Anda di halaman 1dari 21

Kata Pengantar

Puji dan syukur saya panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, hidayah, dan karunia-Nya kepada saya, sehingga saya dapat menyelsaikan
makalah tentang “Bayam”.

Saya sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenai “Bayam”. Saya juga menyedari sepenuhnya bahwa
di dalam makalah ini masih terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh
sebab itu, saya berharap adanya kritik dan saran demi memperbaiki makalah yang
saya buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna
tanpa saran yang membangun.

Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi saya sendiri maupun
orang yang membacanya. Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdpat kesalahan
kata-kata yang kurang berkenan bagi pembaca dan saya memohon kritik dan saran
yang membangun dari anda demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.

Sorong, Juli 2018

Penulis

1
Daftar isi

KATA PENGANTAR. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1

DAFTAR ISI. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3
B. Rumusan masalah. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 5
C. Tujuan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 5

BAB II PEMBAHASAN

A. Klasifikasi Tanaman Bayam. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 6


B. Deskripsi Morfologi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 7
C. Jenis-jenis bayam . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .8
D. Kandungan Gizi dan Manfaat Tanaman Bayam bagi Kesehatan . . 11
E. Kandungan kimia dan efek farmakologis . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .13
F. Ekstraksi lutein daun bayam (Amaranthus spp.) . . . . . . . . . . . . . . .14
G. Obat Tradisional. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 17

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 20
B. Saran. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .20

BAB IV Daftar Pusaka. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .21

2
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Bayam merupakan sayuran yang telah lama dikenal dan dibudidayakan secar
luas oleh petani di seluruh wilayah Indonesia, bahkan di negara lain hal ini terbukti
dengan adanya banyak nama untuk bayam ini. Di Indonesia, bayam dikenal dengan
dalam banyak nama lokal, seperti bayam (Aceh, Minang), senggang bener (Sunda),
hohoru (Halmahera), bayem (Jawa, Bali), tarnyak, tarnak (Madura), nadu (Bima),
meja (Sumba), wawa (Minahasa), sinao (Makasar), podo (Bugis), malabut (seram),
utapaine (Ambon), baya (Ternate), atau loda (Tidore). Dalam istilah asing seperti
Inggris, Bayam disebut sebagai African spinach, Indian spinach, spinach, bush green,
Chinese spinace, green leaf, atau spinach green, di Perancis disebut amarante, di
Spanyol disebut bledo, di India disebut badi chauli atau chola chauli dan di Filipia
kulitis. Secara taksonomi, nama ilmiah tanaman bayam adalah Amaranthus spp. Yang
termasuk dalam keluarga Amaranthaceae.

Sosok tanaman bayam sangat mudah dikenali, yaitu berupa perdu yang
tumbuh tegak, batangnya tebal berserat dan sukulen, subur dan berstekstur gembur
serta banyak mengandung bahan organic. Pada tanah yang tandus atau liat, bayam
masih dapat tumbuh dengan baik jika dilakukan penambahan bahan organic yang
cukup banyak.

Kisaran derajat keasaman (pH) tanah yang baik bagi pertmbuhan bayam
antara 6-7. Pada tanah yang ber-pH di atas atau di bawah kisaran tersebut tanaman
bayam sukar tumbuh. Tanaman akan menunjukkan pertumbuhan yang merana bila
pH tanah dibawah 6. Begitu pula pada pH di atas 7, tanaman akan mengalami gejala
klorosis (warna daun menjadi putih kekuning-kuningan terutama pada daun-daun

3
yang masih muda). Jenis bayam tertentu masih dapat tumbuh pada tanah-tanah
alkalin (basa).

Bayam dikenal sebagai sumber zat besi dan mengandung bermacam-macam


zat gizi yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Bayam juga merupakan jenis sayuran
komersial yang sangat mudah kita jumpai baik di pasar tradisional maupun pasar
modern.

Tanaman bayam berasal dari dataran Amerika tropik, saat ini persebarannya
sudah hamper menjangkau seluruh dunia dengan berbagai macam varietas dan
kualitas yang semakin unggul. Pada mulanya, bayam dikenal sebagai tanaman hias,
sebelum pada akhirnya penelitian mempromosikannya sebagai salah satu sumer gizi
yang sangat baik bagi manusia.

