Anda di halaman 1dari 17

DAFTAR ISI

I Pendahuluan ........................................................................................... 1

II Tapak Dara ........................................................................................... 3

II.1 Klasifikasi Ilmiah ..................................................................... 5

II.2 Morfologi ................................................................................. 5

II.3 Ciri-ciri ..................................................................................... 5

III Alang- alang ........................................................................................... 7

III.1 Klasifikasi Ilmiah ..................................................................... 10

III.2 Kandungan atau Zat Aktif Alang-alang ................................... 14

III.3 Manfaat Alang-alang ................................................................ 15

III.4 Khasiat Alang-alang untuk Kesehatan ..................................... 15

III.5 Manfaat Alang-alang untuk Kesehatan .................................... 15

Daftar Pustaka ........................................................................................... 17

\
BAB I
PENDAHULUAN

Tujuan Makalah

Sejalan dengan rumusan masalah di atas, makalah ini disusun dengan tujuan untuk :

1. Mengetahui deskripsi morfologi alang-alang

2. Mengetahui habitat dan penyebaran alang-alang

3. Mengetahui klasifikasi alang-alang

4. Mengetahui kandungan atau zat aktif dari alang alang

5. Mengetahui khasiat alang-alang

6. Mengetahui prosedur cara pemakaian alang-alang

2
BAB II
TAPAK DARA

Pada akar, batang, daun, dan biji bunga tapak dara ditemukan lebih dari 70 macam alkaloid.
Komponen antikanker yang dikandungnya yaitu alkaloid seperti vinblastine (VLB),
vincristine (VCR), leurosine (LR), vincadioline, leurodisine, dan catharanthine. Alkaloid
yang berefek menurunkan kadar gula, antara lain leurosine, catharanthine, lochnerine,
tetrahydroalstonine, vindoline, dan vindolinine.
Tapak dara bisa dimanfaatkan untuk obat kencing manis (diabetes mellitus), buang air kecil

3
sakit dan sedikit, batu ginjal, pendarahan akibat penurunan trombosit, hipertensi, kanker
payudara, radang hati, bronkhitis, asma, batuk, gondongan, demam, malaria, kurang darah,
bisul, luka bakar, bengkak, disentri, sariawan, sembelit, haid tidak teratur, dan lain-lain.

Tapak Dara (Catharantus roseus (L.) G. Don.)


Familia : Apocynaceae
Sinonim : Vinca rosea, Linn. , Lochnera rosea, Reich. , Ammoallis rosea, Small.

Uraian :
Orang lebih banyak memelihara Tapak dara (Catharanthus roseus) sebagai tanaman hias.
Tapak dara sering dibedakan menurut jenis bunganya, yaitu merah dan putih. Termasuk
tumbuhan semak tegak dengan ketinggian batang yang dapat mencapai 100 cm. Tumbuh liar
dan subur di padang atau di pedesaan beriklim tropis.

Ciri-ciri tumbuhan Tapak dara :


Batangnya berbentuk bulat, diameter yang berukuran kecil, beruas, berkayu, bercabang serta
berambut. Daunnya berwarna hijau, berbentuk bulat telur, dan berdaun tunggal. Bunganya
yang indah menyerupai terompet, permukaannya berbulu halus. Tapak dara juga memiliki
rumah biji yang menggantung pada batang dan memiliki bentuk silindris. Penyebaran
tumbuhan ini melalui biji.

Nama Lokal :
Tapak Dara (Indonesia),
Kembang Tembaga Beureum (Sunda),
Kembang Sari Cina (Jawa),
Perwinkle (Inggris),
Keminting Cina, Rumput Jalang (Malaysia),
Chang Chun Hua (Cina).

Manfaat tapak dara, untuk Pengobatan :


Diabetes, Leukimia, Hipertensi, Asma, Demam, Bronkhitis, Radang Perut, Kurang darah,
Disentri, Gondong, Borok, Bisul, Luka baru, Luka Bakar, Bengkak.

