Anda di halaman 1dari 12

Budidaya Pakcoy (Brassica rapa L.

) Dengan Teknik Vertikultur


A. Latar Belakang
Sektor pertanian di Indonesia merupakan salah satu sektor yang
memegang peranan yang cukup penting di dalam perekonomian nasional. Hal
ini dapat dipahami mengingat Indonesia merupakan negara agraris, artinya
sebagaian besar penduduknya hidup dan bekerja pada sektor pertanian. Selain
itu, beberapa penelitian mengemukakan bahwa hampir 80% dari angkatan kerja
berada di daerah pedesaan diantaranya 75% mata pencarian di bidang pertanian
(Mubyarto, 2009).
Memasuki era pasar bebas saat ini, peran sektor pertanian dalam
pembangunan nasional semakin penting dan strategis sebagai andalan bagi
pemulihan dan pertumbuhan ekonomi nasional. Pada masa mendatang peranan
sektor pertanian akan semakin berat dan dituntut mampu menjadi salah satu
mesin penggerak perekonomian nasional dan menyediakan bahan pangan pokok,
peningkatan pendapatan petani, penyediaan lapangan kerja serta produksi bahan
dasar olahan. Di era krisis ekonomi moneter, ketangguhan sektor pertanian telah
teruji yang dibuktikan dari angka pertumbuhan yang positif (Suryana, 2004).
Kendala yang dihadapi petani saat ini ialah semakin minimnya
ketersediaan lahan pertanian, sehingga petani harus mampu mengoptimalkan
setiap jengkal lahan yang dimilikinya. Berbagai teknik pertanian mulai
dikembangkan untuk mengatasi permasalahan tersebut. Salah satu teknik yang
berkembang saat ini ialah teknik vertikultur. Sistem pertanian vertikultur
adalah sistem budidaya pertanian yang dilakukan secara vertikal atau
bertingkat. Sistem budidaya pertanian menggunakan teknologi vertikultur
secara vertikal atau bertingkat ini merupakan sistim penghijauan yang
sangat sesuai dan direkomendasikan untuk daerah perkotaan dengan lahan
pekarangan yang terbatas atau sempit. Teknik ini berawal dari gagasan
vertical garden yang dilontarkan oleh sebuah perusahaan benih di Swiss, pada
tahun 1944. Popularitas bertanam dengan dimensi vertikal ini selanjutnya
berkembang pesat di negara Eropa yang beriklim subtropis. Tujuan utama
aplikasi teknik vertikultur adalah memanfaatkan lahan sempit seoptimal
mungkin. Persyaratan aplikasi teknologi vertikultur yang harus dipenuhi
dalam budidaya sayuran di lahan pekarangan yang sempit adalah harus
memiliki nilai estetika atau keindahan, sehingga selain dapat menghasilkan
sayuran sehat dan bergizi untuk dikonsumsi, juga dapat memperindah
halaman rumah. Selain itu, persyaratan lainnya adalah bahan harus kuat dan
mudah untuk di pindahkan (Yuliyanti, 2014).
Tanaman yang digunakan dalam budidaya ini ialah pakchoy. Pakchoy
(Brassica rapa L.) adalah jenis tanaman sayur-sayuran yang termasuk keluarga
Brassicaceae. Tumbuhan pakchoy berasal dari China dan telah dibudidayakan
setelah abad ke-5 secara luas di China selatan dan China pusat serta Taiwan.
Sayuran ini merupakan introduksi baru di Jepang dan masih sefamili dengan
Chinese vegetable (Siemonsma & Piluek, 1994). Saat ini pakchoy
dikembangkan secara luas di Philipina dan Malaysia, terbatas di Indonesia dan
Thailand. Di Indonesia sendiri beberapa daerah mulai melakukan
budidaya pakchoy untuk memasok kebutuhan dalam negeri,
misalnya di daerah Indramayu. Pakchoy (Brassica rapa L.) memiliki
berbagai kandungan gizi yang dibutuhkan oleh tubuh, seperti vitamin, mineral
dan protein (Elsivier, 1981).
Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa tujuan dari penelitian
ini ialah untuk mengetahui cara budidaya tanaman pakchoy dengan teknik
vertikultur, dan untuk mengetahui kondisi perkembangan tanaman pakchoy
selama masa penanamannya.

