Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM

SABUN CAIR

Dibuat Dalam Rangka Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Prak. Kosmetika & Fitokosmetik

Dosen pengampu:
Fitri Zaki’ah., M.Farm., Apt
Sunamah., S.Farm., Apt

Disusun Oleh:
Harimawan Sanjaya (01019257)
Novalia Desi Anggraeni (01019172)
Siti Zaenab (01019180)
Tety Lina Sari (01019183)

PROGRAM STUDI S-1 FARMASI FAKULTAS FARMASI


UNIVERSITAS YAYASAN PENDIDIKAN IMAM BONJOL
MAJALENGKA
2022
DAFTAR ISI

I. TUJUAN...............................................................................................................1

II. DASAR TEORI....................................................................................................1

III. TINJAUAN BAHAN............................................................................................1

IV. ALAT DAN BAHAN...........................................................................................5

V. FORMULA DAN TEHNIK PEMBUATAN........................................................5

VI. CARA EVALUASI...............................................................................................7

VII. DATA DAN HASIL PENGAMATAN................................................................7

VIII. PEMBAHASAN.................................................................................................8

IX. KESIMPULAN.....................................................................................................8

X. DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................8
I. TUJUAN
1. Memformulasi sediaan sabun cair
2. Mengetahui pengaruh penambahan surfaktan terhadap daya busa sabun cair
II. DASAR TEORI
Sabun adalah garam logam alkali (biasanya garam natrium) dari asam-asam
lemak. Sabun mengandung garam C16 dan C18, namun dapat juga mengandung
beberapa karboksilat dengan bobot atom lebh rendah. Sekali penyabunan itu telah
lengkap, lapisan air yang mengandung gliserol dipisahkan, dan gliserol dipulihkan
dengan penyulingan. Gliserol digunakan sebagai pelembab dalam tembakau, industri
farmasi dan kosmetik. Sifat melembabkan timbul dari gugus-gugus hidroksil yang
dapat berikatan hidrogen dengan air dan mencegah penguapan air itu. Sabun
dimurnikan dengan mendidihkannya dalam air bersih untuk membuang lindi yang
berlebih, NaCl dan gliserol. Zat tambahan (aditif) seperti batu apung, zat warna dan
parfum kemudian ditambahkan. Sabun padat itu dilelehkan dan dituang kedalam
suatu cetakan.
Selain lemak dan alkali, pembuatan sabun juga menggunakan bahan tambahan
yang lain. Bahan lain yang digunakan untuk pembuatan sabun tersebut adalah bahan
pembentuk badan sabun, bahan pengisi, garam, bahan pewarna dan bahan pewangi.
Bahan pembentuk badan sabun (builder) diberikan untuk menambah daya cuci
sabun, dapat diberikan berupa natrium karbonat, natrium silikat dan natrium sulfat.
Bahan pengisi (fillers) digunakan untuk menambah bobot sabun, menaikkan densitas
sabun, dan menambah daya cuci sabun. Bahan pencuci yang ditambahkan biasanya
adalah kaolin, talk, magnesium karbonat dan juga soda abu serta natrium silikat yang
dapat berfungsi pula sebagai antioksidan.
Garam juga dibutuhkan dalam pembuatan sabun yaitu berfungsi sebagai
pembentuk inti pada proses pemadatan. Garam yang ditambahkan biasanya adalah
NaCl. Dengan menambahkan NaCl maka akan terbentuk inti sabun dan
mempercepat terbentuknya padatan sabun. Garam yang digunakan sebaiknya murni,
tidak mengandung Fe, Cl, atau Mg. Jika akan dibuat sabun cair, tidak diperlukan
penambahan garam ini.
III. TINJAUAN BAHAN
Tanaman yang mengandung efek anti-inflamasi salah satunya adalah kelor.
Tanaman kelor mengadung sitokini (hormon alami yang menginduksi pembelahan
sel, pertumbuhan, dan penuaan sel). Studi klinis telah menunjukkan sitokinin

