I Pendahuluan ........................................................................................... 1
\
BAB I
PENDAHULUAN
Tujuan Makalah
Sejalan dengan rumusan masalah di atas, makalah ini disusun dengan tujuan untuk :
2
BAB II
TAPAK DARA
Pada akar, batang, daun, dan biji bunga tapak dara ditemukan lebih dari 70 macam alkaloid.
Komponen antikanker yang dikandungnya yaitu alkaloid seperti vinblastine (VLB),
vincristine (VCR), leurosine (LR), vincadioline, leurodisine, dan catharanthine. Alkaloid
yang berefek menurunkan kadar gula, antara lain leurosine, catharanthine, lochnerine,
tetrahydroalstonine, vindoline, dan vindolinine.
Tapak dara bisa dimanfaatkan untuk obat kencing manis (diabetes mellitus), buang air kecil
3
sakit dan sedikit, batu ginjal, pendarahan akibat penurunan trombosit, hipertensi, kanker
payudara, radang hati, bronkhitis, asma, batuk, gondongan, demam, malaria, kurang darah,
bisul, luka bakar, bengkak, disentri, sariawan, sembelit, haid tidak teratur, dan lain-lain.
Uraian :
Orang lebih banyak memelihara Tapak dara (Catharanthus roseus) sebagai tanaman hias.
Tapak dara sering dibedakan menurut jenis bunganya, yaitu merah dan putih. Termasuk
tumbuhan semak tegak dengan ketinggian batang yang dapat mencapai 100 cm. Tumbuh liar
dan subur di padang atau di pedesaan beriklim tropis.
Nama Lokal :
Tapak Dara (Indonesia),
Kembang Tembaga Beureum (Sunda),
Kembang Sari Cina (Jawa),
Perwinkle (Inggris),
Keminting Cina, Rumput Jalang (Malaysia),
Chang Chun Hua (Cina).
4
Komposisi :
Dari batang, akar, daun hingga bunga Tapak dara mengandung unsur-unsur zat kimiawi yang
bermanfaat untuk pengobatan. Antara lain vinrosidin, vinkristin, vinblastin dan vinleurosin.
Semuanya merupakan kandungan komposisi zat alkaloid dari tapak dara.
Kerajaan : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Gentianales
Family ; Apocynaceae
Genus : Catharanthus
Spesies : C. roseus
Nama binomial Catharanthus roseus
II.2 Morfologi
Tinggi tanaman bisa mencapai 0,2-1 meter. Memiliki batang yang berbentuk
bulat dengan diameter berukuran kecil,berkayu, beruas, dan bercabang serta berambut.
Daunnya berbentuk bulat telur, berwarna hijau, tersusun menyirip berselingan dan
diklasifikasikan berdaun tunggal. Panjang daun sekitar 2-6 cm, lebar 1-3 cm, dan tangkai
daunnya sangat pendek.
Bunganya aksial (muncul dari ketiak daun). Kelopak bunga kecil, berbentuk
paku. Mahkota bunga berbentuk terompet dengan permukaan berbulu halus, ujungnya
melebar, berwarna putih, biru, merah jambu atau ungu tergantung kultivarnya. Buahnya
berbentuk silinder, ujung lancip, berambut, panjang sekitar 1,5 - 2,5 cm, dan memiliki
banyak biji.
II.3 Ciri-ciri
Tapak dara merupakan tanaman herba/semak yang tegak, hidup lama, tinggi 0,2-
0,8 m dan mengandung getah. Batangnya mengandung getah berwarna putih susu,
5
berbentuk bulat dengan diameter berukuran kecil, berkayu, beruas, bercabang, dan
berambut sangat lebat. Daun bersusun berhadapan, bertangkai pendek, memanjang bulat
telur dengan pangkal serupa baji dan ujung tumpul panjang 2 6 cm, lebar 1 3 cm, dan
tangkai daunnya sangat pendek. Bunganya muncul dari ketiak daun. Kelopak bunga kecil,
berbentuk paku. Mahkota bunga berbentuk terompet, dan ujungnya melebar. Tepi bunga
datar, terdiri dari taju bunga berbentuk bulat telur, dan ujungnya runcing menutup ke kiri.
