Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

BUDIDAYA TANAMAN BAWANG MERAH

OLEH
NUR AENI
NIM 150250101 111

AGRIBISNIS PERTANIAN UNIVERSITAS TOMAKAKA


TAHUN AKADEMIK 2017/2018

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak
terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan
baik materi maupun pikirannya.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih


banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Tinambung, 19 Desember 2017

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... i


DAFTAR ISI..................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang ................................................................................................ 1
1.2 Tujuan ............................................................................................................. 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Klasifikasi bawang merah ............................................................................... 2
2.2 Morfologi bawang merah ................................................................................ 2
2.3 Syarat tumbuh bawang merah ......................................................................... 3
BAB III KEADAAN UMUM WILAYAH
3.1 Letak Geografis ............................................................................................... 5
3.2 Wilayah Adminitrasi ....................................................................................... 5
3.3 Keadaan Tanah Dan Iklim .............................................................................. 5
3.4 Potensi Lahan Pertanian .................................................................................. 6

BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Jenis-Jenis Bawang Merah .............................................................................. 7
4.2 Musuh Alami Pada Tanaman Bawang Merah ................................................ 7
4.3 Hama Pada Tanaman Bawang Merah ............................................................. 8
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ..................................................................................................... 10
5.2 Saran ............................................................................................................... 10
Daftar pustaka .................................................................................................................. 12

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bawang merah (Allium cepa) merupakan salah satu komoditas hortikultura yang
sangat dibutuhkan oleh manusia.
Musuh alami merupakan suatu pengendalian alami utama hama yang bekerja secara
tergantung kepadatan populasi sehingga tidak dapat dilepaskan dari kehidupan dan
perkembangan hama. Hal ini erat kaitannya dengan kelangsungan ekologi maupun habitat
tanaman itu berada, karena selain mengurangi bahkan tanpa bahan kimia, metode biologis ini
lebih diarahkan pada pengendalian secara alami dengan mem-biarkan musuh-musuh alami
agar tetap hidup.
Pada kebun atau lahan yang sehat ditemukan banyak musuh alami seperti semut rang-
rang, tubuhan, burung, laba-laba dan lain-lain yang menguntungkan bagi kehidupan manusia
jika musuh alami yang ada diperlakukan dengan benar maka mereka akan dapat memberikan
keuntungan bagi kita yaitu melindungi tanaman dari serangan hama. Musuh alami juga
mempunyai musuh. Parasit dan predator mempunyai predator, parasit dan patogen.
Kebanyakan predator adalah kanibalistik yaitu perilaku yang terjadi bila mangsa tidak
dijumpai sehingga yang dapat bertahan hidup hanya beberapa saja.
Penggunaan pestisida yang berlebihan, berspektrum luas dan tidak selektif disertai
tehnik budidaya yang kurang baik akan berdampak pada ketidakseimbangan ekosistem,
karena tidak hanya hama saja melainkan semua pemangsanya pun turut musnah. Dan bila
terjadi ledakan populasi hama yang baru, jumlah predator yang ada tidak mencukupi
sehingga pengendalian biologis tidak akan efektif

Melihat pentingnya peran predator dan parasit dalam menjaga dan mengendalikan
populasi hama, maka upaya yang dapat dilakukan adalah dengan mengurangi penggunaan
insektisida yang berspektrum luas, aplikasi insektisida dengan melakukan pengamatan
perbandingan jumlah hama dan musuh alami, bahkan bila perlu dalam suatu areal penanaman
dilakukan manipulasi lingkungan agar mendukung peran dan jumlah musuh alaminya.

1.2 Tujuan
1. Mengetahui tentang musuh alami.
2. Untuk mengetahui hama pada tanaman bawang merah.
3. Untuk mengetahui jeni-jenis bawang merah.

