase pertumbuhan daun lebih besar dari pada kayu, (2) Pertumbuhan cepat,
gampang bertunas dan akarnya dalam agar tidak bersaing dengan tanaman inti, (4)
Berkemampuan tinggi menambat nitrogen dan kandungan hara lain, (5) Tidak
berpotensi menjadi gulma.

Tanaman yang cocok dijadikan tanaman pagar sebagai sumber pupuk hijau merupakan
jenis tanaman legum. Beberapa diantaranya adalah:
 Hahapaan (Flemingia macrophylla)
 Lamtoro (Leuceana leucephala)
 Gamal (Gliricidia sepium)
 Kaliandra (Caliandra callothyrsus)

c. Tanaman penutup tanah


Ada dua jenis tanaman penutup tanah yang biasa digunakan sebagai sumber pupuk
hijau. Pertama, tanaman yang ditanam pada masa bera atau masa ketika lahan tidak
digunakan. Pupuk hijau ini biasanya ditanam menjelang musim kemarau, gunanya
sebagai mulsa untuk melindungi tanah. Tanaman ini diharapkan bisa mengkonservasi
tanah dan hijauannya merupakan sumber nitrogen untuk musim tanam berikutnya.

Kedua, tanaman yang ditanam berdampingan dengan tanaman inti, biasanya


diaplikasikan di perkebunan kopi ataupun sawit. Guna tanaman ini untuk menahan laju
erosi tanah, mempertahankan kadar air tanah, dan hijauannya bisa digunakan sebagai
sumber nitrogen.

Beberapa tanaman penutup tanah yang cocok dijadikan sebagai sumber pupuk hijau
adalah:
 Bunguk (Mucuna munanease)
 Komak (Dolicos lablab)
 Kacang tunggak (Vigna sinensis)
 Kakacangan (Arachis pintol)

d. Tanaman liar
Selain dari tanaman yang secara sengaaj kita tanam, pupuk hijau juga bisa diambil dari
tanaman liar. Tanaman ini biasanya tumbuh liar disekitar lahan pertanian, biomassanya
bisa dimanfaatkan sebagai pupuk hijau. Di sawah yang memiliki kadar organik tinggi
biasanya ditemukan tanaman sejenis pakis air (azolla) yang tumbuh dengan cepat.
Saat pengolahan tanah, tanaman ini bisa dibenamkan langsung sebagai pupuk hijau.
Beberapa tanaman liar yang biasa dijadikan sebagai sumber pupuk hijau adalah:
 Kipait atau paitan (Tithonia diversifolia)

117
 Kirinyu (Cromoleana odorate)
 Babadotan atau Wedusan (Ageratum conyzoides)
 Azolla (Azolla caroliniana, Azolla filiculoides, Azolla mexicana, Azolla pinata)

Karakteristik pupuk hijau


Pupuk hijau memiliki karakteristik seperti pupuk organik pada umumnya. Bisa
memperbaiki struktur tanah, meningkatkan kapasitas tukar kation, memicu aktivitas
biologi tanah, dan menyediakan unsur hara bagi tanaman. Dilihat dari sisi usaha tani,
pupuk hijau memilki sejumlah keunggulan dan kekurangan untuk digunakan.
Keunggulan penggunaan pupuk hijau:
 Mempunyai keunggulan seperti pupuk organik lain, memperbaiki struktur fisik,
kimia dan biologi tanah
 Mampu mencegah erosi tanah
 Berpotensi mendatangkan manfaat lain, seperti kayu bakar, pakan ternak, atau
buah yang bisa dimakan
 Cocok untuk daerah yang sulit dijangkau, karena bisa ditumbuhkan secara in situ
 Menurunkan asupan luah bahan pertanian, lebih baik bagi lingkungan hidup
 Kelemahan penggunaan pupuk hijau:
 Memerlukan benih dan menanamnya
 Menghilangkan kesempatan untuk menanam tanaman inti lebih sering
 Memerlukan tenaga lebih untuk menumbuhkannya
 Berpotensi mendatangkan hama dan penyakit pada tanaman inti
 Berpotensi menjadi gulma

Penggunaan pupuk hijau

Pembenaman langsung, sumber pupuk hijau dari jenis tanaman yang memiliki rasio
C/N rendah (seperti legum dan azolla) bisa dibenamkan langsung pada lahan saat
pengolahan tanah. Tanaman jenis ini biasanya memiliki kandungan nitrogen tinggi dan
mudah terurai dalam tanah.

118
Digunakan sebagai mulsa, beberapa jenis pupuk hijau bisa diaplikasikan sebagai
mulsa. Misalnya, jerami sisa tanaman padi yang dijadikan mulsa tanaman cabe atau
bawang daun. Mulsa berguna untuk menjaga erosi dan kelembaban tanah saat
tanaman inti masih muda. Ketika mulsa mulai terurai akan digunakan sebagai sumber
hara tanaman oleh tanaman inti.

Dikomposkan, tanaman yang memiliki rasio C/N tinggi (biasanya kadar ligninya tinggi),
sebaiknya dikomposkan terlebih dahulu (lihat: cara membuat kompos). Lignin
memerlukan waktu yang lama untuk terurai dalam tanah. Apabila sumber pupuk hijau
seperti ini langsung diaplikasikan pada lahan, akan terjadi proses dekomposisi yang
memerlukan nitrogen. Hal ini memunculkan persaingan perebutan nitrogen dengan
tanaman inti. Akibatnya pertumbuhan tanaman inti terganggu.

MOL

MOL yaitu Mikro Organisme Lokal atau kumpulan mikro organisme bermanfaat yang
kita kembangkan sendiri yang dapat digunakan sebagai pupuk mikroba bagi tanaman.
Selain itu MOL juga dapat digunakan untuk dekomposter dalam pembuatan kompos.
Kegunaan MOL sebagai pupuk tergantung dari bahan MOL itu sendiri. Misalnya pupuk
dengan kandungan N tinggi untuk masa pertumbuhan tanaman bahan dasarnya dari
akar tanaman kacang2an atau daun2an terutama dari jenis leguminacea (gamal,
lamtoro dll).

Untuk pupuk dengan kandungan P tinggi untuk masa pembentukan buah, bahan
dasarnya batang pisang. Pupuk dengan kandungan K tinggi bahan dasarnya sabut
kelapa. Tetapi selain ketiga jenis tersebut diatas sebetulnya semua bahan organic baik
dari unsur tumbuhan maupun binatang bisa dijadikan bahan MOL dan bisa
diaplikasikan untuk pupuk cair. Sehingga dalam prakteknya saya menggunakan bahan
yang paling mudah saya dapatkan misalnya kepala udang, jeroan ikan, air kelapa,
terasi dll.

Membuat MOL yang paling sederhana yaitu dengan tape. Caranya tape dihancurkan
kemudian dicampur gula 5 sendok makan dan air. Simpan campuran dalam botol bekas
kemasan air mineral (1.5 ltr). Kocok larutan kemudian difermentasi selama 2 minggu.

119
Setiap 2 hari tutup botol dibuka untuk mengeluarkan gas yang timbul dari proses
fermentasi. Kemudian kocok lagi. Setelah 2 minggu MOL siap digunakan.

Setelah itu saya membuat MOL dengan bahan campur baur, antara lain buah mangga
busuk, terasi, air kelapa 3 ltr, kepala udang,air gula merah dan EM4 . Caranya semua
bahan dicampur dan dimasukkan ke dalam jerigen bekas minyak goreng. Kemudian
ditutup rapat dan dikocok supaya bahan tercampur merata. Setiap 2 hari tutup dibuka
agar gas hasil fermentasi keluar, kemudian ditutup dan dikocok lagi. Demikian sampai 2
minggu. Setelah 2 minggu larutan dapat digunakan untuk menyiram tanaman dengan
dosis 1 : 20.

120
Selada merah, Cabai rawit dan Pak Coy yang dipupuk dengan MOL

Tanaman akar pendek menggunakan Mol

Membuat MOL (Mikro Organisme Lokal) sendiri : MOL kepala udang

MOL dengan bahan kepala dan kulit udang. mengandung unsur N yang cukup tinggi.
Berharap setelah MOL jadi digunakan sebagai pupuk daun dengan cara disemprotkan.
Dan karena penggunaanya dengan cara semprot maka dicampurkan bawang putih,
sekalian untuk mengusir hama tanaman terutama tanaman cabai rawit karena tanaman
cabai paling sering terserang hama. Namanya juga coba – coba, harapannya ya
berhasil tapi kalau gagal ya nanti coba lagi resep yang lain.

Adapun bahan yang pakai adalah :


- Kepala dan kulit udang
- Gula pasir 3 sendok
- Bawang putih beberapa siung
- Air kelapa
- Larutan EM* sebagai biang fermentor

Caranya :
- Blender kepala/kulit udang, gula pasir dan bawang putih.