berbunga sepanjang tahun, berbentuk tubular, panjang 1,5-4 cm, lebar 5 cm memiliki 5
mahkota kecil. Bunga berwarna violet, merah rosa, putih (var. albus), putih dengan bintik
merah (var. ocellatus), ungu, kuning pucat. Buahnya berbentuk silindris, ujung lancip,
berbulu, panjang sekitar dengan panjang folikel 1-4 cm hijau dan berbiji banyak tanpa
rambut gombak. Bijinya mempunyai panjang 1-2mm berbentuk persegi panjang, hitam,
kotiledon datar, endosperm kecil. Panjang akar dapat mencapai 70 cm.
II.4 Kandungan
Tumbuhan tapak dara berasal dari Amerika tengah, umumnya ditanam sebagai
tanaman hias. Tapak darah bisa hidup di tempat terbuka atau terlindung pada bermacam-
macam iklim, ditemukan dari dataran rendah sampai ketinggian 800 m dpl(Dalimartha,
2008)Gambar 1 : Tapak dara(Catharanthus roseus (L.) G. Don).Tumbuhantapak dara salah
satu tumbuhanyang sangat dikenal oleh masyarakat Indonesia. Tumbuhan ini bisa
ditemukan di berbagai tempat dengan iklim yangberbeda-beda. Bunga tapak dara
(Catharanthus roseus (L.) G. Don) yang juga kerap disebut dengan kembang sari Cina,
kembang serdadu, atau tapak dara ini ternyata memiliki banyak khasiat sebagai obat. Ada
pun yang banyak dipakai sebagai obat adalah tapak dara yang tajuknya putih. Tanaman ini
sifatnya parennial, artinya hidup selama kurang lebih dua tahunan(Pandiangan,
Nainggolan, 2006).
6
Klasifikasi Tumbuhan
Berdasarkan pustaka, berikut klasifikasi secara umum dari tumbuhan Tapak dara
(Catharanthus roseus) :
Kingdom: Plantae
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Magnoliopsida
Ordo: Gentianales
Family: Apocynaceae
Genus: Catharanthus
Spesies: Catharanthus roseus(L.) G. Don.(Dalimartha,2008).
Morfologi Tumbuhan
Terna atau semak, menahun, tumbuh tegak, tinggi mencapai 120 cm, banyak bercabang.
Batang bulat, bagian pangkal berkayu, berambut halus, warnanya merah tengguli. Daun
tunggal, agak tebal, bertangkai pendek, berhadapan bersilang. Helai daun elips, ujung
runcing, pangkal meruncing, tepi rata, pertulangan menyirip, kedua permukaan daun
mengkilap, dan berambut halus. Perbungaan majemuk, keluar dari ujung tangkai dan ketiak
daun dengan lima helai mahkota bunga berbentuk terompet, warnanya ada yang putih, merah
muda, atau putih dengan bercak merah di tengahnya. Buahnya buah bumbu
berbulumenggantung, berisi banyak biji berwarna hitam. Perbanyakan dengan biji, setek
batang atau akar.
(Dalimartha, 2008).
Nama Daerah
Perwinkle (Inggris), Chang Chun Hua (Cina); Keminting Cina, Rumput Jalang (Malaysia);
Tapak Dara (Indonesia), Kembang Sari Cina (Jawa); Kembang Tembaga Beureum
(Sunda)(Pandiangan, Nainggolan, 2006).
