Anda di halaman 1dari 43

LINGKUNGAN TANAH

SELEDRI
Oleh :
Besse Wahdatillah

PEKANBARU
2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas


berkat karunia dan rahmat-Nya penulis dapat
menyelesaikan buku ini sebagai rasa tanggung jawab atas
tugas yang telah diberikan kepada penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen
pengampu mata kuliah Kimia Antar Muka dan Koloid,
Yang Terhormat Bapak Drs. H. T. Ariful Amri, MS atas
diberikannya tugas ini sebagai salah satu bentuk
penilaian selama mengikuti perkuliahan.
Buku ini disusun berdasarkan hasil studi pustaka
yang dilakukan penulis dengan judul “Lingkungan Tanah
Seledri”. Buku ini akan menjelaskan mengenai bagian-
bagian dari tanaman seledri, manfaat seledri, penggunaan
pupuk urea untuk membantu menghasilkan tanaman
seledri berkualitas serta keterlibatannya sebagai sumber
nitrogen bagi tanaman seledri, menjelaskan lingkungan
kimia dari tanaman seledri yang ditinjau dari ikatan
kimia dan kolid tanah.
Penulis memohon maaf jika masih terdapat
kesalahan dalam penulisan buku ini. Kritik dan saran
yang membangun sangat diharapkan demi perbaikan di
masa yang akan datang.

Pekanbaru, Mei 2016

Penulis

Lingkungan Tanah Seledri |i


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................. i
DAFTAR ISI................................................................ iii
DAFTAR GAMBAR................................................... iv
DAFTAR TABEL........................................................ v
BAB I. SERBA-SERBI SELEDRI........................... 1
1.1. Ciri-ciri Tanaman Seledri......................... 2
1.2. Pemanfaatan Tanaman Seledri................. 6
1.3. Kandungan Zat dalam Tanaman Seledri.. 6
BAB II. TANAH YANG BAIK BAGI
PERTUMBUHAN TANAMAN................... 8
2.1. Fungsi Tanah............................................ 8
2.2. Unsur Hara dalam Tanah......................... 8
2.3. Sifat- Sifat Kimia dalam Tanah................ 8
2.3.1. Koloid Tanah.................................. 9
2.3.2. Koloid Liat..................................... 9
2.3.3. Koloid Organik..............................13
2.3.4. Kapasitas Tukar Kation..................14
BAB III. PUPUK UREA.............................................17
BAB IV. PENANAMAN SELEDRI..........................21
BAB V. LINGKUNGAN SELEDRI.........................23
BAB VI. PENGARUH ION NITRIT DAN NITRAT
PADA KESEHATAN....................................29
DAFTAR PUSTAKA..................................................33

Lingkungan Tanah Seledri | ii


DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1. Tanaman seledri dan akarnya................. 3


Gambar 1.2. Batang tanaman seledri........................... 4
Gambar 1.3. Daun seledri............................................ 5
Gambar 1.4. Tanaman seledri dan bijinya................... 5
Gambar 2.1. Struktur tetrahedron Si............................10
Gambar 2.2. Struktur oktaherdron Al..........................11
Gambar 2.3. Sheet untuk Al dan Si.............................11
Gambar 3.1. Struktur urea...........................................18
Gambar 3.2. Butiran pupuk urea..................................19
Gambar 4.1. Penanaman seledri dalam polybag..........23
Gambar 5.1. Ilustrasi pertukaran kation dalam tanah
antara partikel koloid dan larutan tanah.24
Gambar 5.2. Ilustrasi pertukaran kation dalam tanah
antara rambut akar dengan larutan tanah........................
Gambar 5.3. Struktur lewis ion nitrit...........................28
Gambar 5.4. Struktur lewis ion nitrat..........................29
Gambar 5.5. Struktur KNO3.................................................................... 30

Lingkungan Tanah Seledri | iii


DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Daya larut unsur dalam berbagai pH.......... 9

Lingkungan Tanah Seledri | iv


BAB I
SERBA-SERBI SELEDRI

Tanaman seledri berasal dari Eropa dan


dikembangkan di daerah Mediterania sejak 3000 tahun
yang lalu. Pengembangbiakannya tersebar ke Eropa
Utara dan Tengah sebagai konsekuensi dari maklumat
Charlemagne. Di Indonesia tumbuhan ini diperkenalkan
oleh penjajah Belanda dan digunakan daunnya untuk
menyedapkan sup atau sebagailalap Tanaman ini banyak
dibudidayakan oleh petani Indonesia. Baik itu dalam
jumlah yang kecil untuk memenuhi kebutuhan sendiri,
maupun dalam jumlah yang besar untuk diperdagangkan.
Tanaman seledri mempunyai nama Ilmiah Apium
graveolens L. yang termasuk tanaman berumur pendek
atau tanaman semusim (anual). Tanaman ini memiliki
klasifikasi dan penamaan (nomenclature) sebagaimana di
bawah ini:
Regnum : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Sub-Divisio : Spermatophtine
Kelas : Gymnospermae
Sub-Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Apiales
Sub-Ordo : Apiineae
Familia : Apiaceae
Sub-Familia : Apioideae
Genus : Apium
Sub-Genus : Apica
Species : Apium Graveolens
Nama Ilmiah : Apium graveolens L.
Varietas : 1. Seledri daun

Lingkungan Tanah Seledri |1


2. Seledri umbi
3. Seledri pendam

1.1. Ciri-ciri Tanaman Seledri


Bagian-bagian tanaman seledri , yaitu:
a. Akar (radix)
Akar pada tanaman seledri dapat dibagi menjadi
beberapa bagian, yaitu,
1. Leher akar atau pangkal akar (collum).
Diameternya kurang lebih 0.4-0.8 cm.
2. Batang akar (corpus radicis), diamaternya kurang
lebih 0,1-0,5 cm.
3. Tudung akar (clyptra), diameternya lebih kecil dari
0,1 cm
4. Cabang-cabang akar (radix lateralis), diameternya
kurang lebih 0,01-0,1 cm.
5. Panjang akar tanaman seledri pada umumnya
berkisar antara 8-12 cm. Selain itu, tanaman ini
juga mempunyai serabut akar yang pendek dengan
diameter antara 0,001-0,01 cm. serabut akar ini
biasanya disebut fibrilla radicalis.

Gambar 1.1. Tanaman seledri dan akarnya


Sumber: bibitbunga.com
b. Batang (caulis)

Lingkungan Tanah Seledri |2


Batang seledri pada umumnya adalah mending
(calamus) dengan bentuk persegi (agularis).
Permukaan batangnya beralur-alur (sulcatus) dengan
ketebalan antara 0,5-1,0 cm.