4
Komposisi :
Dari batang, akar, daun hingga bunga Tapak dara mengandung unsur-unsur zat kimiawi yang
bermanfaat untuk pengobatan. Antara lain vinrosidin, vinkristin, vinblastin dan vinleurosin.
Semuanya merupakan kandungan komposisi zat alkaloid dari tapak dara.

II.1 Klasifikasi ilmiah

Kerajaan : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Gentianales
Family ; Apocynaceae
Genus : Catharanthus
Spesies : C. roseus
Nama binomial Catharanthus roseus

II.2 Morfologi

Tinggi tanaman bisa mencapai 0,2-1 meter. Memiliki batang yang berbentuk
bulat dengan diameter berukuran kecil,berkayu, beruas, dan bercabang serta berambut.
Daunnya berbentuk bulat telur, berwarna hijau, tersusun menyirip berselingan dan
diklasifikasikan berdaun tunggal. Panjang daun sekitar 2-6 cm, lebar 1-3 cm, dan tangkai
daunnya sangat pendek.
Bunganya aksial (muncul dari ketiak daun). Kelopak bunga kecil, berbentuk
paku. Mahkota bunga berbentuk terompet dengan permukaan berbulu halus, ujungnya
melebar, berwarna putih, biru, merah jambu atau ungu tergantung kultivarnya. Buahnya
berbentuk silinder, ujung lancip, berambut, panjang sekitar 1,5 - 2,5 cm, dan memiliki
banyak biji.

II.3 Ciri-ciri

Tapak dara merupakan tanaman herba/semak yang tegak, hidup lama, tinggi 0,2-
0,8 m dan mengandung getah. Batangnya mengandung getah berwarna putih susu,

5
berbentuk bulat dengan diameter berukuran kecil, berkayu, beruas, bercabang, dan
berambut sangat lebat. Daun bersusun berhadapan, bertangkai pendek, memanjang bulat
telur dengan pangkal serupa baji dan ujung tumpul panjang 2 6 cm, lebar 1 3 cm, dan
tangkai daunnya sangat pendek. Bunganya muncul dari ketiak daun. Kelopak bunga kecil,
berbentuk paku. Mahkota bunga berbentuk terompet, dan ujungnya melebar. Tepi bunga
datar, terdiri dari taju bunga berbentuk bulat telur, dan ujungnya runcing menutup ke kiri.
berbunga sepanjang tahun, berbentuk tubular, panjang 1,5-4 cm, lebar 5 cm memiliki 5
mahkota kecil. Bunga berwarna violet, merah rosa, putih (var. albus), putih dengan bintik
merah (var. ocellatus), ungu, kuning pucat. Buahnya berbentuk silindris, ujung lancip,
berbulu, panjang sekitar dengan panjang folikel 1-4 cm hijau dan berbiji banyak tanpa
rambut gombak. Bijinya mempunyai panjang 1-2mm berbentuk persegi panjang, hitam,
kotiledon datar, endosperm kecil. Panjang akar dapat mencapai 70 cm.

II.4 Kandungan

Herba mengandung lebih dari 70 macam alkaloid, termasuk 28 biindole alkaloid.


Komponen antikanker, yaitu alkaloid seperti vincaleukoblastine (vinblastin = VLB),
leurosidin dan katarantin, Alkalod yang berkhasiat hipoglikemik (menurunkan kadar gula
darah) antara lain leurosin, katarantin, lochneri, tetrahidroalstonin, vindolin dan
vindolinin. Sedangkan akar tapak dara mengandung alkaloid, saponin, flafonoid dan tanin.