121
- Campur dengan air kelapa dan EM secukupnya (sekitar 25-50 cc) kemudian
simpan dalam botol bekas air mineral ukuran 1.5 ltr dengan ditutup rapat.
- Buka tutup botol setiap 2 hari sekali, demikian dilakukan berulang2 sampai 2
minggu. Setelah 2 minggu saring larutan dan larutan siap digunakan.

TANAH PASIR Bisa Subur Pakai Metode Biocar

Lahan kering dengan tipe tanah berpasir bisa menjadi lahan potensial untuk menanam
berbagai macam tanaman bernilai ekonomis dengan menggunakan metode Biocar.

122
Dengan menggunakan Biocar, sebuah bahan arang pembenah tanah, kesuburan tanah
pada lahan kering dan berpasir bisa diperbaiki.

Biocar mampu merubah lahan kering dengan tipe tanah berpasir yang memiliki faktor
pembatas pertumbuhan tanaman serta menyebabkan tanaman tidak tumbuh subur,
kekurangan air dan sangat rentan terhadap kekurangan unsur hara
atau kandungan yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah kecil seperti Besi(Fe),
Mangaan(Mn), atau dalam jumlah makro, seperti Nitrogen (N), bisa menjadi lahan
potensial untuk ditanami.

Biochar lebih efektif digunakan karena aplikasi biocar mampu meningkatkan kandungan
C-organik tanah khususnya pada lapisan 0-10cm serta aplikasi pada Biocar lebih
efektif digunakan . Pelapukan atau dekomposisinya sangat lambat dan bertahan lama
(tiga tahun bahkan lebih) dibandingkan dengan bahan organik segar seperti kompos
dan pupuk kandang.

Biochar merupakan bahan arang yang dibuat dari limbah pertanian organik, yang bisa
berasal dari sisa-sisa penebangan kayu, tempurung kelapa, dan kotoran sapi.

Untuk mempertahankan ketersediaan unsur hara, pupuk kandang harus diberikan


secara berulang setiap musim tanam. Sementara aplikasi tunggal Biochar dapat
mempertahankan ketersediaan unsur hara dalam jangka waktu yang lebih lama.

Semakin tingginya konsentrasi hara (N, P, K, Ca dan Mg) pada Biochar, semakin
menunjukkan adanya kontribusi positif pembenah organik terhadap perbaikan
ketersediaan hara tanah. “Biochar juga bisa meningkatkan Kapasitas Tukar Kation
(KTK) tanah, sehingga dapat mengurangi resiko pencucian hara khususnya kalium dan
N-NH4.”

Jika pada pemupukan biasa, ketika tanah terkena air hujan, maka akan gampang
terkikis. Namun jika menggunakan biocar tidak akan mudah terkikis karena ada muatan
negatif sehingga bisa mengikat unsur hara yang bermuatan positif.

Cara pembuatan Biochar diawali dengan kulit kelapa atau batok kelapa yang sudah
kering dibakar di dalam sebuah lubang dengan menggunakan pemanasan auto
thermal. Batok atau kulit kelapa tersebut dipanaskan di dalam lubang berukuran 1m x
1,5m x 1m dan dipanaskan hingga menjadi arang selama 8 jam.

Setelah pembakaran dilakukan, akan menghasilan material berwarna hitam yang


terbentuk. Produk kemudian didinginkan dengan cara dibungkus daun pisang selama
12 jam untuk mendapatkan arang.

Setelah itu proses pendinginan dilakukan dan dihasilkan butiran-butiran partikel


berukuran 1 mm yang sudah disaring. Butiran-butiran tersebut yang nantinya
dinamakan Biochar yang akan digunakan sebagai bahan penyubur tanah.

123
“Masyarakat Indonesia umumnya mengenal pupuk kandang dan organik sebagai bahan
yang baik dalam memperbaiki kesuburan tanah. Sepertinya harus berpindah media
dalam penyuburan tanah.”

Hal ini karena pupuk kandang dan organik justru bisa meningkatkan pemanasan global.
Hal ini bisa terjadi karena kedua jenis pupuk tersebut mempunyai sifat yang mudah
melepuh dan mengeluarkan Carbon yang sulit diubah menjadi gas CO2(karbon
dioksida).
Pengendalian Banjir melalui Biopori

Biopori merupakan metode penyerapan air yang berfungsi untuk mengurangi dampak
banjir dengan meningkatkan infiltrasi air ke dalam tanah. Metode ini dikembangkan oleh
Kamir R Brata, peneliti dari Institut Pertanian Bogor.

Konsep Biopori

Biopori adalah lubang-lubang di dalam tanah yang terbentuk karena adanya berbagai
akitivitas organisme di dalamnya, seperti cacing, perakaran tanaman, rayap dan
organisme tanah lainnya. Dengan adanya aktivitas tersebut maka akan terbentuk
lubang-lubang yang akan menjadi tempat berlalunya air di dalam tanah. Bila lubang-
lubang seperti ini dapat dibuat dengan jumlah banyak, maka kemampuan dari sebidang
tanah untuk meresapkan air akan diharapkan semakin meningkat. Meningkatnya
kemampuan tanah dalam meresapkan air akan memperkecil peluang terjadinya aliran
air di permukaan tanah.

Penambahan jumlah biopori tersebut dapat dilakukan dengan membuat lubang vertikal
ke dalam tanah. Lubang-lubang tersebut selanjutnya diisi bahan organik, seperti
sampah-sampah organik rumah tangga, potongan rumput, dan vegatasi sejenisnya.
Bahan organik ini dapat meningkatkan aktivitas organiseme dalam tanah sehingga akan
semakin banyak biopori yang terbentuk.

Dampak dari biopori terhadap lingkungan dapat dijelaskan sebagai berikut:

124
a. Meningkatkan Daya Resapan Air.

Dengan menggunakan lubang resapan biopori diharapkan dapat menambah bidang


resapan air sebesar luas dinding lubang. Sebagai contoh bila lubang dibuat dengan
diameter 10 cm dan dalam 100 cm maka luas bidang resapan akan bertambah
sebanyak 3.140 cm2 atau hampir 1/3 m2. Dengan adanya aktivitas organisme tanah
seperti cacing tanah pada lubang resapan, maka rongga pada tanah akan terbentuk
dan tetap terbuka sehingga dapat melewatkan air untuk terserap ke dalam tanah.
Dengan demikian kombinasi antara luas bidang resapan dengan kehadiran biopori
secara bersama-sama akan meningkatkan kemampuan dalam meresapkan air.

b. Mengubah Sampah Organik Menjadi Kompos

Lubang resapan biopori diaktifkan dengan memberikan sampah organik kedalamnya.


Sampah ini akan dijadikan sebagai sumber energi bagi organisme tanah untuk
melakukan kegiatannya melalui proses dekomposisi. Sampah yang telah didekompoisi
ini dikenal sebagai kompos.. Dengan melalui proses seperti itu maka lubang resapan
biopori selain berfungsi sebagai bidang resapan air juga sekaligus berfungsi sebagai
pembuat kompos.

c. Memanfaatkan Organisme Tanah dan atau Akar Tanaman

Seperti disebutkan di atas, lubang resapan biopori diaktikan oleh organisme tanah.
Aktivitas organisme tanah dan perakaran tanaman selanjutnya akan membuat rongga-
rongga di dalam tanah yang akan dijadikan saluran air untuk meresap ke dalam tanah.
Dampak positif yang dihasilkan terhadap lingkungan adalah mengurangi limpasan air
permukaan dan dapat mengurangi penggunaan pupuk kimia karena biopri dapat
menghasilkan pupuk organik (kompos).

125
DOUBLE DIGGING, TEORI GALI DUA KALI
Pengolahan sampah yang cocok untuk mereka yang punya halaman agak
luas…maupun yang sempit.

Double Digging Theory


oleh: Br. Dieng, SJ
Double digging adalah salah satu cara untuk mengolah sampah dan menyuburkan
tanah. Cara ini biasanya diterapkan ketika ada hamparan lahan yang agak luas.
Manfaat cara ini adalah untuk mengurangi jumlah sampah organik dengan cara
menimbunnya pada lapisan tanah tertentu. Cara ini terbukti dapat memperbaiki kondisi
tanah dan menghidupkan/mengaktifkan berbagai macam mikro organisme yang
terdapat dalam tanah sehingga dapat menyuburkan tanah dan tanaman yang berada di
atasnya.

Caranya…

Persiapan. Siapkanlah lahan tertentu yang ingin anda garap sebagai tempat untuk
mempraktekkan teori ini.

Pengangkatan. Angkatlah top soil (lapisan tanah atas) dan pindahkan di bagian ujung
atau akhir lahan yang sudah anda rencanakan untuk praktek. Top soil biasanya
memiliki ketebalan antara 15-20 cm.