B. Landasan Teori
1. Tanaman Pakcoy
a. Sejarah Tanaman Pakcoy
Pakcoy (Brassica rapa L) adalah jenis tanaman sayur-sayuran yang
termasuk keluarga brassicaceae. Tumbuhan pakcoy berasal dari china
dan telah dibudidayakan seteah abad ke-5 secara luas diChina Selatan
dan China Pusat serta Taiwan. Sayuran ini merupakan introduksi baru di
jepang dan masih sefamili dengan Chinese vegetable. Saat ini pakcoy
dikembangkan secara luas di Filiphina dan Malaysia,di Indonesia dan
Thailand (Adiwilaga, 2010).
Menurut Rubatzky dan Yamaguchi (1998) menyatakan bahwa
Tanaman pakcoy merupakan salah satu sayuran penting di Asia, atau
khususnya dichina. Daun pakcoy bertangkai, berbentuk oval, berwarna
hijau tua, dan mengkilat, tidak membentuk kepala,tumbuh agak tegak
atau setengah mendatar, tersusun dalam spiral rapat, melekat pada batang
yang tertekan. Tangkai daun berwarna putih atau hijau muda, gemuk dan
berdaging, tanaman mencapai tinggi 15-30 cm. Keragaman morfologis
dan periode kematangan cukup besar pada berbagai varietas. Terdapat
bentuk daun berwarna hijau pudar dan ungu yang berbeda.
Adapun klasifikasi tanaman pakcoy atau sawi hijau adalah sebgai
berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledone
Ordo : Rhoeadales
Famili : Brassicaceae
Genus : Brassica
Species : Brassica rapa L(Eko, 2007).
b. Morfologi Tanaman Pakcoy
Tanaman ini memiliki daun yang bertangkai, daun berbentuk agak
oval, berwarna hijau tua dan mengkilap, tidak membentuk kepala,
tumbuh agak tegak atau setengah mendatar. Tangkai daun berwarna putih
atau hijau muda, gemuk dan tinggi tanaman dapat mencapai 15-30 cm.
Pada kelompok ini terdapat keragaman morfologis dan periode
kematangan pada berbagai kultivar. Salah satunya adalah kultivar tipe
kerdil dengan ciri-ciri bentuk daun warna hijau pudar dan ungu yang
berbeda-beda.
Pokoy merupakan jenis sayuran hijau yang masih satu golongan
dengan tanaman sawi. Pakcoy juga sering disebut dengan sawi sendok
karena bentuknya yang menyerupai sendok. Pakcoy sering disebut sawi
manis atau sawi daging karena pangkalnya yang lembut dan tebal seperti
daging. Pakcoy biasa digunakan sebagai sup atau sebagai penghias
makanan ini berasal dari China (Alviani, 2005).
c. Syarat Tumbuh Pakcoy
Pakcoy bukan tanaman asli Indonesia, menurut asalnya diAsia.
Karena Indonesia mempunyai kecocokan terhadap iklim, cuaca, dan
tanahnya sehingga dikembangkan diIndonesia ini. Daerah penanaman
yang cocok adalah mulai dari ketinggian 5 meter sampai dengan 1.200
meter diatas permukaan laut. Namun, biasanya dibudidayakan pada
daerah yang mempunyai ketinggian 100 meter-500 meter dpl. Tanaman
pakcoy dapat tumbuh baik ditempat berhawa panas maupun berhawa
dingin, sehingga dapat diusahakan dari dataran rendah maupun dataran
tinggi. Meskipun demikian, pada kenyataannya hasil yang diperoleh
lebih baik didataran tinggi. Tanaman pakcoy tahan terhadap air hujan,
sehingga dapat ditanam sepanjang tahun. Pada musim kemarau yang
perlu diperhatikan adalah penyiraman secara teratur.
Tanah yang cocok untuk ditanami pakcoy adalah tanah gembur,
banyak mengandung humus, subur, serta pembuangan air nya baik.
Derajat keasaman (pH) tanah yang optimum untuk pertumbuhannya
adalah antara pH 6-pH 7. Pakcoy ditanam dengan benih langsung atau
dipindah tanam dengan kerapatan tinggi, yaitu sekitar 20-25 tanaman/m2
(Haryanto, 2007).
2. Teknik Budidaya Tanaman Pakcoy secara Vertikultur
Istilah vertikultur diserap dari bahasa Inggris yang berasal dari
kata vertical dan culture yang artinya teknik budidaya tanaman secara
vertikal sehingga penanamannya menggunakan sistem bertingkat. Pada
awalnya, teknik ini berasal dari gagasan vertical garden yang dilontarkan
sebuah perusahaan benih di Swiss sekitar tahun 1945 (Andoko, 2004).
Menurut Andoko (2004), tujuan utama penerapan teknik
vertikultur adalah memanfaatkan lahan sempit seoptimal mungkin. Di
mana dengan menerapkan teknik vertikultur ini maka peningkatan
jumlah tanaman pada suatu areal tertentu dapat berlipat 310 kali,
tergantung model yang digunakan. Sutarminingsih (2007)
menambahkan, vertikultur dapat diterapkan pada daerahdaerah dengan
lahan sempit, khususnya di daerah perkotaan yang kini ratarata menjadi
pemukiman yang padat.
Menurut Sutarminingsih (2007), beberapa rancangan wadah
media tanam pada sistem vertikultur yang sudah cukup banyak dicoba
dan menunjukkan tingkat keberhasilan yang tinggi adalah dengan
menggunakan kolom wadah media tanam disusun secara vertical, kolom
wadah media disusun secara horizontal, wadah media digantung, dan pot
susun.
3. Peluang Pemasaran Tanaman Pakcoy (Brassica rapa L)
Belakangan ini, masyarakat Indonesia makin sering mengonsumsi
pakcoy yang diolah menjadi berbagai masakan. Karenanya, potensi
budidaya pakcoy semakin cerah. Beberapa daerah seperti Indramayu dan
Tasikmalaya, Jawa Barat, adalah contoh lokasi pembudidayaan sawi
pakcoy di Indonesia. Kedua daerah itu memang terkenal dengan
tanahnya yang gembur. Biasanya, para pembudidaya pakcoy tidak hanya
menanam satu jenis tanaman di satu lahannya. Tanaman inibanyak
dipilih petani karena pembudidayaannya yang relatif mudah. Masa panen
pakcoy cukup singkat, hanya sekitar 45 hari. Masyarakat pun kini
semakin banyak yang mengenal dan menyukai sawi pakcoy ini
dibandingkan dengan sawi atau sayuran lain. Karena pakcoy memiliki
kandungan vitamin yang cukup dan mudah dalam pengolahannya.
Tehnik budidaya yang mudah dan minat pasar yang cukup tinggi ini
membuat banyak petani menanam pakcoy sebagai tanaman selingan.
(Erni, 2009).