Gambar 1.2. Batang tanaman seledri


Sumber: manfaatkhasiat.com
c. Daun (folium)
Daun pada tanaman seledri, sebagaimana daun
tumbuhan lain pada umumnya, berfungsi sebagai alat :
1. Pengambilan zat-zat makanan (resorbsi), terutama
yang berupa zat gas (CO2).
2. Pengolahan zat-zat makanan (asimilasi)
3. Penguapan air (transpirasi)
4. Pernapasan (respirasi)
Bentuk daun tanaman seldri pada umumnya
jorong (ovalis atau ellipticus), dengan tepi
bercangap menyirip (pinnatifidus). Ujung
daunnya meruncing (acuminatus) dengan pangkal
runcing (acutus) dan tulang daunnya menjari
(palminervis).
5. Panjang daun seledri umumnya 3-6 cm, dengan
lebar bagian tegah 2-5 cm dan lebar bagian
atasnya 1-4 cm.

Lingkungan Tanah Seledri |3


Gambar 1.3. Daun seledri
Sumber: manfaatkhasiat.com
d. Biji (semen)
Biji tanaman seledri mempunyai ukuran yang relatif
kecil. Panjangnya hanya berkisar 0,1-0,2 cm dengan
lebar 0,05-0,1 cm, serta tebalnya tidak lebih dari 0,05
cm. bentuk biji tanaman ini agak lonjong atau oval,
mirip telur ayam.

Gambar 1.4. Tanaman seledri dan bijinya


Sumber: manfaatkhasiat.com

1.2. Pemanfaatan Tanaman Seledri


Tanaman seledri pada umumnya digunakan sebagai
bahan yang wajib ada pada sayur sop, oleh karena itu,
daun seledri sering pula disebut daun sop. Namun,
seiring dengan perkembangan teknologi dan ilmu
pengetahuan, pemanfaatan seledri meluas ke
penggunaannya sebagai tanaman obat untuk menurunkan
tekanan darah tinggi atau hipertensi. Adapun
pemanfaatan lainnya adalah sebagai tanaman hias yang

Lingkungan Tanah Seledri |4


biasa ditanam di pot kecil, bentuk daun yang hampir
menjari menjadi daya tarik sendiri tanaman seledri,
sehingga sebutan “tanaman hias bermanfaat” sangat
cocok untuk tanaman ini.

1.3. Kandungan Zat dalam Tanaman Seledri


Seluruh bagian dari tanaman seledri mengandung
flavonoid, saponin, tanin 1%, minyak asiri 0,033%,
flavoglukosida (apiin), apigenin, kolin, lipase,
asparagine, zat pahit, vitamin (A,B dan C). Setiap 100
gram herba seledri mengandung air sebanyak 93 mL,
protein 0,9 g, lemak 0,1 g, karbohidrat 4 g, serat 0,9 g,
kalsium 50 mg, besi 1 mg, fosfor 40 mg, yodium 150 mg,
kalium 400 mg, magnesium 85 mg, riboflavin 0,05 mg,
tiamin 0,03 mg dan nikotinamid 0,4 mg. Akar
mengandung asparagin, manit, zat pati, lendir, minyak
asiri, pentosan, glutamin dan tirosin. Biji mengandung
apiin, minyak menguap, apigenin dan alkaloid. Apigenin
berkhasiat hipotensif
Selain pemanfaatannya yang beragam, tanaman
seledri juga memiliki kandungan kalori dan vitamin yang
cukup tinggi. Untuk setiap 100 gram bahan mentah
seledri mempunyai kalori sebesar 20 g atau 20%-nya.
Sedangkan vitamin yang ada, antara lain:
Vitamin A 130 IU
VitaminB 0,03 mg
Vitamin B1 50-100 IU
Vitamin C 24 mg

Lingkungan Tanah Seledri |5


BAB II
TANAH YANG BAIK BAGI PERTUMBUHAN
TANAMAN

Tanah merupakan media tanam yang sangat


penting, karena dalam tanah terkandung unsur-unsur hara
yang bermanfaat bagi tanaman sehingga menjadi faktor
utama yang harus diperhatikan sebelum menanam.

2.1. Fungsi Tanah


Tanah bukan hanya sebagai media tanam yang
umum untuk berbagai macam tanaman, tapi memiliki
fungsi antara lain:
1. Tempat tumbuh
2. Gudang persediaan unsur makanan
3. Gudang air
4. Menyediakan udara untuk pernapasan akar

2.2. Unsur Hara dalam Tanah


Tanaman memerlukan unsur N (Nitrogen), P
(Fospor), dan K (Kalium) dalam jumlah yang cukup dari
dalam tanah. Unsur-unsur tersebut tersedia dalam jumlah
yang cukup pada tanah dengan pH 6,0-8,0. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat dalam tabel di bawah ini.
Tabel 2.1. Daya larut unsur dalam berbagai pH
Unsur
pH
Nitrogen Phospor Kalium
4,5 - 5,0 Sangat sukar Sangat sukar Sukar
Agak
5,5 - 6,0 Agak mudah Agak sukar
mudah
6,0 - 6,5 Agak mudah Mudah Mudah
6,5 - 7,0 Mudah Mudah Mudah

Lingkungan Tanah Seledri |6


7,0 - 8,0 Mudah Mudah Mudah
Sumber: Prihmantoro (1996).
Umumnya zat-zat yang diperlukan tanaman dan
sering kurang tersedia di dalam tanah, terutama Nitrogen
(N) atau zat lemas, Phospor dan Kalium atau zat kali.
Untuk mengetahui lebih jelas mengenai unsur-unsur hara
tersebut, berikut adalah penjelasannya:
1. Nitrogen, Zat Lemas atau N
Nitrogen diperlukan tanaman untuk merangsang
pertumbuhan tanaman, terutama batang, cabang,
dan daun. Selain itu, unsur ini juga berguna dalam
pertumbuhan hijau daun (klorofil), protein, lemak
dan senyawa organik lainnya. Pupuk N diserap
dalam bentuk ion nitrat (NO3-) atau ion nitrit (NO2).
Dikutip dari Vogel (1985), ion nitrat larut dalam
air, nitrat dari merkurium dan bismuth
menghabiskan garam basa setelah diolah dengan
air, garam-garam ini larut dalam asam nitrat encer.
Semua nitrit larut dalam air, kecuali perak nitrit
yang sedikit larut dalam air.
Bila tanaman sampai kekurangan N, maka dapat
mengakibatkan pertumbuhan tanaman menjadi
lambat, daun berwarna hijau pucat dan agak
kekuning-kuningan, daun-daunnya kecil, dan hasil
panennya rendah Namun, bila tanaman sampai
kelebihan N, maka akan menyebabkan warna daun
menjadi hijau gelap. Sumber N pada pupuk dapat
dijumpai pada pupuk Urea, pupuk ZA, Sendawa
Chili (Chilisalpeter), pupuk hijau, pupuk kandang,
dan guano (kotoran burung).