Bayam diperkirakan dibawa oleh para pedagang asing yang masuk ke


Indonesia pada abad ke 19, ketika Indonesia menjadi salah satu jalur perdagangan
penting dunia. Seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan informasi pada masa
tersebut, tanaman bayam mulai dikonsumsi masyarakat lokal dan mulai
dibudidayakan dengan cara sederhana, seperti ditanam di pekarangan rumah, hingga
dibudidayakan di lahan pertanian sebagai tanaman komersil.

Dalam 60 genus yang terbagi menjadi sekitar 800 spesies, bayam terbagi
menjadi dua kelompok, yakni kelompok bayam petik dan bayam cabut juga diedakan
melalui perbedaan fisiknya. Bayam petik dapat dikenali dengan bentuk daunnya yang
lebar dan batang tanamannya lebih besar, sedangkan bayam cabut sebaliknya, bentuk
daun dan batangnya lebih kecil dan lebih lembut.

Pada umumnya orang menanam bayam di tanah kering, misalnya di atas tanah
tegalan, lading, dan pekarangan. Jarang sekali bayam ditanam di sawah atau ngarai.

4
B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana klasifikasi tanaman bayam?


2. Bagaimana deskripsi morfologi?
3. Apa saja jenis-jenis bayam?
4. Apa kandungan gizi dan manfaat manaman bayam bagi kesehatan?
5. Apa kandungan kimia dan efek farmakologis?
6. Bagaimana ekstraksi lutein daun bayam (Amaranthus spp)
7. Bagaimana membuat obat tradisional dari bayam?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui bagaimana klasifikasi tanaman bayam


2. Untuk mengetahui bagaimana deskripsi morfologi
3. Untuk mengetahui apa saja jenis-jenis bayam
4. Untuk mengetahui apa kandungan gizi dan manfaat manaman bayam
bagi kesehatan
5. Untuk mengetahui apa kandungan kimia dan efek farmakologis
6. Untuk mengetahui bagaimana ekstraksi lutein daun bayam
(Amaranthus spp)
7. Untuk mengetahui bagaimana membuat obat tradisional dari bayam

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Klasifikasi Tanaman Bayam

Bayam termasuk dalam golongan keluarga Amarathacae dari marga


Amaranthus. Seperti karakter golongan Amaranthacae pada umumnya, bayam
termasuk salah satu tanaman gulma yang tumbuh liar. Namun seiring ilmu
pengetahuan yang makin berkembang dan penelitian membuktikan bahwa ayam
mengandung nilai gizi yang sangat tinggi, tanaman ini kemudiaN dibudidayakan
secara luas.

Berikut klasifikasi bayam:

Kingdom : Plantae (tumbuhan)

Sub Kingdom : Tracheobionita (tumbuhan berpembuluh)

Super divisi : Spermatophyta (Menghasilan biji)

Divisi : Magnoliophyta (tumbuhan berbunga)

Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua/dikotil)

Sub kelas : Hamamelidae

Ordo :Caryophyllales

Family : Amaranthacae

Genus : Amaranthus

Spesies : Amaranthus spinosus L

6
B. Deskripsi Morfologi

Bayam merupakan tanaman perdu (terna), tinggi tanaman bayam bisa mencapai
1,5 – 2 meter. Alat reproduksi (perbanyakan tanaman) umumnya secara generative
(biji). Sedangkan usia bayam adalah semusim atau lebih. Berikut deskripsi morfologi
bayam:

1. Akar

Sistem pengakaran tanaman bayam menyebar dan dangkal pada kedalaman antara
20 – 40 cm dan memiliki akar tunggang.

2. Daun

Daun bayam berbentuk oval dengan ujung yang agak meruncing dengan urat-urat
yang terlihat jelas. Warna daunnya bervariasi, mulai dari hijau muda, hijau tua, hijau
keputih-putihan, hingga merah. Pada tanaman bayam liar karakteristik daunnya kasar
(kasap) dan memiliki duri.