Tumbuhan tapak dara berasal dari Amerika tengah, umumnya ditanam sebagai
tanaman hias. Tapak darah bisa hidup di tempat terbuka atau terlindung pada bermacam-
macam iklim, ditemukan dari dataran rendah sampai ketinggian 800 m dpl(Dalimartha,
2008)Gambar 1 : Tapak dara(Catharanthus roseus (L.) G. Don).Tumbuhantapak dara salah
satu tumbuhanyang sangat dikenal oleh masyarakat Indonesia. Tumbuhan ini bisa
ditemukan di berbagai tempat dengan iklim yangberbeda-beda. Bunga tapak dara
(Catharanthus roseus (L.) G. Don) yang juga kerap disebut dengan kembang sari Cina,
kembang serdadu, atau tapak dara ini ternyata memiliki banyak khasiat sebagai obat. Ada
pun yang banyak dipakai sebagai obat adalah tapak dara yang tajuknya putih. Tanaman ini
sifatnya parennial, artinya hidup selama kurang lebih dua tahunan(Pandiangan,
Nainggolan, 2006).

6
Klasifikasi Tumbuhan
Berdasarkan pustaka, berikut klasifikasi secara umum dari tumbuhan Tapak dara
(Catharanthus roseus) :
Kingdom: Plantae
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Magnoliopsida
Ordo: Gentianales
Family: Apocynaceae
Genus: Catharanthus
Spesies: Catharanthus roseus(L.) G. Don.(Dalimartha,2008).

Morfologi Tumbuhan
Terna atau semak, menahun, tumbuh tegak, tinggi mencapai 120 cm, banyak bercabang.
Batang bulat, bagian pangkal berkayu, berambut halus, warnanya merah tengguli. Daun
tunggal, agak tebal, bertangkai pendek, berhadapan bersilang. Helai daun elips, ujung
runcing, pangkal meruncing, tepi rata, pertulangan menyirip, kedua permukaan daun
mengkilap, dan berambut halus. Perbungaan majemuk, keluar dari ujung tangkai dan ketiak
daun dengan lima helai mahkota bunga berbentuk terompet, warnanya ada yang putih, merah
muda, atau putih dengan bercak merah di tengahnya. Buahnya buah bumbu
berbulumenggantung, berisi banyak biji berwarna hitam. Perbanyakan dengan biji, setek
batang atau akar.
(Dalimartha, 2008).

Nama Daerah
Perwinkle (Inggris), Chang Chun Hua (Cina); Keminting Cina, Rumput Jalang (Malaysia);
Tapak Dara (Indonesia), Kembang Sari Cina (Jawa); Kembang Tembaga Beureum
(Sunda)(Pandiangan, Nainggolan, 2006).

Kandungan Kimia
Herba mengandung lebih dari 70 macam alkaloid, termasuk 28 bi-indole alkaloid. Pada
bagian daun tapak darah terdapat komponen antikanker yaitu senyawa alkaloid seperti
vinblastin (VLB), vinkristin (leurokristin =VCR), leurosin (VLR), serta pada bagian lainnya
vinkadiolin, leurosidin, dan katarantin. Alkaloid yang berkhasiat hipoglikemik (menurunkan
kadar gula darah) antara lain leurosine, katarantin, lochnerin, tetrahidroalstonin, vindolin, dan

7
vindolinin. Sedangkan akar tapak darah mengandung alkaloid, saponin, flavonoid, dan tanin
(Wijayakusuma, dkk, 1992).

Sifat dan Khasiat


Herba sedikit pahit rasanya, sejuk agak beracun (toksik), masuk meridian hati. Berkhasiat
sebagai anti kanker (antineoplastik), menenangkan hati, peluru kencing (diuretik),
menurunkan tekanan darah (hipotensif), penenang (sedatif), menyejukkan darah, penghenti
perdarahan (hemostatis), serta menghilangkan panas dan racun. Sedangkan akar tapak darah
berkhasiat sebagai peluruH haid (Dalimartha, 2008)