C. Metodologi
1. Waktu Penanaman
Penanaman ini dilakukan pada tanggal 30 Maret 2017 dengan menanam
10 bibit tanaman pakcoy pada 10 wadah. Wadah tersebut terdiri dari dua
macam, yaitu polybag dan botol aqua bekas. Penyimpanan tanaman
dilakukan pada dua tempat yaitu tempat yang kaya akan cahaya matahari dan
tempat yang sedikit tersinari cahaya matahari.
2. Alat dan Bahan
a. Alat
1) Polybag
2) Gunting
3) Lilin
4) Botol Aqua
5) Baskom
b. Bahan
1) Bibit Pakcoy
2) Arang sekam
3) Tanah
4) Kotorang ternak
5) Air
6) Nutrisi NPK
3. Langkah Kerja
a. Langkah pertama yaitu disiapkan bibit tanaman yang telah direndam
selama 2 jam kemudian bibit yang tenggelam dipisahkan.
b. Setelah itu, disiapkan polybag dan tanah yang telah dicampur dengan
arang sekam dan kotoran ternak.
c. Kemudian tanah dimasukan pada polybag setengah dan dimasukan bibit
pada polybag yang telah diisi tanah setengah wadah.
d. Kemudian polybag diberi tanah lagi dan disiram dengan air.
e. Langkah terakhir polybag yang telah berisi bibit dan tanah kemudian di
simpan di rumah kaca dan disiram setiap hari.
f. Pada minggu ke-3 tanaman diberikan nutrisi NPK guna membantu
pertumbuhannya.
g. Pengamatan mengenai pertumbuhan tanaman pakcoy dilakukan secara
berkala.