Daun bayam termasuk daun tunggal, panjang daun 1,5 - 6,0 cm, lebar daun 0,5 –
3,2 cm, ujung daun obtusus dan pangkal daun acutus. Tangkai daun bayam berbentuk
bulat dan permukaannya opacus. Panjang tangkai daun bayam berkisar 0,5 – 9,0 cm.

3. Batang

Batang tanaman bayam berbentuk bulat, lunak dan berair. Batangnya tumbuh
tegak dan percabangannya monopodial.

4. Bunga

Bunga bayam berukuran kecil, berjumlah banyak terdiri dari daun bunga 4-5
buah, benangsari 1 – 5 buah, dan bakal buah terdiri dari 2 – 3 buah. Bunga bayam
keluar dari ketiak daun atau ujung tanaman yang tersusun tegak. Bunga bayam
merupakan jenis bunga berkembang tunggal yang berwarna hijau keputih-keputihan.

7
Setiap bunga memiliki 5 mahkota yang panjangnya berkisar 1,5 – 2,5 cm. Kumpulan
bunganya berbentuk bulir-bulir untuk bunga jantannya, sedangkan bunga betina
berbentuk bulat yang tumbuh pada ketiak batang, bunga ini termasuk bunga
inflorencia

Bayam berbunga sepanjang musim dan perawinannya bersifat unisexual, yakni


menyerbuk sendiri ataupun menyerbuk dengan cara silang. Penyerbukan bunga
bayam bisa berlangsung dengan bantuan angin maupun serangga

5. Biji

Perbanyakan tanaman bayam biasanya dilakukan dengan secara generative atau


dengan metode biji. Biji Tanaman bayam berukuran sangat kecil dan halus, berbentuk
bulat halus dengan warna coklat tua hingga hitam mengkilat. Namun pada beberapa
jenis bayam lain terdapat juga yang memiliki warna biji putih atau merah, seperti
jenis tanaman bayam maksi yang memiliki biji merah.

Setiap tanaman bayam dapat menghasilkan biji dengan jumlah 1.200 – 3.000
biji/gram. Pada tanaman bayam tahunan, perbanyakan tanaman bayam dapat juga
dilakukan seara vegetative dengan cara stek batang

C. Jenis-jenis bayam
Tanaman bayam memiliki jenis yang sangat banyak. Dari mulai jenis tanaman
bayam yang tumbuh liar hingga jenis tanaman bayam yang dibudidayakan.
Akan tetapi secara garis besar terbagi menjadi 2 kelompok, yakni bayam liar
dan bayam budidaya.

1. Bayam liar
Sesuai dengan penyebutannya, tanaman bayam liar dapat dijumpai di lahan-
lahan kosong, lahan tak terurus, tepi jalan, hingga sebagai gulma di lahan-

8
lahan pertanian. Bayam liar juga dapat tumbuh di lahan-lahan lembab seperti
tepia selokan. Pada musim hujan, jumlahnya bisa semakin meningkat.
Bayam liar dapat dikonsumsi, tetapi memiliki rasa yang agak getir. Sehingga
jenis bayam ini cenderung kurang disukai dan lebih banyak digunakan sebagai
obat ataupun bahan kecantikan seperti masker. Jenis bayam liar terbagi
kembali menjadi dua kelompok, yakni sebagai berikut:
a) Bayam tanah (Amaranthus blitum L)
Ciri yang paling menonjol dari jenis bayam tanah adalah warna
batangnya yang berwarna merah dan memiliki duri. Daunnya
berbentuk kecil dan lancip, selain itu teksturnya kasar dank keras.
b) Bayam duri (Amaranthus spinosus L)
Ciri bayam duri secara umum sama dengan bayam tanah, yakni
memiliki duri dan berwarna merah, memiliki daun yang berukuran
kecil dan tekstur yang keras.
2. Bayam budidaya
Jenis bayam ini adalah jenis kelompok bayam yang sengaja dibudidayakan
karena memiliki rasa yang enak, memiliki nilai kandungan gizi yang tinggi,
juga memiliki nilai komersil. Berikut jenis bayam budidaya:
a) Bayam Cabut (Amaranthus tricolor L)
Bayam cabut disebut juga sebagai bayam putih atau bayam sekul.
Jenis bayam ini memiliki daun yang berbentuk agak bulat dengan
daging yang tebal serta lemas. Bunganya keluar dari ketiak cabang.
Warna batangnya hijau keputih-putihan sampai merah. Dari warna
batang dan daun ini kemudian dikenal jenis bayam putih dan bayam
merah.
Berikut jenis varietas unggul dari jenis bayam cabut:
1) Bayam cabut varietas lokal
a) Bayam Giti Hijau