126
Catatan: Luas dari top soil yang diangkat disesuaikan dengan panjang dan lebar dari
lahan yang rencananya akan digunakan. Jadi, misalnya untuk lahan seluas 1 x 10m,
pengangkatan top soil bisa mengambil 1m per segi. Luas pengangkatan juga
tergantung dari volume sampah yang kita miliki.

Penggemburan. Setelah melakukan pengangkatan, lakukanlah penggemburan pada


lapisan sub-soil dengan menggunakan garpu. Kedalaman sub-soil biasanya mencapai
20-25cm.

Letakkan sampah organik di atas lapisan sub-soil yang sudah digemburkan. Taburkan
kotoran ternak (misalnya kotoran ayam, kambing, babi, sapi, atau kerbau). Jika tidak
ada, bisa menggunakan pupuk kompos.

Tutuplah sampah organik yang sudah ditaburi kotoran ternak/pupuk kompos dengan
menggunakan top soil dari tanah yang ada di sebelahnya. Lubang dari bekas top
soil yang diambil tadi kini siap untuk dijadikan tempat penumpukan sampah organik
berikutnya. Jangan lupa untuk menggemburkan lapisan sub-soilnya.

Ulangi langkah-langkah tersebut sampai akhirnya tiba pada ujung bagian lahan yang
direncanakan. Pada bagian akhir lahan yang digunakan untuk penerapan double-
digging ini, tutup dengan menggunakan top soil yang didapat pada pemindahan yang
pertama kali tadi.

Double digging adalah salah satu cara menyuburkan atau memperbaiki kondisi tanah
dengan memanfaatkan bahan-bahan organik yang memang sudah disediakan oleh
alam. Menurut saya, cara ini cukup efektif untuk diterapkan oleh mereka yang tidak
memiliki banyak waktu untuk mengolah sampah organik menjadi pupuk kompos.

15-20 cm Tanah lapisan atas/top soil

Tanah lapisan bawah/sub soil


20-25 cm

Kotak 1 gali sesuai dg Kotak 2 gali dan timbunkan ke Dan seterusnya


ketebalan dan pindahkan ke Kotak 1 yg telah diisi dg
zak plastic. Lalu Isi dg hijauan hijauan

Tanah lapisan
bawah/Sub Soil

127
Setelah proses tersebut di atas selesai, tempelkan kulit rumput disisi bedeng untuk
mendapatkan bedeng permanen yang tidak mudah longsor atau terkikis air pada saat
musim hujan.

Bila tidak tersedia kulit rumput, dapat menggunakan bambu yang disusun menurut
sisinya atau bilah kayu. Cara seperti ini disebut bedeng semi permanen. Setelah
bedeng siap maka bedeng siap untuk ditanami.

Bahan dan Alat untuk pelatihan Kebun Gizi


Bahan:

Bahan yang digunakan untuk pelatihan penanaman (jarak tanam dll)

 Bibit yang siap tanam (sayur manis, tomat, cabe merah, cabe rawit, bawang
daun, daun sup/seledri)
 Benih  pokcoy (paha ayam), wortel, bayam cabut, kangkung darat, paria,
kacang panjang, kacang merah, kecipir , koro, kacang hijau (kacang panjang ,
kecipir, koro bila di panen muda sebagai sayuran, bila dibiarkan tua bijinya
menjadi sumber protein nabati dan perbanyakan melalui biji)
 Pupuk bokasi padat 3 karung
 Daun2 an hijau (daun legume, gulma, kulit pisang, dll)
 Kotoran ternak (sapi, babi, ayam)
 Batang pisang (bila ada batang pisang yang sudah busuk lebih baik)
 Daun2an kering
 Abu dapur (berfungsi sebagai desinfektan pada penanaman biji

Alat yang digunakan untuk pelatihan :

 Tali rafia
 Patok bamboo/kayu ujungnya dibuat lancip
 Sekop (sekop pasir yang bentuknya seperti sendok dan sekop lurus untuk
memudahkan membentuk lubang-bonci istilah di manggarai)
 Bamboo yang telah dibuang ruasnya
 Air dan ember/ebor/botol aqua bekas yang telah dilubangi halus
 Kulit rumput atau kayu bekas/bamboo keprek (biasanya untuk dinding rumah
 Pelepah pisang
 Garpu garuk
 Linggis (bila tanahnya keras)
 Arang tempurung kelapa dan sabut kelapa yang dibakar selama 8 jam dan
ditumbuk halus bila tanahnya berpasir kalau tanah liat bawa juga sekam padi.

128
Stimulasi benih awal.

Stimulasi awal benih dapat disuplai pada keluarga yang memiliki balita (bisa juga
balita dengan pita kuning dan merah). Jenis benih sebagai stimulasi dapat diberikan
seperti tersebut di atas.

MENGELOLA BEDENG

Bermacan2 cara mengelola bedeng tergantung pada kebutuhan dan kepentingannya.


Berikut contoh-contoh dalam mengelola bedeng di pekarangan rumah.

Bedeng yang disesuaikan dengan alur panen untuk kebutuhan sehari-hari

129
Mengelola Bedeng dengan Penanaman berselang- seling untuk
mengendalikan hama

Bedeng ‘melayang’ memanfaatkan ruang yang memungkinkan


sebagai media bercocok tanam

130
Bedeng dalam pagar selain hasilnya dapat dipanen tetapi juga untuk estetika di pekarangan

Budidaya strawberry memanfaatkan ruang di udara

131
Bedeng cantik tetapi bermanfaat untuk dinikmati hasilnya

Memanfaatkan kantung-kantung deterjen, gula-gula dsbnya sebagai media tanam verti kultur
(bedeng vertical)

132
Bedeng semi permanen, terlihat rapi dan cantik menghias pekarangan.
Dapat dimodifikasi menggunakan bambu atau rangkaian ranting
atau sesuai bahan yang disediakan oleh alam

133
Bedeng yang dapat dipindah-pindahkan dapat menggunakan bahan-bahan bekas, seperti peti kemas

134
Media tanam menggunakan barang bekas pakai

Media tanam menggunakan botol plastic bekas

135
Model lain pemanfaatan botol plastic bekas

Penataan bedeng dengan lahan terbatas

136
Batang kayu yang tidak terpakai dapat digunakan sebagai media tanam
demikian pula batang pisang

Berkebun Sayuran di atas Batang Pisang

Batang pisang biasanya dibuang begitu saja setelah diambil buahnya, atau hanya dibutuhkan
saat ada pertunjukkan wayang kulit untuk menancapkan wayang, padahal batang pisang
banyak manfaatnya yang bisa diolah. Buah dari surga ini dari buah, bunga, daun, batang dan
bonggolnya semuanya bermanfaat, bahkan bonggolnya membusuk tanpa meninggalkan bau.
bila diaplikasikan ke pembuatan MOL bisa tanpa bau.

Media tanam yang diperlukan untuk menumbuhkan tanaman sudah bervariasi hingga saat ini.
Penanaman di atas tanah yang telah dilakukan sejak nenek moyang dahulu kala, dianggap
sudah tidak relevan untuk beberapa komoditas. Pencarian media tanam tidak lepas dari
keingintahuan akan kebutuhan nutrisi yang sesuai oleh tanaman dan menghindari patogen tular
tanah yang menurunkan hasil tanaman. Hidroponik diusung sebagai cara tanam baru yang
tidak menggunakan tanah. Tanaman diberi media lain seperti kerikil, pasir, sabut kelapa atau
bahkan hanya styrofoam sebagai penyangga tanaman di atas larutan hara. Permainan formula
nutrisi tanaman pun dimainkan hingga ditemukan dua larutan stok (A dan B) yang tidak
dicampur sebelum disuapkan ke tanaman.

Batang pisang bisa menggantikan bambu dan talang air untuk berkebun sayuran.
Bahkan batang pisang memiliki kelebihan yakni banyak mengandung pati sebagai
sumber nutrisi tanaman dan mikroorganisme di dalam batang pisang bisa menjadikan
media tanam yang ditaruh pada saat menanam lama-kelamaan menjadi kompos.
Batang pisang juga memiliki senyawa penting seperti antrakuinon, saponin, dan
flavanoid. Nah, pada manusia antrakuinon bermanfaat untuk menyuburkan rambut.
Peran senyawa itu pada tanaman juga bisa menyuburkan pertumbuhan bulu- bulu akar
yang berguna membantu tanaman menyerap unsur-unsur hara.

