KATA PENGANTAR
Penulis
ii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN......................................................................
KATA PENGANTAR.............................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR.............................................................................iii
DAFTAR TABEL.................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..........................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................1
C. Tujuan.......................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan ............................................................................24
B. Saran ......................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................26
iii
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bawang merah merupakan salah satu komoditas sayuran
yang mempunyai arti penting bagi masyarakat Indonesia, baik
dilihat dari nilai ekonomisnya yang tinggi maupun dari kandungan
gizinya. Bawang merah termasuk salah satu diantara tiga anggota
Allium yang paling populer dan mempunyai nilai ekonomi tinggi.
Karenanya tidak heran jika bawang merah mempunyai banyak
nama panggilan. Nama ilmiah bawang merah adalah Allium cepa
atau Allium ascalonicum. Banyaknya manfaat yang dapat diambil
dari bawang merah dan tingginya nilai ekonomi yang dimiliki
sayuran ini, membuat para petani diberbagai daerah tertarik
membudidayakannya untuk mendapatkan keuntungan besar dari
potensi bisnis tersebut.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja syarat tumbuh bawang merah?
2. Varietas bawang merah apa saja yang ada di Indonesia?
3. Bagaimana cara penanaman bawang merah yang baik?
4. Apa saja kandungan gizi dan kandungan kimia yang terdapat
pada bawang merah?
5. Apa saja manfaat bawang merah?
6. Bagaimana peluang usaha budidaya bawang merah?
7. Bagaimanakah cara memilih bawang merah yang baik?
C. Tujuan
1. Mengetahui cara penanaman bawang merah
2. Untuk mengetahui varietas-varietas bawang merah yang ada di
Indonesia
2
BAB II
PEMBAHASAN
https://
makershustlepodcast.com/cara-menanam-bawang-merah/
panjang dan tidak terlalu dalam tertanam dalam tanah, tanaman ini
termasuk tidak tahan kekeringan. Bawang merah daunnya hanya
mempunyai satu permukaan, berbentuk bulat kecil memanjang, dan
berlubang seperti pipa. Bagian ujung daunnya meruncing dan bagian
bawahnya melebar seperti kelopak dan membengkak. Ada juga yang
daaunnya membentuk setengah lingkaran pada penampang melintang
daunnya. Warna daunnya hijau muda. Kelopak-kelopak daun sebelah luar
selalu melingkar dan menutup daun yang ada didalamnya, sehingga jika
dipotong melintang di bagian ini akan terlihat lapisan-lapisan berbentuk
cincin. Beberapa helai kelopak daun terluar (2-3 helai) tipis dan mengering
tetapi cukup liat. Kelopak yang menipis dan kering ini membungkus
lapisan kelopak daun yang ada didalamnya (yang juga saling
membungkus) yang membengkak. Karena kelopak daunnya
membengkak, bagian ini akan terlihat menggembung, membentuk umbi
yang merupakan umbi lapis. Bagian ini berisi cadangan makanan untuk
persediaan makanan bagi tunas yang akan menjadi tanaman baru, sejak
mulai bertunas sampai keluar akarnya. Sementara itu, bagian atas
pembengkakan (umbi) mengecil kembali dan saling membungkus
sehingga membentuk batang semu.
Ordo : Liliales
Genus : Allium
2. Tanah
Tanaman bawang merah memerlukan tanah berstruktur
remah, sedang sampai liat. Drainase yang baik, penyinaran
matahari minimum 70%. Bawang merah tumbuh baik pada tanah
subur, gembur dan banyak mengandung bahan organic dengan
dukungan jenis tanah lempung berpasir atau lempung berdebu,
derajad kemasaman tanah (pH) tanah untuk bawang merah antara
5,5-6,5, tata air (drainase) dan tata udara (acrasi) dalam tanah
7
a. Varietas Ampenan
Varietas ampenan termasuk jenis yang produksinya sedang-
sedang saja, tetapi yang istimewa jenis ini paling banyak
anakannya. Sayangnya, ampenan sangat peka terhadap hujan,
sehingga hanya cocok untuk ditanam pada musim kemarau. Umbi
bawang ampenan berarna merah muda dan berbentuk lonjong.