9
Bayam giti hijau adalah bayam introduksi dari Thailand. Jenis ini
memiliki masa panen 28 hari dan dapat tumbuh tegak dengan tinggi
mencapai 20-25 cm, tidak memiliki banyak cabang, memiliki bentuk
batang yang langsing, halus, dan berwarna keputih-putihan. Daunnya
berwarna hijau keputihan berukuran kecil serta memiliki urat yang
halus.
b) Giti Merah
Jenis bayam ini juga merupakan introduksi dari Thailand, ciri
utamanya adalah memiliki sedikit cabang. Tinggi tanaman pada masa
panen berkisar sekitar 20 - 25 cm. Batangnya berwarna merah tua,
berbentuk bulat, langsing, dan halus. Daun dari jenis giti merah
memiliki warna hijau dengan belang merah di tengahnya, berbentuk
menyerupai delta, memiliki ukuran yang lebar serta berurat halus.
c) Bayam Merah
Nama ilmiahnya adalah Amaranthus Gangeticus, sedangkan dalam
istilah Bahasa Inggris disebut sebagai Red Spinach. Tinggi tanaman
bayam merah berkisar 80 – 120 cm. bentuk daunnya bulat oval dengan
ujung yang meruncing. Lebar daun bayam merah berkisar 5 – 7 cm
dan memiliki urat daun berwarna kekuningan atau hijau berurat
kemerahan. Bunga bayam merah berbentuk kecil bermahkota seperti
selaput, membentuk mayang di ketiak daun dan pada puncak batang.

10
D. Kandungan Gizi dan Manfaat Tanaman Bayam bagi Kesehatan
Berikut tabel nilai gizi pada tanaman bayam:
Kandungan Zat Besi Bayam Merah Bayam Hijau
Energi (kkal) 51 36
Protein (g) 4.6 3.5
Lemak (g) 0.5 0.5
Karbohidrat (g) 10 6.5
Kalsium (g) 368 267
Fosfor (g) 111 67
Besi (mg) 2.2 3.9
Vitamin A (SI) 5,800 6,090
Vitamin B (mg) 0.08 0.08
Vitamin C (mg) 80 80
Air (g) 82 87

Zat besi pada bayam dapat melancarkan sirkulasi oksigen dalam darah.
Kandungan vitamin A serta C pada bayam merupuakan antioksidan penting
yang berperan melindungi tubuh dan otak dari racun dan polusi. Kandungan
vitamin C pada bayam juga membantu penyerapan zat besi untuk
meningkatkan system kekebalan.
Kandungan asam folat serta vitamin B 12 pada bayam adalah
kombinasi yang penting dalam pembentukan sel yang baru. Mengonsumsi
bayam juga memicu aktivitas anti-mutagenic dan mencegah terjadinya mutasi
sel tubuh yang dapat memicu terbentuknya sel kanker.
Setiap 100 gram bayam mengandung 2,3 gram protein, 3,2 gram
karbohidrat, 3 gram besi serta 81 gram kalsium. Bayam juga mengandung
berbagai macam vitamin dan mineral, yakni vitamin A, vitamin C, niasin,
thiamin, fosfor, riboflavin, natrium, kalium serta magnesium. Bayam juga

