Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM

ACARA I
BIOKIMIA UMUM
“LARUTAN BUFFER”

DisusunOleh :

Nama : Heti Maesaroh

NIM : 2020C1A002

Kelompok : IV (Empat)

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM
2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

larutan buffer adalah larutan yang dapat mempertahankan pH pada


kisarannya. Jika ada suatu larutan menyangga ditambah sedikit asam atau basa
atau juga diencerkan, maka pH larutan tidak berubah. Larutan penyangga
sangatlah penting dalam kehidupan, misalnya dalam analisis biokimia,
bakteriologi, zat warna, foto grafi, dan industri kulit.

Kata pH dan larutan buffer (penyangga) sering di jumpai ketika kita


mempelajari materi asam dan basa. Suatu larutan yang dapat mempertahankan
nilai pH dengan penambahan sedikit asam, basa, dan pengenceran oleh air di
sebut larutan penyangga (buffer). Larutan penyangga dapat dibuat dari campuran
asam lemah dan basa konjugasinya serta basa lemah dan asam konjugasinya.
Larutan penyangga dapat pula dibuat dari campuran asam atau basa kuat dengan
basa atau asam lemah, dengan ketentuan jumlah asam tau basa lemahnya harus
lebih besar dari basa atau asam kuatnya.

Ada beberapa fungsi dari larutan penyangga, salah satunya dalam bidang
kesehatan. Dalam bidang farmasi (obat-obatan), banyak zat aktif yang harus
berada dalam keadaan pH stabil. Perubahan pH akan menyebabkan khasiatzat
aktif tersebut berkurang atau hilang sama sekali.

2.1. Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dari praktikum larutan buffer adalah sebagai berikut:


a. Percobaan sifat asam larutan buffer memiliki tujuan agar praktikan
mampu membandingkan tampilan perubahan Ph asam kuat dan asam
lemah yang dititrasi dengan NaOH.
b. Percobaan sifat buffer pada berbagai konsentrasi memiliki tujuan agar
praktikan mampu membandingkan kapasitas buffer fosfat pada berbagai
konsentrasi
BAB II

TINJAUAN PUSTA

Larutan penyangga atau larutan buffer atau larutan dapar merupakan suatu
larutan yang dapat menahan perubahan pH yang besar ketika ion – ion hidrogen
atau hidroksida ditambahkan, atau ketika larutan itu diencerkan. Secara umum,
larutan buffer mengandung pasangan asam-basa konjugat atau terdiri dari
campuran asam lemah dengan garam yang mengandung anion yang sama dengan
asam lemahnya, atau basa lemah dengan garam yang mengandung kation yang
sama dengan basa lemahnya. Oleh karena mengandung komponen asam dan basa
tersebut, larutan buffer dapat bereaksi dengan asam (ion H+) maupun dengan basa
(ion OH-) apa saja yang memasuki larutan. Oleh karena itu, penambahan sedikit
asam ataupun sedikit basa ke dalam larutan buffer tidak mengubah pH-nya.
Larutan penyangga dapat dibedakan atas larutan penyangga asam dan larutan
penyangga basa. Apabila asam lemah dicampur dengan basa konjugasinya maka
akan terbentuk larutan buffer asam, dimana larutannya mempertahankan pH pada
daerah asam (pH 7) (Underwood, 2002 ).

Larutan buffer adalah campuran asam lemah dengan garamnya dari basa
kuat atau campuran basa lemah dengan garamnya dari asam kuat. Misalnya
CH3COOH dengan CH3COONa dan larutan NH3 dengan larutan NH4CI.
Campuran larutan ini mempunyai sifat penyangga (penahan) terhadap usaha untuk
mengubah pH penambahan sedikit asam, sedikit basa, atau penambahan air tidak
mengubah pH larutan (Pujiyanti, 2008).

Larutan penyangga atau larutan buffer atau dapar merupakan suatu larutan
yang dapat mempertahankan nilai pH tertentu.Adapun sifat yang paling menonjol
dari larutan penyangga ini seperti pH larutan penyangga hanya berubah sedikit
pada penambahan sedikit asam kuat.Disamping itu larutan penyangga merupakan
larutan yang dibentuk oleh reaksi suatu asam lemah dengan basa konjugatnya
ataupun oleh basa lemah dengan asam konjugatnya.Reaksi ini disebut sebagai
reaksi asam-basa konjugasi. Disamping itu mempunyai sifat berbeda dengan
komponen-komponen pembentuknya (Zulfiky, 2003).