Kandungan Kimia
Herba mengandung lebih dari 70 macam alkaloid, termasuk 28 bi-indole alkaloid. Pada
bagian daun tapak darah terdapat komponen antikanker yaitu senyawa alkaloid seperti
vinblastin (VLB), vinkristin (leurokristin =VCR), leurosin (VLR), serta pada bagian lainnya
vinkadiolin, leurosidin, dan katarantin. Alkaloid yang berkhasiat hipoglikemik (menurunkan
kadar gula darah) antara lain leurosine, katarantin, lochnerin, tetrahidroalstonin, vindolin, dan
7
vindolinin. Sedangkan akar tapak darah mengandung alkaloid, saponin, flavonoid, dan tanin
(Wijayakusuma, dkk, 1992).
8
BAB III
AKAR ALANG ALANG
Alang-alang adalah sejenis rumput yang seperti tumbuhan padi tapi tidak memiliki
biji. Banyak sekali manfaat alang-alang untuk kesehatan terutama bagi penderita pencernaan.
Alang-alang jenis rumput yang sangat berkasiat.
Alang-alang atau ilalang ialah sejenis rumput berdaun tajam, yang kerap menjadi
gulma di lahan pertanian. Rumput ini juga dikenal dengan nama-nama daerah seperti alalang,
halalang (Min.), lalang (Mly., Md., Bl.), eurih (Sd.), rih (Bat.), jih (Gayo), re (Sas.,
Sumbawa), rii, kii, ki (Flores), rie (Tanimbar), reya(Sulsel), eri, weri, weli (Ambon dan
Seram), kusu-kusu (Menado, Ternate dan Tidore), nguusu (Halmahera), wusu, wutsu
(Sumba) dan lain-lain.
Nama ilmiahnya adalah Imperata cylindrica, dan ditempatkan dalam anak suku
Panicoideae. Dalam bahasa Inggris dikenal sebagai bladygrass, cogongrass, speargrass,
silver-spike atau secara umum disebut satintail, mengacu pada malai bunganya yang
berambut putih halus. Orang Belanda menamainya snijgras, karena sisi daunnya yang tajam
melukai.
Akar alang-alang (Imperata cylindrica) merupakan tanaman obat-obatan yang kaya
akan senyawa metabolis dan memiliki beberapa khasiat antara lain sebagai pakan ternak,
obat-obatan seperti : pelembut kulit, peluruh air seni, pembersih darah, penambah nafsu
makan, dan sebagai penghenti pendarahan. Alang-alang dapat berbiak dengan cepat, dengan
benih-benihnya yang tersebar cepat bersama angin, atau melalui rimpangnya yang lekas
menembus tanah yang gembur. Rumput ini senang dengan tanah-tanah yang cukup subur,
banyak disinari matahari sampai agak teduh, dengan kondisi lembab atau kering.
Di kalangan masyarakat umum, alangalang (Imperata cylindrica) merupakan sejenis
tanaman liar pengganggu yang merusak keadaan tanah dan sebagi sumber utama timbulnya
bahaya kebakaran pada tanaman budidaya dan hutan (Dove dan Mortopo 1987). Selain itu
alangalang (Imperata cylindrica) juga dianggap sebagi saingan tanaman budidaya kerana
alangalang berkembang biak dengan stolon yaitu batangbatang menjalar dibawah
tanah yang mempunyai mata tunas ada setiap buku batangnya dan tumbuh menjadi tanaman
baru lebih cepat dari tanaman budidaya
Akar alang-alang (Imperata cylindrica) memiliki kandungan seperti asam asetat,
asam oksalat, asam malat, dan asam sitrat yang berperan dalam peningkatan efesiensi
9
metabolisme energi dalam tubuh dan dapat meningkatkan pertambahan berat badan (PBB)
serta efisiensi pakan.
Kerajaan : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Poales
Famili : Poaceae
Genus : Imperata
Spesies : I. cylindrica
AKAR
Akar kaku berbuku buku dan menjalar .akarnya terasa manis kadang juga pahit ,tunas muda
Menurut Rahardi (Steenis, 1958), Sistem pengakaran berupa sistem serabut, yang muncul
dari nodus atau buku-buku batang. Panjangnya 5 cm, sistem pengakaran ini ditunjang oleh
rimpang yang kuat, sehingga alang-alang sulit dicabut. Rimpang yang tumbuh secara agresif,
tumbuhan tahunan (parennial) yang kuat dengan percabangan terbenam dalam tanah (yang
panjangnya dapat mencapai 1 m), berdaging, rimpangnya bersisik.