D. Hasil dan Pembahasan


1. Hasil Pengamatan

Minggu Aspek

Warna daun Tinggi daun Jumlah daun

1 Hijau - 2, berukuran kecil

2 Hijau - 2

3 Hijau - 4

4 Hijau - 6

5 Hijau, terdapat daun


- 5
layu

6 Hijau - 7

7 Hijau - 7

8 Hijau - 7

9 Hijau - 7

10 Hijau - 7

11 Hijau, terdapat daun


- 7
layu

12 Hijau, terdapat daun


7,6 cm 5
kuning dan layu
2. Pembahasan
Hortikultura berasal dari kata hortus (garden atau kebun) dan colere (to
cultivate atau budidaya). Secara harfiah istilah Hortikultura diartikan sebagai
usaha membudidayakan tanaman buah-buahan, sayuran dan tanaman hias.
Hortikultura merupakan suatu cabang dari ilmu pertanian yang mempelajari
budidaya buah-buahan, sayuran dan tanaman hias. Sedangkan dalam GBHN
1993-1998 selain buah-buahan, sayuran dan tanaman hias, yang termasuk
dalam kelompok hortikultura adalah tanaman obat-obatan. Ditinjau dari
fungsinya tanaman hortikultura dapat memenuhi kebutuhan jasmani sebagai
sumber vitamin, mineral dan protein (dari buah dan sayur), serta memenuhi
kebutuhan rohani karena dapat memberikan rasa tenteram, ketenangan hidup
dan estetika (dari tanaman hias/bunga). Tanaman yang ditanam yaitu
tanaman pakcoy denga teknik vertikultura. Menurut Anonim (2016)
mengatakan bahwa pakcoy adalah tanaman herba yang mempunyai
perkecambahan epigeal dan mempunyai daun hijau. Biasanya diijadikan
teman sambel atau dimakan langsung. Vertikultur diserap dari bahasa Inggris
yang berasal dari kata vertical dan culture yang artinya, teknik budidaya
tanaman secara vertikal diruang sempit dengan memanfaatkan bidang
sebagai tempat bercocok tanam, sehingga penanamannya menggunakan
sistem budidaya pertanian secara bertingkat baik indoor maupun outdoor.
Tujuan utama aplikasi teknik vertikultur adalah memanfaatkan lahan sempit
seoptimal mungkin (Andoko, 2004). Sehingga dalam penanaman ini
digunakan tanah, arang arang sekam, dan kotoran ternak kemudian
dicampurkan sehingga dapat dijadikan tanah untuk menanam tanaman
pakchoy.
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan selama 3 bulan bahwa
pada tanaman pakcoy disimpan di dalam rumah kaca dan dilakukan
penyiraman sehari dua kali, pada pagi dan sore hari. Hal ini bertujuan untuk
menambahkan peratus air dalam tanah bagi memberikan kelembapan tanah
yang cukup untuk pertumbuhan tanaman yang optima dan pengeluaran hasil
yang tinggi (maksimal). Air adalah media pembawa baja/nutrien untuk
diserap oleh akar-akar tanaman dan dihantar kepada batang, dahan, dan
daun, dan untuk menyelamatkan tanaman dari pada kekeringan yang
disebabkan air dalam tanah berkurangan, serta untuk prosese pertumbuhan
sel, proses photosentisis, percambahan benih dan membekal udara ke dalam
tanah. Perkembangan tanaman pakcoy dari minggu ke satu sampai minggu
ke-6 mengalami pertumbuhan yang tidak sama, di mana pada minggu ke-1
sampai minggu ke-4 daun terus bertambah dan tanaman berwarna hijau,
namun pada minggu ke-5 terdapat daun yang layu dan berwarna kuning. Hal
ini dikarenakan bahwa ketika minggu ke-4 ada penambahan nutrisi NPK
kepada tanaman, namun ketika peyiraman tanaman tersebut cairan NPK
terkena daun tanaman pakcoy sehingga daun layu dana berwarna kuning.
Menurut Lakitan (2013) mengatakan bahwa nitrogen dalam jaringan
tumbuhan nitrogen merupakan komponen penyusun dari banyak senyawa
esensial bagi tumbuhan, misalnya asam-asam amino. Karena setiap molekul
protein tersusun dari asam-asam amino dan setiap enzim adalah protein,