1
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Klasifikasi Bawang Merah

 Kingdom : Plantae (Tumbuhan)


 Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan dengan pembuluh)
 Super Divisio : Spermatophyta (Menghasilkan bebijian)
 Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan dengan bunga)
 Kelas : Liliopsida (berkeping satu atau monokotil)
 Sub Kelas : Liliidae
 Ordo : Liliales
 Famili : Liliaceae (suku bawang-bawangan)
 Genus : Allium
 Spesies : Allium Cepa Var.Aaggregatum L.

2.2 Morfologi Bawang Merah

1. Akar
Perakaran pada bawang merah ini memiliki perakaran yang dangkal dan juga
bercabang memancar, dengan kedalaman mencapai 15-30cm didalam tamah serta
tumbuh di sekitar umbi bawang merah.

2. Batang
Batang bawang merah memiliki batang sejati disebut diskus, yang memiliki
bentuk hampir menyerupai cakram, tipis dan juga pendek sebagai tempat melekatnya
akar dan juga mata tunas. Sedangkan bagian atas pada diskus ini terdapat batang semu
yang berada didalam tanah dan juga berguna untuk menjadi umbi lapis.

3. Daun
Daun bawang merah memiliki bentuk silindris kecil memanjang yang
mencapai sekitar 50-70cm, memiliki lubang dibagian tengah dan pangkal daun

2
runcing.daun bawang merah ini berwarna hujau mudah hingga tua,dan juga letak daun
ini melekat pada tangkai yang memiliki ukuran pendek.

4. Bunga
Bunga bawang merah ini memiliki panjang antara 30-90cm, dan juga memiliki
pangkal ujung kuntum bunga yang hampir menyerupai payung. Selain itu, bunga
tanaman ini terdiri dari 5-6 helai daun bunga yang berwarna putih, 6 benang sari yang
berwarna hijau kekuning-kungingan, serta memiliki 1 putik dan bakal buah yang
memiliki bentuk segitiga. Bunga bawang merah ini juga merupakan salah satu bunga
sempurna dan juga dapat melakukan penyerbukan sendiri.

5. Buah dan Biji


Buah bawang merah berbentuk ulat dengan pangkal ujung tumpul yang
terbungkus dengan biji berjumlah 2-3 butir, selain itu biji ini memiliki bentuk agak
pipih berwarna bening dan juga agak keputihan sehingga memiliki warna kecoklatan
sampai kehitaman. Namun, untuk perbanyakan pada biji bawang merah ini dapat
dilakukan secara generatif (seksual).

2.3 Syarat Tumbuh Bawang Merah

Terdapat beberapa syarat yang harus diketahui dan deperhatikan ketika kita akan
melakukan budidaya tanaman bawang merah. Ketiga syarat tersebut meliputi syarat iklim,
syarat media tanam, dan syarat ketinggian.

 Syarat iklim tumbuh tanaman bawang merah

Seperti jenis tanaman bawang-bawangan yang lainnya, tanaman bawang merah juga tidak
mampu bertahan pada daerah yang memiliki curah hujan yang lebab. Sehingga sebaiknya
melakukan budidaya tanaman bawang merah saat musim kemarau sajadengan catatan adanya
pengairan yang cukup.

Selain itu, tanaman ini juga tidak menyukai daerah denagn angin kencang dan memiliki
kabut tetapi menyukai daerah dengan angin yang bertiup secara terus menerus dengan
kecepatan sedang-lambat.

3
Sedangkan jika melakukan budidaya pada musim hujan, tanamn bawang akan mengalami
banyak serangan penyakit berat yang mengakibatkan penurunan kualitas sehingga terjadi
gagal panen.

Suhu terbaik untuk tanaman bawang merah adalah 25-32oC , dengan iklim kering dan
kelembaban udaranya antara 80-90oc serta mendapat intensitas cahaya matahari minimal 4-7
jam setiap harinya.

 Syarat media tumbuh tanaman bawang merah

Umumnya, tanaman bawang merah dibudidayakan pada tanah gembur, subur, hingga
tanah yang kaya akan bahan-bahan organik. Usahakan tanah tersebut memiliki struktur
bergumpal, memiliki aliran air baik,namun air tanahnya tidak menggenang.