1
menghasilkan sifat anti-penuaan pada manusia. Siklus kulit manusia hidup
sekitar 300 hari. Setiap menit sekitar lebih 40.000 sel kulit individual mati, dengan
adanya sitokinin, siklus kulit manusia telah diubah oleh fakta bahwa sel kulit-kulit
baru tumbuh lebih cepat daripada sel-sel yang lebih tua mati, hal ini
mengakibatkan pengurangan yang menakjubkan kerutan pada wajah dan bagian
lain daripada tubuh (Ade Irma Fitria Ningsih, September 2017).
Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Daun Kelor
Daun kelor atau dikenal dengan sebutan merunggai adalah salah satu jenis tanaman
yang termasuk dalam suku Moringacea dengan genus moringa. Tanaman ini
merupakan tanaman yang memiliki ketinggian hampir mencpai 7 – 11 meter bahkan
lebih, denga berbentuk daun bulat tlur yang tersusun majemuk dengan satu tangkai.
Tumbuhan ini pada umumnya, banyak di gunakan sebagai tanaman obat terutamnya
bagian daun yang memiliki kandungan tertentu yang dimanfaatkan untuk bahan
alternatif atau herbal menyembuhkan berbagai penyakit dalam tubuh.
Klasifikasi tanaman daun kelor
Kingdom : Plantae ( Tumbuhan )
Subkingdom : Trachebionta ( Tumbuhan berpembuluh )
Super Divisi : Spermatophyta ( Menghasilkan biji )
Divisi : Magnoliophyta ( Tumbuhan berbunga )
Kelas : Magnoliopsida ( berkeping dua / dikotil )
Sub kelas : Dileniidae
Ordo : Capparales
Ordo : Moringaceae
Genus : Moringa
Spesies : Moringa oleifera. Lam
Morfologi tanaman daun kelor Tanaman ini dapat di morfologikan
berdasarkan ciri – ciri tanaman diantaranya adalah :
1. Akar
Akar tumbuhan daun kelor ini tunggang, berwarna putih kotor, biasanya
bercabang atau serabut dan juga dapat mencapai kedalaman 5-10 meter.
Perakaran ini berguna untuk membantu menyerap air dalam tanah dan juga
menyokong pertumbuhan tumbuhan daun kelor.

2
2. Batang
Tumbuhan daun kelor ini memiliki batang mencapai 7-11 meter bahkan lebih,
batang berkayu, tegak, berwarna abu – abu, kulit tipis, permukaan kasar,
percabangan banyak, arah percabangan cendrung tegak atau miring, dengan
tumbuh lurus dan memanjang.
3. Daun
Daun tumbuhan daun kelor berbentuk bulat telur, ukuran relatif kecil, daun
majemuk, bertangkai panjang, tersusun selang seling, beranak daun gasal, helai
daun berwarna hijau muda, dan biasanya di gunakan sebagai bahan masakan atau
obat.
4. Bunga
Bunga tumbuhan daun kelor berwarna putih kekuning-kuningan, dan memiliki
pelepah bunga yang berwara hijau, bunga ini tumbuh di ketiak daun yang
biasanya ditandai dengan aroma atau bau semerbak.
5. Buah
Buah tumbuhan daun kelor berbentuk segita memanjang berkisar 20-60 cm atau
di kenal dengan kelentang, buah ini berwarna hijua muda hingga kecokelatan.
6. Biji
Biji tumbuhan daun ini berbentuk bulat berwarna cokelat kehitaman, dalam satu
buah biji ini akan terdapat beberapa butir dalam buah sekitar 10-20 biji bahkan
lebih.

Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Daun Pegagan


Tanaman ini akan tumbuh subur jika tanah dan juga lingkungannya sesuai sampai
dijadikan penutup tanah. Jenis dari pegagan yang banyak dijumpai yaitu pegagan
merah dan juga pegagan hijau. Pegagan merah sangat dikenal juga dengan antanan
kebun ataupun antanan batu karena tanaman ini banyak ditemukan di wilayah
bebatuan, kering dan juga terbuka. Pegagan merah ini tumbuh secara merambat
dengan stolon dan tidak memiliki batang, tetapi hanya memiliki rhizoma.
Sedangkan untuk pegagan hijau ini sering banyak ditemukan di daerah pesawahan
dan juga disela-sela rumput. Tempat yang sangat disukai oleh pegagan hijau ini yaitu
sebuah tempat yang agak lembab dan terbuka ataupun agak ternaungi. Selain itu,
untuk tanaman yang mirip pegagan ini ada 4 jenis yaitu antanan kembang, dan
antanan beurit, antanan gunung serta antanan air.

3
Klasifikasi Tanaman Daun Pegaga
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledone Ordo : Umbillales
Famili : Umbilliferae (Apiaceae)
Genus : Centella
Spesies : Centella asiatica
Morfologi Tanaman Daun Pegagan
Centella asiatica atau tanaman daun pegagan ini merupakan sebuah tanaman herba
tahunan. Tanaman ini tanpa batang tetapi mempunyai rimpang pendek dan berbagai
stolon yang melata, panjang sekitar 10-80 cm. Daun tanaman ini tunggal, tersusun
dalam sebuah roset yang terdiri dari sekitar 2-10 daun. Tanaman ini kadang-kadang
agak terlihat berambut, tangkai daun panjang sekitar 50 mm. Helai daun tanaman ini
berbentuk ginjal, lebar, serta bundar dengan diameter sekitar 1-7 cm. Pinggiran daun
tanaman beringgit sampai beringgit-bergerigi, terutama yang ke arah pangkal daun.
Perbungaan tanaman ini berupa payung tunggal ataupun 3-5 bersama-sama
keluarnya dari ketiak daun kelopak, gagang perbungaan sekitar 5-50 mm. Bunga
tanaman ini lebih pendek dari tangkai daun. Bunga pada umumnya 3, yang dibagian
tengah duduk, yang disamping terlihat bergagang pendek. Daun bunga tanaman ini
punya pelindung 2, panjang sekitar 3-4 mm, bentuknya bundar telur, tajuk
mempunyai warna merah lembayung, panjang sekitar 1-1,5 mm. Lebar bunga
sampai 0,75 mm. Buah tanaman ini pipih, lebar lebih kurang sekitar 7mm dan
tingginya lebih kurang sekitar 3 mm. Berlekuk dua, jelas terlihat berusuk,
mempunyai warna kuning kecoklatan dan berdinding agak tebal.
Kandungan Tanaman Daun Pegagan
Tanaman daun pegagan ini mempunyai kandungan asiaticoside, thankuniside,
isothankuniside, dan madecassoside. Ada juga kandungan brahmoside, brahmic acid,
brahminoside, dan madasiatic acid, dan masih banyak lagi yang lainnya. Kandungan
ini salah satunya bisa digunkan untuk antilepra dan juga penyembuh luka yang
sangat luar biasa. Kandungan zat vellarine yang ada ini memberikan rasa pahit.
Diduga kandungan senyawa glikosida triterpenoida ini berperan dalam hal berbagai
aktifitas penyembuhan penyakit. Asiaticoside dan juga senyawaan sejenis juga
sangat berkhasiat anti lepra (kusta).