maka nitrogen juga merupakan unsur penyusun protein dan enzim. Selain
itu, nitrogen juga terkandung dalam klorofil, hormon sitokinin, dan auksin.
Sedangkan, unsur fosfor berfungsi untuk reaksi-reaksi pada fase gelap
fotosintesis, respirasi, dan berbagai proses metabolisme lainnya. Kalium
berfungsi untuk aktivator dari berbagai enzim yang sensial dalam reaksi-
reaksi fotosintesis dan respirasi, serta untuk enzim yang terlibat dalam
sintesis protein dan pati. Tanaman pakcoy adalah tanaman herba yang tidak
memerlukan cahaya matahari telalu banyak, sehingga penyimpanan tanaman
ini dilakukan di dua tempat yaitu pada daerah sedikit matahari dan di daerah
banyak matahari, namun tanaman yang disimpan di daerah matahari sangat
kering dan mati. Hal ini dikarenakan jarangnya dilakukan penyiraman dan
terlalu banyak cahaya matahari yang terserap. Pada minggu ke-5 mengalami
kelayuan daun kemudian pada minggu ke-6 sampai minggu ke-11 daun tidak
mengalami penambahan dan warnanya pun tetap hijau, namun pada minggu
ini mengalami pembengkokan batang. Pada dasarnya tanaman pakcoy akan
mengalami peninggian dan pelebaran pada daunnya namun pada tanaman
yang telah ditanaman tidak mengalami meninggian tetapi mengalami
pembengkokan. Hal ini dikarenakan tanaman tersebut kekuranagan unsur Zn
di mana unsur Zn ini berfungsi untuk aktivator enzim, prekusor auksin,
kloroplas, amilum dan berperan dalam sintesa protein. Menurut (Anonim,
2016) mengatakan bahwa tanaman yang kekurangan unsur Zn akan
mengalami pengecilan daun dan ruas-ruas menjadi lebih pendek. Sehingga
tanaman pakcoy ini tidak mengalami peninggian namun hanya mengalami
pembengkokan. Selain ini ada faktor lainnya yaitu pembengkokan tersebut
dikarenakan terjadinya gerak etiolase yaitu gerakan mengikuti asalnya
cahaya matahari.
Minggu terakhir yaitu minggu ke-12 mengalami kelayuan lagi dan
jumlah dari daunnya yaitu 5 namun daunnya berwarna hijau dan terdapat
daun kuning. serta layu. Hal ini dikarena tanaman tersebut kekurangan unsur
Sulfur. Menurut (Anonim, 2016) mengatakan bahwa fungsi dari sulfur yaitu
komponen penyusun protein dan vitamin, mempercepat perkembangan akar,
dan mengaktifkan enzim yang akan mengakibatkan warna daun pucat atau
kuning kehijauan dan pertumbuhan lambat. Berdasarkan teori tersebut
tanaman pakcoy mengalami pertumbuhan yang terhambat sehingga tanaman
tidak tumbuh tinggi dan terdapat banyak daun. Pada dasarnya tanaman
pakcoy akan dapat dipanen ketika sudah berumur 45 hari atau sekitar 7
minggu, namun dikarenakan tanaman pakcoy yang ditanam mengalami
pertumbuhan yang terhambat dan kekurangan unsur-unsur yang dibutuhkan
tanaman, maka dengan waktu selama 12 minggu tanaman pakcoy yang
seharusnya sudah mengalami pemanenan namun tidak mengalami
pemanenan dikarenakan tanaman pakcoy tidak tumbuh dengan baik.
Penanaman tanaman pakcoy mengalami kegagalan baik tanaman yang
disimpan di tempat yang sedikit cahaya matahari atau tanaman yang
disimpan pada tempat yang kaya akan cahaya matahari.
Setelah melakukan penanaman, tanaman yang baik akan didistribusikan
kepada para konsumen. Kegiatan distribusi adalah suatu kegiatan ekonomi
yang berperanan menghubungkan kepentingan produsen dengan konsumen,
baik untuk produksi primer, setengah jadi maupun produk jadi. Distribusi
dapat dilakukan di pasar atau supermarket dan lain-lain. Berdasarkan hasil
observasi yang telah dilakukan di saah satu supermarket di Kota Cirebon