Buffer merupakan suatu sistem dalam larutan yang terdiri dari asam dan
basa konjugasi yang pH nya dipertahankan tidak berubah walaupun dengan
penambahan ion-ion OH- atau H+. Biasanya larutan buffer terdiri atas campuran
asam Bronsted lemah dan basa konjugasinya, misalnya campuran asam asetat
dengan natrium asetat atau campuran amonium hidroksida dengan amonium
klorida (Girindra,1993)
Mengambil larutan A sebanyak 10 ml dengan pipet ukur dan
menambahkan aquades 30 ml dalam labu ukur. Campur rata dan
tambahkan aquades sampai 20 ml dalam labu ukur. Campur rata dan
tambahkan aquades sampai volume larutan akhir mencapai 40 ml
(larutan C).
a. Pengujian kapasitas larutan buffer fosfat
1) Mempersiapkan 8 buah tabung reaksi dan memberikan label kode
nomor dari 1 sampai 8.
2) Tabung reaksi nomor 1-4 diisi dengan masing masing 10 ml berturut
turut aquades, larutan A,B dan larutan C dan ditambahkan dengan
larutan HCL 0,2 M sebanyak 5 ml dengan interval penambahan 1 ml.
3) Tabung reaksi nomor 5-8 diisi dengan masing masing 10 ml berturut
turut aquades, larutan ,B dan larutan C dan ditambahkan dengan
larutan NaOH 0,2 M sebanyak 5 ml dengan interval penambahan 1
ml.
4) Aduk rata dan ukur pH masing masing tabung ( tabung nomor 1
dan 5 adalah larutan blanko).
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat Praktikum


Hari/tgl : Rabu , 01 desember 2021
Waktu : 09 : wib – selesai
Tempat :laboratorium kimia dasar lantai 2 fakultas pertanian
Universitas Muhammadiyah Mataram
3.2. Alat dan Bahan Praktikum
3.2.1. Sifat Asam Larutan Buffer
a. Bahan-bahan :
 larutan HCL O,1 M
 larutan h3Po4 0,05 M
 larutan NaOH 0,01 dan 0,05 M
b. Alat-alat :
 pH meter
 buret
 pipet ukur
 gelas piala
3.2.2. Sifat Buffer Pada Berbagai Konsentrasi
a. Bahan bahan
 larutan NaH2PO4 0,2 M
 Larutan Na2HPO4 0,2 M
 Larutan HCL 0,2 M
 Larutan NaOH 0,2 M
b. Alat alat :
 pH meter
 buret
 pipet ukur
 gelas piala
 labu ukur
 tabung reaksi

3.3. Prosedur Kerja
3.3.1. Sifat Asam Larutan Buffer
a. Titrasi Larutan HCL
1) Ambillah 2 ml larutan HCL 0,1 M dengan pipet ukur dan masukkan
ke dalam kelas piala yang telah berisi 18 ml aquades, kemudian
aduk rata dengan pengaduk magnetic.
2) Ukurlah pH larutan dengan pH meter.
3) Selanjutnya mentitrasi dengan larutan NaOH 0,01M sebanyak 30 ml
dan mengukur pH nya dengan pH meter dengan selang pengukuran
pH setiap 2 – 4 ml sambil diaduk rata.
4) Gambarkan kurva titrasi hubungan antara perubahan pH dan
volume NaOH.
b. Titrasi Larutan H3PO4
1) Ambillah 20 ml larutan H3PO4 0,05 M dengan pipet ukur dan
masukkan ke dalam gelas piala, kemudian aduk rata dengan
pengaduk magnetic.
2) Mengukur pH larutan dengan pH meter.
3) Mentitrasi dengan laritan NaOH 0,05 M sebanyak 62 ml dan
mengukur pHnya dengan pH meter dengan selang pengukuran pH
setiap 2-4 ml sambil diaduk rata.
4) Menggambar kurva titrasi hubungan antara perubahan pH dan
volume NaOH.
3.3.2. Sifat Buffer Pada Berbagai Konsentrasi
b. Pembuatan buffer fosfat 0,2 M
Mencampur 30 ml larutan Na2HPO4 0,2 M dengan 30 ml larutan
Na2HPO4 0,2 M dalam labu ukur (larutan A).
c. Pembuatan buffer fosfat 0,1 M
Mengambil larutan A sebanyak 20 ml dengan pipet ukur dan
menambahkan aquades 20 ml dalam labu ukur. Campur rata dan
tambahkan aquades sampai 20 ml dalam labu ukur. Campur rata dan
tambahkan aquades sampai volume larutan akhir mencapai 40 ml
(larutan B).
d. Pembuatan buffer fosfat 0,05 M
BAB IV