11
mengandung antioksidan dan esensial dan fitokimia yang meningkatkan
kekebalan tubuh dari derangan penyakit.
Catatan penting, bayam mengandung zat besi berupa Fe2+ (ferro)
yang jika terlalu lama berinteraksi dengan oksigen (O2) Fe3+ (ferri). Meskipun
sama-sama zat besi, akan tetapi Fe3+ (ferri) bersifat racun. Oleh karenanya
sangat tidak dianjurkan untuk memanaskan sayur bayam yang sudah melalui
proses pemasakan, sayur bayam harus dikonsumsi beberapa saat setelah
dimasak. Hindari pula mengkonsumsi sayur bayam yang sudah didiamkan
selama lebih dari 5 jam, selain karena mengandung Fe3+ seperti yang sudah
disebutkan diatas, bayam yang didiamkan selama 5 jam juga dapat engandung
nitrat (NO3) yang apabila teroksidasi dengan udara akan menjadi nitrit (NO2)
yang memiliki sifat senyawa yang tidak memiliki warna, tidak memiliki bau,
akan tetapi memiliki efek racun. Dalam penyimpanan dalam lemari es, kadar
senyawa nitrit tersebut bias meningkat jumlahnya.
Efek racun nitrit dapat menimbulkan reaksi dalam sel darah merah.
Ikatan nitrit dengan hemoglobin disebut “Methemoglobin”, hal ini membuat
hemoglobin kehilangan kemampuan untuk mengikat oksigen. Jika kadar
Methemoglobin mencapai jumlah 15% dari jumlah hemoglobin, maka akan
terjadi Siaonosis dimana seluruh jaringan pada tubuh mengalami kekurangan
suplai oksigen.
Informasi penting lainnya yang juga perlu diketahui, adalah tidak
dianjurkan memasak sayur bayam dengan panic aluminium, karena
aluminium dapat beraksi dengan kandunga zat besi yang terdapat dalam
bayam. Bagi penderita asam urat atau rematik, tidak dianjurkan
mengkonsumsi sayur bayam karena dapat memancing rasa ngilu. Hal ini
dikarenakan bayam mengandung zat purin yang tinggi, zat purin ini lah yang
bias memicu kambuhnya asam urat pada penderitanya.

12
Dengan mengetahui informasi secara benar, bayam memiliki beragam
manfaat yang jauh lebih banyak bagi kesehatan, berikut beberapa manfaat
bayam bagi kesehatan:
1. Penangkal sel kanker
2. Menjaga fungsi penglihatan
3. Sumber anti-inflamasi
4. Menyehatkan jantung
5. Menurunkan tekanan darah
6. Mencegah diabetes
7. Meningkatkan kinerja otak
8. Nutrisi bagi tulang sendi
9. Menyehatkan pencernaan
10. Mencegah risiko penyakit kardiovaskular
11. Mencegah anemia
12. Mencegah anemia
13. Menyehatkan kulit
14. Untuk pertumbuhan anak-anak
15. Meningkatkan daya tahan tubuh
16. Mengatasi pendarahan gusi

E. Kandungan kimia dan efek farmakologis

Bayam duri memiliki rasa manis, pahit, dan bersifat sejuk. Beberapa bahan
kimia yang terkandung dalam bayam duri, di antaranya amarantin, rutin,
kalium nitrat, kalium oksalat, tannin, piridoksin, garam-garam fosfat, zat besi,
vitamin A, C, serta K. Efek farmakologis bayam duri, di antaranya masuk
meridian jantung dan ginjal, penurun panas, peluruh kemih, menghilangkan
racun, menghilangkan bengkak, menghentikan diare, serta membersihkan
darah.

13
F. Ekstraksi lutein daun bayam (Amaranthus spp.)

Daun bayam hijau (Amaranthus hybridus L.) dan bayam merah (Amaranthus
tricolor L.) suku Amaranthaceae kering dibuat serbuk. Sebanyak 3 gram serbuk daun
bayam dimaserasi dengan n-heksana selama 24 jam. Filtrat dipisahkan dengan
disentrifus dan diuapkan. Ekstrak didigesti dengan isopropanol dan disaponifikasi
dengan NaOH 50% pada suhu 60ᵒC, selama 90 menit, kemudian ditambahkan KOH
jenuh aduk sampai terbentuk masa semisolid. ditambahkan akuades sebanyak 4 kali
volume larutan diaduk selama 4 jam. Ekstrak disentrifus, endapan yang terbentuk
dicuci 3 kali dan dikeringkan pada suhu 400C, sehingga diperoleh ekstrak lutein
kering.