Umur paanennya sedikit lebih panjang dari bima, yaitu sekitar 70
hari. Termasuk jenis yang cukup layak ditanam. Produktifitas
varietas ini terhitung tinggi. Jika dibudidayakan di daerah pasang
surut dapat menghasilkan 4,7-7,6 ton/ha, dan bahkan produksinya
mencapai 10-20 ton/ha di lahan irigasi.
b. Varietas Australia
Varietas ini mempunyai umbi berukuran besar, bentuknya
bulat dan warnanya merah keputih-putihan atau merah pucat.
Produksinya terhitung sedang. Umur panennya bekisar 65-70 hari.
c. Varietas Bangkok
Varietas Bangkok kemampuan produksinya rendah, hanya
mampu menghasilkan 7 ton/ha. Cocok ditanam pada musim
kemarau.
d. Varietas Bima
Varietas Bima sangat terkenal dngan produksinya yang
cukup tinggi hingga mencapai 10 ton/ha. Varietas ini banyak
ditanam orang. Meski demikian, dari uji yang dilakukan, varietas ini
termasuk tidak mudah beradaptasi dengan lingkungan yang tidak
produktif atau kurang subur dan peka terhadap perubahan
lingkungan. Secara fisik, umbinya agak besar dan bulat, bercincin
kecil, dan berwarna merah muda. Dalam tiap umbi terdapat 5-10
buah tunas. Umur panennya termasuk tidak panjang, yaitu 60-65
hari.
11
http://www.agribisnismsg3.com/2014/09/jual-bawang-merah-brebes-berlabel-
biru.html?m=1
f. Varietas Kuning
Varietas ini produksinya cukup tinggi, mencapai 7 ton/ha.
Umbinya berwarna merah muda dengan cincin-cincin umbi lapis
yang jelas dan bentuk umbinya bulat. Jenis ini paling cocok
ditanam pada musim kemarau. Umur panennya sekitar 80 hari.
Varietas ini tahan di musim hujan.
12
g. Varietas Keling
Varietas lokal ini banyak ditanam di Majalenka, Jawa Barat.
Varietas ini memiliki umbi bulat berwarna merah muda. Satu
rumpun biasanya memiliki 7-13 anakan dan tergolong sulit
berbunga. Varietas yang cocok untuk dataran rendah ini cukup
tahan terhadap busuk umbi, tetapi peka terhadap penyakit busuk
ujung daun. Pada umur70 hari setelah tanam varietas inidapat
dipanen dan produksi 8 ton/ha dengan susut bobot rendah, yaitu
15%.
h. Varietas Lampung
Jenis ini termasuk banyak ditanam meskipun produksinya
sedang-sedang saja. Umbinya berwarna merah tua dan bentuknya
bulat. Jumlah tunasnya mencapai 10-15 buah dan umur panennya
termasuk pendek, yaitu 60-65 hari.
i. Varietas Maja
Varietas ini mempunyai bentuk umbi bulat agak lonjong
dengan ujung meruncing atau bulat gasing. Warnanya merah tua.
Produksinya termasuk sedang-sedang saja. Keistimewaan jenis ini,
dapat ditanam mulai dari dataran rendah sampai di dataran tinggi.
Artinya, hasilnya cukup baik meskipun ditanam di dataran tinggi
sampai ketinggian 1.100 mdpl.
j. Varietas Medan
Varietas Medan banyak ditanam di daerah Samosir,
Sumatera Utara, yang merupakan dataran tinggi, namun juga
cocok untuk segala musim. Karena itu, varietas ini banyak pula
ditanam pada musim hujan. Jumlaj anakan mencapai 6-12 anakan
dalam satu rumpun dan mudah berbunga. Umbi bulat dengan ujung
runcing berwarna merah. Varietas ini cukup resisten terhadap
busuk umbi, tetapi peka terhadap penyakit busuk ujung daun. Umur
panen 70-80 hari dengan produksi 7 ton/ha umbi kering dan susut
bobot mencapai 25% dari bobot panen basah.