HASIL PENGAMATAN
4.1 Hasil pengamatan
4.1.1 Sifat Asam Larutan Buffer
Tabel 1. Perubahan pH Larutan HCL 0,1 M dengan Penambahan NaOH
0,01 N.
Volume NaOH 0,01 M (ml) yang ditambahkan
pH larutan 0 5 10 15 20 25 30
6,0 6,3 6,6 6,8 7,7 8,1 8,1
HCL

Grafik :

pH Larutan HCl
8.5

7.5

6.5

6
0 5 10 15 20 25 30

pH Larutan HCl

Tabel 2. Perubahan pH Larutan H3PO4 0,05 M dengan Penambahan


NaOH 0,05 N.
Volume NaOH 0,01 M (ml) yang ditambahkan
pH larutan 0 5 10 15 20 25 30
8,8 8,7 8,7 8,8 8,8 8,8 8,9
HCL
Grafik :

pH Larutan H3PO4
8.95
8.9
8.85
8.8
8.75
8.7
8.65
8.6
8.55
0 5 10 15 20 25 30

pH Larutan H3PO4

4.1.2 Sifat Buffer Pada Berbagai Konsentrsi


Tabung Volume HCL 0,2 M (ml) yang
ditambahkan
1 5,9
2 8,4
3 7,9
4 6,0
e.
Tabung Volume NaOH 0,2 M (ml) yang
ditambahkan
5 10,6
6 9,7
7 10,1
8 10,2

4.1. Pembahasan
4.1.1. Sifat Asam Larutan Buffer
Untuk praktikum kali ini, akan dilakukan titrasi HCL dengan
mengambil 2 ml larutan HCL 0,1 m dengan pipet ukur. Kemudian larutan
hcl yang telah diambil kemudian dimasukkan ke dalam gelas piala yang
sudah diisi dengan 18 ml aquades, setelah itu diaduk rata dengan pengaduk
magnetic. Selanjutnya larutan tersebut diukur menggunakan ph meter
kemudian dititrasi lagi dengan larutan NaOH 0,01 m sebanyak 30 ml dan
diukur pHnya lagi menggunakan ph meter dengan selang waktu pengukuran
ph setai 2-4 ml sambil diaduk rata.
Berdasarkan hasil penelitian tadi didapatkan perubahan pH larutan HCl
0,1 m dengan penambahan naoh 0,01 m sebagai berikut: pada volume naoh
0,01 m yang ditambahkan sebanyak 0 ml ph larutannya yaitu 6,0. Pada
volume NaOH 0,01 M yang ditambahkan sebanyak 5 ml ph larutannya yaitu
6,3. Pada volume naoh 0,01 m yang ditambahkan sebanyak 10 ml pH
larutannya yaitu 6,6. Pada volume naoh 0,01 m yang ditambahkan sebanyak
15 ml pH larutannya yaitu 6,8. Pada volume naoh 0,01 m yang ditambahkan
sebanyak 20 ml ph larutannya 7,7. Pada volume naoh 0,01 m yang
ditambahkan sebanyak 25 ml pH larutannya 8,1. Pada volume naoh 0,01 m
yang ditambahkan sebanyak 30 ml ph larutannya sebanyak 8,1. Dari hasil
penelitian ini didapatkan bahwa titrasi hubungan antara larutan hcl dengan
larutan naoh mengalami peningkatan ph seiring dengan bertambahnya
volume NaOH yang ditambahkan.