8
BAB III
AKAR ALANG ALANG

Alang-alang adalah sejenis rumput yang seperti tumbuhan padi tapi tidak memiliki
biji. Banyak sekali manfaat alang-alang untuk kesehatan terutama bagi penderita pencernaan.
Alang-alang jenis rumput yang sangat berkasiat.
Alang-alang atau ilalang ialah sejenis rumput berdaun tajam, yang kerap menjadi
gulma di lahan pertanian. Rumput ini juga dikenal dengan nama-nama daerah seperti alalang,
halalang (Min.), lalang (Mly., Md., Bl.), eurih (Sd.), rih (Bat.), jih (Gayo), re (Sas.,
Sumbawa), rii, kii, ki (Flores), rie (Tanimbar), reya(Sulsel), eri, weri, weli (Ambon dan
Seram), kusu-kusu (Menado, Ternate dan Tidore), nguusu (Halmahera), wusu, wutsu
(Sumba) dan lain-lain.
Nama ilmiahnya adalah Imperata cylindrica, dan ditempatkan dalam anak suku
Panicoideae. Dalam bahasa Inggris dikenal sebagai bladygrass, cogongrass, speargrass,
silver-spike atau secara umum disebut satintail, mengacu pada malai bunganya yang
berambut putih halus. Orang Belanda menamainya snijgras, karena sisi daunnya yang tajam
melukai.
Akar alang-alang (Imperata cylindrica) merupakan tanaman obat-obatan yang kaya
akan senyawa metabolis dan memiliki beberapa khasiat antara lain sebagai pakan ternak,
obat-obatan seperti : pelembut kulit, peluruh air seni, pembersih darah, penambah nafsu
makan, dan sebagai penghenti pendarahan. Alang-alang dapat berbiak dengan cepat, dengan
benih-benihnya yang tersebar cepat bersama angin, atau melalui rimpangnya yang lekas
menembus tanah yang gembur. Rumput ini senang dengan tanah-tanah yang cukup subur,
banyak disinari matahari sampai agak teduh, dengan kondisi lembab atau kering.
Di kalangan masyarakat umum, alangalang (Imperata cylindrica) merupakan sejenis
tanaman liar pengganggu yang merusak keadaan tanah dan sebagi sumber utama timbulnya
bahaya kebakaran pada tanaman budidaya dan hutan (Dove dan Mortopo 1987). Selain itu
alangalang (Imperata cylindrica) juga dianggap sebagi saingan tanaman budidaya kerana
alangalang berkembang biak dengan stolon yaitu batangbatang menjalar dibawah
tanah yang mempunyai mata tunas ada setiap buku batangnya dan tumbuh menjadi tanaman
baru lebih cepat dari tanaman budidaya
Akar alang-alang (Imperata cylindrica) memiliki kandungan seperti asam asetat,
asam oksalat, asam malat, dan asam sitrat yang berperan dalam peningkatan efesiensi

9
metabolisme energi dalam tubuh dan dapat meningkatkan pertambahan berat badan (PBB)
serta efisiensi pakan.

III.1 Klasifikasi Ilmiah

Kerajaan : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Liliopsida

Ordo : Poales

Famili : Poaceae

Genus : Imperata

Spesies : I. cylindrica

AKAR

Akar kaku berbuku buku dan menjalar .akarnya terasa manis kadang juga pahit ,tunas muda

dapat dimakan dan sangat bermanfaat bagi anak anak

Menurut Rahardi (Steenis, 1958), Sistem pengakaran berupa sistem serabut, yang muncul
dari nodus atau buku-buku batang. Panjangnya 5 cm, sistem pengakaran ini ditunjang oleh
rimpang yang kuat, sehingga alang-alang sulit dicabut. Rimpang yang tumbuh secara agresif,
tumbuhan tahunan (parennial) yang kuat dengan percabangan terbenam dalam tanah (yang
panjangnya dapat mencapai 1 m), berdaging, rimpangnya bersisik.

Klasifikasi Alang-alang

Klasifikasi alang-alang berdasarkan taksonomi adalah sebagai berikut :

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

Divisio : Spermatophyta (Tumbuhan Biji)

10
Tumbuhan biji merupakan golongan tumbuhan dengan tingkat perkembangan

filogenetik tertinggi, yang sebagai ciri khasnya ialah adanya suatu organ yang berupa biji

(dalam bahasa Yunani : sperma).