137
Batang pisang sendiri diketahui mengandung hingga 80% air. Selama ini batang pisang
telah banyakditeliti untuk digunakan sebagai pakan ternak karena kandungan
selulosanya yang berkadar ligninrendah. Penggunaan batang pisang tetap menjanjikan
karena kandungan glukosa batang pisangdapat menyuplai kebutuhan tanaman, baik
pisang itu sendiri maupun tanaman yang ditanam dibatang pisang.
Pemakaian batang pisang untuk berkebun sayuran cukup mudah.
1. Buatlah penyangga dari kayu untuk menahan batang pisang yang akan
diletakkan secara horizontal.
2. Berikutnya lubangi batang pisang seukuran gelas minuman mineral dengan lebar
sekitar 15 cm dan dalam 10 cm dengan memakai pisau. Jarak antarlubang
antara 15–20 cm.
3. Sebatang pisang dapat dibuat 2 lajur lubang.
4. Setelah lubang jadi masukkan media tanam berupa tanah atau sampah organik
ke dalam lubang tanam tersebut.
5. Diamkan terlebih dahulu selama 2–3 hari untuk kemudian baru ditanam benih
sayuran sesuai kehendak Anda.
6. Perawatan tanaman yang dilakukan sama seperti berkebun
memakai bambu atau talang. Sebuah batang pisang bisa dipakai 2–3 kali tanam,
tergantung kepada kondisi batang.

Batang pisang sebagai media tanam sayur

138
Batang pisang di sangga dengan bambu

Batang pisang disusun secara bertingkat atau berbaris sejajar

139
Keterbatasan lahan yang kita miliki, tidak perlu menyurutkan niat kita untuk mulai
menghijaukan sekitar. Kini, di kota-kota besar orang-orang yang peduli pada alam
sudah banyak yang mengembangkan pertanian perkotaan

Dengan perkembangan teknologi pangan, kini berkebun tidak harus selalu


menggunakan media tanah. Ada banyak pilihan yang bisa kita ambil. Selain dengan
cara organik, kita juga bisa berkebun dengan cara hidroponik ataupun aquaponik.
Lahan yang sempit pun bisa kita siasati dengan teknik vertical garden

Dengan vertical garden ‘apartemen, kantor kantor, atau rumah tinggal yang tidak
memiliki halaman memadai masih bisa memiliki lingkungan yang segar, nyaman, dan
bersih. Ada banyak keuntungan yang bisa diperoleh dari taman berbentuk memanjang
ke atas. Diantaranya yaitu digunakan sebagai tirai hijau untuk memberi privasi pada
penghuni atau peneduh. Selain itu, vertical garden
juga bermanfaat untuk menahan panas dari luar,mengurangi tingkat kebisingan suara,
mengurangi polusi udara, menangkap partikel-partikel kotoran, mengurangi efek
tampias hujan, dan meningkatkan suplai oksigen.

Dalam hal ini, kita juga bisa memanfaatkan berbagai barang bekas sebagai tempat
bertanam sehingga mendukung gerakan zero waste/bebas sampah.

Sekali merengkuh dayung, dua tiga pulau terlampaui. Atau bisa juga menggunakan
produk vertical garden pabrikan dengan penyiraman otomatis.Berikut ini beberapa
inspirasi vertical garden (kebun menjulang ke udara/ke atas)

140
141
Istilah hidroponik (hydroponics) digunakan untuk menjelaskan tentang cara bercocok
tanam tanpa menggunakan tanah sebagai media tanamnya. Disini termasuk juga
bercocok tanam di dalam pot atau wadah lainnya yang menggunakan air atau bahan
porous lainnya, seperti pecahan genting, pasir kali, kerikil, maupun gabus putih.Penemu
dari metode hidroponik ini adalah DR. WF. Gericke. Beliau adalah seorang agronomis
dari Universitas California, USA. Saat itu beliau berhasil menanam tomat setinggi 3
meter yang penuh buah dan ditanam di dalam bak yang berisi mineral hasil uji cobanya.

Berikut ini adalah kelebihan bercocok tanam dengan menggunakan sistem


hidroponik:
 Dapat dilakukan pada ruang / tempat yang terbatas dan higienis
 Tanaman tumbuh lebih cepat dan penggunaan pupuk bisa lebih hemat
 Lebih terjamin dan bebas dari serangga dan hawa penyakit
 Produksi tanaman lebih tinggi dibanding dengan menggunakan media tanam
tanah biasa
 Efisien dalam teknis perawatan dan peralatan yang digunakan
 Kualitas tanaman yang dihasilkan lebih bagus dan tidak kotor

Adapun cara menanam hidroponik adalah sebagai berikut:

# Pembibitan
Sangat disarankan untuk menggunakan bibit hibrida supaya mutu buah/sayur yang
dihasilkan cukup optomal

142
# Penyemaian

Penyemeaian sistem hidroponik bisa menggunakan bak dari kayu atau plastik. Bak
tersebut berisi campuran pasir yang sudah diayak halus, sekam bakar, kompos dan
pupuk kandangdengan perbandingan 1:1:1:1. Semua bahan tersebut dicampur rata dan
dimasukkan ke dalam bak dengan ketinggian sekitar 7cm. Masukkan biji tanaman
dengan jarak 1x1,5 cm. Tutup tisue/karung/kain yang telah dibasahi supaya kondisi
tetap lembab. Lakukan penyiraman hanya pada saat media tanam mulai kelihatan
kering. Buka penutup setelah biji berubah menjadi kecambah. pindahkan ke tempat
penanaman yang lebih besar bila pada bibit telah tumbuh minimal 2 lembar daun.

# Persiapan media tanam


Syarat media tanam untuk hidroponik adalah mampu menyerap dan menghantarkan
air, tidakmudah busuk, tidak mempengaruhi pH, steril, dll. Media tanam yang bisa
digunakan dapat berupa gambut, sabut kelapa, sekam bakar, rockwool (serabut
bebatuan). Kemudian isi kantung plastik, polibag, pot plastik, karung plastik, atau
bantalan plastik dengan media tanam yangsudah disiapkan.

# Pembuatan green house/rumah kaca/rumah plastik


Bercocok tanam secara hidroponik mutlak membutuhkan green house. Green house
bisa dibuatdari rangka besi, rangka bambu, atau rangka kayu.Green house ini bisa
digunakan untuk menyimpan tanaman kita pada saat tahap persemaianataupun pada
saat sudah dipindah ke media tanam yang lebih besar.

# Pupuk
Karena media tanam pada sistem hidroponik hanya berfungsi sebagai pegangan akar
dan perantara larutan nutrisi, untuk mencukupi kebutuhan unsur hara makro dan mikro
perlu pemupukan dalam bentuk larutan yang disiramkan ke media tanam Kebutuhan
pupuk pada sistem hidroponik sama dengan kebutuhan pupuk pada penanaman
sistem konvensional.

# Perawatan tanaman
Perawatan pada sistem hidropinik pada dasarnya tidak berbeda jauh dengan
perawatan pada penanaman sistem konvensional seperti pemangkasan, pembersihan
gulma, penyemprotan pupuk daun, dll.

Budidaya Hortikultura di Musim Hujan : Kiat dan Cara Mengatasinya


Begitulah luapan kegembiraan para petani menyambut datangnya hujan di pertengahan
bulan oktober lalu. Bagaimana tidak? Kenyataan adanya kekeringan yang
berkepanjangan telah membuat kita merana apalagi petani yang selama ini
menggantungkan hidupnya dari bercocok tanam.

Hujan memang selalu ditunggu banyak petani karena masa bero /tenggang , gagal
panen dan berebut air dapat segera diakhiri . Kedatangannya mampu menghijaukan
kembali rumput dan hutan yang mengering; memunculkan harapan baru untuk dapat

143
berhasil dalam bertani, serta memotong siklus hama yang telah menguras tenaga dan
biaya di musim kemarau.

Budidaya sayuran selalu dilakukan sepanjang musim baik musim kemarau maupun
musim hujan karena konsumen sayuran lebih menyukai produk segar dibandingkan
dengan produk olahan. Hujan selain memudahkan petani untuk mendapatkan air dalam
budidaya tanaman sayuran juga berarti sejumlah tantangan dan kendala yang akan
datang dan mengancam keberhasilan panen atau menurunnya mutu produk sayuran.

Perubahan fisik yang muncul akibat hujan bagi lingkungan tumbuh tanaman adalah
meningkatnya kelembaban udara dan meningkatnya kandungan air dalam tanah.
Kedua hal tersebut berdampak pada percepatan perkembangan patogen baik jamur
maupun bakteri, terganggunya keseimbangan nutrisi tanaman di dalam tanah serta
munculnya kerusakan fisik lain berupa pecah batang , pecah buah juga robohnya
tanaman.

Beberapa teknik untuk meningkatkan keberhasilan budidaya sayuran akan disajikan


dan dilengkapi dengan tinjauan penyakit – penyakit utama yang biasa menyerang
tanaman di musim hujan, uraian singkat mengenai siklus air, proses kehilangan dan
pergerakan nutrisi tanaman utama, serta uraian dampak genangan air pada tanaman.

» Kerusakan Tanaman Akibat Kelebihan Air

Organ tanaman sayuran banyak yang bersifat sukulen atau mempunyai kandungan air
yang tinggi. Karena air hujan juga mengandung cukup banyak nitrogen maka beberapa
jenis sayuran cenderung lebih mudah pecah pada waktu hujan sebagai contoh
pecahnya batang tanaman melon, pecah buah semangka dan pecah kubis.