Lingkungan Tanah Seledri |7


2. Fosfor atau P
Fosfor diperlukan tanaman untuk merangsang akar,
khususnya akar benih dan tanaman muda. Fosfor
juga dapat mempercepat pembuangan serta
pemasakan biji dan buah. Bila tanaman sampai
kekurangan P, maka pertumbuhanya akan
terhambat dan daun berwarna keunguan atau
coklat. Namun, bila tanaman kelebihan P, maka
pertumbuhan tanaman menjadi lambat, dan
daunnya berwarna pucat. Sumber P pada pupuk
dapat dijumpai pada pupuk DS, pupuk hijau, pupuk
kandang dan guano.
3. Kalium, Zat Kali atau K
Kalium diperlukan tanaman untuk memperkokoh
tubuh tanaman agar tanaman tidak mudah roboh
serta bunga dan buahnya tidak mudah gugur. Bila
tanaman kekurangan K, maka daun-daun yang
rendah akan berwarna kuning kecoklatan, tepi daun
bagian pucuk seperti terbakar, tanaman tidak tahan
hidup bila kekurangan air, dapat mengurangi hasil
buah dan daun, dan tanaman mudah terserang
penyakit. Namun, jika kelebihan K, daunnya akan
berwarna hijau tua agak coklat, tanaman akan mati
bila air terlalu banyak, dan tanaman menjadi layu.
Sumber K pada pupuk dapat dijumpai pada pupuk
ZK, Patent Kali, serta abu kayu.

2.3. Sifat- Sifat Kimia dalam Tanah


Komponen kimia tanah berperan besar dalam
menentukan sifat dan ciri tanah pada umumnya dan
kesuburan tanah pada khususnya. Bahan aktif dari tanah
yang berperan dalam menjerap dan mempertukarkan ion

Lingkungan Tanah Seledri |8


adalah bahan yang berada dalam bentuk koloidal, yaitu
liat dan bahan organik Kedua bahan ini berperan secara
langsung atau tidak langsung dalam mengatur dan
menyediakan hara bagi tanaman.

2.3.1. Koloid Tanah


Kolid tanah adalah bahan mineral dan bahan
organik yang sangat halus sehingga mempunyai luas
permukaan yang sangat besar per satuan berat (massa).
Koloid tanah yang berperan yaitu koloid anorganik
(koloid liat atau mineral) dan koloid organik (humus).
Kedua koloid ini mempunyai sifat dan ciri yang jauh
berbeda.
Koloid memiliki ukuran < 1 , sehingga tidak
semua fraksi liat termasuk koloid. Koloid merupakan
bagian tanah yang sangat aktif dalam reaksi-reaksi
fisikokimia di dalam tanah.
Partikel-partikel koloid yang sangat halus disebut
micelle (microcell), umumnya memiliki muatan negatif,
karena itu ion-ion bermuatan positif (kation) tertarik pada
koloid tersebut sehingga terbentuk lapisan ganda ion.
Bagian dalam dari lapisan ganda ion ini terdiri dari
partikel koloid yang bermuatan negatif (anion) sedang
bagian luar merupakan kerumunan kation yang tertarik
oleh partikel-partikel koloid tersebut.

2.3.2. Koloid Liat


Mineral liat dalam tanah terbentuk karena
rekristalisasi sintesis dari senyawa-senyawa hasil
pelapukan mineral primer atau alterasi (perubahan)
langsung dari mineral primer yang telah ada (misal mika
menjadi Ilit).

Lingkungan Tanah Seledri |9


Liat dalam tanah dapat dibedakan menjadi :
a. Mineral liat Al-silikat
b. Oksida-oksida Fe dan Al
c. Mineral–mineral primer
Mineral liat Al- silikat dapat dibedakan menjadi :
a. Mineral liat Al-silikat yang mempunyai bentuk
kristal yang baik (kristalin) misalnya kaolinit,
haloisit, montmorilonit dan Illit.
b. Mineral liat Al-silikat amorf. Misalnya alofon,
yang banyak ditemukan pada tanah yang
berasal dari abu volkan seperti tanah Andisols.
Mineral liat Al-silikat mempunyai struktur
berlapis-lapis, setiap unit terdiri dari lapisan Si-
tetrahedron dan Al-oktahedron. Setiap unit membentuk
lembaran-lembaran yang disebut sheet yang bergabung
membentuk layer atau lapisan. Setiap molekul
dihugungkan dengan oksigen.

Gambar 2.1 Struktur tetrahedron Si


Sumber: powershow.com

Lingkungan Tanah Seledri | 10


Gambar 2.2. Struktur oktaherdron Al
Sumber: powershow.com

Gambar 2.3. Sheet untuk Al dan Si


Sumber: powershow.com

Berdasarkan atas banyaknya lapisan Si-tetrahedron


dan Al-oktahedron dalam setiap unit mineral, maka
mineral liat silikat dibedakan menjadi:

Lingkungan Tanah Seledri | 11


a. mineral liat 1 : 1 (memiliki luas permukaan 10-
20 m2/g, kapasitas menahan air rendah, memiliki
muatan negatif rendah, terdapat pada tanah yang
lembab dan hangat. Contohnya kaolinit pada
hamper semua tanah dan haloisit pada tanah
vulkanik).
b. mineral liat 2 : 1 Non-expanding-primary (setiap
unitnya terdiri dari dua lapis Si-tetrahedron yang
mengapit satu lapis Al-oktahedron. Lapisan 2 : 1
menempel pada lapisan 2 : 1 lainnya dengan
gaya elektrostatik, ion K+ terdapat pada
interlayer. Contohnya mineral mika, muskovit,
biotit dan klorit).
c. mineral liat 2 : 1 Expanding (muatan lapisan
moderatnya dari subsititusi isomorfik dari Al3+
untuk Si4+ pada lembar tetrahedron,. Contonya
vermikulit yang pada setiap interlayer ditempati
oleh kation yang terhidrasi dan molekul air).
Sifat dan unsur koloid liat
a. Umumnya berbentuk kristal
b. Bermuatan unsur dan sebagian kecil bermuatan
positif
c. Menjerap air serta menjerap dan
mempertukarkan kation d. Mempunyai
permukaan yang luas.
Adanya muatan unsur pada liat silikat disebabkan
oleh:
a. kelebihan muatan unsur pada ujung-ujung
patahan kristal baik pada Sitetrahedron maupun
Al-oktahedron.
b. Disosiasi H+ dari gugus OH yang terdapat pada
tepi atau ujung kristal.

Lingkungan Tanah Seledri | 12


Pada pH rendah (asam) ion H+ terikat erat
tetapi bila pH naik, Ion H menjadi mudah lepas
sehingga muatan unsur meningkat, muatan ini
disebut muatan tergantung pH.
c. Substitusi Isomorfik, yaitu penggantian kation
dalam struktur kristal oleh kation lain yang
mempunyai ukuran yang sama dengan muatan
(valensi) berbeda. Pada umumnya kation yang
menggantikan mempunyai valensi lebih rendah
daripada yang digantikannya, unsur Mg2+
menggantikan Al3+ dalam Al-oktahedron atau
Al3+ menggantikan Si4+ dalam Sitetrahedron,
Sehingga terjadi kelebihan muatan unsur pada
liat.