Sehingga, pada daerah yang memiliki genangan air atau becek harus dibuatkan dainase
yang baik. Untuk keasaman tanah, sebaiknya tanah tersebut memiliki pH antara 5-7.jika pH
tanah tersebut dibawah 5,maka umbi bawang merah akan kecil. Sedangkan pH tanah tersebut
diatas 7, hasilnya akan kecil dan memiliki mutu kurang baik.

 Syarat ketinggian tumbuhan tanaman bawang merah

Tanaman bawang merah cocok dibudidayakan diberbagai ketinggian tempat, antara 0-


1500 m diatas permukaan laut. Akan tetapi, ketinggian yang paling ideal untuk melakukan
budidaya adalah 0-600 m diatas permukaan laut. Karena pada ketinggian tersebut, tanaman
bawang merah akan menghasilkan umbi yang berukuran besar dan memiliki kualitas yang
baik.

4
BAB III

KEADAAN UMUM WILAYAH

3.1. Letak Geografis

Desa Tammejarra merupakan desa yang masuk dalam wilayah Kecamatan Balanipa.
Jarak Desa Tammejarra dari ibukota Kecamatan 3 Km dan jarak dari ibukota kabupaten
Polewali Mandar 49 Km dengan batas-batas wilayah sbagai berikut.

a. Sebelah utara berbatasan dengan Desa Napo Kec. Limboro


b. Sebelah timur berbatasan dengan Kel. Balanipa
c. Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Batulaya Kec. Tinambung
d. Sebelah barat berbatasan dengan Desa Samasundu Kec. Limboro

3.2. Wilayah Adminitrasi

Desa Tammejarra mempunyai luas 250 Ha dengan ketinggian 50 m diatas permukaan


laut. Jumlah penduduk 1.733 jiwa dengan perincian856 laki-laki dan 877 perempuang
sedangkan jumlah kepala keluarga (KK) 422

3.3. Keadaan Tanah Dan Iklim

Jenis tanah yang ada Desa Tammejarra memiliki tekstur liat berpasir dengan PH tanah 6-
8 yang merupakan daerah dataran rendah sampai dataran tinggi dengan kemiringan 5-35 %. \

Kondisi iklim Desa Tammejarra secara umum terbagi 3 musim yaitu musim pancaroba
yang berlangsung dari bulan Mare, April dan Mei, musim kemarau yang berlangsung dari
Juni, Juli, Agustus dan September, musimhujan berlangsung dari bulan Oktober, November,
Desember, Januari hingga bulan Februari

5
3.4. Potensi Lahan Pertanian

Potensi lahan pertanianan yang ada di desa Tammejarra, dengan rincian pada beberapa
tabel dibawah berikut ini

Tabel 1 : Jenis penggunaan lahan dan luasnya


Jumlah
No Penggunaan Lahan
(Ha)
1 Tegalan 49
2 Pekarangan 21
3 Kebun 75
4 Padang Rumput 75
5 Lain - lain 30
Total 250
Profil Desa Tammejarra 2016

6
BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Jenis-Jenis Bawang Merah


1. Bawang bombai putih
Bawang bombai ini memang berasal dari Bombay, India. Ukurannya besar, umbinya
beruas, berlapis, tinggi kandungan air, dan bergetah. Bawang bombai dimanfaatkan sebagai
bumbu beragam masakan. Umumnya, bawang bombai dicincang halus dan dijadikan
campuran hidangan utama, salad, serta camilan.
2. Bawang bombai merah
Tekstur bawang bombai merah lebih keras dan padat. Aromanya lebih tajam dan
rasanya lebih manis. Biasanya dijadikan campuran salad, sayur berkuah, tumisan, dan
pelengkap hidangan utama.
3. Bawang lanang
Disebut juga bawang tunggal. Berwarna seperti bawang putih, tapi bentuknya lebih
bulat dan teksturnya padat juga keras. Kulit bawang lanang juga padat dan tidak seringan
kulit bawang putih. Bawang lanang lebih banyak digunakan sebagai obat daripada bumbu.
4. Bawang merah
Bawang merah biasanya dihaluskan dan dicampur dalam masakan. Bawang merah
sejak lama telah digunakan untuk mengobati berbagai macam penyakit, seperti cacingan,
wasir, dan mata ikan pada kaki