Akibat lain dari kebanyakan air bagi tanaman sayuran adalah munculnya gejala layu
karena tanaman keracunan nitrogen. Prosesnya dapat dijelaskan sebagai berikut. Pada
waktu air memenuhi seluruh rongga udara di dalam tanah maka kebutuhan oksigen
akar tidak terpenuhi. Pada kondisi cukup oksigen nitrogen tersedia bagi tanaman dalam
bentuk NH4+ atau NO3- sedangkan pada kondisi anaerob (rendahnya kadar oksigen
dalam tanah) atau tergenang air ion – ion nitrogen tersebut tereduksi (proses
perubahan kimiawi) menjadi NO2 (baca:senyawa nitrit) yang sangat beracun bagi
tanaman. Sebagian besar tanaman sayuran sangat peka terhadap kelebihan atau
banyaknya kandungan air.

Kebanyakan air dalam tanah juga menyebabkan rendahnya daya dukung tanah
terhadap tetap tegaknya tanaman menjadi rendah. Hal yang sering terjadi adalah
robohnya tanaman akibat hujan angin meskipun tanaman sudah ditopang dengan
lanjaran (ajir atau tiang penyangga).

Gangguan lain yang disebabkan oleh limpahan air hujan adalah keseimbangan nutrisi
dalam tanah. Bentuknya dapat berupa rontoknya bunga dan buah serta turunnya mutu
buah khususnya dalam kemanisan buah.

144
Teknik budidaya yang paling popular digunakan untuk mengurangi kelebihan air adalah
dengan pembuatan saluran drainase. Terdapat dua macam cara pembuatan saluran
drainase yaitu saluran drainase di atas permukaan tanah dan saluran drainase di
bawah permukaan tanah.

Saluran drainase di atas permukaan tanah dimaksudkan untuk mengurangi genangan,


mencegah kejenuhan air yang berkepanjangan dan mempercepat aliran ke arah
pembuangan tanpa terjadinya erosi tanah. Drainase ini mencakup parit-parit
pemasukan dan pembuangan dalam petak penanaman termasuk di dalamnya parit
yang ada diantara bedeng penanaman.

Saluran drainase di bawah permukaan dimaksudkan untuk memindahkan kelebihan air


di dalam tanah. Drainase ini dapat menurunkan tingginya kandungan air baik karena
curah hujan, air irigasi permukaan , limpasan dari dataran yang lebih tinggi, dan air
resapan. Bentuknya bervariasi ada drainase gorong-gorong, drainase batu, drainase
kotak dan drainase bamboo.

» Kerusakan Akibat Meningkatnya Perkembangan Penyakit

Datangnya musim hujan bulan Oktober hingga Maret ini selain memberikan persediaan
air yang cukup bagi tanaman, ternyata juga dapat memberikan dampak negatif berupa
lingkungan udara yang lembab. Kelembaban yang tinggi ini sangat kondusif bagi
perkembangan tumbuhnya jamur maupun bakteri. Sayangnya, tidak hanya jamur dan
bakteri yang menguntungkan yang hidup secara pesat dalam keadaan ini, melainkan
juga yang merugikan. Bahkan disinyalir pertumbuhan jamur yang merugikan termasuk
diantaranya penyebab berbagai penyakit tanaman bisa lebih tinggi. Akibatnya tentu saja
resiko serangan penyakit di musim hujan menjadi lebih tinggi dibandingkan musim
kemarau.

Adanya penyakit pada tanaman hortikultura tentu saja merugikan karena selain dapat
mengurangi produktivitas maupun kualitas, juga dapat menyebabkan kegagalan panen.
Berikut adalah beberapa penyakit tanaman sayuran yang biasa dijumpai di musim
hujan yang menyebabkan kegagalan atau menurunkan mutu produk sayuran :

» Tanaman Cabai

» Antracnose (Busuk Buah)

Penyakit ini disebabkan oleh jamur Collectroticum gloeosporioides dan dilaporkan


ditemukan di hampir seluruh dunia. Adapun gejala serangannya antara lain sebagai
berikut :
Pada buah muda ataupun tua permukaanya nampak bercak berair dan berkembang
dengan cepat hingga berdiameter 3 – 4 cm.
Bercak luka menurun dan berwarna merah tua kehitaman yang menampakkan massa
spora yang berbentuk melingkar – lingkar.

145
Adanya musim hujan dengan suhu dan kelembaban yang tinggi ini menjadi penyebab
meningkatnya perkembangan jamur.

Pengendalian penyakit ini dapat dilakukan dengan cara :


 Perlakuan benih
 Rotasi tanaman dan aplikasi fungisida Victory 80WP diselingi Promefon 250EC.
Catatan: Pertimbangkan sedapat mungkin pengendalian penyakit menerapkan
cara-cara alami dengan pengaturan tanaman (rotasi),
 Pengelolaan bedeng (terkait dengan rotasi penanaman, penggunaan tanaman
sela untuk memungkinkan mengusir dan pencegahan dengan predator alami,
menerapkan penggunaan pestisida alami).
 Pestisida organic dapat dibeli di toko atau membuat sendiri (lihat resep pestisida
organic pada hand out/referensi)

» Cercospora Leaf Spot


Penyakit ini sama halnya seperti cacar pada manusia yaitu menimbulkan bintik-
bintik/bercak-bercak melingkar terutama pada daunnya. Penyebabnya tidak lain adalah
jamur Cercospora capsici. Penyakit bercak daun ternyata menyebar merata di seluruh
dunia khususnya pada tanaman cabai.

Gejala serangan daun yang terluka berbentuk bulat dengan diameter 1 cm yang
dikelilingi warna coklat dan berwarna abu – abu di tengahnya (seperti mata katak).
Serangan yang terjadi menyebabkan daun rontok, baik dengan gejala daun menguning
ataupun tanpa gejala daun menguning. Luka yang timbul pada batang, tangkai daun,
dan tangkai buah berbentuk elips dengan pusat abu-abu yang dikelilingi warna gelap
disekitarnnya. Buahnya tidak ikut terserang penyakit ini. Jamur ini terdapat pada benih
dan seresah daun yang telah terkena serangan. Lamanya waktu hujan dan kebasahan
daun serta jarak tanam yang rapat dapat mendorong perkembangan penyakit.
Penyemprotan fungisida Victory 80WP dapat mengendalikan penyakit, tetapi
perkembangannya bergantung pada kondisi lingkungan sekitarnya apakah sesuai untuk
perkembangan penyakit ini.

» Choanephora Blight
Penyakit ini merupakan penyakit layu pada ujung cabai yang disebabkan Choanephora
cucurbitarum. Meskipun termasuk jarang karena hanya ditemukan di daerah tropis,
namun kita tetap harus mewaspadainya. Gejala Serangan penyakit ini ditandai dengan
ujung cabang yang menjadi layu. Jika diamati dengan teliti akan tampak keperakan
yang berbentuk seperti jamur dengan ujung yang gelap. Jamur ini juga dapat
membunuh bunga dan kuncup bunga. Tingginya curah hujan dan suhu di musim hujan
sangat mempengaruhi keberadaannya. Karena informasi yang didapatkan sangat
sedikit, pengendalian yang tepat dan efektif terhadap penyakit ini masih dalam
penelitian. Namun demikian, penyemprotan fungisida Victory 80WP dan Kocide 77WP
dapat mencegah serangan penyakit.

146
» Bacterial Spot
Bacterial spot atau bercak bakteri pada tanaman cabai berbeda dengan bercak
melingkar cercospora. Penyakit ini disebabkan oleh Xanthomonas campestris pv.
Vesicatoria. Penyakit ini termasuk salah satu penyakit cabai yang umum dialami petani
karena ditemukan di seluruh dunia. Gejala Serangannya ditandai dengan timbulnya
bercak berair yang mengering dengan dikelilingi warna kuning pada daun. Luka yang
timbul dimulai dari bagian atas hingga mencapai bawah daun. Daun yang terkena
serangannya menjadi kuning dan rontok. Luka pada buah berwarna gelap dan berbintik
– bintik. Bercak nekrotis timbul pada batang dan tangkai daun. Perkembangan jamur ini
disebabkan karena terbawa benih dan bisa berada pada seresah daun dari tanaman
yang terserang. Banyak jenis bakteri ini yang menyerang cabai dan tomat. Penyakit ini
juga didorong oleh suhu tinggi, kabut yang tebal, serta pengairan dengan system leb.

Pengendaliannya dapat dilakukan dengan melakukan pergiliran dengan tanaman yang


tahan dan non-sayur. Selain itu juga dengan menggunakan benih yang bebas hama
dan penyakit. Jenis varietas yang tahan terhadap penyakit ini mulai banyak, tetapi
terkadang tidak untuk semua jenis bakteri. Penyemprotan fungisida tembaga seperti
Kocide 77WP sangat efektif dalam mengendalikan serangan penyakit ini. Sungkup
untuk menahan hujan juga dapat mengurangi serangan penyakit ini di musim
penghujan.