Untuk titrasi larutan H3PO4, pertama tama diambil larutan 20 ml


larutan H3PO4 dengan pipet ukur kemudian dimasukkan ke dalam gelas piala
setelah itu diaduk rata. Kemudian larutan yang telah tercampur diukur ph
nya dengan menggunakan ph meter. Selanjutnya larutan H 3PO4 tadi
kemudian dititrasi kembali dengan larutan NaOH 0,05 M sebanyak 62 ml
dan diukur ph nya kembali menggunakan ph meter dengan selang
pengukuran ph setiap 2-4 ml sambil diaduk rata.
Berdasarkan hasil penelitian tadi maka didapatkan perubahan ph dan
volume NaOH dengan penambahan 0 ml dengan ph 8,8. Pada saat
penambahan volume NaOH sebanyak 5 ml ph larutannya 8,7. Pada saat
penambahan volume NaOH sebanyak 10 ml ph larutannya 8,7. Pada saat
penambahan volume NaOH sebanyak 15 ml ph larutannya 8,8. Pada saat
penambahan volume NaOH sebanyak 20 ml ph larutannya 8,8 . Pada saat
penambahan volume NaOH sebanyak 25 ml ph larutannya 8,8. Pada saat
penambahan volume NaOH sebanyak 30 ml ph larutannya 8,9. Berdasarkan
hasil penelitian tersebut didapatkan bahwa titrasi hubungan H 3PO4dengan
larutan NaOH mengalami peningkatan ph seiring dengan bertabahnya
larutan NaOH yang ditambahkan.
Menurut anonym (2013) Larutan Buffer adalah larutan yang berfungsi
menahan perubahan pH yang ekstrim pada saat terjadi pertambahan jumlah
ion H+ dan OH- dalam larutan. Buffer tersusun dari asam lemah dengan
basa konjugasinya atau oleh basa lemah dengan asam konjugasinya. Reaksi
diantara kedua komponen penyusun ini disebut dengan reaksi asam-basa
konjugasi. Larutan penjangga yang bersifat asam akan mempertahankan pH
pada daerah asam (pH<7) sedangkan larutan penyangga yang bersifat basa
akan mempertahankan pH pada daerah basa (pH>7) .
Dari hasil percobaan pada sifat asam larutan buffer pada perubahan ph
larutan HCl 0,1 M dengan penambahan NaOH 0,01 M dapat disimpulkan
bahwa larutan tersebut bersifat asam karena ph larutan lebih dari 7.
Sedangkan untuk perubahan ph larutan pada penambahan H3PO4
larutannya bersifat asam karena ph larutan lebih dari 7.

4.1.2. Sifat Buffer Pada Berbagai Konsentrasi


Untuk praktikum ini meneliti tentang sifat buffer pada berbagai
konsentrasi. Pertama yaitu pembuatan buffer fosfat 0,2 M ( larutan A) yaitu
dengan mencampurkan 30 ml larutan Na2HPO4 0,2 M dengan 30 ml larutan
NaH2PO4 0,2 M larutan tersebut dicampurkan di dalam labu ukur dan beri
label larutan A. Untuk pembuatan buffer fosfat 0,1 M (larutan B) yaitu
dengan mencampurkan larutan A tadi sebanyak 20 ml dengan pipet ukur
kemudian ditambahkan dengan aquades sebanyak 20 ml dalam labu ukur
campur rata setelah itu tambahkan aquades sebanyak 20 ml dalam labu ukur
campur rata lagi dan tambahkan aquades sampai volume larutan akhir
mencapai 40 ml dan beri label larutan B. untuk pembuatan buffer fosfat 0,05
M ( larutan C) yaitu dengan mengambil larutan A sebanyak 10 ml dengan
pipet ukur kemudian ditambahkan dengan aquades sebanyak 30 ml dalam
labu ukur. Campur rata dan ditambahkan aquades sampai volume larutan
akhir mencapai 40 ml dan beri label larutan C.
Setelah itu dilakukan pengujian kapasitas larutan buffer fosfat.
Pertama tama disiapkan 8 buah tabung reaksi dan beri label kode nomor 1
sampai 8. Untuk tabung reaksi no 1- 4 diisi dengan masing masing 10 ml
berturut turut aquades, larutan A,B dan larutan C dan ditambahkan dengan
larutan HCL 0,2 M sebanyak 5 ml dengan interval penambahan 1 ml aduk
rata masing masing tabung reaksi kemudian diukur pH nya menggunakan
ph meter. Dari pengukuran ph untuk tabung reaksi no 1-4 didapatkan pH
sebagai berikut.
Pada tabung 1 dengan penambahan aquades sebanyak 10 ml dan
larutan HCL 0,2 M sebanyak 5 ml dengan interval penambahan 1 ml
didapatkan ph larutan 5,9 dari hasil pengamatan tersebut didapatkan hasil
bahwa tabung 1 dalam penambahan lartan HCL dengan interval
penambahan 1 ml jadi dapat ditentukan bahwa larutan pada tabung 1
bersifat asam.
Pada tabung 2 dengan penambahan larutan A sebanyak 10 ml dan
larutan HCL 0,2 M sebanyak 5 ml dengan interval penambahan 1 ml
didapatkan ph larutan yaitu 8,4 dari hasil pengamatan tersebut didapatkan
hasil bahwa tabung 2 dalam penambahan lartan HCL dengan interval
penambahan 1 ml. Jadi dapat ditentukan bahwa larutan pada tabung 2
bersifat basa.
Pada tabung 3 dengan penambahan larutan B sebanyak 10 ml dan
larutan HCL 0,2 M sebanyak 5 ml dengan interval penambahan 1 ml
didapatkan ph larutan yaitu 7,9. dari hasil pengamatan tersebut didapatkan
hasil bahwa tabung 3 dengan penambahan 1 ml. Jadi dapat ditentukan
bahwa tabungan 3 bersifat netral.
Pada tabung 4 dengan penambahan larutan C sebanyak 10 ml dan
larutan HCL 0,2 M sebanyak 5 ml dengan interval penambahan 1 ml
didapatkan ph larutan yaitu 6,0. dari hasil pengamatan tersebut di dapatkan
hasil dengan penambahan larutan HCL dengan interval penambahan 1 ml.
jadi dapat ditentukan untuk larutan pada tabung 4 bersifat asam.
Selanjutnya untuk tabung reaksi nomor 5-8 diisi dengan masing
masing 10 ml berturut turut aquades, larutan A, B dan C kemudian
ditambahkan dengan larutan NaOH 0,2 M sebanyak 5 ml dengan interval
penambahan 1 ml. pada tabung 5 dengan penambahan aquades dan larutan
NaOH 0,2 M sebanyak 5 ml dengan interval penambahan 1 ml didapatkan
ph larutan yaitub 10,6. dari hasil pengamatan tersebut didapatkan bahwa ph
larutan pada tabung nomor 5 bersifat basa.
Pada tabung nomor 6 dengan penambahan larutan A sebanyak 10 ml
dan larutan NaOH 0,2 M sebanyak 5 ml dengan interval penambahan 1 ml
didapatkan ph larutan 9,7. Dari hasil pengamatan tersebut didapatkan bahwa
setiap penambahan larutan NaOH mengalami sedikit penurunan ph, jadi
dapat ditentukan bahwa larutan pada tabung nomor 6 bersifat basa.
Pada tabung nomor 7 dengan penambahan larutan B sebanyak 10 ml
dan larutan NaOH 0,2 M sebanyak 5 ml dengan interval penambahan 1 ml
didapatkan ph larutan yaitu 10,1. Dari hasil pengamatan tersebut didapatkan
bahwa setiap penambahan larutan NaOH mengalami kenaikan ph. Jadi dapat
ditentukan bahwa larutan pada tabung nomor 7 bersifat basa.
Pada tabung nomor 8 dengan penambahan larutan C sebanyak 10 ml
dan larutan NaOH 0,2 M sebanyak 5 ml dengan interval penambahan 1 ml
didapatkan ph larutan yaitu 10,2. dari hasil pengamatan tersebut didapatkan
bahwa ph larutan pada tabung nomor 8 bersifat basa