13
k. Varietas Palu
Varietas ini merupakan varietas lokal yang secara tradisional
dibudidayakan di Palu, Donggala, Sulawesi Tengah. Varietas ini
dikenal luas di wilayah tersebut, terutama Lembah Palu,Tinombo,
Gontarano, dan beberapa daerah lain di sekitarnya. Varietas lokal
yang cocok untuk ditanam di dataran rendah ini memiliki cita rassa
yang khas dan cocok untuk dijadian bawang goring. Karakteristik
tanamannya mirip dengan varietas Sumenep, tegak, dalam satu
rumpun terdapat hingga 6-8 anakan dengan tinggi tanaman 20-34
cm. Bentuk umbi bulat agak memanjang atau silindris seperti pipa
dengan ukuran agak kecil dan warna agak pucat. Dengan cara budi
daya yang baik, produktifitas varietas ini dapat mencapai 11,1
ton/ha.
l. Varietas Sumenep
https://mediatani.co/tips-dan-cara-menanam-bawang-merah-di-rumah-agar-tumbuh-subur/
c. Pembibitan
Penanaman bawang merah dapat dilakukan dengan
pembibitan atau tanpa pembibitan. Ukuran umbi bibit yang
optimal adalah 3-4 gram/umbi. Sementara umbi bibit yang
baik adalah umbi yang telah disimpan 2-3 bulan dan umbi
masih dalam ikatan (umbi masih ada daunnya). Hal lainnya
yang perlu diperhatikan adalah umbi bibit harus sehat,
ditandai dengan bentuk umbi yang kompak (tidak keropos),
kulit umbi tidak terluka (tidak terkelupas atau berkilau).
https://www.pertanianku.com/ini-dia-keunggulan-bibit-biji-bawang-merah/
https://www.sedulurtani.com/cara-budidaya-bawang-merah/
gambar 1.5 lahan untuk penanaman bawang merah
3. Pemeliharaan
Diperlukan pemeliharaan dengan baik, berupa penyiraman,
penyiangan, pupuk susulan, dan pengendalian hama serta
penyakit agar umbi dapat bertumbuh hingga panen. Dengan
melakukan pemeliharaan yang baik, maka hasilnya pun juga
akan baik.
a. Penanaman
Bibit bawang yang digunakan ialah umbi yang baik,
kondisinya segar, kekar, tidak cacat, dan bebas dari
hama/penyakit yang menempel pada umbi bawang,
serta ukuran umbi seragam.
Jarak tanam, yaitu 15 x 20 cm atau 15 x15 cm. Umbi
bibit dibenamkan, sehingga rata dengan permukaan
tanah.
Umbi bawang akan tumbuh setelah 7-10 hari.
17
b. Penyiraman
Penyiraman dilakukan setiap hari, pada pagi hari dan
sore hari sampai tanaman tumbuh (1 minggu),
kemudian disiram setiap pagi menggunakan gembor
untuk membasahi daun tanaman bawang merah.
Caea memperrcepat penuaan umbi bawang setelah
tanaman berumur >55 hari dapat dilakukan
penyiraman pada siang hari.
c. Penyiangan
Penyiangan tanaman bawang merah secara manual
dilakukan sesuai keadaan gulma di lapangan. Biasanya
diantara satu sampai dua kali penyiangan dan umumnya
dilakukan sebelum aplikasi pemupukan.
d. Pupuk Susulan
Pupuk susulan dapat menggunakan pupuk Urea (0,5-0,7
g/tanaman), ZA (1-1,3 g/tanaman) dan KCl (0,5-0,7
g/tanaman). Perrmukaan susulan I dilakukan pada umur 10-
15 hari setelah tanam dan susulan II pada waktu umur 1
bulan setelah tanam, masing-masing ½ dosis.