» Bacterial Soft Rot


Penyakit busuk lunak bakteri ini disebabkan oleh Erwinia carotovora sub sp. Carotovora
dan ditemukan di seluruh dunia. Gejala Serangan ditandai dengan adanya bercak
berair yang menyebar ke seluruh buah. Buah yang terserang menjadi rontok atau
tergantung seperti kantong yang penuh air. Selama masa panen, pembusukan
biasanya dimulai pada batang dan diikuti oleh buah. Penyakit ini ternyata tidak hanya
menyerang cabai saja melainkan dapat terjadi pada berbagai macam buah dan
sayuran. Bakteri penyebab penyakit ini terdapat pada seresah tanaman, serangga,
bahkan di tanah. Bakteri ini masuk ke tanaman melalui luka yang ditimbulkan oleh
serangga taupun luka mekanis.
Kondisi hujan dan suhu yang tinggi sangat sesuai untuk perkembangan bakteri ini.
Buah yang telah dipanen pun bisa terkena penyakit ini dari air yang digunakan untuk
mencuci buah. Untuk mengendalikannya dapat dilakukan pergiliran tanaman atau
dengan dengan menanam tanaman yang tahan serta non – sayur. Selain itu system
darinase lahan pun harus diperbaiki sehingga lahan cepat mengering dan mengurangi
percikan air tanah. Kemudian pemanenan buah dianjurkan dilakukan saat kondisi
kering dan hati-hati untuk menghindari adanya luka. Jika memungkinkan sebisa
mungkin menghindari mencuci buah dengan air sembarang sebelum disterilisai dengan
klorin.

» Bacterial Wilt
Bacterial Wilt atau layu bakteri pada cabe yang disebabkan oleh Ralstonia
solanacearum ini termasuk salah satu penyakit yang ditakuti petani cabe. Meskipun
hanya ditemukan di daerah tropis dan subtropics yang memiliki curah hujan tinggi saja
namun kerusakan akibat penyakit ini tidaklah sedikit karena bisa mengancam

147
kegagalan panen yang cukup besar. Awal gejala serangan yang timbul adalah adanya
layu pada daun terbawah (atau daun teratas pada bibit) yang diikuti oleh layu yang tiba
– tiba pada seluruh tanaman tanpa adanya gejala kekuningan pada tanaman. Penyakit
ini timbul pada sekelompok tanaman saja atau mungkin hanya satu tanaman saja.
Jaringan angkut tanaman sakit menjadi coklat serta pembusukan pada korteks yang
dekat dengan tanah. Aliran bakteri akan muncul dari jaringan angkut tanaman yang
dipotong melintang dari batang terbawah dan akan mengendap di air. Penyakit ini dapat
menyerang hampir pada 200 jenis tanaman yang berbeda. Tanaman yang sering
terserang adalah tomat, tembakau, kentang dan terung, disamping itu juga sangat
merusak pada tanaman cabai. Bakteri ini dapat bertahan di tanah dalam waktu lama.
Masuknya bakteri ini melalui luka pada akar ataupun luka akar yang disebabkan oleh
serangga, nematode, atau pengolahan tanah. Suhu yang tinggi dan kelembaban tanah
yang tinggi sangat sesuai untuk perkembangan penyakit ini. Pengendalian penyakit
layu dapat dilakukan antara lain : dengan menggunakan bedeng semai yang bebas dari
hama dan penyakit, melakukan fumigasi pada bedeng semai serta sterilisasi media
tanam. Kemudian lakukan pergiliran tanaman dengan tanaman lain seperti padi
misalnya, pergiliran ini akan mengurangi jumlah bakteri. Hindari system penanaman
yang dapat merusak akar. Gunakan bedengan yang lebih tinggi untuk memudahkan
drainase. Cabai besar lebih tahan terhadap penyakit ini dibanding paprika. Jenis yang
tahan terhadap penyakit ini sedang dikembangkan tetapi belum tersedia. Untuk
tindakan pencegahan dapat dilakukan penyemprotan larutan Kocide 77WP konsentrasi
5 gr / L dengan volume semprot 200 ml / tanaman saat tanaman mulai berbuah atau
mulai ada gejala serangan dengan interval 14 hari.

» Tanaman Kubis – kubisan

» Alternaria Leaf Spot

Seperti halnya pada tanaman cabe, bercak alternaria pun dapat menyerang kubis –
kubisan. Namun, penyakit pada kubis ini disebabkan oleh Alternaria brassicae, A.
brassicicola. Hampir seluruh tanaman kubis – kubisan sangat peka terhadap bercak
daun Alternaria dan dapat menyerang tanaman pada seluruh fase pertumbuhan. Gejala
yang ditimbulkan oleh 2 pathogen ini sama dan bisa ditemukan dalam satu tanaman.
Serangan pada tanaman di persemaian dapat mengakibatkan damping off atau
tanaman kerdil. Bentuk Bercak daun sangat beragam ukurannya dari sebesar lubang
jarum hingga yang berdiameter 5 cm. Umumnya serangan dimulai dengan adanya
bercak kecil pada daun yang membesar hingga kurang lebih berdiamter 1,5 cm dan
berwarna gelap dengan lingkaran konsentris. Perubahan warna menjadi coklat pada
head cauliflower dan brokoli juga disebabkan oleh pathogen ini. Patogen ini juga
menimbulkan bercak elips nekrotis pada benih. Penyakit ini disebabkan oleh patogen
yang terbawa benih. Alternaria sendiri dapat disebarkan oleh angin. Serangan dapat
dipercepat oleh cuaca yang lembab dengan suhu optimum antara 25 – 30oC.
Pengendalian yang dapat dilakukan antara lain : menggunakan benih yang bebas dari
patogen ini. Air panas dan perlakuan benih dengan bahan kimia juga sangat efektif.
Kemudian , penggunaan fungisida Promefon 250EC juga dapat diterapkan untuk

148
mengendalikan perkembangan beberapa penyakit. Hindari penyiraman pada head
cauliflower dan brokoli untuk mencegah pembusukan head.

» Bacterial Soft Rot


Penyakit busuk lunak ini sangat sering dijumpai pada tanaman kubis – kubisan.
Penyakit yang disebabkan oleh bakteri Erwinia carotovora ini ditemukan di seluruh
dunia. Busuk lunak dapat menyerang seluruh tanaman kubis-kubisan, tetapi lebih
sering menyerang sawi putih dan kubis. Jaringan tanaman yang telah terserang
menunjukkan gejala basah dan diameter serta kedalamannya melebar secara cepat.
Bagian tanaman yang terkena menjadi lunak dan berubah warna menjadi gelap apabila
serangan terus berlanjut. Tanaman yang terkena busuk lunak menimbulkan bau yang
khas yang dimungkinkan oleh adanya perkembangan organisme lain setelah
pembusukan terjadi. Serangan ini bisa terjadi di lahan, saat pengangkutan, ataupun
saat penyimpanan. Bakteri busuk lunak timbul dari seresah tanaman yang telah
terinfeksi, melalui akar tanaman, dari tanah, dan beberapa serangga. Luka pada
tanaman seperti stomata pada daun, serangan serangga, kerusakan mekanis, ataupun
bekas serangan dari pathogen lain merupakan sasaran yang empuk untuk serangan
bakteri.
Hujan dan suhu yang tinggi mendorong penyebaran di lahan. Infeksi pada saat
pengangkutan dan penyimpanan merupakan kontaminasi bakteri saat di lahan maupun
pasca panen melalui peralatan pengangkutan dan panen serta tempat penyimpanan.
Bakteri busuk lunak dapat berkembang pada suhu 5 – 37oC dengan suhu optimum
berkisar 22oC. Pengendalian secara preventif bisa ditempuh melalui kebersihan
lingkungan dan sistem budidaya. Menunggu tanah melapukkan sisa-sisa tanaman lama
di lahan sebelum menanam tanaman selanjutnya sangat dianjurkan untuk mengatasi
hal ini. Lahan harus memiliki drainase yang baik untuk mengurangi kelembaban tanah
serta jarak tanamnya harus cukup memberikan pertukaran udara untuk mempercepat
proses pengeringan daun saat basah. Pembuatan pelindung hujan dapat pula
menghindari percikan tanah dan pembasahan daun yang akan mengurangi gejala
busuk lunak. Penyemprotan bacterisida seperti Kocide 77WP dengan interval 10 hari
sangat dianjurkan terutama saat penanaman musim hujan.