2.3.3. Koloid Organik


Bahan unsur yang bersifat koloid adalah humus,
koloid humus seperti halnya koloid liat juga bermuatan
negatif. Humus tersusun dari oleh C, H dan O sedang liat
tersusun dari Al, Si, dan O. Humus bersifat amorft,
mempunyai KTK yang lebih tinggi dari mineral liat,
sumber muatan unsur ini diduga berasal dari gugus
karboksil dan Fenolik.
Muatan dalam humus adalah muatan bergantung
pH, dalam keadaan asam, H+ diikat kuat dalam dalam
gugusan karboksil atau phenol, tetapi ikatan tersebut
menjadi lemah apabila pH menjadi lebih tinggi,
akibatnya disosialisasi H+ meningkat dengan naiknya pH
tanah, sehingga muatan unsur dalam koloid humus yang
dihasilkan meningkat pula.
Humus diperkirakan disusun oleh tiga jenis bagian
utama, yaitu :

Lingkungan Tanah Seledri | 13


a. Asam Fulvat, berat molekul paling rendah,
warna terang larut dalam asam maupun alkali,
serta aktif dalam reaksi kimia.
b. Asam Humat, berat molekul sedang, warna
tidak terlalu terang dan tidak terlalu gelap, larut
dalam alkali tetapi tidak dalam asam, aktif
dalam reaksi kimia.
c. Humin, berat molekul paling besar, warna
paling gelap, tidak larut baik dalam asam
maupun alkali, tidak aktif dalam reaksi kimia.

2.3.4. Kapasitas Tukar Kation (KTK)


Kapasitas Tukar Kation (KTK) diartikan sebagai
kemampuan tanah untuk menjerap dan menukar atau
melepaskan kembali kation ke dalam larutan tanah. Di
dalam tanah, komponen yang mempunyai muatan
adalah lempung dan bahan organik tanah (senyawa
organik). Muatan negatif lempung/bahan organik
biasanya mengikat kation (ion bermuatan positif) yang
ada disekitarnya (dalam larutan tanah) sehingga terjadi
reaksi elektronetralitas yang menghasilkan
keseimbangan kimia.
Secara praktikal, pertukaran kation sangat penting
dalam fisika tanah, kimia tanah, kesuburan tanah, retensi
hara dalam tanah, serapan hara oleh tanaman,
pemupukan dan pengapuran. Secara umum kation yang
terjerap tersedia bagi tanaman melalui pertukaran kation
dengan ion H+ yang dihasilkan oleh respirasi akar-akar
tanaman. Unsur hara yang ditambahkan ke dalam tanah
dalam bentuk pupuk akan diretensi oleh
permukaan koloid.

Lingkungan Tanah Seledri | 14


Faktor yang mempengaruhi kapasitas pertukaran
kation adalah pH Larutan pengekstrak, sifat kompleks
pertukaran, konsentrasi larutan pengekstrak, sifat kation
yang dipakai, pendekatan analitik, adanya interaksi yang
tidak diinginkan, Keterbatasan metode analisis.
Suatu jenis tanah yang mempunyai nilai KTK
tertentu dapat diubah (dinaikan atau diturunkan) dengan
cara mencampur dengan bahan-bahan lain yang nilai
KTK-nya berbeda. 
Sifat-sifat pertukaran kation dalam tanah banyak
digunakan dalam menilai tingkat kesuburan tanah dan
klasifikasi tanah. Kapasitas tukar kation berhubungan
dengan kapasitas penyediaan Ca, Mg, dan K, efisiensi
pemupukan dan pengapuran.  Pertukaran kation dalam
tanah terjadi karena adanya muatan negatif dari koloid
tanah yang menjerap kation-kation dalam bentuk dapat
ditukarkan (exchangeable).
KTK mempunyai hubungan dengan tekstur dan
bahan organik. Jika tekstur makin halus, maka KTK-nya
makin besar. KTK biasanya dinyatakan dalam Cmol kg-1
tanah atau lempung. Kation dalam tanah seperti, H+, Al3+,
Ca2+, Mg2+, K+ dll. Kation-kation ini dijerap pada
permukaan koloid mineral dan ataupun organik dengan
ikatan elektrostatik yang tidak terlalu kuat, sehingga
dapat dilepaskan ataupun dipertukarkan. Nilai KTK
tanah sangat beragam dipengaruhi jumlah dan jenis
kandungan lempung, kadar, dan takaran dekomposisi
bahan organik serta pH tanah.

Tabel 2.2. KTK mineral liat dan humus


Mineral Liat Tipe KTK (cmolc/kg)

Lingkungan Tanah Seledri | 15


Kaolinit 1:1 30-150
Haloisit 1:1 60-100
Hidrous Mika 2:1 200-400
Montmorilonit 2:1 800-1200
Vermukulir 2:1 1000-1500
Hidroksida besi
30-50
dan alumunium
Humus 2000-4500

Tabel 2.3. Tingkat kesuburan tanah berdasarkan


KTK
Ca Mg K Na KTK
Kategori
cmolc/kg
Sangat
>200 >80 >12 >20 >400
tinggi
100- 250-
Tinggi 30-80 6-12 7-20
200 400
50- 120-
Sedang 10-30 3-6 3-7
100 250
60-
Rendah 20-50 3-10 2-3 1-3
120
Sangat
<20 <3 <2 <1 <60
rendah

Lingkungan Tanah Seledri | 16


BAB III
PUPUK UREA

Pemupukan memegang peranan penting dalam


upaya meningkatkan hasil pertanian. Anjuran pemupukan
terus ditingkatkan melalui program pemupukan
berimbang, namun sejak sekitar tahun 1986 terjadi
penurunan efisiensi pemupukan karena berbagai faktor
tanah dan lingkungan yang harus dicermati.
Takaran pupuk yang digunakan untuk memupuk
satu jenis tanaman akan berbeda untuk masing-masing
jenis tanah, hal ini dapat dipahami karena setiap jenis
tanah memiliki karakteristik dan susunan kimia tanah
yang berbeda.
Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan
untuk mendapatkan efisiensi dalam pemupukan adalah
jenis pupuk yang digunakan, sifat dari pupuk tersebut,
waktu pemupukan dan syarat pemberian pupuk serta cara
atau metode pemupukan.
Tingginya hasil tanaman yang dipanen,
menunjukkan bahwa jumlah unsur hara yang diambil
oleh tanaman dari dalam tanah akan banyak pula.
Sehingga untuk tahun-tahun pertanaman berikutnya
unsur hara yang berada di dalam tanah lambat laun akan
terus berkurang. Salah satu cara untuk mengembalikan
tingkat kesuburan tanah tersebut adalah dengan
melakukan pemupukan.
Pupuk secara umum hanya dibagi dua kelompok
berdasarkan asalnya, yaitu :
1. Pupuk buatan (anorganik), seperti Urea, ZA, TSP
dan lain-lain