https://mesinbawang.com/wp-content/uploads/2018/08/pemupukan-bawang.jpg
f. Panen
Panen dpat dilakukan bila 60-90% daun telah rebah, dataran
rendah pemanenan pada umur 55-70 hari, dan dataran
tinggi pada umur 70-90 hari. Panen dilakukan pada pagi hari
yang cerah dan tanah tidak becek. Pemanenan dengan
pencabutan batang dan daun-daunnya. Selanjutnya, 5-10
rumpun diikat menjadi satu ikatan.
https://www.faunadanflora.com/cara-menanam-atau-budidaya-bawang-merah/
Fosfor 29 mg
Table 1.1 kandungan gizi bawang merah
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Bawang merah atau Brambang (Allium ascalonicum L.)
adalah nama tanaman dari familia Alliaceae dan nama dari umbi
yang dihasilkan. Umbi dari tanaman bawang merah merupakan
bahan utama untuk bumbu dasar masakan Indonesia.
Bawang merah menyukai daerah yang beriklim kering
dengan suhu agak panas dan mendapat sinar matahari lebih dari
12 jam. Bawang merah dapat tumbuh baik di dataran rendah
maupun dtaran tinggi (0-900 mdpl) dengan curah hujan300-2500
mm/th dan suhunya 25°C- 32°C. jenis tanah yang baik untuk
budidaya bawang merah adalah regosol,grumosol, latosol, dan
alluvial, dengan pH 5,5-7.
Untuk budidaya bawang merah, pengolahan tanah dilakukan
pada saat tidak hujan 2-4 minggu sebelum tanam, untuk
menggemburkan tanah dan memberikan sirkulasi udara dalam
tanah. Tanah dicangkul sedalam 40 cm. budidaya dilakukan pada
bedengan yang telah disiapkan dengan lebar 100-200 cm, dan
panjang sesuai kebutuhan. Jarak antara bedengan 20-400 cm.
Penanaman dilakukan pada akhir musim hujan, dengan
jarak tanam 10-20x20 cm. cara penanamannya; kulit pembalut
umbi dikupas terlebih dahulu dan dipisahkan suing-siungnya. Untuk
mempercepat keluarnya tunas, sebelum ditanam bibit tersebut
dipotong ujungnya hingga 1/3 bagian. Bibit ditanam berdiri diatas
bedengan sampai permukaan irisan tertutup oleh lapisan tanah
yang tipis.
26
B. SARAN
Bawang merah (Allium ascalonicum) merupakan komoditas
hortikultura yang memilik banyak manfaat dan bernilai ekonomis
tinggi serta mempunyai prospek pasar yang menarik. Selama ini
budidaya bawang merah diusahakan secara musiman (seasonal),
yang pada umumnya dilakukan pada musim kemarau (April-
Oktober), sehingga mengakibatkan produksi dan harganya
berfluktuasi sepanjang tahun. Sudah saatnya para petani mencari
alternatif untuk membudidayakan tanaman bawang merah
sepanjang tahun tanpa terpengaruh musim.
27
DAFTAR PUSTAKA
Saparinto, Cahyo dan Susiana, Rini. 2015. Grow Your Own Kitchen
Spice. Pekalongan: Lily Publisher.
https://makershustlepodcast.com/cara-menanam-bawang-merah/
http://www.agribisnismsg3.com/2014/09/jual-bawang-merah-brebes-
berlabel-biru.html?m=1
https://mediatani.co/tips-dan-cara-menanam-bawang-merah-di-rumah-
agar-tumbuh-subur/
https://www.pertanianku.com/ini-dia-keunggulan-bibit-biji-bawang-merah/
https://www.sedulurtani.com/cara-budidaya-bawang-merah/
https://mesinbawang.com/wp-content/uploads/2018/08/pemupukan-
bawang.jpg
https://www.faunadanflora.com/cara-menanam-atau-budidaya-bawang-
merah/