Klasifikasi Alang-alang
10
Tumbuhan biji merupakan golongan tumbuhan dengan tingkat perkembangan
filogenetik tertinggi, yang sebagai ciri khasnya ialah adanya suatu organ yang berupa biji
kormus sejati. Tubuh jelas dapat dibedakan dalam tiga bagian pokoknya, yaitu akar, batang,
dan daun. Selain itu, tubuh tumbuhan biji mempunyai pula bagian-bagian lain yang
merupakan metamorfosis bagian-bagian pokok tadi ditambah lagi dengan berbagai macam
organ-organ tambahan. Dari bagian-bagian tubuh tumbuhan biji sporofillah yang telah
mengalami perkembangan sedemikian rupa, sehingga sifatnya sebagai daun hampir hilang
sama sekali. Lagi pula sporofil-sporofil itu telah terangkai dalam berbagai bentuk kumpulan
sporofil, yang mencapai puncaknya dalam bentuk organ yang kita sebut bunga. Itulah
sebabnya golongan tumbuhan biji ini disebut pula Anthophyta atau tumbuhan bunga (dari
Diferensiasi yang lebih lanjut tampak dari adanya trakea (buluh-buluh kayu) dalam xilem dan
sel-sel pengiring dalam floem. Daun-daunnya bertulang menyirip atau menjadi pada
Dicotyledoneae (tumbuhan biji belah) dan bertulang sejajar atau melengkung pada
Genus : Imperata
11
Bangsa Poales hanya terdiri atas satu suku, yaitu Poaceae atau Gramineae yang
warganya berupa terna anual atau perenial, kadang-kadang berupa semak atau pohon tinggi.
Batang dengan posisi yang bermacam-macam, ada yang tegak lurus, ada yang serong ke atas,
ada yang berbaring atau merayap, kadang-kadang dengan rimpang di dalam tanah. Bentuk
batang kebanyakan seperti silinder panjang, jelas berbuku-buku dan beruas-ruas, ruas-ruas
berongga, bersekat pada buku-bukunya. Daun kebanyakan bangun pita, panjang, bertulang
sejajar, tersusun sebagai rozet akar atau berseling dalam 2 baris pada batang, umumnya
terdiri atas helaian, upih, dan lidah-lidah, jarang antara helaian dan upih terdapat tangkai.
Bunga umumnya banci, kadang-kadang berkelamin tunggal, kecil, dan tidak menarik. Tiap
bunga terdapat dalam ketiak daun pelindung yang pada suku ini disebut palea inferior.
Kelopak telah berubah menjadi badan yang disebut paleasuperior, terdiri atas 2 daun
kelopak yang berdekatan, berhadapan dengan palea inferior, mahkota terdiri atas 2 daun
mahkota (jarang 3), yang telah berubah menjadi badan seperti sisik kecil dan dapat
membengkak dan dinamakan lodicula. Benang sari 1 6, jarang lebih, biasanya 3, tangkai
sari halus, kepala sari beruang 2, biasanya membuka dengan celah membujur. Bunga
demikian itu disebut bunga semu (floret) yang terpisah-pisah atau bersama dengan floret
lain, tersusun dalam 2 baris pada suatu tangkai, membentuk suatu bulir kecil yang pada
pangkalnya mempunyai 2 daun pelindung tanpa bunga pada ketiaknya yang disebut gluma.