Penelitian ini menggunakan daun bayam merah (Amaranthus hybridus L.)


dan daun bayam hijau (Amaranthus tricolor L.) karena tanaman bayam mengandung
komponen pigmen karotenoid, terutama senyawa lutein. Di dalam tubuh lutein
terakumulasi pada retina mata yang berfungsi menghambat kerusakan oksidatif akibat
adanya sinar biru yang masuk kedalam mata .

Penapisan Fitokimia.

Hasil penapisan fitokimia terhadap serbuk daun bayam (Amaranthus sp)


menunjukkan bahwa terkandung senyawa alkaloid, flavonoid, saponin, tanin,
glikosida dan steroid/triterpenoid, sedangkan uji fenolik dinyatakan negatif. Hasil
tercantum pada tabel 2.

Tabel 2. Hasil penapisan fitokimia serbuk daun bayam (Amaranthus sp)

14
Uji Aktifitas Antioksidan.

Pada penelitian ini konsentrasi lutein daun bayam divariasikan yaitu 4,0
μg/ml; 6 μg/ml; 8 μg/ml; dan 10 μg/ml. Dosis tersebut digunakan berdasarkan
penggunaan lutein sebagai suplemen tubuh sebesar 20 mg yang dikonversi terhadap
jumlah total darah manusia sebesar 5000-6000 ml. Dosis lutein yang bervariasi
digunakan untuk mengetahui pengaruhnya terhadap kadar MDA, aktifitas enzim SOD
dan katalase sel darah yang telah diinduksi dengan oksidan t-BHP (Mozaffarieh,
2003; Thibodeau & abbattista, 2008)

Dalam penelitian ini dipilih t-BHP sebagai oksidator karena senyawa ini
sebagai peroksida organik, yang mudah terurai dan dalam reaksi tersebut membentuk
radikal bebas t-butoksi (t-BuO·), yang sangat cepat bereaksi dengan asam lemak tak
jenuh ganda di membran sel darah sehingga terjadi peroksida lipid pada membran sel.
Peroksida lipid yang terbentuk akan menyebabkan rusaknya struktur membran dan
berakibat menurunnya fluiditas membran. Penggunaan dosis oksidan t-BHP sebesar
5mM dapat menyebabkan granolosit sel. Percobaan in vitro dipilih dengan
pertimbangan bahwa model in vitro dapat menghilangkan pengaruh metabolisme
xenobiotik oleh hati, karena dilakukan tidak di dalam tubuh. Metabolisme xenobiotik
adalah proses masuknya zat kimia ke dalam tubuh yang menyebabkan toksik.
Metabolisme tersebut dapat terjadi bila pada sel darah terdapat organel termasuk
mikrosom Darah yang digunakan dalam percobaan ini darah domba dipilih karena

15
mempunyai perangkat metabolisme terbatas, tidak mempunyai organel, termasuk
mikrosom yang diperlukan untuk metabolisme xenobiotik sehingga diperkirakan
tidak mampu melakukan metabolisme xenobiotik (Thibodeau & abbattista, 2008;
Handayani, 2008).

Kadar MDA.

Tubuh yang terpapar radikal bebas menyebabkan terbentuknya peroksidasi


lipid, produk ahir dari reaksi ini berupa malondialdehid (MDA), tingginya kadar
MDA dalam plasma menunjukkan kadar radikal bebas dalam tubuh yang tinggi
(Winasar, 2007). Pengukuran lipid peroksidasi dapat dilakukan secara tidak langsung
dengan mengukur kadar MDA menggunakan metode TBARS yang diukur dengan
spektrofotometer pada λ 532 nm.