Bersama-sama dengan tumbuhan paku tumbuhan biji telah merupakan tumbuhan

kormus sejati. Tubuh jelas dapat dibedakan dalam tiga bagian pokoknya, yaitu akar, batang,

dan daun. Selain itu, tubuh tumbuhan biji mempunyai pula bagian-bagian lain yang

merupakan metamorfosis bagian-bagian pokok tadi ditambah lagi dengan berbagai macam

organ-organ tambahan. Dari bagian-bagian tubuh tumbuhan biji sporofillah yang telah

mengalami perkembangan sedemikian rupa, sehingga sifatnya sebagai daun hampir hilang

sama sekali. Lagi pula sporofil-sporofil itu telah terangkai dalam berbagai bentuk kumpulan

sporofil, yang mencapai puncaknya dalam bentuk organ yang kita sebut bunga. Itulah

sebabnya golongan tumbuhan biji ini disebut pula Anthophyta atau tumbuhan bunga (dari

bahasa Yunani, anthos = bunga; phyton = tumbuhan).

Sub divisio : Angiospermae (Tumbuhan Biji Tertutup)

Class (Kelas) : Monocotyledoneae

Angiospermae terdiri atas tumbuhan kayu dan tumbuhan berbatang basah.

Diferensiasi yang lebih lanjut tampak dari adanya trakea (buluh-buluh kayu) dalam xilem dan

sel-sel pengiring dalam floem. Daun-daunnya bertulang menyirip atau menjadi pada

Dicotyledoneae (tumbuhan biji belah) dan bertulang sejajar atau melengkung pada

Monocotyledoneae (tumbuhan biji tunggal).

Ordo (Bangsa) : Poales (Glumiflorae)

Family : Poaceae (Graminae)

Genus : Imperata

Species : Imperata cylindrica L.

11
Bangsa Poales hanya terdiri atas satu suku, yaitu Poaceae atau Gramineae yang

warganya berupa terna anual atau perenial, kadang-kadang berupa semak atau pohon tinggi.

Batang dengan posisi yang bermacam-macam, ada yang tegak lurus, ada yang serong ke atas,

ada yang berbaring atau merayap, kadang-kadang dengan rimpang di dalam tanah. Bentuk

batang kebanyakan seperti silinder panjang, jelas berbuku-buku dan beruas-ruas, ruas-ruas

berongga, bersekat pada buku-bukunya. Daun kebanyakan bangun pita, panjang, bertulang

sejajar, tersusun sebagai rozet akar atau berseling dalam 2 baris pada batang, umumnya

terdiri atas helaian, upih, dan lidah-lidah, jarang antara helaian dan upih terdapat tangkai.

Bunga umumnya banci, kadang-kadang berkelamin tunggal, kecil, dan tidak menarik. Tiap

bunga terdapat dalam ketiak daun pelindung yang pada suku ini disebut palea inferior.

Kelopak telah berubah menjadi badan yang disebut paleasuperior, terdiri atas 2 daun

kelopak yang berdekatan, berhadapan dengan palea inferior, mahkota terdiri atas 2 daun

mahkota (jarang 3), yang telah berubah menjadi badan seperti sisik kecil dan dapat

membengkak dan dinamakan lodicula. Benang sari 1 6, jarang lebih, biasanya 3, tangkai

sari halus, kepala sari beruang 2, biasanya membuka dengan celah membujur. Bunga

demikian itu disebut bunga semu (floret) yang terpisah-pisah atau bersama dengan floret

lain, tersusun dalam 2 baris pada suatu tangkai, membentuk suatu bulir kecil yang pada

pangkalnya mempunyai 2 daun pelindung tanpa bunga pada ketiaknya yang disebut gluma.