5. Bawang putih

Bawang putih digunakan sebagai obat selama bertahun-tahun untuk mengobati tumor,
gigitan serangga, bisul, gigitan ular, luka, flu, batuk, dan mencegah infeksi. Bawang putih
juga berkhasiat mengurangi jerawat dan komedo.

4.2 Musuh Alami Pada Tanaman Bawang Merah


Laba-laba
` Predator merupakan golongan makhluk hidup yang paling penting sebagai pengendali
kehidupan organisme pada tanaman bawang merah, tiap predator akan memakan banyak
mangsa sepanjang hidupnya. Predator mempunyai bentuk yang sangat mudah dilihat
kendatipun kerap kali ada beberapa yang masih sulit dibedakan dengan hama yang banyak

7
terdapat disekitar tanaman bawang merah. Beberapa jenis predator seperti laba-laba,
kumbang kubah dan kumbang tanah, mencari mangsa seperti penggerek batang serta ulat
pemakan daun di pertanaman bawang merah.
Laba-laba lebih menyenangi mangsa yang bergerak meskipun beberapa diantaranya dapat
menyerang kelompok telur. Banyak jenis laba-laba berburu mangsa hanya pada malam hari,
sementara jenis yang lain membuat jala perangkap kemudian dikumpulkan dalam jala
tersebut sepanjang siang dan malam hari.
Predator-predator tersebut perlu dijaga keberadaanya, antara lain dengan cara mengurangi
penggunaan insektisida yang memiliki daya racun luas.
Pengendalian hayati aman bagi lingkungan karena tidak memiliki dampak samping
terhadap lingkungan terutama terhadap serangga atau organisme bukan sasaran. Karena
musuh alami biasanya adalah khas inang. Meskipun pernah dilaporkan kasus terjadinya
ketahanan suatu jenis hama terhadap musuh alami antara lain dengan membentuk kapsul
dalam tubuh inang, namun kejadian tersebut sangat langka.
Musuh alami adalah organisme yang ditemukan di alam yang dapat membunuh serangga
sekaligus, melemahkan serangga, sehingga dapat mengakibatkan kematian pada serangga,
dan mengurangi fase reproduktif dari serangga. Musuh alam biasanya mengurangi jumlah
populasi serangga, inang atau pemangsa, dengan memakan individu serangga. Untuk
beberapa spesies, musuh alami merupakan kekuatan utama yang mengatur dinamika populasi
serangga,sehingga penting bagi kita untuk mengetahui bagaimana musuh alami dapat
mempengaruhi populasi serangga untuk mengestimasi pengaruhnya. Untuk menjelaskan
kepadatan populasi serangga dan memprediksi terjadinya outbreaks.
Musuh alami dapat membantu manusia dalam menangani hama tanpa merusak lingkungan.
Dengan adanya musuh alami atau predator rantai makanan dalam lingkungan tersebut akan
tetap terjaga.

4.3 Hama Pada Tanaman Bawang Merah

Ulat Grayak
Ulat Grayak (Spodoptera exigua Hubner)
Ordo : Lepidopterav Famili : Noctuidae
Gejala serangan :
Ulat bawang dapat menyerang tanaman sejak fase pertumbuhan awal (1-10 hst)
sampai dengan fase pematangan umbi (51-65 hst). Ulat muda (instar 1) segera melubangi