yaitu Superindo, dapat dilihat bahwa tanaman pakcoy yang tumbuh besar
sudah dapat dipanen sekiranya sudah tumbuh banyak daun. Tanaman pakcoy
yang berkualitas adalah tanaman yang memiliki berat yang ideal yang daun
yang sempurna. Sebelum dipasarkan, tanaman pakcoy terlebih dauhulu
disortir berdasarkan kualitasnya. Berdasarkan hasil dari penanaman selama
dua bulan, tanaman pakcoy sudah dapat dipasarkan dan di kemas, akan tetapi
hal tersebut tidak dilakukan lantaran jumlah tanaman pakcoy yang ditaman
jumlahnya kurang begitu banyak.
Tahapan sortir tanaman pakcoy menurut Kartono (2016), meliputi
membuang tanaman yang terlalu kecil, tanaman terlalu besar & terinveksi.
Tanaman harus seragam tidak boleh terlalu kecil ataupun terlalu besar.
Tanaman yang terinveksi penyakit atau virus juga harus dibuang karena
biasanya tanaman yang terinveksi ini akan mudah rusak selama proses
penyimpanan dan penjualan.
Membuang kutu yang ada di daun dengan menggunakan kuas yang
bersih dan halus. Jangan sampai pada produk Tanam masih ada organisme
yang menyebabkan kerusakan sayuran. Membuang beberapa daun bawah.
Untuk tanaman bayam pembuangan daun bawah berjarak 5-7 cm dari akar.
Untuk tanaman sawi dan caiisim diambil 1 atau 2 daun bawah yang
kualitasnya jelek. Termasuk daun yang berubah warna juga harus dibuang.
Tujuan dari pembuangan beberapa daun ini untuk mencegah daun menjadi
kuning.
Menggulung akar tanaman, tanpa membuang sisa sekam. Akar tanaman
produk hidroponik tetap diikutkan selama proses pemasaran untuk
membedakan dengan produk sayuran lain. Maka tidak boleh dipotong, hanya
digulung saja. Sisa media sekam yang ada juga jangan dibuang agar
kesegaran sayuran bertahan lebih lama.
Sesudah sortasi proses selanjutnya adalah pengemasan. Pengemasan ini
untuk melindungi sayuran selama menunggu proses ambil alih oleh
konsumen dan juga memberi tampilan yang menarik konsumen. Selain itu
pengemasan ini juga memuat informasi tentang produk tanam ini termasuk
berat, tanggal kemasan, tanggal kadaluarsa, jenis produk, dan lain-lain.
Desain kemasan juga harus menarik, walaupun produk sama tetapi kalau
desain kemasannya bagus akan lebih dipilih oleh konsumen.
E. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan Budidaya Pakcoy
dengan Teknik Vertikultur dapat disimpulkan bahwa:
1. Pakcoy adalah tanaman herba yang mempunyai perkecambahan epigeal dan
mempunyai daun hijau. Biasanya diijadikan teman sambel atau dimakan
langsung.
2. Vertikultur adalah system budidaya pertanian yang dilakukan secara vertical
atau bertinggkat, baik indoor mau pun outdoor.
3. Teknik budidaya tanaman pakcoy dengan teknik vertikultur meliputi
pemilihan benih, pengolahan tanah, pembibitan, penanaman, pemeliharaan,
pemanenan, pascapanen, pengemasan, dan pendistribusian. Hanya saja pada
budidaya kali ini hanya mencapai pemeliharaan dimana dilakukan pemberian
nutrisi NPK.
4. Budidaya ini dilakukan selama 12 minggu (3 bulan), dengan hasil ahir yaitu
memiliki tinggi 7,6 cm dan jumlah daun 5 helai. Budidaya ini mengalami
kegagalan karena dengan waktu 3 bulan budidaya ini hanya mencapai
pemeliharaan. Waktu selama 12 minggu tanaman pakcoy yang seharusnya
sudah mengalami pemanenan namun tidak mengalami pemanenan
dikarenakan tanaman pakcoy tidak tumbuh dengan baik.
5. Untuk mengetahui cara pendistribusiannya, karena budidaya ini gagal maka
di lakukan observasi ke Superindo yang ada di Kota Cirebon.