Hasil percobaan menunjukkan hubungan konsentrasi larutan baku TEP (nmol/ml)


terhadap serapan memberikan nilai korelasi (r) 0,9555 (Gambar 1). Hasil pengukuran
kadar MDA dalam plasma dengan perlakuan lutein bayam hijau (Gambar 2)
menunjukkan bahwa kelompok perlakuan III (penambahan vitamin E), IV, V dan VI
((lutein 4, 6 dan 8 g/ml) tidak berbeda nyata terhadap kadar MDA kelompok I
(normal) dan terdapat perbedaan nyata terhadap kelompok II (perlakuan t-BHP tanpa
antioksidan). Perlakuan induksi tBHP pada sel darah pada kelompok II (kontrol
negatif) menyebabkan peningkatan pembentukan lipid peroksidasi yang
mengakibatkan hasil produksi metabolisme akhir berupa malondialdehida meningkat
dibandingkan dengan kelompok normal.

16
G. Obat Tradisional

Herminia de Guzman Ladion seorang ahli kesehatan di Filipina menyebut


bayam sebagai salah satu tanaman obat penyembuh ajaib. Ada 2 resep yang
dianjurkannya, yaitu sebagai obat sait asma dan eksim. Di samping itu, masih banyak
narasumber lain yang mengungkap khasiat bayam sebagai tanaman obat

Berikut ini, diuraikan beberapa khasiat bayam dan tata cara penggunaannya
untuk beberapa penyaikit:

1. Asma

 Asma adalah suatu penyakit pada saluran pernafasan. Gejala-gejalanya adalah


perasaan sesak pada dada, nafas pendek, tersengal-sengal dan batuk-batuk.
 Cara pengobatannya: rebus 5 batang daun bayam duri yang masih muda dan
dirajang bersama kembang dan daunnya dalam 5 gelas air selama 10 menit
ramuan ini diminum sebanyak 1 mangkuk, 4 kali sehari (orang dewasa), 1/2
mangkuk (anak-anak), dan 2 sendok makan (bayi).
1. Eksim
 Eksim merupakan penyakit kulit yang disertai rasa gatal, berwarna
merah dan meradang.
 Cara pengobatannya: rebus 3 mangkuk daun segar bayam duri yang
dirajang dalam 5 gelas air selama 15 menit. Rendam sebuah handuk
dalam air rebusan tadi. Gunakan sebagai ompres langsung pada eksim
selama 30 menit.
2. Kurang Gizi (Anemia)
 Meminum sari bayam segar merupakan sumber vitamin dan tonikum
terbaik untu merawat untuk merawat orang yang kurang gizi, sakit
lever dan kuning, serta berkhasiat mengatasi kekurangan vitamin A, B,
C, juga Kalsium, Zat Besi dan Kalium.

17
3. Obat Sakit Dalam
 Mengonsumsi bayam yang dimasak dengan madu membantu
penyembuhan tukak lambung, sembelit kronis, keputihan dan kelainan
pada lever.
 Sari bayam segar dicampur dengan madu merupakan obat untuk
bronchitis kronis, asma dan tuberkulosa.
 Minum sari bayam segar satu cangkir rutin tiap hari dicampur madu
dan sejemput bubuk kapulaga selama masa hamil, maka pertumbuhan
normal bayi akan terjamin, melenturkan otot-otot rahim, mencegah
pemborosan penggunaan Kalsium dan Zat Besi dalam tubuh, dan
memudahkan pesalinan.
4. Obat Kecantikan
 Sari daun bayam segar yang dioleskan pada kulit kepala dan rambut
akan merangsang pertumbuhan rambut yang sehat, lembut, dan
mencegah beruban.
 Sari daun bayam segar dicampur sejumput kunyit, dan dioleskan ke
seluruh wajah, berkhasiat memutihkan kulit, mencegah kekeringan
dan dan kerut-merut, membantu penyembuhan jerawat dan menjaga
kesegaran kulit.
5. Bisul
 Cuci bersih daun bayam duri segar secukupnya lalu giling sampai
halus campurkan madu secukupnya. Oleskan ke sekeliling bisul
sampai rata lalu balut dengan perban atau kain. Ganti ramuan dan
balut kembali 2 kali sehari.
6. Disentri
 Cuci bersih 30 g akar bayam duri segar, tambahkan 15 g gula enau,
dan 1 gelas air, lalu rebus sampai tersisa 1/2 gelas. Setelah dingin