» Black Rot
Penyakit busuk hitam (Black rot) yang disebabkan Xanthomonas campestris pv.
Campestris termasuk salah satu penyakit penting pada tanaman kubis – kubisan.
Busuk hitam dapat menyerang seluruh tanaman kubis – kubisan. Gejala awal yang
timbul adalah pada tepi daun dan berlanjut hingga klorosis membentuk huruf V. Dengan
berjalannya waktu, gejala yang timbul tadi kemudian mengering dan seperti terbakar
(nekrotis). Serangan umumnya terjadi pada pori daun, tetapi tidak menutup
kemungkinan dapat menyerang di bagian daun mana saja yang telah terserang
serangga ataupun luka secara mekanis sehingga memudahkan bakteri masuk. Bakteri
ini menyerang jaringan pengangkutan tanaman dan dapat berpindah secara sistematis
dalam jaringan pengangkutan tanaman tersebut. Jaringan angkut yang terserang
warnanya menjadi kehitaman yang dapat dilihat sebagai garis hitam pada luka atau

149
bisa juga diamati dengan memotong secara melintang pada batang daun atau pada
batang yang terkena infeksi. Busuk hitam juga dapat menyebabkan terjadinya busuk
lunak. Bakteri banyak terdapat pada seresah dari tanaman yang terinfeksi, tetapi akan
mati jika serasah tadi melapuk. Bakteri ini juga terdapat pada tanaman kubis – kubisan
yang lain dan tanaman rumput-rumputan serta dapat pula terbawa benih. Suhu serta
curah hujan yang tinggi sangat sesuai untuk perkembangan busuk hitam. Bakteri ini
berada pada tetesan butir air dari tanaman yang terluka serta dapat menyebar ke
seluruh tanaman melalui manusia ataupun peralatan yang sering bergerak melintasi
lahan saat kondisi tanaman sedang basah.Pengendalian dapat dilakukan dengan
pergiliran tanaman yang bukan jenis kubis – kubisan, sehingga akan memberikan waktu
yang cukup bagi seresah dari tanaman kubis – kubisan untuk melapuk. Lalu
menggunakan benih bebas hama dan penyakit yang dihasilkan di iklim yang kering.
Hindari untuk bekerja di lahan saat daun tanaman basah. Tanamlah varietas kubis yang
tahan terhadap busuk hitam. Penyemprotan bakterisida Kocide 77WP sangat
dianjurkan , terutama untuk budidaya di musim penghujan.

» Clubroot
Clubroot atau Akar Gada merupakan penyakit terpenting pada tanaman kubis – kubisan
yang disebabkan oleh jamur Plasmodiophora brassicae. Penyakit ini menyebar merata
diseluruh areal pertanaman kubis di seluruh dunia; sering dijumpai pada daerah dataran
rendah dan dataran tinggi . Hampir seluruh tanaman kubis-kubisan sangat rentan
terserang akar gada. Kubis, sawi putih, dan Brussels sprout sangat rentan terkena akar
gada. Gejalanya adalah pembesaran akar halus dan akar sekunder yang membentuk
seperti gada. Bentuk gadanya melebar di tengah dan menyempit di ujung. Akar yang
telah terserang tidak dapat menyerap nutrisi dan air dari tanah sehingga tanaman
menjadi kerdil dan layu jika air yang diberikan untuk tanaman agak sedikit. Bagian
bawah tanaman menjadi kekuningan pada tingkat lanjut serangan penyakit. Spora
dapat bertahan di tanah selama 10 tahun, dan bisa juga terdapat pada rumput –
runputan. Penyakit ini bisa menyebar melalui tanah, dalam air tanah, ataupun dari
tanaman yang sudah terkena. Penyakit ini menyukai tanah yang masam dan serangan
dapat terjadi pada suhu antara 10 dan 32oC. Penyakit ini memiliki berbagai bentuk
gejala serangan sehingga mendorong untuk memuliakan tanaman yang tahan terhadap
penyakit ini.
Pengendalian dilakukan dengan Penggunaan bibit yang bebas hama dan penyakit
sangatlah penting dalam budidaya tanaman ini. Pergiliran tanaman kurang sesuai
diterapkan untuk kasus ini karena sporanya dapat bertahan lama serta gulma yang
dapat menyebabkan penyakit ini. Pengapuran tanah untuk meningkatkan pH menjadi
7.2 sangat efektif untuk mengurangi perkembangan penyakit. Penyiraman fungisida
Promefon 250EC pada lubang tanam yang dicampur dengan air saat tanam juga dapat
mengurangi perkembangan penyakit. Tanaman yang taha haruslah diuji di beberapa
lokasi karena jenis serangannya yang berbeda-beda di setiap lokasi.

» Tanaman Timun-timunan

» Alternaria Leaf Spot (Bercak daun Altenaria)

150
Penyakit bercak ternyata tidak hanya menyerang tanaman kubis maupun cabai saja
namun juga pada tanaman yang tergolong timun – timunan. Penyakit bercak pada
timun ini disebabkan jamur Alternaria cucumerina. Biasanya, penyakit ini menyerang
hanya satu jenis tanaman saja. Tanaman dapat terserang pada berbagi fase
pertumbuhan. Serangan pada bibit tanaman dapat menyebabkan mati atau kerdil.
Sedangkan pada tanaman yang lebih tua akan layu pada tengah hari pada beberapa
waktu, kemudian layu untuk seterusnya dan akhirnya mati. Jaringan angkut tanaman
menjadi kuning atau coklat. Penyakit ini dapat bertahan di tanah untuk jangka waktu
lama. Penyakit ini bisa berpindah dari satu lahan ke lahan lain melalui mesin – mesin
pertanian, seresah daun yang telah terserang, dan air irigasi. Suhu tanah yang tinggi
sangat sesuai untuk perkembangan penyakit ini. Pengendaliannya dapat dilakukan
dengan : menggunakan varietas yang tahan. Menghindari penanaman di lahan yang
telah diketahui mengandung penyakit ini. Serta mencuci peralatan saat berpindah dari
lahan satu ke lahan lainnya. Lahan yang tergenangi untuk padi dapat mengurangi
keberadaan penyakit di tanah. Apabila terlanjur ada serangan, dianjurkan untuk
menyemprot fungisida Promefon 250EC bergantian dengan Victory 80WP.

» Fusarium Wilt
Layu fusarium merupakan penyakit yang sering menyerang tanaman famili timun –
timunan. Penyebabnya adalah Fusarium oxysporum f.sp. cucumerinum pada
mentimun, F. oxysporum f.sp. melonis pada melon cantaloupe; dan F. oxysporum f.sp.
niveum pada semangka. Penyakit ini ditemukan di seluruh dunia, namun beberapa jenis
terdapat hanya pada lokasi tertentu saja. Seperti halnya penyakit alternaria, penyakit ini
hanya menyerang satu jenis tanaman saja. Tanaman yang terserang bisa terjadi pada
berbagai tahap pertumbuhan. Mulai dari bibit hingga tanaman tua. Baik saat bibit
maupun tanaman dewasa , serangan penyakit ini dapat meyebabkan layu yang
akhirnya mati. Tandanya dapat dilihat pada jaringan angkut tanaman yang berubah
warna menjadi kuning atau coklat.Penyakit ini dapat bertahan di tanah untuk jangka
waktu lama dan bisa berpindah dari satu lahan ke lahan lain melalui mesin – mesin
pertanian, seresah daun yang telah terserang, maupun air irigasi. Suhu tanah yang
tinggi sangat sesuai untuk perkembangan penyakit ini. Adapun pengendalian nya dapat
dilakukan dengan : menggunakan varietas yang tahan bila memungkinkan. Hindari
lahan yang telah diketahui mengandung penyakit ini. Cucilah peralatan saat berpindah
dari lahan satu ke lahan lainnya. Lahan yang tergenangi untuk padi dapat mengurangi
keberadaan penyakit di tanah.

» Downy Mildew
Downy Mildew termasuk penyakit yang paling merusak pada tanaman timun-timunan
yang disebabkan oleh jamur Pseudoperonospora cubensis. Penyakit ini banyak
terdapat pada mentimun dan melon, tetapi sesekali menyerang dapat merusak seluruh
tanaman timun-timunan. Gejala yang timbul biasanya terjadi pada daun yang berupa
bercak kekuningan yang berubah dari kecoklatan menjadi coklat tua. Saat kelembaban
tinggi, timbulnya spora menjadi bukti pada bagian bawah daun yang luka dimana spora
tadi masuk ke dalam daun melalui stomata dan menghasilkan spora yang berwarna.
Penyakit ini merupakan parasit yang dapat berada pada tanaman yang dibudidayakan,

151
tanaman local / induk, ataupun jenis timun-timunan yang liar di daerah tropis dan
subtropics.

Spora yang terbawa oleh udara atau percikan air hujan menjadi penyebab utama
penyebaranya. Selain itu, adanya perbedaan suhu yang tinggi ditambah dengan
kelembaban yang tinggi dari embun , kabut, atau hujan mempengaruhi pesatnya
penyebaran sporanya. Pengendalian dapat dilakukan dengan menggunakan varietas
yang tahan bila ada. Penyemprotan fungisida Starmyl 25WP dicampur Victory 80WP
sangat dianjurkan jika tidak ada varietas yang tahan dan guna mencegah serta
mengendalikan penyakit agar tidak meluas.