4
Secara umum, daun pegagan ini berkhasiat sebagai heparoprotektor yaitu
untuk melindungi sel hati dari berbagai macam kerusakan akibat dari racun dan juga
zat berbahaya. Manfaat tanaman daun pegagan memperlancar aliran darah para
penderita insufisiensi vena dan juga varises, maka daun pegagan bisa dimanfaatkan
untuk bisa memperlancar aliran darah. Bisa juga untuk meredakan gejala-gejalanya
seperti halnya kaki terasa berat, nyeri, dan juga membengkak.
IV. ALAT DAN BAHAN
Alat:
Masker, sarung tangan, baskom, pengaduk
Bahan:
Saponin, nacl 0,9%, air jeruk nipis, daun kelor, daun pegagan, comperland, aquadest,
daun mint.
V. FORMULA DAN TEHNIK PEMBUATAN
a. Formula
BAHAN KOMPOSISI

Saponin 500ml

Nacl 0,9% 100ml

Air Jeruk 50ml

Serbuk Daun Kelor 15g

Serbuk Daun Pegagan 10g

Comperland 25ml

Daun Mint q.s

Aquadest 250ml

b. Cara Pembuatan
1. Rebus serbuk kelor, serbuk daun pegagan ditambahkan daun mint dan 250ml
aquadest, pisahkan (campuran 1)

5
2.
Masukkan saponin kedalam wadah

3.
Tambahka nacl 0,9%, aduk sampai mengental dan homogen

4.
Tambahkan comperland aduk sampai homogen

5.
Masukkan air jeruk nipis aduk sampai homogen

6
6.
Masukkan campuran 1 aduk sampai homogen

7.
Diamkan 1 malam Masukkan kedalam wadah, bisa digunakan 2-3 hari setelah di
masukkan kedalam wadah
VI. CARA EVALUASI
Organoleptik meliputi warna, bentuk, bau, tekstur, homogenitas, dan penampilan.
VII. DATA DAN HASIL PENGAMATAN
a. Lembar pengamatan (evaluasi sediaan)
1) Buat sediaan sebanyak 100ml
2) Lakukan evaluasi sediaan

Pengujian Hasil

Warna Hijau Tua VIII. PEMBA

Bentuk Cair HASAN


Pada
Bau Mint praktikum kali ini
membuat sabun
Tekstur Lembut
cair dari serbuk
Homogenitas Baik daun kelor dan
daun pegagan.
Penampilan Menarik

7
Langkah pertama dalam pembuatan sediaan ini yaitu rebus serbuk kelor, serbuk
daun pegagan ditambahkan daun mint dan 250ml aquadest, pisahkan (campuran 1).
Masukkan saponin kedalam wadah. Tambahka nacl 0,9% agar mengental, aduk
sampai mengental dan homogen. Tambahkan comperland untuk menghaluskan, aduk
sampai homogen. Masukkan air jeruk nipis aduk sampai homogen. Masukkan
campuran 1 aduk sampai homogen. Diamkan 1 malam. Masukkan kedalam wadah,
bisa digunakan 2-3 hari setelah di masukkan kedalam wadah agar mendapatkan hasil
yang maksimal.
Pengujian organoleptik
Mendapatkan hasil sebagai berikut :
Warna hijau tua, bentuk cair, bau khas mint, tekstur lembut, homogenitas baik,
penampilan baik.
IX. KESIMPULAN
Sabun adalah garam logam alkali (biasanya garam natrium) dari asam-asam
lemak.
Dalam pembuatan sabun cair dengan zat aktif daun kelor dan daun pegagan,
pembuatan sabun dilakukan dengan menambahkan Nacl 0.9% sebagai pengental dan
comperland memberikan tekstur yang lembut dan halus pada kulit.
Pengujian organoleptik mendapatkan hasil warna hijau tua, bentuk cair, bau
khas mint, tekstur lembut, homogenitas baik, penampilan baik.
X. DAFTAR PUSTAKA
Ade Irma Fitria Ningsih, I. A. (September 2017). Formulasi Sediaan Sabun Padat Dari
Ekstrak Etanol Daun Kelor (Moringa Oleifera L.). Jurnal Ilmu Kesehatan Dan
Farmasi, JIKF Vol. 5 No.2 .
https://fredikurniawan.com/klasifikasi-dan-morfologi-tanaman-daun-kelor
https://agrotek.id/klasifikasi-dan-morfologi-tanaman-daun-pegagan

Anda mungkin juga menyukai