F. Referensi
Adiwilaga. 2010. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sisi Permintaan dan Sisi
Penawaran Sayuran Sawi. Bandung: Alumni.
Alviani, P. 2015. Bertanam hidroponik Untuk Pemula Cara Bertanam Cerdas di
Lahan Terbatas. Jakarta: Bibit Publisher.
Andoko, A. 2004. Budidaya Cabai Merah Secara Vertikultur Organik. Jakarta:
Penebar Swadaya.
Eko, M. 2007. Budidaya Tanaman Sawi (Brassica juncea). Jakarta: Penebar
Swadaya.
Elsivier. 1981. Agricultural Compendium for Rural Development in the Tropis and
Subtropis. Amsterdam: Scientific Publishing Company.
Ernie, T. 2009. Manajemen Strategi Untuk Meningkatkan Kompetensi. Jakarta:
Harvarindo.
Hartus, T. 2008. Berkebun Hidroponik Secara Murah. Edisi IX. Jakarta: Penebar
Swadaya.
Haryanto. 2006. Teknik Budidaya Sayuran Pakcoy (Sawi Mangkok). Jakarta:
Penebar Swadaya.
Lakitan, B. 2013. Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: Rajawali Pers.
Mubyarto. 2009. Membangun Sistem Ekonomi. Yogyakarta: BPFE.
Rubatzsky, V. E. dan Yamaguchi, M. 1998. Sayuran Dunia 1. Bandung: ITB.
Siemonsma, J.S. dan K. Piluek. 1994. Capsicum L. In: J.M. Poulos (Ed.).
Prosea, Plant Resources of South East Asia 8, Vegetable. Prosea
Foundation. Bogor. P 136-140.
Suryana, 2004. Selayang Pandang Pembangunan Pertanian Tanaman Pangan
di Nusa Tenggara Barat. Mataram: Dinas pertanian Tanaman Pangan
Propinsi Dati I NTB.
Sutarminingsih. 2007. Vertikultur. Yogyakarta: Kanisius.
Anonim. 2016. Bhataramedia Unsur-unsur pada Tumbuhan. [Online]. Tersedia
di http://bhataramedia.com (9 Juni 2017).
Anonim. 2016. Bokchoy. [Online]. Tersedia: http://id.m.wikipedia.org (9 Juni
2017).
Kartono. 2016. Pengemasan pakcoy hasil budidaya. [Online]. Tersedia:
http://www.kartono.net (10 juni 2017).
Yuliyanti, I. 2014. Laporan Vertikultur. [Online]. Tersedia:
http://irmayulianti61.blogspot.co.id/2014/11/ (9 Juni 2017).

G. Lampiran

Anda mungkin juga menyukai