Satu floret atau lebih dengan gluma membentuk suatu bulir kecil, yang terangkai dalam
bunga majemuk berganda dengan berbagai ragam susunan, malai, tandan, atau bulir. Dalam
setiap floret bakal buahnya menumpang, beruang 1 dengan bakal biji anatrop yang sering kali
menempel pada sisi daun buah yang menghadap sumbu. Tangkai putik biasanya 2, jarang 1
atau 3, kepala putik seperti bulu. Buah biasanya berupa buah padi (caryopsis), yaitu buah
dengan 1 biji yang bijinya berlekatan dengan kulit buah, jarang berupa buah buni atau buah
keras. Biji dengan endosperm, lembaga terdapat pada sisi yang jauh dari sumbuh.
12
Suku ini merupakan suku terbesar (bila dilihat dari jumlah jenis tumbuhan yang
menjadi warganya), meliputi lebih dari 4.000 jenis, terbagi dalam lebih dari 400 marga,
Contoh :
Akar dan batang alang-alang mengandung manitol, glukosa, sakarosa, malic acid,
diantaranya:
1) Muntah darah
4) Kencing nanah
8) Muntah darah
13
12) Badan lemah dan tidak bersemangat
alang bisa berkembang biak dengan cepat, dengan benih-benihnya yang menyebar cepat
berbarengan angin, atau lewat rimpangnya yang cepat menembus tanah yang gembur.
Berlawanan dengan asumsi umum, alang-alang tak gemar tumbuh di tanah yang miskin,
gersang ataupun berbatu-batu. Rumput ini suka dengan tanah yang cukup subur, banyak
disinari oleh matahari hingga agak teduh, dengan keadaan lembap atau kering. Di tanah-
tanah yang becek atau terendam, atau yang selalu ternaungi, alang-alang juga tidak mau
tumbuh. Gulma ini dengan selekasnya kuasai tempat bekas dari hutan yang rusak serta
terbuka, sisa ladang, sawah yang jadi kering, pinggir jalan dan sebagainya. Di beberapa
tempat semacam itu alang-alang bisa tumbuh menguasai serta menutupi areal yang luas.
alang. Pucuk-pucuk ilalang yang tumbuh sesudah kebakaran disenangi oleh hewan-
hewan pemakan rumput, hingga lahan-lahan sisa terbakar sejenis ini kerap dipakai juga
Alang-alang menyebar secara alami dari mulai India sampai ke Asia timur, Asia
Tenggara, Mikronesia serta Australia. Saat ini alang-alang juga diketemukan di Asia
utara, Eropa, Afrika, Amerika serta di sebagian kepulauan. Tetapi lantaran sifatnya yang
invasif itu, di banyak tempat alang-alang kerap di anggap juga sebagai gulma yang
sangatlah merepotkan.
14
III.3 Manfaat Alang-alang
Khasiat akar alang-alang juga sebagai tanaman obat herbal alami tidaklah satu
kebetulan semata, seperti tanaman adas serta tanaman akar wangi menurut hasil riset
beberapa pakar tanaman, terdapat beberapa kandungan kimiawi yang ada didalam akar
serta batang tanaman alang-alang. Tanaman rumput ini mempunyai kandungan glukosa,
memiliki kandungan malic acid, ada kandungan citric acid. Diluar itu pada akar alang-
alang juga ada kandungan kimia coixol, fermenol, arundoin, cylindrin, simiarenol dan
kandungan anemonin. Bagian dari tanaman alang-alang yang kerap dipergunakan untuk
penyembuhan yaitu bagaian akar (rimpang), bagian daun dan bunganya.
15
memisahkan ampas. Minumlah dengan cara teratur 2 kali satu hari untuk memperoleh
manfaat serta faedah akar alang-alang juga sebagai obat penyakit ginjal akut.
Nama binomial
Imperata cylindrica
(L.) Beauv.
Kerajaan : Plantae
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Liliopsida
Ordo: Poales
Famili: Poaceae
Genus: Imperata
Spesies: I. cylindrica
16
DAFTAR PUSTAKA
http://delissania.blogspot.co.id/2014/03/makalah-morsistum-alang-alang.html
eprints.ung.ac.id/6156/3/2012-1-48401-821309009-bab2-09082012021143.pdf
17