Lingkungan Tanah Seledri | 17


2. Pupuk alam (organik), seperti pupuk kandang,
kompos, pupuk hijau dan lain-lain.
Berdasarkan cara pemberiannya, maka pupuk dapat
dikelompokkan menjadi:
1. Pupuk akar, yaitu segala jenis pupuk yang diberikan
lewat akar atau yang diambil oleh akar tanaman dari
dalam tanah, misalnya Urea, KCl dan lain-lain.
2. Pupuk daun, yaitu segala macam pupuk yang
diberikan lewat daun dengan jalan penyemprotan.
Melihat kepada unsur hara yang dikandungnya,
pupuk dibedakan menjadi:
1. Pupuk tunggal, yakni pupuk yang hanya
mengandung satu (tunggal) unsur hara makro saja,
misalnya urea: mengandung unsur hara Nitrogen
(N).
2. Pupuk majemuk, yakni pupuk yang mengandung
lebih dari satu unsur hara makra, misalnya DAP:
mengandung unsur hara Nitrogen dan Fosfor.
3. Pupuk lengkap, yaitu pupuk yang mengandung unsur
hara lengkap secara keseluruhan (unsur makro dan
unsur mikro).
Kita akan membahas lebih dalam mengenai pupuk
urea. Urea adalah senyawa organik yang tersusun dari
unsur karbon, hidrogen, oksigen dan nitrogen dengan
rumus CON2H4 atau (NH2)2CO. Urea juga dikenal
dengan nama carbamide yang terutama digunakan di
kawasan Eropa. Nama lain yang juga sering dipakai
adalah carbamideresin, isourea, carbonyl diamide dan 
carbonyl diamine.
Urea pertama kali ditemukan pada air seni oleh
H.M Rovelle yang berasal dari Perancis pada tahun 1773.
Orang yang pertama kali berhasil menemukan urea dari

Lingkungan Tanah Seledri | 18


ammoniadan asam sianida adalah Wochler pada tahun
1828 yang berasal dari Jerman yang penemuanini
dianggap sebagai penemuan pertama yang berhasil
mensintesa zat organik dari zat anorganik. Proses yang
menjadi dasar dari proses pembuatan urea saat ini adalah
prosesdehidrasi yang ditemukan oleh Bassarow (1870)
yang mensintesa urea dari pemanasan amonium
karbamat.

Gambar 3.1. Struktur urea


Sumber: rumushitung.com

Ciri-ciri pupuk Urea:


a. Mengandung Nitrogen (N) berkadar tinggi.
b. Berbentuk butir-butir Kristal berwarna putih.
c. Memiliki rumus kimia NH2CONH2.
d. Mudah larut dalam air dan sifatnya sangat mudah
menghisap air (higroskopis).
e. Mengandung unsur hara N sebesar 46%.

Gambar 3.2 Butiran-butiran pupuk urea


Sumber: pusri.co.id

Lingkungan Tanah Seledri | 19


Pupuk urea dihasilkan sebagai produk samping
pengolahan gas alam atau pembakaran batu bara.
Karbon dioksida yang dihasilkan dari kegiatan industri
tersebut lalu dicampur dengan amonia melalui proses
Bosch-Meiser. Dalam suhu rendah, amonia cair
dicampur dengan es kering (karbondioksida)
menghasilkan amonium karbamat. Selanjutnya,
amonium karbamat dicampur dengan air ditambah
energi untuk menghasilkan urea dan air.
Nitrogen merupakan unsur utama yang banyak
diperlukan untuk tanaman terutama varietas unggul
dengan teknik bercocok tanam insetif. Unsur N mudah
bergerak (mobile) dan berubah bentuk menjadi gas serta
hilang melalui penguapan (volatilisasi) dan pencucian
(leaching). Oleh karena itu dalam aplikasinya
dilapangan efesiensi pupuk N hanya sekitar 30-40 %
dari jumlah pupuk yang diberikan.
Efisiensi pemakaian pupuk N di lahan tanam dapat
dimaksimalkan dengan jalan pemupukan tepat-waktu
yaitu disesuaikan dengan tahapan perkembangan
tanaman.

Lingkungan Tanah Seledri | 20


BAB IV
PENANAMAN SELEDRI

Sebelum melakukan penanaman, hendaknya


melakukan persiapan seperti menggemburkan tanah.
Tujuan dari penggeburan tanah agar:
1. Proses peredaran udara (aerasi) dan air di dalam
tanah lebih sempurna.
2. Dapat mengurangi penguapan air di dalam tanah.
Sebab dengan pengadukan tanah kembali tesebut,
lapisan tanah pada bagian atas tadi pemubuluh
kapilerya terputus, sehingga air dari dalam tanah
yang sedianya hendak diuapkan melalui pipa-pipa
kapiler ini mejnadi tertahan dan akhirnya dapat
terserap oleh akar tanaman.
Pemeliharaan tanaman seledri dapat dilakukan
dengan penyiraman. Tanaman seledri pada umumnya
memerlukan air yang cukup banyak. Terlebih bila
tanaman tersebut tumbuh dengan subur. Dalam tanaman
seledri paling banyak mengandung air, tidak kurang dari
90% dari tubuhnya.
Tujuan dari penyiraman adalah untuk:
1. Menggantikan air yang sudah banyak menguap pada
siang hari.
2. Mengembalikan kekuatan tanaman kepada keadaan
tanaman di malam hari.
3. Penambahan terhadap tanaman yang kekurangan air.
Tetapi, ada beberapa faktor yang harus
diperhatikan apabila melakukan penyiraman, seperti
keadaan cuaca, umur tanaman, dan keadaan tanah. Setiap
jenis tanaman memerlukan pemupukan, hal ini berlaku
pula pada tanaman seledri, karena tanaman pada

Lingkungan Tanah Seledri | 21


umumnya banyak mennyerap zat-zat makanan dari dalam
tanah. Tujuan pemupukan adalah untuk mencukupi atau
menambah zat-zat makanan yang berguna bagi tanaman.
Penanaman dilakukan secara vegetatif untuk
perbanyakan.
Penyiraman dilakukan setiap pagi dan sore sampai
tanaman seledri berumur satu minggu, setelah itu
dilakukan cukup 2-3 kali seminggu. Pemberian pupuk
dilakukan saat tanaman berumur 7 HST (Hari Setelah
Tanam.

(a) (b) (c)

Gambar 4.1. Penanaman seledri dalam polybag : (a)


Anakan tanaman selederi, (b) Penanaman anakan seledri
dalam polybag, (c) Pemberian pupuk urea.

Lingkungan Tanah Seledri | 22


BAB V
LINGKUNGAN SELEDRI

Jenis tanah yang dikehendaki dalam budidaya


seledri adalah tanah yang gembur dan mengandung
banyak bahan organik. Tanaman ini tumbuh baik pada
tingkat keasaman tanah pH 5,5 - 6,5. Apabila tanah
terlalu asam sebaiknya tambahkan kapur atau dolomit.
Di dalam tanah terdapat kation-kation yang
beragam dan jumlahnya bervariasi. Keberadaan kation-
kation tesebut disebabkan kandungan alami dari tanah
atau penambahan kation-kation dari luar, misalnya
pemberian pupuk. Selain itu, tanah mengandung
komponen-komponen bermuatan negatif seperti lempung
dan senyawa-senyawa organik. Muatan negatif ini
cenderung akan mengikat kation-kation yang ada
disekitarnya (dalam larutan tanah) untuk mencapai
kesetimbangan. Seperti yang dijelaskan sebelumnya,
ikatan yang terjadi bukanlah ikatan yang kuat sehingga
kation yang telah ditukarkan dapat ditukarkan kembali.
Kapasitas pertukaran dapat dihitung dan 1 mol
muatan (+) dapat menggantikan 1 mol muatan (+) tanpa
memperhatikan ion-ion yang terlibat, sehingga dapat
diturunkan :
1 ekuivalen A = 1 ekuivalen B
A dan B adalah ion-ion atau senyawa-senyawa
yang terlibat dalam reaksi atau pertukaran.