Satu floret atau lebih dengan gluma membentuk suatu bulir kecil, yang terangkai dalam

bunga majemuk berganda dengan berbagai ragam susunan, malai, tandan, atau bulir. Dalam

setiap floret bakal buahnya menumpang, beruang 1 dengan bakal biji anatrop yang sering kali

menempel pada sisi daun buah yang menghadap sumbu. Tangkai putik biasanya 2, jarang 1

atau 3, kepala putik seperti bulu. Buah biasanya berupa buah padi (caryopsis), yaitu buah

dengan 1 biji yang bijinya berlekatan dengan kulit buah, jarang berupa buah buni atau buah

keras. Biji dengan endosperm, lembaga terdapat pada sisi yang jauh dari sumbuh.

12
Suku ini merupakan suku terbesar (bila dilihat dari jumlah jenis tumbuhan yang

menjadi warganya), meliputi lebih dari 4.000 jenis, terbagi dalam lebih dari 400 marga,

distribusinya meliputi seluruh dunia.

Contoh :

Imperata : I. cylindrica (lalang)

III.2 Kandungan atau Zat Aktif dari Alang-alang

Akar dan batang alang-alang mengandung manitol, glukosa, sakarosa, malic acid,

citric acid, coixol, arundoin, cylindrene, cylindol A, graminone B, imperanene,

stigmasterol, campesterol, beta-sitosterol, fernenol, arborinone, arborinol, isoarborinol,

simiarenol, anemonin dan tanin.

Akar atau rimpang alang-alang berkhasiat untuk mengobati berbagai penyakit,

diantaranya:

1) Muntah darah

2) Pendarahan pada hidung (mimisan)

3) Urine berdarah (kencing berdarah)

4) Kencing nanah

5) Hepatitis akut menular

6) Rasa haus pada penyakit campak

7) Radang ginjal akut

8) Muntah darah

9) Peluruh kencing (diuretik)

10) Infeksi saluran kemih

11) Asam urat (gout artritis)

13
12) Badan lemah dan tidak bersemangat

13) Batu ginjal (nefrolitiasis)

14) Batuk darah (hemoptisis)

15) Bengkak (edema)

Tunas muda alang-alang berkhasiat untuk peluruh kencing (diuretik). Alang-

alang bisa berkembang biak dengan cepat, dengan benih-benihnya yang menyebar cepat

berbarengan angin, atau lewat rimpangnya yang cepat menembus tanah yang gembur.

Berlawanan dengan asumsi umum, alang-alang tak gemar tumbuh di tanah yang miskin,

gersang ataupun berbatu-batu. Rumput ini suka dengan tanah yang cukup subur, banyak

disinari oleh matahari hingga agak teduh, dengan keadaan lembap atau kering. Di tanah-

tanah yang becek atau terendam, atau yang selalu ternaungi, alang-alang juga tidak mau

tumbuh. Gulma ini dengan selekasnya kuasai tempat bekas dari hutan yang rusak serta

terbuka, sisa ladang, sawah yang jadi kering, pinggir jalan dan sebagainya. Di beberapa

tempat semacam itu alang-alang bisa tumbuh menguasai serta menutupi areal yang luas.

Sampai skala tertentu, kebakaran vegetasi bisa merangsang perkembangan alang-

alang. Pucuk-pucuk ilalang yang tumbuh sesudah kebakaran disenangi oleh hewan-

hewan pemakan rumput, hingga lahan-lahan sisa terbakar sejenis ini kerap dipakai juga

sebagai tempat untuk berburu.

Alang-alang menyebar secara alami dari mulai India sampai ke Asia timur, Asia

Tenggara, Mikronesia serta Australia. Saat ini alang-alang juga diketemukan di Asia

utara, Eropa, Afrika, Amerika serta di sebagian kepulauan. Tetapi lantaran sifatnya yang

invasif itu, di banyak tempat alang-alang kerap di anggap juga sebagai gulma yang

sangatlah merepotkan.