18
saring, lalu minum rebusan 1 kali sehari sebelum makan. Lakukan
selama 3 hari.
7. Keputihan
 Cuci bersih 30-60 g akar bayam duri segar, tambahkan 1 endok makan
gula batu, lalu rebus dengan 3 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah
dingin, saring, lalu minum 2 kali sehari saat pagi dan sore, masing-
masing 1/2 gelas.
8. Menambah produksi ASI
 Cuci bersih 1 pohon bayam utuh sampai bersih, giling sampai halus.
Tapalkan di sekitar payudara secara merata. Ulang 3-4 kali sehari
sampai air susu lancer.
9. Radang saluran pernapasan
 Cuci bersih 1/4 genggam daun bayam duri, giling sampai halus, lalu
tambahkan sedikit garam dan air matang sebanyak 3 sendok makan.
Peras campuran bahan tersebut lalu saring. Minum air yang tersaring
sekalingus. Ulangi secara rutin 2 kali sehari sampai sembuh.
10. TBC kelenjar
 Cuci bersih 30-60 g seluruh bagian tumbuhan bayam duri yang
dipotong kecil-kecil, lallu rebus dengan air dan arak putih. Masing-
masing 1,5 gelas; sampai tersisa 1 gelas. Dinginkan, saring lalu minum
air rebusannya 2 kali sehari, masing-masing 1/2 gelas.
11. Wasir
 Cuci bersih segenggam daun bayam duri segar lalu rebus dengan air
secukupnya. Setelah mendidih, gunakan untuk menguapi dan mencuci
bagian yang terkena wasir.

19
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari materi bayam yang kita bahas dalam makalah, maka dapat disimpulkan
bahwa:

1. Bayam dikenal sebagai sumber zat besi dan mengandung bermacam-


macam zat gizi yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Bayam juga
merupakan jenis sayuran komersial yang sangat mudah kita jumpai baik di
pasar tradisional maupun pasar modern. Tanaman bayam berasal dari
dataran Amerika tropik, saat ini persebarannya sudah hamper menjangkau
seluruh dunia dengan berbagai macam varietas dan kualitas yang semakin
unggul. Pada mulanya, bayam dikenal sebagai tanaman hias, sebelum pada
akhirnya penelitian mempromosikannya sebagai salah satu sumer gizi yang
sangat baik bagi manusia.
2. Setiap 100 gram bayam mengandung 2,3 gram protein, 3,2 gram
karbohidrat, 3 gram besi serta 81 gram kalsium. Bayam juga mengandung
berbagai macam vitamin dan mineral, yakni vitamin A, vitamin C, niasin,
thiamin, fosfor, riboflavin, natrium, kalium serta magnesium. Bayam juga
mengandung antioksidan dan esensial dan fitokimia yang meningkatkan
kekebalan tubuh dari derangan penyakit.
B. SARAN

Pada makalah ini masih banyak kekurangan tentang segala hal yang terkaid
dengan “Bayam” oleh karena itu saya mohon maaf kepada pembaca makalah ini, saya
harap pembuat makalah selanjutnya dapat memuatkan hal-hal yang lebih menarik
terkait dengan “Bayam” di makalah ini.

20
DAFTAR PUSAKA

Bandini Yusni, Aziz Nurudin. 2000. Bayam. Jakarta: PT. Penebar Swadaya, anggota
IKAPI

Hariana Arief. 2013. TUMBUHAN OBAT dan khasiatnya. Jakarta: Penebar Swadaya

Kusmiati. KEMAMPUAN SENYAWA LUTEIN DARI DAUN BAYAM


(Amaranthus sp) UNTUK MENETRALISIR OKSIDAN T-BHP DALAM SEL
DARAH. Cibinong Bogor: Pusat Penelitian Bioteknologi- LIPI

Merlina Alvi. 2016. INVESTASI EMAS HIJAU DARI BUDIDAYA BAYAM. Jawa
Barat: Villam media.

Rukmana Rahmat. 1994. Bayam pertanaman & pengolahan pascapanen.Yogyakarta:


KANISIUS (Anggota IKAPI)

21

Anda mungkin juga menyukai