Lingkungan Tanah Seledri | 23


Gambar 5.1. Ilustrasi pertukaran kation dalam tanah
antara partikel koloid dan larutan tanah
Sumber: theplantdoctor.pbworks.com

Seperti pada ilustrasi di atas, ion-ion Ca2+, Mg2+,


dan Na2+ yang telah bergabung dengan ion negatif dari
koloid dalam tanah akan digantikan oleh kation-kation
Al3+, K+, dan H+.

Gambar 5.2. Ilustrasi pertukaran kation dalam tanah


antara rambut akar dengan larutan tanah.
Sumber:

Lingkungan Tanah Seledri | 24


Pada wilayah aktivitas biologis yang terjadi di
dalam tanah antara akar tanaman yang mengandung
kation H+ dengan partikel humus dan liat dapat terjadi
pertukaran kation-kation untuk menunjang pertumbuhan
dari tanaman seledri. Semakin besar kapasitas tukar
kation dalam tanah, maka tanah tersebut semakin subur
karena teerjadinya aktivitas biologi tersebut.
Dalam pupuk urea mengandung 46% unsur N.
Apabila pupuk ditambahkan ke dalam tanah maka pupuk
akan mengalami reaksi atau perubahan baik dalam
bentuk fisik dan sifat kimianya. Perubahan-perubahan ini
mulai terjadi apabila pupuk itu bereaksi dengan air tanah.
Setelah bereaksi dengan air, pupuk akan melarut,
sebagian pupuk akan diserap akar tanaman. Urea
diketahui merupakan senyawa hirgroskopis sehingga
larut dalam air dan dapat diserap oleh tanaman.
Urea yang diaplikasikan ke tanah sebagai media
tanam akan bereksi dengan air dan terhidrolisis
membentuk amonium karbonat.
(NH2)2CO + 2H2O → (NH4)2CO3
Apabila tanah memiliki keasaman yang tinggi, maka
amonium karbamat bereaksi dengan asam membentuk
amonium.
(NH4)2CO3 + 2H+ → 2NH4+ + CO2 + H2O
Namun, sada kondisi tanah dengan pH tinggi atau basa,
suhu dan kelembaban tanah tinggi, sebagian besar N-
amonium (NH4+), yang terbentuk, diubah menjadi amonia
(NH3):
NH4+ + OH- → NH3 + H2O
Amonia adalah gas yang mudah menguap. Konsentrasi
amonia yang tinggi beracun bagi akar, khususnya

Lingkungan Tanah Seledri | 25


tanaman muda. Pada kondisi yang disebutkan diatas, N
yang diaplikasikan dalam bentuk Urea, hilang ke
atmosfer, sementara konsentrasi amonia yangg tinggi di
zona perakaran mencapai tingkat toksik. Selama
hidrolisis urea, terbentuk bikarbonat (HCO3-),
meningkatkan pH setempat sehingga tanah dalam
keadaan basa sehingga kondisinya cocok untuk menjadi
media tanam seledri.
Pada siklus nitrogen di dalam tanah, NH 4+ akan
diubah menjadi ion nitrit oleh bakteri bakteri
Nitrosomonas (bakteri nitrit), kemudian nitrit oleh bakteri
Nitrobacter (bakteri nitrat) akan diubah menjadi nitrat.
Proses perubahan amonia menjadi nitrit dan nitrat disebut
sebagai proses Nitrifikasi. Bentuk ion nitrat (NO 3-) atau
ion nitrit (NO2-) yang akan diserap oleh tanaman seledri.
Ion nitrit dan ion nitrit terbentuk dengan ikatan
kovalen karena adanya pemakaian bersama antara atom-
atom yang berikatan. Ikatan kovalen berkaitan dengan
elektron valensi masing-masing atom.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, suatu
atom akan mengikuti konfigurasi gas mulia (aturan
duplet dan aturan oktet) agar stabil, sehingga dapat
berikatan dengan atom lain.
Konfigurasi Elektron:
7
N : 1s2, 2s2, 2p3 8
O : 1s2, 2s2, 2p4
Elektron valensi : 5 Elektron valensi : 6
N yang memiliki elektron valensi 5, maka membutuhkan
3 elektron dari atom lain untuk stabil dan berikatan,
sementara O dengan elektron valensi 6, membutuhkan 2
elektron dari atom lain untuk stabil dan memenuhi aturan
oktet sehingga dari elektron-elektron valensi ini, N dan O

Lingkungan Tanah Seledri | 26


melakukan pemakaian bersama pasangan elektron untuk
berikatan. Lebih jelasnya digambarkan pada struktur
lewis berikut:

Gambar 5.2. Struktur lewis ion nitrit. Ion NO2- dapat


melakukan resonansi
Sumber: chemistry.about.com

Gambar 5.3. Struktur lewis ion nitrat. Ion NO3- dapat


melakukan resonansi
Sumber: chemistry.about.com

Ion nitrat dan nitrit di dalam tanah akan diserap


oleh akar dan disebarkan ke seluruh bagian tanaman. Ion
nitrat atau nitrit akan membentuk ikatan ionik dengan
ion-ion logam yang ada dalam tanaman seledri seperti
kalsium, zat besi, magnesium, mangan, fosfor, kalium,
selenium dan zink yang akan meningkatkan pertumbuhan
seledri.
Misalnya, pembentukan KNO3 dalam tanaman
seledri, yang memiliki ikatan ionik yang terbentuk antara
kation K+ dengan anion NO3-. Seperti yang diketahui
ikatan ionik terbentuk karena adanya serah terima
elektron dari atom-atom yang berikatan.
K cenderung memberikan 1 elektron kepada atom
lain dan membentuk K+ dengan konfigurasi

Lingkungan Tanah Seledri | 27


19
K : 2, 8, 8, 1  K+ : 2, 8, 8 + 1e-
Sementara ion NO3- yang telah terbentuk memiliki
muatan-1, artinya cenderung menerima 1 elektron.
Sehingga:
K+ + NO3-  KNO3

Gambar 5.4. Struktur KNO3


Sumber: chemistry.about.com

Selain itu, N diperlukan berguna dalam


pertumbuhan hijau daun (klorofil), protein, lemak dan
senyawa organik lainnya. Protein dibutuhkan untuk
membentuk komponen-komponen dalam tanaman seledri
sehingga dengan adanya unsur N akan meningkatkan
pembentukan protein yang akan mempengaruhi
pertumbuhan akar, batang, cabang dan daun seledri.
Karena unsur N menunjang pertumbuhan klorofil,
tanaman seledri yang menggunakan pupuk urea yang
dikontrol akan memiliki warna hijau yang sehat.
Ikatan ionik yang terbentuk adalah dari ion nitrat
dan nitrit dengan ion-ion logam yang terkandung dalam
tanaman seledri, tetapi ion nirat dan ion nitrit terbentuk
dengan ikatan kovalen. Jadi dapat disimpulkan ikatan
yang berperan besar dalam hubungan penambahan pupuk
urea kepada tanaman seledri adalah ikatan kovalen ionik.