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
a. Larutan penyangga atau larutan buffer atau dapar merupakan suatu larutan
yang dapat mempertahankan nilai pH tertentu. Adapun sifat yang paling
menonjol dari larutan penyangga ini seperti pH larutan penyangga hanya
berubah sedikit pada penambahan sedikit asam kuat. Disamping itu larutan
penyangga merupakan larutan yang dibentuk oleh reaksi suatu asam lemah
dengan basa konjugatnya ataupun oleh basa lemah dengan asam
konjugatnya. Reaksi ini disebut sebagai reaksi asam-basa konjugasi.
Disamping itu mempunyai sifat berbeda dengan komponen-komponen
pembentuknya.
b. Dalam penentuan sifat asam dan basa pada suatu larutan adalah dengan
melihat ph nya, untuk ph dari 1-6 bersifat asam, untuk ph 7 bersifat netral
dan untuk ph 8-14 bersifat basa.
5.2. saran

DAFTAR PUSTAKA

Alexander, Wiro 2011. Buffer dan kapasitas buffer. Yogyakarta: pustaka pelajar
Anonim, 2013. Larutan penyangga, larutan dengan dua sisi kepribadian,
http:/belajarkimia.com/larutan-penyangga-larutan-dengan-dua-sisi-
kepribadian/. Diakses pada 16 desember 2020

Day, R.A, dan Underwood, A.L., (2002), analisis kimia kuantitatif edisi keenam,
erlangga : jakarta

Iswanto, Heri. 2011. Keasaman dan kapasitas penyangga. Jakarta: Erlangga

Mangihut, S.T (2009).Kimia dasar. PT. Grafinda. Persada. Jakarta

Riyadi, 2008. Analisa bahan makanan dan pertanian. Liberty : yogyakarta

Rohman abdul golib i.g (2007). Kimia farmasi analisis. Pustaka belajar:
Yogyakarta.

Zulfiky, (2003). Dasar dasar biokimia. Bayumedia publishing. Malang

Anda mungkin juga menyukai