» Late Blight (Baca: Leit blait)


Busuk Daun atau Late Blight merupakan penyakit busuk pada tanaman tomat yang
disebabkan oleh jamur Phytophthora infestans. Penyakit ini ditemukan di iklim sedang
dan daerah datarn tinggi tropis. Penyakit late blight ini tidak hanya menyerang bagian
daun saja melainkan juga batang serta buahnya. Pada bagain daun serangan ditandai
dengan munculnya potongan – potongan kecil yang tidak beraturan dan berair serta
menutupi bagian terbesar daun. Pembentukan spora jamur dapat dilihat pada sisi
bawah daun dan berwarna putih. Kemudian luka mengering dan menjadi coklat.
Akhirnya terjadi bercak pada seluruh daun. Pada bagian batang penyakit ini ditandai
dengan muncul luka – luka kecil yang tidak beraturan dan berair dan dapat mematikan
bagian batang dan tangkai daun yang terserang, atau menempel, dan membentuk luka
berwarna coklat tua. Sedangkan pada bagian buahnya ditunjukkan dengan permukaan
halus, kehijauan hingga coklat, bagian yang memiliki bentuk tidak beraturan tersebut
membuat buah menjadi kasar dan permukaan buah menjadi ulet. Luka dapat melebar
pada seluruh buah.

Daun yang basah dalam waktu yang lama dari seringnya hujan atau embun, serta
kondisi suhu dingin hingga sedang merupakan kondisi yang sesuai untuk
perkembangan penyakit ini. Adanya cuaca yang kering dan panas dapat menghentikan
perkembangan penyakit ini.

Jamur penyebab penyakit busuk daun dapat bertahan pada tanaman tomat dan
kentang terutama pada umbi kentang. Tetapi tidak dapat bertahan pada jaringan yang
melapuk. Spora menyebar melalui angin dan percikan air hujan. Air yang berada di
permukaan tanaman pun bisa menyebabkan perkecambahan dan penyerangan spora.
Pengendalian dapat dilakukan dengan memberikan fungisida seperti Starmyl 25WP
(Metalaksil), Victory 80WP (Mancozeb), Kocide 77WP (tembaga hidroksida). Gunakan
tanaman yang bebas hama dan penyakit. Hindari penanaman tomat dekat lahan
kentang atau lahan yang sebelumnya pernah ditanami kentang. Bakar seresah
tanaman tomat atau kentang yang terinfeksi. Beberapa tanaman memiliki ketahanan
terhadap jenis 0, tapi tidak tahan terhadap jenis 1.

» Bacterial Wilt (Layu bakteri)


Seperti halnya pada tanaman cabe, penyakit layu bakteri juga bisa menyerang tanaman
tomat. Namun, penyebabnya adalah Ralstonia solanacearum, yang sebelumnya dikenal

152
dengan Pseudomonas solanacearum. Serangan paling parah terdapat di daerah tropis
dan subtropics dengan curah hujan tinggi. Penyakit layu bakteri menyerang hanya pada
beberapa kelompok tanaman saja. Gejala awal ditunjukkan berupa layu pada daun –
daun pucuk, dua hari kemudian layu mendadak dan permanent. Akar adventis dapat
berkembang pada batang utama. Gejala tambahan berupa pencoklatan pada jaringan
pembuluh, jaringan gabus berair dan diikuti pencoklatan dan kemudian pecoklatan
jaringan kortek yang dekat dengan tanah. Aliran masa bakteri dapat dilihat ketika
potongan batang yang masih segar dicelupkan dalam air.

Diantara beberapa tanaman hortikultura yang ada, tomat merupakan tanaman yang
paling peka terhadap penyakit ini. Bakteri penyebab layu ini ternyata dapat bertahan di
dalam tanah dalam waktu yang lama meskipun tanpa adanya tanaman inang. Bakteri
ini menembus akar melalui luka, yang dapat disebabkan oleh serangga, nematode dan
luka akibat praktek budidaya. Suhu dan kelembaban tanah yang tinggi sangat kondusif /
cocok untuk pertumbuhan penyakit ini. Hingga saat ini belum ada pengendalian secara
kimiawi yang effektif . Namun untuk pencegahan sebaiknya sebelum tanam, perlu
dilakukan sterilisasi tanah atau pengasapan bedengan. Pergiliran system tanam
dengan tanaman tahan kurang berhasil, namun demikian pergiliran dengan tanaman
padi dapat mengurangi gejala sengan penyakit layu bakteri. Varietas yang toleran dapat
bertahan hingga 70 – 80%. Gunakan bedengan yang tinggi agar drainase dapat
berjalan baik. Menjaga tanah agar tetap pada pH 5.5 atau lebih tinggi. Hindari
penggunaan lahan yang telah terinfeksi oleh nematode (family cacing).

» Blossom End Rot (Busuk Ujung Buah)


Busuk Ujung Buah atau Blossom End Rot juga termasuk penyakit penting pada
tanaman tomat terutama di musim hujan. Penyakit ini ditandai dengan adanya luka
berwarna kecoklatan sampai coklat tua pada bagian ujung buah yang nampak cekung.
Luka tersebut membesar dan menjadi lebih cekung dan kulit mengelupas, kemudian
diikuti oleh busuk kering. Jamur berwarna hitam tumbuh pada permukaan yang luka.
Busuk ujung buah bukanlah disebabkan oleh penyakit namun lebih disebabkan oleh
kekurangan unsur kalsium. Kondisi musim hujan yang ada berdampak pada
berkurangnya serapan unsur kalsium pada tanaman tomat antara lain sehingga
menimbulkan fluktuasi kelembaban tanah maupun kemasaman tanah, penggunaan
nitrogen dalam bentuk ammonium, pemupukan nitrogen yang berlebihan, kelembaban
relatif yang tinggi dan kerusakan akar. Yang pada akhirnya menyebabkan kerusakan.
Agar tidak terjadi hal seperti ini maka dianjurkan : menggunakan varietas yang lebih
tahan terhadap penyakit ini. Jika perlu, berikan kapur atau pemupukan kalsium sebelum
tanam. Irigasi selama cuaca kering dan gunakan mulsa agar kelembaban tanah tempat
tumbuh tanaman konstan. Perawatan tanaman harus hati – hati untuk mengurangi
resiko kerusakan akar. Hindari penggunaan pupuk nitrogen yang berlebihan, khususnya
dalam bentuk ammonium. Hindari pula lahan yang sulit diairi atau yang mempunyai
tingkat kemasaman tinggi. Penyemprotan pupuk mikro FItomic setiap minggu mulai
awal pembentukan buah sangat mengurangi timbulnya penyakit ini.

153
Pengelolaan air untuk mengurangi penguapan

Memanfaat air secara efektif dan efisien membantu menghemat air terutama untuk
daerah-daerah yang memang tidak tersedia air yang cukup untuk bercocok tanam.
Tetapi dengan keterbatasan air tidak berarti bahwa keluarga dan masyarakat tidak
dapat bercocok tanam.

Air limbah adalah salah satu pilihan alternative yang dapat dimanfaatkan. Air limbah
rumah tangga dapat dimanfaatkan untuk menyirami atau mengairi tanaman yang
dibudidayakan di pekarangan rumah seperti air cucian beras, sayuran, ikan segar,
daging, air bilasan mencuci pakaian atau perabot yang lain, air bekas mencuci piring,
dan masih banyak lagi air bekas pakai lainnya.

Ada beberapa cara untuk memanfaatkan air untuk irigasi tanaman. Tetapi yang popular
diterapkan di lapangan adalah irigasi tetes atau drip irrigation. Selain irigasi tetes untuk
mengurangi penguapan pada bedeng tanaman adalah penggunaan mulsa atau
penutup tanah.

Berikut adalah contoh-contoh irigasi tetes dan pemulsaan tanaman.

Memanfaatkan bambu

154
Pemafaatan botol plastic bekas untuk menrairi tanaman cabe

Model lain irigasi tetes menfaatan botol plastik bekas

155
Tanaman buah naga dengan irigasi tetes bekas botol plastic bekas

Menjaga tanaman dalam pot tetap mendapatkan air secara teratur dengan
Pemanfaatan botol plastic bekas

156
Memanfaatkan kembalikantong plasti bekas sebagai irigasi tetes

Mengairi tanaman menggunakan prinsip sumbu pelita atau sumbu kompor


dan memanfaatkan botol bekas sebagai media tanam dengan cara kreatif

157
Pemanfaatan botol infuse bekas sebagai irigasi

Penggunaan ember plastic untuk irigasi tetes

158
Mulsa dari jerami padi atau daun alang-alang

Menanam secara rapat untuk jenis sayuran tertentu dan tujuan tertentu

159
Pemulsaan menggunakan plastik film

160

Anda mungkin juga menyukai