14
III.3 Manfaat Alang-alang

Kerap kali alang-alang dimanfaatkan untuk melindungi lahan terbuka yang


gampang tekena erosi. Alang-alang memiliki kemampuan untuk cepat tumbuh, jalinan
rimpang alang-alang yang ada dibawah tanah, dan rapatnya daun-daun ilalang
menjadikanya pelindung yang cukup baik.
Di indonesia timur seperti bali, daun alang-alang seringkali dikeringkan untuk
dijadikan bahan baku atap rumah atau bangunan lainya. Selain itu juga biasa digunakan
sebagai mulsa untuk pelindung tanah pada lahan pertanian. Serat halus dari bunganya
juga bisa digunakan sebagai pengganti kapuk untuk bantal atau kasur.
Rimpang atau akar alang-alang juga bisa dijadikan sebagai obat tradisional
dimana bermanfaat untuk meluruhkan kencing, untuk mengobati demam dan lain
sebagainya.

III.4 Khasiat Alang-alang untuk Kesehatan

Khasiat akar alang-alang juga sebagai tanaman obat herbal alami tidaklah satu
kebetulan semata, seperti tanaman adas serta tanaman akar wangi menurut hasil riset
beberapa pakar tanaman, terdapat beberapa kandungan kimiawi yang ada didalam akar
serta batang tanaman alang-alang. Tanaman rumput ini mempunyai kandungan glukosa,
memiliki kandungan malic acid, ada kandungan citric acid. Diluar itu pada akar alang-
alang juga ada kandungan kimia coixol, fermenol, arundoin, cylindrin, simiarenol dan
kandungan anemonin. Bagian dari tanaman alang-alang yang kerap dipergunakan untuk
penyembuhan yaitu bagaian akar (rimpang), bagian daun dan bunganya.

III.5 Manfaat Akar Alang-alang untuk Kesehatan

Alang--alang untuk mengobati penyakit ginjal akut:


Siapkan akar alang-alang yang fresh sejumlah 60 120 gr, potong-potong akar jadi
ukuran kecil, lantas bersihkan serta bersihkan hingga betul-betul bersih. Rebuslah akar
dengan air bersih sejumlah 3 gelas. Tunggulah serta biarlah rebusan mendidih sampai air
tersisa jadi 1 gelas. Lalu angkat serta dinginkan air rebusan serta saringlah untuk

15
memisahkan ampas. Minumlah dengan cara teratur 2 kali satu hari untuk memperoleh
manfaat serta faedah akar alang-alang juga sebagai obat penyakit ginjal akut.

Alang Alang untuk obat Muntah Darah


Langkahnya : 30 60 gr akar fresh dari alang alang dicuci bersih, lantas dipotong-
potong sekedarnya serta rebus dalam 3 gelas air hingga tersisa cuma tinggal 1 gelas. Bisa
diminum sesudah dingin.

Alang Alang untuk obat Kencing Nanah


Langkahnya : 300 gr akar fresh dari alang alang dicuci bersih, dipotong-potong
sekedarnya, lantas di rebus dalam 2. 000cc air bersih hingga tersisa tinggal 1. 200cc,
imbuhkan gula batu seperlunya. Kemudian dibagi jadi 3 kali minum juga sebagai teh.
Sepanjang sepuluh hari.

Alang Alang untuk obat Mimisan


langkahnya : akar fresh dari alang alang dicuci bersih, lantas ditumbuk serta diperas
airnya hingga terkumpul 100cc kemudian segera diminum. Atau dapat pula lewat cara :
ambillah 30 gr akar fresh dari alang alang dicuci bersih, kemudian di rebus dalam 3
gelas air hingga tersisa cuma tinggal 1 gelas serta bisa lansung diminum.

Nama binomial
Imperata cylindrica
(L.) Beauv.

Klasifikasi ilmiah Alang-alang

Kerajaan : Plantae
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Liliopsida
Ordo: Poales
Famili: Poaceae
Genus: Imperata
Spesies: I. cylindrica

16
DAFTAR PUSTAKA

http://delissania.blogspot.co.id/2014/03/makalah-morsistum-alang-alang.html
eprints.ung.ac.id/6156/3/2012-1-48401-821309009-bab2-09082012021143.pdf

17

Anda mungkin juga menyukai