Lingkungan Tanah Seledri | 28


BAB VI
PENGARUH ION NITRIT DAN NITRAT PADA
KESEHATAN

Nitrat merupakan unsur alam tanaman dan


ditemukan dalam sayuran di berbagai tingkat, tergantung
pada jumlah pupuk yang diaplikasikan. Menurut
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sebagian besar
orang dewasa yang makan 20-70 mg nitrat-nitrogen per
hari yang kebanyakan berasal dari makanan seperti
selada, seledri, beets, dan bayam. Bila makanan yang
mengandung nitrat yang dikonsumsi sebagai bagian dari
diet seimbang dengan anggapan nitrat yang tidak
berbahaya.
Pada kondisi yang normal, baik nitrit maupun nitrat
adalah komponen yang stabil, tetapi dalam suhu yang
tinggi akan tidak stabil dan dapat meledak pada suhu
yang sangat tinggi dan tekanan yang sangat besar.
Biasanya, adanya ion klorida, bahan metal tertentu dan
bahan organik akan mengakibatkan nitrat dan nitrit
menjadi tidak stabil. Jika terjadi kebakaran, maka tempat
penyimpanan nitrit maupun nitrat sangat berbahaya untuk
didekati karena dapat terbentuk gas beracun dan bila
terbakar dapat menimbulkan ledakan. Bentuk garam dari
nitrat dan nitrit tidak berwarna dan tidak berbau serta
tidak berasa.
Perlu diketahui penggunaan pupuk urea berlebihan
dapat meningkatkan kadar nitrat ataupun nitrit dalam
tanaman, dan jika dikonsumsi berlebihan dapat
meningkatka resiko terkena gangguan kesehatan. Ketika
Nitrat masuk ke dalam tubuh kita, maka tubuh kita akan
memprosesnya menjadi Nitrit. Selanjutnya Nitrit dapat

Lingkungan Tanah Seledri | 29


mempengaruhi kinerja Hemoglobin dalam membawa dan
mengalirkan oksigen dalam darah kita. Gangguan ini bisa
kemudian mengakibatkan Hipoksemia, atau rendah
oksigen.
Walaupun sayuran jarang menjadi sumber
keracunan akut, mereka memberi kontribusi >70% nitrat
dalam diet manusia tertentu. Kembang kol, bayam,
brokoli, dan umbi-umbian memiliki kandungan nitrat
alami lebih banyak dari sayuran lainnya. Sisanya berasal
dari air minum (lebih kurang 21%) dan dari daging atau
produk olahan daging (6%) yang sering memakai natrium
nitrat (NaNO3) sebagai pengawet maupun pewarna
makanan. Methemoglobinemia simptomatik telah terjadi
pada anak-anak yang memakan sosis yang menggunakan
nitrit dan nitrat secara berlebihan,
Sejumlah penelitian telah menemukan bahwa nitrit
berkontribusi terhadap berbagai efek kesehatan yang
negatif, diantaranya dapat menyebabkan:
1. Kanker: Ketika Anda makan nitrit, mereka dapat
diubah menjadi nitrosamin, yang ampuh sebagai
bahan kimia penyebab kanker, dalam tubuh Anda.
Kanker tertentu tampaknya paling terpengaruh,
termasuk Kanker Kolorektal, Orang yang makan
daging yang sudah diproses adalah 50 persen lebih
mungkin dapat menimbulkan kanker usus besar,
berdasarkan dari survey sebuah studi dalam Journal
of American Medical Association. Kanker Perut,
Sebuah penyelidikan yang meneliti sampai ke dalam
15 studi tentang daging olahan menemukan bahwa
risiko kanker perut meningkat dari 15 persen
menjadi 38 persen jika rasio daging olahan yang
dikonsumsi oleh seorang individu naik 30 gram.

Lingkungan Tanah Seledri | 30


Kanker Pankreas, Orang yang lebih banyak makan
daging olahan memiliki risiko 68% lebih tinggi
terkena kanker pankreas dibandingkan dengan
mereka yang makan sedikit, menurut sebuah studi
dalam Journal of National Cancer Institute.
2. Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK): Orang
yang makan lebih dari 14 porsi daging asap per
bulan akan mendapatkan skor rendah pada tes fungsi
paru-paru dan memiliki peningkatan risiko PPOK
dibandingkan dengan orang yang tidak makan
daging olahan. Untuk setiap porsi tambahan daging
olahan per bulan, studi ini menemukan peningkatan
risiko 2 persen untuk PPOK.
3. Mutasi DNA: Hotdog yang mengandung nitrit
telah ditemukan bahwa mengandung DNA bermutasi
didalamnya. Jika mutasi DNA itu terjadi di usus,
bisa meningkatkan risiko kanker usus besar.
4. Tumor Otak pada Anak: Anak-anak yang lahir
dari ibu yang mengonsumsi banyak daging olahan
selama kehamilan memiliki risiko dua sampai tiga
kali lebih besar terkena tumor otak ketimbang
mereka yang lahir dari ibu yang tidak makan daging
olahan.
Terpapar nitrit tak sengaja dalam laboratorium
kimia dan penghirupan pada usaha bunuh diri pernah
terjadi. Penyalahgunaan nitrit yang mudah menguap
butil, dan isobutil nitrit) sebagai perangsang sering
terjadi. Terpapar nitrat atau nitrit juga dapat berasal dari
obat-obatan tertentu. Bayi dan anak-anak rentan terpapar
oleh nitrat melalui perak nitrat topikal yang digunakan
pada terapi luka bakar. Obat-obatan lainnya yang diduga
menyebabkan keracunan nitrat atau nitrit adalah derivat

Lingkungan Tanah Seledri | 31


quinone (antimalaria), nitrogliserin, bismuth subnitrit
(antidiare), amonium nitrat (diuretik), amyl dan natrium
nitrit (antidotum keracunan sianida dan hidrogen sulfida),
dan isosorbid dinitrat/tetranitrat (vasodilator untuk terapi
penyakit arteri koroner).
Apabila nitrat dan nitrit yang masuk bersamaan
dengan makanan, maka banyaknya zat makanan akan
menghambat absorbsi dari kedua zat ini dan baru akan
diabsorbsi di traktus digestivus bagian bawah. Hal ini
akan mengakibatkan mikroba usus mengubah nitrat
menjadi nitrit sebagai senyawa yang lebih berbahaya.
Karena itu, pembentukan nitrit pada intestinum
mempunyai arti klinis yang penting terhadap keracunan.
Nitrit dapat mengakibatkan vasodilatasi pada pembuluh
darah, hal ini mungkin diakibatkan karena adanya
perubahan nitrit menjadi nitrit oksida yang mengandung
molekul yang berperan dalam membuat relaksasi otot-
otot polos.
Selain itu, nitrit di dalam perut akan berikatan
dengan protein membentuk N-nitroso, komponen ini juga
dapat terbentuk bila daging yang mengandung nitrat atau
nitrit dimasak dengan panas yang tinggi. Sementara itu,
komponen ini sendiri diketahui menjadi salah satu bahan
karsinogenik seperti timbulnya kanker perut pada
manusia.
Belum ada laporan yang jelas mengenai efek racun
dari nitrat. Selama ini yang diketahui efek racunnya
adalah konversi dari nitrit. Efek racun yang akut dari
nitrit adalah methemoglobinemia, dimana lebih dari 10%
hemoglobin diubah menjadi methemoglobin.Bila
konversi ini melebihi 70% maka akan sangat fatal.