8
bagian ujung daun, lalu masuk ke dalam daun bawang. Ulat memakan permukaan daun
bagian dalam, dan tinggal bagian epidermis luar. Daun bawang terlihat menerawang tembus
cahaya atau terlihat bercak-bercak putih transparan, akhirnya daun terkulai.
Bioekologi :
Imago betina meletakkan telur pada daun bawang secara berkelompok dan ditutupi oleh
bulu-bulu atau sisik dari induknya. Tiap kelompok telur maksimum terdapat 80 butir. Jumlah
telur yang dihasilkan seekor betina sekitar 1.000 butir. Telur berwarna putih, berbentuk bulat
sampai bulat telur (lonjong) dengan ukuran sekitar 0,5 mm. Setelah 2-6 hari telur menetas
menjadi larva.
Larva (ulat) muda terdiri dari enam instar kadang ada juga yang lima instar. Larva
berwarna hijau dengan garis-garis hitam pada punggungnya, berukuran 1,2 – 1,5 mm.
Sedangkan larva instar lanjut (2-5), berwarna hijau (umumnya didataran rendah) dan
berwarna cokelat (umumnya didataran tinggi), dengan garis kuning pada punggungnya. Larva
berukuran antara 1,5 – 19 mm, aktif pada malam hari, dan stadium larva berlangsung selama
8-10 hari. Setelah melalui instar akhir, larva mejatuhkan diri ke tanah untuk berkepompong
(pupa). Larva S.exigua mempunyai sifat polifag (pemakan segala).
Pupa berwarna cokelat muda dengan panjang 9-11 mm. Pupa berada di dalam tanah ± 1
cm, dan sering dijumpai juga pada pangkal batang, terlindung di bawah daun kering. Lama
hidup pupa berkisar antara 6 – 7 hari. Siklus hidup dari telur sampai imago adalah 3 – 4
minggu. Ngengat mempunyai sayap depan berwarna cokelat tua dengan garis-garis kurang
tegas dan terdapat bintik-bintik hitam, rentangan sayap antara 25-30 mm. Sayap belakang
berwarna keputih-putihan dan tepinya bergaris-garis hitam. Ngengat betina mulai bertelur
pada umur 2-10 hari.

Pengendalian hayati:
memanfaatkan predator laba-laba antara lain Oxyopes sp, Lycosa sp dan parasitoid
Eurytoma poloni, penggunaan jamur patogen serta menggunakan serangga lain Beauveria
bassiana;

9
BAB III

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Bawang merah merupakan komoditas sayuran yang sudah sejak lama di usahakan
oleh petani secara intensif. Komoditas pertanian ini merupakan sumber pendapatan dan
kesempatan kerja yang memberikan kontribusi cukup tinggi terhadap perkembangan ekonomi
suatu wilayah.
1. Ulat grayak (S. litura) merupakan hama penting pada tanaman bawang merah karena
dapat menurunkan produktivitas tanaman, khususnya pada fase pertumbuhan R2-R4.
Hampir 60% pertanaman bawang merah ditanam pada musim kemarau atau setelah
padi-padi sehingga rawan terhadap serangan ulat grayak
2. Pengendalian hama ulat grayak, selain dengan cara kimiawi, dapat memanfaatkan
memanfaatkan agens hayati Nuclear Polyhedrosis Virus (SlNPV),

5.2 Saran

Untuk dapat mengidentifikasi gejala serangan hama. Memperbanyak literatur sebagai


bahan perbandingan dengan gejala serangan hama atau musuh alami yang ditemukan di
lapangan.

10
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, M. (1986) Kerusakan dan hasil kedelai Orba pada berbagai umur tanaman dan
populasi ulat grayak (Spodoptera litura). Seminar Balai Penelitian Tanaman Pangan Bogor
Departemen Pertanian. (2008), Panduan Pelaksanaan Sekolah Lapang Pengelolaan
Tanaman Terpadu (SL-PTT) Kedelai. Departemen Pertanian, Jakarta. 39 hlm
Marwoto dan Bejo. 1997. Resistensi hama ulat daun terhadap insektisida di daerah
sentra produksi kedelai di Jawa Timur. Laporan Teknis (1996−1997). Balai Penelitian
Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian, Malang. 14 hlm.

11

Anda mungkin juga menyukai