Lingkungan Tanah Seledri | 32


Nitrit juga dapat mengakibatkan penurunan tekanan
darah karena efek vasodilatasinya. Gejala klinis yang
timbul dapat berupa nausea, vomitus, nyeri abdomen,
nyeri kepala, pusing, penurunan tekananan darah dan
takikardi, selain itu sianosis dapat muncul dalam jangka
waktu beberapa menit sampai 45 menit. Pada kasus yang
ringan, sianosis hanya tampak disekitar bibir dan
membran mukosa. Adanya sianosis sangat tergantung
dari jumlah total hemoglobin dalam darah, saturasi
oksigen, pigmentasi kulit dan pencahayaan saat
pemeriksaan. Bila mengalami keracunan yang berat,
korban dapat tidak sadar seperti stupor, koma atau kejang
sebagai akibat hipoksia berat. Prognosis sangat
tergantung dari terapi yang diberikan.

Lingkungan Tanah Seledri | 33


DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2013. Rumus Kimia Urea. http://rumushitung.c


om/2013/01/07/rumus-kimia-urea.html. Diakses
pada 02 Desember 2015, Pukul 15.45 WIB.
Anonim. 2013. Tentang Urea. http://www.pusri.co.id/ina
/urea-tentang-urea.html. Diakses pada 02
Desember 2015, Pukul 16.01 WIB.
Anonim. 2014. Seledri (Apium graveolens).
http://www.food-info.net/id/products/spices/cel
ery.html. Diakses pada 12 April 2016, Pukul
21.59 WIB.
Anonim. 2014. Soil Colloid. http://www.powershow.com
/view/9972c-ODJjO/Soil_Colloids_powerpoint_
ppt_presentation.html. Diakses pada 02 Mei
2016 Pukul 21.30 WIB
Anonim. 2015. Tanaman Seledri. http://bibitbunga.
com/seledri.html. Diakses pada 02 Desember
2015 Pukul 14.30 WIB.
Brady, N. C. and R. R. Weil. 2008. The Nature and
Properties of Soils 14th ed. Pearson Prentice
Hall, New Jersey,
Bunga. D. 2013. Manfaat Daun Seledri.
http://manfaatnya sehat.com/manfaat-daun-
seledri.html. Diakses pada 02 Desember 2015
Pukul 15.10 WIB.
Cotton dan Wilkinson. 1976. Kimia Anorganik Dasar. UI
Press, Jakarta.
Hamid, A., dan M. Sudjadi. Perbandingan Beberapa
Metode Penetapan KTK pada Tanah Mineral
Masam. Jurnal Tanah dan Pupuk. Yogyakarta.

Lingkungan Tanah Seledri | 34


Hardjowigeno, S. 2003. Ilmu Tanah. Akademika
Persindo, Jakarta.
Helmeinstine, A. M. 2016. Chemical Structures Starting
with the Letter P.
http://chemistry.about.com/od
/factsstructures/ig/Chemical-Structures---P/Pota
ssium-Nitrate-or-Saltpeter.html. Diakses pada 12
April 2016, Pukul 23.41 WIB.
Hidayat, Adriansyah. 1992. Budidaya Tanaman Seledri.
Karya Anda, Surabaya.
Jamilah dan Safridar, N. 2012. Pengaruh Dosis Urea,
Arang Aktif dan Zeolit Terhadap Pertumbuhan
Dan Hasil Padi Sawah (Oryza Sativa L.). Jurnal
Program Studi Agroteknologi. Vol 16, No.3.
Mnahn. 2013. Cation Exchange Ilustrated Picture.
http://theplantdoctor.pbworks.com/w/page/2895
8448/Botany.html. Diakses pada 12 April 2016,
Pukul 23.32 WIB.
Prihmantoro, Heru. 1996. Memupuk Tanaman Sayur.
Penebar Swadaya, Bogor.
Siregar, A dan Marzuki, I, 2011. Efisiensi Pemupukan
Urea Terhadap Serapan N dan Peningkatan
Produksi Padi Sawah (Oryza Sativa. L.). Jurnal
Budidaya Pertanian. Vol. 7, No. 2.
Sugeng. 2012. Tanah. http://sugeng.lecture.ub.ac.id/files/
2012/09/Bab-5-Sifat-Kimia-Tanah.pdf. Diakses
pada 03 Mei 2016 Pukul 20.00 WIB.
Thompson, B. 2004. Nitrates and Nitrites Dietary
Exposure and Risk Assessment. Institut of
Environmental Science & Research Limited.
Christchurch Science Centre, New Zealand.

Lingkungan Tanah Seledri | 35


Vogel. 1985. Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan
Semimikro. PT. Kalman Media Pustaka, Jakarta.
Wahid, A.S. 2003. Peningkatan efisiensi pupuk nitrogen
pada padi sawah dan metoda bagan warna daun.
Jurnal Litbang Pertanian. Vol 22.
Wahyuni, S. Harsanti, & Ardiwinata. 2011.
Aplikasi Urea Berlapis Arang Aktif pada
Lahan Padi. Balai Penelitian Lingkungan
Pertanian.

Lingkungan Tanah Seledri | 36


Lingkungan Tanah Seledri | 37
BIOGRAFI PENULIS

Besse Wahdatillah lahir pada 02


Desember 1995, di Sungai Guntung,
Kecamatan Kateman, Kabupaten
Indragiri Hilir, Provinsi Riau. Penulis
adalah putri tunggal dari pasangan
H. Muhammad Yunus dan
Hj. Nursuha. Penulis menyelesaikan
sekolah dasar di MI Al-Ikhlas Sungai
Guntung (2007), kemudian
melanjutkan ke MTs Al-Ikhlas Sungai Guntung hingga
lulus (2010), dan menyelesaikan sekolah menengah atas
di yayasan yang sama, MA Al-Ikhlas Sungai Guntung
(2013). Penulis saat ini berkuliah di Jurusan Kimia,
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Riau, dan kini berada akhir di tahun ke-3,
Semester VI.

Lingkungan Tanah Seledri | 38

Anda mungkin juga menyukai